PENDAHULUAN
diperlukan tidak hanya sebagai alat tulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai
kemungkinan pemanfaatannya.
Industri pulp dan kertas pada saat ini dihadapkan pada masalah penanganan limbah
yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar berasal dari lumpur hasil
pengolahan air limbah. Di lokasi pabrik limbah padat tersebut hanya ditumpuk dan
karakteristik limbahnya yang memiliki nilai BOD/ COD (kebutuhan oksigen dalam
menguraikan senyawa biologi dan kimia) yang sangat tinggi. Apabila limbah cair
tersebut dibuang ke perairan akan mengakibatkan kematian ikan dan biota air lainnya.
Selain itu limbah cair industri kertas menimbulkan bau busuk, sedangkan bahan
kimia yang terikut dalam limbah cair tersebut menimbulkan gangguan pernafasan
bagi penduduk yang tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah, bahkan tercium
TINJAUAN PUSTAKA
kandungan lignin (delignifikasi) di dalam pulp atau serat sehingga diperoleh tingkat
kecerahan warna yang tinggi dan stabil. Proses pemutihan serat harus menggunakan
bahan kimia yang reaktif untuk melarutkan kandungan lignin yang ada di dalam serat
agar diperoleh derajat kecerahan yang tinggi. Namun demikian, harus dijaga agar
berbahaya.
1 Konsentrasi
pemutih.
maksimal.
2 Waktu reaksi
Pada umumnya, perlakuan bahan kimia pemutih terhadap serat akan menjadi
lebih reaktif dengan memperpanjang waktu reaksi. Namun, waktu reaksi yang
terlalu lama akan merusak rantai selulosa dan hemisellulosa pada serat tersebut.
3 Suhu
reaksi pemutihan.
4 Ph
agent).
Kelima faktor tersebut berpengaruh terhadap kualitas produk serat yang dihasilkan
seperti :
kecerahan (brightness),
kuat tarik (tensile strenght),
kelunakan (softness)
Pada dasarnya proses pemutihan (bleaching) dibagi menjadi dua, yaitu proses
pemutihan secara kimia dan proses pemutihan secara biologi (disebut juga dengan
proses bio-bleaching). Berikut ini adalah berbagai macam proses pemutihan, antara
lain :
Merupakan gas yang tidak stabil dan dapat berubah secara perlahan-lahan
Selektifitas gas ozon lebih tinggi apabila dilarutkan dalam asam asetat jika
Keuntungan pemilihan dengan gas ozon di dalam air antara lain, bahan
pemutih yang lebih baik, waktu reaksi yang lebih pendek, temperatur
pemutihan yang rendah dan tanpa tekanan, serta tidak terjadi pencemaran
lingkungan.
karbohidrat di dalam pelarut air relatif lebih besar, biaya produksi untuk
pulp yang dimasak menggunakan metode yang berbeda seperti metode sulfit,
peningkatan nilai derajat putih kertas pada media asam atau netral sampai
alkali/basa lemah.
Semakin tinggi konsentrasi asam perasetat, maka semakin rendah sisa lignin
didalam pulp dan derajat putih kertas akan semakin meningkat. Lignin,
Merupakan gas berwarna hijau yang bersifat sangat beracun bagi manusia dan
Pada konsentrasi 3,53 dapat dideteksi sebagai bau dan pada konsentrasi 1000
ppm akan berakibat fatal jika terhirup. Akibat bahaya tersebut maka sekarang
Ion H+ dari asam hipoklorit terlarut dalam larutan sehingga reaksi menjadi :
2ClO– → 2Cl– + O2
bleaching seperti Ca(ClO)2 atau dalam bentuk cairan seperti sodium hypochorite
agent). Sulfur dioksida digunakan untuk memutihkan wol dan katun. Garam
dari sulfur dioksida juga digunakan sebagai bahan pemutih seperti kalsium
hidrogen sulfit Ca(HSO3)2 yang digunakan sebagai pemutih pada proses pulp
di industri kertas.
dengan adanya udara dan cahaya maka warna akan kembali semula.
Proses bio-bleaching meniru proses pembusukan kayu oleh jamur white rot. Dalam
proses ini menggunakan fungal treatment dengan menggunakan 2 enzim yaitu enzim
tidak langsung dan enzim lignase yang dapat mendegradasi lignin secara langsung.
