Oleh :
Nuril Anwar
NIS. 9399/1901.037
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Kompetensi Keahlian Pembimbing,
Kimia Industri
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan Uji Kompetensi Kejuruan (UKK) dengan judul tugas “Melaksanakan
Operasi Pemisahan Minyak Nabati dengan Metode Ekstraksi Padat-Cair (SLE =
Liquid Extraction)” dengan sebaik mungkin dan juga tepat pada waktunya.
Penyusun
ii
SMKN 1 CERME GRESIK - KIMIA INDUSTRI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. JUDUL.............................................................................................................1
II. TUJUAN..........................................................................................................1
A. Kemiri........................................................................................................1
B. Minyak kemiri...........................................................................................4
C. Pelarut........................................................................................................5
1. n-Heksana..............................................................................................5
2. Etanol.....................................................................................................6
D. Ekstraksi....................................................................................................7
E. Distilasi......................................................................................................8
F. Evaporasi.................................................................................................10
G. Analisa Volumetri...................................................................................11
2. Asam Oksalat.......................................................................................13
3. Indikator...............................................................................................14
2. Randemen............................................................................................16
3. Densitas................................................................................................17
A. ALAT......................................................................................................19
1. Ekstraksi..............................................................................................19
B. BAHAN...................................................................................................22
1. Ekstraksi..............................................................................................22
V. SAFETY.........................................................................................................25
A. Ekstraksi..................................................................................................26
VII. PROSEDUR................................................................................................31
A. Ekstraksi..................................................................................................31
1. Ekstraksi..............................................................................................36
A. Data Hasil................................................................................................40
1. Ekstraksi..............................................................................................40
X. ANALISA......................................................................................................43
A. Analisa Prosedur......................................................................................43
B. Analisa Hasil...........................................................................................45
XI. SARAN.......................................................................................................48
XII. KESIMPULAN...........................................................................................49
XIV. LAMPIRAN............................................................................................52
A. Heksana...................................................................................................54
B. Etanol.......................................................................................................55
C. Natrium Hidroksida.................................................................................56
I. JUDUL
II. TUJUAN
A. Siswa dapat mengoperasikan peralatan Grinding and Sizing
B. Siswa dapat mengoperasikan peralatan Ekstraksi
C. Siswa dapat mengoperasikan peralatan Distilasi
D. Siswa dapat melaksanakan Uji Kualitas/Mutu minyak kemiri
A. Kemiri
a. Kandungan Kemiri
Kandungan Jumlah
Energi 636 Kkal
Protein 19 gr
Lemak 63 gr
Karbohidrat 8 gr
Kalsium 80 mg
Fosfor 200 mg
Zat besi 2 mg
Vitamin A 0 Iu
Vitamin B1 0,06 mg
Vitamin C 0 mg
B. Minyak kemiri
C. Pelarut
1. n-Heksana
2. Etanol
D. Ekstraksi
Metode ekstraksi :
Berdasarkan prosesnya, ekstraksi dibedakan menjadi :
a. Ekstraksi cair-cair, yaitu proses pemisahan
fasa cair yang memanfaatkan perbedaan
kelarutan zat terlarut yang akan dipisahkan
antara larutan asal dan pelarut pengekstrak
(solvent)
b. Ekstraksi padat-cair, yaitu proses pemisahan
suatu zat terlarut yang terdapat dalam suatu
padatan dengan mengontakkan padatan
tersebut dengan pelarut (solvent) sehingga
padatan dan cairan bercampur dan kemudian
zat terlarut terpisah dari padatan karena larut
dalam pelarut.
Pemisahan Minyak Nabati dengan Metode Ekstraksi Padat-Cair
(SLE = Solid Liquid Extraction) 10
SMKN 1 CERME GRESIK - KIMIA INDUSTRI
1. Maserasi
1. Refluks
Refluks merupakan metode ekstraksi
yang dilakukan pada titik didih pelarut
tersebut, selama waktu dan sejumlah
pelarut tertentu dengan adanya
pendingin balik (kondensor). Pada
umumnya dilakukan tiga sampai lima
kali pengulangan proses pada rafinat
pertama. Kelebihan metode refluks
adalah padatan yang memiliki tekstur
kasar dan tahan terhadap pemanasan
langsung dapat diekstrak dengan metode
ini. Kelemahan metode ini adalah
membutuhkan jumlah pelarut yang
banyak.
