Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam industri kimia terdapat berbagai alat yang digunakan untuk
mempermudah proses yang terjadi dalam suatu industri kimia . Alat alat tersebut
mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan proses kimia yang dikerjakan serta jenis
bahan baku . Pemilihan alat menjadi hal yang penting karena berpengaruh pada
perlakuan yang diberikan. Produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang
diinginkan apabila alat yang digunakan tidak sesuai .
Adapun alat- alat industri kimia yang dibahas pada makalah ini yaitu evaporator
dan dryer. Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industry
kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi di evaporator adalah
evaporasi. Evaporasi sendiri merupakan proses perubahan molekul yang memiliki
fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas.
Kemudian kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan
oleh proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga
ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan tersendiri.
Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi, karena proses
pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang memerlukan tempat
yang sangat luas. Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang
digunakan untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan ini yaitu :
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan evaporasi dan evaporator ?


Apa saja jenis-jenis dari evaporator ?
Apa yang dimaksud dengan drying dan dryer (pengering) ?
Apa saja jenis-jenis dari dryer (pengering) ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu :


1. Mengetahui definisi dari evaporasi dan evaporator.
2. Mengetahui jenis-jenis dari evaporator.
3. Mengetahui definisi dari dryer (pengering).
4. Mengetahui jenis-jenis dari dryer (pengering).
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan lebih dalam tentang evaporator dan
dryer.
2. Agar bisa mengembangkan teknologi dalam alat industri kimia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Evaporasi
Evaporasi dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu evaporasi yang berarti

proses penguapan yang terjadi secara alami dan evaporasi yang dimaknai proses
penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Arti dari evaporasi adalah:
1. proses yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari permukaan
lebih besar daripada jumlah yang kembali ke permukaan air;
2. Istilah kimia proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air;
penguapan.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan)
dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan
berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan
pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :
- Pemberian panas ke dalam cairan.
Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure perlu
-

diturunkan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal.


Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal pembentukan
gelembung.
Pemisahan uap dari cairan.
Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor

ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999). Evaporasi merupakan suatu
proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat
yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk
memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan
pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya
adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses
evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya
dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

2.1.1

Proses Evaporasi
Proses evaporasi adalah proses berubahnya sebuah zat/substansi yakni zat cair

menjadi zat gas atau uap air. Perubahan fase zat ini melibatkan sejumlah energi kalor
dalam prosesnya. Energi ini dapat diperoleh dari Panas matahari (radiasi), dari
atmosfer (konduksi), atau dari bumi itu sendiri (konduksi). Proses evaporasi ini
merupakan salah satu tahap dalam proses terjadinya hujan.
Proses evaporasi digunakan untuk alasan-alasan tertentu, antara lain:
a. Produk perlu mempunyai konsentrasi bahan non volatil yang tinggi
b. Mutu dan stabilitas produk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan air
c. Mengurangi volume fluida akan mengurangi biaya transportasi danpenyimpanan
d. Menghilangkan air akan mengurangi biaya penanganan limbah
e. Memekatkan larutan agar dapat digunakan kembali
f. Daur-ulang fluida yang dimurnikan dengan pengembunan uap
Manusia memanfaatkan proses evaporasi untuk berbagai kebutuhan. Misalnya
proses pembuatan garam. Air laut dipanaskan, hingga molekul airnya menguap.
Dengan menguapnya air, maka kandungan garam akan tertinggal sebagai endapan
garam.

2.1.2. Prinsip-Prinsip Evaporasi


1. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair
menjadi uap
2. Penguapan bertujuan memisahkan pelarut (solven) dari larutan sehingga
menghasilkan larutan yang lebih pekat.
3. Evaporasi merupakan proses pemisahan termal, dipakai secara luas untuk
memekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi, maupun emulsi
dengan cara menguapkan pelarutnya, umumnya air, dari cairan.
4. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berupa
cairan pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama, meski kadang-

kadang ada pula cairan volatil sebagai hasil utama, misalnya selama
pemulihan pelarut.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Percepatan Evaporasi

1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya,


namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya.
Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah
kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar
kering. Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam
udara) semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada
di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat
daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa
pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi
terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah
dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang
yang sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan
molekul air. Hal ini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat
daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih
357C lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35C.