Sedikitnya ada dua penjelasan mengenai bagaimana xylanase mampu meningkatkan
akses dari bahan kimia bleaching ke serat dengan menghilangkan xylan yang
terendapkan. Serat yang terbuka ternyata lebih rentan terhadap bahan kimia pemutih
dan ekstraksi lignin. Tujuan utama penggunaan enzim dalam proses pemutihan adalah
tidak menghilangkan xylan secara keseluruhan, hanya melepaskan lignin. Proses bio-
bleaching berjalan lambat pada suhu dan tekanan operasinya sehingga proses ini
Hidogen peroksida berbentuk cairan tidak berwarna, sedikit lebih kental dari air dan
dapat bercampur dengan air dalam berbagai komposisi (Jones, 1999). Hidrogen
peroksida bersifat asam yang sangat lemah dan mempunyai kemampuan sifat
oksidator yang sangat kuat. Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan bahan pemutih
yang bisa digunakan untuk proses pemutihan dengan konsep Totally Chlorine Free
(TCF).
Hidrogen peroksida ini memiliki suhu optimum yaitu 80-85 0C. Bila suhu pada saat
proses kurang dari 80 0C maka proses akan berjalan lambat, sedangkan kalau lebih
dari 85 0C hasil proses tidak sempurna (Karmayn dkk, 1978). Bila dipanaskan mudah
H2O2 → H2O + O2
menaikkan suhu hingga 85 0C secara konstan selama ± 1 jam, maka serat akan
Hasil pemutihan baik dan rata, dengan menggunakan proses pemanasan maka
warna asli pada serat dapat terurai dan bahan menjadi lebih putih dan rata.
Hasil derajat putih yang dihasilkan juga stabil, tidak mudah menjadi kuning.
kecil, kerusakan yang dihasilkan juga kecil. Demikian juga karena pengaruh
(Karmayn, 1978).
Pada proses pembuatan pulp dan paper, bahan baku yang digunakan adalah kayu.
Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan. Diharapkan jenis
kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas pulp yang bagus adalah yang
mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin yang rendah, tidak rapuh, tidak
Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:
Kayu (wood)
Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu berdaun
lebar (hard wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood). Kayu berdaun lebar (hard
falcatera, Euclyptus sp, dan Antochehalus candabia. Sedangkan kayu berdaun jarum
(soft wood), sering disebut kayu jarum adalah jenis daun yang bersal dari pohon
berdaun jarum. Jenis pohon ini selalu hijau sepanjang tahun dan tidak menggugurkan
daunnya pada musim kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan Aganthis sp (dammar).
Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang cocok
sebagai bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi alkali,
Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat untuk bahan baku
pulp, baik itu yang berasal dari kulit batang, daun, tangkai, buah/biji dan bulu biji.
berikut:
Guna penghematan atau efisiansi serat dari bahan baku primer, maka dewasa
ini telah diusahakan pemanfaatan kertas bekas (waste paper) dari berbagai
jenis kertas dan karton sebagai bahan baku pulp. Serat yang dihasilkan dari
kertas, karton bahkandario baju bekas yanh dikenal sebagia sebutan “serat
primer”.
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan
bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan
teknologi.
1. Selulosa
Bagian utama dinding sel kayu yang berupa polimer karbohidrat glukosa dan
dalam digester, derajat polimerisasi akan turun pada suatu derajat tertentu.
memendekkan rantai selulosa dan membuat pulp menjadi tidak kuart. Selulosa
1. Hemiselulosa
Hemiselulosa juga adalah polimer yang dibentuk dari gula sebagai komponen
utamanya. Hemiselulosa adalah polimer dari senyawa gula yang berbeda seperti:
Hemiselulosa memilki derajat polimerisasi lebih kecil dari 300. Hemiselulosa adalah
polimer bercabang atau tidak linier. Selama pembuatan pulp hemoiselulosa bereaksi
lebih cepat dibandingkan dengan selulosa. Rantai hemiselulosa lebih pendek dari
menyebabkan struktur selulosa menjadi kurang teratur sehingga air bisa masuk
kejaringan selulosa. Hemisolulosa akan memberikan fibrillasi yang lebih baik dari
2. Lignin
Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensei yang berfungsi merekatkan serat
selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping ki8mia dan proses pemutihan (bleaching)
akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan. Lignin
berfungsi sebagai penyusun sel kayu. Reaksi-reaksi lain seperti sulfonasi oksidasi,
halogenasi sangat penting terutama dalam proses pulping dan bleaching seperti dalam
proses soda menghasilkjan lignin terlarut, dimana terjadi pelepasan gugus metoksil
3. Ekstraktif
Ekstraktif dapat dikatakan sebagai substransi kecil yang terdapat pada kayu. Ekstraksi
meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsure lain. Komponen ini sangat
beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen
industry kertas. Dalam pembuatan pulp pada prinsipnya adalah mengambil sebanyak-
banyaknya serat selulosa (fiber yang ada dalam kayu dan menghilangkan lignin dan
eksraktif.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.I Alat
bahan
III.2 Bahan
Masak kembali pulp dengan menambahkan tetes demi tetes NaOH selama
Setelah warna pulp berwarna putih hentikan pemanasan dan dinginkan pulp
tersebut.