2. Soxhletasi
Soxhletasi merupakan metode
ekstraksi dengan pelarut yang selalu
baru, umumnya dilakukan menggunakan
alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
konstan dengan adanya pendingin balik
(kondensor). Pada metode ini, padatan
disimpan dalam alat soxhlet dan
dipanaskan, sedangkan yang dipanaskan
hanyalah pelarutnya..
E. Distilasi
F. Evaporasi
G. Analisa Volumetri
Volumetri (Titrimetri) adalah metoda analisis
kimia kuantitatif dimana untuk menentukan
banyaknya suatu zat dalam volume tertentu
dilakukan dengan mengukur banyaknya volume
larutan standar yang bereaksi secara kuantitatif
dengan zat yang akan ditentukan tersebut.
Umumnya larutan standar dimasukkan kedalam
buret kemudian ditambahkan perlahan – lahan
kedalam larutan yang akan ditentukan (analit).
Proses penambahan larutan standar ini sampai
terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi, dan
saat dimana reaksi sempurna tercapai disebut saat
ekuivalen, saat stoikiometri atau saat akhir
teoritis. Saat ekuivalen ini dapat diketahui karena
terjadinya suatu perubahan dalam larutan yang
dapat disebabkan oleh larutan standarnya sendiri
maupun pengaruh oleh larutan indikator yang
ditambahkan.
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
CH3COONa(aq)+H2O(aq)
2. Reaksi harus cepat dan reversible, bila tidak
cepat maka titrasi akan memakan waktu
terlalu banyak apalagi menjelang titik akhir
titrasi. Reaksi tidak reversible, maka
penentuan titik akhir titrasi tidak tegas.
3. Reaksi samping harus tidak ada dan reaksi
harus spesifik, jika ada reaksi yang
mengganggu harus dihilangkan dulu.
4. Perubahan dalam sifat larutan harus jelas
ketika reaksi lengkap. Perubahan ini dapat
berupa perubahan warna larutan atau sifat
fisika yang lain dari larutan. Titrasi asam
asetat dengan natrium hidroksida,
menghasilkan peningkatan pH yang tajam
ketika reaksi lengkap. Perubahan warna
disebabkan oleh penambahan warna
perubahan larutan tidak tergantung pada
sifat-sifat larutan misalnya pH.
5. Titik ekuivalen atau titik dimana jumlah
stoikiometri titran yang di tambahkan dengan
titrat. Titik dimana titik reaksi lengkap yang
teramati dideteksi dinamakan titik ekuivalen
yaitu ketika perubahan sifat-sifat larutan
dideteksi. Titik akhir harus bersesuaian
dengan titik ekuivalen atau interval yang
dapat dihasilkan kembali.
6. Reaksi harus bersifat kuantitatif, yaitu
kesetimbangan reaksi harus jauh kekanan
sehingga perubahan tajam akan terjadi titik
akhir untuk mendapatkan akurasi yang
2. Asam Oksalat
Asam Oksalat
3. Indikator
Indikator pH
Tabel indikator pH :
biru
Fenol merah Kuning 6.4 8.0 Merah
Merah netral Merah 6.8 8.0 Kuning
Naftolftalein Merah 7.3 8.7 Biru
pucah kehijauan
Kresol merah Kuning 7.2 8.8 Ungu-
kemerahan
Kresolftalein Tidak 8.2 9.8 Ungu
berwarna
Fenolftalein Tidak 8.3 10.0 Ungu-merah
berwarna muda
Timolftalein Tidak 9.3 10.5 Biru
berwarna
Alizarin kuning Kuning 10.2 12.0 Merah
R
Indigo carmine Biru 11.4 13.0 Kuning
(Wikipedia)
2. Randemen
Randemen adalah perbandingan
jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan
dari ekstraksi suatu bahan. Randemen
menggunakan satuan persen (%). Semakin
tinggi nilai randemen yang dihasilkan
menandakan nilai minyak semakin banyak.
