Anda di halaman 1dari 19

PEMUTIHAN/BLEACHING

KELOMPOK 5
- Desi Heriyanti Nst
- Intan Ayu Safitri
- Jumaida Sari Nst
- Sumiati Nainggolan
- Verayanti Tanjung
Kimia Nk 2016
Pengertian Pemutihan
• Pemutihan (bleaching) merupakan proses yang bertujuan untuk
menghilangkan kandungan lignin (delignifikasi) di dalam pulp atau
serat sehingga diperoleh tingkat kecerahan warna yang tinggi dan
stabil
• Proses pemutihan serat harus menggunakan bahan kimia yang reaktif
untuk melarutkan kandungan lignin yang ada di dalam serat agar
diperoleh derajat kecerahan yang tinggi.
• Namun demikian, harus dijaga agar penggunaan bahan kimia tersebut
tidak menyebabkan pencemaran lingkungan yang berbahaya .
Tujuan Pemutihan
Tujuan utama proses pemutihan adalah untuk :
- Menghilangkan pigmen alam sehingga diperoleh bahan putih murni
merata di seluruh kain mempersiapkan bahan untuk pencelupan
atau pencapan dengan warna muda.
- Meningkatkan derajat putih pulp, sehingga pulp tersebut sesuai
untuk dibuat kertas dengan jenis tertentu
- Proses pemutihan pulp tidak hanya membuat pulp menjadi lebih
putih atau cerah, tetapi juga membuatnya stabil sehingga tidak
menguning atau kehilangan kekuatan dan derajat putih selama
penyimpanan
- Mendapatkan pulp yang mempunyai sifat fisik dan sifat kimia sesuai
yang diinginkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Proses Pemutihan
• Konsentrasi
• pH
• Suhu
• Waktu reaksi
• Rasio bahan dan zat bleaching
Konsentrasi
• Reaksi dapat ditingkatkan dengan memperbesar konsentrasi bahan
pemutih.
• Penggunaan bahan kimia pemutih yang berlebih tidak akan
meningkatkan derajat kecerahanan karena derajat kecerahan yang
dicapai telah maksimal.
• Konsentrasi hidrogen peroksida yang dipakai untuk proses
pemutihan antara 1% hingga 10% b/v

Waktu reaksi
Pada umumnya, perlakuan bahan kimia pemutih terhadap serat akan
menjadi lebih reaktif dengan memperpanjang waktu reaksi. Namun,
waktu reaksi yang terlalu lama akan merusak rantai selulosa dan
hemisellulosa pada serat tersebut
Rasio bahan dan zat bleaching
Semakin kecil perbandingan rasio bahan yang akan diputihkan
dengan bahan pemutih akan meningkatkan reaksi pemutihan. Tetapi
dengan rasio yang semakin kecil akan mengurangi efisiensi
penggunaan zat pemutih.

Suhu
Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi
pada reaksi pemutihan. Pemilihan suhu ditentukan pada penggunaan
bahan kimia pemutih.

