Anda di halaman 1dari 26

WIRAUSAHA BAHAN ALAM

BUSINESS PLAN

PEMANFAATAN JAHE (Zingiber officinale Rosc) SEBAGAI BAHAN


DASAR GINGER CARE PELEMBAP KULIT YANG MENGANDUNG
VIT.E DAN ANTIOKSIDAN

Diusulkan oleh :

Putu Nindya Sri Satya Lestari NIM. 1413031050/2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara yang dilalui oleh jalur
khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dan
memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kondisi iklim
dan musim di Indonesia menyebabkan kondisi tubuh orang Indonesia
mengikuti keadaan tropis. Salah satu kondisi tubuh masyarakat Indonesia yang
mengikuti keadaan iklim dan musim yaitu adalah kondisi kulit. Hal ini
disebabkan karena kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia.
Sehingga memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. Salah satu masalah yang
sering ditemui masyarakat Indonesia pada saat musim kemarau yaitu kulit
kering.
Dalam dunia medis, kulit kering biasa disebut dengan xerosis atau
xeroderma yaitu hilangnya kelembaban lapisan kulit epidermis yang
berdampak negatif yaitu elastisitas kulit menjadi berkurang. Kulit kering juga
bisa memicu gangguan yang lain seperti kusam, sensitif, kemerahan, dan tidak
tahan paparan sinar matahari atau pergantian cuaca.. Kondisi ini bisa dialami
siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, bergantung pada kondisi
kesehatan, tempat tinggal, lama waktu di ruangan terbuka, serta usia. Orang-
orang lanjut usia lebih rentan mengalami kulit kering. Pada sebagian kecil
orang, kulit kering dialami sepanjang hidup mereka. Namun bagi kebanyakan
orang, kondisi ini diderita hanya sementara, pada waktu-waktu tertentu terkait
pada kondisi-kondisi yang telah disebutkan di atas.
Gejala kulit kering yang sering muncul adalah permukaan kulit yang terasa
dan terlihat kasar. Selain itu, pemilik kulit kering akan mendapati kulitnya
terasa kencang atau kaku saat mandi, setelah mandi, atau saat berenang.
Kemerahan dan rasa gatal juga biasa muncul. Gejala lain yang sering muncul
adalah terdapat retakan atau garis-garis halus pada kulit. Kulit juga
kemungkinan akan memiliki sisik dan mengelupas. Dalam kondisi yang lebih
parah, terdapat retakan yang dalam dan mungkin mengeluarkan darah.
Salah satu cara untuk mengurangi kulit kering masyarakat Indonesia yaitu
adalah dengan menggunakan pelembap kulit. Pelembap kulit banyak
ditemukan ditoko-toko besar maupun toko kecil. Harga yang ditawarkan pun
beragam dari yang murah sampai mahal. Namun, produk pelembap kulit yang
sering diperdagangkan memiliki kandungan kimia sintetik ataupun tidak
organik. Banyak pengguna pelembap kulit memiliki masalah lain yaitu
sensitivitas terhadap bahan-bahan kimia. Hal inilah yang menyebabkan
masyarakat yang memiliki sensitivitas kulit tinggi kesulitan dalam
menemukan pelembap yang cocok dengan kulit mereka. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan pelembap dari bahan
organik.

Selama ini, pemanfaatan pelembap kulit berbahan herbal masih


tergolong langka dan kurang populer. Padahal, pemanfaatan pelembap kulit
berbahan herbal mampu melembabkan kulit tanpa menimbulkan efek samping
bagi penggunanya. Sebagai pengganti pelembap kulit kimia sintetik
digunakanlah pelembap kulit herbal yang diperoleh dari tanaman. Salah satu
bahan herbal yang dapat digunakan sebagai pelembap kulit adalah jahe. Jahe
mengandung senyawa yang mampu melembapkan kulit, mencerahkan kulit
dan dapat mengatur sirkulasi darah yaitu Zingiberen, Gingerol dan Zingeron.
Minyak jahe yang digunakan berasal dari rimpang jahe segar sehingga kualitas
dari jahe pun meningkatkan produksi dan kualitas minyak jahe tersebut.
Beberapa komponen bioaktif utama dalam jahe adalah : 4-
diarilheptanoid, shogaol, gingerol,dan gingeron memiliki aktivitas antioksidan
di atas vitamin E. Jahe ternyata mengandung berbagai senyawa fenolik yang
dapat diekstrak dengan pelarut organik dan menghasilkan minyak yang
disebut oloeresin. Dalam oloeresin jahe banyak terkandung senyawa fenolik
seperti gingerol dan shogaol yang mempunyai aktivitas antioksidan yang
tinggi melebihi aktivitas antioksi dan vitamin E.
Komponen dalam jahe yaitu gingerol dan shogaol mempunyai aktifitas
antirematik. Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog
fenolik keton yang dikenal sebagai gingerol. Minyak jahe berisi gingerol yang
berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan
muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda
juga sebagai aromaterapi. Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-
aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol
yang bersifat antikoagulan,yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi
mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan
serangan jantung.

Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol.


Komponen-komponen pedas dari jahe seperti 6-gingerol dan 6-shogaol
dikenal memiliki aktivitas antioksidan cukup. Dari ekstrak jahe yang telah
dibuang komponen volatilnya dengan destilasi uap, maka dari fraksi non
volatilnnya setelah pemurnian ditemukan empat senyawa turunan gingerol dan
empat macam diarilheptanoid yang memiliki aktivitas antioksidan disebut
sebagai antioksidan primer. Gingerol sebagai komponen utama jahe dapat
terkonversi menjadi shogaol atau zingeron. Senyawa paradol sangat serupa
dengan gingerol yang merupakan hasil hidrogenasi dari shogaol. Shogaol
terbentuk dari gingerol selama proses pemanasan (Wohlmuth,2005).
Kecepatan degradasi dari [6]-gingerol menjadi [6]-shogaol tergantung pada
pH, stabilitas terbaik pada pH 4, sedangkan pada suhu 100°C dan pH 1,
degradasi perubahan relative cukup cepat. Konsentrasi gingerol dari jahe
kering akan berkurang dibandingkan dalam jahe segar, sedangkan shogaol
akan meningkat. Komponen lain adalah senyawa ingenol dan shogaol
mempunyai aktivitas sebagai anti virus (Lee et al . 2008).
O OH
H 3CO
CH3

HO
Gingerol

O
H 3CO
CH3

HO
Shogaol

O
H 3CO
CH3

HO

Zingeron

Gambar 1.Konversi Gingerol, Shogaol, danZingeron pada saat Gingerol


dipanaskan
Komponen utama minyak atsiri jahe adalah seskuiterpenhidrokarbon,
dan paling dominan adalah zingiberen (35%), kurkumen (18%), farnesen
(10%), dan sejumlah kecil bias bolen dan β-seskuifellandren. Sejumlah kecil
termasuk 40 hidrokarbon monoterpen seperti 1,8-cineole, linalool, borneol,
neral, dangeraniol. Komposisi seskuiterpenhidrokarbon (92,17%), antara lain
β-seskuifellandren (25,16%), cis-kariofilen (15,29%), zingiberene (13,97%),
α-farnesen (10,52%), α- (7,84%) dan β- bisabolene (3,34%) dan
lainnya.Selain itu, terkandung juga sejumlah kecil limonen (1,48 – 5,08%),
dimana zingiberene dan β-seskuiterpen sebagai komponen utama dengan
jumlah 10 sampai 60% (Wohlmuth,2006). Dari penelitian El-Baroty et al.
(2010), ternyata minyak atsiri jahe yang berasal dari Mesir mengandung
komponen seskuiterpenhidrokarbon yang cukup tinggi, termasuk di dalamnya
β-seskuifellandren (27,16%), kariofilen (15,29%), zingiberen (13,97%), α-
farnesene (10,52%) danar-kurkumin (6,62%). Sekitar 50 komponen telah
dikarakterisasi dari jahe, antara lain monoterpenoids [β - fellandren, (+)-
kamfen, sineol, geraniol, kurkumen, sitral, terpineol, borneol] dan
seskuiterpenoids [α -zingiberene (30–70%), β -sesquiphellandrene (15–20%),
β -bisabolene (10–15%), (E-E)- α - farnesene, ar-kurkumen, zingiberol].
Beberapa komponen merupakan hasil konversi akibat proses pengeringan
(Langner,1998). Maserasi adalah teknik ekstraksi yang dilakukan dengan
merendam serbuk sampel dalam pelarut. Pelarut yang digunakan adalah
pelarut alkohol 96% karena bersifat non polar untuk maserasi jahe. Minyak
jahe didapakan dengan proses ekstraksi yaitu maserasi.