Kualitas minyak yang dihasilkan biasanya
berbanding terbalik dengan jumlah randemen
yang dihasilkan Semakin tinggi nilai
3. Densitas
Massa jenis atau densitas atau rapatan
adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin semakin besar
pula massa setiap volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang
lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah
kilogram per meter kubik (Kg/m3, Kg.m-3)
ρ=𝑚
𝑉
Keterangan :
ρ = massa jenis
m = massa
V = volume
zat
SG=
zat standar
Kadar N X V X BE
ALB / x 100 %
X PWX
FFA =
1000
A. ALAT
1. Ekstraksi
Nama
No. Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Peralatan
Unit ekstraksi Untuk proses ekstraksi
1. Standar 1 unit
soxhlet yang menghasilkan
minyak kemiri
bercampur pelarut
Membantu
10. Statif dan klem Standar 1 buah
menyangga
rangkaian alat
Untuk
1 buah
mempercepat
11. Batu didih Teknis
proses pendidihan
Nama
No. Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Peralatan
Unit distilasi Digunakan untuk
1. Standart 1 unit
memisahkan minyak
sederhana
kemiri yang bercampur
pelarut
Digunakan untuk
8. Oven Standart 1 unit
mengurangi kadar air
dan pelarut yang masih
terbawa ekstrak
Digunakan untuk
9. Termometer Standart 1 buah
mengukur suhu larutan
pada saat distilasi
Digunakan untuk
10, Labu destilasi Standart 1 buah
wadah larutan yang
akan didistilasi
Memindahkan cairan
2. Pipet tetes Standart 2 buah dengan volume kecil
B. BAHAN
1. Ekstraksi
Cairan tidak
berwarna,berbau
menyengat,
2. n-heksana 150 ml Mudah terbakar
bersifat non
polar, mudah
menguap dan
mudah terbakar
Beracun
Bau agak
menyengat
1. Minyak kemiri ...ml karena masih
dalam pelarut n- tercampur
heksana hasil Mudah terbakar
dengan
operasi ekstraksi pelarut,berwar-
na bening
Tanda
No. Nama bahan Jumlah Karakteristik
bahaya
Berbentuk
putih padat,
1. NaOH ... gram
bersifat
hidroskopis
Korosif
Berbentuk
serbuk putih,
2. Indikator
2 tetes berwarna
phenolphthalein
bening (asam), Beracun
(PP)
berwarna
merah (basa)
Berbentuk
kristal Iritasi
3. Asam oksalat ...gram putih,tidak
H2C2O4.2H2O berbau,dan
tidak
menyerap air
Korosif
Berwarna
bening,tidak
4. Aquades Secukupnya berbau,dan
tidak
Konduktor
memiliki rasa listrik
Cairan
mudah
5. Etanol 50 ml menguap, tak
berwarna,dan
tidak berasap
Mudah terbakar
VII. SAFETY
No Nama Alat K3 Gambar Kegunaan
Melindungi badan
1. Jas Laboratorium dari percikan bahan
kimia berbahaya
Melindungi
pernafasan dari udara
2. Masker atau gas bahan kimia
Melindungi kaki
3. Sepatu dari benda-benda
tajam maupun
berat
Melindungi
Sarung tangan pernafasan dari
4.
(karet) udara atau gas
bahan kimia
A. Ekstraksi
8 10
5
9
3 4
7
6
2
Keterangan :
1) Elektromantel
Berfungsi untuk memanaskan larutan.
2) Labu Alas Bulat
Berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
3) Soxhlet
Sebagai tempat selongsong untuk diekstraksi.
4) Sifon
Berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya
penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1
Keterangan :
1) Elektromantel
Berfungsi untuk memanaskan larutan.
2) Statif
Berfungsi sebagai penyangga dan tempat penjepit klem.
3) Klem
Berfungsi untu menjepit labu alas bulat dan kondensor pada proses
distilasi.
4) Sumbat Karet
Berfungsi sebagai penutup lubang untuk mencegah hilangnya uap
yang keluar.
5) Termometer
Untuk mengukur suhu.
