Oleh :
Muhammad Rafi Rayhan Putra
NIS. 10020/1999.037
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CERME GRESIK
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI
Jalan Jurit Kec. Cerme Kab. Gresik Telp (031)7794569
E-mail : smknicerme@yahoo.co.id Web : http://www.smkn1cermegresik.sch.id
2023
SMKN 1 CERME GRESIK - KIMIA INDUSTRI
DAFTAR ISI
V. SAFETY .............................................................................................................. 23
VI. RANGKAIAN ALAT .............................................................................................. 24
A. Ekstraksi ................................................................................................................ 24
B. Distilasi dan Evaporasi ........................................................................................... 26
C. Uji Mutu Minyak Kemiri ........................................................................................ 28
VII. PROSEDUR......................................................................................................... 28
A. Ekstraksi................................................................................................................ 28
B. Distilasi dan Evaporasi ........................................................................................... 29
C. Uji Mutu Minyak Kemiri ........................................................................................ 29
a. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N ........................................................................ 30
b. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N ............................................................ 31
c. Standarisasi Larutan NaOH ................................................................................ 31
d. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas ................................................................ 31
VIII. DIAGRAM ALIR................................................................................................... 32
IX. DATA PENGAMATAN ......................................................................................... 36
A. Data Hasil.............................................................................................................. 36
1. Ekstraksi ............................................................................................................ 36
B. Distilasi dan Evaporasi .......................................................................................... 37
C. Mutu Minyak Kemiri .............................................................................................. 37
Data Titrasi Standarisasi Larutan NaOH ..................................................................... 38
Data Titrasi Penetuan Kadar Asam Lemak Bebas ....................................................... 38
A. Analisa Prosedur ................................................................................................... 39
B. Analisa Hasil .......................................................................................................... 40
XI. SARAN ............................................................................................................... 41
XII. KESIMPULAN ..................................................................................................... 41
XIII. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 42
XIV. LAMPIRAN ......................................................................................................... 43
MSDS BAHAN ............................................................................................................ 45
C. Natrium Hidroksida ............................................................................................... 46
D. Asam Oksalat Dihidrat........................................................................................... 49
I. JUDUL
Melaksanakan Operasi Pemisahan Minyak Nabati dengan Metode
Ekstraksi Padat-Cair (SLE = Solid Liquid Extraction)
II. TUJUAN
A. Siswa dapat merangkai peralatan esktraksi dan distilasi
B. Siswa dapat melakukan proses ekstraksi dan distilasi biji kemiri
C. Siswa dapat menentukan uji mutu minyak kemiri secara fisik dan kimia
Kemiri adalah biji dari tanaman yang termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae.
Yang merupakan salah satu bumbu favorit masakan Indonesia ini memiliki nama
latin Aleurites moluccanus. Pohonnya tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis
yang hangat dan lembap seperti Indonesia, Malaysia, serta sebagian Australia.
Panjang pohonnya bisa antara 10 – 47 meter. Biasanya, pohon kemiri bisa Anda
temukan di pinggiran sungai atau pantai.
Kemiri ditanam untuk diambil bijinya yang sudah diolah untuk digunakan
menjadi bumbu masakan Indonesia. Di daerah jawa kemiri dijadikan saus untuk
dimakan bersamaan nasi. Beberapa bagian dari kemiri juga digunakan untuk
obat obatan tradisonal. Beberapa bagian dari tanaman ini sudah digunakan dalam
obat-obatan tradisional di daerah-daerah pedalaman. biji kemirinya sendiri
memiliki ukuran sekitar 2,5 centimeter. Biji kemiri dilapisi dengan kandungan
minyak yang mudah terbakar seperti lilin. Inilah mengapa kemiri dalam bahasa
Inggris disebut candlenut. Bila sudah dewasa atau matang, cangkang biji yang
berwarna putih bisa berubah menjadi hitam.
Pada satu biji kemiri mengandung 60-66% minyak. Minyak yang diekstrak
dari biji kemiri berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran
cat. Kemiri sangat kaya akan serat vitamin E dan juga mineral. Kandungan
senyawa kimia pada kemiri juga banyak diantaranya ada gliserida, asam linoleat,
palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin B1 dan zat lemak. Dan
terdapat tembaga mineral dominan dalam kemiri seperti kalium, fosfor,
magnesium, dan kalsium.
