Anda di halaman 1dari 57

By. Samat, S.

Si

SMK TEKNIK KIMIA PALEMBANG


Grinding Dan Sizing
 Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel
bahan olahan dari bentuk besar/kasar di ubah menjadi
ukuran yang lebih kecil. Untuk itu yg namanya grinding
adalah proses pemecahan atau penggilingan. Sizing adalah
proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel
menjadi homogen.
 Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam
industri diantaranya proses penghancuran batu-batuan,
bijih, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan dll.
A.
Pemeriksaan Bahan Olahan
A. Pemeriksaan Bahan Olahan
 Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan olahan
yang dapat dilakukan dengan proses basah dan kering

Macam Karakteristik Bahan Olahan :


 Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang
digunakan istilah : tekstur lembut, tekstur sedang dan tekstur keras.
 Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan.

Kondisi bahan dilihat dari stuktur pembentuk (stuktur kristal) bahan.


 Tingkat kandungan serat dan golongan serat dalam bahan, kondisi ini
ditunjukan dengan golongan serat dalam bahan misalnya seratnya mudah
sobek, seratnya mudah patah/putus atau seratnya kenyal.
 Kadar cairan bahan
Proses pemecahan/penggilingan ada 4 cara yaitu:
 Potongan ( cutting ), bahan olahan di grinding dengan
menggunakan benda tajam.
 Pukulan ( impact ), bahan olahan di grinding dengan
menggunakan benda tumpul.
 Tekanan ( compression ), bahan olahan di grinding dgn
di tekan arah tegak lurus dr landasan.
 Gesekan ( attrition ), bahan olahan di grinding dgn di
gesek arah sejajar dr landasan.
B.
Pemeriksaan Kondisi Peralatan
Grinding dan Sizing
Berdasarkan bahan olahan, grinding di bagi menjadi 3
golongan yaitu :
 Pemecah kasar
 Pemecah menengah
 Penggiling
1. Pemecah kasar.

Pemecah kasar pada umumnya bahan olahan untuk di


pecah langsung dari alam mengambil langsung dari
alam.

Untuk pemecah kasar meliputi :


 Pemecah rahang / Jaw crusher.
 Pemecah kerucut / Cone crusher
a. Pemecah rahang / Jaw crusher.

 Alat pemecah rahang ini terutama dipakai untuk


memecah bahan olahan berupa bijih-bijih atau batu-
batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua rahang
besi atau baja.
 Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu
diam dan yang satunya bergerak maju mundur ( bolak-
balik ). Proses pemecahan bahan olahan dari pemecah
rahang ini berlangsung berkala dengan cara tekanan &
potongan.
Pemecah rahang mempunyai 2 sistem :
 “Sistem Blake” dgn ciri-ciri titik engsel di atas, bagian
bawah bergerak mundur maju.

Gbr. 1 Pemecah rahang sistem blake Animasi cara kerja pemecah


( The blake jaw crusher ) rahang sistem blake
 “Sistem Dodge” dgn ciri-ciri titik engsel di bawah,
bagian atas bergerak mundur maju.

Gbr. 2 Pemecah rahang sistem Dodge ( The dodge jaw crusher )