pH
Nilai pH bergantung pada jenis penggunaan bahan pemutih (bleaching
agent). Pada proses pemutihan dengan hidrogen peroksida diperlukan
suasana basa antara pH 8 hingga 12
Bahan kimia yang digunakan dalam proses pemutihan
terbagi menjadi 2:
1. Oksidator
oksidator berfungsi untuk mendegradasi dan menghilangkan
lignin dari gugus kromoform. Oksidator yang sering digunakan adalah
khlor, oksigen, hipoklorit, khlordioksida, peroksida,ozon, nitrogen
dioksida.
2. Alkali
alkali berfungsi untuk mendegradasi dengan cara hidrolisa
dan melarutkan gugus gula sederhana yang masih bersatu dalam
pulp. Alkali disini menggunakan NaOH sebagai basa kuat.
Proses Pemutihan
Pada dasarnya proses pemutihan (bleaching) dibagi menjadi dua, yaitu proses
pemutihan secara kimia dan proses pemutihan secara biologi (disebut juga
dengan proses bio-bleaching). Berikut ini adalah berbagai macam proses
pemutihan, antara lain :
1. Proses Pemutihan (Bleaching) secara Kimia.
a. Pemutihan dengan Gas Ozon
– Merupakan gas yang tidak stabil dan dapat berubah secara perlahan-
lahan pada temperatur ruangan dan tekanan atmosfir.
– Selektifitas gas ozon lebih tinggi apabila dilarutkan dalam asam asetat
jika dibandingkan dengan air (Beltran, 2005).
– Keuntungan pemilihan dengan gas ozon di dalam air antara lain, bahan
pemutih yang lebih baik, waktu reaksi yang lebih pendek, temperatur
pemutihan yang rendah dan tanpa tekanan, serta tidak terjadi pencemaran
lingkungan.
– Kerugian pemutihan dengan menggunakan gas ozon adalah kerusakan
karbohidrat di dalam pelarut air relatif lebih besar, biaya produksi untuk
pembuatan generator ozon relatif mahal, mudah terurai menjadi oksigen di
dalam air
Proses Pemutihan
b. Pemutihan dengan Asam Perasetat
– Pemutihan pulp dengan asam perasetat dapat dilakukan pada
semua jenis pulp yang dimasak menggunakan metode yang berbeda
seperti metode sulfit, sulfat, acetosov dan lain-lain (Potucek and
Milichovsky, 2000).
– Tujuan pemutihan pulp menggunakan asam perasetat adalah
delignifikasi dan peningkatan nilai derajat putih kertas pada media
asam atau netral sampai alkali/basa lemah.
– Semakin tinggi konsentrasi asam perasetat, maka semakin rendah
sisa lignin didalam pulp dan derajat putih kertas akan semakin
meningkat. Lignin, rendemen dan derajat polimerisasi selulosa akan
semakin menurun seiring dengan meningkatnya waktu pemutihan,
dan sebaliknya derajat putih kertas akan semakin meningkat
Proses Pemutihan
c. Pemutihan dengan Klorin
– Merupakan gas berwarna hijau yang bersifat sangat beracun bagi manusia
dan bersifat iritasi terhadap pernapasan serta membakar kulit.
– Pada konsentrasi 3,53 dapat dideteksi sebagai bau dan pada konsentrasi
1000 ppm akan berakibat fatal jika terhirup. Akibat bahaya tersebut maka
sekarang gas klorin dilarang sebagai bahan pemutih.
– Penggunaan klorin dapat menghasilkan organoklorin seperti dioxin yang
sangat berbahaya karena beracun dan bersifat karsinogen, namun sekarang
klorin dioksida digunakan sebagai pengganti klorin pada proses pemutihan
pulp dapat mengurangi terbentuknya dioksin.
d. Pemutihan dengan Sulfit
– Pada kondisi basah, sulfur dioksida adalah bahan pemutihan (bleaching
agent). Sulfur dioksida digunakan untuk memutihkan wol dan katun. Garam
dari sulfur dioksida juga digunakan sebagai bahan pemutih seperti kalsium
hidrogen sulfit Ca(HSO3)2 yang digunakan sebagai pemutih pada proses pulp
di industri kertas.
– Proses pemutihan dengan sulfur dioksida tidak permanen, lama kelamaan
dengan adanya udara dan cahaya maka warna akan kembali semula
(Batubara, 2006).
Proses Pemutihan
2. Proses Bleaching secara biologi (bio-bleaching)
– Proses bio-bleaching meniru proses pembusukan kayu oleh jamur white
rot. Dalam proses ini menggunakan fungal treatment dengan menggunakan
2 enzim yaitu enzim hemiselulase (xylanase dan mannase) yang dapat
meningkatkan bleachability secara tidak langsung dan enzim lignase yang
dapat mendegradasi lignin secara langsung. Sedikitnya ada dua penjelasan
mengenai bagaimana xylanase mampu meningkatkan akses dari bahan kimia
bleaching ke serat dengan menghilangkan xylan yang terendapkan. Serat
yang terbuka ternyata lebih rentan terhadap bahan kimia pemutih dan
ekstraksi lignin.
– Tujuan utama penggunaan enzim dalam proses pemutihan adalah tidak
menghilangkan xylan secara keseluruhan, hanya melepaskan lignin.
Proses bio-bleaching berjalan lambat pada suhu dan tekanan operasinya
sehingga proses ini belum dapat diaplikasikan pada skala industri.
- Penggunaan enzim xylanase dalam roses bleaching kraft pulp dapat
mengurangi pemakaian bahan kimia dan meningkatkan kualitas mapupun
kuantitas pulp. Perlakuan enzim xylanase terbukti efektif baik untuk
hardwood dan softwood.
Proses Pemutihan
Hidrogen Peroksida (H2O2)
Hidogen peroksida berbentuk cairan tidak berwarna, sedikit lebih
kental dari air dan dapat bercampur dengan air dalam berbagai
komposisi (Jones, 1999). Hidrogen peroksida bersifat asam yang
sangat lemah dan mempunyai kemampuan sifat oksidator yang sangat
kuat. Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan bahan pemutih yang bisa
digunakan untuk proses pemutihan dengan konsep Totally Chlorine
Free (TCF).
Hidrogen peroksida ini memiliki suhu optimum yaitu 80-85 0C. Bila
suhu pada saat proses kurang dari 80 0C maka proses akan berjalan
lambat, sedangkan kalau lebih dari 85 0C hasil proses tidak sempurna
(Karmayn dkk, 1978). Bila dipanaskan mudah terurai dan melepaskan
gas oksigen. Karena kemampuannya melepaskan oksigen maka sangat
efektif dipakai sebagai bahan pemutih
Proses Pemutihan
O2 yang terjadi akan bekerja sebagai oksidator untuk memutihkan
bahan.
Pemutihan dengan H2O2 ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
• Waktu pengerjaannya singkat, karena pada saat proses pengerjaan
dengan menaikkan suhu hingga 85 0C secara konstan selama ± 1 jam,
maka serat akan lebih cepat diputihkan.
• Hasil pemutihan baik dan rata, dengan menggunakan proses
pemanasan maka warna asli pada serat dapat terurai dan bahan
menjadi lebih putih dan rata. Hasil derajat putih yang dihasilkan juga
stabil, tidak mudah menjadi kuning.
• Kemungkinan kerusakan kecil, karena daya oksidasi Hidrogen
peroksida lebih kecil, kerusakan yang dihasilkan juga kecil. Demikian
juga karena pengaruh penggunaan Natrium silikat sebagai stabilisator
yang memperlambat penguraian dari Hidrogen peroksida sehingga
kerusakan lebih kecil.
• Sifatnya lebih ramah lingkungan dibandingkan oksidator lain karena
peruraiannya hanya menghasilkan air dan oksigen
Aplikasi Proses Pemutihan
• Di Industri pembuatan kertas pada proses pemutihan pulp dengan
bahan kimia pemutih
• Di Industri tekstil pada pemutihan kain
• Pada proses pemutihan gigi
• DLL
Aplikasi Berdasarkan Hasil Review Jurnal
No Penulis / Tahun Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil
Penelitian
1 Sri Hidayati, Ahmad Pemutihan Kertas Untuk mengetahui Percobaan Kadar hemiselulosa yang
Sapta Zuidar dan Koran Bekas Dengan pengaruh disusun secara dihasilkan berkisar dari 5.683
Rahmania Menggunakan Asam konsentrasi Asam factorial dalam % - 23.467%
Widyaastuti Peroksida Dalam Peroksida di dalam Rancangan Kadar selulosa yang
Tahun 2018 media Asam Asetat media Asam Asetat Acak Kelompok dihasilkan berkisar dari
dan lama Lengkap (RAKL) 38.707 % - 58.653%
pemanasan untuk Kadar lignin yang dihasilkan
memproduksi berkisar dari 22. 683% -
bubur kertas 30.733%
2.A Retno Sulistyo Pengaruh Untuk Menganalisa Melakukan Proses
Dhamar Lestari dan konsentrasi H2O2 tingkat kecerahan Pulp pembuatan pulp pemutihan
Denni Kartika Sari Terhadap tingkat yang dihasilkan dengan dengan proses dengan
Tahun 2016 Kecerahan Pulp proses organosolv organosolv menggunakan
dengan Bahan dengan menggunakan menggunakan H2O2 sebagai
Baku Eceng Zat Pemutih Hidrogen larutan etanol bleaching agent
Gondok Melalui Peroksida mampu
Proses Organosolv Untuk menentukan meningkatkan
kondisi optimum kecerahan pulp
proses pemutihan Pulp
dengan variasi waktu
dan konsentrasi
Hidrogen Peroksida
3 Felicity,F Kekuatan Tarik, Mengidentifikasi Percobaan utama - Penambahan NaOH dapat
Parikesit Noda, Opasitas dan menganalisa pada proses daur mempengaruhi pelepasan
partoputro dan Dan Derajat pengaruh larutan ulang meliputi proses tinta. Larutan NaOH yang
Nina Elyani Putih Kertas kimia NaOH, H2O2, perendaman dan berlebih dapat menimbulkan
Tahun 2018 Pada Proses Na2SiO3 pada penguraian serat kerusakan pada serat
Daur Ulang proses pemisahan (pulping), proses sehingga menyebabkan serat
Kertas Koran. serat dan tinta dari penghilangan serta menjdi berwarna kuning.
kertas koran pemisahan tinta - Pada penggunaan enzim,
(deinking dan perolehan derajat putih serat
flotasi). Kemudian kertas Koran lebih baik
proses pengeringan dibandingkan dengan
pulp kertas dan penggunaan NaOH.
proses pembuatan Penggunaan enzim 0,5 %
lembaran pada paling tinggi yakni 54,8%
kertas Koran. dibanding dengan NaOH 1,5
% yakni 50, 60, NaOH 2%
yakni 50, 24 dan NaOH 2,5 %
(49, 48).
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
WAKTUNYA QUIZ 

Anda mungkin juga menyukai