Anda di halaman 1dari 66

 Indonesia merupakan negara produsen minyak atsiri

yang besar di dunia. Minyak atsiri yang dihasilkan


antara lain minyak sereh, minyak daun cengkeh,
kenanga, minyak nilam, minyak akar wangi dan
sebagainya.
 Bahan dasar minyak atsiri tersebut kebanyakan
diekspor ke Amerika Serikat, Jepang dan Eropa.
 Indonesia sendiri hingga sekarang masih sedikit
menggunakan minyak atsiri tersebut untuk diproses
lebih lanjut menjadi produk yang memiliki nilai lebih
tinggi.
 Kenyataan dengan menjual bahan dasar minyak atsiri
pengusaha segera memperoleh uang, namun di sisi
lain mereka harus menggunakan uang lebih banyak
untuk membeli produk olahan yang berasal dari
minyak atisri dari luar negeri.
 Sejauh ini di Indonesia masih sedikit pengetahuan
untuk memproses minyak atsiri secara kimia dan
kegunaan produk yang dihasilkan.
 Pada makalah ini akan dipaparkan cara isolasi dan
pemrosesan secara efisien beberapa komponen
utama yang terdapat dalam sejumlah minyak
atsiri.
 Konversi komponen utama menjadi produk-
produk yang bernilai lebih tinggi diupayakan
menggunakan prosedur yang sederhana dan
menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat
diperoleh atau diproduksi di Indonesia.
CARA MENINGKATKAN PRODUKSI MINYAK ATSIRI
1.Membantu petani penghasil minyak atsiri dalam
hal penyuluhan yang intensif :
 pengadaan/penyeleksian bibit unggul.
 penanaman yang tepat waktu.
 panen yang tepat waktu.
 perlakuan terhadap tanaman yang telah dipanen
dengan tepat sebelum diproses/didistilasi.
2. Rehabilitasi alat-alat distilasi yang telah tua
dengan alat-alat distilasi yang berteknolgi tinggi.
3. Standarisasi minyak atsiri sesuai dengan prosedur
baku.
4. Menjalin hubungan yang baik dan saling
menguntungkan antara penghasil minyak atsiri,
pedagang/eksportir/pengusaha, Lembaga
Penelitian Universitas / Perguruan Tinggi dan
Industri untuk meningkatkan baik kontrol
kualitas maupun pemrosesan bahan baku minyak
atsiri serta mengembangkan metode konversi
secara kimia menjadi produk-produk yang
memiliki nilai yang lebih tinggi.
Definisi
 Minyak Atsiri : Minyak yang diperoleh dengan
cara distilasi uap dari bagian tanaman : akar,
batang, kulit, daun, bunga, buah.
 Minyak nabati/hewan : Minyak yang diperoleh
dari tanaman/hewan, lazim dengan cara dipres :
mengandung senyawa trigliserida (m.kelapa,
m.kelapa sawit, m.jagung, m.bunga matahari,
m.kedelai, dan sebagainya.
 Minyak bumi / minyak mineral : Minyak yang
diperoleh dari perut bumi, lazim dengan ditambang.
Kandungan : Senyawa hidrokabon.
Minyak atsiri dibagi menjadi 2 kelompok :
 M. atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan
menjadi komponen-komponennya (dapat secara
kimia atau fisika) yang dapat merupakan bahan
dasar untuk dikonversi menjadi produk-produk
lain (M.sereh, m.daun cengkeh, m.permen,
m.terpentin)
 M. atsiri yang sukar dipisahkan menjadi
komponen-komponennya.
(Digunakan secara langsung : m.nilam,
m.kenanga, m.akar wangi).
Tanaman/tumbuh-tumbuhan/pohon penghasil minyak atsiri