2.2.

Evaporator
Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah

keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi
uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental, proses yang
terjadi di dalam evaporator disebut dengan evaporasi.Pada dunia industri, manfaat
dari alat ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah lebih lanjut,
pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air.Evaporator memiliki

dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap air yang
terlarut dalam cairan.
Pada umumnya evaporator terdiri dari tiga bagian yaitu:
-

Tempat penukar panas


Bagian evaporasi (tempat dimana liquid mendidih lalu menguap)
Bagian pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
Hasil dari evaporator berupa padatan atau larutan yang berkonsentrasi dan

larutan yang telah dievaporasi biasanya terdiri dari beberapa komponen volatil
(mudah menguap).
2.2.1. Prinsip Kerja Evaporator
Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya
merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip kerjanya
dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik
didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki
konsentrasi yang tinggi.

2.2.2. Jenis jenis evaporator


A. Tipe evaporator berdasarkan banyak proses:
1. Evaporator efek tunggal (single effect)
Evaporator efek tunggal (single effect) adalah bahwa produk hanya melalui
satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah
panas.

Gambar 1. Evaporator Efek Tunggal


Sumber http://slideplayer.info/slide/2387368/

2. Evaporator efek ganda/efek majemuk


Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau lebih
dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek majemuk.
Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang
dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat panas
secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan yaitu
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan
panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap tersebut.
Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-efek, kebutuhan uap diperkirakan
1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali dari pada yang dibutuhkan
untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk pekerjaan yang sama.

Gambar 2. Evaporator efek majemuk


Sumber https://learning.uonbi.ac.ke/courses/SCH405/scorm/ 74_evaporation.html

Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :


a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)

Gambar 3. Forward-feed evaporator


Sumber http://www.slideshare.net/siboboro/evaporation-47875466

b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)

Gambar 4. Backward-feed Evaporator


Sumber http://www.slideshare.net/siboboro/evaporation-47875466

c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)

Gambar 5. Parallel-feed Evaporator


Sumber http://www.slideshare.net/siboboro/evaporation-47875466

B. Tipe evaporator berdasarkan metode pemanasan

Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh


api yang menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas
bergelembung melewati cairan.

Gambar 6. Submerged combustion evaporator


Sumber http://www.china-ogpe.com/ Submerged_combustion_evaporator.html

Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana


api dan pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi
atau permukaan untuk memanaskan.

Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana


uap atau uap lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap
terkondensasi di satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat
dinding ke cairan yang mendidih.

C. Tipe evaporator berdasarkan bentuknya:


1. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa (Forced Circulation Evaporators)
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang
terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator
tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan

10

memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian
atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur
uap dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.
2. Evaporator Film Jatuh (Falling Film Evaporator)

Gambar 7. Falling Film Evaporator


Sumber
Cairan yang akan dipekatkan dimasukkan dari bagian ataskolom yang
kemudian mengalir kebawah bagian tube yang telahdipanaskan, (besarnya tube 1
2-100 diameter). Pada bagian bawah dilengkapi pompa untuik mensirkulasi cairan
keatas guna mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.
Penggunaan Evaporator Film Jatuh
Pemekatan larutan encer dari produk-produk sensitif panas yang mengandung air
atau pelarut organik, misalnya:
a) Pemekatan dan distilasi vakum
b) Ekstrak industri filtrasi dalam air dan pelarut organik.
c) Produk-produk sensitif panas dalam pelarut
d) Sebagai pendidih ulang untuk kolom distilasi, membawa produk sensitif panas

11

3.

Evaporator Film Naik (Rising Film Evaporator)


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan

sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap).Cairan mendidih dialirkan
dalam tabung-tabung vertikal dengan bantuan tenaga pompa yang kuat.
4.

Evaporator Plat (Plate Evaporator)


Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan

ditopang oleh bingkai (frame).Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.


Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser.
Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena
fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.

Gambar 8. Evaporator Plat (Plate Evaporator)


Sumber :
A = Product
1 = Main separator
B = Concentrate
2 = Pre-separator
C = Condensate
3 = Plate calandria
D = Heating steam
E = Vapour
5.

Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.Semakin

banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya.Biasanya maksimal


terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan melebihi
penghematan energi.Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan masuk dari
tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang merupakan

12

kebalikan dari aliran maju.Cocok untuk menangani produk yang sensitive


terhadap panas seperti enzim dan protein.
6.

Horizontal-tabung Evaporator
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci terbuka,

di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal.Dapat dilihat


contoh evaporator tabung horizontal diatas.Evaporator ini memiliki tabung yang
tidak terlalu tinggi, tetapi berbentuk horizontal sehingga mempunyai ukuran yang
lebih lebar dibandingkan dengan evaporator jenis lainnya.Evaporator tabung
horizontal biasanya digunakan untuk kapasitas yang kecil dan untuk
mengevaporasikan larutan yang encer dan larutan ini tidak berbusa dan tidak
meninggalkan deposit padatan pada tabung evaporator.

Gambar 9. Horizontal-tabung Evaporator


Kekurangannya
Perpindahan panasnya (rate heat-transfer) rendahsekali,khususnya untuk

liquid yang vicous


Karena sirkulasi yang kecil
Mudah terjadi kerak pada bagian luar tube
Pembersihan sukar dilakukan

Karena alasan-alasan itulah,alat ini cocok untuk


Larutan non viscous (encer)
Larutan yang tidak mengandung endapan atau difosit
Larutan yang tidak terjadi endapan Kristal
Kapasitas kecil
Larutan yang tidak menimbulkan buih (foaming)
7. Vertikal-tabung Evaporator

13

Evaporator jenis ini memiliki tabung yang panjang dan tidak terlalu
lebar.Tabung dari evaporator sendiri mempunyai panjang sekitar 12 sampai 20
feet dengan diameter 1 sampai 2 inci.Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam
tabung sebagai akibat dari peristiwa didih zat cair yang terpisah kembali ke dasar
tabung dengan gravitasi.Diatas pipa terdapat ruang uap yang berfungsi untuk
memisahkan cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang pengeluaran diatas,
sedangkan cairan jatuh kebawah melewati saluran ada ditengah bejana, dan
kembali bersirkulasi masuk pipa
Kelebihan dan kekurangan:
1. Waktu pembersihan lebih pendek
2. Cocok untuk fluida yang sangat viskous hingga 1000 cP. (Tabel 4-7 Ulrich,
1984).
3. Efektif untuk memekatkan cairan yang memepunyai kecenderungan untuk
berbusa
4. Efektif untuk menangani material yang sensitif terhadap panas karena
evaporator ini dapat dioperasikan tanpa resirkulasi.
5. Kapasitasnya besar
6. Permukaan panas yang lebih besar daripada evaporator yang lainnya
7. Biaya tinggi
8. Miskin distribusi umpan
9. Umumnya membutuhkan resirkulasi pada evaporator falling film
10. Tidak diperuntukkan untuk garam dan liquid yang dapat menggumpal
11. Heat transfer tidak efektif pada beda temperatur untuk climbing film
evaporator.

14

Gambar 10. Vertical Tube Evaporator


Sumber http://nptel.ac.in/courses/103103027/module3/lec1/3.html

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Evaporator

a) Konsentrasi dalam Cairan


Umumnya liquida masuk evaporator dalam keadaan encer, juga semakin
pekat larutan, semakin tinggi pula titik didih larutan dan untuk ini harus
diperhatikan adanya kenaikan titik didih (KTD)
b) Kelarutan solute dalam larutan
a. Dengan demikian pekatnya larutan, maka konsentrasi solute makin tinggi
pula, sehingga batas hasil kali kelarutan dapat terlampaui,yang akibatnya
terbentuk Kristal solute. Jika dengan adanya hal ini, dalam evaporasi harus
diperhatikan batas konsenrasi solute yang maksimal yang dapat dihasilkan
oleh proses evaporasi.
b. Pada umumnya, kelarutan suatu gram/solid makin besar dengan makin
tingginya suhu, sehingga pada waktu drainage dalam keadaan dingin
dapat terbentuk Kristal yang dalam hal ini akan merusak evaporator. Jadi
harus diperhatikan suhu drainage.
c) Sensitifitas materi terhadap suhu dan lama pemansan
Beberapa zat materi yang dipekatkan dalam evaporator tidak tahan
terhadap suhu tinggi atau terhadap pemanasan yang terlalu alam. Misalnya bahanbahan biologis seperti susu, orange, juice, sari sayuran, bahan-bahan farmasi dan
sebaginya. Jadi untuk zat-zat semacam ini diperlukan suatu cara tertentu untuk
mengurangi waktu pemanasan dan suhu operasi.
d) Pembentukan buih dan percikan

