Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“ EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI ”

Disusun Oleh:

Nama : Sri Dwi Lestari

NIM : 21119041

Tanggal Praktikum : 24 April 2021

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2Tujuan Praktikum............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kemiri.............................................................................................................3
2.3 Petrolium Eter.................................................................................................4
2.4 Ekstraksi.........................................................................................................4
2.3 Minyak............................................................................................................5
2.4 Destilasi .........................................................................................................5

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat.................................................................................................................7
3.2 Bahan .............................................................................................................7
3.3 Prosedur .........................................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ..............................................................................................................12
4.2 Pembahasan ..................................................................................................14

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Hasil........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya


dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah.Tumbuhan ini
masih sekerabat dengan singkong dan termasuk
dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai
candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish
tree atau kukui nut tree.Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam
industry untuk digunakan sebagai bahan campuran cat dan dikenal
sebagai tung oil. Minyak lemak ialah sejenis minyak lemak yang terbuat dari
tumbuhan.Digunakan dalam makanan dan untuk memasak.Beberapa minyak
lemak yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit Afrika, jagung, zaitun,
minyak lobak, kedelai,kemiri, dan bunga matahari. 

Daging biji, daun dan akar Aleurites moluccana mengandung saponin,


flavonoida dan polifenol, disampingitu daging bijinya mengandung minyak
lemak.Pada korteksnya mengandung tannin. Kandungan kimia yangterdapat
dalam kemiri adalah gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam
minyak, protein,vitamin B1, dan zat lemak. Bagian yang bisa dimanfaatkan
sebagai obat adalah biji, kulit, dan daun.Daging bijinya bersifat laksatif. Di
Ambon korteksnya digunakan sebagai anti tumor, di Jawa digunakan
sebagaiobat diare, sariawan dan desentri, di Sumatera daunnya digunakan
untuk obat sakit kepala dan gonnorhea. Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat
sebagai obat penumbuh rambut.

Untuk memperoleh atau mengisolasi lipida ( minyak lemak, lemak,


dan malam/lilin ) ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :
Pengepresan, penggunaan pelarut, dan penggunaan panas. Untuk isolasi
minyak lemak dapat dilakukan dengan cara penggunaan pelarut dan
penggunaan panas.

1
Soxhletasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengisolasi minyak lemak . Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair
berkesinambungan, disebut ekstraksi padat-cair karena substansi yang
diekstrak terdapat di dalam campuran yang berbentuk padat, sedangkan
disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai berulang-ulang
sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari metode ini antara lain
menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena pelarut tersebut akan dipakai
untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk simplisia,
tetapi melalui pipa samping. Tetapi metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan antara lain, tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai
tekstur yang keras, selain itu pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus
diuapkan dirotavapor untuk memperoleh ekstrak kental.

Minyak kemiri merupakan minyak lemak yang memiliki banyak


manfaat, baik dalam bidang kesehatan maupun kosmetik dan industri.Selain
itu, kemiri merupakan tanaman asli Indonesia dan banyak dijumpai didaerah-
daerah di Indonesia. Dalam satu kali penanaman kemiri, masing-masing
pohon akan menghasilkan sekitar 30-80 kg kacang kemiri, dan sekitar 15-20
% dari berat tersebut merupakan jumlah minyak kemiri yang dapat dihasilkan.
Minyak kemiri dapat dijadikan alternatif bahan bakar, dan digunakan dalam
pengobatan berbagai penyakit.

