Anda di halaman 1dari 30

Makalah Termoplastik

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1

Latar Belakang

Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif. Kertas, plastik, ban, seratseratalamiah, merupakan produk-produk polimer. Plastik merupakan salah satu bahan yang paling
umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan
logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: ringan, kuat dan
mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang
tinggi, dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. Namun begitu
daya guna plastik juga terbatas karena kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas mudah rusak
pada suhu yang rendah. Keanekaragaman jenis plastic memberikan banyak pilihan dalam
penggunaannya dan cara pembuatannya. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat
unik dan luar biasa.
Rekayasa polimer meliputi bahan alami seperti karet dan bahan sintetis seperti plastik dan
elastomer. Polimer merupakan bahan yang sangat berguna karenastruktur mereka dapat diubah
dan disesuaikan untuk menghasilkan bahan dengan berbagai sifat mekanik dan dalam spektrum
yang luas dari warna serta dengan sifat-sifat transparan yang berbeda.
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer Jika monomernya
sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer
alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya
manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan
ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer
menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material
plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting
dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik,
mainan anak-anak dan produk-produk industri lainnya.
Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: plastik thermoplast
dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan
adanya panas. Yang termasuk plastic thermoplast antara lain: PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET,
BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik yang apabila telah
mengalami kondisitertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk
jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastic thermoset adalah: PU (Poly Urethene,
UF (UreaFormaldehyde), MF (Melamine Formal dehyde), polyester, epoksi dll. Untuk membuat
barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses
pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau aditif. Penggunaan

bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu
produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya, maka bahan tambahan atau bahan pembantu
proses dapat dikelompokkan menjadi: bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer),
bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent,
flame retardant dsb.
1. 2

Rumusan Masalah

Adapun permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah :


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan polimer?
1.2.2 Bagaimana sifat, karakteristik dan klasifikasi polimer?
1.2.3 Perbedaan Polimer Termoplastik dan Termosetting?
1.2.4 Apa makna dari Kode yang terdapat pada plastik-plastik dalam kehidupan sehari-hari?
1.2.5 Bagaimana cara uji polimer Termoplastik menurut SNI?
1. 3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :


1.3.1 Memberi penjelasan tentang polimer
1.3.2 Mengetahui perbedaan polimer thermosetting dan polimer termoplastik
1.3.3 Memperluas pengetahuan tentang polimer termoplastik dan karakteristiknya

BAB II
ISI
2.1 Definisi Polimer
Polimer disebut juga Polimer tinggi karena merupakan makromolekul. Makromolekul adalah
molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana atau
disebut monomer. Molekul-molekaul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat
besar, seperti polimer poli feniletena mempunyai harga rata-rata massa molekul mendekati 300.000.
Molekul-molekul polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer. Panjang
rantai molekul dinyatakan dalam derajat polimerisasi.Polimer (polymer) berasal dari dua kata, yaitu
poly (banyak) dan meros (bagian bagian).
2.2 Karakteristik Polimer

Karakteristik polimer secara umum yaitu sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.

Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.


Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis polimer.
Ketahanan korosi yang tinggi.
Konduktivitas listrik dan panas yang rendah

2.3 Klasifikasi Polimer


Klasifikasi polimer dapat dibedakan berdasarkanasalnya (sumbernya), berdasarkan ketahanan
terhadap panas (termal), strukturnya dan reaksi pembentukannya.
2.3.1

Polimer berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer alam telah
dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer
buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer
alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa).
Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.
2.3.2

Polimer berdasarkan ketahan terhadap panas

1. Polimer termoplastik, polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer jenis
ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat
terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang
berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
2. Polimer termoseting, polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini
dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan
polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer
ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Contohnya Bakelit yang di pakai
pada asbak, fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekat plywood.

2.3.3 Polimer berdasarkan strukturnya


1. Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus substituen.
Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur
normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik
seperti gelas). Rantai utama linear. Contoh nya yaitu Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC,
poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril
(orlon atau creslan) dan nylon 66
2. Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada struktur
dasar yang sama sebagai rantai utama.
3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai, seperti
digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya diswell (digembungkan) oleh pelarut tetapi
tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin
besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika
derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak
dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).
Di lihat dari ikatan kimianya polimer berdasarkan strukturnya memiliki sifat yang berbeda-beda.
Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :
1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil
3. Termoplastik

2.3.4 Polimer berdasarkan Reaksi Pembentukannya


1. Polimerisasi adisi, melibatkan reaksi rantai dan terdiri dari 3 tahap yakni, pemicuan, perambatan
dan pengakhiran.

2R

I
kemudian
R

CH2 == CHX

CH2

CHX

Tahap perambatan
R -CH2 CHX + CH2 == CHX R CH2 CHX CH2 CHX dst
Tahap pengakhiran
CH2 CHX

CHX CH2

CH2 CHX CHX CH2

Polimerisasi adisi khusus terjadi pada senyawa-senyawa yang memilki ikatan rangkap, misalnya;
etena dan turunan-turunannya.
2. Polimerisasi kondensasi, terjadi reaksi antara dua molekul bergugus fungsi banyak (molekul
yang mengandung dua gugus fungsi atau lebih yang dapat bereaksi.

CH3COOH + C2H5OH

CH3.COOC2H5 + H2O

Pada reaksi tersebut menunjukkan campuran etanol (etil alcohol) dan asam etanoat (etil asetat)
dipanasi bersama sedikit asam sulfat pekat, etil ester etanoat (etil asetat) dihasilkan, disertai
penyingkiran air.
Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu
polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer
kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan
selama berlangsungnya proses polimerisasi.

