Anda di halaman 1dari 8

Thermoplastics dan Thermosetting plastics

Gambar 1. Struktur molekul Thermoplastics dan Thermosetting plastics

Termoplastik adalah material yang terbentuk dari polimer (Polimer disebut juga
dengan makromolekul merupakan molekul besar yang dibangun dengan pengulangan
oleh molekul sederhana yang disebut monomer.) Polimer (polymer) berasal dari dua
kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian-bagian) yang mempunyai sifat tidak
tahan terhadap panas. Jika material ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan jika
didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga
dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk yang baru. Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan
ketahanan terhadap panas (termal). klasifikasi polimer ini dibedakan menjadi dua,
yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting. (Haryanto, 2010). Berdasarkan
yang diuraikan oleh Hasanudin (2008) temoplastik terdiri dari berbagai macam jenis,
di antaranya adalah Polyethilene (PE), Polypropilene, Acrylonitrile, Butadiene -
styrene, Polystyrene, Nylon, Polycarbonate, Polyvinyl Chloride (PVC) dan yang
lainnya. Adapun jenis termoplastik yang digunakan pada perancangan ini adalah
termoplastik jenis Polyvinyl Chloride (PVC). Polyvinyl Chloride merupakan plastik
yang secara fisik berupa butiran halus berwarna putih, rumus molekul dari PVC
adalah CHCl=CH2., PVC dapat dibentuk melalui penambahan zat aditif sehingga
menghasilkan material dengan sifat beragam yang sangat penting dan membuat
penggunaan PVC meluas dalam berbagai aplikasi. Dalam penelitian kali PVC
ditambahkan zat aditif yaitu dioctyl phthalate (DOP) yang menjadi bahan pelunak
(plasticizer) agar meningkatkan keelastisitasan dari PVC.

Thermoset merupakan salah satu jenis plastik yang sering dipakai dalam
pembuatan komposit dengan penguat serat maupun serbuk. Thermoset tidak mampu
mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bersifat permanen atau tetap pada betuk
cetak pertama kali (pada saat pembuatan), bila sekali pengerasan telah terjadi maka
bahan tidak dapat didaurulang kembali. Jika rusak atau pecah maka tidak dapat
disambung atau diperbaiki lagi. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakan
thermoset melainkan akan membentuk arang dan teruarai karena sifatnya yang
demikian sering digunakan sebagai tutup ketel seperti jenis – jenis melamin. Plastik
jenis thermoset tidak dapat didaur ulang karena selain sulit penanganannya juga
volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat
thermoplastic. Contoh plastik thermoset adalah bakelit yang meliputi: peralatan
fotografi, asbak, steker, fitting lampu, radio dan masih banyak lainnya.

7 Perbedaan antara Termoset dan Termoplastik

1. Proses Pembuatan

Keduanya dibuat melalui dua proses polimerisasi yang berbeda, termoplastik


terbentuk lewat proses polimerisasi adisi, sedangkan termoset terbentuk lewat
proses polimerisasi kondensasi.

2. Reaksi Terhadap Pemanasan

Ketika dipanaskan, termoplastik akan melunak sampai menjadi cair. Reaksi


tersebut berbeda dengan termoset yang akan menjadi hangus jika dipanaskan.
Perbedaan itu disebabkan karena keduanya memiliki struktur ikatan kimiawi
yang berbeda pula. Termoplastik memiliki ikatan kimiawi dengan bentuk
rantai lurus. Faktor tersebutlah yang membuat plastik ini mudah untuk
dilelehkan dan dibentuk ulang. Di sisi lain, termoset memiliki ikatan kimiawi
dengan bentuk saling menyilang yang menyebabkan termoset menjadi tidak
mudah meleleh jika terkena panas.

3. Metode Pengolahan

Termoplastik biasanya diolah menggunakan metode injection molding ,


ekstrusi, blow molding , thermoforming , dan rotational molding . Sedangkan
termoset lebih sering diolah menggunakan metode compression molding dan
reaction injection molding.
4. Beban Molekul

Termoplastik memiliki beban molekuler yang cenderung lebih ringan


dibandingkan dengan plastik termoset.

5. Titik Leleh

Termoplastik memiliki titik leleh yang tentunya lebih rendah jika


dibandingkan dengan plastik termoset.

6. Sifat alamiah

Termoplastik memiliki sifat alamiah yaitu cenderung lebih elastis dan dan
fleksibel. Bertolak belakang dengan termoplastik, plastik termoset memiliki
sifat alamiah yang kaku.

7. Reaksi Terhadap Pelarut Organik

Beberapa jenis termoplastik akan larut jika bertemu dengan zat pelarut
organik, sedangkan termoset cenderung lebih resisten terhadap zat pelarut
organik.

 Kelebihan dan Kekurangan dari Termoplastik dan Termoset

Kelebihan dari Termoplastik

1. Sangat dimungkinkan untuk dicampur dengan material termoplastik lainnya


2. Resistensi yang sangat baik terhadap zat kimia yang bersifat korosif
3. Bisa didaur ulang dan dibentuk kembali
4. Resisten terhadap benturan

Kekurangan dari Termoplastik

1. Cenderung lebih mahal


2. Tidak tahan terhadap panas dan sinar UV
3. Dapat mengalami kerusakan bentuk jika disimpan atau diletakkan pada suhu
yang cenderung tinggi

Kelebihan dari Termoset

1. Tidak mudah rusak


2. Memiliki resistensi yang sangat tinggi terhadap zat kimiawi dan panas
Kekurangan dari Termoset

1. Tidak dapat didaur ulang


2. Jika rusak, sulit untuk direparasi
3. Tidak bisa dicampur dengan plastik termoset lainnya

Sebagai contoh, dua resin termoset yang paling populer yaitu epoksi dan poliester.
Sementara beberapa plastik yang merupakan termoplastik yaitu PE, PVC, Polistirena,
HDPE, LDPE, LLDPE. Selama proses pengemasan dan penyimpanan kemungkinan
terjadi migrasi bahan plastik pengemas dari kemasan ke bahan yang dikemas. Bahan
yang berpindah dapat berupa aditive seperti filler, stabilizer, pemlastis dan pewarna.
Aditive ini umumnya bersifat racun. Thermoplastik terdiri dari berbagai jenis salah
satunya adalah polivinil klorida (PVC) dan polistirene (PS), mempunyai sifat fisis
keras dan kaku, yang penggunaannya sangat luas.

Contoh plastik yang dapat dipress:

1. Plastik PE
2. Plastik PP
3. Plastik PVC
4. Plastik HDPE

Polietilena (PE) adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen
produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik ini diproduksi
setiap tahunnya. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer
etilena (IUPAC: etena). Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE,
perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS) dan Polipropilena (PP).
Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda.
Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa
diproduksi melalu proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik, polimerisasi
ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik. Setiap metode menghasilkan tipe
polietilena yang berbeda.

Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit melihat
sifat fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi bergantung pada tipe
polietilena. Pada tingkat komersial, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik
lelehnya berkisar 120°C hingga 135°C. Titik leleh polietilena berdensitas rendah
berkisar 105°C hingga 115°C. Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai
tingkat resistansi kimia yang sangat baikdan tidak larut pada temperatur ruang karena
sifat kristalinitas mereka. Polietilena umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang
tinggi dalam hidrokarbonaromatik seperti toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi
seperti trikloroetana atau triklorobenzena. Kantong Plastik LLDPE (Low Linear
Density Polyethylene) atau biasa disebut Kantong Plastik PE (Polyethylene).

Kantong Plastik PE yang baik mempunyai ciri ciri :

 Elastis / Lentur.
 Tahan Benturan.
 Agak buram dan transparan.
 Tidak tembus cairan khususnya cairan minyak & santan.
 Bersih, Tidak Berbau & Higienis.

Fungsi dari Kantong Plastik PE sebagai :

 Kantong Plastik membungkus cairan khususnya jenis minyak dan santan.


 Kantong Plastik membungkus barang padat dan berat.
 Kantong Plastik khusus es cair atau es batu.
 Kantong Plastik untuk mengisi sampah dalam jumlah banyak.

Bentuk umum dari Plastik PE :

 Plastik PE Kantong / Kemasan.


 Plastik PE Roll / Gulungan.
 Plastik PE Lembaran / Sheet.

Ukuran Umum Plastik PE yang tersedia :

 Lebar : dari 3.5 cm sd 200 cm.


 Panjang : sesuai permintaan pelanggan.
 Ketebalan : minimal 25 mikron sd maksimal 400 mikron.
Gambar 2. Kantong plastik PE (Polyethylene)

Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-plastik


yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya
pengemasan, tekstil (contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis,
berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan
labolatorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer. Polimer
adisi yang terbuat dari propilena monomer, permukaannya tidak rata serta memiliki
sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam.

Kantong Plastik PP (Polypropylene) adalah jenis kantong plastik bening


transparan yang biasa digunakan untuk memperjelas dan memperindah tampilan
suatu produk.

Kantong Plastik PP yang baik mempunyai ciri ciri :

 Bening dan Transparan.


 Tidak Elastis.
 Bersih, Higienis & Tidak Berbau.

Bentuk umum dari Plastik PP :

 Plastik PP Kantong / Kemasan.


 Plastik PP Roll / Gulungan.
 Plastik PP Lembaran / Sheet.

Ukuran Umum Plastik PP yang tersedia :


 Lebar : dari 4 cm sd 60 cm.
 Panjang : sesuai permintaan pelanggan.
 Ketebalan : minimal 12,5 mikron sd maksimal 100 mikron.

Kebanyakan polipropilena komersial merupakan isotaktik dan memiliki


kristalinitas tingkat menengah di antara polietilena berdensitas rendah dengan
polietilena berdensitas tinggi modulus Youngnya juga menengah. Melalui
penggabungan partikel karet, PP bisa dibuat menjadi liat serta fleksibel, bahkan di
suhu yang rendah. Hal ini membolehkan polipropilena digunakan sebagai pengganti
berbagai plastik teknik, seperti ABS. Polipropilena memiliki permukaan yang tak
rata, sering kali lebih kaku daripada beberapa plastik yang lain, lumayan ekonomis,
dan bisa dibuat translusen (bening) saat tak berwarna tetapi tidak setransparan
polistirena, akrilik maupun plastik tertentu lainnya. Bisa pula dibuat buram dan
berwarna-warni melalui penggunaan pigmen, Polipropilena memiliki resistensi yang
sangat bagus terhadap kelelahan (bahan). Polipropilena memiliki titik lebur ~160°C
(320°F), sebagaimana yang ditentukan Differential Scanning Calorimetry (DSC).

Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah


polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah
polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi
dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama,
dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan
menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai
sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.

PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida


(CH2=CHC1). Karena 57% massanya adalah kalor, PVC adalah polimer yang
menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya. Proses
produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini,
monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator
polimerisasi, bersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan
pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan
memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik,
dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada
temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi PVC lebih
padat daripada monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran
untuk mempertahankan suspensi.

Keuntungan PVC :

 Ringan
 Tahan air
 Isolasi
 Mudah dibuat dan diproses
 Penyesuaian kekerasan. Opsi penyesuaian hebat untuk menyesuaikan materi
Anda
 Penghematan Biaya
 Keamanan Bahan: PVC tidak akan pecah berkeping-keping seperti kaca.

Polyvinil Chloride memiliki titik leleh 70oC -140oC. jenis plastic ini biasa
ditemukan pada plastic pembungkus (cling wrap), mainan anak dan pipa air. PVC
memiliki kandingan DEHA (diethylhydroxylamine). Berdasarkan hasil uji pada
hewan, DEHA dapat merusak fungsi peranakan dan menghasilkan janin yang cacat,
selain mengakibatkan kanker hati. Bahaya lain dari senyawa ini adalah, jika
membakar PVC akan menyebabkan polusi udara karena adanya kandungan kimia
yang berbahaya.
Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene, HDPE) adalah
polietilena termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Membutuhkan 1,75 kg
minyak bumi (sebagai energi dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE. HDPE
dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol daur ulang. Pada tahun 2007,
volume produksi HDPE mencapai 30 ton. HDPE memiliki percabangan yang sangat
sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis katalis dalam produksinya (katalis
Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi. Karena percabangan yang sedikit, pipa HDPE
memiliki kekuatan tensil dan gaya antar molekul yang tinggi. HDPE juga lebih keras
dan bisa bertahan pada temperatur tinggi (120oC). HDPE sangat tahan terhadap bahan
kimia sehingga memiliki aplikasi yang luas, diantaranya:

 Kemasan deterjen
 Kemasan susu
 Tanki bahan bakar
 Kayu plastik
 Meja lipat
 Kursi lipat
 Kantong plastik
 Wadah pengangkut beberapa jenis bahan kimia
 Sistem perpipaan transfer panas bumi
 Sistem perpipaan gas alam
 Pipa air
 Pembungkus kabel
 Papan luncur salju

Anda mungkin juga menyukai