1.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN PRAKTIKUM

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui pembuatan ekstraksi minyak kemiri

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemiri
Kemiri merupakan tanaman asli Indonesia, terdapat juga di Asia
Tenggara, Polinesia, Asia Selatan, dan Brazil. Nama kemiri untuk tiap daerah
di Indonesia adalah : Kereh (Aceh), Hambiri (Batak), Buah koreh
(Minangkabau), Kemiri (Melayu, Jawa), Muncang (Sunda), Kameri (Bali),
Kawilu (Sumba), Sapiri (Makasar), Sakete (Ternate), Engas (Ambon), Hagi
(Buru). Morfologi tanamannya yaitu pohon dengan tinggi 25-30 m. Batang
tegak, berkayu, permukaan banyak lentisel, percabangan simpodial, cokelat.
Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, bergelombang, ujung runcing,
pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, bawah halus,
panjang 18-25 cm, lebar 7-11 cm, tangkai silindris, hijau. Bunga majemuk,
bentuk malai, berkelamin dua, di ujung cabang, putih.Buah bulat telur,
beruas-ruas, masih muda hijau setelah tua cokelat, berkeriput. Biji bulat,
berkulit keras, beralur, diameter ± 3,5 cm, berdaging, berminyak, putih
kecokelatan. Akar tunggang dan berwarna cokelat.

2.2 Petrolium Eter


Petroleum eter adalah fraksi minyak bumi yang terdiri
dari hidrokarbon alifatik dan didih pada kisaran 35‒60 °C, dan biasa
digunakan sebagai pelarut laboratorium .  Terlepas dari namanya, petroleum
eter tidak diklasifikasikan sebagai eter  istilah ini hanya digunakan secara
kiasan, yang menandakan ringan dan tidak stabil yang ekstrim.
Pelarut hidrokarbon cair paling ringan dan paling mudah menguap
yang dapat dibeli dari pemasok bahan kimia laboratorium juga dapat
ditawarkan dengan nama petroleum eter. Petroleum eter sebagian besar terdiri
dari hidrokarbon alifatik dan biasanya aromatiknya rendah . Hal ini

3
umumnya hydrodesulfurized dan dapat dihidrogenasi untuk mengurangi
jumlah aromatik dan lainnya tak jenuh hidrokarbon. Petroleum eter biasanya
mengandung sufiks deskriptif yang memberikan kisaran didih. Jadi, dari
pemasok bahan kimia laboratorium internasional terkemuka, dimungkinkan
untuk membeli berbagai petroleum eter dengan rentang didih seperti 30–50
°C, 40–60 °C, 50–70 °C, 60–80 °C, dll. Amerika Serikat,
tingkat laboratoriumpelarut hidrokarbon alifatik dengan rentang didih setinggi
100–140 ° C dapat disebut petroleum eter, bukan petroleum spirit. 
Tidak disarankan untuk menggunakan fraksi dengan kisaran titik
didih yang lebih lebar dari 20 ° C, karena kemungkinan hilangnya bagian yang
lebih mudah menguap selama penggunaannya dalam rekristalisasi, dll., Dan
akibatnya sifat pelarutan yang berbeda dari residu didih yang lebih tinggi. 
Sebagian besar hidrokarbon tak jenuh dapat dihilangkan dengan
pengocokan dua atau tiga kali dengan 10% dari nilai volume asam sulfat
pekat ; Pengocokan kuat kemudian dilanjutkan dengan bagian berturut-turut
dari larutan pekat kalium permanganat dalam asam sulfat 10% sampai warna
permanganat tetap tidak berubah. Pelarut kemudian dicuci bersih
dengan larutan natrium karbonat dan kemudian dengan air, dikeringkan di
atas kalsium klorida anhidrat , dan disuling. Jika diperlukan kering sempurna,
dapat dibiarkan berdiri di atas kawat natrium , atau kalsium hidrida . 

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif pada


bagian tanaman, hewan, dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung
senyawasenyawa yang mudah larut dalam pelarut organik.Zat aktif dari
tanaman dan hewan terdapat di dalam sel namun sel tanaman dan hewan
berbeda begitu pula ketebalan masing-masing berbeda sehingga diperlukan
metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk mengekstraksinya. Proses
terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik tersebut sehingga terjadi perbedaan

4
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik di luar
sel, maka larutan terpekat akan terdistribusi ke luar sel dan proses ini terulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam
sel dan di luar sel (Team Teaching: 8: 2013).
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau lebih bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstraksi diawali dengan terjadinya penggumpalan ekstrak
dalam pelarut sehingga pada bidang antar muka bahan dan pelarut terjadi
pengendapan massa bahan. Prinsip ekstraksi dengan pelarut berdasarkan pada
kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran. Komponen
yang larut dapat berupa cair maupun padat (Suyitno:1989). 2 Metode
ekstraksi terbagi atas dua cara yaitu ekstraksi secara dingin dan ekstraksi
secara panas.

2.4 Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organikyang tidak
larut atau bercampur dengan air, tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat
tambahan lain yang dikenal awam, awam adalah terasa licin saat dipegang.
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam, serta tidak larut pada air, larut dalam
pelarut organik non – polar, misalnya dietil eter( C 2H5OC2H5), benzene dan
hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama. Jadi minyak juga merupakan
senyawa ester.Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan
gliserol.Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai
rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Dalam pembentukan
minyak, enzim denaturase akan membantu memasukan ikatan rangkap pada
posisi tertentu dirantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan
hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.

2.5 Destilasi

5
Destilasi adalah metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang
mudah menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan
caramemanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan,
disebut dengan destilat.
Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan
atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu
antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus
berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-
larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :

1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan


2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain
yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.

6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT

Adapun alat-alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Labu Alas Bulat 11. Kondensor


2. Erlenmeyer 12. Waterbath
3. Termometer 13. Pompa dan selang
4. Spatula 14. Kaca arloji
5. Lumpang dan alu 15. NeracaAnalitik
6. Gelasukur 16. KertasSaring
7. Corong 17. Benangkasur
8. Konektordestilasi 18. Klem dan statif
9. Tabung Soxhlet 19. Oven
10. Reflux 20. Desikator

3.2 BAHAN

Dan berikut adalah bahan yang digunakan dalam percobaan adalah :

1. Kemiri/ Cengkeh
2. Petrolium Eter/ Etanol
3. Kertas Saring
4. Soxlet

3.3 PROSEDUR

Haluskan sampel, lalu timbang 50 gram sampel


7
Bungkus sampel menggunakan kertas saring dan ikat dengan benang,
kemudian masukkan kedalam ekstraktor

Timbang labu kosong sebagai berat A


Masukkan 300 ml etanol kedalam labu, lalu ekstrak


Destilasi ekstrak yang di peroleh untuk memisahkan pelarut dan minyak


Tamping destilat yang terbentuk dan di keringkan di dalam oven 10 menit


Dinginkan labu di dalam desikator selama 15 menit


timbang labu + minyak yang di dapat sebagai berat B

Penentuan bilangan asam :

Masukkan 1 ml sampel yang didapatkan +15 ml etanol + tetes indicator


pp, kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer

Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

N Perlakuan Pengamatan
O
1. Ekstraksi Perubahan warna dari bening menjadi kuning
kecoklatan
2. Titrasi Perubahan warna dari bening menjadi merah
muda

Data Perlakuan
Berat labu (A) = 191.8810 gram
Berat labu + etanol = 330.0000 gram
Berat sampel = (berat arloji + sampel) – berat arloji
= 122.3650 – 72.3540
= 50.0110 gram
Berat labu + minyak (B) = 218.3330 gram
Berat minyak =B–A
= 218.3330 – 191.8810
= 26.4520 gram
Volume titrasi I = 3.7 mL
Volume titrasi II = 3.2 mL
Rata-rata volume titrasi = 3.7 + 3.2 2 = 3.45 mL
Reaksi Titrasi
RCOOH + NaOH → RCOONa + H2O

9
Perhitungan

4.1.1 % Kadar Minyak Kemiri


Berat minyak x 100 %
% Kadar minyak kemiri ¿
Berat Kemiri

= 26.4520 gram x 100 %

50.0110 gram

= 52.89 %

4.4.2 Nilai Bilangan Asam

Bilangan Asam = V x N x BM NaOH

Berat sampel

= V x N x BM NaOH

Densitas minyak kemiri x volume

= 3.45 x 0.1 x 40

0.9244 x 1

= 14.92 mg NaOH/gram lemak

4.4.3 Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)

Diketahui = V (volume NaOH) = 3.45 mL

N (normalitas NaOH) = 0.1 N

m (BM Asam Linoleat) = 280.45 gr/mL

m (BM Asam Palmitat) = 256.42 gr/mL

m (BM Asam Laurat) = 200.30 gr/mL

m (BM Asam Oleat) = 282.00 gr/mL

Densitas minyak kemiri = 0.9249 gr/mL

w (berat sampel) = (mL) x densitas(gr/mL)

10
= 1 x 0.9240

= 0.9240 gram

4.4.3.1 Sebagai Oleat

FFA sebagai Asam Oleat = V x N x m x 100 %

w x 1000

= 3.45 x 0.1 x 282.00 x 100 %

0.9240 x 1000

= 10.53 %

2.6 PEMBAHASAN

Dari percobaan isolasi minyak kemiri yang telash dilakukan dapat


dianalisa bahwa minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi
biji kemiri yang telah dihaluskan dengan metode soxhlet.
Lalu setelah diekstraksi ,dilanjutkan dengan proses destilasi untuk
memisahkan minyak kemiri yang terdapat didalam pelarut.
Biji kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu sampai halus
karena untuk mempermudah minyak nabati yang ada di dalam biji kemiri
terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran
partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh agar lebih
mudah terekstrak.Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana. N-heksana
digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaraan yang relatif
sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan
senyawa non polar.
Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi. Pada saat proses ekstraksi
akan mengalami proses sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih

11
besar untuk memperoleh minyak yang lebih banyak. Kemudian metode
ekstraksi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Dimana keuntungannnya
yaitu menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu juga yang akan
digunakan kembali untuk mengulang percobaan ,sedangkan kerugiannya tak
dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras dan
pengerjaannya rumit dan agak lama,karena harus diuapkan dievaporator
untuk memperoleh ekstrak kental. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi adalah tipe persiapan,sampel,waktu ekstraksi,tipe dan kuantitas
pelarut dan suhu pelarut.
Setelah ekstraksi dilanjutkan dengan proses pemisahan pelarut dari
minyak dengan cara destilasi,dimana pelarutnya akan menguap terlebih
dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendah

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
 Kesimpulan Dari praktikum ini, dapat disimpulkan :
Minyak kemiri dapat dihasilkan dari proses ekstraksi dan destilasi.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. contoh ekstraksi padat cair yaitu ekstraksi
soxhletasi.Dari praktikum ekstraksi minyak kemiri dapat disimpulkan
bahwa praktikan dapat mengoperasikan peralatan ekstraksi, distilasi, dan
melakukan penentuan Asam Lemak Bebas dengan baik dan tepat. Selain
itu praktikan dapat mengetahaui langkah – langkah ekstraksi minyak
kemiri dengan baik sesuai prosedur yang telah diterapkan minyak kemiri
yang dihasilkan memiliki volume 40 mL, sedikit berbau n-heksana,
berwarna kuning jernih dan menghasilkan density 0,927 g/cm3 . Pada
praktikum penentuan Asam Lemak Bebas (ALB) / FFA yang pertama
menghasilkan kadar 1,3%, kedua 1,4% dan ketiga 1,4% dan rata – rata
ALB adalah 1,37 %. Penentuan ALB dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kualitas minyak,. Minyak menghasilkan 1,37% berarti
kualitas minyak sudah cukup baik

13
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/73299274-Percobaan-iv-a-judul-ekstraksi-minyak-kemiri-
secara-soxhletasi-b-tujuan-agar-mahasiswa-dapat-memahami-cara-penggunaan-
dan-prinsip-metode.html

https://www.scribd.com/doc/226664236/Ekstraksi-Minyak-Kemiri

https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/
Petroleum_ether&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

14

Anda mungkin juga menyukai