2. Pembuatan pulp
Pulp yang sudah dipindahkan kekertas rapat tersebut lalu ditutup dengan
Bila lembaran kertas sudah kering maka lembaran kertas sudah dapat
Di timbang
berat pul dan
tentukan
kadar airya.
Ditambahkan
larutan NaOH
dan H2O2
Pulp dipanaskan pada suhu
1000C dengan penambahan
NaOH dan H2O2 tetes demi
tetes
Pulp yang telah selesai
proses pemanasan
dilakukan pendinginan
Bubur Kayu
dihaluskan dengan
mengunakan blender
IV.1 Hasil
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan proses bleaching ini pada pembuatan kertas bahan yang digunakan
dalam proses ini adalah hydrogen peroksida(H2O2) yang berfungsi sebagai bahan
pemutih kertas dan natrium hidroksida(NaOH) sebagai bahan pelunak pulp. Proses
pemotongan pada pulp dilakukan dengan pemotongan yang kecil-kecil supaya proses
reaksi pemutihan antara H2O2 dengan pulp berlangsung cepat serta agar proses
Pada praktikum ini kita mencari kadar air yang terkandung dalam pulp. Hal ini
dilakukan bahwa sampel ampas tebu yang digunakan untuk membuat pulp tersebut
masih mengandung banyak kadar air. Selama proses esterifikasi berlangsung dalam
pemanasan terjadi proses penghilangan lignin yang masih terdapat didalam pulp oleh
larutan NaOH. Semakin banyak lignin yang hilang pada pulp tersebut maka semakin
bagus kualitas kertas yang dihasilkan. Selain penghilangan lignin, proses esterifikasi
Pada praktikum ini suhu poses yanag digunakan adalan 500C. Sehingga pengunaan
dari hidrogen peroksida tidak efektif dan berjalan lambat.dalam pratikum ini
penambahan natrium hidroksida dan hidrogen peroksida dilakukan tetes demi tetes,
ini dimaksud agar bahan yang diputihkan dapat terlihat ada perubahan warna menjadi
putih. Sedangkan pada pratikum ini natrium yang ditambahkan sekaligus dengan
volume sekitar 20 ml, sehingga bahan yang di putihkan lansung berubah warna
Bahan yang telah putih terus dipanaskan pada suhu 500C mengalami pembuihan atau
terbentuk seperti buih-buih, ini disebabkan karena bahan terus dipanaskan. Akibatnya
reaksi akan belansung dengan cepat. Pada proses pemutihan ini dengan penambahan
ceapat. Setelah itu penambahan hidrogen peroksida dan natrium hidroksida tidak
berarti lagi. Karena derajat keputihan yang dicapai telah maksimal. Sehingga pada
proses ini waktu reaksi hanya berlansung sekitar 30 menit. Jika diteruskan tidak akan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
(H2O2) dan NaOH(suasana basa) bias meningkatkan derajat keputihan yang tinggi.
Suhu pada saat pemanasan pulp yaitu pada 100 C dengan waktu 1.2 jam. Kadar air
yang didapat dari pulp ialah sebanyak 28.09% H2O2 yang dibakar sebanyak 25 ml.
Pengunaan bahan kimia pemutih yang berlebih tidak akan meningkatkan derajat
Kemudian waktu reaksi, bahan kimia pemutih menjadi lebih reaktif jika
memperpanjang waktu reaksi, namun waktu reaksi terlalu lama akan dapat merusak
rantai s4lulosa dan hemiselulosa. Yang terakhir pada proses ini yang dapat
kecepatan reaksi pada pemutihan. Suhu yang digunakan adalah berkirarr antara 40-
1000C
V.2 Saran
merata dan tetes demi tetes secara bergantian supaya didapatkan hasil kertas yang
putih.
Lampiran Perhitungan
Sebelum pemanasan
Setelah pemanasan
0.0420
= 28.0952%