Anda di halaman 1dari 24

Polimer adalah senyawa makromolekul dan salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metallic

material) yang penting. Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan sebagai bahan substitusi untuk
logam terutama karena sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi dan kimia, dan murah, khususnya
untuk aplikasi-aplikasi pada temperatur rendah.
Bahan polimer secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Polimer Termoplastik
2. Polimer Termosetting.

Polimer Termoplastik
Polimer Termoplastik adalah polimer yang dibentuk dari molekul-molekul panjang. Jika
termoplastik kita panaskan, maka molekul-molekul panjang akan lebih berjarak dalam
lingkungan keseimbangan dan bahan tersebut akan menjadi lembek.
Termoplastik harus dipanaskan pada suhu diatas T
m
unruk memperoleh polimer kristalin.
Bentuknya yang tetap diperoleh dengan mendinginkannya pada suhu dibawah T
g
(atau, untuk
polimer yang sangat kristalin, dibawah T
m
). Berklaitan denga logam, ada dua hal yang perlu
dicermati: pertama, metode khusus untuk menghasilkan dan memindahkan bahan yang vskos
dapat diterapkan dan, kedua, efek viskoelatis dapat emnyebabkan perubahan bentuk hasil
pencetakan.


Polimer Termosetting
Polimer Termosetting adalah polimer yang terbentuk dari molekul-molekul bentuk jaring yang besar.
Jika bahan ini kita panaskan, maka molekul-molekul akan masih bergerak dalam lingkungan
keseimbangan akan tetapi molekul akan masih bergerak dalam lingkungan keseimbangan, akan tetapi
tidak keluar dari lingkungannya sehingga tidak menjadi lembek
Polimer termosetting , tidak menjadi lunak bila dipanaskan karena struktrur yang bersifat tiga
dimensi, bahan ini tetap kaku, contoh fenol formaldehida (PF). Polimer termosetting, bila
didiamkan pada suhu 200
o
C 300
o
C , terjadilah polimerisasi sempurna dan terbentuklah
struktur tiga dimensi yang kaku. Sekali terbentuk, produk dapat dikeluarkan dari cetakan
tanpa menunggu lebih lanjut.
Polimer Thermoset memiliki perilaku sebagaimana logam getas, gelas, atau keramik sebagai
akibat dari struktur rantai molekulnya yang kaku dengan ikatan kovalen membentuk jejaring
3 dimensi. Pada saat polimerisasi jejaring terbentuk lengkap dan terbentuk kaitan silang tiga
dimensi secara permanen. Proses pembentukan tidak bersifat irreversible. Tidak seperti
halnya polimer thermoplastik, thermoset tidak memiliki Tg (temperatur transisi gelas yang
jelas. Kekuatan dan kekerasan dari thermoset pun tidak banyak dipengaruhi oleh kenaikan
temperatur dan laju deformasi, polimer termoset dapat mengalir dibawah tekanan. Polimer-
polimer ini mungkin berbentuk bulat-bulat, dan kemudian dapat diberi perlakuan seperti
serbuk atau dapat diubah menjadi termo plastik melalui pemanasan.
Oleh karena itu, teknik pemprosesannya sama dengan yang digunakan untuk termoplastik.
Akan tetapi, tetap ada perbedaan utama: bila termoplastik didinginkan untuk menetapkan
bentuknya, termoset tetap harus berada dalam cetakan yang dipanaskan untuk waktu yang
cukup lama demi terjadinya polimerisasi dan pembentukan hubungan silang (cross-linking)













Perbedaan Sifat-sifat Polimer termoplastik dan thermosetting



Penerapan hasil polimer thermosetting
Polimer termosetting terbagi atas resin fenol, resin urea-formaldehid, resin melamin,
resin poliester tak jenuh, resin poliuretan, dan lain-lain.
8.1 Resin Fenol
Fenol-fenol seperti fenol, kresol,ksilenol, dsb, dikondensasikan dengan formaldehid
untuk menghasilkan resin termoset. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1 bila suatu
asam digunakan sebagai katalis pada reaksi fenol dan formaldehid, akan dihasilkan suatu
novolak termoplastik yang larut dalam alkohol dan aseton. Bahan ini direaksikan dengan
pengeras, heksamatilentetramin, untuk membuat resin yang tak larut dan tak dapat dilelehkan.
Ini disebut cara kering atau proses dua tahap. Dilain pihak dengan katalis basa dihasilkan
suatu bahan seperti sirop yang disebut resol, yang tergolong resin yang tak larut dan tak dapat
dilelehkan. Ini disebut cara basah atau proses satu tahap.
8.1.1. Pencetakan
Di bawah ini diberikan contoh proses dua tahap. Novalak dicampur dengan
heksametilentetramin 10-15%, terhadap 50 bagian campuran ini ditambahkan 50 bagian
bubuk kayu, 0,5-1,2 bagian magnesia dan pelaru maupun zat pewarna, dicampur dengan baik
dan dirol panas pada 120-130C kemudian dihancurkan membuat bubuk cetakan. Rol yang
dipanaskan sebagian besar akan memberikan pengaruh pada sifat-sifat produknya. Di lain
pihak, resol digunakan dalam bentuk larutan alkohol 30-50% (pernis), sedangkan untuk
barang cetakan, bubuk kayu secukupnya dijenuhkan dalam pernis (kira-kira 50 %),
dikeringkan dan dibutuhkan, untuk digunakan sebagai bahan mentah. Diperlukan waktu dan
energi untuk pengeringan, karena itu dalam kebanyakan hal, ini dilakukan menurut proses
dua tahap.

+










Sifat-sifat
Sifat produk akhir berbeda terutama karena rumusan bahan mentahnya, jenis dan
banyaknya katalis, pengisi dan pemilihan medium dalam hal resin fenol. Adapun keuntungannya
sebagai berikut:
1. Mudah dibentuk dan menguntungkan dalam kestabilan dimensi
2. Unggul dalam sifat isolasi listrik
3. Relatif tahan panas dan dapat padam sendiri
4. Unggul dalam ketahanan asam.
Kerugiannya adalah sebagai berikut :
1. Kurang tahan terhadap alkali
2. Aslinya agak berwarna jadi tak bebas dalam pewarnaan
Formaldehid
Fenol
Novolak Resol
Resin keras
Katalis asam
(Kelebihan
fenol)
Resin dua tingkat (cara
kering)
Resin satu tingkat
(Cara basah)
Panas,tekanan
(atau katalis asam)
Katalis basa
(kelebihan
formaldehid)
3. Jelek ketahanan busur listriknya


Penggunaan
Bentuk yang cukup rumit dapat dicetak. Digunakan untuk komponen dalam bidang listrik
dan komunikasi. Tabel 8.1 menunjukkan jenis karakteristik dan penggunaan.
Resin Urea-Formaldehid (Resin Urea)
Ini adalah resin termoset yang diperoleh melalui reaksi urea dan formalin, dimana urea dan
formaldehid (37% formalin) bereaksi dalam alkali netral dan lunak.
8.2.1. Pencetakan
Proses yang dipakai yaitu pencetakan tekan, pengalihan dan injeksi. Dalam pencetakan
tekan, bahan diproses pada temperatur cetakan 130-150
O
C ,tekanan 150-130 kg /cm
2
, selama 30-40
detik per 1mm ketebalan dari benda cetakan. Dan untuk resin cetakan, ditambah 97-160 g formalin
37% (1,2-2,0 mol sebagai formal dehid pada 60 g (1mol) urea), dan pH diatur sampai 7-8,5 dengan
air amonia, larutan hidroksida dalam air, trietanolamin, dsb, dan biarkan bereaksi berturut-turut
untuk waktu 2-3 jam pada 40
o
C atau 1,0-1,5 jam pada 70
o
C.
8.2.2. Penggunaan
Bila benda cetakan kaku, tahan terhadap pelarut dan busur listrik, jernih dan dapat diwarnai
secara bebas, maka bahan ini banyak digunakan untuk barang-barang kecil yang diperlukan sehari-
hari seperti pelindung cahaya, soket, alat-alat listrik, kancing, tutup wadah, kotak, baki dan mangkuk.
Beberapa permasalahan yang masih ada, yaitu ketahanan air dan ketahanan terhadap penuaan serta
permintaan belum meningkat.
8.3. Resin Melamin
Bahan ini lebih unggul dalam berbagai sifat dari pada resin urea.
8.3.1 Cara produksi
Karena melamin mempunyai 3 gugus amino, maka 6 mol formaldehid dapat bereaksi dengan
satu mol melamin, tetapi pada umumnya 3-5 mol formaldehid digunakan untuk membuat resin.
Untuk membuat bahan cetakan, 6 g (1mol)melamin direaksikan dengan 243 g formalin 37% (3mol
sebagai formaldehid) diatur sampai pH 8-9 dengan larutan natrium karbonat dalam air. Setelah 60-
90 menit bahan dipindahkan kealat penekan dicampur dengan 55-85 g pulp untuk sekitar 1jam,
dikeringkan 80-110
o
C dan dibubukkan sampai 10-15 jam.
8.3.2. Pencetakan
Seperti halnya resin urea, dilakukan pencetakan: Tekanan, pengalihan, dan injeksi. Suhu
pencetakan 10-20
o
C lebih tinggi dari pada resin urea. Sebagai kondisi pencetakan standar, digunakan
temperatur 150-170
o
C, tekanan pencetakan 150-250 kgf /cm
2
, waktu pencetakan 1 menit pada 160

o
C atau40 deti pada 170
o
C per 1mm tebal bahan.
8.3.3. Penggunaan
Barang-barang cetakan dari resin melamin dapat diwarnai secara bebas. Karena unggul
dalam ketahanan air (khususnya tahan terhadap air mendidih), ketahanan panas, ketahanan
terhadap isolasi listrik, ketahanan busur listrik. Bahan ini kegunaannya luas, khususnya sangat cocok
untuk alat-alat makan meskipun tidak bersifat anti noda.
8.4 Resin Poliester Tak Jenuh
Dalam kebanyakan hal ini disebut poliester saja. Karena berupa resin cair dengan viskositas
yang relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa menghasilkan gas
sewaktu pengesetan maka tak perlu penekanan pada saat pencetakan. Berdasarkan karakteristik ini,
bahan dikembangkan secara luas sebagai plastik penguat serat (FRP) dengan menggunakan serat
gelas.
8.4.1. Produksi
Tabel 8.2 Alkohol dihidrat dipakai untuk resin poliester
Nama Rumus struktur Karakteristik
Etilen glikol HO-CH
2
-CH
2
-OH Standar
Propilen glikol HO-CH-CH2 -OH
CH
3


Penggunaan
yang tepat
diperbaiki
dengan stiren
1,3-Butilen glikol HO-CH-CH
2
-CH
2
-OH
CH
3


Fleksibilitas
diperbaiki
Dietilen glikol HO-CH
2
-CH
2
-O-CH
2
-CH
2
-OH Fleksibilitas
diperbaiki
Bisfenol
dioksietileter
CH
3

HO-CH
2
-CH
2
-O- -C- -CH
2
-CH
2
-OH
CH
3

Ketahanan air
dan bahan
kimia
diperbaiki
Tabel 8.3 Asam basa digunakan untuk resin poliester
Nama Rumus struktur Karakteristik
Asam tak jenuh:

Anhibrida maleat

Asam fumarat


CH-CO
CH-CO
HO-OC-CH
CH-CO-OH



Menjadi asam fumarat,
tersusun kembali karena
kondensasi.

Sangat kuat

Asam jenuh:
Asam adipat
Anhidrid ftalat

Asam Isoftalat


HO-OC-(CH
2
)
4
-CO-OH
CO
CO
HO-OC- -CO-OH


Sangat fleksibel
Standar

Baik kekuatannya, tahan air dan
tahan zat kimia
Anhidrid tetrakloroftalat


Cl
Cl CO
O
Cl CO
Cl


Tahan api
Tabel 8.4 Monomer vinil dipergunakan untuk resin polyester
Nama Rumus struktur Karakteristik
Stiren - CH = CH
2


Standar
Dianil ftalat CO-O-CH
2
-CH=CH
2

CO-O-CH
2
-CH=CH
2


Tidak menguap
tahan impak
Trialil ftalat C- O CH
2
-CH=CH
2

N N
CH
2
=CH-CH
2
-O-C C- O CH
2
-CH=CH
2

N

Tahan panas
Metil metaklirat CH
2
=C-CO-O-CH
2

CH
3
Tahan cuaca
Untuk pengetesan termal, digunakan benzoil peroksida (BPO) sebagai katalis. Temperatur
optimal adalah 80-30
o
C, namun demikian kebanyakan pengesetan dingin yang digunakan. Sebagai
katalis digunakan metil etil keton peroksida (MEKPO) dan sebagai pemercepat digunakan kobal
neftenat. Bahan ini baik digunakan bila diencerkan 10 kali dengan monomer stiren. Katalis
ditambahkan pada 1-2%. Suatu zat pengental dan zat anti pengerut digunakan juga.
8.4.2. Sifat-sifat
Ada banyak jenis poliester. Bila zat tersebut juga dimodifikasi menurut suatu cara, sifat-
sifatnya cukup bervariasi. Mengenai kekuatannya dibahas dengan bentuk komposit karena
digunakan bersama-sama serat gelas. Resinnya sendiri kaku dan rapuh.