2.3.5 Polimer berdasarkan Jenis Monomernya


1. Homopolimer, terbentuk dari sejenis monomer
2. Kopolimer, terbentuk lebih dari sejenis monomer.
Terdapat beberapa jenis kopolimer yaitu kopolimer acak, kopolimer berselang-seling, kopolimer
balok, dan kopolimer cangkuk.
ABBABAAABA
(a)
A B A B A B A B A B
(b)
AAAABBBBAA
(c)

AAAAAAAAAA

(d)
Gambar 7.2 Diagram kopolimer (a) acak, (b) berselang-seling, (c) balok, (d) cangkuk,
A dan B menggambarkan kesatuan berulang yang berbeda

2.4 Bentuk dan Sifat Khusus Polimer termoplastik


Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer
jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut
dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan
yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak
memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau
bercabang.
Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.
Bentuk struktur bercabang termoplastik.

Sifat Khusus Termoplastik


Sifat khusus yang dimiliki oleh polimer termoplastik yaitu :
-

Berat molekul kecil

Tidak tahan terhadap panas.

Jika dipanaskan akan melunak.

Jika didinginkan akan mengeras.

Mudah untuk diregangkan.

Fleksibel.

Titik leleh rendah.

Dapat dibentuk ulang (daur ulang).

Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.

Memiliki struktur molekul linear/bercabang.


Terdapat perbedaan sifat antara termoplastik dan termosetting yaitu :

2.5 Macam-macam Bahan dari jenis Termoplastik


Resin untuk penggunaan umum, yaitu meliputi
2.5.1 Polietilen
Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan memberi
hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilaen. Polimerisasi
etilen ditunjukkan pada reaksi di bawah.
Reaksi:
Berdasarkan tekanan pada polimerisasinya, polietielen dibagi menjadi :
1. Polietilen massa jenis rendah (LDPE) , massa jenis 0,910-0,926
2. Polietilen massa jenis medium (MDPE), massa jenis 0,926-0,940
3. Polietien massa jenis medium (HDPE), massa jenis 0,941-0,965.

Polietielen dengan berat molekulnya rendah, 1.000-12.000 dan polietilen dengan berat molekul
sangat tinggi (1-4 juta) demikian pula polietilen yang kopolimerkan dan pada berbagai jenis rantai.

Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi. Karena sifatsifatnya serupa dengan paraffin, terbakar kalau dinyalakan dan menjadi cair, menjadi rata kalau
dijatuhkan di atas air.
Polietilen untuk keperluan khusus dapat dibedakan atas:
a). Polietilen berberat molekul rendah ( 1.000-12.000)
Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas dan bahan dengan titik cair 100 oC tergantung
dari massa jenis dan berat molekulnya. Dipakai untuk memperbaiki mampu cetak dengan
mencampur atau dipakai untuk membuat kertas tahan air dan kain tanpa tenunan, pelapis dll.
b). Polietilen Berberat molekul tinggi (1-4 juta)
Bahan ini sukar diolah karena kecairannnya yang buruk, walaupun agak lunak dengan
meningkatnya temperatur. Tetapi juga memiliki ketahanan impak yang baik, abrasi yang sangat
baik, sifat mekanik yang sangat baik, pemelaran yang kecil pada temperatur sekitar 100oC.
c). Polietilen berikatan silang
Jika antar molekul diikat silangkan melalui penyinaran radioaktif energi tinggi seperti; sinar
beta atau sinar gamma dll, maka kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik dan
titik lunaknya meningkat.
d). Polietilen busa
Kalau polietilen diikat silangkan dan dibusakan, maka bahan ini dapat dipergunakan untuk
isolasi. Jika sebagai bahan busa rendah dapat dipakai sebagai pengganti bahan kayu.
Penggunaan :
Pada temperature rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan bahan kimia. Karena itu dipakai
untuk keperluan berbagai alat dapur, isolator kabel listrik, serat, kantong tempat, botol plastik,
mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran, kantong plastik dan jas hujan.
2.5.2 Polipropilen
Bahan baku polipropilen diperoleh dengan menguraikan petroleum (nafta) dengan metode
yang sama dengan etilen.
Reaksi :
Sifat-sifat:
Sifat-sifat polipropilen serupa dengan sifat-sifat polietilen. Massa jenisnya rendah(0.9-0.92), dan
termsuk jenis yang paling ringan diantara bahan polimer. Dapat terbakar, dan jika dibandingkan
dengan polietilen yang bermassa jenis tinggi, polimer ini memiliki titik lunak, kekuatan tarik, kekuatan
lentur dan kekakuannya lebih tinggi, tetapi ketahanan impaknya rendah terutama pada suhu rendah.

Sifat tembus cahaya polipropilen jauh lebih baik daripada polietilen, sehingga digunakan sebagai
bahan pembuatan film.
Penggunaan :
Polipropilen banyak dipakai sebagai bahan dalam produksi peralatanrumah tangga, peralatan listrik,
dan komponen mobil. Hal ini disebabkan karena sifat polimer ini yang mengkilap, permukaan yang
licin, mampu cetak yang baik dan tembus cahaya serta dapat di buat menjadi karung, tali, botol
minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik, alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci,
pembungkus tekstil, dan permadani.
2.5.3 Polistiren
Bahan yang khusus di gunakan untuk injeksi dan ekstruksi. Ciri-ciri khasnyaialah berat jenis yang
rendah (1.07), daya tahan terhadap air dan zat kimia, stabilitas dimensi dan kemampuan isolasi
(pengganti karet yang baik untuk isolasi listrik)
Reaksi :
Monomer stiren dibuat dari benzen dan etilen dipolimerisasikan oleh panas, cahaya dan katalis
Sifat-sifat :
Polistiren tidak bewarna dan merupakan resin transparan yang dapat diwarnai secara
bening. Memiliki sifat listrik yang baik terutama pada frekuensi tinggi. Polistiren dapat larut dalam
keton, ester dan pelarut hidrokarbon aromatic.
Jenis-jenis :
a. Polistiren keperluan umum (GP)
b. Polistiren dengan ketahanan impak tinggi
c. Polistiren tahan cahaya
d. Polistiren busa
Penggunaan :
Polistiren busa dapat dipakai sebagai bahan isolasi panas, resin stiren dapat di cetak menjadi kotak
baterai, piring, bagian dari radio, roda gigi, pola untuk pengecoran, kotak es, kemasan, gelas,
insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju, ubin tembok dan bahan pengepakan. Bahan ini
dapat di cetak injeksi, diekstruksi atau dibentuk dalam cetakan.

