Anda di halaman 1dari 7

Sabtu, 24 juni 2023

REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Tugas mata kuliah kimia bahan alam farmasi
Dosen pengampu: Dr.Wardatul Hasna,M.Pd

Disusun ole:
NAMA: CUT DAHNIAR
NIM : 2105003
UNIT : 4C FARMASI
PRODI : S1 FARMASI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS CUT NYAK DHEIN
LANGSA
2023
REVIEW JURNAL NASIONAL
I.JURNAL 1
Judul Pengaruh Ozonasi Minyak Biji Kapuk terhadap
Karakteristik Produk Esterifikasi dengan Bantuan
Ultrasonikasi
Jurnal Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan
Volume, no, dan Vol.6, No.1, hal 27-33
halaman
Tahun 2022
Penulis Haryono
Reviewer Cut dahniar
Tanggal 24 juni 2023

Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh waktu


ozonisasi pada tahap pembuatan minyak biji kapuk terhadap
karakteristik biodiesel
dihasilkan dari tahap esterifikasi dengan bantuan ultrasonikasi.
Subjek penelitian Minyak biji kapuk
Metode penelitian 1. Degumming Minyak Biji Kapuk
2. Ozonasi Minyak Biji Kapuk
3. Esterifikasi Minyak Biji Kapuk
Hasil penelitian 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu
ozonisasi minyak biji kapuk yang dihasilkan dengan
meningkatnya bilangan asam.
2. Peningkatan asam jumlah minyak biji kapuk dan
diverifikasi dengan komposisi asam lemak dari analisis Gas
Kromatografi-Spektroskopi Massa, menunjukkan struktur
asam lemak biji kapuk minyak menjadi lebih sederhana.
Esterifikasi selama 120 menit terhadap minyak biji kapuk
yang telah ozonisasi menghasilkan fasa minyak dengan
bilangan asam 10,6 mg KOH/g, bilangan penyabunan 112
mg KOH/g, dan densitas 903 kg/m3
.
Kekuatan penelitian 1. Hasil penelitian lengkap
2. Teori dan model analisis menyeluruh
3. Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami oleh
pembaca.
Kelemahan 1. Abstrak yang digunakan kurang menyeluruh
penelitian
Kesimpulan Lama waktu ozonasi terhadap minyak biji kapuk mempengaruhi
sifat kimia-fisik dan komposisi asam lemak dari minyak. Semakin
lama ozonasi mengakibatkan bilangan asam atau kadar asam lemak
bebas dari minyak biji kapuk semakin meningkat. Pemakaian
gelombang ultrasonik pada tahap esterifikasi berpengaruh terhadap
pereduksian waktu reaksi dan kebutuhan katalis. Teknik ozonasi
dan ultrasonikasi pada skema pengolahan minyak nabati,
khususnya minyak biji kapuk, berpotensi untuk diterapkan dan
dikembangkan sebagai upaya meningkatkan efektivitas dan
1
efisiensi proses produksi biodiesel.

II. JURNAL 2
Judul SABUN DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT :
KAJIAN PUSTAKA
Soap From Palm Fatty Acid Distilate
Jurnal Jurnal Pangan dan Agroindustr
Volume, no, dan Vol. 2 No 4 , 170-177,
halaman
Tahun Oktober 2014
Penulis Mochamad Zulkifli
Teti Estiasih
Reviewer Cut dahniar
Tanggal 24 juni 2023

Tujuan penelitian menentukan kondisi optimum proses saponifikasi tanpa


etanol untuk menghasilkan sabun yang murni dan fraksi tidak
tersabunkan dari DALMS yang mengandung senyawa bioaktif.
Subjek penelitian Minyak kelapa sawit
Metode penelitian 1. Distilat Asam Lemak Minyak Sawit
2. Saponifikasi
3. Sabun dan Mutu Sabun
4. Senyawa Bioaktif dan Fraksi Tidak Tersabunkan
Hasil penelitian Pada proses pemurnian minyak sawit mentah diperoleh DALMS
5% (b/b minyak sawit).
Itu adalah produk sampingan dalam deasidifikasi – deodorisasi
selama proses pemurnian yang
mengandung beberapa senyawa bioaktif. Berdasarkan Badan Pusat
Statistik Indonesia
(2013), jumlah DALMS sebesar 33,6 juta ton. Jumlah DALMS
yang besar adalah
dimanfaatkan secara tidak optimal. Ini hanya dimanfaatkan sebagai
pakan ternak campuran dan paling langsung diekspor ke
luar negeri. DALMS banyak mengandung senyawa bioaktif, namun
harus dipisahkan terlebih dahulu
dilakukan sebagai fraksi unsaponifikasi yang mengandung senyawa
bioaktif. Itu
proses saponifikasi harus diperoleh sabun dengan kadar non
alkaline (maksimal 0,1%)
sesuai Standarisasi Nasional Indonesia
Kekuatan penelitian 1. Abstrak yang digunak menyeluruh
2. Teori analisis yang digunakan tepat.
Kelemahan 1. Bahasa yang digunakna tidak mudah dipahami oleh
penelitian pembaca
2. Hasil penlitian kurang lengkap.
Kesimpulan Distilat asam lemak minyak sawit sebagai produk samping dari

2
minyak sawit kasar yang dapat dimafaatkan sebagai bahan baku
sabun. Sabun dari distilat asam lemak minyak sawit
mengandung senyawa bioaktif berupa vitamin E, fitosterol dan
skualen yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
industri farmasi, pangan dan kosmetik.

III. JURNAL 3
Judul KANDUNGAN ASAM LEMAK, KOLESTEROL, DAN
DESKRIPSI JARINGAN DAGING BELUT SEGAR DAN
REBUS
Jurnal -
Volume, no, dan Volume 17 Nomor 2 hal: 134-143
halaman
Tahun 2014
Penulis Agoes Mardiono Jacoeb
Pipih Suptijah
Rezki Kamila
Reviewer Cut dahniar
Tanggal 24 juni 2023

Tujuan penelitian untuk membandingkan komposisi kimia, asam lemak,


kolesterol serta histologi (struktur jaringan) belut segar dan rebus.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi
pengambilan, preparasi, perhitungan morfometrik dan rendemen
sampel, serta perebusan belut (100ºC selama 20 menit).
Subjek penelitian Belut
Metode penelitian Analisis dilakukan pada belut segar dan rebus yaitu proksimat,
asam lemak, kadar kolesterol, dan pengamatan histologi.
Hasil penelitian Asam lemak jenuh (SFA) dominan pada belut segar adalah
asam palmitat (13,79%), asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA)
terbanyak adalah asam oleat (19,45%), asam lemak tak jenuh jamak
(PUFA) tertinggi adalah asam linoleat (7,42%). Kandungan asam
lemak dan histologi belut berubah akibat proses perebusan.
Kandungan kolesterol 60 mg/100 g (belut segar) turun menjadi
56,32 mg/100 g (setelah perebusan).
Kekuatan penelitian 1. Teori analisis yang digunakan tepat
2. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca.
Kelemahan 1. Hasil penellitian kurang lengkap
penelitian
Kesimpulan Komposisi kimia belut setelah direbus mengalami perubahan.
Kandungan asam lemak jenuh tertinggi pada belut adalah asam
palmitat dan mengalami penurunan sebesar 0,91%, kandungan
asam lemak tak jenuh tunggal tertinggi adalah asam oleat
dan mengalami penurunan sebesar 2,81%, kandungan asam lemak
tak jenuh jamak paling tinggi adalah linolenat dan mengalami
penurunan sebesar 1,2%. Kandungan kolesterol rata-rata belut

3
segar adalah 60 mg/100 g dan berubah pada belut rebus menjadi
56,32 mg/100 g. Struktur jaringan pada daging belut sebelum dan
sesudah proses perebusan berbeda. Struktur jaringan pada daging
belut rebus lebih kompak dan menyatu jika dibandingkan dengan
belut segar.

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL


I.JURNAL 4
Judul KOMPOSISI KIMIA, KADAR ALBUMIN DAN BIOAKTIVITAS
EKSTRAK PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) ALAM
DAN HASIL BUDIDAYA
Jurnal JPB Kelautan dan Perikanan
Volume, no, dan Vol. 10 No. 2 hal: 123–132
halaman
Tahun 2015
Penulis Ekowati Chasanah
Mala Nurilmala
Ayu Ratih Purnamasari
Diini Fithriani
Reviewer Cut dahniar
Tanggal 24 juni 2023

Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai komposisi kimia, termasuk


albumin dan potensi ekstrak protein kasar ikan gabus alam dan
hasil budidaya sebagai antioksidan dan anti hipertensi.
Subjek penelitian Ikan gabus
Metode penelitian 1. Penyiapan Sampe
2. Edible Portion, Analisis Proksimat, dan Mineral Pengukuran
edible portion dilakukan dengan cara menghitung berat filet
ikan dibagi dengan berat ikan utuh dikalikan 100%.
3. Analisis Albumin dan Profil Asam Amino Analisis
kandungan albumin dilakukan dengan mengacu pada
protokol Januar et al. (2015), dengan melakukan ekstraksi
protein sesegera mungkin setelah pengambilan sampel di
lapangan. Analisis profil asam amino dilakukan dengan
mengikuti prosedur dari EZ: faast asam amino testing kit-
Phenomenex.
4. Uji Aktivitas Antioksidan Analisis antioksidan dilakukan
dengan mengacu pada metode FRAP (Benzie & Strain,
1996; Amamcharla & Lloyd, 2014) yang menggunakan
FeSO4.7H2O sebagai standar.
5. Uji Penghambatan Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
Aktivitas penghambatan Angiotensin Converting Enzyme
(ACE) diukur berdasarkan laju pembentukan asam hippurat
dari hippuryl-L-histidyl-L-leusine (HHL) yang diukur

4
dengan spektrofotometer UV.
Hasil penelitian hasil analisis asam amino menunjukkan bahwa ikan gabus hasil
budidaya memiliki kuantitas asam amino yang lebih tinggi daripada
ikan gabus alam. Asam amino non essensial dominan adalah alanin,
asam aspartat, glisin, alloisoleusin, prolin, dan glutamin, sedangkan
asam amino esensial didominasi oleh leusin, lisin, dan fenilalanin.
Kedua ikan gabus yang diperoleh dari tempat yang berbeda tersebut
memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan yang lemah, namun
berpotensi sebagai antihipertensi (penghambat Angiotensin
Converting Enzyme (ACE)) dengan kekuatan 1/10 kekuatan
kontrol obat hipertensi captopril.
Kekuatan penelitian 1. Abstrak yang digunakan menyeluruh.
2. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca
Kelemahan 1. Hasil penelitian kurang lengkap.
penelitian
Kesimpulan Ikan gabus budidaya dan ikan gabus yang dipanen dari alam
memiliki kadar protein yang tidak berbeda (p>0,05), tetapi ikan
gabus alam memiliki kadar air lebih tinggi serta kadar abu dan
lemak lebih rendah dari pada ikan gabus budidaya. Dengan EP
sekitar 35–38%, kandungan mineral makro (Na, K, Ca) dan mikro
(Zn, Fe,) ikan gabus budidaya lebih tinggi dibanding ikan gabus
alam. Kedua ikan gabus dari sumber berbeda tidak memiliki
mineral mikro selenium (Se). Kedua ikan gabus alam maupun
budidaya memiliki kemiripan profil asam amino, tetapi secara
kuantitas, asam amino ikan budidaya lebih tinggi dari ikan gabus
alam. Asam amino yang berperan dalam khasiat penyembuhan
luka, yaitu lisin, glisin, asam aspartat dan asam glutamat lebih
tinggi kadarnya pada ikan gabus budidaya. Ikan gabus alam
memiliki kadar albumin yang lebih tinggi dari ikan gabus budidaya.
Ekstrak ikan gabus dari kedua sumber menghasilkan bioaktivitas
antioksidan sangat lemah tetapi mampu menghambat ACE sebesar
1/10 dosis obat darah tinggi komersial kaptopril.

II. JURNAL 5
Judul PENYEBAB KECACATAN PADA CRUDE PALM OIL (CPO)
DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS
Jurnal Yasmin
Ahmad Ansyori Masruri
Volume, no, dan Vol. 3 No. (1 ) hal:1-10
halaman
Tahun April 2018
Penulis Yasmin
Ahmad Ansyori Masruri
Reviewer Cut dahniar
Tanggal 24 juni 2023

5
Tujuan penelitian Mengetahui penyebab terjadinya kecacatan - kecacatan pada
produk crude palm oil, menganalisis jenis kecacatan akibat
kerusakan produk secara terus – menerus dan menerapkan alat
seven tools untuk mengatasi masalah saat produksi crude palm oil.
Subjek penelitian Minyak sawit mentah
Metode penelitian 1. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung pada
obyek yang diteliti,
2. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang
meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk
bahan analisis.
3. Klasifikasi jenis cacat produk.
4. Mengumpulkan data cacat dari proses produksi.
5. Menggambarkan histogram dari data cacat produk.
6. Membuat diagram pareto untuk mengetahui cacat dominan.
7. Menghitung batas – batas kendali jenis cacat dominan dan
menggambarkan peta kendalinya untuk mengetahui data out
of control.
8. Membuat diagram sebab akibat pada jenis cacat dominan
untuk mengetahui penyebab cacat.
Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tingkat kecacatannya
yaitu kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar kotoran. Kerusakan
yang terjadi pada bahan baku CPO disebabkan oleh faktor manusia,
faktor bahan baku, faktor mesin, faktor lingkungan kerja, dan faktor
metode kerja.februari adalah 122.000 L/Hari dan Penjualan adalah
141.036 L/Hari.
Kekuatan penelitian 1. Bahasa yang digunaka mudah dimengerti
2. Abstrak yang digunakan menyeluruh
Kelemahan 1. Teori yang digunakan tidak lengkap
penelitian 2. Hasil penelitian kurang.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal berikut:
1. Pengendalian kualitas bahan baku di PT.Sinar Alam Permai
(SAP) pada CPO dengan menggunakan alat seven tools
sehingga dapat diketahui tingkat kecacatannya yaitu kadar
asam lemak bebas, kadar air, kadar kotoran.
2. Kerusakan yang terjadi pada bahan baku CPO disebabkan
oleh faktor manusia, faktor bahan baku, faktor mesin, faktor
lingkungan kerja, dan faktor metode kerja.februari adalah
122.000 L/Hari dan Penjualan adalah 141.036 L/Hari.

Anda mungkin juga menyukai