6) Labu Dasar Bulat
Berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
7) Kondensor
b
c
Keterangan :
a) Temperatur
Berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada di dalam oven
b) Rak Oven
Berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan/alat yang akan dioven
c) Pintu Oven
Berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven
Keterangan :
1) Erlenmeyer
Sebagai tempat larutan baku primer (asam oksalat)
2) Buret
Sebagai tempat larutan baku sekunder (NaOH)
3) Statif
Sebagai penyangga dan tempat penjepit klem
4) Klem
Untuk menjepit buret
IX. PROSEDUR
A. Ekstraksi
1. Menghaluskan biji kemiri dengan menggunakan mortar dan alu.
2. Menimbang kemiri halus sebanyak 3 gram. dan menimbang
kertas saring.
3. Memasukkan biji kemiri yang sudah halus ke dalam kertas saring
dan memastikan tidak ada kebocoran pada kertas saring.
4. Memasukkan bungkusan bahan kemiri ke dalam tabung soxhlet
5. Mengambil pelarut n-heksana sebanyak 150 ml dan
memasukkannya ke dalam labu alas bulat.
6. Merangkai alat ekstraksi (pemanas, labu alas bulat, soxhlet, dan
kondensor bola dirangkai tegak lurus. Leher labu alas bulat &
soxhlet dijepit statif dan klem) dan memastikan air pendingin
mengalir secara kontinyu.
7. Melakukan pengecekan alat dan K3 pra operasi.
8. Memanaskan pada suhu 60-70℃ sampai pelarutnya mendidih
dan uapnya mengembun sampai menghasilkan tetesan.
9. Melakukan proses ekstraksi selama ± 1 jam (waktu ekstraksi
stabil).
10. Mengambil dan mengeringkan bungkusan bahan kemiri,
kemudian menimbang massa/berat sisa biji kemiri kering (residu).
11. Mengukur volume ekstrak kemiri dalam pelarut n-heksana yang
dihasilkan
12. Memisahkan minyak kemiri dari pelarutnya dengan operasi
distilasi sederhana.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑i𝑠𝑡i𝑙𝑎𝑡
Efisiensi distilasi =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎i𝑟𝑎𝑛 𝑎w𝑎𝑙 x 100%
𝜌 𝑚i𝑛𝑦𝑎𝑘
SG = 𝜌𝐻20
𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 𝐵𝐸 𝑥
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹𝐹𝐴 = 𝑃 𝑥100%
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dengan:
N = normalitas larutan standar NaOH (N)
V = volume larutan standar NaOH yang digunakan
(mL)
𝑀𝑟
BE = berat ekivalen 𝐵𝐸 =
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠i
P = pengenceran
X. DIAGRAM ALIR
1. Ekstraksi
Biji Kemiri
Dihaluskan dan
ditimbang sebanyak
30
gram. Dibungkus
Diambil n-Heksana
kertas
sebanyak 150 ml
saring
n-Heksana
EKSTRAKSI
sampai terjadi siklus yang
stabil kurang lebih 1 jam
Ekstrak Minyak
Ampas Kemiri
Kemiri + n-Heksana
Dioven selama kurang
lebih 10 menit
EVAPORASI
Ditimbang
Ampas Kering
18 gram
DISTILASI
Pelarut
114 mL
Ekstrak Kemiri
Dipindahkan ke cawan
porselen untuk proses
evaporasi
EVAPORASI
1 jam
Minyak Ekstrak
11,1 mL / 10,7013
gram
Larutan
Asam
Larutan NaOH Oksalat
Ambil 10 mL, masukkan
dalam erlenmeyer
Tambahkan indikator PP
TITRASI
NaOH rata-
rata
Dihitung
N NaOH
0,1
Minyak
Uji Densitas
Kemiri Randem Uji Kadar ALB
Randemen
en Minyak
Piknometer kosong Kemiri
Dicuci, 35,67%
Ditimbang dan Ditimbang ± 1 Ditambah etanol
dioven ± 1 diisi dengan gram dalam 95% sebanyak 50
jam , dan minyak kemiri erlenmeyer 250 mL, panaskan ± 5
ditaruh dalam
mL menit
desikator
Larutan minyak
Piknometer isi +
Ditimbang + indikator PP
massa pikno
Titrasi
Densitas Kadar
ALB
0,9929
7,8%
Specific
Gravity
0,9963
A. Data Hasil
1. Ekstraksi
No Pengamatan Hasil
1 Massa Kertas Saring 3 gram
2 Massa Kemiri Awal 30 gram
3 Massa Ampas Kering 18 gram
4 Volume pelarut n-Heksana 150 mL
5 Volume Hasil Ekstraksi 134 mL
XII. ANALISA
A. Analisa Prosedur
Dari operasi yang telah dilakukan bahwa minyak kemiri dapat
diperoleh dengan cara ekstraksi biji kemiri. Bahan utama berupa biji
kemiri yang telah dihaluskan terlebih dahulu. Tujuan dari pengalusan
biji kemiri tersebut adalah untuk memperluas bidang sentuh sehingga
minyak nabati yang terkandung dalam biji kemiri terekstrak dengan
sempurna. Proses penghalusan biji kemiri ini dilakukan dengan cara
penumbukan dengan mortar dan alu.