 Kebaikan pemecah menurut sistem Dodge ialah pada titik
engselnya terletak dibagian bawah. Pada waktu pemecahan
berlangsung lubang pembuang hanya sedikit terbuka
(seolah-olah tetap). Oleh karena itu hasil olahannya akan
lebih rata. Keburukannya ialah lubang pembuang itu
mudah tersumbat.
 Pemecah menurut sistem Blake paling banyak di pakai
karena tidak mempunyai keburukan seperti Dodge.
Keburukan sistem Blake hasil olahan kurang rata.
 Supaya mulut kedua rahang itu tidak mudah rusak,
biasanya dilapis dengan plat baja yg dikeraskan dan mudah
diganti. Pada bidang penekan dari plat baja itu di bentuk
rusuk-rusuk bergerigi untuk mempercepat proses
pemecahannya.
 Untuk mendapatkan usaha penekanan yg besar &
pergerakan yg teratur, dipasang roda penerus. Biasanya di
buata dari besi tuang pejal. Untuk mempercepat
membukanya kembali rahang bagian bawah digunakan
sebuah pegas sekrup.
 Yang mungkin terjadinya ialah bahwa selama alat pemecah
tersebut bekerja ada suatu bahan olahan yg keras dan
hampir tidak dapa dipecahkan masuk diantara kedua
rahang/mulut rahang sehingga mengakibatkan kerusakan-
kerusakan yg besar pada mesin ini. Maka untuk
memperkecil kerusakan-kerusakan itu, diusahakan supaya
bagian yg rusak itu harganya murah dan mudah di pasang.
Dalam pemecah rahang itu terdapatlah apa yg dinamakan
“Baut Pecah”. Pada baut ini akan terjadi gaya geser yg besar
bila ada benda yg besar masuk ke dalam mulut rahang dan
mengakibatkan patahnya baut pecah tersebut, sedangkan
pada bagian lain tidak akan terdapat kerusakan lagi.
Gbr pemecah rahang sebenarnya
Pemecah kerucut / Cone crusher
 Konstruksinya mempunyai sepasang kerucut yang satu
diam dan yang satunya berputar. Proses pemecahan bahan
olahan dari pemecah rahang ini berlangsung continue
dengan cara gesekan & potongan.
 Akan tetapi pada pemecah kerucut ini cara memecahnya
tidak berkala seperti pemecah rahang, melainkan terus-
menerus. Pada animasi di bawah ini memperlihatkan
proses pemecahannya.
Animasi cara kerja pemecah rahang / Cone crusher
 Pada waktu pemecah kerucut ini bekerja, ujung sumbu ata
kerucut berfungsi sebagai engsel, sedangkan ujung bagian
bawah berkeliling hingga gerakan kerucut berayun mengelilingi
bagian bawah dalam selubung yang tetap. Akibat ayunan
kerucut ini jark antara kerucut dengan selubung berubah-ubah.
Pada waktu ruang itu sedang mengecil terjadi pemecahab dan
pada waktu ruang membesar bahan olhan yang sudah di giling
akan turun. Pekerjaan ini berlangsung sepanjang keliling
kerucut dan terus-menerus.
 Konstruksi sebuah pemecah kerucut yang diputarkan dengan
perantaraan sebuah rod sabuk dengan roda gigi konis (roda gigi
tirus). Dalam pesawat ini sumbu utam bagian bawah
dimasukkan kedalam uatu tabung eksenterik. Bila tabung
tersebut di putar makanya sumbunya akan berayun.
 Kadang-kadang bidang penekan kerucut dan tabung kerucut
membentuk rusuk-rusuk dan bias diganti bilamana sudah tipis
atau aus.
2. Pemecah menengah

Pemecah menengah pada umumnya bahan olahan


untuk di pecah berasal dr hasil olahan pemecah kasar.

Untuk pemecah menengah meliputi :


 Pemecah putar
 Pemecah keping
 Pemecah palu
a. Pemecah putar
 Cara pengerjaan pemecahan pd pemecah putar berdasarkan
tekanan dan gesekan. Bahan olahan dilewatkan diantara dua
buah roda yg berputar dgn arah yg berlawanan. Biasanya
pemasangan salah satu dari kedua roda itu tetap, sedangkan
yg satun yalagi dpt bergerak maju mundur karena ditahan oleh
pegas sekerup baja.
 Bila kecepatan putar kedua roda itu sama, maka bahan olahan
hanya dilinyak atau dipecahkan. Sedangkan bila kecepatan putar
kedua roda itu tdk sama, bahan olahan selain dipecahkan juga
dipuntir. Penggunaan pegas ulir ialah untuk menjaga supaya
roda putar dpt kembali, bilamana sewaktu-waktu mundur atau
merenggang dari roda putar yg lain. Hal ini dpt terjadi bilamana
ada bahan olahan yg keras dan tdk dpt dipecahkan masuk
diantara kedua roda putar. Sehingga tdk terjadi kerusakan pd
bagian-bagian mesin pemecah tsb.
 Roda putar biasanya dibuat dari besi tuang yg
dikeraskan atau keliling dari roda itu dilapisa dgn ban
baja yg dikeraskan.Bila ini sudah tipis atau rusak ban
dpt ditukar atau diganti.
 Gambar di bawah ini, menunjukkan sebuah pemecah
putar yg hanya terdiri dari dua roda putar. Biasanya
pemecahan dari mesin semacam ini tdk dpt mencapai
hasil yg diinginkan bila penggilingan hanya satu
kali,sehingga pemecahan dikerjakan berkali-kali.
Gbr pemecah putar
Gbr. Pemecah putar bertingkat dua
Gbr. Dan Animasi Pemecah putar
 Untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan
pemecahan, mesin pemecah ini kemudian dibuat mesin
pemecah putar yg bertingkat. Yaitu terdiri dari beberapa
roda putar dan jarak antara roda-roda putar itu tdk sama
(makin kecil ),hingga hasil akhir dari pemecah semacam
ini dpt mencapai besar butir yg diinginkan. Pemecahan
putar semacam ini sering kali dipakai untuk memecah
hasil dari pemecah kasar.

Gbr salah satu pemecah putar


sebenarnya ( Roll crusher )
b. Pemecah keping
 Pemecah keping dilengkapi dgn plat-plat keping bulat atau disebut juga
cakram yg dpt berputar dgn perantaraan sumbu (as). Letak sumbu
biasanya horizontal atau vertical. Mesin pemecah semacam ini ada yg
bekerja bertingkat satu dan ada yg bekerja bertingkat lebih dari satu.
Mesin bertingkat satu dilengkapi dgn dua buah cakram. Cakram yg satu
diputarkan dgn sumbu dan yg satu lagi tinggal diam(tdk berputar). Letak
kedua cakram ini berhadapan satu sama lain(berpasangan).
 Mesin yg bertingkat lebih dari satu mempunyai beberapa pasang cakram
(keping). Cara bekerjanya adalah sbg berikut: Bahan olahan masuk dari
pasangan keping kesatu kemudian diteruskan ke pasangan keping kedua
dan seterusnya sehingga hasil akhir mencapai ukuran butir-butir yg
diinginkan.
 Kedua keping itu dpt mengatur jarak sendiri. Jadi bila ada bahan olahan yg
keras dan tak dpt dipecahkan masuk diantara kedua keping itu atau salah
satu pasangan dari keping, maka keping satu akan mundur sehingga jarak
antara pasangan keping itu akan melebar. Bilamana bahan olahan yg keras
tadi lewat, maka jarak keping-keping itu akan kembali spt semula. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kerusakan-keping diameter 6 – 14 inch
Gbr Pemecah keping 1
Gbr. Pemecah Keping 2
d. Pemecah palu
 Cara kerja pemecah palu ini berdasarkan pukulan. Tangkai palu-
palu ini ditempatkan berengsel pada leher poros. Bila poros itu
berputar maka palu-palu akan membanting dan letaknya hampir
tegak lurus terhadap sumbu (akibat gaya sentrifugal dari poros).
Palu-palu akan memukul bahan giling yang ditahan oleh pelat-
pelat pemecah. Bahan giling akan dipukul berkali-kali sampai
menjadi kecil.dibagian bawah pemecah ditempatkan kisi-kisi yang
merupakan ayakan dan bahan giling yang sudah kecil akan jatuh
melalui kisi-kisi tersebut. Kemungkinan bahwa kisi-kisi
tersumbat. Untuk mencegahnya pada waktu mesin sedang tidak
menggiling (berhenti) pelat pemecaha dapat dibuka kemudian kisi
dapat dibersihkan.
 Kebaikan alat pemecah ini ialah ukuran butir hasil gilingannya
rata. Pesawat semacam ini banyak dipakai untuk memecah arang
batu, rumah tiram, pupuk buatan dan sebagainya.
Gbr dan Animasi pemecah palu
c. Desintegrator / Dismembrator
 Alat ini disebut disintegrator karena alat dapat mendesintegrasi/
merobek bahan-bahan berserat yang tidak terlalu keras.
 Desintegrator mempunyai dua keping tersebut dipasang pisau atau pasak
tumpul dalam lingkaran yang sepusat dan bergerak berlawananan
sehingga masing-masing pisau bergerak dan bergesekan.
 Prinsip: pukulan dan robekan/ gesekkan(dengan gaya sentrifugal)
 Cara kerja: bahan masuk diantara dua rangkaian keping pisau/ pasak
tumpul dalam lingkaran yang sepusat dan bergerak berlawanan sehingga
masing-masing pisau bergerak dan bergesekkan merobek bahan.
 Kelebihan: kerjanya kontinyu, cepat, jaraknya bisa diatur
 Kekurangan: hasilnya tidak rata, jika ada bahan keras masuk alat harus
diberhentikan
 Ada juga desintegrator yang salah satu kepingnya diam tidak bergerak,
sedang yang satu lagi tetap berputar. Desintegrator jenis ini disebut
dismembrator.
 Desintegrator dan dismembrator banyak digunakan untuk
memperkecil bahan yang agak lunak dan mudah hancur
seperti kopra, lapuk tumbuhan, batu bara, batu kapur dan
bahan-bahan yang berserat.

