Anda di halaman 1dari 12

33

Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol


dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Pengaruh Katalis Asam Klorida dan Media Natrium Klorida Terhadap Sintetik
Polieugenol dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

The Influence of Chloride Acid as Catalyst and Natrium Chloride as Medium


toward Polyeugenol Synthesis from Cloves Oil (Syzigium aromaticum)
1)
Dipo Ade Putra Iskandar, 2)Mohammad Wijaya, 3)Suriati Eka Putri
1, 2,3)
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224
Email : dipoadeputra@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penambahan katalis asam klorida (HCl) terhadap sintetik polieugenol,
bagaimana pengaruh penggunaan media NaCl terhadap sintetik polieugenol,
serta kelarutan polieugenol dalam beberapa pelarut murni. Polieugenol yang
akan disintesis berasal dari minyak cengkeh (Syzigium aromaticum) yang
diperoleh dari kabupaten Soppeng. Tahapan penelitian ini terdiri dari (1)
isolasi minyak atsiri dari bunga cengkeh dengan metode ekstraksi kontinu dan
water distillation, (2) ekstraksi eugenol dari minyak atsiri bunga cengkeh yang
dikarakterisasi dengan penentuan rendemen, analisis GC-MS, serta analisis
dengan spektrofotometer inframerah (IR), dan (3) polimerisasi eugenol dengan
katalis asam klorida yang dikarakterisasi dengan penentuan kelarutan,
rendemen, serta analisis spektrofotometer IR. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa rendemen terbesar hasil polimerisasi diperoleh pada
perbandingan mol HCl dan eugenol 1 : 2, yaitu 87,21 % pada polimerisasi
eugenol dengan media NaCl dan 86,56 % pada polimerisasi eugenol tanpa
media. Selain itu diketahui pula bahwa polimerisasi eugenol dengan
menggunakan media NaCl tidak terjadi dengan sempurna, dikarenakan proses
adisi pada tahap inisiasi terganggu karena ikutnya media tersebut bereaksi
yang dibuktikan oleh masih terdapatnya serapan khas gugus C=C pada
bilangan gelombang 1606,70 - 1637,56 cm-1, sehingga lebih baik melakukan
polimerisasi eugenol tanpa menggunakan media.
Kata Kunci : Polieugenol, Bunga Cengkeh, Eugenol, HCl, Polimerisasi, dan
Sintetik

ABSTRACT
The aim of this research was to know about the influence of chloride
acid (HCl) addition as a catalyst toward the polyeugenol synthesis, about the
influence of sodium chloride (NaCl) medium usage toward polyeugenol
synthesis, and about the solubility of polyeugenol in some pure solvents. The
polyeugenol was made from clove oil which obtained from Soppeng regency.
This research consists of several stages, i.e (1) the isolation of essential oil
from clove’s flower using continuous extraction method and water distillation,
(2) the extraction of eugenol from clove’s oil which characterized with yield

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


34
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

determination, GC-MS analysis, and infrared (IR) spectrophotometer analysis,


and (3) polymerization of eugenol using chloride acid which characterized
with solubility determination, yield determination, and IR spectrophotometer
analysis. The result of this reaserch showed that the largest yield was obtained
from ratio of mol HCl and eugenol as 1 : 2, was 87,21 % on polymerization of
eugenol with NaCl medium and 86,56 % on polymerization of eugenol without
using medium. Also note that polymerization of eugenol with using NaCl
medium was unsuccessful, due to the addition process on inisiation step was
disturbed, because the medium joined in the reaction that proved by typical
C=C absorption on 1606,70 – 1637,56 cm-1, so would be better to polymerize
eugenol without using medium.
Key words : Polyeugenol, Cloves, Eugenol, HCl, Polymerization, and
Synthesis

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Minyak atsiri dapat ditemukan dalam
wilayah yang sejak dulu terkenal atas semua bagian tanaman cengkeh
beragam potensi sumber daya alam (Syzygium aromaticum) seperti bagian
yang melimpah. Salah satu sumber bunga, buah, daun, tangkai, dan
daya alam Indonesia yang melimpah bahkan batang. Namun kandungan
yaitu keanekaragaman hayatinya. minyak atsiri pada bunga cengkeh
Berbagai jenis tanaman yang ada diperkirakan lebih. Menurut Hadi
sudah dimanfaatkan oleh masyarakat (2012), kandungan minyak atsiri pada
awam baik sebagai bahan pangan, bunga cengkeh mencapai 21,3%
bahan baku obat tradisional, pewarna dengan kadar eugenol berkisar antara
alami, bahan pengawet, dan lain-lain. 78-95%, sehingga dapat diekstraksi
Tanaman rempah merupakan salah menjadi minyak atsiri yang bernilai
satu tanaman khas di Indonesia. Salah ekonomis tinggi. Oleh sebab itu, bunga
satu jenis tanaman rempah Indonesia cengkeh sangat berpotensi sebagai
yang terkenal sejak dulu dan memiliki penghasil ekstrak minyak atsiri.
potensi sebagai komoditi ekspor Minyak Atsiri atau yang biasa
adalah tanaman cengkeh (Syzygium disebut Essential oil memiliki banyak
aromaticum). Hal tersebut karena kandungan senyawa kimia. Menurut
tanaman cengkeh mengandung hasil penelitian Nurdjannah (2004)
senyawa kimia yang memiliki berbagai komponen terbesar yang terdapat
manfaat. dalam minyak atsiri cengkeh adalah
Kandungan senyawa kimia eugenol sebesar 70-80 % juga terdapat
terbesar dalam tanaman cengkeh senyawa kimia lain seperti eugenil
adalah minyak atsiri. Beberapa industri asetat, eugenil metil ester,
yang membutuhkan minyak atsiri caryophylena dan zat- zat kimia lain
dalam produksinya yaitu industri dalam jumlah sedikit.
farmasi, industri kosmetik, industri
rokok, industri makanan dan minuman.

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


35
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Eugenol sebagai komponen nampan, dan sebagainya), industri


terbesar minyak atsiri daun cengkeh serat kain (polyester, nylon), hingga ke
memiliki banyak manfaat diantaranya industri otomotif dan pesawat terbang.
sebagai bakterisidal, fungisidal, Pembuatan dan penggunaan polimer
analgesik, antioksidan, anti inflamasi sintetis mempunyai peranan penting
dan digunakan dalam pembuatan dalam industri modern (Handayani,
vanillin (Ashnagar et al., 2012). 2004).
Eugenol dengan mudah dapat Polieugenol sebagai salah satu
dipisahkan dari senyawa-senyawa pemanfaatan lanjutan dari senyawa
bukan fenolat dengan mengekstraksi eugenol dalam bentuk senyawa
minyak daun cengkeh dengan larutan polimer memiliki beberapa manfaat,
natrium hidroksida. Hasil reaksinya diantaranya sebagai carrier (zat
adalah garam natrium eugenolat yang pembawa) pada proses pemisahan
larut dalam air dan berada pada lapisan logam serta sebagai pengadsorbsi
bawah. Reaksi ini bersifat eksotermis, limbah logam berat. Semakin
sehingga pemisahan garam tersebut berkembangnya pemanfaatan dari jenis
dilakukan setelah campuran dingin. polimer ini membuat polieugenol
Eugenol dapat diperoleh dengan mulai diteliti dan dimaksimalkan
mengasamkan larutan eugenolat keberadaannya.
dengan menambahkan HCl atau asam Polimerisasi eugenol mengalami
mineral lainnya hingga mencapai pH mekanisme reaksi polimerisasi
3. Pengasaman larutan alkali kationik yang merupakan bagian dari
menghasilkan kembali eugenol yang polimerisasi adisi. Mekanisme
kemudian dimurnikan dengan destilasi polimerisasi kationik meliputi tahap
bertingkat dengan pengurangan inisiasi, propagasi, dan terminasi. Pada
tekanan (Iman, 2007). polimerisasi ini, spesies yang
Eugenol juga dimanfaatkan terpropagasi adalah ion karbonium.
sebagai bahan dasar pembuatan Tahap inisiasi terjadi oleh adanya
senyawa lain, seperti isoeugenol, spesies yang mengadisi monomer
metaleugenol, eugenol sulfonat, dan melalui adisi elektrofilik untuk
sebagainya. Oleh karena itu, eugenol menghasilkan jenis kation baru
juga diperkirakan dapat dimanfaatkan (Stevens, 2001).
dalam pembuatan senyawa polimer, X+ + CH2=CHR XCH2CH+R
seperti polieugenol. Tahap inisiasi ditandai dengan
Senyawa polimer dari tahun ke terjadinya perubahan warna larutan
tahun terus menjadi pusat perhatian menjadi merah (Suirta et al., 2012).
penelitian, terus-menerus Pada tahap ini, terjadi adisi elektrofilik
dikembangkan, dan penggunaannya antara asam HA dan monomer
semakin meluas. Polimer terus membentuk ion karbonium yang
menerus menggantikan material mengikuti hukum Markovnikov
tradisional mulai dari konstruksi (Fessenden, 1986). Selain sebagai
bangunan (cat, pipa, dan sebagainya), inisiator, senyawa asam pada proses
industri kemasan (botol, film, plastik, polimerisasi adisi juga berguna sebagai

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


36
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

katalis. Katalis pada reaksi Bahan yang digunakan adalah


polimerisasi eugenol adalah asam- bunga cengkeh (Syzygium
asam mineral seperti HCl, H2SO4, dan aromaticum), NaOH 4 %, HCl pekat
HNO3 atau katalis Friedel Crafts yang dan 6 %, NaCl 1 M, petroleum eter,
pada umumnya merupakan jenis garam metanol, indikator universal, aqudest,
asam. etanol, n-heksana, etil asetat.
Tahap propagasi berupa adisi
monomer oleh ion karbonium yang B. Prosedur Kerja
dihasilkan pada tahap inisiasi. Tahap 1. Isolasi Minyak Atsiri
propagasi terjadi ikatan kovalen antara Sebanyak satu kilogram bunga
kation dengan monomer. Kation yang cengkeh kering dikumpulkan dan
terbentuk menangkap elektron dari dibersihkan. Bunga cengkeh tersebut
ikatan rangkap yang dimiliki eugenol. kemudian dihancurkan kasar dan
Proses ini akan menentukan panjang diekstraksi dengan petroleum eter.
rantai polimer yang akan terbentuk Kemudian sisa sampel yang telah
(Iman, 2007). diekstrak dimasukkan ke dalam alat
Tahapan terakhir pada proses penyulingan uap sederhana yang berisi
polimerisasi eugenol ini adalah tahap air sampai tanda batas. Api dinyalakan
terminasi yang dapat terjadi melalui dan destilat dikumpulkan. Proses
berbagai proses untuk penghentian penyulingan dilakukan selama 7-8 jam.
reaksi. Proses yang paling sederhana Minyak dan air yang terkumpul
adalah penggabungan ion karbonium dipisahkan. Sisa air yang terdapat
dan anion pasangannya yang disebut dalam minyak dihilangkan dengan
ion lawan (Cowd, 1991 : 14). Tahap penguapan. Rendemen minyak atsiri
ini dapat juga melalui pertukaran dhitung dengan rumus sebagai berikut:
tempat dari reaksi antara ujung rantai Bobot minyak atsiri
pertumbuhan dengan runutan air atau R (%) = x 100 %
reagen proton lain, misalnya metanol Bobot sampel
(Allcock, 1981).
2. Ekstraksi Eugenol
METODE PENELITIAN Minyak atsiri yang diperoleh
A. Alat dan Bahan kemudian diekstraksi untuk
Alat yang digunakan pada memisahkan eugenolnya.
penelitian ini adalah satu set alat Menambahkan NaOH 4% dalam
penyulingan (destilasi), Kromatografi corong pisah dengan perbandingan
minyak atsiri dengan NaOH 4% (1:5).
Gas Spektroskopi Massa (GC-MS),
Selanjutnya larutan dikocok dengan
Spektrofotometer Infrared (IR), corong magnetic stirer selama 1 jam kemudian
pisah, seperangkat peralatan gelas, diendapkan selama 4 jam. Terbentuk 2
piknometer, termometer 300 oC, lapisan dengan lapisan non eugenolat
neraca analitik, magnetic stirrer, di atas dan eugenolat pada lapisan
stopwatch. bawah. Lapisan eugunolat dipisahkan
kemudian ditambahkan larutan dengan

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


37
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

HCl 6% sampai asam (pH 3). Larutan Perlakuan yang sama dilakukan
kemudian dikocok selama 30 menit. dengan melakukan polimerisasi pada
Larutan akan membentuk 2 lapisan, media NaCl sebanyak 100 mL.
lapisan atas adalah larutan garam dan Selanjutnya dilakukan beberapa
lapisan bawah adalah eugenol. Lapisan pengujian sebagai berikut,
eugenol dicuci dengan aquades. a. Penentuan kelarutan polieugenol
Kemudian diuapkan pada suhu 105 oC Penentuan atau uji kelarutan dari
untuk menghilangkan airnya. polieugenol dilakukan terhadap
Selanjutnya dilakukan analisis dengan beberapa pelarut murni, seperti air,
menggunakan Spektofotometer IR dan metanol, etanol, etil asetat, dan n-
GC-MS. Selain itu juga dilakukan heksana.
penentuan rendemen eugenol yang
diperoleh. Penentuan rendemen b. Penentuan rendemen polieugenol
dilakukan dengan menggunakan rumus Rendemen adalah kadar
sebagai berikut: polieugenol yang diperoleh dari
Bobot eugenol polimerisasi eugenol dengan berbagai
R (%) = x 100 katalis asam. Dengan rumus sebagai
% berikut:
Bobot minyak atsiri Bobot polieugenol
R (%) = x 100 %
3. Polimerisasi Eugenol Bobot eugenol
Polimerisasi eugenol dilakukan
dengan menggunakan katalis asam c. Analisis polieugenol dengan
dengan perbandingan mol yang Spektrofotometer IR
berbeda untuk melihat pengaruhnya Analisis spektrofotometer IR
terhadap karakterisktik (rendemen) dilakukan untuk melihat gugus fungsi
polieugenol yang dihasilkan. Adapun yang terkandung dalam polieugenol.
katalis asam yang digunakan berupa Alat yang digunakan adalah Shimidzu
asam mineral yaitu HCl. Proses Prestige-21 IR Spectrophotometer.
polimerisasi dilakukan pada Pengidentifikasian gugus fungsi ini
perbandingan mol eugenol dan HCl dilakukan pada kisaran bilangan
sebesar 1:1, 1:2, serta 2:1. Polimerisasi gelombang 300 - 4500 cm-1 untuk
eugenol dilakukan dengan memperoleh hasil analisis IR yang
mereaksikan sebanyak 10 gram sebaik-baiknya pada rentang bilangan
eugenol dengan HCl pekat dalam gelas gelombang yang bervariasi.
beker 250 mL sambil diaduk dengan
pengaduk magnet. Penambahan HCl HASIL DAN PEMBAHASAN
pekat ini dilakukan setiap 30 menit A. Hasil Penelitian
sekali selama 2 jam, polimerisasi 1. Isolasi Minyak Atsiri
dihentikan dengan cara menambahkan Bunga cengkeh diekstrak dengan
1 mL metanol. Endapan yang menggunakan petroleum eter sebanyak
terbentuk didekantasi, dan dicuci 5 kali sirkulasi. Kemudian sisa sampel
dengan aquades kemudian disaring. yang telah diekstrak dilanjutkan

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


38
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

dengan melakukan penyulingan


sampel yang telah diekstrak dengan air Sedangkan hasil karakterisasi dan GC-
menghasilkan minyak atsiri murni MS pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
berwarna kuning dengan volume 194,5 senyawa yang diperoleh benar adalah
mL dan berat 204,521 gram. eugenol.
Rendemen minyak atsiri yang
diperoleh sebesar 20,45 % dengan Tabel 2. Hasil karakterisasi eugenol
jenis sebesar 1,052 g/mL. Karakter
Eugenol Standar
yang diamati
2. Ekstraksi Eugenol Bening Tidak
Warna
Minyak atsiri kemudian diekstrak kekuningan berwarna
dengan NaOH 4% hingga membentuk Waktu retensi 13,576 13,625
2 lapisan, yaitu lapisan Na-Eugenolat % Area 15,32 6,686
yang berwarna kuning keruh dan Kualitas (%
98 99
lapisan organik yang selanjutnya akan kemurnian)
dibuang. Dari hasil pengekstakan Berat molekul
164,08 164,20
diperoleh eugenol murni berwarna (g/mol)
bening kekuningan dengan volume
153,5 mL dan berat 163,891 gram. 3. Polimerisasi Eugenol dengan
Rendemen eugenol diperoleh sebesar Katalis Asam Klorida
80,13 % dengan berat jenis sebesar Polimerisasi dilakukan dengan
1,068 g/mL. menambahkan HCl, ke dalam eugenol,
Adapun hasil analisis IR yang dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1
diperoleh dicantumkan dalam bentuk secara berturut-turut adalah 1,9 mL,
Tabel 1. 0,9 mL, dan 3,7 mL. Hasil polimerisasi
diperoleh larutan berwarna ungu
Tabel 1. Hasil Analisis Spektra IR kemerahan pada polimerisasi tanpa
Eugenol media dan larutan berwarna kuning
Daerah Serapan (cm-1) kejinggaan pada polimerisasi dengan
Gugus
Pustaka media NaCl yang ditunjukkan pada
Spektra Fungsi
Tabel 3.
3552,88 3000 – 3600 O-H
3003,17 3000 – 3100 C-H Tabel 3. Hasil pengamatan warna
746,45 - 852,54 675 – 870 aromatik polimer (polieugenol)
2839,22 - 2968,45 2850 – 2970 C-H Kenampakan Warna
1431,18 - 1460,11 1350 – 1470 alkana HCl :
Poleugenol
3072,60 3050 – 3150 Eugenol
C=C Media Tanpa
1637,56 1630 – 1680 (mol)
NaCl Media
C=C
2:1 Kuning Ungu gelap
1512,19 1500 – 1600 aromatik
Kuning Ungu
1:1
1232,51 - 1267,23 1080 – 1300 C-O keruh kecokelatan
914,26 - 1035,77 900 Vinil Kuning Ungu
1:2
kejinggaan kemerahan

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


39
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Kemudian polimerisasi dihentikan c. Analisis IR polieugenol


dengan menambahkan 1 mL metanol. Hasil analisis IR untuk
Endapan yang terbentuk didekantasi, polimerisasi eugenol dengan media
dicuci dengan aquades, kemudian NaCl diperlihatkan pada Tabel 6,
disaring sehingga diperoleh sedangkan hasil polimerisasi eugenol
polieugenol murni. Selanjutnya tanpa media diperlihatkan pada Tabel
dilakukan uji kelarutan dan rendemen, 7, dengan data spektrum sebagai
serta penentuan gugus fungsi senyawa berikut.
dengan spektrofotometer IR.
Tabel 6. Hasil Analisis Spektra IR
a. Penentuan kelarutan polieugenol Polimerisasi Eugenol dengan media
Tabel 4 merupakan hasil uji NaCl
kelarutan polieugenol. Daerah Serapan (cm-1) Gugus
Spektra Pustaka Fungsi
Tabel 4. Hasil Uji Kelarutan 3450,65 - 3522,02 3000 – 3600 O-H
Polieugenol 2906,73 - 2970,38 2850 – 2970 C-H
Berat 1365,60 - 1431,18 1350 – 1470 alkana
Pelarut Jenis Kelarutan 3005,10 - 3074,53 3050 – 3150
(kg/m3) C=C
1606,70 - 1637,56 1630 – 1680
Tidak C=C
Air 1000
Larut 1516,05 1500 – 1600
aromatik
Larut C-H
Etanol 789
Sempurna 746,45 - 852,64 675 – 870
aromatik
Metanol 792
Larut 1122,57 - 1267,23 1080 – 1300 C-O
Sempurna 997,20 - 1033,85 900 – 1040 vinil
Etil Larut
897
Asetat Sebagian
Tabel 7. Hasil Analisis Spektra IR
n- Polimerisasi Eugenol Tanpa Media
Larut
Heksana 655
Sempurna Daerah Serapan (cm-1) Gugus
Spektra Pustaka Fungsi
b. Penentuan rendemen polieugenol 3523,35 3000 – 3600 O-H
Adapun nilai rendemen yang 2908,65 - 2970,38 2850 – 2970 C-H
diperoleh disajikan pada Tabel 5. 1367,53 - 1460,11 1350 – 1470 alkana
C=C
Tabel 5. Rendemen Polieugenol 1514,12 1500 – 1600
aromatik
Rendemen (%) C-H
HCl : Eugenol 794,67 - 817,82 675 – 870
Media Tanpa aromatik
(mol)
NaCl Media NaCl 1269,16 1080 – 1300 C-O
2:1 85,14 82,87 914,26 - 1033,65 900 – 1040 Vinil
1:1 86,67 84,22
1:2 87,21 86,56

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


40
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

B. Pembahasan OH NaOH O-Na


1. Isolasi Minyak Atsiri
CH3
Bunga cengkeh diperoleh dari CH3 O
O H2C
kabupaten Soppeng. Proses isolasi H2C

minyak atsiri diawali dengan


melakukan ekstraksi kontinyu dengan Gambar 1. Reaksi pembentukan Na-
pelarut petroleum eter dikarenakan Eugenolat
sifat kepolaran petroleum eter yang Komponen lain dalam minyak
kurang polar, sesuai dengan kepolaran atsiri bunga cengkeh tidak akan
minyak atsiri. Untuk memastikan bereaksi dengan NaOH dikarenakan
semua minyak terekstrak, dilanjutkan perbedaan kepolaran. Perbedaan
dengan melakukan water distillation. tersebut membuat terbentuknya 2
Hasil ekstraksi diperoleh minyak atsiri lapisan senyawa, yaitu lapisan atas
namun belum dalam keadaan murni, berupa senyawa-senyawa organik
sehingga dilakukan proses destilasi lainnya dan lapisan bawah berupa Na-
dan penguapan untuk menghilangkan Eugenolat dan air. Lapisan Na-
air dan pelarut eter yang digunakan. Eugenolat dipisahkan dan diasamkan
Minyak atsiri yang diperoleh dengan menambahkan HCl untuk
kemudian disaring sehingga diperoleh memisahkan kembali eugenol dengan
minyak atsiri murni berwarna bening ion natrium yang mengikatnya. HCl
kekuningan. akan bereaksi dengan ion Na+ yang
Minyak atsiri yang diperoleh terdapat dalam lapisan Na-Eugenolat
memiliki bobot jenis sebesar 1,052 menghasilkan garam NaCl. Sehingga
g/mL, sudah sesuai dengan standar terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan
berat jenis minyak atsiri bunga bawah berupa air dan garam NaCl,
cengkeh (ISO) yakni 1,044-1,057 serta lapisan atas yang berupa eugenol.
g/mL (Ruhnayat, 2002). Adapun
rendemen yang diperoleh sebesar
20,45 %, sudah hampir sesuai dengan
teori bahwa kandungan minyak atsiri
pada bunga cengkeh mencapai 21,30
% (Hadi, 2012).

2. Ekstraksi Eugenol
Proses ekstraksi dilakukan Gambar 2. Reaksi antara garam Na-
dengan menambahkan NaOH ke dalam Eugenolat dengan HCl
minyak atsiri. Penambahan tersebut
dilakukan agar eugenol yang terdapat Eugenol yang diperoleh dicuci
dalam minyak atsiri dapat bereaksi dan diuapkan untuk menghilangkan
dengan NaOH membentuk garam sisa air yang ada. Sehingga diperoleh
natrium eugenolat yang larut dalam rendemen eugenol sebesar 80,13 %,
air. yang mana telah sesuai dengan teori

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


41
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

yang berkisar antara 78-95 % (Hadi, 3. Polimerisasi Eugenol dengan


2012). Dengan massa jenis sebesar Katalis Asam Klorida
1,068 g/mL, sesuai dengan berat jenis Polimerisasi eugenol dilakukan
standar eugenol sebesar 1,064-1,070 dengan beberapa perbandingan mol
g/mL (Kusumadewi, 2011). HCl dan eugenol. Hal ini dilakukan
Hasil analisis IR yang diperoleh untuk melihat pada perbandingan
(Tabel 1) memperlihatkan adanya berapa rendemen pembentukan
gugus hidroksi pada bilangan polieugenol maksimal diperoleh.
gelombang 3552,88 cm-1, metoksi oleh Tahapan awal polimerisasi ini
karakteristik serapan C-O pada dinamakan tahap inisiasi, dimana
bilangan gelombang 1267,23-1232,51 mulai terjadi reaksi antara eugenol dan
cm-1, C=C aromatik pada serapan katalis asam.
1512,19 cm-1, dan serapan gugus
lainnya yang memperlihatkan
kesesuaian dengan gugus fungsi yang
terdapat pada struktur eugenol, dimana
eugenol merupakan turunan dari
senyawa fenol yang memiliki gugus
hidroksil dan tersusun dari senyawa
Gambar 3. Reaksi polimerisasi
aromatik (benzena). Eugenol juga
eugenol dengan HCl (tahap inisiasi)
memiliki gugus metoksi dan gugus
alil, yang memiliki ikatan rangkap dua. Tahapan ini ditandai dengan terjadinya
Hasil analisis GC-MS (Tabel 2) perubahan warna yang dapat dilihat
menunjukkan bahwa senyawa yang pada Tabel 3. Penambahan dilakukan
dianalisis benar merupakan eugenol sambil diaduk agar dapat
dengan waktu retensi (tR) 13,576 memaksimalkan pembentukan
menit. Hal tersebut menunjukkan polieugenol. Tahapan tersebut
adanya kesamaan senyawa sampel dinamakan tahap propagasi. Penentuan
dengan standar yang memiliki waktu panjang rantai polimer terjadi
retensi 13,625 menit. Persen bergantung dengan maksimal atau
kemurnian yang diperoleh sebesar 98 tidaknya proses polimerisasi
%, sehingga tidak perlu lagi dilakukan berlangsung.
analisis terhadap hasil fragmentasi
molekul-molekulnya. Adapun berat
molekul yang diperoleh sebesar 164,08
g/mol, sudah mendekati berat molekul
eugenol sebenarnya yaitu 164,20 g/mol
(Kusumadewi, 2011). Data berat
molekul tersebut kemudian digunakan
Gambar 4. Pemanjangan rantai
untuk menghitung banyaknya HCl
polimer (tahap propagasi)
yang akan digunakan pada proses
polimerisasi sesuai dengan
perbandingan molnya dengan eugenol.

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


42
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Selanjutnya memasuki tahap polimerisasi. Pada tahapan ini,


terakhir, yaitu tahap terminasi, yang dilakukan penambahan metanol
merupakan tahap penghentian sebagai donor ion negatif (CH3O-).

Gambar 5. Penambahan metanol pada proses polimerisasi (tahap terminasi)

Sedangkan berdasarkan hasil


Hasil uji kelarutan polieugenol perhitungan nilai rendemen hasil
(Tabel 4) menunjukkan bahwa polimerisasi (Tabel 5), diperoleh
polieugenol tidak larut dalam air, rendemen terbesar pada perbandingan
sedikit larut dalam etil asetat, dan larut mol HCl dan eugenol 1:2 baik pada
sempurna dalam pelarut n-heksana, polimerisasi dengan media NaCl
metanol, dan etanol. Hal tersebut maupun tanpa media. Pada hasil
membuktikan bahwa polioeugenol polimerisasi dengan media NaCl
hanya dapat larut dalam pelarut diperoleh rendemen sebesar 87,21 %
organik kurang polar(nonpolar) dan dan pada polimerisasi tanpa media
alkohol. Hal tersebut sesuai dengan sebesar 86,56 %. Hal ini menunjukkan
hukum kimia like dissolve like, yang bahwa pada perbandingan 2 : 1 dan 1 :
mana dikarenakan polieugenol 1, pembentukan polieugenol masih
cenderung bersifat kurang polar belum sempurna terjadi. Polimerisasi
sehingga pada umumnya dapat larut eugenol maksimal terjadi pada
dalam pelarut yang bersifat kurang perbandingan 1 : 2.
polar pula. Berdasarkan data berat Berdasarkan hasil analisis IR
jenisnya, diketahui pula bahwa polieugenol yang terbentuk dengan
polieugenol tidak larut dalam pelarut media NaCl (Tabel 6), masih terdapat
air yang memiliki berat jenis yang serapan pada bilangan gelombang
cukup besar yaitu 1000 kg/m3 (lihat 1606,70-1637,56 cm-1 yang merupakan
Tabel 4). Sehingga dapat ditarik serapan gugus C=C yang diperkuat
kesimpulan bahwa polieugenol dapat dengan adanya serapan pada bilangan
larut dalam pelarut dengan berat jenis gelombang 3074,53 cm-1, serta pada
rendah, dimana berdasarkan hasil bilangan gelombang 914,26 - 997,20
penelitian ini di bawah 800 kg/m3. cm-1 yang merupakan serapan dari
gugus CH=CH2. Ini menandakan

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


43
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

bahwa reaksi polimerisasi belum polimerisasi eugenol dengan


terjadi dengan sempurna. Hal tersebut menggunakan media NaCl sebesar
diduga disebabkan oleh media NaCl 87,21 % dan polimerisasi eugenol
yang digunakan menjadi penghambat tanpa media sebesar 86,56 %.
dan ikut bereaksi pada proses 2. Polimerisasi eugenol dengan
polimerisasi. Reaksi adisi yang menggunakan media NaCl tidak
seharusnya terjadi antara eugenol dan terjadi dengan sempurna,
HCl pekat gagal terjadi akibat adanya dikarenakan ikutnya media
ion Cl-, yang berasal dari NaCl, yang bereaksi. Sehingga lebih baik
menutupi muatan positif pada melakukan polimerisasi eugenol
monomer sehingga keberlangsungan tanpa media.
tahap inisiasi terganggu. Hasil tersebut 3. Polieugenol tidak larut dalam air
sesuai dengan hasil polimerisasi dan larut dalam pelarut organik
eugenol dengan media NaCl yang kurang polar (nonpolar) serta
menghasilkan polieugenol dengan alkohol. Dapat pula diketahui
warna kuning, yang berbeda dengan bahwa polieugenol larut dalam
warna polieugenol sesungguhnya pelarut yang memiliki massa jenis
(ungu). rendah (< 800 kg/m3).
Sedangkan untuk hasil analisis
polieugenol yang terbentuk tanpa B. Saran
media (Tabel 7) diperoleh spektra yang Berdasarkan penelitian yang
tidak jauh berbeda. Namun tidak telah dilakukan terhadap minyak atsiri
terdapat lagi peak tajam berintensitas bunga cengkeh maka disarankan agar
tinggi pada daerah serapan C=C (1630- melakukan proses polimerisasi
1680 cm-1), yang menunjukkan bahwa menggunakan perbandingan mol yang
reaksi polimerisasi yang terjadi telah berbeda untuk lebih mengetahui
sempurna. Hasil interpretasi tersebut berapa perbandingan mol terbaik untuk
telah sesuai dengan hasil polimerisasi sintesis polieugenol dan melakukan
eugenol tanpa media yang pengujian ion klorida terhadap asam
menghasilkan polieugenol dengan klorida yang tersisa pada proses akhir
warna yang sesuai dengan standar polimerisasi.
polieugenol.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Allcock, R.H. dan W.F. Lampe. 1981.
A. Kesimpulan Comtemporary Polymer
Berdasarkan hasil penelitian yang Chemistry. New Jersey: Prentice
telah dilakukan disimpulkan bahwa, Hall, Inc. Englewood Cliffs.
1. Penambahan katalis asam klorida Ashnagar, Rahimi, dan N. Hamideh.
berpengaruh terhadap rendemen 2012. Isolation and
polieugenol yang diperoleh. Characterization of 4 – allyl – 2 –
Rendemen terbesar diperoleh pada methoxy phenol (Eugenol) from
perbandingan mol HCl dan Clove Buds Marketed in Tehran
eugenol 1:2, yaitu pada

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44


44
Pengaruh Katalis Asam Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol
dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)

City of Iran. International Yogyakarta: Universitas Negeri


Journal of ChemTech Research. Sunan Kalidjaga
4(1): 105-108. Iran: Pasteur Kusumadewi, Silfia Windy. 2011. Uji
Institute of Iran, Efek Antiproliferatif Senyawa
Nanobiotechnology department, Eugenol Terhadap Kultur Sel
Pasteur Avenue. Kanker Serviks (Hela Cell Line).
Cowd, M.A. 1991. Kimia Polimer. Skripsi. Jakarta: Universitas
Alih Bahasa: Harry Firman. Islam Negeri Syarif
Bandung: Penerbit ITB. Hidayatullah.
Fessenden, R. J. dan Fessenden. J. S. Nurdjannah, Nanan. 2004.
1986. Kimia Organik. Jilid I. Diversifikasi Penggunaan
Alih Bahasa: Aloysius HP. Cengkeh. Jurnal Perspektif. 3(2):
Jakarta: Penerbit Erlangga. 61-70. Bogor: Balai Besar
Hadi, Saiful. 2012. Pengambilan Penelitian dan Pengembangan
Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Pasca Panen Pertanian.
(Clove Oil) Menggunakan Ruhnayat, A. 2002. Memproduktifkan
Pelarut n-Heksana dan Benzena. Cengkeh, Tanaman Tua, dan
Jurnal Bahan Alam Terbarukan. Tanaman Terlantar. Cetakan 1.
1(2): 25-30. Semarang: Fakultas Jakarta: Penerbit Swadaya.
Teknik Universitas Negeri Stevens, Malcolm P. 2001. Kimia
Semarang. Polimer. Alih Bahasa: Iis
Handayani, Wuryanti. 2000. Sintesis Sopyan. Jakarta: Pradnya
Polieugenol dengan Katalis Paramisa.
Asam Sulfat. Jurnal Ilmu Dasar. Suirta, I Wayan, N. L. Rustini, dan T.
3(2): 61-70. Jember: FMIPA I. Prakasa. 2012. Sintesis
Universitas Jember. Polieugenol dari Eugenol dengan
Iman, Saiful. 2012. Sintesis Katalis Asam Nitrat Pekat dan
Polieugenol Menggunakan Media Natrium Klorida. Jurnal
Katalis Asam Nitrat Pekat Kimia. 6(1): 37-46. Bali:
(HNO3) dengan Media Garam Universitas Udayana.
Natrium Klorida (NaCl). Skripsi.

Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 33 – 44

Anda mungkin juga menyukai