Anda di halaman 1dari 2

Fatty amine adalah suatu senyawa yang mempunyai suatu gugus yang mengandung nitrogen yang

terikat pada gugus karbonil rantai panjang dari asam lemak karena senyawa ini disintesis dari reaksi
asam lemak dengan amonia. Senyawa ini pada umumnya memiliki titik lebur tinggi, kestabilan yang
baik dan yang paling menarik adalah memiliki kelarutan yang rendah dalam berbagai jenis pelarut

1. Inhibitor Korosi
Inhibitor korosi komersial adalah inhibitor korosi organik yang telah digunakan berbagai
macam industri untuk melindungi peralatan produksi dari kerugian yang ditimbulkan karena
korosi. Inhibitor korosi komersial terdiri dari salah satu sulfaktan, yaitu fatty acid, amines, fatty
amines atau diamines, fatty amido-amines atau imidazolines dan quaternary amines. Surfaktan
ini akan teradsorpsi pada permukaan baja yang akan dilindungi dan membentuk lapisan tipis
pada permukaan baja. Sehingga akan menghambat korosi yang akan terjadi. (Durnie, 2001).
Pada lingkungan eksplorasi minyak dan gas bumi, banyak dipengaruhi oleh fluida yang korosif,
seperti CO2 dan H2S, dan kecepatan alir yang ada pada pipa penyalur hasil produksi. Gas CO2
adalah salah satu gas yang terkandung dalam gas alam akan mengakibatkan korosi pada
material logam pipa yang digunakan untuk menyalurkan hasil produksi. Gas CO2 akan
menyebabkan korosi pada material pipa apabila berinteraksi dengan fase liquid maupun air
yang terkandung pada gas alam tersebut. Sehingga, dengan larutnya CO2 tersebut,
menyebabkan lingkungan menjadi korosif atau disebut sweet environtment. Produk korosi yang
dihasilkan berupa FeCO3 yang mengendap di permukaan (Octoviawan, 2012).
Inhibitor korosi dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah
sedikit kedalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam.
Biasanya proses korosi logam berlangsung secara elektrokimia yang terjadi secara simultan
pada daerah anoda dan katoda. Inhibitor biasanya ditambahkan dalam jumlah sedikit secara
periodik maupun pada selang waktu tertentu. Inhibitor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
inhibitor organik dan inhibitor anorganik. Penggunaan dari bahan alam (organik) lebih dipilih
karena bersifat aman, mudah didapat, bersifat dapat didaur ulang, murah dan menghasilkan
efisiensi yang tinggi dalam mengurangi laju korosi (Paksi, 2013). Inhibitor korosi, telah banyak
digunakan secara luas untuk mengurangi korosi yang terjadi pada internal pipa. Efisiensi
inhibitor bergantung pada kemampuannya untuk bereaksi dengan elektrolit maupun
pembentukan lapisan tipis yang akan melindungi logam dari korosi. (Rihan, 2010).

2. Aditif lubrikan
Amida dan amina asam lemak sangat luas penggunaannya, amida asam lemak pada industri
oleokimia digunakan secara luas sebagai slip agent, maupun sebagai pelumas pada pemutusan
resin seperti PVC, Polistirena, Polyolefin, Polivinil asetat, maupun Fenolat. Sebagai slip agent
dan pelumas pada bahan resin dapat digunakan amida primer maupun metil – cis – amida serta
amida sekunder.
Amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas pada proses pembuatan resin, maka
amida tersebut baik digunakan sebagai bahan pelumas internal maupun eksternal. Pada
penggunaan sebagai pelumas eksternal, amida berperan untuk mempengaruhi polimer yang
melebur agar telepas dari permukaan logam wadah pengolahan resin. Sedangkan sebagai bahan
pelumas internal, amida tersebut berperan mengurangi gaya kohesi dari polimer serta
meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahan.

3. Surfaktan
Senyawa amida asam lemak memiliki sifat gabungan antara rantai hidrokarbon berantai
panjang yang bersifat nonpolar. Di samping itu di ujung rantai panjang ini memiliki gugus
amida (-CONH2 ) yang sangat polar. Dengan demikian keseimbangan hidrofil dan liofil
sebagai surfaktan diharapkan sangat sesuai pada senyawa amida (Barus, T., 1996). Itulah
sebabnya mengapa senyawa amida ini banyak digunakan sebagai surfaktan baik pada
pembuatan garmen, kertas, plastik, karet dan pada pembuatan emulsi dan busa organik.
Penggunaan amida asam lemak sebagai bahan surfaktan tergantung kepada polaritas
antara dua gugus pada antar muka. Bila bahan padat dengan padat, maka penggunaan
amida asam lemak sebagai surfaktan pada antar muka agar kedua fase itu membentuk
dispersi maka surfaktan berperan sebagai pelumas dan pelembut. Pada pembuatan plastik
pembungkus seperti polietilen maka peranan amida asam lemak dalam hal ini adalah sebagai
pelumas agar plastik pembungkus itu tidak mudah bocor ataupun pecah akibat adanya regangan
ataupun pemanasan. Sebaliknya pada fase yang terdiri dari padat dan cair, maka peranan amida
asam lemak adalah untuk pencegah korosi. Pada fase padat dan gas, peranannya adalah sebagai
antistatik, sebaliknya pada fase cair dan padat, maka peranan amida asam lemak ini sebagai
bahan pembasah, sedangkan pada fase cair lebih banyak peranan amida asam lemak ini sebagai
penstabil busa dan bahan pengemulsi.

Anda mungkin juga menyukai