PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
Muhammad Rizky Febrianto
1740303018
diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk
padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara dipanaskan.
a. Polimer Thermoplastik
Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik di atas, thermoplastik adalah jenis yang
memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi
kode berupa nomor untuk memudahkan dalam mengidentifikasi
danpenggunaannya lihat pada Gambar 2.1 dan Tabel 1.
Gambar 2.1 Kode Plastik
Sumber: (https://edmontonartgallery.com/2022/06/14/arti-kode-kemasan-plastik/)
Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting dalam proses
pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah titik lebur
(Tm), temperatur Jenis Tim ( Tg ( Temperatur transisi (Tg) dan
temperatur Bahan °C¿ °C¿ Kerja Maks (° C ¿ dekomposisi.
Temperatur PP 168 5 80 transisi adalah
temperatur di mana plastik
HPDE 134 -110 82
mengalami perengganan
struktur sehingga LPDE 330 -115 260 terjadi perubahan
dari kondisi kaku menjadi lebih
PA 260 50 100
fleksibel. Di atas titik lebur, plastik
mengalami PET 259 70 100 pembesaran
volume sehingga molekul bergerak
lebih bebas yang ditandai dengan peningkatan kelenturannya. Temperatur lebur adalah
temperatur di mana plastik mulai melunak dan berubah menjadi cair. Temperatur
dekomposisi merupakan batasan dari proses pencairan. Jika suhu dinaikkan di atas
temperatur lebur, plastik akan mudah mengalir dan struktur akan mengalami
dekomposisi. Dekomposisi terjadi karena energi thermal melampaui energi yang
mengikat rantai molekul. Secara umum polimer akan mengalami dekomposisi pada suhu
diatas 1,5 kali dari temperatur transisinya (Budiyantoro, 2010). Data sifat termal yang
penting pada proses daur ulang plastik bisa dilihat pada tabel berikut:
2.2 Komposit
Komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa
yang berbeda menjadi suatu material yang baru dan memiliki properties lebih baik dari
keduanya. Komposit menjadi bahan alternatif pengganti bahan logam, hal ini disebabkan
sifat dari komposit serat yang kuat dan mempunyai berat yang lebih ringan dibandingkan
logam (Fahmi H, 2011). Karakteristik komposit sangat kuat dipengaruhi oleh
penyusunnya, distribusinya dan interaksinya. Lebih spesifik, juga dipengaruhi oleh
geometri dari penguatnya, dimana geometri itu merupakan bentuk, ukuran dan distribusi
ukurannya. Semua hal ini kemudian dikembangkan untuk menaikkan karakteristik
mekaniknya seperti kekuatan, kekakuan, ketangguhan, peforma terhadap panas dan
lainnya.(Sirait, 2010) Keuntungan dari penggunaan komposit sendiri adalah bobotnya
yang ringan serta mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik, biaya produksi lebih
murah, umur pemakaian yang lama dan tahan terhadap korosi. Hal demikian harus 9
diperhatikan karena pada komposit yang diperkuat agar dapat membentuk produk yang
efektif, disamping itu juga harus ada ikatan permukaan yang lebih kuat antara komponen
penguat dan matriks.(Djaprie, 1991:592)
Menurut bentuk dan penyusunnya material komposit dapat dibedakan menjadi lima
jenis, yaitu :
4. Komposit Laminar
Komposit laminar merupakan jenis komposit yang tersusun atas dua atau
lebih lamina/lapisan. Komposit serat lamina ini adalah yang paling banyak
digunakan dalam lingkup teknologi otomotif maupun industri.
vf v
vf - . vm - m (2.1)
vc vc
wf w
vv f - . vm - m (2.2)
wc wc
Dengan mengetahui densitas dari komposit, serat dan matriks, maka bisa
diperoleh konversi dari fraksi volume ke fraksi berat atau sebaliknya
menggunakan Persamaan 2.3. kemudian untuk mengetahui berat fiber yang
dibutuhkan wf berat matriks yang dibutuhkan pada Persamaan 2.3. ditentukan
dengan Persamaan 2.4. dan 2.5.
w f ρf v f −ρf
v v f −¿ − . . vf (2.3)
w c ρc v c ρf
ρc
Vf = . wf
ρf
ρc
Vm = . wm
ρf
w f = vf .ρ f (2.4)
w m = v m. ρm (2.5)
Dimana:
1
ρc =
( )( )( )
Wf
ρf
+
Wm
ρm
+
W sb
ρsb