Dengan melihat kondisi tersebut, penulis tertarik membuat produk


pelembap kulit berbahan dasar minyak jahe sebagai Business Plan yang
dituangkan dalam judul “Pemanfaatan Minyak Jahe (Zingiber
officinale Rosc.) Sebagai Bahan Dasar pembuatan pelembap kulit Ginger
Care”

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, adapun rumusan
masalah yang diambil adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pengolahan minyak jahe (Zingiber officinale  Rosc.)
sebagai pelembap kulit?
2. Bagaimana peluang usaha pembuatan pelembap kulit berbahan dasar
minyak jahe?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam business plan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui proses pengolahan minyak jahe (Zingiber officinale Rosc.)
sebagai pelembap kulit.
2. Mengetahui peluang usaha pembuatan pelembap kulit berbahan dasar
minyak jahe.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Melalui business plan ini diharapkan terciptanya rintisan usaha dengan
memanfaatkan minyak jahe (Zingiber officinale Rosc.) sebagai pelembap kulit
yang aman bagi kesehatan. Melalui usaha ini, masyarakat juga dapat
memanfaatkan sumber daya alam yang belum termanfaatkan secara optimal,
seperti jahe. Usaha ini diharapkan mampu menjadi alternatif untuk
mengembangkan kreativitas dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan
mahasiswa.
1.5 Kegunaan
Harapan dari perintisan usaha pemanfaatan minyak jahe (Zingiber
officinale Rosc.) sebagai pelembap kulit adalah sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
Program ini menjadi ajang mengasah kreativitas dan melahirkan sebuah
inovasi produk yang dapat memanfaatkan minyak jahe (Zingiber
officinale Rosc.) sebagai pelembap kulit yang bernilai jual tinggi. Peluang
usaha pelembap kulit ini akan dapat menjadi sumber penghasilan bagi
mahasiswa.
2. Bagi UKM (Usaha Kecil Menengah)
Mendapatkan tenaga terdidik walaupun dalam jangka pendek, adanya
peluang merekrut pekerja baru atau mitra bisnis dimasa mendatang,
memberikan akses terhadap informasi dan teknologi, mempererat
hubungan UKM dengan dunia kampus, dan terbantunya permasalahan
usaha UKM karena adanya transfer of knowledge.
3. Bagi Perguruan Tinggi
Terbentuknya wirausahawan muda yang mampu memberikan kontribusi
sebagai pencipta lapangan kerja dan calon pengusaha sukses masa depan,
mempererat hubungan dunia akademis dan dunia usaha, dan penguatan
kelembagaan perguruan tinggi dalam pengembangan kewirausahaan.
4. Bagi Masyarakat
Mendapatkan produk pelembap kulit alami yang aman bagi kesehatan dan
lebih ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau. Harga yang
terjangkau akan meningkatkan penggunaan pelembap kulit untuk
menghindarkan masyarakat dari bahaya kulit kering.
BAB II