2.5.4 Polimetil Metaklirat


Reaksi :

Sifat-sifat :
Resin ini memiliki sifat tembus cahaya yang sangat baik, kekuatan impak 10 kali lebih baik dari
gelas dan tahan terhadap cuaca.
Penggunaan :
Polistiren dengan kekerasan permukaan yang dimodifikasikan dapat menggantikan gelas sebagai
lensa optic. Bahan ini mudah dibentuk menjadi permukaan yang melengkung yang dapat dipakai
untuk kaca pelindung pada pesawat terbang atau sepeda motor.
2.5.5 Polivinil Klorida
Reaksi :
Sifat-sifat :
Dalam bentuk serbuk atau tepung putih memiliki daya tahan yang baik terhadap air,asam, alkali,
tidak beracun, tidak menyala, isolator yang baik dan tidak mudah larut pada beberapa larutan.
Penggunaan:
Lapisan kabel listrik, boneka, sarung tangan tahan air, pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit
sintetis, ubin plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol
detergen.
2.5.6 Klorida Poliviniliden
Reaksi :
Sifat-sifat:
Klorida poliviniliden sangat stabil terhadap bahan kimia, tidak dapat menyala dan tidak mudah larut.
Penggunaan :
a. Kopolimer vinil klorida sebagai jaring ikan, penutup jok mobil, dan kasa serangga.
b. Lateks sebagai bahan cat, bahan tahan air dan lembab.
2.5.7 Polivinil Asetat (PVAC), Polivinil Alkohol
a. Polivinil Asetat
Reaksi :

Sifat-sifat:
Polivinil asetat mempunyai gugus asetat yang besar dalam rantai samping dan tidak
pernahmengkristal.Resin vinil asetat memiliki kekuatan mekanik rendah, ketahanan panas yang
rendah, lebih mahal dari resin vinil klorida, dan ketahanan kimianya rendah.
Penggunaan :
Digunakan untuk perekat dan bahan dasar permen karet., dll.

b. Polivinil Alkohol (PVA)


Dibuat dengan penyabunan polivinil asetat
Reaksi :
Sifat-sifat:
Sifat kelarutannya dalam air dingin dan air panas tergantung pada derajat penyabunannya.
Penggunaan :
Bahan ini dipergunakan untuk membuat serat tiruan. Saat ini dipakai pada benang ban mobil, ban
mesin dan bahan industri lainnya.
Polimer Asetal
Bahan ini diperoleh dengan proses kondensasi (asetalasi ) dari polivinil alcohol dan aldehida.
Reaksi :
Sifat-sifat
Kalau formaldehid (formalasi) dan butyl aldehid (butiralasasi) dipakai, polivinil formaldehid (PVF) dan
polivinil butiral (PVB) masing-masing terbentuk. Sifat-sifat dari PVB dan PVF dapat berubah
tergantung dari derajat polimerisasi, jenis bahan aldehid, derajat asetalasi dan jumlah kelompok
sisa. PVB larut baik dalam alcohol , keton, ester dan larutan organic lainnya. Kelebihan dari PVB
adalah dapat dicampur dengan resin lain, seperti; dapat bercampur baik dengan resin fenol, resin
melamin, resin urea dll.
Penggunaan :
PVF dapat sebagai isolasi listrik yang baik dan perekat untuk logam-logam. Selain itu dapat dibuat
spon untuk keperluan kosmetik, saringan untuk makanan dsb.

PVB dipakai untuk lapisan antara kaca mobil, perekat kaca mobil, kaca pesawat terbang dan kaca
tahan peluru. Sebagai perekat dapat diaplikasikan untuk berbagai bahan.

2.5.8 Resin kopolimer


a. Resin EVA (Etilen-Vinil Asetat kopolimer)
Kopolimer dari etilen dan vinil asetat. Sifat-sifatnya berubah tergantung pada kadar dan berat
molekul dari vinil asetat. Resin ini bersifat elastis sehingga mudah dibengkokkan seperti kaert.
Bahan ini mudah dicetak, tahan cuaca, tahan retak karena tegangan.
b. Resin ABS
Resin ini adalah jenis termoplastik dengan harga impak tinggi yang terdiri dari akrilonitril, butadiena
dan stiren. Disebut resin ABS karena singkatan dari ketiga penyusun resin ini.
Sifat dari resin ini dapat berubah-ubah berdasarkan cara produksi, komponen resin, berat molekul,
jenis dan komponen karet, ukuran partikel, derajat ikatan silang, perbandingan cangkokan, dan
perbandingan resin dan karet.

2.5.9 Turunan Selulosa


Selulosa memiliki kelarutan yang jelek, dan jenis pelarut yang dapat digunakan terbatas. Namun
demikian, dengan mengesterifikasi atau mengesterifikasi gugus hidroksil dari alkoholnya, bahan
tersebut dapat dilebur dan dapat larut.

2.5.10 Nitroselulosa (seluloid)


Nitroselulosa adalah resin yang telah lama dikenal dengan mencampurkan nitroselulosa,
kamper, alcohol dan zat pewarna, dan menghilangkan pelarut. Bahan ini kuat, dan daya serap
airnya rendah, baik dalam ketelitian dimensi dan kemampuan pemprosesan secara mekanik,
melunak pada suhu air panas dan mudah dicetak. Namun demikian memiliki sifat yang kurang
menguntungkan yaitu; sangat mudah terbakar dan berbahaya dalam penggunaannya.
Gambar 7.3 Rumus struktur dari plastic selulosa
Selain nitroselulosa ada juga turunan selulosa yang lain seperti; asetil selulosa, selulosa
asetat butirat, etil selulosa, dll.

Plastik Industri

2.5.11

Poliamid (Nylon)

Poliamid adalah resin dengan ikatan amida NH-CO-, dan dari strukturnya dapat dibagi menjadi (NH-R-NHCO-R-CO-)n dan (-NH-R-CO-)n.
Tabel 7.1 Jenis Poliamid
Penggunaan poliamid kebanyakan dalam bentuk serat industri untuk pembuatan tambang,
benang ban mobil, jaring ikan dll.
2.5.12 Poliasetal
Bahan ini adalah resin termoplastik yang kristalin dengan struktur polieter yang terdiri dari
rantai molekuler gugus metilen (CH2)__ dan oksigen (O)_ yang berulang. Formaldehid
dipolimerisasikan dengan berbagai katalis menjadi homopolimer molecular yang tinggi (Delrin).
Penggunaan bahan ini secara luas karena memiliki keunggulan dari kekuatan, ketahanan lelah,
ketahanan melar dan ketahanan abrasi. Sehingga banyak dipakai untuk roda gigi, bantalan, roda
ban, sekrup , penguat dan komponen-komponen mesin.

2.5.13 Polikarbonat Aromatik


Ini adalah resin termoplastik dengan ikatan polikarbonat aromatic
Rantai molekul mempunyai gugus aromatic, adalah kaku lebih kristalin dan terikat kuat . Karena
terikat dengan ikatan ester, maka ketahanan alkalinya lemah. Bahan ini tidak berwarna, tembus
cahaya dengan massa jenis 1,2 dan dan dapat padam sendiri bila terbakar. Dalam pemanfaatannya,
polkarbonat dipergunakan luas untuk komponen elektronik dan listrik.

2.5.14 Resin polyester termoplastik jenuh


Resin ini berantai lurus dengan ikatan ester -O-C- dalam rantai utama
Selain
itu
dikenal
pula
polibutilen
tereftalat
(PBT)
sebagai
resin
untuk
penggunaan umum.PET memiliki permukaan yang halus mengkilat, titik leleh relative tinggi,
kekakuan tinggi, kekuatan mekanik yang unggul seperti; ketahanan impak, ketahanan abrasi,
koefisien gesek, ketahanan melar, ketahanan retak tegangan, dan ketahanan cuaca juga baik. Sifatsifat tersebut tampaknya seimbang dengan baik.Penggunaan bahan ini, kebanyakan untuk serat ,
film maupun botol
2.5.15 Polisulfon
Bahan ini diperoleh secara polikondensasi dan disebut polisulfon karena

mengandung gugus

Penggunaan untuk komponen listrik, komponen mekanik dan komponen mobil, karena sangat cocok
pada kondisi termal yang sangat berat. Sebagai plastic teknik, bahan ini memiliki sifat-sifat mekanik ,
listrik dan kimia yang unggul, bahan digunakan secar luas.

2.5.16 Polifenilen oksida (PPO)


PPO unggul dalam kekuatan, ketahanan panas, bahan kimia, air dan sifat listrik, tapi tak
begitu baik dalam kemampuan cetaknya. Bahan memiliki massa jenis rendah sekitar 1,06, bersifat
dapat padam sendiri, tak tembus cahaya, dan temperature cetak 290-350oC

Polimer lain
2.5.17 Floropolimer
a).

Politetrafluoroetilen (PTFE)

Ketahanan listrik baik sekali, unggul dalam ketahanan panas, ketahanan dingin, dan ketahanan
kimia, maka bahan ini digunakan untuk gasket, pembungkus, selang, pipa bahkan sebagai material
vital sepert; pembuluh darah buatan.
b).

Kopolimer fluoroplastik

Zat ini memiliki sifat yang sama dengan PTFE dalam ketahanan mekanik, tetapi jelek dalam
ketahanan panas dan sifat listriknya. Disamping itu zat ini relative tahan terhadap bahan kimia baik
organik maupun anorganik.
c). Poliklorotrifluoroetilen (PCTFE)

Bahan ini memiliki sifat mekaniknya sama dari FTPE tetapi lebih baik dalam hal sifat
tembus cahaya.danisolasi listrik.
d). Poliviniliden Fluorida (PVDF)
n. CH2 = CF2 (CH2 CF2)n
Bahan ini umumnya transparan dan unggul terhadap ketahanan cuaca, tahan terhadap penyinaran
dan mudah diproses menjadi film.
2.5.18 Resin Silikon
Bahan ini merupakan polimer organic yang didasarkan pada ikatan silicon
Bergantung dengan banyaknya, gugus OH, maka dapat dibuat polimer berantai lurus
dengan struktur jaringan yang memiliki berbagai sifat yang menyerupai resin, menyerupai minyak
dan menyerupai karet. Silikon mempunyai kestabilan termal yang sangat baik dan tak dapat dicapai
oleh bahan organik lain baik sebagai cairan, padatan kenyal atau padatan resin.

2.6 Proses Pembuatan Termoplastik


Bahan setiap plastik berbeda-beda, maka prosesnyapun berbeda-beda, meskipun umumnya
hampir sama. Bahan baku umumnya berbentuk serbuk atau butiran dan sering memerlukan operasi
persiapan.
Proses ke-1. Pencampuran dan Pra-pembentukan
Bahan termoplastik dipasarkan dalam bentuk butiran, oleh karena itu dicampurkan dengan
zat-zat tertentu dalam keadaan kering untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu, sebalik nya bahan
termoseting dalam bentuk cairan atau dalam keadaan terpolimerisasi sebagian, sehingga perlu
untuk di sesuaikan. Kedalam mesin pencampur, dimasukkan resin, stabilisator, zat pewarna,
plastisiser, ter-masuk bahan pengisi. Bahan yang telah tercampur ini, ada kalanya masih berbentuk
lelehan, dimasukkan kedalam mesin injeksi, ekstrusi atau mesin giling. Pada periode ini, berat jenis
dan bobot nya sama, sehingga dihemat bahan dan proses produksi dipercepat.
Proses ke-2. Cetak Tekan
Sejumlah bahan dimasukkan ke dalam cetakan logam yang sudah lebih dahulu dipanaskan,
sehingga pada waktu cetakan ditutup, bahan lunak ini tertekan-mengalir mengisi rongga cetakan,
sementara itu, bahan yang digunakan, bisa berbentuk serbuk atau tablet prabentuk. Tekanan kerja
mesin berkisar 0,7 sampai 55 Mpa (tergantung bahan dan bentuk produk), suhunya antara 120
hingga 205 C. Untuk resin termoseting, panas sangat penting, untuk plastisasi, polimerisasi atau

pengerasan. Setelah proses selesai, cetakan harus didinginkan dengan baik, untuk menghindarkan
cacat produk.
Proses ke-3. Cetak Transfer
Pada proses ini, serbuk termoseting (benda prabentuk), diletakkan pada tempat tersendiri
atau diatas rongga cetakan. Setelah bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan, bahan
diinjeksikan kedalam rongga cetakan, kemudian bahan akan mengalami periode pengerasan.
Keunggulan cetak transfer yaitu mampu membuat benda berbentuk rumit serta berpenampang
besar. Kekurangannya yaitu ada kehilangan bahan pada saluran pengalir dan harga cetakan relatif
mahal.

Proses ke-4. Cetak Injeksi


Bahan butiran dicairkan lalu diinjeksikan kedalam rongga cetak untuk kemudian membeku (cetakan
didinginkan dengan air). Karena kemampuannya berubah (padat-cair atau sebalik nya), tanpa
merubah susunan kimianya, maka bahan ini sangat sesuai untuk pemrosesan
yang cepat.Gaya tekan mesin antara 0,4 sampai 22 MN dengan banyak bahan yang dapat diolah
maksimum 9 kg. Plastik mengalami praplastisisasi didalam mesin hingga 180 kg/jam sebelum
diinjeksikan dengan laju debit 0,01 , dimana suhu berkisar 120 hingga 260 C. Mesin ini dapat
memproduksi: panel mobil, keranjang, bagian-bagian kulkas, perabotan rumah tangga dan tempattempat sampah.
Proses ke-5. Ekstrusi
Bahan-bahan termoplastik, seperti: derivat selulosa, resin vinil, polistiren, polietilen, polipropilen dan
nilon, dapat diproses dengan ekstrusi untuk dijadikan berbagai bentuk dan berbagai panjang.
Produk dari proses ini adalah: pipa panjang, profil tertentu, pipa listrik dan pipa-pipa untuk
mengalirkan zat-zat kimia. Bahan termoseting kurang cocok, karena terlalu cepat mengeras.
Butiran atau serbuk bahan dimasukkan ke dalam pengumpan dan digerakkan kedalam ruang
pemanas oleh sekrup spiral. Di ruang pemanas, bahan menjadi viskos (kental), kemudian ditekan
kedalam cetakan. Setelah keluar dari cetakan, benda didinginkan (air atau udara bebas), sementara
pengerasan terjadi, benda diletakkan pada conveyer.

Proses ke-6. Pengkodean jenis plastik


Sebagai konsumen, kita pantas mendapat perlindungan kualitas. Tetapi kita juga patut melakukan
identifikasi sendiri terhadap jenis bahan plastik yang digunakan. Setiap perusahaan umumnya telah
memiliki standar perlindungan konsumen dengan mencantumkan jenis bahan plastik yang
digunakan pada wadah makanan atau minuman yang diproduksinya. Standar ini telah
dikembangkan oleh asosiasi industri plastik di Amerika Serikat dengan melakukan pengkodean jenis
plastik. Kode yang mengacu standar AS ini biasanya ada di bagian bawah wadah plastik berupa

cetakan timbul bergambar panah yang membentuk segitiga dengan sebuah angka di dalamnya.
Angka ini menunjukkan jenis plastik danpenggunaannya.Di bawah panah yang membentuk segitiga
itu, kadang dicantumkan inisial kandungan kimianya. Mari kita perhatikan jenis palstik dan
penggunaannya:
Kode 1. bertuliskan PET atau PETE
PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) sering digunakan sebagai botol minuman,
minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan
berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka.
Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.
Kode 2. Bertuliskan HDPE
HDPE atau High Density Polyethylene banyak, ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat
yang tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup
plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia.
Kode 3. Bertuliskan PVC
PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC) sering digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan
kemasan untuk produk bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya.
Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk bahan mainan anak di
bawah tiga tahun.
Kode 4. Bertuliskan LDPE
LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya
sayuran, daging beku, kantong/tas kresek

Kode 5. Bertuliskan PP
PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi
menggunakan plastik jenis ini.
Kode 6. Bertuliskan PS
PS atau Polystyrene termasuk kemasan sekali pakai. Contohnya gelas dan pakai makanan
styrofoam, sendok, dan garpu plastik, yang biasa ada pada kotak makanan. Kotak CD juga
mengandung Polystyrene. Kandungan bahan kimia plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan. Jika
makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dari kemasan langsung berpindah ke
makanan.
Kode 7. Bertuliskan PC

PC atau Polycarbonate digunakan untuk botol galon air minum, botol susu bayi, melamin untuk
gelas, piring, mangkuk alat makanan. Salah satu bahan perlengkapan makanan dan minuman yang
sering digunakan adalah melamin yang tergolong jenis plastik termoset. Plastik jenis ini tergolong
dalam food grade dan dapat digunakan sampai 140 C.
Saat ini beredar perlengkapan makanan melamin palsu yang biasanya dijual dengan harga 10 ribu
3, dibuat dari bahan urea formaldehyde yang mengandung formalin kadar tinggi, yang tidak tahan
panas dan dapat mengeluarkan formalin yang dapat mengkontaminasi makanan.
Untuk membedakan melamin palsu dengan yang asli dapat dilihat dari tekstur permukaannya di
bawah cahaya lampu, yang palsu biasanya bergelombang sedangkan yang asli tidak dan jika
direbus yang palsu akan berubah bentuk dan warnanya menjadi kekuningan.
Kategori 8 untuk jenis lainnya
Kategori ini mencakup semua jenis plastik yang tidak termasuk dalam keenam kategori di atas.
Namun, bukan berarti plastik jenis ini aman sebagai wadah makanan, karena di dalam kategori ini
termasuk polycarbonate yang dapat melepaskan BPA.
Di dalam kategori ini juga ada bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu.
Bioplastik aman sebagai kemasan makanan dan ia pun dapat terurai secara biologis. Untuk jenis ini,
pastikan bahannya tidak mengandung Polycarbonate.
Jika dalam mengkonsumsi makanan dari kemasan plastik berkode 1,3,6,dan 8 yang kita tidak yakin
kandungannya, maka gunakan sesuai anjuran. Misalnya tidak menggunakan botol PET yang dibuat
sekali pakai atau memanaskan makanan di wadah plastik yang tidak untuk keperluan itu.
Hampir di semua Negara, pemakian material plastik untuk kebutuhan manusia mengacu pada
standar, seperti di Indonesia standar yang digunakan adalah SNI (Standar Nasional
Indonesia). Beberapa produk plastik yang sudah memiliki SNI yaitu PVC, botol untuk air dalam
kemasan.
2.7 Pengujian polimer Termoplastik dengan SNI
1. SNI 06-4894-1998
Ketahanan karet vulkanisat atau karet termoplastik terhadap keretakan oleh ozon (uji
peregangan statik)

Potongan uji dalam keadaan teregang di dalam ruang tertutup pada suhu tertentu, dikenai udara
yang mengandung ozon dengan konsentrasi tertentu dan tetap. Potongan uji tersebut diamati
secara berkala untuk melihat timbulnya retak.
2.

SNI 06-6314-2000

Penentuan dimensi potongan uji dari karet vulkanisat, karet termoplastik dan barang jadi
karet untuk keperluan pengujian

Ada empat jenis metode standar untuk pengukuran dimensi potongan dari karet vulkanisat karet
termoplastik untuk keperluan pengujian. MEtode tersebut adalah metode A,B,C dan satu metode tak
langsung (metode D). Metode A untuk dimensi <30 mm, metode B untuk dimensi 30 mm 100 mm,
metode C untuk mdimensi > 100 mm dan metode D yaitu cara penentuan dimensi tak langsung
untuk berbagai ukuran. suhu dan kelembaban untuk pengkondisian berturut-tirit adalah 20 oC 50
oC dan 27 oC 65 oC. PEngukuran sekurang-kurangnya dilakukan tiga kali setiap penentuan
dimensi dan hasil dari nilai tengah yang dilaporkan.
3. SNI ISO 188:2010
Pengujian Pengusangan yang di percepat dan ketahanan panas dari karet vulkanist atau
termoplastik

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Polimer tinggi (makromolekul) adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan
kimia yang kecil dan sederhana atau disebut monomer. Polimer tinggi terdapat di alam yaitu; pada
benda hidup, baik binatang maupun tumbuhan, mengandung sejumlah besar bahan polimer) dan
dapat juga disintesis (proses kimia). Polimer alam seperti; selulosa, pati dan protein telah lama
dikenal dan digunakan untuk keperluan hidup manusia. Sedangkan polimer sintesis dari proses
polimerisasinya dapat dibedakan menjadi polimer adisi dan polimer kondensasi.
Disamping itu, polimer juga dapat dikelompokkan menjadi polimer termoset dan polimer
termoplastik. Polimer termoplastik memiliki sifat lunak pada suhu yang lebih tinggi.dan kembali
seperti kondisi semula bila didinginkan. Jenis-jenis polimer termoplastik adalah ; polietilen,
polipropilen, polistiren, polimetil metaklirat, polivinil klorida, klorida poliviniliden dll. Polimer-polimer
termoplastik banyak digunakan untuk memproduksi barang-barang keperluan sehari-hari sehingga
diharapkan lebih mudah dicetak dan murah.

PLASTIK DAN PERMASALAHANNYA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plastik merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan saat ini karena plastik
memiliki banyak sifat-sifat yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Diantara pemanfaatan
plastik adalah untuk memproduksi wadah makanan dan minuman, peralatan dapur dan rumah
tangga, komponen listrik, serta mainan anak- anak.
Di balik kelebihan-kelebihan yang dimiliki plastik, penggunaan plastik yang
sembarangan ternyata dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan juga
kesehatan manusia. Plastik umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro
organisme sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Sampah plastik juga
dapat melepaskan senyawa karsinogenik (penyebab dan pemicu kanker) pada kondisi tertentu.

Pengetahuan masyarakat tentang plastik masih sangat minim, padahal dalam kehidupan
sehari-hari hampir setiap saat mereka terlibat dengan bahan-bahan yang terbuat dari plastik. Jika
hal ini dibiarkan, maka diperkirakan jumlah manusia yang menjadi korban penyalahgunaan
plastik akan semakin meningkat. Untuk itulah penulis menulis makalah ini, sebagai salah satu
wujud kepedulian penulis terhadap permasalahan yang ditimbulkan oleh plastik. Dengan
ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang plastik dan
permasalahan-permasalahan yang ditimbulkannya, sehingga para pembaca dan penulis
khususnya, dapat memanfaatkan bahan-bahan dari plastik secara lebih bijaksana demi
keselamatan hidup kita dan bumi yang kita tempati ini.
B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apakah plastik itu dan bagaimana klasifikasinya?
Bagaimana dampak penggunaan plastik bagi kesehatan manusia?
Bagaimana dampak penggunaan plastik bagi lingkungan?
Bagaimana upaya penanganan permasalahan yang ditimbulkan oleh plastik?

C.
1.
2.
3.
4.

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan klasifikasi plastik.
Untuk mengetahui dampak penggunaan plastik bagi kesehatan manusia.
Untuk mengetahui dampak penggunaan plastik bagi lingkungan.
Untuk mengetahui upaya penanganan permasalahan yang ditimbulkan oleh plastik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Plastik
1. Tentang Plastik
Plastik adalah istilah umum bagi polimer, yaitu material yang terdiri dari rantai panjang karbon
dan elemen-elemen lain (oksigen, nitrogen, klorin atau belerang) yang mudah dibuat menjadi
berbagai bentuk dan ukuran.
Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk bahan bahan dasar
plastik (monomer) secara sambung-menyambung.
Plastik juga mengandung zat nonplastik yang disebut aditif. Zat aditif diperlukan untuk
memperbaiki sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif untuk plastik diantaranya berfungsi sebagai
pewarna, antioksidan, penyerap sinar ul-traviolet dan antilekat.
2.

Tipe Plastik
Secara umum plastik digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a) Termoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang atau dicetak lagi. Pemanasan ulang akan
menyebabkan kerusakan molekul-molekul penyusunnya. Contoh plastik jenis ini adalah resin epoksi,
bakelit, resin melamin, urea-formaldehida, polyester dan polyurethane.
Contoh pemakaian: peralatan makan dari melamin, komponen/suku cadang pada kendaraan, peralatan
listrik dan serat tekstil seperti dakron dan tetoron (polyester).

b) Termoplastik

Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang.
Contoh plastik jenis ini adalah Acrylic (Perspex), Polyethylene (Polythene), Polypropylene, Poly Vinyl
Acetate (PVA), Poly Vinyl Chloride (PVC), Polystyrene dan ABS, PTFE (Teflon).

Contoh pemakaian: bahan pembungkus makanan, kantong plastik, botol (Polyethylene), pelapis alatalat masak (teflon), bahan insulator listrik, styrofoam, mainan anak (Polystyrene), dan komponen
mesin elektronik & mekanik (ABS).
3. Keunggulan dan Kelemahan Plastik
Keunggulan

Kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna sehingga menambah daya
tarik, mudah dibentuk untuk berbagai fungsi, isolator panas/listrik yang baik
Kelemahan

Beberapa jenis plastik tidak tahan panas

Beberapa jenis plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami
(bersifat non-biodegradable)

Jika tidak digunakan sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat
membahayakan kesehatan
4. Contoh Plastik yang Banyak Digunakan

Polietilen
Polietilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai yang kaku.
Ada dua jenis polietilen:

polietilen densitas rendah (low-density polyethylene/ LDPE). Sifat dari polietilen ini relatif lemas dan
kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lainlain.

polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih
keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 100 0C. Campuran polietilen densitas rendah dan
polietilen densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lainlain.

Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam,
basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat
alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani,
tali plastik, serta bahan pembuat karung.

Polistirena
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih,
keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa
polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan
untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.

Polivinil Klorida (PVC)


Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam
berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang
yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk
membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, kulit imitasi untuk dompet dan
pembalut kabel.

Politetrafluoroetilena (teflon)

Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C) Keistimewaan teflon
adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan yang dilapisi teflon
dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.

Polimetil Pentena (PMP)


Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C. Barang yang dibuat
dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya tahannya terhadap benturan
lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren. Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif
dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform
dan karbon tetraklorida. PMP cocok untuk membuat alat-alat laboratorium dan kedokteran yang tahan
panas dan tekanan, tanpa mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan ini tahan lama.
5. Tanda Klasifikasi Plastik

a)

PETE/PET (polyethylene terephthalate)


Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air
mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya serta untuk serat sintesis.

Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi
digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol
tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam
jangka panjang.

Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut.Seringnya
menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa
ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan
besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
b) HDPE (high density polyethylene)

Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum, kursi lipat dan
lain-lain.

Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap
suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk
mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya.

Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
c)
V/PVC (polyvinyl chloride)

V itu berarti PVC, yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap) dan botol-botol.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya
untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi

dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan
makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15C.

d)

e)

f)

g)

LDPE (low density polyethylene)


LDPE yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat
makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak,
pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong
baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

PP (polypropylene)
Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan
ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis PP ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman
seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

PS (polystirene)
Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Selain
tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi
gedung.
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi,
dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang.
Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.

OTHER

Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:


1. SAN styrene acrylonitrile,
2. ABS acrylonitrile butadiene styrene,
3. PC polycarbonate,
4. Nylon
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia n suhu, kekuatan, kekakuan dan
tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus
termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai
bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik
untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC (polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum
polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini
dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan n minuman yang berpotensi
merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi
imunitas. Pemakaian dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman.

B. Dampak Penggunaan Plastik bagi kesehatan


Plastik berbahaya bagi kesehatan karena mengandung zat-zat sebagai berikut:
a) PCB (Poly Chloro Bifenyl). Senyawa ini biasaya digunakan untuk membuat plastik tahan panas.
Dampak PCB bagi kesehatan:
Di jepang keracunan PCB menimbulkan penyakit yusho. Tanda dan gejala keracunan berupa
pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, tangan dan kaki lemas.
Pada ibu hamil bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan, serta bayi lahir cacat.
Pengaruh keracunan dalam jangka waktu lama atau menahun pada manusia oleh PCB antara
lain kematian jaringan hati serta kanker hati.
b) DOP (Dioctyl Phthalate). DOP terkandung dalam styrofoam. DOP merupakan senyawa yang
menyimpan zat benzena, yakni suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem pencernaan.
Benzena ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui kotoran atau air kencing. Dampak benzene bagi
kesehatan:
Menimbulkan masalah pada kelenjar tiroid.
Mengganggu sistem saraf sehingga menyebabkan kelelahan.
Mempercepat detak jantung, sulit tidur badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
Menyebabkan anemia.
Menurunkan sistem imun sehingga mudah terinfeksi virus.
Pada wanita, zat ini berakibat buruk pada siklus menstruasi dan mengancam kehamilan.
Yang paling berbahaya, zat ini bisa mengakibatkan kanker payudara dan kanker prostat.
c) BPA (Bisphenol-A). BPA biasa digunakan untuk mengeraskan plastik. Dampak Bisphenol-A
bagi kesehatan:
Berpotensi merusak sistem hormon ( karena BPA mirip dengan horomon esterogen).
Meningkatkan kemungkinan terserang penyakit jantung.
Penyebab penyakit diabetes dan beberapa bentuk penyakit hati.

Senyawa penganggu endokrin. Endokrin adalah sistem di dalam tubuh yang terdiri dari
beberapa organ atau kelenjar kelenjar yang memiliki fungsi menghasilkan serta melepaskan
hormon-hormon tertentu ke aliran darah.
Bisa memberikan efek merugikan terhadap perkembangan prostat, otak dan perubahan perilaku
pada janin, bayi dan anak-anak.
Ibu hamil dengan tingkat bisphenol A tinggi dalam tubuh memiliki risiko dua kali lebih besar
memiliki bayi menderita masalah pernapasan dalam enam bulan pertama. Bayi mereka berisiko
mengalami kerusakan paru-paru, asma, bronkhitis, dan alergi.
Menyebabkan kanker payudara.
Menyebabkan obesitas.
Menimbulkan masalah pada kesuburan.

d)

DEHA ( diethylhexyl adipate). DEHA adalah salah satu bahan untuk melembutkan plastik. Plastik PVC
yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan
bahan pelembut ini ke dalam makanan. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen
(hormon kewanitaan pada manusia). Dampak DEHA bagi kesehatan:

Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin
yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999).

Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma
menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang
dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia.

Dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
e) Ftalat. Ftalat adalah salah satu zat warna plastik dalam industri makanan.Dampak Ftalat bagi
kesehatan:
Zat pewarna hitam pada kantong plastik hitam (kresek) kalau terkena panas bisa terurai, terdegradasi
menjadi bentuk radikal yang sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan
terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Banyak menyebabkan infeksi hati

C. Pencemaran Lingkungan Oleh Plastik


Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah
menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta
sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada
sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per
tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar.
Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (nonbiodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat
terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air,
laut, bahkan udara.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnyapolimer polivinil) terbuat
dari polychlorinated biphenyl(PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik
yang sulit untuk diuraikan oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500
tahun akan memberikan akibat antara lain:

Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.

Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewanhewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan
menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam
tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap
kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat
mencernanya.
Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan
hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

D. Penanganan Limbah Plastik


Sekitar 20 % volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada umumnya, sampah
tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus menerus memerlukan areal untuk
pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran
tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi
limbah plastik adalah dengan mendaur ulang (recycle), dengan incinerasi, dan dengan membuat
plastik yang dapat mengalami biodegradasi.
1. Daur Ulang (Recycle)
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan tetapi, hal
itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap- tahap pengumpulan
(sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan
pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin
tinggi ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini plastik yang cukup
banyak di daur ulang adalah jenis HDPE dan botol- botol plastik.
2. Incinerasi (Incineration)
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi
(incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan
sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu
bara yang dicampur beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi pembakaran sebenarnya
menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC
menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam
yang sangat pekat dan gas- gas yang bersifat korosif. Gas- gas korosif ini membuat incinerator
cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun
pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus
dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.

3. Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme(Biodegradable Plastics)


Sekitar setengah dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat
baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal ini telah diupayakan dan telah
mulai dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar Amilum (Zat Tepung).
Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar
lebih plastik Biodegradable

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Plastik merupakan istilah umum dari polimer, dibuat dengan cara polimerisasi, dan mengandung
bahan-bahan aditif. Berdasarkan ketahanannya terhadap pemanasan plastik dibedakan menjadi
termoset dan termoplastik. Contoh plastik yang banyak digunakan adalah polietilen, polipropilen,
polistirena, polivinil klorida, politetrafluoroetilena dan polimetil pentena. Ada 7 macam tanda
klasifikasi plastik.

Plastik dapat membahayakan kesehatan karena plastik mengandung bahan-bahan yang berbahaya,
diantaranya bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan yang dapat menimbulkan permasalahan
bagi pernapasan, dan bahan yang dapat mempengaruhi kinerja organ-organ reproduksi baik pria
maupun wanita, serta berbagai macam bahan berbahaya lainnya.

Plastik dapat membahayakan lingkungan karena plastik terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara alami sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan.

Masalah plastik diantaranya dapat ditangani dengan 3 cara, yaitu daur ulang, incinerasi, dan
penggunaan plastik yang bio-degradable.
B.

SARAN
Bagi pemerintah
Agar lebih memperhatikan peredaran dan penggunaan plastik oleh masyarakat.
Agar mencari cara yang terbaik untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik.
Bagi masyarakat
Agar lebih memperhatikan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Agar turut serta membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan sampah plastik.

DAFTAR PUSTAKA
http://ebookpp.com/da/dampak-penggunaan-plastik-bagi-kesehatan-pdf.html
http://www.sobatbumi.com/solusi/view/167/Solusi-Tips-Pembuatan-Plastik-Ramah-Lingkungan-dari-Kentang
http://youngster.biz/v1/?p=493
http://www.artikellingkunganhidup.com/cara-menerapkan-konsep-5-r.html
http://www.artikellingkunganhidup.com/4-langkah-menghemat-plastik.html
http://greenactiongallery.blogspot.com/2011/03/bahaya-plastik-kresek-karsinogenik.html
http://www.ripiu.com/article/read/go-green
http://poskota.co.id/gaya-hidup/2010/01/13/penggunaan-plastik-picu-penyakit-jantung
http://d132a.wordpress.com/info-kesehatan/
http://maindakon.blogspot.com/2009/09/bahaya-plastik.html
http://green.kompasiana.com/polusi/2011/03/28/depresi-karena-sampah-plastik-memicu-kanker/
http://news.mnctv.com/index.php?option=com_c

Anda mungkin juga menyukai