Anda di halaman 1dari 8

ADSORBSI MINYAK GORENG BEKAS MENGGUNAKAN KARBON AKTIF

Junanda Gresia Manik1, Endah Ayu Ning Tyas, A.md 2


1)
Prodi Agribisnis Kelapa Sawit, 2)Prodi Teknik Kimia, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
ABSTRAK
Minyak Jelantah atau minyak goreng bekas, adalah minyak goreng limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis
minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak ini
merupakan minyak bekas dan bila ditinjau dari komposisi kimianya mengandung senyawa-senyawa yang
bersifat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan dan asam lemak tak jenuh . Sehingga
pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan. Salah satu upaya untuk
memanfaatkan minyak goreng bekas agar tidak terbuang dan dapat digunakan kembali serta tidak berbahaya
bagi kesehatan masyarakat adalah dengan menggunakan adsorben, yaitu arang aktif.Hasil yang diperoleh dalam
percobaan yang telah dilakukan yaitu % FFA sebelum dilakukan absorbsi sebesar 5,28% dan setelah absorbsi %
FFA sebesar 4,350%. Adapun syarat-syarat untuk berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu terdapat : Zat yang
mengadsorbsi (adsorben), Zat yang teradsorbsi (adsorbat), Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan
seimbang.
Kata Kunci: Minyak goreng, asam lemak bebas, absorbsi.

PENDAHULUAN

Minyak goreng bekas (jelantah) adalah minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali pemakaian
oleh konsumen. Selain warnanya yang tidak menarik dan berbau tengik, minyak jelantah juga mempunyai
potensi besar dalam membahayakan kesehatan tubuh. Minyak jelantah mengandung radikal bebas yang setiap
saat siap untuk mengoksidasi organ tubuh secara perlahan. Minyak jelantah kaya akan asam lemak bebas.
Terlalu sering mengkonsumsi minyak jelantah dapat meningkatkan potensi kanker didalam tubuh. Menurut
para ahli kesehatan, minyak goreng hanya boleh digunakan dua sampai empat kali untuk menggoreng. Secara
umum adsorbsi adalah proses pemisahan komponen tertentu dari satu fasa fluida (larutan) ke permukaan zat
padat yang menyerap (adsroben). Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau porositas,
menyebabkan sebagian molekul terikat lebih kuat pada permukaan dari pada molekul lainnya. Adapun syarat-
syarat untuk berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu terdapat : Zat yang mengadsorbsi (adsorben), Zat yang
teradsorbsi (adsorbat), Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.
Adsorbsi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu adsorbsi secara kimia dan secara fisika. Adsorbsi
secara kimia (kemisorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi
kimia. Adsorbsi jenis ini mengakibatkan terbentuknya ikatan secara kimia, sehingga diikuti dengan reaksi
berupa senyawa baru. Pada kemisorbsi permukaan padatan sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan
sehingga sukar untuk dilepas kembali, sehingga proses kemisorbsi sangat sedikit.
Adsorbsi fisika (fisiosorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Adsorbsi ini
dicirikan adanya kalor adsorbsi yang kecil (10 kkal/mol). Molekul-molekul yang diadsorbsi secara fisik tidak
terikat secara kuat pada permukaan dan biasanya terjadi pada proses reversible yang cepat, sehingga mudah
diganti dengan molekul lain. Minyak goreng memang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat.  Makanan
yang digoreng biasanya lebih lezat dan gurih, tanpa membutuhkan tambahan bumbu bermacam-macam.
Adsorben bahan alami, adalah adsorben yang berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuh-tumbuhan dan
kayu. Jenis-jenis adsorben ini yang biasanya digunakan dalam pembuatan dan pemisahan minyak, yaitu ampas
tebu, kulit kacang tanah, daun nenas dan serbuk gergaji. Adsorben ini dapat digunakan sebagai penjernih pada
pemisahan minyak, terutama minyak jelantah,  karena menggandung selulosa yang terdapat didalam adsorben
yang berasal dari bahan-bahan alami tersebut. Serabut kelapa dan jerami padi mengandung selulosa yang di
dalam struktur molekulnya mengandung gugus hidroksil atau gugus OH.
Zat warna mengandung gugus-gugus yang dapat bereaksi dengan gugus OH dari selulosa sehingga zat
warna tersebut dapat terikat pada serabut kelapa dan jerami padi. Zat warna reaktif dapat mewarnai serat
selulosa dalam kondisi tertentu dan membentuk senyawa dengan ikatan kovalen atau ikatan hidrogen dengan
selulosa.   Bila dibandingkan dengan harga adsorben yang berasal dari zeolit alam, harga adsorben yang berasal
dari bahan-bahan alami jauh lebih murah. Hal ini dikarenakan, umumnya adsorben yang berasal dari bahan-
1
bahan alami adalah sisa dari bahan (suatu proses) yang tidak memiliki harga ekonomis dan terkadang tidak bisa
digunakan kembali untuk suatu proses.
Arang adalah suatu produk kayu yang diperoleh dari proses karbonisasi, arang adalah risidu yang
sebagian besar komponennya adalah karbon dan terjadi karena penguraian kayu akibat perlakuan panas.
Karbon aktif adalah arang yang diolah lebih lanjut pada suhu tinggi dengan menggunakan gas CO2, uap
air atau bahan-bahan kimia, sehingga pori- porinya terbuka dan dapat digunakan sebagai adsorben. Daya serap
karbon aktif disebabkan adanya pori-pori mikro yang sangat besar jumlahnya, sehingga menimbulkan gejala
kapiler yang mengakibatkan adanya daya serap. (https://makalah-belajar.blogspot.com/2016/12/adsorbsi-
minyak-goreng-bekas.html).
Secara umum adsorbsi adalah proses pemisahan komponen tertentu dari satu fasa fluida (larutan) ke
permukaan zat padat yang menyerap (adsroben). Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau
porositas, menyebabkan sebagian molekul terikat lebih kuat pada permukaan dari pada molekul lainnya.
Adapun syarat-syarat untuk berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu terdapat : 1. Zat yang mengadsorbsi
(adsorben), 2. Zat yang teradsorbsi (adsorbat), 3. Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.
Adsorbsi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu adsorbsi secara kimia dan secara fisika. Adsorbsi secara
kimia (kemisorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi kimia.
Adsorbsi jenis ini mengakibatkan terbentuknya ikatan secara kimia, sehingga diikuti dengan reaksi berupa
senyawa baru. Pada kemisorbsi permukaan padatan sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan sehingga
sukar untuk dilepas kembali, sehingga proses kemisorbsi sangat sedikit. Adsorbsi fisika (fisiosorbsi) adalah
adsorbsi yang terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Adsorbsi ini dicirikan adanya kalor adsorbsi yang kecil
(10 kkal/mol). Molekul-molekul yang diadsorbsi secara fisik tidak terikat secara kuat pada permukaan dan
biasanya terjadi pada proses reversible yang cepat, sehingga mudah diganti dengan molekul lain.
(Yusninah,2011)
Penggunaan minyak goreng secara kontiniu dan berulang-ulang pada suhi tinggi (160-180 oC) disertai
adanya kontak dengan uadara dan air pada proses penggorengan akan mengakibatkan terjadinya reaksi
degradasi yang komplek dalam minyak dan menghasilkan berbagai senyawa hasil reaksi. Minyak goreng juga
mengalami perubahan warna dari kuning menjadi warna gelap. Reaksi degradasi ini menurunkan kualitas
minyak dan akhirnya minyak tidak dapat di pakai lagi dan harus dibuang. Produk reaksi degradasi yang
terdapat dalam minyak ini juga akan menurunkan kualitas bahan pangan yang digoreng dan menimbulkan
pengaruh buruk bagi kesehatan.
Upaya untuk menghasilkan bahan pangan yang berkualitas serta pertimbangan dari segi ekonomi,
memacu minat penelitian untuk pemurnian minyak goreng bekas agar miinyyak goreng dapat dipakai lagi tanpa
mengurangi kualitas bahan yang digoreng. Pemurnian minyak goreng bekas merupakan pemisahan produk
reaksi degradasi dar minyak. Beberapa cara dapat dilakukan untuk pemurnian minyak goreng bekas, salah
satunya adalah pemurnian dengan menggunakan adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas dengan adsorben
merupakan proses yang sederhana dan efisien, (Dimas, F.2020).

METODE PERCOBAAN

Pada praktikum percobaan proses absorbsi minyak goreng bekas dengan menggunakan karbon aktif
yang mana dilakukan secara daring di Lab Oleokimia, Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan.
Waktu percobaan dilakukan pada hari selasa, 12 Januari 2021 pukul 12:30 – 15: 00 WIB. Pada percobaan ini
dilakukan pemurnian minyak goreng bekas menggunakan adsorben arang aktif dari sabut kelapa. Tujuan
percobaan mempelajari kemampuan arang aktif dari sabut kelapa untuk menurunkan Asam lemak bebas (FFA)
dan bilangan asam.
Alat dan Bahan
Sebelum melakukan praktikum segala alat dan bahan dipersiapkan. Adapun alat – alat yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu Waterbath berfungsi untuk memanaskan, Magnetic stirer berfungsi untuk mengaduk
dan memanaskan suatu larutan atau membuat suatu larutan homogen, erlenmeyer bertutup berfungsi untuk
mencampur atau menyimpan cairan, Neraca digital berfungsi untuk menimbang sampel, Beaker glass berfungsi
sebagai wadah, Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lain, Gelas ukur
berfungsi untuk mengukur volume cairan, Buret berfungsi untuk mengukur volume cairan, Corong kaca
berfungsi untuk memindahkan/ memasukkan larutan ke wadah atau tempat yang mempunyai dimensi
pemasukkan sampel bahan kecil, Kertas saring berfungsi untuk menyaring/ memisahkan antara zat terlarut
2
dengan zat padat (antara karbon aktif dengan minyak), Kertas saring berfungsi untuk menyaring/ memisahkan
antara zat terlarut dengan zat padat (antara karbon aktif dengan minyak).
Bahan-bahan yang digunakan yaitu arang aktif / karbon aktif, minyak jelantah/ minyak goreng bekas ,
methanol, NaOH, KOH dan indikator PP.
Prosedur Percobaan
Menganalisis Asam Lemak Bebas dan Bilangan Asam
Prosedur analisa asam lemak bebas (%FFA) dan analisa bilangan asam yang dilakukan sebelum dan
susudah proses adsorbsi dilakukan seperti prosedur dan cara kerja yang sama seperti yang telah dilakukan pada
praktikum Oleokimia I. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk pada proses praktikum kali ini dipersiapkan
terlebih dahulu. Selanjutnya sampel minyak ditimbang pada neraca digital sebanyak 2 gram didadalam
erlenmeyer. Selanjutnya waterbath dihubungkan kesumber aurus dan ditunggu air yang ada didalam waterbath
mendidih.Selanjutnya etanol dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi sampel
minyak, perlakuan ini dilakukan di ruang asam. Larutan etanol dan minyak yang ada pada erlenmeyer
dipanaskan pada penangas air hingga minyak seluruhnya larut didalam etanol sambil digojog dengan kuat.
Selanjutnya indikator PP ditambahakan kedalam larutan minyak dan etanol sebanyak 3 tetes. Selanjutnya
larutan minyak dan etanol tersebut dititrasi dengan menggunakan NaOH hingga mencapai titik akhir titrasi
yang ditandai dengan perubahan warna larutan dalam erlenmeyer menjadi larutan berwarna lembayung.
Volume NaOH yang terpakai dicatat dan dari data ini dapat diketahui berapa kadar asam lemak bebas atau FFA
yang terkandung di dalam minyak. Pada video pembelajaran dikatakan bahwa % FFA yang diperoleh pada
video pembelajaran adalah 0,4444%.

Prosedur Adsorbsi Menggunakan Karbon Aktif


Alat dan bahan yang akan digunakan untuk pada proses praktikum kali ini dipersiapkan terlebih dahulu.
Minyak yang akan di adsorpsi diukur sebanyak 10 ml menggunakan gelas ukur kemudian dituangkan kedalam
beaker glass yang sudah diletakan diatas magnetic stirrer. 1 gr karbon aktif dituang kedalam beaker glass yang
berisi minyak kemudian batu stirrer dimasukkan kedalam beaker glass. Magnetic stirrer dihubungkan ke
sumber arus dan di-onkan dan diatur kecepatan putar pada magnetic stirrer. Campuran dibiarkan hingga kira-
kira 1 jam dengan pengadukan tetap berjalan selama 1 jam pula. Setelah satu jam maka pengadukan dihentikan
lalu saring minyak dengan menggunakan kertas saring. Biarkan minyak selama beberapa saat sehingga minyak
tersaring seluruhnya. Minyak yang telah disaring, diuji kembali asam lemak bebas dan bilangan asam nya
dengan prosedur yang sama yang dilakukan pada awal percobaan. Pada video pemebelajaran dikatakan bahawa
diperoleh % FFA setelah adsorbsi sebesar 0,2615 % dan bilangan asam sebesar 0,5714 mg KOH/g.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No Nama Sampel N NaOH BM Berat Berat V Titrasi V Titrasi


(N) Minyak Sampel Sampel Sebelum Setelah
(g/mol) Sebelum Setelah Adsorbsi Adsorbsi
Adsorbsi Adsorbsi (mL) (mL)
(g) (g)
1 M. goreng bekas 0,106 256 2,15 2,27 4,19 3,71

PERHITUNGAN

1. Menghitung % FFA Sebelum Adsorbsi

% FFA = x 100%

3
= x 100%

= 5,28 %

2. Menghitung % FFA Setelah Adsorbsi

% FFA = x 100%

= x 100%

= 4,4350 %
Reaksi

PEMBAHASAN
Pada percobaan Pembuatan proses absorbsi minyak goreng bekas dengan menggunakan karbon aktif
yang mana dilakukan secara daring di Lab Oleokimia, Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu absorbsi. Secara umum
adsorbsi adalah proses pemisahan komponen tertentu dari satu fasa fluida (larutan) ke permukaan zat padat
yang menyerap (adsroben). Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau porositas, menyebabkan
sebagian molekul terikat lebih kuat pada permukaan dari pada molekul lainnya. Adapun syarat-syarat untuk
berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu terdapat : Zat yang mengadsorbsi (adsorben), Zat yang
teradsorbsi (adsorbat), Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.
Adsorbsi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu adsorbsi secara kimia dan secara fisika. Adsorbsi
secara kimia (kemisorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi
kimia. Adsorbsi jenis ini mengakibatkan terbentuknya ikatan secara kimia, sehingga diikuti dengan reaksi
berupa senyawa baru. Pada kemisorbsi permukaan padatan sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan
sehingga sukar untuk dilepas kembali, sehingga proses kemisorbsi sangat sedikit.
Adsorbsi fisika (fisiosorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Adsorbsi ini
dicirikan adanya kalor adsorbsi yang kecil (10 kkal/mol). Molekul-molekul yang diadsorbsi secara fisik tidak
terikat secara kuat pada permukaan dan biasanya terjadi pada proses reversible yang cepat, sehingga mudah
diganti dengan molekul lain. Minyak goreng memang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat.  Makanan
yang digoreng biasanya lebih lezat dan gurih, tanpa membutuhkan tambahan bumbu bermacam-macam.
4
Adsorben bahan alami, adalah adsorben yang berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuh-tumbuhan dan
kayu. Jenis-jenis adsorben ini yang biasanya digunakan dalam pembuatan dan pemisahan minyak, yaitu ampas
tebu, kulit kacang tanah, daun nenas dan serbuk gergaji. Adsorben ini dapat digunakan sebagai penjernih pada
pemisahan minyak, terutama minyak jelantah,  karena menggandung selulosa yang terdapat didalam adsorben
yang berasal dari bahan-bahan alami tersebut. Serabut kelapa dan jerami padi mengandung selulosa yang di
dalam struktur molekulnya mengandung gugus hidroksil atau gugus OH.
Zat warna mengandung gugus-gugus yang dapat bereaksi dengan gugus OH dari selulosa sehingga zat
warna tersebut dapat terikat pada serabut kelapa dan jerami padi. Zat warna reaktif dapat mewarnai serat
selulosa dalam kondisi tertentu dan membentuk senyawa dengan ikatan kovalen atau ikatan hidrogen dengan
selulosa.   Bila dibandingkan dengan harga adsorben yang berasal dari zeolit alam, harga adsorben yang berasal
dari bahan-bahan alami jauh lebih murah. Hal ini dikarenakan, umumnya adsorben yang berasal dari bahan-
bahan alami adalah sisa dari bahan (suatu proses) yang tidak memiliki harga ekonomis dan terkadang tidak bisa
digunakan kembali untuk suatu proses. Penggunaan minyak goreng secara kontiniu dan berulang-ulang pada
suhi tinggi (160-180oC) disertai adanya kontak dengan uadara dan air pada proses penggorengan akan
mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi yang komplek dalam minyak dan menghasilkan berbagai senyawa
hasil reaksi. Minyak goreng juga mengalami perubahan warna dari kuning menjadi warna gelap. Reaksi
degradasi ini menurunkan kualitas minyak dan akhirnya minyak tidak dapat di pakai lagi dan harus dibuang.
Produk reaksi degradasi yang terdapat dalam minyak ini juga akan menurunkan kualitas bahan pangan yang
digoreng dan menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan. Upaya untuk menghasilkan bahan pangan yang
berkualitas serta pertimbangan dari segi ekonomi, memacu minat penelitian untuk pemurnian minyak goreng
bekas agar miinyyak goreng dapat dipakai lagi tanpa mengurangi kualitas bahan yang digoreng. Pemurnian
minyak goreng bekas merupakan pemisahan produk reaksi degradasi dar minyak. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk pemurnian minyak goreng bekas, salah satunya adalah pemurnian dengan menggunakan
adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas dengan adsorben merupakan proses yang sederhana dan efisien.
Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas dari sisa rumah tangga dengan mengingat harga
minyak goreng yang tergolong mahal dan keterdesakan ekonomi maka perlu dilakukan upaya untuk
memanfaatkan minyak goreng tersebut agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan. Pemanfaatan minyak
goreng bekas ini dapat dilakukan dengan pemurnian hingga memenuhi parameter standar mutu minyak goreng
yang baik menurut Salah satu cara yang digunakan untuk menurunkan bilangan peroksida dan bilangan asam
pada minyakgoreng bekas melalui proses pemurnian dengan metode adsorpsi denganarangaktif sebagai
adsorben. Arang aktif masih menjadi salah satu yang terbaik karena kemudahan dalam perolehan bahan baku,
prosesnya yang sederhana, murah dan efisien. Penelitian untuk pemurnian minyak goreng bekas dengan proses
adsorpsi dengan arang aktif sebagai adsorben, telah banyak dilakukan, salah satunya ialah penelitian yang
melakukan penelitian mengenai potensi bonggol jagung sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak
goreng bekas dengan memvariasikan massa arang aktif. Dari penelitian tersebut diperoleh kondisi optimum
penurunan kadar asam lemak bebas pada massa arang aktif 10 gr sebesar 57 %. Telah melakukan penelitian
dengan menggunakan arang aktif tempurung ketapang dan penambahan ekstrak iding-iding sebagai antioksidan
alami. Variabel yang divariasikan adalah temperatur pada proses adsorpsi. Dari penelitian tersebut diperoleh
nilai penurunan kadar asam lemak bebas terbaik sebesar 27,3 % pada suhu 70oC. Juga melakukan penelitian
serupa dengan menggunakan arang aktif dan antioksidan alami berupa ekstrak pucuk idat untuk menurunan
kadar asam lemak bebas. Variabel yang divariasikan pada penelitian tersebut adalah massa antioksidan
sehingga diperoleh kondisi terbaik penurunan kadar asam lemak bebas pada variasi massa 0,75 % ( ⁄) sebesar 22
% . Sabut kelapa mengandung senyawa selulosa, hemiselulosa dan lignin yang berpotensi untuk dijadikan arang
aktif dengan struktur berpori sehingga dapat digunakan sebagai adsorben.Asam lemak bebas mudah mengalami
oksidasi dan mengalami dekomposisi lebih lanjut melalui radikal bebas. Maka penambahan antioksidan alami
menjadi langkah selanjutnya, senyawa antioksidan berupa flavonoid dalam bawang merah mampu
memperlambat kecepatan reaksi oksidasi, dengan cara menghambat pembentukan radikal bebas pada minyak
goreng bekas sehingga mengurangi kerusakan minyak goreng. Arang aktif atau karbon aktif merupakan suatu
padatan berpori yang mengadung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon
dengan pemanasan pada suhu tinggi. menyatakan bahwa arang aktif adalah suatu bahan padat yang berpori dan
merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengadung karbon melalui proses pirolisis. Sebagian dari pori-
porinya masih tertutup hidrokarbon, tar, dan senyawa organik lain. Untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang
melapisi permukaan arang sehingga dapat meningkatkan porositas arang aktif maka diperlakukan proses
aktivasi. Arang aktif dapat digunakan sebagai adsorbenuntuk memucatkan minyak, dapat juga menyerap

5
suspensi koloid yang menghasilkan bau yang tidak dikehendaki dan mengurangi jumlah peroksida sebagai hasil
degradasi minyak.
Prosedur analisa asam lemak bebas (%FFA)dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Alat dan
bahan yang akan digunakan untuk pada proses praktikum kali ini dipersiapkan terlebih dahulu. Selanjutnya
sampel minyak ditimbang pada neraca digital sebanyak 2 gram didadalam erlenmeyer. Selanjutnya waterbath
dihubungkan kesumber aurus dan ditunggu air yang ada didalam waterbath mendidih. Selanjutnya etanol
dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi sampel minyak, perlakuan ini
dilakukan di ruang asam. Larutan etanol dan minyak yang ada pada erlenmeyer dipanaskan pada penangas air
hingga minyak seluruhnya larut didalam etanol sambil digojog dengan kuat. Selanjutnya indikator PP
ditambahakan kedalam larutan minyak dan etanol sebanyak 3 tetes. Selanjutnya larutan minyak dan etanol
tersebut dititrasi dengan menggunakan NaOH hingga mencapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna larutan dalam erlenmeyer menjadi larutan berwarna lembayung. Volume NaOH yang terpakai
dicatat dan dari data ini dapat diketahui berapa kadar asam lemak bebas atau FFA yang terkandung di dalam
minyak. Pada video pembelajaran dikatakan bahwa % FFA yang diperoleh pada video pembelajaran adalah
0,4444%.
Aktifator adalah zat atau senyawa kimia yang berfungsi sebagai reagen pengaktif dan zat ini akan mengaktifkan
atom-atom karbon sehingga daya serapnya menjadi lebih baik. Zat aktifator bersifat mengikat air yang
menyebabkan air yang terikat kuat pada poripori karbon yang tidak hilang pada saat karbonisasi menjadi lepas.
Selanjutnya zat aktifator tersebut akan memasuki pori dan membuka permukaan arang yang tertutup. Dengan
demikian pada saat dilakukan pemanasan, senyawa pengotor yang berada dalam pori menjadi lebih mudah
terserap sehingga luas permukaan karbon aktif semakin besar dan meningkatkan daya serapnya.
Pada hasil percobaan pembuatan dan penyulingan Bioetanol pada sampel ubi kayu dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
% FFA % FFA N NaOH BM Berat Berat V Titrasi V Titrasi
Sebelum Setelah (N) Minyak Sampel Sampel Sebelum Setelah
absorbsi absorbsi (g/mol) Sebelum Setelah Adsorbsi Adsorbsi
(%) (%) Adsorbsi Adsorbsi (mL) (mL)
(g) (g)
5,28 4,350 0,106 256 2,15 2,27 4,19 3,71

Reaksi:

KESIMPULAN
Minyak goreng merupakan kebutuhan yang tidak bisa terlepas bagi kebanyakan orang. Selain berfungsi
sebagai media penghantar panas, minyak goreng juga berfungsi sebagai penambah rasa gurih makanan serta
memperbaiki cita rasa makanan dengan membentuk warna kuning kecoklatan pada saat penggorengan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel minyak goreng bekas dan di
absorbsi menggunakan karbon atau arang aktif, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat adalah %
Asam Lemak bebas (FFA) sebelum dilakukan proses absorbsi menggunakan arang atau karbon aktif sebesar
5,28% dan %FFA yang didapat setelah dilakukan proses absorbsi sbesar 4,350%. Dan syarat-syarat untuk
berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu terdapat : Zat yang mengadsorbsi (adsorben), Zat yang
teradsorbsi (adsorbat), Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.

TUGAS(LAMPIRAN 1 DARI DIKTAT)

1. Tuliskan pengertian dari adsorbsi, adsorben, dan syarat-syarat untuk berjalannya suatu proses adsorbsi
Jawab :
 Adsorbsi adalah proses penggumpalan substansi terlarut dalam larutan oleh permukaan zat penyerap
yang membuat masuknya bahan dan mengumpul dalam suatu zat penyerap. Adsorpsi juga didefinisikan
sebagai proses penggumpalan substansi terlarut dalam larutan oleh permukaan zat penyerap yang
membuat masuknya bahan dan mengumpul dalam suatu zat penyerap.
 Adsorben adalah bahan-bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-
dinding pori atau pada daerah tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori adsorben biasanya sangat
6
kecil maka luas permukaan dalamnya menjadi beberapa kali lebih luas dari permukaan luar. Contoh
adsorben yaitu karbon aktif, silika gel, alumina, zeolit dan penyaring molekul.
 Syarat- syarat suatu proses adsorpsi
1. Zat yang mengadsorbsi (adsorben)
2. Zat yang teradsorbsi(adsorbat),
2. Uraikan jenis-jenis dari adsorbsi beserta contohnya
Jawab :
Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorben dengan adsorbat, adsorpsi dibedakan 2
jenis yaitu adsorpsi fisika dan adsropsi kimia.
a. Adsorpsi Fisika merupakan adsorpsi yang terjadi karena adanya gaya Van der Waals. Gaya Van der
Waals adalah gaya tarik-menarik yang relatif lemah antara adsorbat dengan permukaan adsorben. Pada
adsorpsi fisika, adsorbat tidak terikat kuat pada adsorben sehingga adsorbat dapat bergerak dari suatu
bagian permukaan adsorben ke bagian permukaan adsorben lainnya dan pada permukaan yang
ditinggalkan oleh adsorbat tersebut dapat digantikan oleh adsorbat lainnya. Contoh : Adsorpsi
oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan dengan cara membuat pori
pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan
struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin
banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.
b. Pada adsorpsi kimia yang terpenting adalah spesifikasi dan kepastian pembentukan monolayer sehingga
pendekatan yang digunakan adalah dengan menentukan kondisi reaksi. Adsorpsi
kimia merupakan adsorpsi dimana gas terlarut dalam larutan penyerap disertai dengan
reaksi kimia, contoh adsorpsi ini adalah adsorpsi gas CO2 dengan larutan NaOH, K2CO3 dan sebagainya.
Aplikasi dari adsorpsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik Amonia.

3. Gambarkan skema mekanisme secara kimia proses adsorbsi minyak jelantah menggunakan karbon aktif
Jawab :

DAFTAR PUSTAKA

7
Frananta, Dimas. 2020 Penuntun Praktikum Oleokimia II. Politeknik Teknologi Kimia Industri : Medan

Yustinah, Hartini.2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut Kelapa. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
https://makalah-belajar.blogspot.com/2016/12/adsorbsi-minyak-goreng-bekas.html

Anda mungkin juga menyukai