15

Kadang-kadang beberapa zat, seperti larutan NaOH, skim milk dan


beberapa asam lemak akan menimbulkan buih?busa yang cukup banyak selama
penguapan disertai dengan percikan-percikan liquida yang tinggi. Buih/percikan
ini dapat terbawa oleh uap yang keluar dari evaporator dan akibatnya terjadi
kehilangan.Jadi harus diusahakan pencegahannya.
e) Pembentukan Kerak
Banyak larutan yang sifatnya mudah membentuk kerak/endapan. Dengan
terbentuknya kerak ini akan mengutrangi overall heat transfer coefficient, jadi
diusahakan konsentrasi/tekhnik evaporator yang tepat, karena biaya pembersihan
kerak akan memakan waktu dan biaya.

2.2.4

Kegunaan Evaporator
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan.
Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil, penggunaan
evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan produk sesuai
dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan.
Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator., contohnya proses
pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang tentunya
memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam evapotor dan
dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan sehingga yang
tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam evaporator.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan
adalah pembuatan susu kental manis.
Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan
larutan crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan
kinerja kolom Destilasi. Dalam skala komersial, proses evaporasi membutuhkan
peralatan pendukung seperti kondensor, perangkap uap, injeksi uap dan
evaporator itu sendiri

16

Kegunaan lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun
sodium hydroxide pada kraft pulping bisajuga untuk menguapkan limbah agar
proses penanganan limbah lebih murah. Contoh nya Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan
KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitratdan lain-lain.
Evaporator dapat juga digunakan untuk memisahkan sebuah zat yang terlarut
dalam sebuah pelarut dimana diantara keduanya terdapat perbedaan titik
uap.Perbedaan suhu inilah yang digunakan untuk memisahkan keduanya.

2.3 Drying (Pengeringan)


Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah
yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini air diuapkan
menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan
dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik
didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan
padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium
pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan sekaligus
membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara mekanik
menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal,
dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan air secara
mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat energi dibandingkan dengan
pengeringan.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke
bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair sama sekali (bone
dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai air
terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar basah (% berat)
atau dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan jumlah bahan kering.

17

Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan


kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini,
kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang
rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara membawa uap air bertambah
besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi udara pengering dengan udara sekitar
bahan semakin besar. Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah
kecepatan angin atau udara yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan
kandungan uap air di sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga
pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian bahan yang
dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut dilakukan
dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di
sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan uap air di
udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke
udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang penting. Proses
pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan
pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih
mudah, mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat
menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses pengeringan
ini digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan. Mikroorganisme yang dapat
mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat dapat tumbuh pada bahan yang
tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan nutrisi dari
makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air dalam
bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan (Revitasari, 2010).
2.3.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan

18

1. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan bahan semakin cepat bahan menjadi kering Air
menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan
merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat
pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di
iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas
harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi
jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
2. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan
air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara
sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin
tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu
peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar
bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
3. Kecepatan Aliran Udara
Semakin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan
bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan
pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan

19

baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin
cepat uap air terbawa dan teruapkan.
4. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka
udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
5. Kelembapan Udara
Semakin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara
maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan
menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masingmasing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air
(pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono,
2003).
2.3.2 Jenis-jenis Dryer (Pengering)
1. Tray dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet,
dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan
pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah
adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung
berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum
digunakan adalah konveksi dan perpindahan panas secara konduksi juga
dimungkinkan dengan memanaskan baki tersebut.

20

Gambar 11. Tray Dryer


Sumber http://dir.indiamart.com/impcat/tray-dryer.html

Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak pengerik di bentuk dan
dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan plat seng dengan
tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak pengering dengan cara
di revet serta dilakukan pematrian untuk menghindari kebocoran udara panas.
Kemudian plat seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat menyerap panas
dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang berguna untuk
memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu tersebut dibuat
kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak, dengan cara
melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian
atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi
udara pada proses pengeringan.
Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak pengering
dengan ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke plenum
chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembapan
udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya naik.