B. Analisa Hasil
XIII. SARAN
1. Pada saat proses ekstraksi dan distilasi suhu harus tetap dijaga agar
proses sirkulasi menjadi stabil dan minyak kemiri tidak sampai ikut
teruapkan.
2. Uji kualitas minyak kemiri harus dilakukan dengan benar dan hati-hati
agar hasil yang didapatkan detail dan akurat.
XIV. KESIMPULAN
Admin. (2019, Oktober 10). Apa itu ekstraksi. Dipetik Maret 6, 2021, dari
Ekstraksi: http://farmasi.unida.gontor.ac.id/2019/10/10/apa-itu-ekstraksi/
Anonim. (2016, Januari 16). Randemen. Dipetik Maret 7, 2021, dari Randemen:
http://fahmied.blogspot.com/2016/01/menghitung-nilai-randemen-
.html?m=1
Anonim. (2017, April 17). Analisa volumetri. Dipetik Maret 6, 2021, dari Analisa
volumetri: https://www.kimiafi.com/2017/04/analisa-volumetri.html
Anonim. (2018). Asam oksalat. Dipetik Maret 7, 2021, dari Asam oksalat:
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oksalat
Anonim. (2020, Februari 17). Asam lemak bebas. Dipetik Maret 7, 2021, dari
asam lemak bebas: http://www.saka.co.id/news-detail/analisa-asam-lemak-
bebas-pada-kelapa- sawit#:~:text=Asam%20lemak%20bebas%20(Free
%20Fatty%20Acid)%2 0adalah%20asam%20lemak%20yang,dengan
%20menggunakan%20metod e%20titrasi%20alkalimetri.
Anonim. (2020). Larutan standar. Dipetik Maret 06, 2021, dari Larutan standar:
https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_standar
Anonim. (2020, September). Massa jenis. Dipetik Maret 7, 2021, dari Massa
jenis: https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
Anonim. (2021, Februari). Etanol. Dipetik Maret 06, 2021, dari Etanol:
https://id.wikipedia.org/wiki/Etanol
Anonim. (2021, Maret). n-Heksana. Dipetik Maret 06, 2021, dari n-Heksana:
https://id.wikipedia.org/wiki/Heksana
Anonim. (2021, Maret 2). Pelarut. Dipetik Maret 5, 2021, dari Pelarut:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut
Anonim. (2021, Januari). Relative density. Dipetik Maret 7, 2021, dari Relative
density: https://en.wikipedia.org/wiki/Relative_density
Gusti, R. (2013, Oktober 9). Distilasi. Dipetik Maret 06, 2021, dari Distilasi:
http://gustireza2906.blogspot.com/2013/10/pengertian-destilasi-dan-
macam-macam.html?m=1
Krisnawati, H., Kallio, M., & Kannien, M. (2018, September 11). Kemiri, Pohon
Serbaguna. Dipetik Maret 05, 2021, dari Kemiri: www.greeners.co>Flora
Fauna Kemiri, Pohon Serbaguna - Greeners.Co
Suhendri. (2016, April 7). Evaporasi. Dipetik Maret 6, 2021, dari Evaporasi:
https://dynamic-expansion.blogspot.com/2016/04/evaporasi.html
Wijaya, S.T., P. (2021, Januari). Evaporasi. Dipetik Maret 06, 2021, dari
Evaporasi: https://www.ukulele.co.nz/evaporasi-adalah/
XVI. LAMPIRAN
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑠i𝑙
Randemen = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 100 %
10,7013 g𝑟𝑎𝑚
= 30 g𝑟𝑎𝑚 𝑥 100 %
= 35,67%
