Anda di halaman 1dari 19

JAHE

(Zingiber officinale)
VANNY SWANTIKA MINANDA ALSI
1921012005
KLARIFIKASI JAHE
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam ordo
Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber (Simpson,
2006). Kedudukan tanaman jahe dalam sistematika (taksonomi)
tumbuhan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc. (Rukmana, 2000).
VARIETAS JAHE
Berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna rimpangnya, jahe
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Jahe Merah
Jahe merah (Zingiber Officinale var. rubrum)
berdiameter 42-43 mm, tinggi 52-104 mm dan panjang 123-
126 mm. Jahe merah memiliki rimpang yang kecil berwarna
kuning kemerahan dan lebih kecil daripada jahe kecil serta
serat yang kasar. Rasanya pun sangat pedas dan memiliki
aroma yang sangat tajam.
2. Jahe Putih Besar
Jahe putih besar atau jahe gajah (Zingiber Offchinale var.
offichinarum) berdiameter 48-85 mm, tinggi 62-113 mm dan
panjang 158 – 327 mm. Jahe ini memiliki rimpang yang
jauh lebih besar dan gemuk namun rasa dan aromanya
kurang tajam dibanding jahe merah dan jahe putih kecil.
3. Jahe Putih Kecil
Jahe putih kecil atau jahe emprit (Zingiber offichinale
var. amarum) memiliki ruas yang kecil, berdiameter 32,7 –
40 mm, tinggi 63,8 – 111 mm, dan panjangnya 61 – 317
mm. Jahe ini berbentuk pipih dan berwarna putih kuning.
Seratnya lembut dan memiliki aroma yang lebih tajam dari
jahe putih besar.
Perbedaan Jahe
Perbedaan dari ketiga jenis jahe ini terdapat pada :
1. Kandungan minyak atsirinya:
 Jahe merah memiliki kandungan yang paling tinggi
(minyak atsiri sebesar 2,6%-3,9%)
 Jahe Putih Kecil (sebesar 1,5%-3,5%)
 Jahe Putih Besar yang kandungannya paling kecil
(mengandung minyak atsiri 0,82%-2,8%)
KOMPONEN JAHE
Menurut Kesumaningati (2009), Kandungan rimpang jahe
terdiri dari dua komponen yaitu :
1. Volatile oil (minyak menguap)
 Jahe kering mengandung minyak atsiri 1-3%, sedangkan jahe
segar yang tidak dikuliti kandungan minyak atsiri lebih
banyak dari jahe kering. Bagian tepi dari umbi atau di bawah
kulit pada jaringan epidermis jahe mengandung lebih banyak
minyak atsiri dari bagian tengah demikian pula dengan
baunya. Kandungan minyak atsiri juga ditentukan umur panen
dan jenis jahe. Pada umur panen muda, kandungan minyak
atsirinya tinggi. Sedangkan pada umur tua, kandungannya pun
makin menyusut walau baunya semakin menyengat.
2. Non-volatile oil (minyak tidak menguap)
Oleoresin salah satu senyawa kandungan jahe yang
sering diambil, dan komponen pemberi rasa pedas dan pahit.
Sifat pedas tergantung dari umur panen, semakin tua
umurnya semakin terasa pedas dan pahit. Oleoresin
merupakan minyak berwarna coklat tua dan mengandung
minyak atsiri 15-35% yang diekstraksi dari bubuk jahe.
Komponen Volatil dan Non-volatil Rimpang Jahe

FRAKSI KOMPONEN
Volatile zingiberol (seskuiterpen alkohol), D-β-
feladren, dan kamfen (terpen); sineol
(turunan alkohol); metil heptenon, d-
borneol, graniol, linalaol, dan kavikol
(fenol).

Non-volatile Gingerol, shogaol, gingediol,


gingediasetat, Gingerdion,
Gingerenon.
STRUKTUR SENYAWA KIMIA PADA KOMPONEN
JAHE
KANDUNGAN
Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman jahe : golongan flavanoid,fenolik, terpenoida, dan
minyak atsiri (Benjelalai, 1984).
Senyawa fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin,
yang berpengaruh dalam sifat pedas jahe sedangkan senyawa
terpenoida adalah merupakan komponen-komponen tumbuhan
yang mempunyai bau, dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
penyulingan minyak atsiri.
Monoterpenoid merupakan biosintesa senyawa terpenoida,
disebut juga senyawa “essence” dan memiliki bau spesifik.
Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik,
ekspektoran, spasmolitik, sedative, dan bahan pemberi aroma
makanan dan parfum. (Kesumaningati, 2009).
Kandungan dari minyak atsiri pada jahe antara lain α pinen, β-
phellandren, borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde,
decylaldehyde, methylepteno, 1,8 sineol, bisabelin, 1-α-curcumi,
farnese, humulen, phenol, asetat dan yang paling banyak adalah
zingiberen dan zingiberol.
Minyak yang tidak menguap atau oleoresin memberikan rasa
pedas dan pahit. Oleoresin terdiri atas gingerol dan zingiberen,
shagol, minyak atsiri dan resin.
Rimpang pada jahe mengandung flavonoid, 10-
dehydrogingerione, gingerdione, arginin, linolenic acid, aspartia
acid, kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein, vitamin A dan
niacin serta mineral. Terdapat juga asam-asam organik seperti
asam malat, asam oksalat, vitamin A, B (Collin dan folat) dan C,
senyawa senyawa flavonoid, polifenol, aseton, methanol, cineole
dan arginine.
Gingerol memiliki efek sebagai antiinflamasi, antipiretik,
gastroprotektif, kardiotonik, hepatotoksik, antioksidan, anti
kanker, antiangiogenesis dan anti arterosklerotik.
Gingerol dan zingerone dapat melindungi mukosa lambung
dengan cara menghambat 𝐻+ 𝐾+ -ATPase sehingga dapat
menghambat sekresi asam lambung.
Flavonoid yang terkandung dalam jahe dapat meningkatkan
prostaglandin yang merupakan faktor defensif dari lambung.
Aseton dan methanol dapat melindungi lambung dengan cara
menurunkan asam lambung dan mencegah iritasi pada
mukosa lambung.
Manfaat Jahe
1. Anti ulserogenik
Jahe telah terbukti memiliki efek sebagai antiulserogenik
karena mengandung Gingerol, Zingerone, Flavonoid,
Aseton, Metanol dan minyak atsiri.
Gingerol dan zingerone dapat menghambat 𝐻+𝐾+ ATP-
ase yang dapat menghambat sekresi dari asam lambung.
Flavonoid memiliki efek sitoprotektif yang bekerja
dengan menstimulus COX1 sehingga meningkatkan
prostaglandin. Aseton dan Metanol dapat melindungi
lambung dengan cara menurunkan asam lambung dan
mencegah iritasi pada mukosa lambung.
2. Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang
pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah,
akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan
kerja jantung memompa darah.
3. Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim
pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing
mencerna protein dan lemak.
4. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah
penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah,
penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga
membantu menurunkan kadar kolesterol.
5. Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin,
yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi,
sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
6. Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram
perut dan membantu mengeluarkan angin.
7. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu
menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal
bebas di dalam tubuh.
Jahe Mengatasi Mual Dalam Kehamilan
MEKANISME JAHE DALAM MENGURANGI MUAL DAN MUNTAH
DALAM KEHAMILAN
Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain gingerol, shogaol, zingerone, zingiberol
dan paradol. Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingerone,
sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat zingiberol.
Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja zat-zat tersebut pada dasarnya
masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat reseptor serotonin dan
menimbulkan efek anti emetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf
pusat. Pada percobaan binatang, gingerol meningkatkan transpor gastrointestinal.
Gingerol dan komponen lainnya dari jahe diketahui mempunyai aktivitas sebagai
anti-hidroksitriptamin melalui percobaan pada ileum babi. Galanolakton, merupakan
unsur lain yang terkandung pada jahe, adalah suatu antagonis kompetitif pada ileus
5- HT reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik. Efek jahe pada susunan saraf
pusat ditunjukkan pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan
frekuensi muntah. Selain itu, studi lain menemukan bahwa jahe menurunkan gejala
motion sickness pada xzresponden yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawan B. Peluang Usaha Budidaya Jahe. Edisi ke-
1. Editor: Mona. Yogyakarta: Pustaka Baru Press;
2015:17-24.
Dharmesh SM, Nanjundaiah SM, Annaiah HNM.
Gastroprotective effect of ginger rhizome (Zingiber
officinale) extract: Role of gallic acid and cinnamic
acid in H +, K+-ATPase/H. pylori inhibition and anti-
oxidative mechanism. Evidence-based Complement
Altern Med. 2011.
TERIMA
KASIH
OLEORESIN JAHE

Oleoresin dari rimpang jahe mengandung [6]-gingerol (1-[4’-


hidroksi-3’-metoksifenil]-5-hidroksi-3-dekanon). Senyawa ini
bersifat pungent dan memiliki aktivitas farmakologi dan
fisiologis yang sangat luas (Surh, 2002).
Senyawa aktif yang paling pungent pada jahe yaitu (6)-gingerol
(Shahidi dan Naczk, 1995). Beberapa review (Ravindran dan
Babu, 2005) menyebutkan bahwa oleoresin jahe mengandung
komponen-komponen pungent sebagai berikut: (3)-, (4)-, (5)-,
(6)-, (8)-, (10)-, (12)-, (14)-gingerol; metil-(6)-, metil-(8)-,
metil-(10)-, metil-(12)-gingerol; (4)-, (6)-, (10)-shogaol; (6)-,
(8)-metilshogaol; (4)-, (6)-, (8)-, (10)-gingediol; (6)-
metilgingediol; (4)-, (6)-gingediasetat; (6)-metilgingediasetat;
(4)-, (6)-, (8)-gingerdion; dihidrogingerol; heksahidrokurkumin;
dan desmetilheksahidrokurkumin.

Anda mungkin juga menyukai