21

Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut :


a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan.
Cara Kerja Alat Tray Dryer
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di
dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering
jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengering.
Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubanglubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200 cm 2 dan
ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak tergantung pada bahan
yang akan dikeringkan. Selain alat pemanas udara, biasanya juga digunakan kipas
(fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang digunakan
mempunyai kapasitas aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah melewati kipas masuk
ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih dahulu kemudian
dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam
alat pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang
digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya
suhu yang digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk
operasi dengan keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi dengan
pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan dari alat pengering dengan pompa
vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa biji-bijian.
Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang untuk melewatkan
udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi panjang dan ada juga yang

22

bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat pengering menggunakan
pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan pengadukan
berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang dikeringkan, ketebalan bahan, serta
suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk sangat lambat karena hanya berfungsi
untuk menyeragamkan pengeringan.
2. Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros
silinder pada suhu 1200-1800oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada
suhu 400-900oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan
gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan
teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan
dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan
vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas
yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu
yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di
atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor,
gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku
cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali
diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah
satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan,

23

produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan
kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui
mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung
longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.
Prinsip Kerja Rotary Dryer

Gambar 12. Rotary Dryer


Sumber http://fajareko-fs.blogspot.com

Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan
dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi
akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui
media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan
dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan
dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan
pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga
tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada
seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang
dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain
itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan
penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder,
dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung
yang lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang
berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan

24

bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan
menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel
tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan
memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu
bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat
kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang
yang berada di bagian belakang pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas
yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary
dryerdilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer.
Volume material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total
volume material yang terdapat di dalam rotary dryer. Mekanismenya sebagai berikut,
pada saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat
pada jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan
terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas. Flights
juga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah

25

5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas


3. Spray Dryer
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar
air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan.
Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya
droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan
tekanan yang tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat
berupa suspensi, dispersi maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan
dapat berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan
yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.

Gambar 13. Komponen Spray Dryer


Sumber http://www.oc-sd.co.jp/english/spraydrying.html

Komponen Utama dari Spray Drying


Atomizer
Atomizer merupakan bagian terpenting pada spray drier dimana memiliki fungsi
untuk menghasilkan droplet dari cairan yang akan dikeringkan. Droplet yang
terbentuk akan didistribusikan (disemprotkan) secara merata pada alat pengering agar
terjadi kontak dengan udara panas. Ukuran droplet yang dihasilkan tidak boleh terlalu

26

besar karena proses pengeringan tidak akan berjalan dengan baik. Disamping itu
ukuran droplet juga tidak boleh terlalu kecil karena menyebabkan terjadinya over
heating.
Chamber
Chamber merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan yang
dihasilkan oleh atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak udara panas
dengan droplet akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk bubuk. Bubuk yang
terbentuk akan turun ke bagian bawah chamber dan akan dialirkan dalam bak
penampung.
Heater : Heater berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai
pengering. Panas yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik bahan,
ukuran droplet yang dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara pengering yang
digunakan diatur agar tidak terjadi over heating.
Cyclone : Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses pengeringan.
Bubuk yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone.
Bag Filter ; Bag Filter berfungsi untuk menyaring atau memisahkan udara setelah
digunakan pengeringan dengan bubuk yang terbawa setelah proses.
Mekanisme Kerja Spray Drying
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan
udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk proses
penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan
bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus.
Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran
udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang
pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5
tahap :

27

a.

Penentuan konsentrasi : konsentrasi bahan yang akan dikeringkan harus tepat,


kandungan bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan yang digunakan sangat
encer dengan total padatan terlarut yang sangat rendah maka harus dilakukan
pemekatan terlebih dahulu melalui proses evaporasi. Jika kadar air bahan yang
akan dikeringkan terlalu tinggi maka proses spray drying kurang maksimal
dimana bubuk yang dihasilkan masih mengandung kadar air yang tinggi. Selin itu
juga menyebabkan kebutuhan energi yang tinggi dalam proses pengeringan.

b.

Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray drier harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan seragam
dan tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan dengan cara
pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa ring/wheel
dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan proses
pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini
adalah untuk memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih
cepat. Pada Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer
adalah mencapai 1-400 mikrometer.

c.

Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer,
nozzle (atomizer) tersusun melingkar seperti pada gambar 2. Dan pada tengahnya
disemprotkan udara panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 0C. Udara
panas dan droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga
terjadi pengeringan secara simultan.

d.

Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas


menyebabkan evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95% sehingga
dihasilkan bubuk. Bubuk yang telah kering jatuh ke bawah drying chamber (ruang
pengering) yang berukuran tinggi sekitar 25 m dan diameter 5 m.

28

Separasi : udara hasil pengeringan dipisahkan dengan pengambilan udara yang


mengandung serpihan serbuk dalam chamber, selanjutnya udara akan memasuki
separator. Udara hasil pengeringan dan serpihan serbuk

dipisahkan dengan

menggunakan gaya sentrifulgal. Selanjutnya udara dibuang, dan serpihan bahan


dikembalikan dengan cara di blow sehingga bergabung lagi dengan produk dalam
line proses.
Kelebihan metode Spray Drying

Kapasitas pengeringan besar dan proses pengeringan terjadi dalam waktu yang

sangat cepat. Kapasitas pengeringan mencapai 100 ton/jam.


Tidak terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah besar (aroma)
Cocok untuk produk yang tidak tahan pemanasan (tinggi protein)
Memproduksi partikel kering dengan ukuran, bentuk, dan kandungan air serta

sifat-sifat lain yang dapat dikontrol sesuai yang diinginkan


Mempunyai kapasitas produksi yang besar dan merupakan system kontinyu yang
dapat dikontrol secara manual maupun otomatis

Kekurangan metode Spray Drying

Memerlukan biaya yang cukup tinggi


Hanya dapat digunakan pada produk cair dengan tingkat kekentalan tertentu
Tidak dapat diaplikasikan pada produk yang memiliki sifat lengket karena akan
menyebabkan penggumpalan dan penempelan pada permukaan alat

Aplikasi Spray Drying


Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan
bahan pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak
kopi).
4. Fluidized Bed Dryer
Fluidized bed dryer adalah sistem pengeringan yang diperutukan bagi bahan
berbobot relatif ringan, misalnya serbuk dan ganular. Prinsipnya bahan yang akan
dikeringkan dialiri dengan udara panas yang terkontrol dengan volume dan tekanan
tertentu, selanjutnya bagi bahan yang telah kering karena bobotnya sudah lebih ringan
akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan
dari udara, namun bagi bahan/material yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag

29

filter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistim fluidized bed dryer adalah
pengaturan yang baik antara tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak terjadi gesekan bahan saat proses pengeringan
berlangsung. Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang diaplikasikan serta volume
dan tekanan udara sangat menentukan keberhasilan proses pengeringan, sehingga
perlu diketahui data pendukung untuk merancang sistim ini diantaranya kadar air
input, kadar air output, kepadatan dan ukuran bahan, panas maksimum yang diizinkan
serta sifat fisikokimianya. Metode ini cocok digunakan untuk serbuk, butiran,
aglomerat, dan pelet dengan ukuran partikel rata-rata normal antara 50 dan 5.000
mikron. Kelebihan metode ini ialah perpindahan panas dan kontrol terhadap ukuran
partikelnya lebih baik serta pencampuran yang lebih efisien.

Gambar 14. Skema kerja Fluidized bed dryer


Sumber http://www.ventilex.com/fluid-bed-technology/

Bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi:


1. Kipas (Blower)

30

Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan digunakan
pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas ke
dalam ruang pengering juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi.
2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga
kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa oleh
aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan air dari
dalam bahan dapat berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan
udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran udara ini
dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan, dimana arah aliran
udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekat-sekat
yang juga berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut.
4. Ruang Pengering.
Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan
ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal terjadi
diruang ini.
5. Hopper.
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke
ruang pengering.

Gambar 15. Penampang Fluidized bed dryer

31

Sumber http://www.technoconsultancy.in/fluid-bed-dryer.html

Kelebihan pengering sistem fluidisasi:


1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara
kontinyu sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir
mendekati isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering
yang besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara
pengering dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode
kontak yang lain.
6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan
area permukaan yang relatif kecil.
7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive
Kekurangan pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke
ruang pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang
masuk dan bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem
kontak/singgungan tidak efisien.

