Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN P2

1. Preparasi sampel 1
a. Tujuan pemotongan fillet
Memperkecil ukuran sampel, menambah luas permukaan sampel, meningkatkan
efektivitas pemisahan formalin dalam sampel
b. Tujuan pemanasan sampel
Meningkatkan kelarutan formalin dalam sampel
c. Metode pemisahan yang dilakukan dalam preparasi sampel 1
Penyaringan
d. Perbandingan metode ekstraksi asam benzoat dalam makanan atau minuman (P1)
dengan metode ekstraksi formalin dalam sampel

2. Identifikasi formalin dengan pereaksi Schryver


a. Pereaksi atau metode lain untuk identifikasi formalin selain pereaksi Schryver
Pereaksi Schiff, pereaksi Fuller’s, pereaksi Hantzch’s, pereaksi Nash’s, asam
kromatofat, KmnO4, pereaksi Tollens
b. Hasil reaksi keberadaan formalin dalam sampel
Terbentuknya warna merah
c. Reaksi antara formalin dan pereaksi Schryver

d. Kelebihan pereaksi Schryver dibandingkan pereaksi lain


Batas deteksi yang rendah
3. Pembakuan HCl
a. Reaksi yang terjadi dalam pembakuan HCl
Na2CO3 + 2 HCl  2 NaCl + H2O + CO2
1 mol Na2CO3 bereaksi dengan 2 mol HCl dan setara dengan 2 gramion H-
valensi reaksi = 2
b. Tujuan pemanasan campuran sebelum mendekati TAT
Menghilangkan CO2 yang menambah kebasaan Na2CO3
c. Menghitung normalitas HCl
Misalnya Na2CO3 yang digunakan untuk pembakuan 100 mg dan HCl yang
dibutuhkan hingga tercapai titik akhir titrasi adalah 10,2 ml
mgrek HCl = mgrek Na2CO3
ml HCl x N HCl = mmol Na2CO3 x valensi reaksi
!"  !"!!"!
17,2 ml x N HCl =  ×   2
!"  !"!!"!
!""  !"
17,2 ml x N HCl =  ×  2
!"#

17,2 ml x N NaOH = 1,8868


!,!!"!
N NaOH =
!",!

N NaOH = 0,1097 N

4. Preparasi sampel 2
a. Tujuan penambahan H2O2 dan NaOH
Mengubah formalin dalam sampel menjadi Na format
b. Tujuan pemanasan sampel, H2O2 dan NaOH
Mempercepat reaksi oksidasi formalin dalam sampel dengan H2O2
c. Reaksi yang terjadi dalam preparasi sampel 2
2 HCHO + 2 NaOH + H2O2  2 HCOONa + 2 H2O + H2

5. Penetapan kadar formalin


a. Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar formalin
NaOH + HCl  NaCl + H2O
b. Kelemahan penetapan kadar formalin dengan metode titrimetri
Hanya dapat menetapkan kadar formalin yang besar (tidak sensitif)
c. Perhitungan kadar formalin
Reaksi yang terjadi dalam penetapan kadar formalin:
2 HCHO + 2 NaOH + H2O2  2 HCOONa + 2 H2O + H2
Valensi reaksi = 1
Formalin dioksidasi dengan H2O2, membentuk asam format, lalu asam format
bereaksi dengan NaOH membentuk Na format.
NaOH yang ditambahkan jumlahnya berlebih. Kelebihan NaOH (NaOH yang tidak
bereaksi dengan asam format) dititrasi dengan HCl
NaOH + HCl  NaCl + H2O
Perhitungan kadar formalin:
Misalnya diketahui sebagai berikut:
Banyaknya sampel yang digunakan 50 g
Normalitas NaOH 0,9972 N
Banyaknya NaOH 0,9972 N yang digunakan 50 ml
Normalitas HCl 0,9935 N
Volume HCl 0,09935 N yang keluar saat titrasi 15,3 ml

2 HCHO + 2 NaOH + H2O2  2 HCOONa + 2 H2O + H2


(0,9972 N x 50 ml)
sisa NaOH dititrasi dengan HCl
NaOH + HCl  NaCl + H2O
(0,9935 N x 15,3 ml)

mEq NaOH total = N NaOH x volume NaOH


= 0,9972 N x 50 ml
= 49,86

mEq NaOH yang bereaksi dengan HCl = mEq HCl


= N HCl x voluma HCl
= 0,9935 N x 15,3 ml
= 15,20

mEq NaOH yang bereaksi dengan formalin


= mEq NaOH total – mmol NaOH yang bereaksi dengan HCl
= 49,86 mEq – 15,20 mEq
= 34,66 mEq

mEq formalin = mEq NaOH yang bereaksi dengan formalin


= 34,66 mEq
!"#  !"#$%&'(
mmol formalin =
!"#$%&'  !"#$%&
!",!!  !"#
=
!

= 34,66

mg formalin = mmol formalin x BM formalin


= 34,66 mmol x 30
= 1.039,8 mg
= 1,0398 g

!  !"#$%&'(
kadar formalin = x 100 %
!  !"#$%&  
!,!"#$  !
= x 100 %
!"  !

= 2,0796 %
       

Anda mungkin juga menyukai