8.5 Resin epoksi
Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industri teknik kimia, listrik, mekanik dan
sipil sebagi perekat, cat pelapis, pencetakan cord an benda-benda cetakan.













8.5.1. Produksi
Pada saat ini produksinya adalah kebanyakan merupakan kondensat bisfenol A (4-4
dihidroksidifenil 2,2-propanon) dan epiklorhidrin.
Resin epoksi bereaksi dengan pengeras dan menjadi unggul dalam kekuatan mekanik dan
ketahanan kimia. Sifatnya bervariasi tergantung pada jenis, kondisi dan pencampuran dengan
pengerasnya.
8.5.2. Pencetakan
O CH
3

CH
2
CH CH
2
Cl + HO - - C - OH

Dipanaskan dengan NaHO
=====================
O CH
3
CH
3
O

CH
2
CH CH
2
O - - C - O -CH
2
-CH-CH
2
-O- -C- -O CH
2
- CH- CH
2


(a) Pengecoran; digunakan untuk produksi perkakas dan pembenam komponen listrik.
(b). Pencetakan pelapisan; digunakan untuk produksi pelapis resin epoksi-serat gelas. Ada tiga
metode pencetakan pelapisan
Metode laminasi basah yaitu; pengeras diletakkan dalam resin cair dan dtambah pengencer
atau pembasah, viskositas turun.
Metode laminasi kering yaitu; resin padat dilarutkan dalam pelarut seperti aseton, dan
pengeras yang tak bereaksi pada suhu rendah, ditambahkan kemudian, dalam sejumlah
serat gelas dijenuhkan dan dikeringkan.
Metode penggulungan filament yaitu; serat gelas yang jenuh digulung pada inti dan
diawetkan dengan pemanas.
8.5.3. Penggunaan
(a). Perekat; hampir semua plastic dapat melekat cukup kuat kecuali resin silicon, fluoresin,
polietilen, dan polipropilen. Sebagai perekat resin ini, paling sering digunakan dalam industri
penerbangan, konstruksi dan listrik.
(b). Cat; resin ini sebagai bahan cat dapat dipergunakan secara luas karena memiliki daya
pelapisan yang kuat, unggul dalam ketahanan air, dan bahan kimia.
(c). Pencetakan coran; digunakan dalam industri listrik.
8.6. Resin Poliuretan
Poliuretan terutama dihasilkan oleh reaksi diisosianat dan senyawa polihidroksi.(disebut
poliol, karena mempunyai lebih dari dua gugus OH akhir). Resin ini kuat baik dalam ketahanan
abrasi, ketahanan minyak dan ketahanan pelarut maka digunakan untuk plastik busa, bahan elastis,
cat, perekat, serat elastis, kulit sintetik, dsb.
8.6.1. Sifat-sifat
Seperti diuraikan di atas, poli uretan, bergantung pada bahan mentah yang dipilih, tetapi
mengenai sifat-sifat yang umum, baik dalam elastisitas dan kekuatan, kekuatan tariknya tinggi,
unggul dalam ketahanan terhadap abrasi, penuaan, minyak, pelarut, dan sifat temperatur rendahnya
yang menguntungkan, namun demikian mudah dihidrolisasi, relatif kurang kuat terhadap asam dan
alkali, dan warnanya mudah luntur oleh panas atau cahaya.
8.6.2. Penggunaan
Bahan ini digunakan secara luas untuk kulit sintetik, serat, bahan karet, bahan busa dan
perekat.
8.7. Resin Silikon
Resin silikon digunakan dalam bentuk pernis sebagai larutan dalam pelarut organik, dan
ditermoset setelah perlakuan dan pencetakan. Resin set dinginpun dapat diperoleh. Bahan ini unggul
dalam sifat isolasi listrik, dan sifat penggunaan bertahan pada 200
o
C. Sedangkan resin opoksi
mempunyai kegunaan yang luas dalam industri teknik kimia, listrik, mekanik, dan sipil sebagai
perekat, cat pelapis, pencetakan cor dan benda-benda cetakan.
8.8 Bahan Polimer Yang Tahan Panas
Bahan polimer tahan panas sangat cepat berkembang dalam tahun-tahun terakhir, tetapi
jenis yang diprodulsi secara besar - besaran dalam paraktek sebagai material industri relatif kurang.
Ada polimid, Polimid amid, polidifenil eter, dsb.
8.81. Polimid
Resin yang tahan panas yang dikembangkan oleh Du pont, yaitu suatu polimer berantai lurus
dengan struktur imid asam.:







Anhidrid piromelitat Amina Aromatik Poliimid
Polimid ini terbagi atas email pyle ML, film poliamid (Kapton), bahan cetakan (Vespel).
O

-C
N
-C
O O O O

C - -C C - -C
O C - -C O + H
2
N R NH
2
NC - -C N R
a) Email pyle ML ; dalam sifat mekanik berkurang untuk temperature -190
o
C sampai 220
o
C. Pada
suhu 400
o
C berat berkurang, tetapi sampai 800
o
C tak hangus. Bahan sangat tahan terhadap
minyak, gas freon, namun pada temperature tinggi bahan kurang tahan terhadap alkali dan
mudah terdegradasi. Bahan ini digunakan untuk pelapisan email dari kawat dan cat yang tahan
minyak pada temperature rendah dan tinggi.
b) Film poliamid; bahan ini memiliki ketahanan panas yang tinggi dan sifat isolasi listrik. Dalam air
mendidih sifat listrik dan mekanik agak banyak berkurang dan sekitar suhu 400
o
C beratnya agak
berkurang, tetapi tak berubah warna hingga suhu 800
o
C. Penggunaannya untuk film isolasi listrik
yang tahan panas dan film isolasi untuk motor dsb.
c) Bahan cetakan (Vespel); digunakan untuk bahan yang tahan panas dari komponen mesin listrik
dan mesin presisi yang memerlukan gesekan rendah. Sifat mekanik dan listrik stabil dari -195
o
C
hingga 200
o
C, tetapi masih dapat dipakai hingga 260
o
C. Untuk waktu yang pendek tahan sampai
400
o
C dan pada gas tak aktif dapat dipakai sampai 316
o
C.

Penerapan Hasil Termoplastik

7.2.1 Resin untuk penggunaan umum
(1). Polietilen
Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan memberi
hydrogen gan petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilaen. Polimerisasi
etilen ditunjukkan pada reaksi di bawah.
Reaksi:

Berdasarkan tekanan pada polimerisasinya, polietielen dibagi menjadi :
a. Polietilen massa jenis rendah (LDPE) , massa jenis 0,910-0,926
b. Polietilen massa jenis medium (MDPE), massa jenis 0,926-0,940
c. Polietien massa jenis medium (HDPE), massa jenis 0,941-0,965.
Polietielen dengan berat molekulnya rendah, 1.000-12.000 dan polietilen dengan berat molekul
sangat tinggi (1-4 juta) demikian pula polietilen yang kopolimerkan dan pada berbagai jenis rantai.
Secara kimia polietilen merupakan paraffin yang mempunyai berat molekul tinggi. Karena sifat-
sifatnya serupa dengan paraffin, terbakar kalau dinyalakan dan menjadi cair, menjadi rata kalau
dijatuhkan di atas air.
Polietilen untuk keperluan khusus dapat dibedakan atas:
a). Polietilen berberat molekul rendah ( 1.000-12.000)
Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas dan bahan dengan titik cair 100
o
C tergantung
dari massa jenis dan berat molekulnya. Dipakai untuk memperbaiki mampu cetak dengan
mencampur atau dipakai untuk membuat kertas tahan air dan kain tanpa tenunan, pelapis dll.
b). Polietilen Berberat molekul tinggi (1-4 juta)
Bahan ini sukar diolah karena kecairannnya yang buruk, walaupun agak lunak dengan
meningkatnya temperatur. Tetapi juga memiliki ketahanan impak yang baik, abrasi yang sangat baik,
sifat mekanik yang sangat baik, pemelaran yang kecil pada temperatur sekitar 100
o
C.
c). Polietilen berikatan silang
Jika antar molekul diikat silangkan melalui penyinaran radioaktif energi tinggi seperti; sinar
beta atau sinar gamma dll, maka kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik dan
titik lunaknya meningkat.
d). Polietilen busa
Kalau polietilen diikat silangkan dan dibusakan, maka bahan ini dapat dipergunakan untuk
isolasi. Jika sebagai bahan busa rendah dapat dipakai sebagai pengganti bahan kayu.
Penggunaan :
Pada temperature rendah bersifat fleksibel tahan impak dann tahan bahan kimia. Karena itu dipakai
untuk keperluan berbagai alat dapaur, isolator kabel listrik, serat, dan kantong tempat sampah.
(2). Polipropilen
Bahan baku polipropilen diperoleh dengan menguraikan petroleum (nafta) dengan metode
yang sama dengan etilen.
Reaksi :

Sifat-sifat:
Sifat-sifat polipropilen serupa dengan sifat-sifat polietilen. Massa jenisnya rendah(0,9-0,92), dan
termsuk jenis yang paling ringan diantara bahan polimer. Dapat terbakar, dan jika dibandingkan
dengan polietilen yang bermassa jenis tinggi, polimer ini memiliki titik lunak, kekuatan tarik,
kekuatan lentur dan kekakuannya lebih tinggi, tetapi ketahanan impaknya rendah terutama pada
suhu rendah.
Sifat tembus cahaya polipropilen jauh lebih baik daripada polietilen, sehingga digunakan sebagai
bahan pembuatan film.
Penggunaan :
Polipropilen banyak dipakai sebagai bahan dalam produksi peralatan rumah tangga,
peralatan listrik, dan komponen mobil. Hal ini disebabkan karena sifat polimer ini yang mengkilap,
permukaan yang licin, mampu cetak yang baik dan tembus cahaya.

(3) Polistiren
Reaksi :


Monomer stiren dibuat dari benzen dan etilen dipolimerisasikan oleh panas, cahaya dan katalis
Sifat-sifat :
Polistiren tidak bewarna dan merupakan resin transparan yang dapat diwarnai secara
bening. Memiliki sifat listrik yang baik terutama pada frekuensi tinggi. Polistiren dapat larut dalam
keton, ester dan pelarut hidrokarbon aromatic.
Jenis-jenis
a. Polistiren keperluan umum (GP)
b. Polistiren dengan ketahanan impak tinggi
c. Polistiren tahan cahaya
d. Polistiren busa
Penggunaan :
Polistiren busa dapat dipakai sebagai bahan isolasi panas dan bahan pengepakan.


(4) Polimetil Metaklirat
Reaksi :

Sifat-sifat :
Resin ini memiliki sifat tembus cahaya yang sangat baik, kekuatan impak 10 kali lebih baik dari gelas
dan tahan terhadap cuaca.
Penggunaan :
Polistiren dengan kekerasan permukaan yang dimodifikasikan dapat menggantikan gelas sebagai
lensa optic. Bahan ini mudah dibentuk menjadi permukaan yang melengkung yang dapat dipakai
untuk kaca pelindung pada pesawat terbang atau sepeda motor.

(5). Polivinil Klorida
Reaksi :


Sifat-sifat :
Dalam bentuk serbuk atau tepung putih memiliki daya tahan yang baik terhadap air,asam, alkali,
tidak beracun, tidak menyala, isolator yang baik dan tidak mudah larut pada beberapa larutan.
Penggunaan:
Lapisan kabel listrik, boneka, sarung tangan tahan air, dll.

(6). Klorida Poliviniliden
Reaksi :

Sifat-sifat:
Klorida poliviniliden sangat stabil terhadap bahan kimia, tidak dapat menyala dan tidak mudah larut.
Penggunaan :
a. Kopolimer vinil klorida sebagai jaring ikan, penutup jok mobil, dan kasa serangga.
b. Lateks sebagai bahan cat, bahan tahan air dan lembab.

(7). Polivinil Asetat (PVAC), Polivinil Alkohol
Polivinil Asetat
Reaksi :

Sifat-sifat:
Polivinil asetat mempunyai gugus asetat yang besar dalam rantai samping dan tidak pernah
mengkristal.Resin vinil asetat memiliki kekuatan mekanik rendah, ketahanan panas yang rendah,
lebih mahal dari resin vinil klorida, dan ketahanan kimianya rendah.
Penggunaan :
Digunakan untuk perekat dan bahan dasar permen karet., dll.
Polivinil Alkohol (PVA)
Dibuat dengan penyabunan polivinil asetat
Reaksi :

Sifat-sifat:
Sifat kelarutannya dalam air dingin dan air panas tergantung pada derajat penyabunannya.
Penggunaan :
Bahan ini dipergunakan untuk membuat serat tiruan. Saat ini dipakai pada benang ban mobil, ban
mesin dan bahan industri lainnya.
Polimer Asetal
Bahan ini diperoleh dengan proses kondensasi (asetalasi ) dari polivinil alcohol dan aldehida.
Reaksi :

Sifat-sifat
Kalau formaldehid (formalasi) dan butyl aldehid (butiralasasi) dipakai, polivinil formaldehid (PVF) dan
polivinil butiral (PVB) masing-masing terbentuk. Sifat-sifat dari PVB dan PVF dapat berubah
tergantung dari derajat polimerisasi, jenis bahan aldehid, derajat asetalasi dan jumlah kelompok sisa.
PVB larut baik dalam alcohol , keton, ester dan larutan organic lainnya. Kelebihan dari PVB adalah
dapat dicampur dengan resin lain, seperti; dapat bercampur baik dengan resin fenol, resin melamin,
resin urea dll.
Penggunaan :
PVF dapat sebagai isolasi listrik yang baik dan perekat untuk logam-logam. Selain itu dapat dibuat
spon untuk keperluan kosmetik, saringan untuk makanan dsb.
PVB dipakai untuk lapisan antara kaca mobil, perekat kaca mobil, kaca pesawat terbang dan kaca
tahan peluru. Sebagai perekat dapat diaplikasikan untuk berbagai bahan.
(8). Resin kopolimer
a. Resin EVA (Etilen- Vinil Asetat kopolimer)
Kopolimer dari etilen dan vinil asetat. Sifat-sifatnya berubah tergantung pada kadar dan berat
molekul dari vinil asetat. Resin ini bersifat elastis sehingga mudah dibengkokkan seperti kaert. Bahan
ini mudah dicetak, tahan cuaca, tahan retak karena tegangan.
b. Resin ABS
Resin ini adalah jenis termoplastik dengan harga impak tinggi yang terdiri dari akrilonitril, butadiena
dan stiren. Disebut resin ABS karena singkatan dari ketiga penyusun resin ini.
Sifat dari resin ini dapat berubah-ubah berdasarkan cara produksi, komponen resin, berat molekul,
jenis dan komponen karet, ukuran partikel, derajat ikatan silang, perbandingan cangkokan, dan
perbandingan resin dan karet.
(9). Turunan Selulosa
Selulosa memiliki kelarutan yang jelek, dan jenis pelarut yang dapat digunakan terbatas. Namun
demikian, dengan mengesterifikasi atau mengesterifikasi gugus hidroksil dari alkoholnya, bahan
tersebut dapat dilebur dan dapat larut.
Nitroselulosa (seluloid)
Nitroselulosa adalah resin yang telah lama dikenal dengan mencampurkan nitroselulosa,
kamper, alcohol dan zat pewarna, dan menghilangkan pelarut. Bahan ini kuat, dan daya serap airnya
rendah, baik dalam ketelitian dimensi dan kemampuan pemprosesan secara mekanik, melunak pada
suhu air panas dan mudah dicetak. Namun demikian memiliki sifat yang kurang menguntungkan
yaitu; sangat mudah terbakar dan berbahaya dalam penggunaannya.


Gambar 7.3 Rumus struktur dari plastic selulosa
Selain nitroselulosa ada juga turunan selulosa yang lain seperti; asetil selulosa, selulosa
asetat butirat, etil selulosa, dll.
7.2.2. Plastik Industri
1). Poliamid (Nylon)
Poliamid adalah resin dengan ikatan amida NH-CO-, dan dari strukturnya dapat dibagi menjadi
(-NH-R-NHCO-R-CO-)n dan (-NH-R-CO-)n.
Tabel 7.1 Jenis Poliamid

Penggunaan poliamid kebanyakan dalam bentuk serat industri untuk pembuatan tambang ,
benang ban mobil, jaring ikan dll.
2) Poliasetal
Bahan ini adalah resin termoplastik yang kristalin dengan struktur polieter yang terdiri dari
rantai molekuler gugus metilen (CH
2
)
__
dan oksigen (O)
_
yang berulang. Formaldehid
dipolimerisasikan dengan berbagai katalis menjadi homopolimer molecular yang tinggi (Delrin).


Penggunaan bahan ini secara luas karena memiliki keunggulan dari kekuatan, ketahanan lelah,
ketahanan melar dan ketahanan abrasi. Sehingga banyak dipakai untuk roda gigi, bantalan, roda ban,
sekrup , penguat dan komponen-komponen mesin.
3). Polikarbonat Aromatik
Ini adalah resin termoplastik dengan ikatan polikarbonat aromatic

Rantai molekul mempunyai gugus aromatic, adalah kaku lebih kristalin dan terikat kuat . Karena
terikat dengan ikatan ester, maka ketahanan alkalinya lemah. Bahan ini tidak berwarna, tembus
cahaya dengan massa jenis 1,2 dan dan dapat padam sendiri bila terbakar. Dalam pemanfaatannya,
polkarbonat dipergunakan luas untuk komponen elektronik dan listrik.

4). Resin polyester termoplastik jenuh
Resin ini berantai lurus dengan ikatan ester -O-C- dalam rantai utama.. Polietilen

tereftalat (PET) adalah yang paling umum. O

Selain itu dikenal pula polibutilen tereftalat (PBT) sebagai resin untuk penggunaan umum.
PET memiliki permukaan yang halus mengkilat, titik leleh relative tinggi, kekakuan tinggi, kekuatan
mekanik yang unggul seperti; ketahanan impak, ketahanan abrasi, koefisien gesek, ketahanan melar,
ketahanan retak tegangan, dan ketahanan cuaca juga baik. Sifat-sifat tersebut tampaknya seimbang
dengan baik.
Penggunaan bahan ini, kebanyakan untuk serat , film maupun botol
5). Polisulfon
Bahan ini diperoleh secara polikondensasi dan disebut polisulfon karena
O

mengandung gugus - S

O

Penggunaan untuk komponen listrik, komponen mekanik dan komponen mobil, karena sangat cocok
pada kondisi termal yang sangat berat. Sebagai plastic teknik, bahan ini memiliki sifat-sifat mekanik ,
listrik dan kimia yang unggul, bahan digunakan secar luas.
6). Polifenilen oksida (PPO)

PPO unggul dalam kekuatan, ketahanan panas, bahan kimia, air dan sifat listrik, tapi tak
begitu baik dalam kemampuan cetaknya. Bahan memiliki massa jenis rendah sekitar 1,06, bersifat
dapat padam sendiri, tak tembus cahaya, dan temperature cetak 290-350
o
C
7.2.3. Polimer lain
1). Floropolimer
a). Politetrafluoroetilen (PTFE)

Ketahanan listrik baik sekali, unggul dalam ketahanan panas, ketahanan dingin, dan ketahanan
kimia, maka bahan ini digunakan untuk gasket, pembungkus, selang, pipa bahkan sebagai material
vital sepert; pembuluh darah buatan.
b). Kopolimer fluoroplastik

Zat ini memiliki sifat yang sama dengan PTFE dalam ketahanan mekanik, tetapi jelek dalam
ketahanan panas dan sifat listriknya. Disamping itu zat ini relative tahan terhadap bahan kimia baik
organik maupun anorganik.
c). Poliklorotrifluoroetilen (PCTFE)

Bahan ini memiliki sifat mekaniknya sama dari FTPE tetapi lebih baik dalam hal sifat tembus
cahaya.dan isolasi listrik.
d). Poliviniliden Fluorida (PVDF)
n. CH
2
= CF
2
(CH
2
CF
2
)
n

Bahan ini umumnya transparan dan unggul terhadap ketahanan cuaca, tahan terhadap penyinaran
dan mudah diproses menjadi film.

2). Resin Silikon
Bahan ini merupakan polimer organic yang didasarkan pada ikatan silicon



Bergantung dengan banyaknya, gugus OH, maka dapat dibuat polimer berantai lurus
dengan struktur jaringan yang memiliki berbagai sifat yang menyerupai resin, menyerupai minyak
dan menyerupai karet. Silikon mempunyai kestabilan termal yang sangat baik dan tak dapat dicapai
oleh bahan organik lain baik sebagai cairan, padatan kenyal atau padatan resin.
.

Anda mungkin juga menyukai