32

2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada


hamparan akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam
ruang pengering, karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan
abrasive.
5. Vacuum Dryer
Vakum ialah proses menghilangkan air dari suatu bahan, bersama dengan
penggunaan panas maka vakum dapat menjadi suatu metode pengeringan yang
efektif. Pengeringan dapat dicapai dalam suhu yang lebih rendah sehingga lebih
hemat energi. Metode ini cocok untuk mengeringkan bahan yang sensitif terhadap
panas atau bersifat volatil karena waktu pengeringannya yang singkat. Kelebihan
yang lain dari pengeringan menggunakan vakum ialah dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan yang tak bisa dikeringkan jika terdapat kehadiran air. Sistem ini
terdiri dari ruang vakum (bisa stationer atau berputar), pompa dengan katup dan
gauge serta sumber panas. Proses pengeringan vakum sering melibatkan beberapa
langkah penerapan panas dan vakum. Mengurangi tekanan pada permukaan cairan
akan membuat cairan tersebut menguap tanpa perlu diikuti kenaikan suhu.
Ada dua tipe pengering vakum, yaitu Double cone Rotary Vacuum Dryer dan
Cylindrical shell rotary vacuum dryer. Pada Double cone Rotary Vacuum Dryer
ruang pengering dipasang pada poros yang berputar. Proses pengeringan melibatkan
pemusingan dari ruang chamber yang memungkinkan gerakan jatuh turun. Pada
Cylindrical shell rotary vacuum dryer, di dalam ruang pengering dipasangi dengan
alat pemusing untuk mencampur dan mengaduk. Tipe ini digunakan biasanya untuk
produksi batch dalam jumlah besar.

33

Gambar 16. Penampang Double cone Rotary Vacuum Dryer


Sumber http://www.rishikeshexports.in/vacuum-dryers.htm

Gambar 17. Penampang Cylindrical shell rotary vacuum dryer


Sumber http://www.rishikeshexports.in/vacuum-dryers.htm

6.

Flash Dryer
Flash Dryer adalah sebuah instalasi alat pengering yang digunakan untuk

mengeringkan adonan basah dengan mendisintregasikan adonan tersebut kedalam


bentuk serbuk dan mengeringkanya dengan mengalirkan udara panas secara
berkelanjutan. Proses pengeringan yang terjadi di Flash dryer berlangsung dengan
sangat cepat. kaan secara instan. Seperti asal katanya flash yang berarti kilat. Maka
alat ini mengeringkan bahan yang dikeringkan dengan sangat cepat, dalam hitungan

34

milisekon. Flash Dryer cocok digunakan untuk mengeringkan bahan yang sensitif
terhadap panas.Flash Dryer tidak cocok digunakan untuk material yang dapat
menyebabkan erosi pada alat dan berminyak.
Penerapan :
Digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan pada perusahaan
1. Chemicals (pembuatan bahan Anorganik & Organik)
2. Chemicals (pembuatan Pestisida dan Bahan Kimia Pertanian)
3. Chemicals (pembuatan Zat warna dan Pigmen)
4. Pupuk (pembuatan pupuk organik & anorganik
5. Keramik
6. Industri Makanan
7. Industri Farmasi (untuk pembuatan obat-obatan herbal)

Gambar 18. Flash Dryer


Sumber http://www.furukawa-sanki.co.jp/english/business/Dryer.html

7. Freeze Dryer

35

Freeze

Dryer

merupakan

suatu

alat

pengeringan

yang

termasuk

kedalamConduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara


tidak langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media
pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang
menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa
perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga
Conduction Dryer/ Indirect Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya
untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas.
Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain
adalah :
a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna,
dan unsur organoleptik lain)
b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan
bentuk setelah pengeringan sangat kecil)
c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga
danlyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat
fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum
pengeringan).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan
proses pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk
tidak menjamin akan sesuai dengan produk jenis lain.

