Pengaruh Katalis Asam Klorida dan Media Natrium Klorida Terhadap Sintetik
Polieugenol dari Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penambahan katalis asam klorida (HCl) terhadap sintetik polieugenol,
bagaimana pengaruh penggunaan media NaCl terhadap sintetik polieugenol,
serta kelarutan polieugenol dalam beberapa pelarut murni. Polieugenol yang
akan disintesis berasal dari minyak cengkeh (Syzigium aromaticum) yang
diperoleh dari kabupaten Soppeng. Tahapan penelitian ini terdiri dari (1)
isolasi minyak atsiri dari bunga cengkeh dengan metode ekstraksi kontinu dan
water distillation, (2) ekstraksi eugenol dari minyak atsiri bunga cengkeh yang
dikarakterisasi dengan penentuan rendemen, analisis GC-MS, serta analisis
dengan spektrofotometer inframerah (IR), dan (3) polimerisasi eugenol dengan
katalis asam klorida yang dikarakterisasi dengan penentuan kelarutan,
rendemen, serta analisis spektrofotometer IR. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa rendemen terbesar hasil polimerisasi diperoleh pada
perbandingan mol HCl dan eugenol 1 : 2, yaitu 87,21 % pada polimerisasi
eugenol dengan media NaCl dan 86,56 % pada polimerisasi eugenol tanpa
media. Selain itu diketahui pula bahwa polimerisasi eugenol dengan
menggunakan media NaCl tidak terjadi dengan sempurna, dikarenakan proses
adisi pada tahap inisiasi terganggu karena ikutnya media tersebut bereaksi
yang dibuktikan oleh masih terdapatnya serapan khas gugus C=C pada
bilangan gelombang 1606,70 - 1637,56 cm-1, sehingga lebih baik melakukan
polimerisasi eugenol tanpa menggunakan media.
Kata Kunci : Polieugenol, Bunga Cengkeh, Eugenol, HCl, Polimerisasi, dan
Sintetik
ABSTRACT
The aim of this research was to know about the influence of chloride
acid (HCl) addition as a catalyst toward the polyeugenol synthesis, about the
influence of sodium chloride (NaCl) medium usage toward polyeugenol
synthesis, and about the solubility of polyeugenol in some pure solvents. The
polyeugenol was made from clove oil which obtained from Soppeng regency.
This research consists of several stages, i.e (1) the isolation of essential oil
from clove’s flower using continuous extraction method and water distillation,
(2) the extraction of eugenol from clove’s oil which characterized with yield
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Minyak atsiri dapat ditemukan dalam
wilayah yang sejak dulu terkenal atas semua bagian tanaman cengkeh
beragam potensi sumber daya alam (Syzygium aromaticum) seperti bagian
yang melimpah. Salah satu sumber bunga, buah, daun, tangkai, dan
daya alam Indonesia yang melimpah bahkan batang. Namun kandungan
yaitu keanekaragaman hayatinya. minyak atsiri pada bunga cengkeh
Berbagai jenis tanaman yang ada diperkirakan lebih. Menurut Hadi
sudah dimanfaatkan oleh masyarakat (2012), kandungan minyak atsiri pada
awam baik sebagai bahan pangan, bunga cengkeh mencapai 21,3%
bahan baku obat tradisional, pewarna dengan kadar eugenol berkisar antara
alami, bahan pengawet, dan lain-lain. 78-95%, sehingga dapat diekstraksi
Tanaman rempah merupakan salah menjadi minyak atsiri yang bernilai
satu tanaman khas di Indonesia. Salah ekonomis tinggi. Oleh sebab itu, bunga
satu jenis tanaman rempah Indonesia cengkeh sangat berpotensi sebagai
yang terkenal sejak dulu dan memiliki penghasil ekstrak minyak atsiri.
potensi sebagai komoditi ekspor Minyak Atsiri atau yang biasa
adalah tanaman cengkeh (Syzygium disebut Essential oil memiliki banyak
aromaticum). Hal tersebut karena kandungan senyawa kimia. Menurut
tanaman cengkeh mengandung hasil penelitian Nurdjannah (2004)
senyawa kimia yang memiliki berbagai komponen terbesar yang terdapat
manfaat. dalam minyak atsiri cengkeh adalah
Kandungan senyawa kimia eugenol sebesar 70-80 % juga terdapat
terbesar dalam tanaman cengkeh senyawa kimia lain seperti eugenil
adalah minyak atsiri. Beberapa industri asetat, eugenil metil ester,
yang membutuhkan minyak atsiri caryophylena dan zat- zat kimia lain
dalam produksinya yaitu industri dalam jumlah sedikit.
farmasi, industri kosmetik, industri
rokok, industri makanan dan minuman.
HCl 6% sampai asam (pH 3). Larutan Perlakuan yang sama dilakukan
kemudian dikocok selama 30 menit. dengan melakukan polimerisasi pada
Larutan akan membentuk 2 lapisan, media NaCl sebanyak 100 mL.
lapisan atas adalah larutan garam dan Selanjutnya dilakukan beberapa
lapisan bawah adalah eugenol. Lapisan pengujian sebagai berikut,
eugenol dicuci dengan aquades. a. Penentuan kelarutan polieugenol
Kemudian diuapkan pada suhu 105 oC Penentuan atau uji kelarutan dari
untuk menghilangkan airnya. polieugenol dilakukan terhadap
Selanjutnya dilakukan analisis dengan beberapa pelarut murni, seperti air,
menggunakan Spektofotometer IR dan metanol, etanol, etil asetat, dan n-
GC-MS. Selain itu juga dilakukan heksana.
penentuan rendemen eugenol yang
diperoleh. Penentuan rendemen b. Penentuan rendemen polieugenol
dilakukan dengan menggunakan rumus Rendemen adalah kadar
sebagai berikut: polieugenol yang diperoleh dari
Bobot eugenol polimerisasi eugenol dengan berbagai
R (%) = x 100 katalis asam. Dengan rumus sebagai
% berikut:
Bobot minyak atsiri Bobot polieugenol
R (%) = x 100 %
3. Polimerisasi Eugenol Bobot eugenol
Polimerisasi eugenol dilakukan
dengan menggunakan katalis asam c. Analisis polieugenol dengan
dengan perbandingan mol yang Spektrofotometer IR
berbeda untuk melihat pengaruhnya Analisis spektrofotometer IR
terhadap karakterisktik (rendemen) dilakukan untuk melihat gugus fungsi
polieugenol yang dihasilkan. Adapun yang terkandung dalam polieugenol.
katalis asam yang digunakan berupa Alat yang digunakan adalah Shimidzu
asam mineral yaitu HCl. Proses Prestige-21 IR Spectrophotometer.
polimerisasi dilakukan pada Pengidentifikasian gugus fungsi ini
perbandingan mol eugenol dan HCl dilakukan pada kisaran bilangan
sebesar 1:1, 1:2, serta 2:1. Polimerisasi gelombang 300 - 4500 cm-1 untuk
eugenol dilakukan dengan memperoleh hasil analisis IR yang
mereaksikan sebanyak 10 gram sebaik-baiknya pada rentang bilangan
eugenol dengan HCl pekat dalam gelas gelombang yang bervariasi.
beker 250 mL sambil diaduk dengan
pengaduk magnet. Penambahan HCl HASIL DAN PEMBAHASAN
pekat ini dilakukan setiap 30 menit A. Hasil Penelitian
sekali selama 2 jam, polimerisasi 1. Isolasi Minyak Atsiri
dihentikan dengan cara menambahkan Bunga cengkeh diekstrak dengan
1 mL metanol. Endapan yang menggunakan petroleum eter sebanyak
terbentuk didekantasi, dan dicuci 5 kali sirkulasi. Kemudian sisa sampel
dengan aquades kemudian disaring. yang telah diekstrak dilanjutkan
2. Ekstraksi Eugenol
Proses ekstraksi dilakukan Gambar 2. Reaksi antara garam Na-
dengan menambahkan NaOH ke dalam Eugenolat dengan HCl
minyak atsiri. Penambahan tersebut
dilakukan agar eugenol yang terdapat Eugenol yang diperoleh dicuci
dalam minyak atsiri dapat bereaksi dan diuapkan untuk menghilangkan
dengan NaOH membentuk garam sisa air yang ada. Sehingga diperoleh
natrium eugenolat yang larut dalam rendemen eugenol sebesar 80,13 %,
air. yang mana telah sesuai dengan teori