Anda di halaman 1dari 11

Jahe Emprit

• Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang


berbeda. Faktor yang dapat mempengaruhi
kandungan kimia jahe yaitu jenis jahe, unsur
tanah, umur panen, dan pengolahan rimpang
jahe.
• Komponen yang terkandung dalam jahe yaitu
air 80,9%, protein 2,3%, lemak 0,9%, mineral
1-2%, serat 2-4%, dan karbohidrat 12,3%.
• Jahe memiliki minyak mudah menguap (volatile
oil), minyak tidak menguap (non volatile oil) dan
pati.
• Minyak yang bersifat mudah menguap yaitu
minyak atsiri, berwarna kuning, sedikit kental,
dan memberi bau khas pada jahe.
• Minyak yang tidak menguap yaitu minyak
oleoresin, memberi rasa pedas dan pahit
(Setiawan, 2015).
Ekstrak Jahe
• Komponen bioaktif yang terkandung dalam
ekstrak jahe antara lain (6)- gingerol, (6)-shogaol,
diarilheptanoid dan curcumin.
• Senyawa fenol pada jahe merupakan bagian dari
komponen oleoresin yang dapat berpengaruh
dalam sifat pedas jahe.
• Senyawa terpenoid merupakan komponen
tumbuhan yang memiliki bau, dapat diisolasi dari
bahan nabati dengan penyulingan minyak atsiri.
• Monoterpenoid merupakan biosintesa
senyawa terpenoid yang biasa disebut
senyawa “essence” dan memiliki bau yang
spesifik. Senyawa monotepenoid banyak
dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran,
spasmolitik, dan bahan pemberi aroma
makanan dan parfum (Kusumaningati, 2009).
• Senyawa-senyawa metabolit sekunder
golongan fenolik, flavonoid, terpenoid, dan
minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe
merupakan golongan senyawa bioaktif yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan diantaranya bakteri Escherichia coli,
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, jamur
Neurospora sp, Rhizopus sp. dan Penicillium sp.
(Nursal dkk., 2006).
• Bioaktif terkandung dalam oleoresin
tergantung pada jenis pelarut (Purseglove,
1981), dan metode ekstraksi.
• Oleoresin jahe diperoleh dengan mengekstraksi
rimpang jahe menggunakan pelarut organik.
• Pelarut yang digunakan adalah aseton, etanol,
diklorometana, dikloroetana, dan trikloroetana
No Fraksi Senyawa aktif
1 Minyak mudah menguap (-)-zingeberene, (+)-ar-curcumene, (-)-
ß-sesquiphelandrene, -bisaboline, -pinene,
bornyl acetat, borneol,
camphene, -cymene, cineol, cumene, ß-elemene,
farnesene, ß-phelandrene,
geraneol, limonene, linalool, myrcene,
ß-pinene, sabinene.

2 Minyak tidak menguap Gingerol, shogaol, gingediol,


gingediasetat, Gingerdion, Gingerenon.
(6)-shogaol
• Shogaol merupakan minyak tidak menguap
(oleoresin), komponen paling rendah
konsentrasinya dari jahe
• (6)-Shogaol (fenilalkanone)
• Struktur senyawa shogaol memiliki gugus
keton, fenol, alkena, alkoksida.
• Masing-masing gugus akan menunjukkan
kelarutan dalam pelarut organik dan tidak
larut dalam air, karena jumlah atom C lebih
dari 6.
• Kelarutan rendah dalam air.
• Konsentrasi shogaol akan meningkat bila
simplisia kering karena shogaol merupakan
hasil dehidrasi dari gingerol.
• jika ekstraksi shogaol dapat digunakan metode
perkolasi atau soxhlet
• Jika ekstraksi minyak atsiri digunakan maserasi

Anda mungkin juga menyukai