36

Gambar 19. Freeze Dryer


Sumber http://www.rpi.edu/dept/chem-eng/Biotech-Environ/DOWNSTREAM/fig5.htm

Spesifikasi alat
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor,
vaccum hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum
pump dan exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting
program antara lain: pengaturan suhu, waktu oprasional, dll.
Cara kerja alat
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu display
yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris
terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental
sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator
(lemari es) minimal semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat,
alat disetting sesuai dengan yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan
menyedot solvent yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah
merubah fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).
Kegunaan alat
Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan
untuk mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih
ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan
ekstrak relatif lama, sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk
mengeringkan ekstrak cair sebanyak 500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20

37

jam. Untuk itu lebih disarankan ekstrak yang dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah
dalam ekstrak kentalnya sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat sehingga biaya
akan lebih murah. Kapasitas alat tersebut mampu mengeringkan ekstrak sampai 6
liter sekaligus.
Proses pengeringan beku dengan alat freeze dryer ini berlangsung selama 1824 jam, karena proses yang panjang inilah membuat produk-produk bahan alam ini
menjadi lebih stabil dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain seperti
pengeringan semprot atau yang dikenal dengan spray drying. Pengeringan beku ini
dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang
dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan
farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%.
Pada prosesnya yang panjang ini sampel akan dibekukan terlebih dahulu, lalu
setelah itu dimasukkan kedalam alat freeze dryer yang akan diset suhu dan
tekanannya dibawah titik triple. dan akan terjadi proses sublimasi yaitu dari padat
menjadi gas. Penggunaan freeze drying ini sendiri juga telah banyak diaplikasikan
dalam pengeringan produk makanan, hasil dari pengeringan ini tidak merubah tekstur
dari produk itu sendiri dan cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), bahan yang dikeringkan
terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan
tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung
menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan menggunakan alat freeze
dryer lebih baik dibandingkan dengan oven karena kadar airnya lebih rendah.
Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih aman terhadap
resiko terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini kemungkinan karena suhu
yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah.

38

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Evaporator adalah alat industri

untuk memekatkan larutan dengan jalan

menguapkan pelarutnya.Hasil utamanya adalah cairan dengan konsentrasi yang


lebih pekat.
2. Jenis jenis evaporator terdiri dari
a) Evaporator berdasarkan banyak proses yaitu evaporator efek tunggal
(single effect) dan evaporator efek ganda/efek majemuk
b) Evaporator berdasarkan metode pemanasan yaitu Submerged combustion
.evaporator, Direct fired evaporator, dan Steam heated evaporator
c) Evaporator berdasarkan bentuknya yaitu evaporator sirkulasi alami/paksa
(Forced Circulation Evaporators), evaporator film jatuh (Falling Film
Evaporator), evaporator film naik (Rising Film Evaporator), evaporator
plat (Plate Evaporator), multi-effect evaporator, horizontal-tabung
evaporator, dan vertical-tabung evaporator.
3. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai
rendah yang dapat diterima, menggunakan panas.

39

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas Permukaan,


perbedaan suhu dan udara sekitar, kecepatan aliran udara, tekanan udara dan
kelembapan udara.
5. Jenis-jenis dryer adalah tray dryer, rotary dryer, spray dryer, freeze dryer,
fluidized bed dryer, vacum dryer dan flash dryer
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Semoga makalah ini juga bisa dikembangkan lebih baik lagi
dikemudian hari. Serta bermanfaat bagi yang akan melakukan tugas pra
perancangan pabrik.
.

40

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Evaporator (online),


http://slideplayer.info/slide/2387368/ Diakses 13 Juni 2016.
Anonim. 2016. Evaporation (online),
https://learning.uonbi.ac.ke/courses/SCH405/scorm/ 74_evaporation.html Diakses
13 Juni 2016
Anonim. 2016. Evaporation (online),
http://www.slideshare.net/siboboro/evaporation-47875466 Diakses 13 Juni 2016

Very, Caesar. 2014. Macam-macam alat pengering (online),


http://www.caesarvery.com/2014/08/macam-macam-alatpengering-dryer.html Diakses 13 Juni 2016
Tidaon, Westryan. 2013. Pengeringan (online),

http://westryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.ht
ml Diakses 13 Juni 2016
Wasito, Hendri. 2012. Metode Pengeringan Rotary Dryer (online),
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/15/met
ode-pengeringan-rotary-dryer/ Diakses 13 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai