PENDAHULUAN
1. Perubahan fase dari zat terlarut yang diambilpada saat pelarut meresap masuk
2. Terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menjadi keluar.
3. Perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat terlarut.
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang digunakan sebagai obat alternative.
Pengolahan minyak cengkeh dilakukan dengan cara ekstraksi. Minyak daun cengkeh hasil
penyulingan dari petani mempunyai kadar eugenol berkisar 70-80%, sedangkan untuk
industry dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol paling rendah 90%.
Proses kimia pada isolasi eugenol dilakukan dengan mereaksikan minyak daun cengkeh
dengan basa kuat (NaOH) dengan pengadukan yang selanjutnya Na-eugenolat yang
terbentuk direaksikan dengan dengan HCL untuk memisahkan eugenolnya. Eugenol yang
dihasilkan adalah eugenol kasar yang tingkat kemurniannya masih rendah. Tingkat
kemurnian yang diisyaratkan dalam standar USP minimal 98% dengan warna jernih
kuning muda.
Eugenol (C10H12O2) merupakan turunan gualakol yang mendapatkan tambahan rantai
alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4,2-propenil fenol). Ia dapat dikelompokkan
dalam keluarga alil benzene dari senyawa-senyawa fenol. Warnanya bening hingga kuning
pucat dan kental seperti minyak. Eugenol memiliki titik didih 256oC , titik leleh -9oC,
densitas 1,06 g/cm3 , indeks bias 1,529-1,537 dan bobot molekulnya 164,20 , dengan
rumus bangun sebagai berikut:
OH
OCH
CH-CH=CH
Gambar 1.1 Rumus Bangun Eugenol
Ekstraksi padat cair cair (leaching) adalah proses pemecahan / pemisahan cairan dari
padatan dengan perantara suatu zat mpelarut. Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan
zat terlarut dari suatu padatan atau memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan
terkontaminasi seperti pigmen. Metode yang digunakan untuk ekstraksi.
Akan ditentukan oleh banyaknya zat yang penyebabnya dalam padatan, sifat padatan
dan besarnya padatan. Biasanya proses ekstraksi padat cair (leaching) berlangsung
tiga tahap :
1. Perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat pelarut meresap masuk.
2. Terjadi proses difusi pada cairan dalam partikel padat menjadi keluar
3. Perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.
Ekstraksi cair – cair adalah proses pemindahan suatu komponen campuran cairan dari
suatu larutan ke cairan yang lain. Pada suatu campuran, dua campuran yang saling larut
salah satunya adalah sebagai zat terlarut dan yang lain adalah sebagai zat pembawanya.
Jika suatu campuran dimurnikan dengan bantuan cairan ketiga yang disebut dengan zat
pelarut dan zat pelarutnya tidak mudah larut atau larut sebagian. Maka akan terbentuk 2
fase ekstrak dan lapisan yang kaya pelarut disebut sebagai fase ekstrak, dan lapisan lain
disebut denag fase rafinat. Setelah kondisi setimbang dicapai pada analisis akan
didapatkan bahwa fase ekstrak terdiri atas zat pelarut yang jenuh dengan acuan terhadap
kedua zat terlarut dan zat pelarut. Selain itu, bahwa dengan dasar larutan bebas zat terlarut,
fase ekstrak akan memiliki zat terlarut lebih banyak dan pada fase rafinat. Proses
pemisahan campuran cairang yang saling larut menggunakan zat pelarut disebut dengan
ekstraksi cair – cair, karena ekstraksi ini menyangkut perpindahan massa dari suatu fase
cair ke fase cair kedua yang tidak mudah larut.
OCH3
OH CH2-CH = CH2
2.1 Alat
2.2 Bahan
a. Minyak Cengkeh
b. n-Hexan
c. Asam Klorida (HCL) 4N
d. Natrium Hidroksida (NaOH) 20
1. Menimbang 20gr minyak cengkeh dan masukkan kedalam gelas kimia 250 ml.
2. Ditimbang 8gr NaOH dan larutkan kedalam 60 ml aquadest dalam beaker gelas 250
ml.
3. Memasukkan larutan NaOH kedalam minyak cengkeh
4. Mengaduk dengan menggunakan electric stirrer hingga campuran membentuk fase
gel(campuran homogen)± 2 𝑗𝑎𝑚.
5. Dimasukkan kedalam corong pisah dan diamkan selama 30 menit hingga terbentuk 2
lapisan.
Dari hasil praktikum didapatkan hasil pengamatan yang dapat dilihat melalui tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Hasil pengamatan proses isolasi eugenol dari minyak cengkeh.
No Parameter Hasil
3. Rendemen 72,27 %
Isolasi eugenol dari minyak cengkeh bertujuan untuk mengisolasi eugenol yang terdapat
dalam minyak cengkeh. Metode yang digunakan yaitu metode kimia, yaitu dengan
mereaksikan minyak cengkeh dengan natrium hidroksida (NaOH) membentuk Na-
Eugenolat. Kemudian senyawa ini diasamkan dengan asam klorida (HCL) hingga pH 2-3.
Terbentuk eugenol dengan hasil samping berupa natrium klorida (NaCl). Isolasi eugenol
dilakukan dengan cara ekstraksi dengan n-heksan.
Reaksi yang terjadi yaitu :
OH ONa OH
OCH3 OCH3 OCH3
+ HCl
+ NaOH + H2O + NaCl
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak cengkeh
mengandung rendemen 72,27% dengan warna coklat tua dan berbau seperti rokok.
Diketahui:
a. Berat Jenis
1. Massa piknometer kosong = 14,9114 gram
2. Massa piknometer + eugenol = 24,6535 gram
3. Massa sampel 29,6335 – 14,9114 = 9,7421 gram
b. Rendemen
1. Berat produk percobaan = 13,8779 gram
2. Berat sampel awal = 19,2017 gram
13,8779 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100% = 72,27%
19,2017 𝑔𝑟𝑎𝑚