1. Judul
Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Adsorben Biji Alpukat Teraktivasi
2. Identitas jurnal
Fitriani dan Nurulhuda. 2018. Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan
Adsorben Biji Alpukat Teraktivasi. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPAVol 9 No
2, hal 65-75: Pontianak Kalimantan Barat
3. Tujuan penulisan jurnal
Untuk memurnikan minyak goreng bekas menggunakan adsorben biji alpukat
teraktivasi sehingga menaikkan mutu atau kualitasnya
4. Fakta unik jurnal
1) Produk degradasi minyak goreng dapat menurunkan mutu atau kualitas dari bahan
pangan yang dioleh menggunakan minyak goreng tersebut, selain itu juga dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh.
2) Proses pemanasan pada suhu yang terlalu tinggi dan kontak minyak dengan udara
dapat emmepercepat proses oksidasi.
3) Reaksi oksidasi dan hidrolisis dapat menyebabkan perubahan pada warna, rasa
dan bau tengik.
4) Minyak goreng dapat dimurnikan kembali untuk meningkatkan kualitasnya tanpa
mengurangi mutu bahan pangan yang digoreng sehingga aman untuk dikonsumsi.
5) Upaya untuk memurnikan minyak goreng bisa menggunakan adsorben dengan
prinsip dasar adsorpsi dengan mencampurnya dengan minyak, diaduk dan
disaring.
6) Limbah pertanian seperti ampas tebu, sabut kelapa, biji kelor, ampas pati aren, biji
alpukat dan kulit salak berpotensi sebagai arang aktif untuk digunakan sebagai
adsorben pada pemurnian minyak goreng bekas.
7) Terdapat proses pengaktifan untuk biji alpukat yang digunakan sebagai adsorben
dengan HCl, NaCl, Na2HPO4, dan C6H8O7.
8) Proses aktivasi bertujuan untuk memperbesar pori sehingga serbuk mengalami
perubahan fisik dan kimia dimana luas permukaan bertambah besar sehingga
berpengaruh terhadap daya adsorptivitas.
5. Pembahasan jurnal
6. Kesimpulan jurnal
Dari penelitian yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa jenis
aktivator dari serbuk biji alpukat yang terbaik dalam penyerapan asam lemak bebas
pada minyak goreng bekas adalah HCl dengan waktu aktivasi 24 jam menghasilkan
%FFA sebesar 0,26%. Sedangakan untuk menurunkan bilangan peroksida yang
terbaik adalah serbuk biji alpukat yang diaktivasi menggunakan aktivator asam sitrat
dengan waktu 24 jam menghasilkan bilangan peroksida sebesar 1,8 meq/Kg.
Pemurnian minyak goreng secara adsorpsi menggunakan biji alpukat teraktivasi
menjadikan minyak hasil regenerasi dapat dikonsumsi kembali karena menghasilkan
bilangan asam dan bilangan peroksida memenuhi batas SNI minyak goreng.
7. Pertanyaan yang muncul
1) Apakah terdapat cara lain yang dapat dilakukan untuk memurnikan minyak
goreng bekas agar kualitasnya dapat meningkat ?
2) Adsorben yang digunakan dalam penelitian ini merupakan adsorben alami.
Apakah terdapat adsorben yang tidak alami yang bisa digunakan dan aman untuk
pemurnian minyak jelantah ?
3) Apa sajakah syarat yang digunakan sebagai bahan adsorben ? apakah hanya cukup
dengan bahan yang mengandung selulosa tinggi ?
4) Pemanasan berulang dan suhu 160-180oC bisa menyebabkan kerusakan minyak
goreng. Apakah itu berarti suhu yang <160-180oC tidak menimbulkan kerusakan
pada minyak goreng?
5) Mengapa proses menggoreng berulang kali dapat menyebabkan meningkatnya
suhu minyak goreng ?
6) Aktivasi dilakukan untuk meningkatkan daya adsorbtivitas adsorben pada minyak
goreng. Apa sajakah syarat yang digunakan untuk bisa dijadikan aktivator ? dan
apakah ada jenis-jenis aktivator ?
7) Bagaimanakah penjelasan tentang ukuran dapat mempengaruhi daya adsorptivitas
adsorben ?
8) Pada penelitian jurnal tersebut disebutkan bahwa aktivator HCl dapat menurunkan
asam lemak bebas lebih tinggi dari pada aktivator yang lain, sedangkan pada
aktivator C6H8O12 dapat menurunkan angka peroksida lebih tinggi dibandingkan
dengan aktivator lainnya. Dari pernyataan hasil tersebut, apakah terdapat senyawa
spesifik yang bisa terabsorpsi lebih banyak oleh jenis aktivator tertentu ?
9) Apakah minyak goreng pemurnian dengan adsorben teraktivasi aman untuk
dikonsumsi kembali ?
10) Adsorpsi pada adsorben dalam minyak goreng bekas bertujuan untuk menyerap
semua bahan-bahan berbahaya hasil dari oksidasi dan hidrolisis serta zat pengotor
didalamnya. Apakah hasil dari penyerapan semua senyawa berbahaya hasil
oksidasi dan hidrolisis serta zat pengotor bisa dilihat secara visual dari perubahan
warna atau mungkin perubahan bentuk dari adsorbennya setelah dilakukan proses
pemurnian ?
8. Refleksi
1) Jurnal ini menarik bagi saya karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
apalagi menjelaskan tentang bahan pangan yang jelasnya diketahui dan digunakan
oleh semua orang. Selain itu tertarik dengan bahan-bahan alam yang berpotensi
untuk regenerasi bahan yang tidak layak sehingga menjadi layak pakai kembali.
2) Minyak goreng bekas ternyata bisa dimurnikan kembali. Pemurnian itu meliputi
proses penyerapan zat-zat hasil oksidasi dan hidrolisis serta zat pengotor yang
ditimbulkan dari bahan pangan. Pemurnian dengan penyerapan tersebut dikenal
dengan istilah adsorben. Ada banyak bahan-bahan disekitar kita yang tanapa
disadari berpotensi sebagai adsroben seperti limbah-limbah pertanian yang
disepelekan dan sering dibuang cuma-Cuma. Terdapat istilah aktivator untuk
meningkatkan daya adsroptivitas adsroben untuk mengadsorpsi pengotor dalam
minyak goreng bekas.
3) Karena saat ini sedang mengangkat permasalahan tentang minyak goreng bekas
juga. Selain itu, untuk mengetahui apakah bahan lain yang didalamnya terdapat
kandungan selulosa yang tinggi memang bisa dijadikan sebagai adsorben. Bahan
yang digunakan nantinya adalah kulit buah nangka, dengan menggunakan dasar-
dasar adsorbsi dan aktivator yang bisa diperkuat dengan penelitian jurnal ini.
4) Berkaitan dengan pemurnian minyak goreng bekas tetapi menggunakan bahan
yang berbeda. Pemurnian minyak goreng bekas dalam jurnal ini dijadikan sebagai
salah satu referensi bahwa minyak goreng bekas memang bisa dimurnikan
kembali dan menggunakan serta memanfaatkan bahan llimbah ynag sudah tidak
dipakai lagi.
5) Pemurnian minyak jelantah dengan menggunakan bahan lain yang berupa limbah
juga yaitu menggunakan kulit buah nangka yang dalam referensi disebutkan
mengandung >30% selulosa yang akan diaktivasi menggunakan aktivator tertentu,
selain itu memanfaatkan dan meningkatkan nilai guna pada limbah kulit buah
nangka yang tidak dipakai.