Anda di halaman 1dari 8

RESIN TERMOSET

Ada resin fenol .resin urea dan resin melamin yang dihasilkan dari kondensi formalin pada
pemanasan dan resin epoksi dihasilkan dari polimersasi adisi pada pemanasan dengan adanya katalis
amino.
1. RESIN FENOL
Fenol – fenol seperti fenol, kresol, klisenol, dsb. Dikondisikan dengan formadehida
untuk menghasilakn resin termoset. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.22 bila suatu asam
digunakan sebagai katalis pada reaksi fenol dan foraldehida, akan dihasilkan suatu novolak
termoplastik yang larut dalam alkohol dan aseton.
1) Pencentakan
Di bawah ini diberikan contoh proses dua tahap. Novolak dicampur dengan
heksametilentetramin 10-15%, terhadap 50 bagian campuran ini ditambahkan 50
bagian bubuk kayu, 0,5-1,2 bagian magnesia dan pelarut maupun zat pewarna,
dicampur dengan baik dan dirol panas pada 120˚c-130˚c kemudian dihancurkan untuk
membuat bubuk cetakan. Rol yang dipanaskan sebagian besar akan memberikan
pengaruh pada sifat-sifat, produknya. Di lain pihak, resol digunakan dalam bentuk
larutan alkohol 30%-50% (pernis), sedangkan untuk barang cetakan, bubuk kayu
secukupnya di jenuhkan dalam pernis (kira-kira 50%). Di keringkan dan dibubukan
untuk

Digunakan sebagai bahan mentah. Diperlukan waktu dan energi untuk pengeringan,
karena itu dalam kebanyakan hal, ini dilakukan menurut proses 2 tahap
2) Sifat-sifat
Sifat produk akhir berbeda terutama karena rumusan bahan mentahnya, jenis
dan banyaknya katalis, pengisi, dan pemilihan medium dalam hal resin fenol.
Keuntunganya adalah sebagai berikut:
a) Mudah dibentuk dan menguntungkan dalam kestabilan dimensi
b) Unggul dalam sifat isolasi listrik
c) Relatif tahan panas dan padam sendiri.
d) Unggul dalam ketahanan asam
Kerugiannya sebagai berikut:
a) Kurang tahan terhadap alkali.
b) Aslinya agak berwarna, jadi tak bebas dalam pewarnaan
c) Jelek ketahanan busur listriknya.

3) Penggunaan
Bentuk yang cukup rumit dapat dicetak. Digunakan untuk komponen dalam
bidang listrik dan komunikasi. Tabel 3.46 menunjukkan jenis, karakteristik dan
penggunaan.

2. RESIN UREA-FORMALDEHID (RESIN UREA)


Ini adlah resin termoset terdapat lewat reaksi urea dan formalin, dimana urea dan
formaldehid (37% formalin) bereaksi dalam alkali netral dan lunak. Untuk resin cetakan, ditambah
97-160g formalin 37% (1,2-2,0 mol sebgai formaldehid paa 60g 1 mol urea, dan pH diatur sampai
7-8,5dengan air amonia, larutan natrium hidroksida dalam air, treitanolamin, tersebut , dan biarkan
bereaksi berturut-turut untuk 2-3 jam pada 40˚C atau 1,0-1,5 jam pada 70˚C, larutkan kondesat awal
yang didapat dalam heksametilentetramin 1-8% heksamin, dan tambahakan 29-48g pulp/bubur
selulosa (α selulosa) dan campurkan secukupnya untuk kira-kira 1 jam. Makin sedikit pulp yang
terdapat sebagai pengisi, semakin transparan produk yang didapat tetapi berkurang kekuatannya,
menyusut lebih banyak dan lebih mudah retak.
1) Pencetakan
Proses yang dipakai yaitu percetakan tekan, pengalihan dan injeksi. Dalam pencetakan
tekan, bahan diproses pada temperatur cetakan 130-150˚C, tekanan 150-300kg/cm²,
selama 30-40 detik per 1 mm ketebalan dari benda cetakan.

2) Penggunaan
Bila benda cetakan kaku, tahan terhadap pelarut dan busur listrik, jernih dan dapat
diwarnai secara bebas, maka bahan ini banyak digunakan untuk barang-barang kecil
yang diperlukan sehari-hari seperti pelindung cahaya, soket alat-alat listrik, kancing.
Beberapa permasalahan yang masih ada , yaitu ketahanan terhadap penuaan.
Permintaan belum meningkat.
3. RESIN MELAMIN
Bahan ini lebih unggul dalam berbagai sifat dari pada resi urea.

1) Cara produksi
Karena melamin mempunyai 3 gugus amino, maka 6 mol formaldehid dapat bereaksi
dengan 1mol melamin. Tetapi pada umunya 3-5 mol formaldehid digunakan untuk
membuat resin. Bahan bereaksi secara ternal dengan katalis. Untuk membuat bahan
cetakan , 6g 1 mol melamin direaksikan dengan234g formalin 37% (3 mol sebagai
formaldehid) diatur sampai pH 8-9 dengan larutan natrium karbonat dalam air. Setelah
60-90 menit bahan dipindahkan ke alat penekan. Dicampur dengan 55-85g pulp untuk
sekitar 1 jam dikeringkan 80-110˚C dan dibubukkan
2) Pencetakkan
Seperti halnnya resin urea, dilakukan pencetakkan :tekanan, pengalihan, injeksi.
Suhu pencetakkan standar, digunakan temperatur pencetakan 150-170˚C, tekanan
pencetakan 150-250kg/cm², waktu pencetakan 1 menit pada 160˚C atau 40 detik pada
170˚C per 1mm tebal bahan.
3) Pengguanaan
Barabg -barang cetakan dari resin melamin dapat diwarnai secara bebas. Karena
inggul dalam ketahanan air khususnya tahan terhadap air mendidih, ketahan oanas,
ketahan terhadap isolator listrik. Penggunaan utama adalah untuk alat-alat makanan,
bagian-bagian komponen listrik dan mekanik. Bahan ini khusunya sangat cocok untuk
alat-alat makan, meskipun tidak cukup anti penodaan( mudah dinodai oleh kopi lipstik,
dsb)

4. RESIN POLISET TAK JENUH

Dalam kebanyakan disebut poliester saja. Karena berupa resin cair dengan
voiskositas yang relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa
menghasilkan gas sewaktu pengesetanseperti banyak resin termoset lainnya, maka tak perlu
diberi tekanan untuk pencetakkan. Berdasarkan karakteristik ini bahan dikembangkan secara
luas sebagai plastik penguat serat (FRP) dengan menggukan serat gelas.
1) Produksi
Seperti dinyatakan dalam tabel 3.47, suatu asam basa (B) bereaksi secara kondensasi
dengan alkohol dihidrat (A) untuk mendapatkan polisetter. Karena asam tak jenuh
digunakan dengan berbagai cara sebagai bagian dari asam basa, yang menyebabkan
terdapatnya ikatan tak jenuh dalam rantai utama dari polimer yang dihasilakn, maka
disebut poliester tak jenuh. Kemudian monomer vinil seperti yang ditunjukan pada
tabel 3.48 dicampur, yang bereaksi dengan gugus tak jenuh pada saat pencetakan untuk
mengeset . sebagai contoh standart digunakan 1 mol 98g anhidrida maleat, 1mol 148g
anhidrida ftalat, 1mol 62g etilen glikol dan 1 mol
76g propilen glikol. Sebagai monomer pengikat silang untuk poliester, stiren
bersifat unggul dalam keaktifannya dan lebih murah.
2) Sifat-sifat
Ada banyak jenis poliester. Bila zat tersebut juga dimodifikasi menurut sesuatu
cara, sifat-sifatnya cukup bervariasi. Mengenai kekuatannya dibahas dalam bentuk
komposit karena digunakan bersama-sam dengan serat gelas. Resinnya sendiri kaku
dan rapuh.
Mengenai sifat termalnya, karena banyak mengandung monomer stiren, maka
suhu deformasi termal lebih rendah daripada resin termoset lainnya dan ketahanan
panas jangka panjangnya adalah kira-kira 110-140˚C. Ketahanan dingin adalah baik
secara relatif. Sifat listriknya lebih baik diantara resin termoset, tetapi diperlukan
penghilangan lembababan yang cukup pada saat pencampuran dengan gelas.

5. RESIN EPOKSI
Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industri teknik kimia, listrik, mekanik
dan sipil sebagai perekat, cat pelapis, pencetakan cor, dan benda-benda cetakan.
1) Produksi
Pada saati ini produknya adalah kebanyakan merupakan kondensat dari bisfenol A (4-
4’ dihiroksidfenil 2,2 -propanon) dan epiklorhidrin.

Bisfenol Adiganti dengan novolak, atau senyawa tak jenuh, siklopentadien,dsb. Resin epoksi
bereaksi dengan pengeraas dan menjadi unggul dalam kekuatan mekanik dan ketahanan kimia
sifatnya bervariasi bergantung pada jenis, kondisi dan pencampuran dengan pengerasnya.
Banyaknya campuran dihitung dari ekivalen epoksi (banyaknya resin yang mengandung 1mol
gugus epoksi dalam gram). Tabel 3.49 menunjukan bebrapa contoh dan kondisi demikian.
2) Sifat-sifat
a) Resin bisfenol A
Kelekatannya terhadap bahan lain baik sekali. Bahan ini banyak digunakan
dalam cat intuk logam, perekat, pelapis, dengan serat gelas, dsb. Pada
pengawetan tak dihasilakn produk tambahan seperti air, dan penyusutan
volume kurang kestabilan dimensinnya baik.
b) Resin sikloalifatik
Bahan ini vikositasnya rendah dan ekivelensi epoksinya kecil. Bahan berguna
sebagai pengencer bisfenol karena mudah penanganannya. Karena kaku dan
rapuh, bahan terutama digunakan untuk isolasi listrik yang diperkuat dengan
serat gelas. Ketahanan busur dan sifat anti alurnya baik.
3) Pencetakan
a) Pengecoran
Digunakan untuk produksi perkakas dan pembenaan komponen listrik.
b) Pencetakan lapisan
Digunakan untuk produksi pelapis resin epoksi serat gelas. Ada metode
laminasi basah (pengeras diletakkan dalam resin cair dan ditambah pengencer
atau pembasah, viskositasnya turun), metode laminasi kering( resin padat
dilaritkan dalam pelarut seperti aseton dan pengeras yang tak bereaksi pada
suhu rendah,ditambakan kemudian.
4) Penggunan
a) Perekat
Hampir semua plastik dapat melekat cukup kuat kecuali resi silikon, fluoresin,
polietilen, dan polipropilen.jenis yang lain adalah jenis yang paling sering
dipakai.
b) Cat
Bahan cat dapat dipakai terhadap berbagai bahan, dan secara luas digunakan
karena pelapisnnya kuat, unggul dalam ketahanan air dan ketahanan kimia.
c) Percetakan coran
Kebanyakan digunakan dalam industri listrik.

6. RESIN POLIURETAN

Poliuretan terutama dihasilkan oleh reaksi diisosianat dan senyawa polihidroksi. Resin ini kuat,
baik dalam ketahan abrasi, ketahanan abrasi, ketahan minyak dan ketahan pelarut,maka
digunakan plastik busa, bahan elastis,cat,perekat,dsb.

1) Sifat-sifat
Seperti diuraikan diatas, poluretan dengan berbagai sifat dapat dibuat,bergantung pada
bahan mentah yang dipilih, tetapi mengenai sifat-sifat yang umum, baik dalam
elastisitas dan kekuatan, kekuatan tariknya tinggi, unggul dalam ketahanan terhadap
abrasi, penuaan ,minyak,pelarut dan sifat temperatur rendahnya yang menguntungkan
namun demikian, mudah dihidrolisa, relatif kurang terhadap asam dan alkali, dan
warnanya mudah luntur oleh panas atau cahaya.
2) Penggunaan
Bahan ini digunakan secara luas untuk kulit sintetik, serat, bahan karet ,bahan busa dan
perekat.

7. LAIN-LAIN
1) Resin silikon
Bahan ini digunakan untuk bentuk pernis sebagai larutan dalam pelarut organik, dan
ditermoset setelah perlakuan dan pencetakan. Resin set dinginpun dapan diperoleh.
Bahan ini unggul dalam sifat isolasi listrik, dan sifat penggunaan bertahan pada 200˚C.
Bahan juga tahan terhadap zat kimia, tetapi agak mengembang dalam pelarut organik.

Anda mungkin juga menyukai