No. Tanaman/Tumbuh- Bagian tanaman Minyak atsiri Komponen utama


tumbuhan/pohon
1. Pohon cengkeh Bunga/daun M. Cengkeh Eugenol
2. Pohon lawang Kulit M. Lawang Eugenol dan safrol
3. Pohon pinus Kulit/batang/getah M. Terpentin Alfa-pinen
4. Pohon cendana Kulit batang/akar M. Cendana Santanol
5. Pohon kayu putih Daun M. Kayu putih Sineol
6. Pohon kenanga Bunga M. Kenanga (Ester)
7. Pohon kayu manis Kulit/batang M. Kayu manis Sinamil aldehida
8. Tanaman sereh Daun M. Sereh Sitronelal, sitronelol, geraniol.
9. Tanaman nilam Daun M. Nilam Patchouli alkohol
10. Tanaman mentha Daun M. Permen Mentol
arvensis/piperita
11. Tanaman akar wangi Akar M. Akar wangi Vetiverol
12. Tanaman adas Biji M. Adas Anetol, estragol, fenson
13. Tanaman gondopuro Daun M. Gondopuro Metil salisilat
1. MINYAK SEREH
 Minyak sereh diperoleh dari daun sereh (Cymbopogon
nardus Rendle) dengan distilasi uap.
 Dalam minyak sereh terkandung paling tidak sebelas
komponen.
 Komponen utama sitronelal, sitronelol dan geraniol
 Komponen-komponen tersebut berguna sebagai
bahan awal untuk pembuatan sejumlah
parfum/pewangi dan obat-obatan.
 Sitronelal dapat direduksi menjadi sitronelol.
 Campuran sitronelol dan geraniol lazim disebut
“rhodinol” yang memiliki bau yang harum dan
digunakan sebagai bahan parfum yang mahal
harganya
Konversi sitronelal menjadi mentol
 Sitronelal bila direaksikan dengan HCl, H2SO4,
asam asetat anhidrida dan oleh pengaruh Al2O3
aktif yang bersifat asam, zeolit, bentonit maupun
lempung aktif dapat mengalami siklisasi
menghasilkan isopulegol.
 Selanjutnya bila isopulegol dihidrogenasi secara
katalitik dengan katalisator Raney-Ni akan
diperoleh mentol
Reaksi :

CH3 CH3 CH3


H H H
O H OH
OH
C C C
H H H

Sitronelal

CH3
CH3
H
H
OH .
OH C + H
C H
H H
H
CH2
H
isopulegol
OH OH

isopulegol mentol
 Isopulegol digunakan secara terbatas pada
pewangi pada sabun dan merupakan bahan dasar
dalam pembuatan mentol sintetis.
 Mentol berujud padatan kristal berwarna putih
dan memiliki bau khas.
 Mentol digunakan secara luas dalam obat-obatan,
sebagai bahan yang dicampurkan dalam makanan
maupun minuman, pasta gigi dan sebagainya.
 Indonesia merupakan negara pengimpor mentol
dan minyak permen yang besar.
Konversi sitronelal menjadi sitronelol
 Sitronelal dapat direaksikan dengan LiAlH4
menjadi alkohol yang sesuai, sitronelol.
Reaksi :

H2SO4
O + LiAlH 4 3
4 CH2O Li Al .
H

sitronelal

4
CH2 OH + 1/2 Li2SO4 + 1/2 Al2(SO4)3 + 2 H2O

sitronelol
 Konversi sitronelal menjadi sitronelol dapat juga
dilakukan dengan menggunakan Al-
isopropoksida dalam media isopropil alkohol.
 Proses ini lazim disebut reduksi Meerwein-
Pondorf-Verley.
 Proses kedua ini lebih mudah daripada dengan
menggunakan LiAlH4 di samping mahal juga
berbahaya.
Al
O Al O
O
3 O C + C CH3
C C CH3 H .
H H H CH3
CH3

sitronelal

3 O Al 3
+ 3 HCl CH2 OH + AlCl 3
C
H
H

sitronelol
 Sitronelol berupa cairan tak berwarna yang
memiliki bau seperti bunga mawar.
 Sitronelol merupakan salah satu pewangi yang
paling penting yang banyak digunakan dalam
parfum, kosmetik, dan sabun.
 Dalam perdagangan sitronelol dikenal sebagai
bahan yang sangat mahal.
Pembuatan metil dan etil sitronelol dari sitronelal
 Mula pertama pereaksi Grignard dibuat dengan cara
Mg dan eter dicampur kemudian CH3I pada reaksi lain
dengan C2H5I ditambahkan.
 Setelah itu sitronelal ditambahkan “insitu”, kemudian
campuran direfluks.
Reaksi :
eter
Mg + R-I  R-Mg-I
R : -CH3 ; C2H5

1. CH 3MgJ
O atau
C HC CH3 atau
H C2H5MgJ HC C2H5 .

OH OH
2. H 2O

sitronelal metil sitronelol etil sitronelol


 Bau metil sitronelol mirip sitronelol tetapi lebih
“manis”, sedangkan bau etil sitronelol juga mirip
sitronelol tetapi lebih manis daripada metil
sitronelol.
 Kedua senyawa tersebut banyak digunakan
sebagai komposisi pewangi.
Konversi sitronelal menjadi hidroksi sitronelal
 Senyawa hidroksi sitronelal sering disebut “King of
parfume”.
 Berupa cairan berwana kekuningan memiliki bau yang
harum mirip bunga leli
 Digunakan sebagai komponen parfum dan harganya
sangat mahal.
O O
C C .
H H
HO

Sitronelal Hidroksi sitronelal


 Sitronelol maupun geraniol bila diesterifikasi dengan
berbagai asam karboksilat akan menghasilkan
berbagai ester.
 Sitronelil/geranil ester (format, asetat, propionat,
butirat, kaproat, oksalat, fenil asetat dan sinamat)
memiliki berbagai bau pewangi seperti bunga mawar
atau bau bunga yang lain.
O
R C OAc O O
CH2 OH + O CH2 O C + R C .

R C R O
O

sitronelol sitronelil ester

O
R C OAc O O
CH2 OH + O CH2 O C + R C .

R C R O
O

geraniol geranil ester


 Geraniol dapat dikonversi menjadi senyawa-
senyawa lain yang memiliki nilai jual yang tinggi.
 Digunakan sebagai bahan pewangi maupun obat-
obatan.
 Geraniol bila direaksikan dengan aluminium
isopropoksida dalam aseton akan diperoleh sitral.
 sitral akan terkonversi menjadi pseudoionon ()-
ionon.
 Produk -ionon berupa cairan yang berwarna
kekuningan, dengan bau yang khas, harum, dan
digunakan sebagai pewangi.
H CH3
CH2OH (ip-O)3Al C O aseton CH CH C O
.

Geraniol pseudoionon
Sitral

 Pseudoionon bila direaksikan dengan H3PO4


maupun dengan H2SO4 pada berbagai konsentrasi
dengan pengaturan suhu akan diperoleh senyawa-
senyawa a-ionon, b-ionon dan H-ionon.
 Semua produk berujud cairan yang berwarna
kekuningan dan berbau harum.
CH3
CH CH C O

pseudoionon
H3PO4 H2SO4 (60%)
18,5oC 40oC
H2SO4 (95%)
-17oC
CH3
CH3 CH3
C O .
C O C O C
H2
CH2

b-ionon -ionon
a-ionon
 Senyawa b-ionon merupakan bahan dasar pembuatan
vitamin A.
 Penulis bersedia membimbing bila ada promovendus
dari manapun yang tertarik mengkonversi H-ionon
menjadi turunan vitamin A.
Ringkasan

Berikut skema Konversi sitronelal dan geraniol (dalam


rhodinol) menjadi turunan-turunannya
O
C
H

sitronelal

1. NH2-CH2-CH2-OH
+ LiAlH4 atau 1. RMgX .
H /Al2O7 2. H+
Al Ispr 2. H2O+
3. OH-

H
CH2OH O
OH C OH C
R H
HO

Isopulegol sitronelol Alkohol 2 o


R = CH 3, C2H5, dsb. Hidroksisitronelal
X=J
(CH3CO)2O/
H2/Pt
NaOAc

O
CH2 O C CH3
OH

mentol ester
2. MINYAK DAUN CENGKEH
 Minyak daun cengkeh diperoleh dengan cara
distilasi uap dari daun pohon cengkeh yang telah
gugur, Eugenia caryophyllata Tumberg
(Caryophyllus aromaticus L).
 Kandungan utama minyak daun cengkeh adalah
eugenol (~80%) dan kariofilen (~15%).
 Eugenol dapat dipisahkan dari komponen-
komponen lain dalam minyak daun cengkeh
dengan cara reaksi kimia.
OH O Na
OCH3 OCH3
+ NaOH + H2O .

CH2 CH CH2 CH2 CH CH2


Eugenol (dalam minyak Na-eugenolat
daun cengkeh) (larut dalam air)

O Na OH
OCH3 OCH3
HCl atau NaCl atau
+ +
H2SO4 Na2SO4

CH2 CH CH2 CH2 CH CH2


Na-eugenolat Eugenol
Kegunaan eugenol
 Eugenol dapat dikonversi menjadi berbagai
eugenil alkil eter.
 Eugenil metil eter sangat luas digunakan sebagai
komposisi parfum dari tipe “carnation”
 dan dalam “bouquet” dengan bau yang lebih
lunak daripada eugenol.
 Dalam bidang pertanian eugenil metil eter dapat
digunakan untuk menarik lalat buah jantan
Docus dorsalis.
Na + CH3OH CH3O Na + 1/2 H2

CH3
OH O
OCH3 OCH3 .

1. CH3O Na

2. CH3J

CH2 CH CH2 CH2 CH CH2

Eugenol Eugenil metil eter


 Proses pembuatan eugenil metil eter dapat
dilakukan dengan menggunakan pereaksi
dimetilsulfat.

2. Eugenol dapat dikonversi menjadi berbagai ester


(eugenil asetat, eugenil sinamat, eugenil benzoat).
O

OH C CH3
O O
OCH3 OCH3
C CH3 OAc .
+ O + CH3COOH
C CH3
CH2 CH CH2 O
CH2 CH CH2

Eugenol Eugenil asetat

 Senyawa ester yang dihasilkan memberikan bau


yang khas dan digunakan sebagai komposisi
parfum. Eugenil asetat digunakan sebagai
imitation spice oil.
 Eugenol merupakan bahan dasar untuk
pembuatan vanilin.
 Kenyataan hingga sekarang metode proses
pembuatan vanilin masih terus dilakukan.
 Langkah-langkah konversi eugenol menjadi
vanilin, pertama isomerisasi eugenol menjadi
isoeugenol kemudian dilanjutkan dengan oksidasi.
OH OH OH

OCH3 OCH3 OCH3


1. OH
+
2. H CH3 H .

C C C C
CH2 CH CH2
H H H CH3
Eugenol trans-isoeugenol
cis-isoeugenol

[O]

OH
OCH3

O
C
H
Vanilin
 Isoeugenol merupakan senyawa aromatik yang
digunakan hampir semua jenis pewangi “floral dan
fancy bouquects”, memiliki bau bunga anyelir, pada
sabun dan kosmetika.

 Eugenol dapat dikonversi menjadi senyawa turunan


amfetamin maupun L-DOPA (dihidroksi fenil
alanin) yang dikenal sebagai obat parkinson.
3. MINYAK LAWANG
 Tanaman/pohon lawang (Cinnamomum culliawan
Blume) termasuk dalam famili Lauraceae yang
tumbuh liar di hutan.
 Pohon lawang banyak tumbuh di hutan di Papua dan
di Maluku.
 Minyak lawang diperoleh dengan cara distilasi uap
terhadap serbuk kulit kayunya.
 Minyak lawang mempunyai karakteristik bau cengkeh
dan pala.
 Minyak lawang mengandung dua komponen utama
yaitu eugenol (69,0%) dan safrol (21,0%). Safrol
mempunyai kemiripan struktur dengan eugenol.
 Safrol digunakan secara luas untuk penyegar dalam
minuman tertentu, pada permen karet, dalam bidang
farmasi, pasta gigi dan pengharum sabun.

 Safrol bila direaksikan dengan basa akan mengalami


isomerisasi, seperti halnya eugenol.
O CH2 O CH2
O O
OH

.
CH2 CH CH2 CH CH CH3

Safrol Isosafrol
 Isosafrol dapat dikonversi menjadi piperonal
dengan cara dioksidasi.

O CH2 O CH2
O O
KMnO4 /
H2SO4
O .
CH CH CH3 C
H
Isosafrol Piperonal
 Piperonal disebut juga heliotropin berwujud cairan
tak berwarna yang memiliki bau harum. Piperonal
banyak digunakan sebagai bahan/komposisi
pewangi.
4. MINYAK TERPENTIN
 Hutan pinus merupakan hutan yang luas di
Indonesia. Pohon pinus (famili Pinaceae) yang
dibudidayakan di Indonesia sebagian besar adalah
jenis pinus merkusii Jungh et de Vr.
 Hasil utama penyulingan getah pinus berupa
minyak terpentin dan gondorukem.
 Komposisi minyak terpentin yaitu a-pinen, b-
pinen dan D-karen.
CH3
CH3 CH2

a-pinen b-pinen D-karen -longifolen


Kegunaan minyakterpineol
 sintesis kamfora, terpentin
dan terpinil asetat.
 thiner/pengencer dalam industri cat dan pengkilap
atau pernis.
 industri perekat dan pelarut lilin.
 Kromatografi gas menunjukkan bahwa minyak
terpentin dari Magelang mengandung alfa-pinen
(92,5%), 3-karen (6,2%).
 Alfa-pinen sangat berguna sebagai bahan dasar untuk
pembuatan kamfer (kamfora).
 Pada metode pertama bornil klorida diubah menjadi
kamfen dengan penghapusan hidrogen klorida, dan
kemudian dioksidasi menjadi kamfer. Pada metode
kedua kamfen mengalami esterifikasi menjadi
isobornil ester, yang kemudian mengalami hidrolisis
menjadi isoborneol, kemudian dioksidasi menjadi
kamfer. Metode kedua ini lebih sering digunakan
walaupun melibatkan langkah yang lebih panjang,
karena metode kedua ini lebih baik dan ekonomis
dibandingkan dengan metode pertama (Simonsen dan
Owen, 1949).
 Pada penelitian yang dilakukan penulis digunakan
a-pinen hasil isolasi minyak terpentin pinus merkusii,
sebagai bahan utama pembuatan kamfer sintesis.
Metode yang digunakan adalah metode kedua.
Reaksi pembentukan bornil klorida

H3C CH3 H3C CH3

HCl
H H
H
H Cl Cl
CH3 CH3
pinen klorida
a-pinen

H3C CH3 H3C CH3 H3C CH3


Wagner
Meerwin .
CH3 CH3
H
H Cl
Cl
CH3
karbokation sekunder bornil klorida
karbokation tersier
Pembuatan kamfen dari bornil klorida
Mekanisme reaksi (Ikan, 1969) :
Hasil konversi bornilklorida menjadi kamfen : 65,82%.

H3C CH3 H3C CH3


CH3 Ac-OH CH3
H H
.

Ac-ONa
Cl
Na OAc
bornil klorida karbokation sekunder

H3C Ac O H H3C CH3


CH3
-H
CH2 H CH2
H

karbokation tersier kamfen


Pembuatan isobornil asetat berdasarkan reaksi esterifikasi kamfena
menggunakan asam asetat glasial dan katalisator asam sulfat.
Mekanisme reaksi (Roger, 1979) :
Hasil konversi yang diperoleh 87,10%.
CH2 H3C CH3 H3C CH3 Wagner-
CH2 H CH3 Meerwin

kamfen karbokation tersier

CH3 O
H3C CH3
H3C CH3 O C CH3
.

H O Ac Ac-OH
CH3 O
CH3
O C CH3

isobornil asetat
karbokation sekunder isobornil asetat
 Isoborneol dibuat berdasarkan reaksi hidrolisis terhadap
isobornil asetat menggunakan basa kuat KOH dalam pelarut
etanol. Pembentukan isoborneol dapat mencapai 88%.
Mekanisme reaksi :
H3C CH3 H3C CH3
CH3 O CH3 O .
O C CH3 + K OH
O C CH3
O H
isobornil asetat

H3C CH3 H3C CH3


O O
CH3 CH3
+ C CH3 O H + C CH3
O
O H O K
K

isoborneol kalium asetat


Kamfer dibuat berdasarkan reaksi oksidasi isoborneol.

 Reduksi : 3 [H] + CrO3 (VI) + 3


H+  Cr3+ + 3 H2O 2x
 Oksidasi :

H3C CH3 H3C CH3


CH3 CH3
O H O + 2 H+

isoborneol (x3)
• Reduksi : 6 [H] + 2 CrO3 (VI) + 6 H+  2 Cr3+ + 6 H2O
 Oksidasi :
H3C CH3 H3C CH3
CH3 CH3
3 O H 3 + 6 H+
O .

H3C H3C CH3
CH3
CH3 CH3
+ + 2 Cr3+ + 6 H2O .
3 O H + 2 CrO 3 + 6 H O
.

isoborneol kamfer
 Kamfer dapat diperoleh dengan cara destilasi uap. Hasil
konversi yang diperoleh relatif rendah (56,68%). Sifat
kamfer mudah menyublim pada suhu kamar.

 Kegunaan
 Kamfer (kamfora) merupakan plasticizer yang bagus untuk
ester dan eter selulosa, digunakan sebagai plastik, khusus
sebagai seluloid, anti rengat, sebagai bahan pembuatan
cymene, sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik.
Skema industri minyak atsiri berbasis “bottom up”
SDM Multidisiplin
- Pakar
- Budidaya minyak atsiri
- Kimia Industri Pemasaran :
Produk - Lokal
- Rekayasa minyak .
olahan - Internasional
- Proses/teknologi atsiri
- Pemasaran (ekspor)

- Petani/produsen minyak atsiri Proses dan Produksi


- Pemodal
PENUTUP
Penulis berkeinginan mengajak pihak industri/pengusaha
minyak atsiri, pengguna produk minyak atsiri dan Universitas/lembaga
penelitian dapat bekerjasama mengupayakan sendiri pemrosesan
minyak atsiri di bumi Indonesia ini. Kita dapat menghimpun semua
potensi dan pakar-pakar yang terkait untuk bersama-sama mendirikan
industri yang berbasis “bottom up”. Industri berbasis “bottom up”
bertumpu pada bahan baku, bahan kimia, rekayasa pabrik dan
pelaksana produksi serta penelitian dan pengembangan (R & D) dari
Indonesia dan dikerjakan oleh anak bangsa sendiri. Akhirnya kita tidak
lagi mengekspor bahan baku namun mengekspor bahan olahan
dengan nilai ekonomi lebih tinggi.
Daftar Harga dari Aldrich
Handbook of Fine Chemicals and Laboratory Equipment
2003-2004 Sontheast Asia

Nama bahan Kemasan Harga (USA $)


R-(+)-Citronellal, tech, 90% 1g 25.70
5g 84.60
S-(-)-Citronellal, 96% 1g 21.70
5g 71.10
R-(+)-Citronellol, 98% 250 mg 17.20
1g 55.80
5g 17.90
b-Citronellol, 95% 5g 17.90
100 g 27.40
500 gr 70.10
S-(-)-b-citronellol, 99% 1g 28.90
(b-Rhodinol) 5g 96.30
Nama bahan Kemasan Harga (USA $)
Eugenol, 90% 5g 21.40
100 g 24.90
500 g 95.80
Eugenol methyl ether 5g 15.00
100 g 32.40
500 g 110.90
Isoeugenol, 98%, mix of cis-trans 5g 15.60
100 g 30.60
500 g 103.20
Isosafrol, 99%, mix of cis-trans 25 mL 19.60
100 mL 57.20
a-Ionone, tech., 90% 5g 16.60
100 g 33.90
500 g 139.90
Nama bahan Kemasan Harga (USA $)
b-Ionone, 96% 5g 14.30
100 g 34.30
500 g 131.40
Piperonal, 99% 5g 17.10
25 g 19.30
100 g 23.00
500 g 86.50
Vanilin, 99% 2g 7.90
100 g 15.10
500 g 48.10
2 kg 165.20
(R)-(+)-Champhor, 98% 5g 12.90
100 g 26.20
500 g 112.00
Champhor, 96% 5g 18.10
100 g 18.60
500 g 23.30
2 kg 67.80
Nama bahan Kemasan Harga (USA $)
(+)-Camphene, tech. 80% 5g 20.40
100 g 38.80
1 kg 45.70
Camphene, 95% 25 g 23.60
100 g 47.00
1 kg 57.80
Isoborneol, 95% 25 g 19.70
500 g 49.60
(-)-Bornyl acetate, 97% 5g 15.90
100 g 26.20
500 g 99.80
Citral, 95% 5 mL 12.00
100 mL 21.10
500 mL 97.50

Anda mungkin juga menyukai