= 114 𝑚𝐿 𝑥 100%
134 𝑚𝐿
=85,07%
4,9646 g𝑟𝑎𝑚
= 5 𝑚𝐿
= 0,9929gr/ mL
0,9929
=0,9965
= 0,9963
Standarisasi NaOH = Na x Va = Nb x Vb
= 0,1 x 10 mL = Nb x 10mL
0,1 𝑥 10
= Nb = 10
= N1 = 0,1N
= 7,83%
=7,78%
= 7,8%
MSDS BAHAN
A. Heksana
Nama lain : n-Heksana
Sifat
Rumus molekul C6H14
Massa molar 86,18 g/mol
Penampilan Cairan tidak berwarna
Densitas 0,6548 g/cm3
Titik lebur -93,5 °C
Titik didih 68,95 °C
Kelarutan dalam air 13 mg/L pada 20 °C
Viskositas 0,294 cP
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
Beracun (Xn)
Berbahaya bagi lingkungan (N)
NFPA 704
Frasa-R R11R38R48/20
Templat:R62R65R67R51/53
Frasa-S S2S9S16S29S33S36/3S61S62
Titik nyala -23,3 °C
Senyawa Terkait
Alkana terkait Pentana, Heptana
Senyawa terkait Sikhloheksena
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature
dan tekanan standart (25 °C, 100 kPa)
B. Etanol
Nama lain : Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat; alkohol
absolut
Sifat
Rumus molekul C2H5OH
Massa molar 46, 06844 g/mol
Penampilan Cairan tak berwarna dengan bau yang khas
Densitas 0,7893 g/cm3
Titik lebur -114,14 °C
Titik didih 78,29 °C
Kelarutan dalam air Tercampur penuh
Tekanan uap 58 kPa (20 oC)
Keasaman (pKa) 15,9
Viskositas 1,200 cP (20 oC)
Momen dipol 1,69 D (gas)
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
NFPA 704
Frasa-R R11
Frasa-S S2 S7 S16
Titik nyala 13 °C (55,4 oF)
Senyawa Terkait
Alkana terkait Metanol, Propanol
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature
dan tekanan standart (25 °C, 100 kPa)
C. Natrium Hidroksida
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
NATRIUM HIDROKSID NaOH SODIUM HYDROXIDE
Caustic
Lye
Basa berupa padatan putih, tak berbau, berbentuk pelet atau flakes. Amat korosif, baik
bentuk padatan, sulrry, maupun larutannya. Banyak digunakan dalam industri sebagai
pelarut, pencuci, dan penetral asam. Tersedia dipasaran dengan kemurnian 97-98%.
SIFAT-SIFAT BAHAYA
Efek jangka pendek (akut) : Debu padata, larutan basa/slurry bila
kontak dengan mata bisa berakibat iritasi,
bergantung pada konsentrasi dan lama
kontak. Dalam beberapa hal dapat
mengakibatkan kebutaan. Kontak kulit
juga dapat menimbulkan luka bakar atau
KESEHATAN
borok, yang dalam. Penghirupan debu
dapat menyebabkan peradangan saluran
pernafasan dan paru-paru.
Efek jangka panjang : Belum ada informasi
Nilai Ambang Batas : 2mg/m3 (TLV-C)
Toksisitas : LD 50 = 500 mg/kg (oral, kelinci)
Tidak terbakar. Tetapi dapat bereaksi dengan asam kuat , air,
KEBAKARAN senyawa organo-halogen dengan mengeluarkan panas yang dapat
membakar zat organik.
SIFAT-SIFAT FISIKA
INFORMASI LINGKUNGAN
Limbah soda bersifat basa 0,05% larutan pH = 12; 1% = 13; 5% = 14. Berbahaya bagi
kehidupan binatang air. Sebelum dibuang netralkan dengan asam sulfat atau asam
klorida dan encerkan (pH = 6-9) sebelum dibuang.