Kandungan protein yang ada di dalam biji kemiri ada dua macam yaitu yang
pertama, asam amino esensial yang digunakan sebagai pertumbuhan karena asam
amino terdapat di semua jaringan yang membentuk antibodi. Dan yang kedua ada
asam amino non esensial diantaranya asam glutamat yang menonjol pada kemiri
karena asam glutamat memberikan rasa nikmat sehingga kemiri dijadikan sebagai
bumbu dapur.
Kandungan Jumlah
Vitamin B1 0,06 mg
Zat besi 2 mg
Energi 363 Kkal
Fosfor 200 mg
Kalsium 80 mg
Karbohidrat 8 gr
Protein 19 gr
Lemak 63 gr
B. Minyak kemiri
Pengolahan buah kemiri tidak hanya digunakan untuk bumbu dapur atau
penyedap makanan. Secara umum kemiri juga bisa diolah menjadi minyak yang
memiliki banyak manfaat. Khasiat bahan alami satu ini sangat baik untuk
kesehatan rambut dan kulit kepala. Tidak hanya untuk rambut dan kepala, minyak
kemiri juga digunakan untuk mengobati nyeri sendi, menyembuhkan luka bakar,
dan masih banyak lagi.
4. Warna Normal
5. Densitas (g/cm3) 0,9240-
0,9290
6. Indeks bias 1,4730-
1,4790
(Badan Standarisasi Nasional, 1998) .
C. Pelarut
Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut baik berupa cairan, padat
maupun gas yang berbeda secara , sehingga menghasilkan suatu larutan. Pelarut
biasanya berupa cairan tetapi juga bisa menjadi padat, gas, atau fluida superkritis.
Kuantitas zat terlarut yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu bervariasi
terhadap suhu.
1. N-Heksana
D. Ekstraksi
Metode ekstraksi :
a. Ekstraksi cair-cair, yang merupakan proses pemisahan cairan dari suatu larutan
dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
b. Ekstraksi padat-cair, yang merupakan proses pemisahan cairan dari padatan
dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
Macam-macam dari metode ekstraksi adalah sebagai berikut :
a. Eksraksi secara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi sederhana yang dilkaukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan pelarut selama beberapa hari pada suhu
kamar. Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyari dengan mengalirkan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi.
b. Ekstraksi secara panas
1. Refluks
Refluks adalah metode ekstraksi dengan pelarut pada temperatur ttik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya
pendinginan balik biasanya metode ini digunakan untuk mengekstraksi bahan-
bahan yang tahan terhadap pemanasan.
Prinsip dari metode ini adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap
pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut
yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor lalu turun lagi
ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
2. Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang–ulang dengan pelarut yang
sama. Cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan uap cairan penyari
terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik lalu turun
menyari simplisia dalam kelongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam
labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.
E. DESTILASI
Destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen dalam suatu
campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari masing - masing komponen
dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah.
Tujuan dari distilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan
memisahkan cairan dari zat padat. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut
sebagai uap bebas. Kondensat yang jatuh sebagai distilat dan bagian cair yang
tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan adalah bagian-bagian
campurannya yang tidak teruapkan dan bukan distilatnya maka proses tersebut
dinamakan pengentalan dengan evaporasi. (Reza, 2013)
Distilasi dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Distilasi Sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.
2. Destilasi Fraksionisasi, memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.Aplikasi dari distilasi
jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah
3. Destilasi Uap, digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °c atau lebih.Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk
mengekstrak beberapa produk alam. campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan.
Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk
ke labu distilat.
4. Destilasi Vakum, digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak
dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat
dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau
aspirator yang berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.
5. Destilasi Normal, dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair melalui kondensor
setelah itu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasil yang didapat
tidak benar-benar murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau
minyak.
6. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi), proses ini digunakan untuk komponen yang
memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi
sederhana, tetapi memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang bertekanan.
Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati
kondensor yang banyak.
Rangkaian alat pada percobaan distilasi perlu diperhatikan, pastikan antara
sambungan bagian yang satu dengan sambungan bagian yang lainnya tidak terjadi
kebocoran. Karena apabila terjadi kebocoran, distilat yang terbentuk akan jadi
lebih sedikit karena ada sebagian uap yang keluar dari rangkaian distilasi. Dan
jangan lupa tambahkan batu didih pada labu distilasi dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya proses bumping atau ledakan pada saat pemanasan.
F. Evaporasi
Evaporasi adalah salah satu tahapan siklus hidrologi, yang dilalui oleh air dari
bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi. Penguapan atau evaporasi
merupakan bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul
menjadi awan.Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat
bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. Siklus air sendiri
merupakan rangkaian perjalanan air ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Yang artinya, air yang ada di bumi menguap, jadi awan,
terus turun lagi sebagai hujan atau embun.
Prinsip-prinsip evaporasi :
a. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap
b. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berupa cairan pekat
yang dapat dipompa sebagai hasil utama, raksi kadang-kadang ada pula cairan
volatil sebagai hasil utama, misalnya selama pemulihan pelarut.
c. Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakai secara luas untuk
merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun emulsi dengan cara
menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan
d. Penguapan bertujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan sehingga
menghasilkan larutan yang lebih pekat
G. Analisa Volumetri
Volumetri merupakan metoda analisis kimia kuantitatif dimana untuk
menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dilakukan dengan
mengukur banyaknya volume larutan standar yang bereaksi secara kuantitatif
dengan zat yang akan ditentukan tersebut. Pereaksi, disebut juga sebagai titer atau
titrator adalah larutan standar yang telah dipersiapkan. Titer dengan konsentrasi
dan volume yang telah diketahui bereaksi dengan larutan analit atau titran untuk
menentukan konsentrasinya. Volume titer yang bereaksi disebut volume titrasi.
a. Reaksi harus sederhana, stoikiometri (perbandingan yang setara), dan tidak ada
reaksi samping.
Natrium hidroksida, atau bisa disebut dengan linddi (Iye) dan soda kaustik/
soda api merupakan senyawa dengan rumus kimia , yang termasuk suatu senyawa
anorganik. Senyawa ini tersusun dari kation natrium NA+ dan anion hidroksida
OH- yang merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih.
Natrium hidroksida yang murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran, maupun larutan jenuh 50% . Natrium hidroksida
sangat amat larut dalam air, dan dengan mudah menyerap kelembapan dan
karbondioksida dari udara. Ia juga larut dalam metanol dan etanol. Namun,
kelarutan natrium hidroksida dalam kedua larutan itu lebih kecil daripada terhadap
cairan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non polar lain.
2. Asam Oksalat
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H₂C₂O₄ dengan
nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif
kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam aseta
3. Indikator
Jika pH larutan antara 1-6, artinya larutan itu mengandung asam. Sementara
itu, larutan yang mengandung basa memiliki pH antara 8-14. Jika pH larutannya
berada pada angka 7, larutan tersebut disebut netral. Mekanisme perubahan warna
oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi
redoks.
Tabel indikator pH :
biru
2. Randemen
Rendemen adalah perbandingan berat kering ekstrak dengan jumlah bahan
baku. Nilai rendemen berkaitan dengan banyaknya kandungan bioaktif yang
terkandung. Semakin tinggi rendemen maka semakin tinggi kandungan zat yang
tertarik ada pada suatu bahan baku. Randemen menggunakan satuan persen (%)
Randemen 100%
3. Densitas
Densitas atau massa jenis atau kerapatan adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda. Massa jenis bergantung pada besar massa dan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram
per meter kubik (Kg/m3, Kg.m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
Dengan,
ρ = massa jenis
m = massa
V = volume
SG =
Pada prinsipnya, analisa asam lemak bebas (Free Fatty Acid) dilakukan
dengan menitar sampel dengan menggunakan larutan basa yang telah
distandarisasi. Larutan basa yang umumnya digunakan adalah larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) atau Kalium Hidroksida (KOH). Volume hasil titrasi akan
dimasukkan ke dalam rumus berikut untuk menghitung total asam lemak bebas
yang terkandung dalam minyak.
1. Ekstraksi
B. BAHAN
1. Ekstraksi
Mudah terbakar
Beracun
Bahaya bagi
lingkungan
Korosif
H2C2O4.2H2O
Iritasi
Korosif
Konduktor
listrik
V. SAFETY
Keterangan :
1) Elektromantel
Berfungsi untuk memanaskan larutan.
2) Labu Alas Bulat
Berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
3) Soxhlet
Keterangan :
1) Elektromantel
Berfungsi untuk memanaskan larutan.
2) Statif
Berfungsi sebagai penyangga dan tempat penjepit klem.
3) Klem
Berfungsi untuk menjepit labu alas bulat dan kondensor pada proses distilasi.
4) Sumbat Karet
Berfungsi sebagai penutup lubang untuk mencegah hilangnya uap yang keluar.
5) Termometer
Untuk mengukur suhu.
6) Labu Dasar Bulat
Berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
7) Kondensor
Berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
Aliran air pada kondensor bergerak dari bawah ke atas, hal ini dilakukan karena
jika aliran air mengalir dari atas ke bawah, maka akan terdapat ruang kosong pada
kondensor sehingga proses kondensasi gas tidak akan terjadi dengan maksimal.
8) Selang Keluar
Sebagai saluran keluarnya air dari kondensor
9) Selang Masuk
Sebagai saluran masuknya air ke dalam kondensor
10) Erlenmeyer
Sebagai wadah penampung distilat yang dihasilkan
a
b
c
Keterangan :
a) Temperatur
Berfungsi sebagai pengatur suhu di dalam oven
b) Rak Oven Ki
Berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan/alat yang akan dioven
c) Pintu Oven
Berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven
Keterangan :
1) Erlenmeyer
Sebagai tempat larutan baku primer (asam oksalat)
2) Buret
Sebagai tempat larutan baku sekunder (NaOH)
3) Statif
Sebagai penyangga dan tempat penjepit klem
4) Klem
Untuk menjepit buret
VII. PROSEDUR
A. Ekstraksi
1. Menghaluskan biji kemiri dengan menggunakan mortar dan alu sampai benar
benar halus.
2. Menimbang kertas saring dan juga menimbang kemiri yang sudah dihalusan
sebanyak 30 gram.
3. Membumgkus biji kemiri yang sudah halus ke dalam kertas saring menggunakan
tali hingga berbentuk gelondongan dan memastikan tidak ada kebocoran pada
kertas saring serta.
4. Memastikan bungkussn kemiri tidak melebihi tinggi sifon.
5. Memasukkan bungkusan kemiri ke dalam tabung soxhlet
6. Mengambil n-heksana sebanyak 150 ml dan memasukkannya ke dalam labu alas
bulat.
7. Merangkai alat ekstraksi (pemanas, labu alas bulat, soxhlet, dan kondensor bola
dirangkai tegak lurus. Leher labu alas bulat & soxhlet dijepit statif dan klem)
8. Memastikan sirkulasi air pendingin mengalir secara kontinyu.
9. Melakukan pengecekan alat dan K3 pra operasi.
10. Memanaskan pada suhu 60-70℃ sampai pelarutnya mendidih dan uapnya
mengembun sampai menghasilkan tetesan.
11. Melakukan proses ekstraksi selama ± 1 jam atau sampai waktu ekstraksi stabil.
12. Mengambil dan mengeringkan bungkusan bahan kemiri, kemudian menimbang
massa/berat sisa biji kemiri kering atau yang biasa disebit residu.
13. Mematikan pompa air pendingin dan mematikan hotplate.
14. Membongkar alat ekstraksi dengan hati hati.
15. Mengukur volume ekstrak kemiri dalam pelarut n-heksana yang dihasilkan.
16. Memisahkan minyak kemiri dari pelarutnya dengan operasi distilasi sederhana.
2. Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk uji mutu
minyak kemiri.
