Anda di halaman 1dari 7

Laporan kadar eugenol dalam bunga cengkeh

NAMA  : Reqi afdoli

NIM : 2012C2008
JUDUL PENETAPAN     : Penentuan Kadar Eugenol

TUJUAN PENETAPAN   : 1) Memisahkan kadar Eugenol yang terkandung dalam sampel

2) Menentukan Kadar Eugenol dalam sampel

DASAR PERINSIP        : Eugenol sebagai molekul terpen dalam sampel tidak mengamali
penyabunan seperti asam lemak / minyak ( saponifikasi ), akan terpisah dari campuran dan dapat
ditentukan kada eugenolnya.

REAKSI                       : 

LANDASAN TEORI        :

Bunga CENGKEH

Bunga cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif.
Banyak zat terkandung dalam minyak cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan
antiseptik. Kandungan lain yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3,
magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh juga
ada di dalamnya, terutama vitamin C dan vitamin K.

Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang cukup banyak dihasilkan di
Indonesia dengan cara penyulingan air dan uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna
bening sampai kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma
cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan
besi atau akibat penyimpanan.
Dalam perdagangan internasional, minyak cengkeh dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan
sumbernya, yaitu minyak daun cengkeh (clove leaf oil), minyak tangkai  cengkeh (clove stem
oil), minyak bunga cengkeh (clove bud oil). Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang
dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada
pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga
sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.

Cengkeh  dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman


asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanamanMyrtaceae pada ordo Myrtales. Cengkeh
digunakan sebagai bahan campuran rokok kretek dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh
yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%)
penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius). Selain
eugenol, minyak atsiri cengkeh juga mengandung senyawa asetil eugenol, beta-caryophyllene,
dan vanilin. Terdapat pula kandungan tanin, asam galotanat, metil salisilat (suatu zat penghilang
nyeri), asam krategolat, beragam senyawa flavonoid (yaitu eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan
eugenitin), berbagai senyawa triterpenoid (yaitu asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol),
serta mengandung berbagai senyawa seskuiterpen.

Minyak cengkeh banyak diproduksi oleh pada pengrajin penyuling daun cengkeh dan gagang
cengkeh di daerah-daerah yang banyak tanaman cengkehnya. Sebagian besar minyak cengkeh
diekspor sebagai minyak cengkeh kasar.

Komoditi minyak cengkeh sudah saatnya untuk dinaikkan nilai tambahnya dengan pengolahan
menjadi bahan lain, dengan menggunakan distilasi fraksinasi. Minyak cengkeh dapat dimurnikan
menjadi eugenol yang kadarnya bisa mencapai 99,9%. Eugenol dapat diolah lebih lanjut menjadi
bahan lain seperti isoeugenol, kemudian menjadi vanilin atau bahan kimia lainnya.

Pemurnian minyak cengkeh dengan distilasi fraksinasi dilakukan didasarkan pada perbedaan titik
didih antara eugenol, isoeugenol dan caryofilen yang merupakan komponen utama minyak
cengkeh. Distilasi fraksinasi bertujuan untuk memisahkan campuran beberapa bahan menjadi
masing-masing bahan dengan menggunakan prinsip kesetimbangan cair-uap. Minyak cengkeh
diuapkan di dasar kolom dan dibuat setimbang dengan cairan dari destilat yang dikembalikan
(refluk) dari puncak kolom. Pada kesetimbangan yang terjadi dalam kolom, komponen titik didih
rendah cenderung ke atas dan keluar sebagai destilat dan komponen titik didih tinggi cenderung
turun kebawah kembali ke bejana penguapan. Destilat yang diperoleh mengandung komponen
ringan caryofilen lebih banyak dan eugenol sedikit. Komposisi destilat berubah sampai
komponen ringan tersebut habis, dan yang keluar adalah eugenol. Dengan demikian, hasil
destilat fraksinasi terdiri dari komponen yang dapat dikelompokkan berdasar titik didihnya.
Produk dianalisis kandungan komponennya menggunakan Gas Kromatografi atau secara kasar
bisa ditentukan berdasar kelarutannya dengan NaOH atau berdasar densitas destilatnya.
ISOLASI EUGENOL DALAM Bunga CENGKEH

Isolasi eugenol dapat dilakukan melalui beberapa jenis proses pemurnian(isolasi). Di antaranya,
yaitu proses ekstraksi, distilasi fraksionasi (rektifikasi),kromatografi kolom, ekstraksi superkritik,
dan distilasi molekuler (Anny S, 2002).Selama ini, telah dilakukan pengambilan eugenol
hanya dengan prosesekstraksimenggunakan NaOH dan menghasilkan kadar eugenol sebesar
82,6% (SriSuhenry, 2001). Selain itu juga telah dilakukan pengambilan dengan caraekstraksi
minyak daun cengkeh menggunakan NaOH berlebih dan dilanjutkan proses pengasaman dengan
larutan HCl pekat, hanya mencapai kadar eugenolsekitar 86% ( Sediawan, 2003 ). Dari proses
ekstraksi ini, kelemahan terjadi pada proses recovery solven. Untuk itu, pada penelitian
ini dilakukan isolasi eugenoldengan distilasi fraksionasi tekananrendah tanpa menggunakan
bahan lain seperti pelarut serta mencegah dekomposisi komponen dalam minyak daun
cengkeh.Teknologi ini diharapkan dapat mengambil komponen eugenol sebagai produk utama
dari minyak daun cengkeh tanpa merusak performa minyak daun cengkehtersebut karena
berlangsung pada temperatur rendah.

Eugenol

Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang memberikan bau
dan aroma khas pada minyak cengkeh. (Considine dan Considine, 1982 dalam www.
Mipa.unej.ac.id)  menyatakan bahwa eugenol murni merupakan cairan tidak berwarna, berbau,
keras, dan mempunyai rasa pedas. Eugenol mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan
di udara terbuka. Dalam bidang industri pemanfaatan eugenol masih terbatas pada industri
parfum .

Eugenol merupakan komponen kimia utama dalam minyak daun cengkeh, yaitu 79-90% volume
(Ketaren, 1985, dalamMenurut Guenther (1950) dalam),  eugenol merupakan komponen utama
minyak cengkeh yaitu 80-90%. Hasil penelitian Deyena dan Horiguchi (1971) menyebutkan
bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol 80,7%.
Isolasi Eugenol

Eugenol merupakan suatu  alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi
dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat diisolasi dengan penambahan
larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH atau Ca(OH) 2 (Majalah Eksata, 1989 : 71).
Menurut  Guenther, NaOH 3% dapat dipakai untuk mengisolasi komponen eugenol dari minyak
daun cengkeh.

Eugenol dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat yang larut dalam air. Bagian non
eugenol diekstrak dengan eter. Dengan penambahan asam anorganik akan menghasilkan garam
natrium eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan dan
penyulingan(Guenther, 1950). Reaksi sebagai berikut :

ALAT / BAHAN           :

Alat :

1.      Pipet volum 10 mL

2.      Labu cassia 100 mL

3.      Gelas ukur

4.      Waterbath

5.      Timer

Bahan :
1.      Minyak cengkeh

2.      NaOH

CARA KERJA :

-       Minyak cengkeh 10 mL

1.      Dimasukkan ke dalam labu ukur cassia 100 mL

2.      Ditambahkan 35 mL larutan NaOH 1N

3.      Dikocok 5 menit

4.   Dipanaskan di atas penangas air (10 menit) hingga terpisah / penyabunan berlangsung
sempurna.

5.      Ditambahkan kembali NaOH 1N hingga Eugenol (terpen) yang terbebaskan berada dalan
skala labu cassia.

-       Volume Eugenol

1.      Analisi Data

-       Kadar Eugenol

PENGAMATAN           :

1.      Volume Terpen        : 3.5 mL

2.      Volume Sampel        : 10 mL

PERHITUNGAN          :
KESIMPULAN :

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kadar Eugenol dalam sampel adalah 35%

Anda mungkin juga menyukai