 Ketentuan pada mesin desintegrator:

Garis tengah Jumlah Kec. Putar tiap Kapasitas(kg/ja


lingkaran lingkaran yang menit m)
berpasak yang berpasak
terluar
45 4 2000 1500
75 4 1250 3000
105 6 750 6000
120 6 550 8000
Gbr Dismembrator
Gbr Desintegrator
3. Penggiling
a. Penggiling Fuller
 Dalam penggiling pusingan ini sebuah peluru atau lebih
yang bergerak bebas dalam rumah-rumah atau lintasan
giling akan bergerak berkeliling dalam sebuah lintasan
akibat pergerakan dari tangan-tangan yang diputarkan
oleh suatu sumbu. Bila tangan-tangan ini berputar
semakin cepat, maka semakin besar pula gaya sentrifugal
yang terjadi pada peluru terhadap lintasan gilingnya.
Biasanya hasil giling dari penggiling semacam ini sangat
halus, sehingga pengeluaran hasil gilingnya ditiup oleh
udara dari lintasan giling dan ditangkap oleh sebuah
penampung. Penggiling ini sering dipakai untuk
membuat arang bubuk dan semen.
b. Penggiling Raymond

 Pada penggiling Raymond terdapat tiga sampai enam buah sumbu yang
digantungkan berengsel pada tangan-tangan. Pada ujung-ujung sumbu itu
dipasang roda-roda penggiling. Bila poros utama berputar, maka tangan akam
membawa tanga-tangan yang menggantung itu akan berputar berkeliling.
Roda-roda penggiling akan menekan pada cincin penggiling atau lintasan
giling hingga bahan giling akan digilas sampai halus.

 Pemasukan bahan giling diatur dengan menggunakan sebuah roda sudu yang
berputar dengan kecepatan yang tetap.

 Dibagian bawah roda penggiling dipasang sudu-sudu atau kipas-kipas angin


yang turut berputar bila sumbu utama berputar. Sudu-sudu ini akan
menghembus keatas hingga bahan giling yang sudah halus akan tertiup dan
ditangkap, kemudian dipisahkan oleh sebuah pemisah zat yang disebut
pesawat topan.
 Sebagai pengganti sudu-sudu atau kipas angin, kadang-
kadang dipakai juga sebuah baling-baling. Penggunaan
baling-baling ini selain untuk meniup bahan giling yang
sudah halus, juga untuk menjaga bilamana ada bahan
giling yang jatuh ke bawah ruang giling. Oleh sebab itu
bahan giling itu akan kembali diantara roda penggiling
dan lintasan giling.

 Penggiling Raymond sering dipakai untuk menggiling


fosfat, batu kapur, arang bubuk, dan sebagainya pada
mesin dengan ukuran sedang, kapasitas giling sampai
kira-kira 5000 kg arang batu tiap jam dengan ukuran
butir yang dihasilkan kira-kira 0,07 mm.
Gbr. Penggiling Raymond
c. Penggiling Peluru
 Penggiling peluru terdiri dari sebuah tromol yang pada bagian
dalamnya diisi peluru-peluru yang dibuat dari baja atau batu. Peluru-
peluru itu berada diatas tembereng-tembereng yang disusun pada
keliling dagian dalam teromol. Tembereng-tembereng ini mempunyai
lubang-lubang sedangkan diluar dari keliling tembereng ini dipasang
pula sebuah teromol yang merupakan ayakan.
 Cara kerja dari penggiling peluru ini adalah sebagai berikut. Bila
teromol penggiling berputar, tembereng-tembereng dan ayakannya
akan ikut berputar bersama-sama menurut sumbu mendatar. Bahan
giling dimasukkan dari bagian atas sehingga bercampur dengan peluru-
peluru. Bahan giling yang sudah halus akan keluar dari lubang yang
pengeluaran setelah melewati tembereng-tembereng dan ayakan yang
berbentuk teromol.
 Bentuk hasil giling dari penggiling peluru ini tidak pernah bersudut
tapi berbentuk bola, yang kadang-kadang sangat penting bagi suatu
industri. Penggilingan peluru ini dapat berjalan terus-menerus.
 Pada mesin sedang bekerja, peluru-peluru ini tidak boleh jatuh diatas
ayakan, karena dapat mengakibatkan ayakan menjadi cepat rusak.
 Kadang-kadang pengeluaran hasil giling yang sudah halus pada
mesin ini bersama-sama dengan air yang diisikan kedalam
teromol penggiling. Pengerjaan secara demikian ini disebut
penggilingan basah.
 Sebuah peluru penggiling yang teromolnya sangat panjang
(kalau dibandingkan dengan garis tengahnya) disebut pipa
penggiling.
 Karena bahan giling yang dimasukkan atau dikerjakan dalam
sebuah pipa penggiling harus menjalani seluruh panjang dari
teromol itu, maka hasil giling akan sangat halus karena lebih
lam menjalani proses penggilingan bila dibandingkan dengan
hasil dari penggiling peluru biasa (yang teromolnya lebih
pendek). Sebuah pipa penggiling dapat dipakai untuk
penggilingan kering ataupun penggilingan basah.
 Penggiling peluru biasanya dipakai untuk
menggiling tanah liat, tepung Thomas, tulang,
arang kayu, bahan cat, pelapis kaca, email, kwarsa,
dan sebagainya. Ukuran butir bahan giling
diantara 20-50 mm, dan ukuran butir hasil giling
kira-kira 0,25 mm.
 Ketentuan-ketentuan penggilingan basah untuk
menggiling peluru dan pipa penggiling tercantum
dalam daftar dibawah ini.
Ketentuan penggilingan basah untuk penggiling peluru.

 Daftar 3.1
Garis tengah Panjang Kecepatan Kapasitas
teromol (cm) teromol (cm) (putar/menit) menggiling
(ton/jam)
250500 200250 2525 3060

Ketentuan Pipa Penggiling untuk Glingan Basah.


 Daftar 3.2
Garis tengah Panjang Kecepatan Kapasitas Jumlah berat
teromol (cm) teromol (cm) (putaran/me (ton/jam) peluru-
nit) peluru (kg)
100125
Animasi Penggiling Peluru
Gbr. Salah satu penggiling peluru sebenarnya
d. Penggiling Buhrstone
 Penggiling buhrstone terdiri dari dua buah penggiling yang
tersusun bertingkat. Pada waktu mesin bekerja, salah satu dari
batu tersebut berputar atau yang disebut dengan batu jalan,
sedangkan batu yang tidak berputar disebut batu baring.
 Batu giling yang berputar bisa batu bagian atas, dengan batu
giling bawah yang diam atau bisa juga sebaliknya. letak dari dua
batu giling tersebut tidak saling menekan, melainkan mempunyai
jarak yang mudah diatur sesuai dengan kebutuhan.
 Batu giling bagian atas bisa dinaik-turunkan dengan cara
mengatur bautnya, sedangkan batu giling bagian bawah dapat
diturun-naikkan dengan cara pengaturan roda tangan.
 Batu giling bagian atas dan bagian bawah mempunyai alur-alur
yang berlawanan, sehingga bila batu giling berhadapan akan
membentuk sudut lancip yang berupa tepi alur tajam yang
membantu memotong bahan giling dan menggeser bahan kearah
keliling bidang giling.
Cara kerja :
 Bahan giling masuk dari bagian atas dan masuk ke
bagian ruang tengah penggiling. batu giling bawah
berputar menggiling bahan dan hasil gilingan keluar
dari bagian bawah dengan ukuran bulir 0,07 mm.
 Penggiling buhrstone dapat bekerja terus menerus dan
banyak dipakai untuk menggiling rempah-rempah,
pigmen, dll.

Gbr. Animasi cara kerja


penggiling burhstone
e. Penggiling Ultra
 Bahan olahan, masuk dari atas ke dalam ruang
penggilingan, ini dicapai dengan menggunakan udara
terkompresi, ditiup dalam melalui titik injeksi
berpusat. Proses penggilingan dicapai dengan dampak
dan penggilingan partikel satu sama lain.
Pengelompokan terpadu memilih partikel dari ukuran
yang dibutuhkan dan mengembalikan ukuran partikel
yang tidak diinginkan kembali ke proses penggilingan
sampai ukuran yang dibutuhkan tercapai.
Gbr. Penggiling Ultra
Gbr. Micronizer
C. Pengoperasian Peralatan Grinding dan Sizing
 Sesudah di tentukan persiapan bahan yang akan di olah sesuai dengan karakteristik
alat dan produk yang diharapkan maka masuk pada proses operasional peralatan
grinding dan sizing.
 Berikut ini contoh Standard Operasional prosedur untuk penggunaan Alat Hammer
Mill :

1. Hammer mill harus ditangani minimal dua orang dan harus menggunakan pelindung
mata dan telinga sebaiknya juga menggunakan masker pelindung dari debu. Operator
harus melapor kpd pimpinan jika akan menggunakan hammer mill.

