21030112060037
2. Rahmanda luthfia
21030112060074
3. Desy Ariyani
21030112060129
4. Muffidah
21030112060131
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Usulan Kegiatan
Jurusan
Fakultas
: Teknik
Universitas
: Diponegoro, Semarang
Praktikan
: 1. Fitri Muliawati
21030112060037
2. Rahmanda luthfia
21030112060074
3. Desy Ariyani
21030112060129
4. Muffidah
21030112060131
Fitri Muliawati
21030112060037
Rahmanda Luthfia
21030112060074
Desy Ariyani
Muffidah
21030112060129
21030112060131
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Program Diploma Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Dosen Pembimbing
NIP. 195403181986032001
NIP. 195909251987031002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kertas (paper) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Setiap tahunnya tingkat pengguna kertas di Indonesia mengalami kenaikan yaitu sekitar
0,5% pertahun. Pada tahun 2012 tingkat pengguna kertas di Indonesia mencapai 4,2%
dengan tingkat konsumsi kertas per kapita 32 kg atau sekitar 7,8 juta ton [Saputra, 2012].
Sedangkan kapasitas produksi kertas di Indonesia hingga akhir tahun 2012 tercatat
sebesar 13 juta ton, dimana 50% hasil produksinya untuk melayani pasar ekspor, sisanya
6,5 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri [Ekarina, 2012]. Sehingga Indonesia
mengalami kekurangan pasokan kertas sebesar 1,3 juta ton. Kebutuhan yang besar ini
menjadi pemicu maraknya kasus pembalakan liar di Indonesia karena semakin
berkurangnya pasokan kayu alam sebagai bahan baku utama industri pulp.
Penggunaan bahan baku alternatif dalam industri pulp diyakini dapat menjamin
keberlangsungan industri pulp nasional dan mengantisipasi kerusakan hutan alam.
Biomassa yang dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk pembuatan pulp adalah
bahan bukan kayu (non-wood). Sumber bahan non-wood ini berasal dari limbah
pertanian dan perkebunan, maupun rumput-rumputan [Rionaldo et al., 2008].
Kulit jagung merupakan salah satu sumber biomassa dengan kadar selulosa yang
cukup tinggi yaitu sekitar 42,43%, kadar lignin yang relatif rendah sekitar 21,73% dan
hemiselulosa 25,06% [Susanto, 1998], sehingga kulit jagung cocok untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri kimia seperti pabrik pulp, kertas dan rayon. Namun pada
dasarnya limbah jagung berupa kulit jagung atau klobot jagung sampai saat ini
pemanfaatannya
kurang
maksimal,
padahal
jumlahnya
sangat
melimpah
a.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah kulit jagung
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp, dan juga untuk mengetahui
proses
pembuatan
pulp
dari
bahan
baku
kulit
jagung
dengan
proses
organosolv.Proses pembuatan pulp dari kulit jagung ini, sebelumnya perlu diketahui
kondisi optimum operasi pembuatannya dengan menggunakan alat digester. Proses
pembuatan pulp ini dilakukan dengan proses organosolv. Kemudian, pada jurnal Eva
Rahayu Ningsih yang melakukan pembuatan kertas dari kulit jagung, hanya
menganalisa ketahan tarik, ketahanan sobek, dan nilai gramatur. Pada praktikum ini,
kami ingin menambah analisa untuk menentukan kadar air, menentukan kadar abu,
menentukan kadar
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Jagung (Zea Mays L.)
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi.Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
Serikat.Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung
jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural.
Kandungan (%)
Abu
6,04
Lignin
15,70
Selulosa
36,81
Hemiselulosa
27,01
Kadar Air
14.44
(http://ebookfreetoday.com/pembuatan-pulp-dari-kulit-buah-jagung~0.html)
Komponen-komponen yang terdapat dalam kulit jagung antara lain:
a. Selulosa
Selulosa adalah bagian utama susunan jaringan tanaman berkayu, bahan
tersebut terdapat juga pada tumbuhan perdu seperti paku, lumut, ganggang dan
jamur.Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama hemiselulosa, pektin, dan
protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman.Bagian
inikomponen penting dari kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
(http://aprysilverfox.blogspot.com/2010/08/makalah-pembuatan-pulp-dan-kertasdari.html)
b. Hemisellulosa
Hemisellulosa adalah
kelompok
sellulosa dalam jaringan tanaman. Senyawa ini larut dalam air panas, larut dalam alkali
encer seperti halnya sellulose.Fungsi hemicellulose adalah perekat dalam kayu.
(http://id.wikipedia.org/wiki/hemisellulose)
c. Lignin
Lignin merupakan bagian terbesar dari selulosa.Penyerapan sinar (warna) oleh
pulp terutama berkaitan dengan komponen ligninnya.Untuk mencapai derajat keputihan
yang tinggi, lignin tersisa harus dihilangkan dari pulp, dibebaskan dari gugus yang
menyerap sinar kuat sesempurna mungkin. Lignin akan mengikat serat selulosa yang
kecil menjadi serat-serat panjang. Lignin tidak akan larut dalam larutan asam tetapi
mudah larut dalam alkali encer dan mudah diserang oleh zat-zat oksida lainnya.
(http://aprysilverfox.blogspot.com/2010/08/makalah-pembuatan-pulp-dan-kertasdari.html)
2.3 Kertas
Kertas adalah kemasan yang pertama ditemukan sebelum plastik dan logam. Saat
ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain
seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan
penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai
media komunikator dan media cetak.Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas
bahan pangan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembaman udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada
proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan
kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku.
Jenis kemasan ketas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas
kraft dan kertas tahan lemak (grease proof).Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau
kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan kertas fleklsibel. Kemasan kertas yang kaku
terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum, cawan - cawan yang tahan air, yang dapat
dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari
kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan
lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif. Karakteristik kertas
didasarkan pada berat atau ketebalannya.
Berdasarkan berat maka kertas dapat dinyatakan dalam berat (lb)/3000 ft atau yang
disebut dengan rim. Di USA banyaknya rim standar untuk kertas kemasan adalah 500
lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi (61 x 91.5 cm). Di Eropa, Jepang dan negara
negara lainnya ukuran yang lebih umum adalah grammage (gr/m). Gramatur untuk
kertas kemasan berkisar antara 30 g /m - 150 g/m, (18 lb / rim - 90 lb / rim), sedangkan
untuk corrugated board berkisar antara 117 gr/m2 - 300 g/m (72 lb/rim - 85 lb /rim)
2.4 Proses Pembuatan Kertas
Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa yang diberi perlakuan kimia,
dibilas, diuraikan, dipucatkan, dibentuk menjadi lembaran setelah pressing dan
dikeringkan. Kayu terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat adhesif di
lamela tengah, 20% karbohidrat berupa xylan, resin dan tanin. Jenis kayu dan lembaran
akhir kertas yang di inginkan sangat menentukan cara pembuatan kertas. Pada
pembuatan kertas dengan bahan baku berupa kayu terlebih dahulu dibuat menjadi pulp.
2.5 Proses Pembuatan Pulp
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan kayu
dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses semi-kimia dan
proses kimia.
A. Proses Mekanik
Kayu gelondongan dihancurkan dengan gilingan batu sambil menyemprotkan air ke
permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan bahan yang sudah digiling.Metode ini
hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu jenis kayu yang berasal dari pohon
berdaun jarum. Proses mekamik ini tidak ada bagian kayu yang terbuang.
B. Proses Kimia
Pada metode ini serpihan kayu dimasukkan ke dalam bahan kimia untuk
mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang digunakan yaitu :
B.1 Proses Soda
Proses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia yang tertua.
Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan komponen kayu yang
tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda abu (sodium
karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu keras yaitu kayu yang
berasal dari pohon yang daunnya lebar, mempunyai panjang serat lebih kecil 0,25 cm.
B.2 Proses Kraft
Proses Kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat sebagai
pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang keras tetapi
berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda berwarna lebih putih
dan teksturnya halus.
B.3 Proses sulfit
Proses sulfit dengan menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau magnesium
bisulfit dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan dihasilkan pulp yang
berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api tidak sekuat pulp kraft
(Smook, G.A., 1992)
C. Proses Semi Kimia
Proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat mekanis dalam
pembuatan pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat dengan
serat, maka kayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral.Kemudian digiling
dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya
prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin.
Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang
dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan,
dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning. Biasanya digunakan untuk bahan
yang membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus. Kayu yang dijadikan
pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan kecil yang disebut dengan chips, dimasak
beberapa jam dengan menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu
150oC dengan tekanan 4-5 atm, pencucian, dilakukan pemutihan (bleaching) dengan
menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen peroksida atau kalsium dioksida. Proses
pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan
antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas yang dihasilkan.
D. Organosolv
Proses organosolv adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan
kimia organik seperti misalnya metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses
ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sangat efisien
dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Dengan menggunakan proses organosolv
diharapkan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas akan
dapat diatasi. Hal ini karena proses organosolv memberikan beberapa keuntungan,
antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi, daur ulang lindi hitam dapat
dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih aman terhadap
lingkungan, dapat menghasilkan by-products (hasil sampingan) berupa lignin dan
hemiselulosa dengan tingkat kemurnian tinggi. Ini secara ekonomis dapat mengurangi
biaya produksi, dan dapat dioperasikan secara ekonomis pada kapasistas terpasang
yang relatif kecil yaitu sekitar 200 ton pulp per hari.
Penelitian mengenai penggunaan bahan kimia organik sebagai bahan pemasak
dalam proses pulping sebenarnya telah lama dilakukan. Ada berbagai macam jenis
proses organosolv, namun yang telah berkembang pesat pada saat ini adalah proses
alcell (alcohol cellulose) yaitu proses pulping dengan menggunakan bahan kimia
pemasak alkohol, proses acetocell (menggunakan asam asetat), dan proses organocell
(menggunakan metanol).
beberapa negara misalnya di Kanada dan Amerika Serikat, sedangkan proses acetocell
mulai diterapkan dalam beberapa pabrik di Jerman pada tahun 1990-an. Proses alcell
yang telah beroperasi dalam skala pabrik di New Brunswick (Kanada) terbukti mampu
manghasilkan pulp dengan kekuatan setara pulp kraft, rendemen tinggi, dan sifat
pendauran bahan kimia yang sangat baik.
E. Acetosolv
Penggunaan asam asetat sebagai pelarut organik disebut dengan proses acetosolv.
Proses acetosolv dalam pengolahan pulp memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
bebas senyawa sulfur, daur ulang limbah dapat dilakukan hanya dengan metode
penguapan dengan tingkat kemurnian yang cukup tinggi, dan nilai hasil daur ulangnya
jauh lebih mahal dibanding dengan hasil daur ulang limbah kraft . Rendemen pulp lebih
tinggi, pendauran lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah, dapat diperoleh hasil
samping berupa lignin dan furfural dengan . Keuntungan dari proses acetosolv adalah
bahwa bahan pemasak yang digunakan dapat diambil kembali tanpa adanya proses
pembakaran bahan bekas pemasak. Selain itu proses tersebut dapat dilakukan tanpa
menggunakan bahan-bahan organik.
10
BAB III
METODOLOGI
3.1 Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Alat
Ukuran
Jumlah
1.
Sendok
1 buah
2.
Pipet
2 buah
3.
Pengaduk
1 buah
4.
Kertas pH
Secukupnya
5.
Kaca arloji
2 buah
6.
Cawan porselen
3 buah
7.
Gunting
1 buah
8.
Termometer
1 buah
9.
Klem,
1 buah
10.
Buret
3 buah
11.
Gelas Ukur
100, 500 mL
2 buah
12.
Beaker Glass
250, 100 mL
2 buah
13.
Labu Takar
1 buah
14.
Timbangan elektrik
1 buah
15.
Muffle furnace
1 buah
16.
Water bath
1 buah
17.
Digester
1 buah
18.
Oven
1 buah
19.
Desikator
Statif
dan
1 buah
11
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Inlet
8. Outlet
9. Valve Tekanan
10. Indikator Tekanan
11. Jaket
3.2.3
a.
b.
c.
d.
e.
3.2.4
a.
b.
c.
d.
ON
e. Mengatur control valve pada pressure gauge agar tidak melampaui batas
(<1kg/cm2)
f. Memasak bahan-bahan selama waktu yang ditentukan
g. Mematikan alat dengan cara menekan tombol OFF
3.2.5
6. KI 166 gr/lt
2. CH3COOH 2 N
7.Na2S2O3 0.1 N
12
3. Asam Formiat
8. Kaporit
4. KMnO4 0.1 N
9. Aquadest
5. H2SO4 4 N
10. NaOH
3.3
Variabel Percobaan
Variabel Tetap :
Variabel Berubah:
= 80%, 90%
Waktu pemasakan
Kadar
selulosa
1
2
80 %
80 %
80 %
90 %
1100 C
1200 C
T
optimum
T
optimum
optimum
optimum
Keterangan
Kadar
Kadar
Yield
abu
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D1
D2
A3
B3
C3
D3
A4
B4
C4
D4
optimu
optimu
optimu
optimu
air
Didapat
optimum
Didapat
optimum
13
2.
3.
Pada analisa bahan dasar kulit jagung, akan dilakukan beberapa macam analisa, yaitu :
b.
c.
d.
Menentukan kadar
selulosa
Dikeringkan dalam oven pada suhu 1500C selama 1 jam lalu didinginkan dalam
desikator kemudian ditimbang. Hal ini kita ulangi hingga memperoleh penimbangan
dengan berat konstan.
ab
2
Kadar air :
x100%
Krus kosong dibakar dalam muffle furnace (oven yang suhunya lebih tinggi) pada
suhu 110 0C hingga diperoleh berat konstan. Misal a gram.
ba
berat sampel bebas air
Kadar abu :
x100%
14
c. Menentukan kadar
selulosa
Langkah-langkahnya :
Timbang 3 gram sampel kering dalam beaker glass, letakkan dalam cooler
Tutup beaker glass dengan kaca arloji dan biarkan selama 3 menit.
Saring dengan saringan penghisap dan sisa sampel dalam beaker glass
Kadar
b
3
selulosa :
x100%
15
Timbang sampel
Bandingkan warna sampel hasil bleaching dengan pulp untuk sampel, bila
masih berwarna coklat lakukan bleaching hinga warna yang lebih putih
DAFTAR PUSTAKA
16
17