3. Melakukan uji mutu produk minyak kemiri secara fisika yang meliputi :
a. Warna
b. Bau
c. Densitas (ρ) dan Spesific Gravity (SG) :
1) Mengambil piknometer yang telah dibersihkan, kemudian menimbang dan
mencatat massa piknometer kosong.
2) Mengisi piknometer kosong dengan hasil produk minyak kemiri, lalu menimbang
dan mencatat massanya.
3) Mengukur densitas (ρ) dan spesific grafity (SG) produk minyak kemiri
SG =
4. Melakukan uji mutu produk minyak kemiri secara kimia dengan tahapan
sebagai berikut :
2. Menimbang NaOH padat yang diperlukan untuk membuat larutan standar NaOH
± 0,1 N dengan tepat.
3. Membuat larutan standar NaOH ± 0,1 N sebanyak 100 mL.
4. Memasukkan NaOH yang telah ditimbang ke dalam beaker glass, lalu memberi
sedikit aquades dan mengaduk hingga larut.
5. Memasukkan larutan NaOH yang ada di beaker glass ke dalam labu ukur 100 mL
dan menambahkan aquades hingga tanda batas.
dengan:
N= normalitas larutan standar NaOH (N)
V = volume larutan standar NaOH yang digunakan (mL)
BE = berat ekivalen
4. Melakukan pengulangan analisis kadar asam lemak bebas (ALB)/free fatty acid
(FFA) dalam produk minyak kemiri sebanyak 2 kali.
VIII. DIAGRAM ALIR
A. Ekstraksi
B. Distilasi
Ditimbang 0,4100
Ditimbang 0,3163 gram
gram dan dilarutkan
dan dilarutkan dalam
dalam labu ukur 100
labu ukur 100 mL
mL
Larutan Asam
Oksalat
10 mL asam oksalat
dalam erlenmeyer
Tambahkan indikator PP
TITRASI
NaOH rata-rata
mL
Dihitung
N NaOH
0,1
A. Data Hasil
1. Ekstraksi
No Pengamatan Hasil
1 Massa Kertas Saring gram
2 Massa Kemiri Awal gram
3 Massa Ampas Kering gram
4 Volume pelarut n-Heksana mL
5 Volume Hasil Ekstraksi mL
No Pengamatan Hasil
1 Volume larutan awal distilasi mL
2 Volume destilat mL
3 Efisiensi Distilasi %
4 Volume larutan setelah evaporasi mL
No Pengamatan Hasil
a. Warna Kuning jernih keemasan
1 Suhu minyak ℃
2 Densitas minyak pada suhu ℃ gram/mL
3 Densitas air pada suhu ℃ gram/mL
4 Specific Gravity
f. Penentuan asam lemak bebas
X. ANALISA
A. Analisa Prosedur
Dari operasi yang telah dilakukan bahwa minyak kemiri dapat diperoleh
dengan cara ekstraksi biji kemiri. Bahan utama yang diperlukan adalah biji kemiri
yang telah dihaluskan terlebih dahulu. Tujuan dari biji yang dihaluskan terlebih
dahulu adalah untuk memperluas bidang sentuh agar proses ekstraksi berjalan
dengan maksimal. Proses penghalusan biji kemiri ini dilakukan dengan cara
penumbukan dengan mortar dan alu sampai benar benar halus.
Lalu melakukan proses Ekstraksi, Minyak kemiri bersifat non polar sehingga
pelarut yang digunakan untuk ekstraksi juga harus bersifat non polar yaitu n-
heksana. Proses ektraksi minyak kemiri menggunakan metode soxhletasi, metode
soxhletasi sangat cocok untuk ekstraksi minyak karena metode ini dilakukan
dengan alat khusus yang disebut soxhlet. Dengan soxhlet pengekstrakan terjadi
berulang-ulang, sehingga berpengaruh pada hasil yang didapat yaitu lebih
maksimal serta pelarut yang digunakan lebih sedikit. Bila pengekstrakan ini telah
selesai, maka pelarut akan diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang
terkestrak.
Setelah pengambilan minyak dari kemiri melalui proses ekstraksi, distilasi dan
evaporasi selesai, produk minyak akan melalui tahan pengujian mutu.
Pertama tahapan pengujian kadar asam lemak bebas dilakukan dengan tahapan
pembuatan larutan standar NaOH dan larutan asam oksalat. Kemudian larutan
asam oksalat ini akan dititrasi menggunakan larutan standar NaOH. Titrasi yang
digunakan termasuk ke dalam titrasi alkalimetri, dimana konsentrasi larutan
Dari 30 gram biji kemiri yang diekstrak didapatkan minyak kemiri sebesar ....
mL atau jika diprosentasikan mendapatkan rendemen sebesar .....%. Sedangkan
randemen yang terkandung dalam minyak kemiri adalah 15-20%. Hal ini
disebabkan karena pada proses distilasi belum maksimal sehingga masih ada
banyak kandungan n-Heksana pada minyak.
Bau minyak kemiri yang dihasilkan adalah sedikit berbau n-Heksana. Bau
minyak kemiri menurut standar adalah bau khas minyak kemiri. Hal ini
disebabkan masih adanya kandungan nHeksana pada minyak akibat proses
distilasi yang belum maksimal, sehingga bau minyak pun sedikit berbau n-
Heksana.
Warna minyak kemiri yang dihasilkan adalah kuning jernih keemasan. Warna
minyak kemiri menurut standar adalah kuning keemasan dan bening.
Densitas minyak kemiri yang dihasilkan adalah gram/mL. Densitas minyak
kemiri menuru SNI adalah 0,924 – 0,929 gram/mL. Apabila densitas yang
dihasilkan tidak sesuai dengan standar. Hal ini disebabkan karena massa minyak
yang besar akibat kandungan nHeksana pada minyak. Massa minyak berbanding
lurus dengan densitas. Dengan massa minyak yang besar, maka densitasnya pun
ikut besar. ( Spesific gravity minyak kemiri yang dihasilkan adalah 0,9963. )
Kadar asam lemak bebas yang dihasilkan adalah %. Menurut SNI, kadar ALB
minyak kemiri adalah 0,1-1,5%. Ketidaksesuaian ini disebabkan karena masih ada
kandungan n-Heksana pada minyak, sehingga kadar asam lemak bebasnya tinggi.
Kadar asam lemak yang tinggi menunjukkan kualitas minyak yang rendah.
Minyak dengan kadar asam lemak bebas tinggi tidak akan tahan disimpan dalam
waktu lama akan menghasilkan bau yang tidak diinginkan atau biasa disebut
tengik.
XI. SARAN
1. Pada saat proses ekstraksi dan distilasi suhu harus tetap dijaga agar proses
sirkulasi menjadi stabil dan minyak kemiri tidak sampai ikut teruapkan.
2. Pada saat proses ekstraksi bungkusan kemiri harus di bawah sifon, agar proses
ekstraksi berjalan dengan maksimal.
3. Uji kualitas minyak kemiri harus dilakukan dengan benar dan hati-hati agar hasil
yang didapatkan detail dan akurat.
XII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Minyak kemiri dapat dihasilkan dari proses ekstraksi soxhletasi, distilasi, dan
evaporasi.
2. Berdasarkan uji mutu minyak kemiri yang telah dilakukan, diperoleh :
a. Produk memiliki berwarna kuning jernih
b. Produk yang memiliki bau yang sedikit ada bau n-Heksana
c. Randemen yang dihasilkan .....%
d. Efisiensi distilasi pada proses sebesar ....%
e. Massa jenis dari produk yang dihasilkan adalah .....gram/mL.
f. Spesific Gravity minyak kemiri yang dihasilkan adalah
g. Kadar asam lemak bebas dalam produk yang dihasilkan adalah .....%
Katyusa winona. (2021, Juli 28). kemiri. Dipetik februari 15, 2023, dari Kemiri:
https://hellosehatcom.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/nutrisi/fakta-
gizi/manfaat-
kemiri/?amp_js_v=a6&_gsa=1&=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIA
CAw%3D%3D#aoh=16509577708079&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google
.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fhellosehat.co
m%2Fnutrisi%2Ffakta-gizi%2Fmanfaat-kemiri%2F
Anonim. (2016, Januari 16). Minyak kemiri. Dipetik Februari 15, 2023, dari
Minyak kemiri : https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2019/10/11/120503920/6-
manfaat-minyak-kemiri-untuk-rambut-dan-cara-membuatnya
Anonim. (2020, April 17). Analisa volumetri. Dipetik Februari 15, 2023, dari Analisa
volumetri: https://www.kimiafi.com/2017/04/analisa-volumetri.html
Anonim. (2019). Asam oksalat. Dipetik Februari 15, 2023, dari Asam oksalat:
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oksalat
Anonim. (2020, Februari 17). Asam lemak bebas. Dipetik Februari 15, 2023, dari asam
lemak bebas: http://www.saka.co.id/news-detail/analisa-asam-lemak-bebas-pada-
kelapa-sawit
Anonim. (2020). Larutan standar. Dipetik Februari 15, 2023, dari Larutan standar:
https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_standar
Anonim. (2021, Februari). Isopropyl Alcohol. Dipetik Februari 20, 2023, dari
Isopropil Alkohol: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Isopropil_alkohol
Anonim. (2020, September). Massa jenis. Dipetik Februari 15, 2023, dari Massa
jenis: https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
Admin. (2021, Januari). Indikator asam-basa. Dipetik Februari 15, 2023, dari Indikator
asam-basa : https://www.zenius.net/blog/indikator-asam-basa
Anonim. (2021, Februari). Natrium hidroksida. Dipetik Februari 15, 2023, dari Natrium
hidroksida: https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida
XIV. LAMPIRAN
Randemen
Efisiensi Distilat
Densitas
= gr/ mL
Spesifikasi Grafity
=
Standarisasi NaOH = Na x Va = Nb x Vb
= 0,1 x 10 mL = Nb x 10mL
= Nb
= N1 = 0,1N
4. Warna Normal
5. Densitas (g/cm3) 0,9240-0,9290
6. Indeks bias 1,4730-1,4790
(Badan Standarisasi Nasional, 1998)
MSDS BAHAN
Frasa-R R11R38R48/20
Templat:R62R65R67R51/53
Frasa-S S2S9S16S29S33S36/3S61S62
Titik nyala -23,3 °C
Senyawa Terkait
Alkana terkait Pentana, Heptana
Senyawa terkait Sikhloheksena
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature dan tekanan
standart (25 °C, 100 kPa)
B. Isopropil Alkohol
Sifat
C. Natrium Hidroksida
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Basa berupa padatan putih, tak berbau, berbentuk pelet atau flakes. Amat korosif, baik
bentuk padatan, sulrry, maupun larutannya. Banyak digunakan dalam industri sebagai
pelarut, pencuci, dan penetral asam. Tersedia dipasaran dengan kemurnian 97-98%.
SIFAT-SIFAT BAHAYA
Efek jangka pendek (akut) : Debu padata, larutan basa/slurry bila kontak dengan mata
bisa berakibat iritasi, bergantung pada konsentrasi dan lama
kontak. Dalam beberapa hal dapat mengakibatkan kebutaan.
Kontak kulit juga dapat menimbulkan luka bakar atau borok,
yang dalam. Penghirupan debu dapat menyebabkan
KESEHATAN peradangan saluran pernafasan dan paru-paru.
Efek jangka panjang : Belum ada informasi
Nilai Ambang Batas : 2mg/m3 (TLV-C)
Toksisitas : LD 50 = 500 mg/kg (oral, kelinci)
SIFAT-SIFAT FISIKA
INFORMASI LINGKUNGAN
Limbah soda bersifat basa 0,05% larutan pH = 12; 1% = 13; 5% = 14. Berbahaya bagi kehidupan
binatang air. Sebelum dibuang netralkan dengan asam sulfat atau asam klorida dan encerkan (pH
= 6-9) sebelum dibuang.
C2H6O6
Massa molar 126, 064 g/mol
Bahaya
NFPA 704
Senyawa Terkait
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature dan tekanan
standart (25 °C, 100 kPa)