Abstrak
Minyak jelantah tergolong minyak limbah yang pemakaiannya seringkali diulang secara terus menerus.
Minyak jelantah mengalami penurunan standar mutu minyak goreng yang ditandai dengan adanya bau
tengik dan warna yang cenderung gelap sehingga berpotensi besar membahayakan tubuh. Minyak
jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan cara menyerap impuritis dan warna yang terdapat pada
minyak jelantah menggunakan adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat warna yang
keruh dan kadar FFA dari minyak jelantah dengan menggunakan adsorben dari kulit salak dan biji kurma
dengan variasi perbandingan massa kulit salak dan biji kurma 25:75, 50:50, dan 75:25 gram dari total
massa bahan baku dan lama waktu pengadukan adsorben 50, 70, dan 90 menit. Adsorben yang paling
baik dalam penurunan tingkat kekeruhan warna dan kadar FFA adalah adsorben dengan perbandingan
massa biji kurma dan kulit salak 25:75 pada menit ke-90 waktu pengadukan. Adsorben mengurangi
tingkat kekeruhan warna minyak jelantah dari 1,2 abs menjadi 0,23 abs dan menurunkan kadar FFA
minyak jelantah dari 1,768% menjadi 0,358%.
Kata kunci: minyak jelantah, penurunan kadar FFA, penurunan tingkat warna.
Abstract
Reused cooking oil is a wasted oil which is used continously. The quality of this reused cooking oil had
decreased which is charactized by bad smell and dark color so that this reused cooking oil has a big
potential to harm our body. This research aimed to reduce levels of color and FFA of reused cooking oil
using bark leather and dates seed adsorbent with variation of mass ratio of the bark leather and dates seed
25:75, 50:50, and 75:25 grams of all the raw material and the adsorbent stirring longevity of 50, 70, and
90 minutes. The best adsorbent to reduce levels of color and FFA is the adsorbent in a ratio mass of 25:75
grams for 90 minutes adsorbent stirring longevity. Adsorbent reduces level of reused cooking oil color
from 1,2 abs to be 0,23 abs and reduces level of FFA reused cooking oil from 1,768% to be 0,358%.
Keywords: reused cooking oil, FFA reduced, color reduced
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara penghasil kedua banyak pemakain minyak goreng maka semakin
terbesar minyak kelapa di dunia setelah Filipina banyak minyak jelantah yang dihasikan
dan berhasil memproduksi sekitar 2,8 ton perbulan dalam sektor rumah tangga.
minyak kelapa dan mengekspor sebesar 273.000 Karbon aktif adalah bahan yang
ton. Sebanyak 49% dari total permintaan mengandung komposisi karbon dengan luas
minyak goreng digunakan untuk kepentingan permukaan yang besar dan memiliki struktur
rumah tangga dan sisanya untuk industri. berpori yang kompleks. Karbon aktif banyak
Dengan demikian semakin besar permintaan dimanfaatkan dalam industri maupun
produksi minyak goreng maka minyak goreng pengolahan limbah. Karbon aktif adalah suatu
bekas juga meningkat. padatan yang memiliki mengandung karbon
Minyak goreng yang digunakan berkali- sebesar 85-95%. Limbah pertanian pada saat ini
kali pada suhu tinggi akan menurunkan kualitas banayak digunakan sebagai bahan baku karbon
minyak goreng tersebut.. Pemakaian minyak aktif. Limbah pertanian yang sudah diuji coba
goreng untuk sektor rumah tangga cukup besar sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif
dalam sebulan. Kisaran harga minyak goreng di adalah biji kurma, sabut kelapa, kulit salak, dan
pasaran yang banyak digunakan dalam rumah biji salak. Kulit salak juga berpotensi sebagai
tangga saat ini Rp.12.000 per liter. Selama satu karbon aktif yang layak digunakan pada saat ini.
bulan pemakaian minyak goreng dalam rumah Pemanfaatan limbah kulit salak dan bji kurma
tangga berkisar dua liter per bulan. Semakin merupakan salah satu alternative untuk
0,8
1,768% yang angkanya telah menurun menjadi
50 menit
0.358% pada menit ke-90. Pada proses
0,6 70 menit
penurunan tingkat warna, yield terbesar
0,4 90 menit
diperoleh pada penurunan angka kekeruhan
0,2 untreated
warna 1,2 abs menjadi 0,23 abs.
0
untreated 25/75 50/50 75/25 Daftar Pustaka
Komposisi Bahan Baku (Kulit Salak/Biji Kurma) Turmuzi, Muhammad. dan Syaputra, arion.
(2015) “Pengaruh Suhu dalam
Gambar 2 Grafik Angka FFA Minyak Goreng Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit
Bekas Sesudah dan Sebelum Ditambahkan Salak dengan Impregnasi Asam
Adsorben Fosfat”. Jurnal Teknik Kimia USU.
Tingkat kadar asam lemak bebas minyak Volume 4, No.1.
jelantah yang belum ditambahkan karbon aktif
mengalami penurunan yang signifikan setelah Turmuzi, Muhammad., Oktavianus, Ardiano.
melewati proses adsorbsi. Tingkat kadar asam Dan Fatimah.(2015) “ Pengaruh
lemak bebas terendah diperoleh pada sampel Temperatur dalam Pembuatan
dengan perbandingan 75% kulit salak dan 25% Karbon aktif dari Kulit Salak dengan
biji kurma dalam waktu 50 menit sebesar 0.35% Aktifaator Seng Klorida”. Jurnal
Sementara Tingkat kadar asam lemak bebas Teknik Kimia USU. Volume 4, No.2.