Disusun Oleh:
1. Inggar Ganes Mutia (19734018)
2. Iyappateya Gelegar D.S (19734019)
3. M. Reihan (19734020)
4. Marisa Ulfa (19734021)
5. Meita Afifah (19734022)
6. M. Adib Kalyubi (19734023)
7. M. Arkan Ramadhan F (19734024)
8. Naufal Rafif Marfekuen (19734025)
2.1 Polimer
Polimer adalah zat yang mempunyai massa molekul tinggi (10 3 - 107) dan
biasanya mempunyai unit struktur berulang (monomer) dengan ikatan kovalen hingga
terbentuk molekul besar (polimer).
Polimer juga merupakan salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metallic
material) yang penting. Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan sebagai bahan
substitusi untuk logam terutama karena sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi dan
kimia, dan murah, khususnya untuk aplikasi-aplikasi pada temperature rendah. Hal
lain yang banyak menjadi pertimbangan adalah daya hantar listrik dan panas yang
rendah, kemampuan untuk meredam kebisingan, warna dan tingkat transparansi yang
bervariasi, kesesuaian desain dan manufaktur.
2.2 Resin
Resin adalah setiap golongan padat, semi padat atau cairan organik umumnya
produk asal alam atau sintetik dengan berat molekul tinggi dan tanpa titik leleh.
Fungsi utama dari resin adalah untuk mentransfer stres antara serat penguat, bertindak
sebagai lem untuk menahan serat bersama-sama, dan melindungi serat dari kerusakan
mekanik dan lingkungan. Selain itu, resin adalah senyawa alami atau sintetis yang
dimulai dalam keadaan sangat kental dan mengeras dengan pengobatan. Biasanya,
resin larut dalam alkohol, tetapi tidak dalam air (Ishak, 2012).
Resin adalah suatu bentuk material yang masih dapat diproses menjadi bentuk
akhir suatu produk. Resin diklasifikasikan menjadi dua yaitu resin alam dan resin
sintetis. Resin alam adalah senyawa karbon yang mengandung oksigen dan nitrogen,
secara umum resin alam adalah berupa cairan kental yang lengket atau memiliki sifat
cair. Resin ini akan mengeras perlahan-lahan bila terkena udara terbuka, berwarna
agak kuning dan tidak larut dalam air, tetapi larut habis dalam CS 2 dan beberapa
pelarut seperti benzena, alkohol, dan eter.
Resin sintetis dikembangkan oleh Leo Hemdrik Bakeland pada tahun 1909.
Materialnya dibuat dari phenol dan formaldehid. Ternyata dari pengembangan ini
diketahui bahwa resin sintetis mempunyai kesamaan dengan resin alam.
Resin berguna sebagai perekat butiran-butiran sehingga menjadi bentuk
tertentu yang diinginkan. Resin akan bekerja sebagai perekat secara cepat bila kerja
resin dibantu oleh katalis. Kerja resin lebih sempurna lagi atau
proses hardening sempurna, bila ada accelerator atau panas (Santi, 2009).
3.1.2 Bahan
Formaldehid, urea, NaOH, Sodium Carbonate, dan kertas pH indikator.
t Viskositas Densitas pH
0 2,26 1,158 13,5
5 2,15 1,1424 14
10 1,89 1,144 14
15 1,94 1,1176 14
20 1,84 1,132 14
25 1,86 1,139 14
30 1,79 1,142 14
35 1,85 1,140 14
40 1,86 1,147 14
t = 0 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,158 g/ml
Viskositas =
= 2,26 mm2/s
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,1424 g/ml
Viskositas =
= 2,15 mm2/s
t = 10 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,144 g/ml
Viskositas =
= 1,89 mm2/s
t = 15 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,1176 g/ml
Viskositas =
= 1,94 mm2/s
t = 20 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,132 g/ml
Viskositas =
= 1,84 mm2/s
t = 25 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,139 g/ml
Viskositas =
= 1,86 mm2/s
t = 30 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,142 g/ml
Viskositas =
= 1,79 mm2/s
t = 35 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,140 g/ml
Viskositas =
= 1,85 mm2/s
t = 40 menit
V = 25,00 gr
Densitas =
= 1,147 g/ml
Viskositas =
= 1,86 mm2/s
4.2. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan faktor-
faktor yang mempengaruhi reaksi Urea-Formaldehid antara lain katalis, temperature
dan waktu reaksi, semakin lama waktu pemanasan semakin Tinggi Nilai Densitas dan
viskositas. Namun hasil praktikum terjadi permasalahan dalam mencari nilai
viskositas dan densitas dikarenakan alat yang digunakan eror sehingga data yang
didapat tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Christjanson, Peep, Tonis Pehk dan Kadri Siimer. 2006. Structure Formation in Urea
Formaldehyde Resin Synthesis. Proc. Estonian Acad. Sci. Chem, 55, 4, 212-
225.
Putri, Anditania Sari Dwi dan Nurul Sarah. 2011. Resin Urea-Formaldehid dan Resin
Fenol-Formaldehid. Jurusan D-3 Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung :
Bandung.
Qiaojia, Lin, Yang, Guidi, Liu Jinghong, dan Rao, Jiuping, 2006. Property of Nano-
SiO2/ Urea Formaldehyde Resin. Front For China Journal. Vol 2. Pg 230-237.
Santi, Sintha Soraya. 2009. Pengaruh Katalis pada Pembuatan Marmer Sintetis dari
Limbah Marmer. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 9. No. 2.
Santoso, Adi dan Sutigno, Paribotro. 2010. Pengaruh Tepung Gaplek Dan Dekstrin
Sebagai Ekstender Perekat Urea Formaldehida Terhadap Keteguhan Rekat
Kayu Lapis Kapur. Puslitbang Teknologi Hasil Hutan.
Osemeahon, S.A dan Barminas J.T. 2007. Study of Some Physical Properties of Urea
Formaldehyde and Urea Proparaldehyde Copolymer Composite for Emulsion
Paint Formulation. International Journal of Physical Sciences. Vol.2 (7) p: 169-
177.
Lampiran