GAMBARAN UMUM USAHA

Berikut ini rincian gambaran umum bussines plan Ginger Care dengan ekstrak
jahe sebagai antioksidan yang aman bagi kesehatan dengan harga yang terjangkau.
2.1 Analisis Produk
Pelembap kulit Ginger Care merupakan pelembap kulit yang terbuat dari
bahan-bahan organik yang cocok untuk semua jenis kulit terutama kulit sensitive.
Pelembap kulit Ginger Care berupa padatan dan tahan pada suhu kamar. Bentuk
padatan memudahkan masyarakat untuk membawa pelembap kulit. Tekstur
lembut pada pelembap kulit dapat memberikan kesan nyaman pada saat
pemakaiannya. Kandungan minyak jahe pada pelembap kulit menjadikan
pelembap kulit juga memiliki aroma terapi. Kandungan dalam minyak jahe dapat
melembutkan, mencerahkan, vitamin E dan juga sebagai antioksidan. Produk
pelembap kulit Ginger Care merupakan produk unggulan yang bukan hanya
sebagai pelembap namun sebagai pencerah kulit serta mengandung antioksidan.
Produk Ginger Care dari bahan jahe ini mudah dibuat dengan harga yang
terjangkau apabila dijual dipasaran.
2.2 Analisis Pasar
Rencana produksi produk ini tidak hanya dilaksanakan dalam jangkauan wilayah
sempit (meliputi daerah Singaraja), namun juga dapat dikembangkan ke berbagai
wilayah lain di nusantara. Ginger Care dapat dipasarkan diberbagai wilayah di
Indonesia yang merupakan daerah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi.
Dari segi pengerjaan, Ginger Care ini dapat digalakkan menjadi Home Industry
ataupun P2M (Pengabdian Pada Masyarakat) bagi daerah penghasil jahe yang
kurang memanfaatkan nilai ekonomis dari jahe.Kegiatan pemasaran dilakukan
melalui media sosial yang menyediakan iklan gratis, dan melalui forum yang
tersedia di jejaring sosial internet.Selain itu juga, Ginger Care ini dapat
dipromosikan kepada konsumen secara langsung dan penitipan diunit usaha kecil
dan menengah.
2.2 Analisis Peluang Usaha
Analisis peluang usaha produk Ginger Care secara detail dengan
memperhatikan demand dan supply dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1. Tabel Analisis Peluang Usaha
Demand Demand
Demand
Supply (sudah jelas) (belum jelas)
 Permintaan sudah jelas  Permintaan belum jelas
karena produk ini dijual karena mengingat
di Indonesia dimana bahwa produk ini harus
mengalami musim disesuaikan dengan
kemarau sehingga kulit sensitifitas kulit
akan menjadi kering masing-masing
Supply dan permintaan konsumen.
(sudah jelas) masyarakat terhadap
produk ini menjadi  Persediaan sudah jelas
meningkat. karena jahe dijual dan
 Persediaan sudah jelas tumbuh di daerah tropis
karena jahe dijual dan seperti Indonesia.
tumbuh di daerah tropis
seperti Indonesia.
 Permintaan sudah jelas  Permintaan belum jelas
karena produk ini dijual karena mengingat
di Indonesia dimana bahwa produk ini harus
musim kemarau disesuaikan dengan
sehingga kulit akan sensitifitas kulit
menjadi kering dan masing-masing
Supply
permintaan masyarakat konsumen.
(belum jelas)
terhadap produk ini  Persediaan belum jelas
menjadi meningkat. karena persediaan jahe
 Persediaan belum jelas tergantung pada musim
karena persediaan jahe panen.
tergantung pada musim
panen.
Berdasarkan tabel analisis SWOT di atas, dengan kekuatan dan peluang yang
dimiliki, business plan Ginger Care sangat potensial. Jumlah tenaga kerja yang
dapat dilibatkan dalam proses pembuatan akan mengalami peningkatan
berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Ginger
Care dengan sebagai produk lokal unggulan dari Bali yang mampu bersaing
dengan produk serupa yang telah ada.

2.3 Deskripsi Perusahaan


Adapun deskripsi perusahaan sebagai berikut.
Nama perusahaan : Nindya Industry
Status : Home Industry
Lokasi : Jalan Sidakarya No. 31, Denpasar-Bali
2.4 Organisasi dan Manajemen
Manajemen produk dari Ginger Care ini dilihat dari kesehatan, aman
untuk digunakan karena produk ini berbahan baku dari bahan alami dan
sangat bermanfaat bagi tubuh. Produk ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai
pelembap dan antioksidan. Dari aspek lingkungan pemasaran produk alami
ini mampu bersaing dengan produk ternama lainnya karena dilihat dari segi
kualitas yang hampir sama dan harganya yang lebih terjangkau.
Manajemen sumber daya manusia dalam proses produksi Ginger Care
ini dimulai dengan penempatan tenaga ahli sesuai bidang keahliannya
masing-masing. Pada divisi produksi ditempatkan sumber daya manusia
yang handal dalam pengolahan seluruh bahan baku hingga menjadi produk
Ginger Care. Pada divisi keuangan ditempatkan sumber daya manusia yang
handal dalam bidang menganalisis dana keluar-masuk dalam usaha home
industry ini termasuk dalam pembuatan buku pembelian, buku penjualan,
buku besar, neraca bulanan, dan neraca triwulan. Pada divisi administrasi
ditempatkan sumber daya manusia yang handal dalam bidang
mengadministrasi semua data dan mengevaluasi usaha yang telah dijalankan
selama periode tertentu.
Mitra usaha dalam home industry ini adalah Laboratorium Forensik
Denpasar sebagai mitra dalam pengujian senyawa aktif yang terdapat dalam
bahan baku, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Denpasar
sebagai mitra mitra dalam menguji kelayakan produk sebelum dipasarkan,
Sabafarma & BrataChem sebagai mitra dalam membeli bahan-bahan kimia
dan pedagang jahe di Pasar Badung sebagai pemasok jahe.
2.5 Pemasaran dan Manajemen Penjualan
Luasan target pasar produk Ginger Care ini adalah sebagai berikut.
a. Target pasar dalam jangka pendek
Produk ini akan dipasarkan di lokasi wisata Pantai Lovina, di
lingkungan Universitas Pendidikan Ganesha, di daerah kompleks
perumahan Kota Singaraja, kompleks penjualan cinderamata khas Bali
(Krisna Oleh-Oleh Khas Bali), dengan sasaran wisatawan asing maupun
domestik dan masyarakat baik anak-anak, remaja maupun dewasa di
Kabupaten Buleleng.
b. Target pasar dalam jangka panjang
Untuk program jangka panjang, kami merencanakan dan
mencanangkan untuk membuka toko di pusat kota di daerah Singaraja
dengan sasaran wisatawan yang berkunjung ke daerah Singaraja baik
wisatawan asing maupun wisatawan domestik, karena kami melihat
peluang terhadap banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke
Singaraja dan setiap akhir pekan banyak wisatawan domestik.
Pemasaran produk Ginger Care ini dalam jangka panjang dan
pendek adalah sebagai berikut.
1. Jangka pendek
1.1 Offline
a. Mulut ke Mulut
Pemasaran dari mulut ke mulut dilakukan dari penjual kepada
beberapa konsumen.
b. Konsinyasi
Menjual barang dengan menitipkan ke beberapa pusat oleh-oleh
khas Bali.
c. Pameran
Mengikutkan produk di dalam pameran supaya memiliki daya
sebaran produk yang luas dan masyarakat lebih mengenalnya.
d. Mendesain atribut pemasaran untuk mendukung penjualan seperti
selebaran (poster, flyer, brosur) kartu nama, banner, sticker dan
packaging yang menarik.
1.2 Online
a. Memperkenalkan lotion anti nyamuk yang terbuat dari kulit jeruk
Bali secara luas menggunakan jejaring sosial seperti facebook,
twitter, website dan blogspot.
b. Menjual produk Ginger Care melalui website untuk penjualan
online.
2. Jangka Panjang
a. Mendesain dan memproduksi desain yang lebih up to date.
b. Memasarkan produk di pusat perbelanjaan dan pameran nasional
dan internasional.
Manajemen penjualan produk Ginger Care ini dalam jangka panjang
dan pendek adalah sebagai berikut. Dalam jangka pendek, produk ini dijual
secara merata di seluruh tempat oleh-oleh khas Bali dan juga dijual ke
seluruh supermarket yang tersebar di Bali. Selain itu, produk ini akan
dipromosikan di internet melalui jual-beli online. Sedangkan, dalam jangka
panjang produk ini akan disebarluaskan ke daerah luar Bali yang memiliki
penduduk yang banyak dan secara geografis merupakan daerah penghujan.
2.6 Pelayanan atau Proses Produksi
Layout proses produksi Ginger Care ini adalah sebagai berikut.

Menyiapkan Menyiapkan alat Maserasi jahe


tempat produksi dan bahan

Distribusi produk Pengolahan bahan


Ginger Care Pengemasan baku dan bahan
Ginger Care tambahan lainnya
nyamuk
Ginger Care ini mempunyai mutu yang berkualitas karena mengandung
Gigerol dan Zingiberen yang berfungsi sebagai antioksida. Kandungan
Gingerol dan Zingiberen ini dibuktikan dengan penelitian mahasiswa kimia
bahan alam di Jurusan Pendidikan Kimia, UNDIKSHA pada tahun 2017 yang
menunjukkan bahwa dalam jahe mengandung Zingiberen 29,51 % dan
Gingerol 5,57 %. Manajemen proses produksi Ginger Care dijabarkan
sebagai berikut.
a. Keterjaminan Bahan Baku
Bahan baku Ginger Care ini terdiri dari jahe. Bahan baku jahe
mudah tumbuh di daerah tropis bergantung pada berbagai musim dan
tersedia cukup banyak sehingga pasokan jahe dapat tercukupi.
b. Keterjaminan Proses Berlangsung Efektif dan Efisien
Proses produksi Ginger Care ini diawali dengan proses ekstraksi
jahe secara maserasi di Laboratorium Kimia Organik di UNDIKSHA.
Dalam proses produksi ini berlangsung secara efektif dan efisien yang
didukung dengan adanya sumber daya manusia yang ahli dan permodalan
yang cukup.
c. Keberlanjutan dan Pemeliharaan
Usaha ini akan terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi terbaru
dengan kualitas yang semakin meningkat. Pada tahun pertama hanya
diproduksi Ginger Care dengan tambahan ekstrak jahe untuk antioksidan.
Sedangkan pada tahun berikutnya akan diproduksi lotion anti nyamuk
alami dengan inovasi baru yang tetap berbahan dasar jahe dan
diinovasikan dengan penambahan ekstrak beras putih sebagai pencerah
kulit.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Rencana Usaha


Adapun tempat dan waktu pelaksanaan proses pembuatan Ginger Care adalah
sebagai berikut.
Tempat :Kegiatan ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Organik,
Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha
Waktu : Business plan ini dilaksanakan selama 5 bulan.

3.2 Tahapan Pelaksanaan Usaha


1. Tahap Persiapan
1) Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan.
2) Melakukan kerjasama dengan penjual alat-alat kecantikan untuk
memasarkan produk Ginger Care yang aman bagi kesehatan.
3) Pembelian alat-alat untuk mengolah Jahe agar menjadi Ginger Care.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan usaha ini melibatkan seluruh anggota tim business plan. Dalam
pelaksanaannya dikonsepkan supaya usaha ini menjadi usaha yang
berkelanjutan.Adapun deskripsi pengolahan jahe adalah sebagai berikut.
1) Mengumpulkan alat yang akan digunakan seperti gelas kimia 250
mL (2 buah), gelas kimia 25 mL (2 buah), spatula (2 buah), neraca
elektrik (1 buah), pipet tetes (1 buah), botol kaca (4 buah), corong (1
buah), blender (1 buah), pisau (2 buah), alat shaker (1 buah), vakum
evaporator (1 set), paci (1 buah), kompor (1 buah), mangkok
aluminium (1 buah) dan sendok (3 buah).
2) Selanjutnya, mengumpulkan bahan pendukung pembuatan Ginger
Care seperti jahe (5 kg), beeswax (10 gram), shea butter (8 gram),
minyak zaitun (15 mL).
3) Lakukan masarasi jahe selama 6 jam untuk mendapatkan minyak
jahe yang mengandung Zingiberen dan Gingerol.
4) Timbang semua bahan (beeswax, shea butter dan olive oil) dan
muskkan ke dalam mangkok aluminium.
5) Kemudian panaskan dalam penangas air sampai semua bahan
meleleh.
6) Setelah seluruh campuran telah meleleh ditanbahkan 1 mL minyak
jahe kemudian diaduk secara merata.
7) Campuran tersebut dituangkan ke dalam wadah kemudian
didinginkan.
8) Ginger Care siap dikemas dan dipasarkan.

3.3 Analisis Peluang Usaha


Analisis dilakukan untuk memperkirakan tingkat keberhasilan dari produk yang
akan dipasarkan. Hal-hal yang perlu dianalisis sebagai berikut.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Sumber Daya Alam (bahan baku)
3. Permodalan
4. Konsumen
Poin diatas merupakan komponen yang sangat utama dalam menentukan
keberhasilan usaha pengolahan ekstrak jahe untuk bahan Ginger Care. Dari segi
SDM, maka haruslah dipilih orang yang memiliki kemampuan dan keahlian untuk
mengolah ekstrak jahe menjadi bahan Ginger Care, memiliki kemampuan untuk
membuat produk yang menarik, pandai berkomunikasi dalam pemasaran,
memiliki kemampuan mengelola administrasi, dan memiliki etos kerja yang
tinggi.
Dari segi bahan baku, pencarian jenis jahe yang baik untuk digunakan perlu
dianalisis baik dari ketersediaan dan tingkat fluktuasi harga. Hal ini dilakukan
agar proses produksi dapat berjalan optimal dan terhindar dari masalah krisis
bahan baku.
Dari segi permodalan, modal yang dimiliki belum cukup sebab modal yang
telah dimiliki hanyalah berupa kemampuan dan keahlian mengolah jahe menjadi
bahan Ginger Care. Sedangkan, modal dalam bentuk finansial untuk membeli
bahan-bahan untuk proses pembuatan pelembap masih terbatas. Namun, kendala
ini dapat diatasi dengan mengusulkan bantuan pembiayaan dari pemerintah
maupun dengan cara pre-order bagi konsumen yang telah memesan.
Setelah semuanya terpenuhi, muncul pertanyaan siapakah sasaran konsumen
dari produk ini? Sasaran utama konsumen produk ini adalah para kawula muda
dan pembeli Ginger Care dari kalangan menengah ke bawah. Namun, tidak
menutup kemungkinan konsumen produk ini menyasar ke masyarakat kalangan
atas, hingga ke pusat penjualan alat-alat kosmetik. Usaha ini bertujuan membuat
usaha pengolahan ekstrak jahe menjadi bahan Ginger Care yang mandiri. Dengan
demikian dapat memenuhi kebutuhan hidup mahasiswa dan membuka lapangan
pekerjaan.
Masalah yang akan timbul adalah bagaimana daya beli konsumen terhadap
pelembap yang telah dibuat. Oleh karena itu, perlu strategi pemasaran yang bagus
dan efisien untuk meningkatkan daya beli pengguna jasa ini. Teknik pemasaran
yang digunalan menjadi bagian yang cukup penting dan cukup mempengaruhi
tingkat penjualan produk. Adapun strategi yang akan dilakukan untuk
memasarkan Ginger Care dari ekstrak jahe yaitu:
1. Cara memasarkan pengolahan ekstrak jahe dalam bentuk Ginger Care
Produk dari bahan ekstrak jahe ini memiliki prospek yang cerah. Dari segi
flexibility, produk ini memiliki keistimewaan antara lain: bahan baku mudah
didapatkan, pembuatan mudah, dan dapat dikerjakan oleh industri rumah
tangga. Sedangkan dari segi profitability, keistimewaan antara lain: pangsa
pasar luas dan sedang digandrungi di masa ini..
2. Strategi pemasaran dalam mencapai BEP
Analisis biaya produksi per produk Ginger Care dirinci sebagai berikut (bab
IV).
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Jadwal Kegiatan


Adapun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan business plan ini dapat dilihat
sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Business Plan


Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Pengajuan business plan
2. Analisis dan survey pasar
3. Penyiapan dan perancangan peralatan
4. Pembuatan produk pelembap kulit
5. Analisis laba dan rugi usaha
6. Penyusunan laporan evaluasi
4.2 Pendanaan yang Dilakukan

Pendanaan yang dilakukan ini dirinci sebagai berikut.


a. Investasi yang Diperlukan
Investasi yang diperlukan adalah investasi bangunan sebagai toko tetap,
investasi lahan kebun untuk tanaman herbal dan inventasi alat-alat
destilasi dan maserasi.
b. Sumber-sumber Pendanaan Usaha
Sumber-sumber pendanaan usaha adalah berasal dari pendiri usaha
sendiri, mitra usaha dan koperasi simpan pinjam.
4.3 Keuangan
Keuangan dalam business plan ini dirinci sebagai berikut.
a. Manajemen dan Administrasi Keuangan
Manajemen keuangan dalam home industry ini adalah berfungsi
untuk mengelola keuangan dan inventasi keuangan yang dikelola oleh
divisi keuangan. Administrasi keuangan dalam lotion ini digunakan
dalam mencatat setiap transaksi keuangan yang kemudian dapat
dijadikan bahan untuk membuat laporan keuangan. Format ini terdiri
atas: buku kas, buku pembelian tunai dan kredit, buku penjualan tunai
dan kredit, buku piutang dan buku utang. Kesemua buku tersebut
memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Format buku tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Format Buku Kas
Tangga
Keterangan Penerimaan Pengeluaran Saldo
l

Jumlah

Tabel 4. Format Buku Pembelian Tunai


Nama Toko Jumlah Harga Beli
Tanggal Jumlah
dan Barang Barang Satuan

Jumlah

Tabel 5. Format Buku Pembelian Kredit


No. Nama Harga
Tangga Jumlah
Faktur Toko dan Beli Jumlah
l Barang
Barang Satuan

Jumlah

Tabel 6. Format Buku Utang


Tangga
Keterangan Debet Kredit Saldo
l

Jumlah
b. Penentuan HPS
Analisis biaya produksi per produk lotion anti nyamuk alami dirinci
sebagai berikut.
Tabel 2. Rincian bahan dan 100 gram
No Nama Bahan Jumlah
1 Beeswax 250 gram
2 Shea Butter 200 gram
3 Minyak Zaitun 237,5 gram
4 Minyak Jahe 38,5 gram

Tabel 3. Rincian Biaya Produksi Ginger Care


Biaya Produksi Produk
Biaya Tetap
1. Sewa alat Rp 100.000,-
2. Jahe (5 kg) Rp 150.000
Biaya Variabel
3. Beeswax Rp 75.000,-
4. Shea Butter Rp 150.000,-
5. Minyak Zaitun Rp 150.000,-
(1L)
6. Transportasi Rp 200.000,-
7. Kemasan Rp 200.000,-
produk
8. Label Rp 50.000,-
9. Promosi Rp 100.000,-
Total Biaya Pengeluaran Rp 1.175.000,-
Biaya produksi per produk (100 produk@15 Rp 11.750,-
gram)
Harga produk per botol(keuntungan 30%) Rp 15.275,-
BEP (unit) 77 unit

Rincian perhitungan sebagai berikut.


total biaya pengeluaran
 Biaya produksi per produk =
100
Rp 1.175 .000
=
100
= 11.750
Jadi, harga per produk dari Ginger Care adalah Rp 11.750,-
 Harga produk per botol dengan keuntungan 30%
= [(30% x biaya produksi per produk) + biaya produksi per produk]
=[(30% x Rp 11.750,-) + Rp 11.750,-]
= Rp 15.275,-
Jadi harga produk per botolnya dengan keuntungan 30% adalah
Rp15.275,-
total biaya tetap
 BEP (unit) =
h argajual
Rp 1.175 .000
=
Rp 15.275
= 77 unit
Jadi dengan menjual 77 botol Ginger Care sudah dianggap balik
modal usaha yang digunakan sebelum produksi.
c. Penghitungan ROI
Setiap harinya usaha ini memiliki target untuk menjual produk sebanyak
5 buah, maka laba per bulannya adalah Rp 3.525,- x 5 buah x 30 hari =
Rp 528.750,-. Maka perhitungan ROI (Return on Investment) dapat
dihitung dengan cara membagi laba per bulan dengan total investasi.
ROI = (Rp 528.750,-/ Rp 1.175.000,- ) x 100% = 45%
d. Rincian Arus Kas
Rincian arus kas adalah laporan yang menggambarkan perjalanan kas
selama periode tertentu. Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan
pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Laporan arus
kas ke dalam tiga aktivitas, yaitu:
i. Aktivitas Operasi (Operating Activities) yang meliputi pengaruh kas
dari transaksi operasional untuk menentukan laba bersih.
ii. Aktivitas Investasi (Investing Activities) yang meliputi pemberian
dan penagihan pinjaman serta investasi.
iii. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities) yang meliputi
kewajiban pemilik.
Berikut ini adalah contoh dari laporan arus kas.
Nindya Industry
LAPORAN ARUS KAS (Periode 2017)
AKTIVITAS OPERASI
Penjualan tunai                                                         Rp…………..
Pelunasan piutang                                                         Rp………….
Pendapatan bunga bank                                                Rp………….
Pembelian tunai                                                            Rp………….
Pelunasan utang                                                            Rp………….
Pembayaran biaya  administrasi dan penjualan            Rp………….
Kas bersih dari aktivitas operasi                             Rp……………

AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian tanah                                                           Rp ………........
Pembelian peralatan                                                     Rp ……………
Pembelian bangunan Rp……………
Total dari aktivitas investasi                            Rp …………….

AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Pembayaran listrik                                                       Rp ………........
Pembayaran PDAM                                                     Rp ……………
Gaji tenaga kerja Rp……………
Total dari aktivitas pembiayaan                       Rp
…………….

Kenaikan/penurunan bersih kas                                  Rp …………….


Kas Awal tahun                                                     Rp……………..
Kas Akhir Tahun                                               Rp…………….
LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Bahan Baku Utama

Gambar 1. Rimpang Jahe

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya

Tabel 4. Barang habis pakai

Harga Total
Nama Justifikasi
No Satuan Satuan Harga
Bahan Pemakaian
(Rp) (Rp)
1 Jahe Untuk membuat 5 kg 30.000 150.000
Zingiberen dan
Gingerol
2 Beeswax Untuk campuran 250 g 75.000 75.000
Ginger Care
3 Minyak Untuk campuran 1L 150.000 150.000
Zaitun pembuat Ginger
Care
4 Shea Untuk campuran 200 gram 75.000 150.000
Butter pembuat Ginger
Care
8 Kemasan Untuk 100 buah 2.000 200.000
menempatkan
produk
9 Label Untuk men-trade 100 lembar 500 50.000
mark
Jumlah 775.000

Tabel 5. Alat penunjang PKM

Harga Total
Justifikasi
No Keperluan Satuan Satuan Harga
Pemakaian
(Rp) (Rp)

1 Menyewa semua Untuk menyewa Seleng 100.000 100.000


peralatan yang alat-alat seperti kapnya
digunakan gelas kimia 250
mL (2 buah),
gelas kimia 25
mL (2 buah),
spatula (2 buah),
neraca elektrik (1
buah), pipet tetes
(1 buah), botol
kaca (4 buah),
corong (1 buah),
blender (1 buah),
pisau (2 buah),
alat shaker (1
buah), vakum
evaporator (1 set),
paci (1 buah),
kompor (1 buah).

Tabel 6. Transportasi

Satuan Harga Total


No Nama Justifikasi
Satuan Biaya (Rp)
dana (Rp)

1 Transportasi tim Untuk 5 kali 40.000 200.000


pelaksana menuju
(3orang) ketempat
pembuatan
produk dan
perjalanan
untuk
promosi
produk

Anda mungkin juga menyukai