2. Sebelum digunakan, periksa oli dan pendingin pada motor diesel, periksa secara
visual semua bagian tetap terikat kuat pada kerangka dan sabuk juga kencang/tegang.

3. Bawa peralatan jauh dari saluran udara masuk. Mengatur kastor dengan chocks roda.
Ingat bahwa mill akan bergerak sedikit pada kastor ketika dijalankan.

4. Ikat kantong penampung ke tabung output dan tutuplah bagian input atas dengan
tas lain untuk meminimalkan kerugian dari bahan yang halus. Gunakan tas pakan jala
anyaman sebagai tas penampung.
5. Hubungkan Listrik dan jalankan motor. Throttle harus tetap dalam
posisi ½ terbuka.

6. Lepaskan baterai ketika peralatan bergerak dan pastikan kabel baterai


tidak rusak.

7. Dengan hati-hati masukkan umpan ukuran tangan penuh bahan ke


dalam hopper. Semua bahan harus kering, bahan yang lembab akan
menyumbat penyaring.

8. Jauhkan jari dan lengan jauh dari hopper.

9. Memasukkan umpan hanya pada kecepatan yg alat dapat memproses


material.

10. Jika mesin tampaknya tidak dapat beroperasi seperti biasanya,


matikan mesin dan laporkan masalah itu kepada pemimpin proyek.
11. Seorang pekerja harus memonitor isi dari tas penampung bahwa
material tertampung ke dalamnya. Ketika mengetahui bahwa tas akan
penuh dengan material, Dia harus memberitahu operator yang
memasukkan umpan untuk berhenti. Operator di saluran output segera
mengganti tas yang penuh dan mengganti dg mengikat tas baru, lalu
menginformasikan operator lain bahwa dia dapat melanjutkan memberi
umpan. Saat mengganti tas, cobalah untuk menjaga hilangnya bahan
halus seminimum mungkin.

12. Setelah menyelesaikan sesi pekerjaan, matikan motor, membersihkan


tempat kerja, mendinginkan motor dan membawa roll mill kembali ke
lokasi penyimpanan.

13. Masukkan lama penggunaan pada kertas log peralatan.

14. Olesi semua alat kelengkapan dengan pelumas, periksa tingkat


elektrolit baterai, mengisi ulang baterai dengan pengisi daya menetes,
dan menerapkan dressing sabuk sesuai kebutuhan.
D. Pengendalian Pengoperasian Peralatan Grinding dan Sizing
 Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menggunakan Rolling Mill adalah sebagai
berikut.

1. Deskripsi Proses Umum, Peralatan ini harus digunakan dengan adanya 2 orang
keduanya harus sudah dilatih dengan baik pada bagian tertentu dari peralatan. Peralatan
ini mengurangi ketebalan spesimen logam dengan melewatkan spesimen di antara dua
gulungan; tekanan diterapkan pada spesimen, sehingga mengurangi ketebalannya.
Semua pekerjaan yang diuraikan dalam SOP ini harus dijalankan.

2. Bahaya Rolling Mill / Kelas Bahaya Risiko utama dari peralatan ini adalah daerah
penjepit diantara gulungan.

3. Alat Pelindung Diri (APD), Peralatan ini HARUS digunakan oleh 2 orang yang telah
terlatih untuk menggunakan Rolling Mill. Sebelum menggunakan rolling mill, pastikan
bahwa Anda setidaknya telah memenuhi persyaratan pelindung sebagai berikut: (a)
Perisai wajah, (b) Closed-toe sepatu dengan kaus kaki, (c) Celana panjang (tidak ada
celana pendek!), (d) Jas lab., (e) Tidak ada bagian yg lepas dari pakaian, kemeja lengan
panjang harus digulung, (f) Rambut panjang harus diikat ke belakang, (g) Dorong Bar,
dan TongSebelum melanjutkan, Anda harus telah membaca dan akrab dengan cara
pengoperasian yang aman dari Rolling Mill.
 4. Rekayasa / Ventilasi Kontrol, Tidak berlaku untuk
peralatan ini.

 5. Prosedur Penanganan Khusus dan Persyaratan


Penyimpanan, Pastikan saat memasukkan spesimen ke
dalam rol, Anda menggunakan bar push (yang harus 50%
lebih tebal dari spesimen yang digulung) dan Tidak dengan
Tangan Anda. Ketika mengambil spesimen dari rol
gunakan penjepit dan Tidak dengan Tangan Anda.
KESELAMATAN KERJA
 (1) Proses grinding menghasilkan debu yang
beterbangan, praktikan harus menggunakan alat
pelindung diri berupa masker debu dan kacamata.
 (2) Mesin grinding pada saat dioperasikan mengalami
pergerakan mekanik, saat dioperasikan tidak boleh
dipegang/disentuh kecuali setelah peralatan tersebut
benar-benar berhenti.
TUGAS
1. Identifikasi peralatan grinding dan sizing di industry
di sekitar rumah anda.
2. Sebutkan karakter bahan input dan output pada
proses grinding di industri cat.
3. Deskripsikan prosedur operasional Hammer Mill
dengan bahasamu sendiri.
4. Deskripsikan dengan kata-katamu sendiri cara
menggunakan Rolling Mill.
 Soal-soal grinding & sizing

 jelaskan apa yang dimaksud dengan grinding!
 jelaskan perbedaan pemecah rahang sistem blake dan sistem dodge? serta sebutkan kelebihan dan kekurangannya!
 mengapa pada pemecah rahang, rahang geraknya bisa bergerak maju mundur?
 jelaskan fungsi dari baut pecah pada pemecah rahang!
 mengapa pada pemecah rahang digolongkan pemecah kasar?
 jelaskan cara kerja pemecah putar!
 pada pemecah putar proses pemecahannya dengan cara apa?jelaskan!
 jelaskan fungsi roda gigi konis / tirus!
 sebutkan kelemahan dan kelebihan dari pemecah putar!
 mengapa pada pemecah putar kecepatan putar ke dua roda sama dan berputar secara berlawanan?
 jelaskan cara kerja pemecah keping!
 pada pemecah keping, proses pemecahannya dengan cara apa? Jelaskan!
 sebutkan kelebihan pada pemecah keping!
 berdasarkan proses pemecahannya ada 4 cara pada grinding.sebutkan masing-masing!
 berdasarkan bahan pecah atau bahan olahan grinding dibagi menjadi tiga golongan. Sebutkan masing-masing!
 apa fungsi dari roda gigi?
 sebutkan jenis pemecah kasar!
 sebutkan jenis pemecah menengah!
 sebutkan jenis-jenis penggiling!
 bagaimana sistem kerja pada pemecah rahang?
 bagaimana rangkaian bentuk dari desintegrator?
 apa saja jenis dari penggiling?
 jelaskan cara kerja penggiling fuller!
 apa fungsi dari roda gigi konis?
 apa kelebihan dan kekurangan dari penggiling fuller?
 bagaimana bentuk dari penggiling burstone?
 sebutkan cara-cara membersihkan alat!
 Jelaskan cara kerja pemecah kerucut?
 REFERENSI
Austin, GT, 1984, Shreve’s Chemical Process Industries 4th edition,
McGrawHill Book Co.
Cobe Mc and Smith, 1956. Unit Operation of Chemical Engineering,
Inc. Toronto, London, New York.
Darsam 1970, Pembuatan tahu rakyat di daerah Banyumas, Skripsi
Tk.vSarjana Fak. Pertanian Unsoed, Purwokereto.
Praktek Alat dan Mesin Pengolahan Hasil Pertanian, Dikmenjur-
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1979.
Erwan S.,Wisnuwati, 2010, Bahan Ajar Mengoperasikan Peralatan
Absorbsi dan Adsorbsi, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependiodikan Pertanian, Dirjen PMPTK.
Wisnuwati, Sahirman, Santa, Dian Nurdiani, Anan Herliani, 2011,
Bahan ajar Bidang Kimia Industri, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan Pertanian, Dirjen
PMPTK
 Sumber referensi : profmachinery.com, crusher.co.za
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai