Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

KIMIA
TEKNIK

Bahan Polimer

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Teknik Teknik Sipil Matrikulasi Tim Dosen Kimia Teknik

Abstract Kompetensi
Modul ini mengenai pengertian polimer, jenis Mahasiswa dapat mendeskripsikan tentang
dan sifat-sifat polimer, deformasi dan stabilitas dan bahan polimer untuk material teknik
polimer sipil
Umum
Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan
ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh
karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar. Polimer banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari bahan - bahan yang kita
gunakan seperti pakaian, botol minum, map dan kantong plastik, kertas, ban, dan
lain-lain merupakan produk terbuat dari polimer (H & Arnata, 2015).

Pada umumnya, polimer merupakan senyawa kimia organik yang didasarkan pada
karbon, hidrogen, dan unsur bukan logam (O, N, dan Si). Polimer alam memiliki
rantai karbon utama berupa rantai karbon (C). Umumnya, polimer memiliki struktur
molekul yang sangat besar.

Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul molekul
kecil yang saling berikatan. Polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar,
yaitu sekitar 500 - 10.000 kali berat molekul unit ulangnya. Istilah polimer berasal
dari bahasa yunani, polys = banyak dan meros = bagian, yang berarti banyak bagian
atau banyak monomer. Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang
terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit
ulang pada polimer, biasanya ekivalen dengan monomer, yaitu bahan dasar polimer
tersebut (Billmeyer,1971).

Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan
adalah kapas, wol, dan damar. Sementara itu, polimer sintetis mulai dikenal pada
tahun 1925. Setelah Staudinger mengemukakan hipotesisnya tentang makromolekul
dan mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang
pesat. Beberapa contoh polimer sintetis yang ada dalam kehidupan sehari-hari,

2020 Kimia Teknik


2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu,
dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.

Penggunaan polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan yang


sangat pesat, plastik merupakan salah satu contohnya. Material plastik banyak
digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan air, serta
harganya yang relatif murah. Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer
sintetik, terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
di lingkungan. Ketidakmampuan mikroorganisme untuk menguraikan material ini,
menimbulkan masalah sampah. Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan masalah yang sangat serius. Polistiren merupakan salah satu jenis
polimer sintetik yang banyak digunakan sebagai bahan insulator listrik, pembungkus
makanan, styrofoam, dan mainan anak. Polistiren mengandung monomer stiren
yang murah dan mudah didapat akan tetapi polistiren sulit terdegradasi oleh
mikroorganisme di alam. Oleh karena itu, perl dilakukan modifikasi terhadap polimer
sintetik agar diperoleh polimer yang dapat terdegradasi.

Istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya
terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang
beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama
beberapa abad. Begitu juga kertas yang dibuat dari selulosa, yaitu sebuah
polisakarida yang terbentuk secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan.
Biopolimer seperti protein dan asam nukleat juga memainkan peranan penting dalam
proses biokimia.

Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada suatu aplikasi


dalam kaitannya untuk menggantikan peran polimer sintetis yang cenderung sulit
untuk mengalami biodegradasi. Hewan laut terutama yang termasuk ke dalam
golongan crustacea seperti kepiting dan udang, merupakan salah satu dari berbagai
jenis organisme yang bermanfaat sebagai polimer alam. Telah ditemukan bahwa
kulit dari hewan jenis ini sebagian besar tersusun dari suatu jenis polimer golongan
polisakarida yang dikenal dengan nama kitin. Panjang rantai polimer diukur dari
jumlah unit ulang yang terdapat pada rantai, umumnya dikenal sebagai derajat
polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu polimer berbedabeda. Oleh karena itu,
berat molekul suatu polimer tidak dapat ditentukan secara pasti. Berat molekul

2020 Kimia Teknik


3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
polimer biasanya diambil berdasarkan berat molekul rata-rata ( Mw ) atau berat
molekul ratarata jumlah ( Mn ). Berat molekul dari polimer yang biasa digunakan
sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000 sampai 1.000.000 (Billmeyer,
1971).

Jenis-Jenis Polimer
Berdasarkan sumbernya, polimer dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Polimer alam yaitu polimer yang terdapat di alam (seperti pati, selulosa, dan
sutra)

Tabel 1. Polimer alam

Sumber: (Polimer)

2. Polimer sintetik yaitu polimer yang tidak terdapat di alam (seperti polietilena
(PE), nilon, poli vinil klorida (PVC), polikarbonat (PC), polistirena (PS), dan
karet silicon). Bahan-bahan ini biasanya memiliki kepadatan rendah,
sedangkan karakteristik mekanik mereka umumnya berbeda dengan logam
dan bahan keramik).

Tabel 2. Polimer sintetik

Sumber: (Polimer)

2020 Kimia Teknik


4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan sifatnya ketika dipanaskan, polimer dapat dibagi menjadi:

 Polimer termoplastik adalah polimer yang ketika dipanaskan akan mengalami


pelelehan dan dapat dibentuk sesuai pola yang diinginkan. Sifat ini
disebabkan oleh struktur termoplas yang terdiri dari rantai-rantai panjang
dengan gaya interaksi antar molekul yang lemah. Sifat-sifat lain dari termoplas
adalah ringan, kuat, dan transparan. Contoh termoplas adalah polietilena,
polipropilena, PET, dan PVC.
 Polimer termoset adalah polimer yang tidak mengalami pelelehan ketika
dipanaskan. Polimer termoset tidak dapat didaur ulang sedangkan polimer
termoplastik dapat didaur ulang. Sifat ini disebabkan oleh ada
banyaknya ikatan kovalen yang kuat antara rantai-rantai molekul. Pemanasan
termoset pada suhu yang terlalu tinggi dapat memutuskan ikatan-ikatan
tersebut dan bahkan membuat termoset menjadi terbakar. Contoh termoset
adalah bakelit dan melamin.
 Elastomer yaitu polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun
dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya tariknya
dihilangkan. Elastisitas ini disebabkan oleh struktur elastomer yang terdiri dari
rantai-rantai yang saling tumpang tindih dengan adanya ikatan silang (cross-
link) yang akan menarik kembali rantai-rantai tersebut kembali ke susunan
tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet alam (poliisoprena) dan
karet sintetis SBR.

Sedangkan berdasarkan monomer penyusunnya, polimer dibagi menjadi:


 Homopolimer, yaitu polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Contoh:
polietilena (etena), polipropilena (propena), polistirena (stirena), PVC (vinil
klorida), PVA (vinil asetat), poliisoprena (isoprena), dan PAN (akrilonitril).

 Kopolimer, yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer.
Contoh: nilon 6,6 (heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam
tereftalat + etilena glikol), SBR (stirena + butadiena), dan ABS (akrilonitril +
butadiena + stirena).

2020 Kimia Teknik


5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat Mekanik & Stabilitas Polimer
Dalam kaitannya dengan kemasan plastik, maka perlu dipertimbangkan terhadap
sifat mekanik bahan polimer. Sifat-sifat mekanik bahan polimer adalah khas dengan
perilaku viskoelastisitasnya. Contohnya adalah mudah terjadinya pemelaran (creep)
dan relaksasi, serta pada pengujian tarik sifatnya sangat dipengaruhi oleh laju
pengujian tarik.

Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan. Hubungan tegangan-
regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada laju
tegangan, temperatur, serta kelembaban. Nilai kekuatan tarik diperoleh melalui
persamaan (1),

……………………………………………………………..……….(1)
dengan σ adalah tensile strength , sedangkan F adalah gaya tarik dan A0 adalah luas
penampang awal.

Pada bahan termoplastik besaran nilai kekuatan tarik berubah dengan penyearahan
molekul rantai dalam bahan. Umumnya kekuatan tarik bahan polimer lebih rendah
daripada bahan lain, misalnya baja. Kekuatan tarik nilon 66 adalah 6,5-8,4 kgf/mm 2,
PVC adalah 3,5-6,3 kgf/mm2, dan resin polietilen memiliki kekuatan tarik antara 0,7-
8,4 kgf/mm2, sedangkan baja memiliki kuat tarik hingga 70 kgf/mm 2 . Gambar 2.2
menunjukkan kelakuan tarikan dari bahan polimer dalam bentuk kurva tegangan
regangan menurut karakteristiknya lunak atau keras, lemah atau kuat, dan getas
atau liat.

2020 Kimia Teknik


6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Polimer juga memiliki daya perpanjangan (elongasi) bila dikenai gaya tarikan sesuai
dengan sifat viskoelastisnya. Daya perpanjangan diperoleh melalui persamaan (2)

…………………………………………………(2)
dengan ε adalah daya elongasi, ∆l adalah perubahan panjang dan l 0 adalah panjang
mula-mula. Perbandingan antara tegangan/kuat tarik (σ) dan
regangan/perpanjangan (ε) disebut modulus Young (E), seperti yang terlihat pada
persamaan (3).

…………………………………………………..(3)
Modulus Young bahan polimer terletak di daerah 0,1-21×10 2 kgf/mm2 yang jauh lebih
rendah daripada baja sebesar 200 x10 2 kgf/mm2 . Deformasi oleh penarikan sampai
patah berbeda-beda tergantung pada jenis dan temperatur.

 Tabel 3 Sifat Mekanis Beberapa Film Polimer Sintesis dan Biopolimer


Bahan Film Tensile Modulus
strength (MPa Elongasi (%) Young (MPa)
)
LDPE 10 620 166
HDPE 15-40 500 800
Plastik Pati Pisang-Gelatin 22,85 6,05 377,686
Pati Kulit Singkong-Gliserol 12,12 – 43,22 1,27 – 2,6 465,99-
3412,39
Sumber: (Siddiq, 2015)

2020 Kimia Teknik


7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Polimer Konduktif
Secara umum polimer memiliki sifat tidak menghantarkan arus listrik (isolator),
namun kemudian manusia berfikir untuk mengubah polimer agar memiliki sifat yang
dapat menghantarkan arus listrik.  Penelitian polimer telah menemukan berbagai
polimer yang bersifat konduktif maupun semi-konduktif. Polimer konduktif adalah
polimer yang dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik terjadi karena ada
elektron ikatan terdelokalisasi, yang mempunyai struktur pita seperti silikon. Polimer
konduktif kebanyakan semikonduktor, karena struktur pita mirip silicon. Tapi ada
beberapa polimer yang mempunyai gap pita kosong sehingga bersifat seperti logam.

Pada oktober 2000 Alan Fleeger dan Shirakawa memperoleh penghargaan nobel


kimia dalam kerjanya dibidang polimer konduktif. Pekerjaan dengan polimer ini
dimulai pada polyacetilen. Polimer banyak dipelajari karena struktur, sifat dan
mekanismenya yang unik dan atraktif. Penemuan polimer yang dapat
menghantarkan arus listrik, dikenal dengan polimer konduktif pada pertengahan
tahun 1970-an dan telah melahirkan penelitian yang intensif yang menunjukkan sifat-
sifat elektrik pada polimer yang berkisar dari insulating (tidak dapat menghantar),
semi konduktif sampai konduktif. Material jenis baru yang bersifat semikonduktif dan
konduktif ini dapat disebut gabungan sifat-sifat elektrik dan optic semikonduktor
anorganik dengan polimer yang memiliki kelenturan mekanis. Akan tetapi
mekanisme pembawa muatan dan transport muatan pada polimer semikonduktif
memiliki perbedaan mendasar dengan semikonduktor anorganik.

Sifat Polimer Konduktif

Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang menunjukkan


perubahan ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai utama
polimer. Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi,
namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom
lain. Elektron yang tersisa membentuk ikatan π, elektron yang terdelokalisasi pada
seluruh molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan
rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik

2020 Kimia Teknik


8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tradisonal (polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara
lain: polyacetilen, polpyrol, polytiopen, polyaniline dan lain lain.

Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan polimer


terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu
bentuk cis dan trans polyacetilen.

Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

1. cara pemanasan

2. cara dopping.

Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda. Katalis
Ti(O-n-C4H9)4-(C2H5)3Al.

Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis


terjadi pada temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans.
Bentuk cis secara termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans.
Pada temperatur tinggi, dan secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.

Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi. Struktur


polyacetilen dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi lebih
besar. Adanya resonansi pada poliasetilen menyebabkan material dapat
menghantarkan arus listrik.

Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis, tetapi
reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang

2020 Kimia Teknik


9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dikenal doping-induced pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan
888 cm-1, absorbsi kuat jelas dibanding undoped polymer.

Trans polyacetilen mempunyai konduktifitas listrik yang lebih tinggi, karena trans
polyacetilen mempunyai dua degenerasi keadaan dasar. Untuk memperbesar
hantaran listrik polimer terkonjuasi dapat dilakukan dengan cara dopping. Cis dan
trans polyacetilen merupakan semikonduktor dengan konduktifitas relatif rendah.
Bahan polyacetilen dapat didoping untuk membentuk semikonduktor tipe p atau tipe
n. Pada doping tinggi tingkat efektivitas sama dengan bahan logam.

Keuntungan dari polimer konduktif


1. Merupakan gabungan dari sifat logam dan plastik
2. Konduktifitas tinggi
3. Terang/ tembus cahaya/ transparan
4. Prosesnya mudah dan tidak rumit
5. Harganya murah
6. Sintesisnya bisa dipilih

Aplikasi polimer konduktif:


1. Full colour display
2. Ink-jet printing
3. Comercial products (Norelco spectra 8894 XL; Philips/CDT)
4. Organic Solar Cells

Polimer untuk Material Konstruksi


Disadur dari Pusat Teknologi Material BPPT (2016) teknologi material polimer untuk
konstruksi sudah sejak lama dikembangkan, dan salah satu hasil inovasinya berupa
pipa dari bahan komposit dengan jenis Glass-Fiber Reinforced Plastic
(GRP)/Polyester, yang penggunaannya sudah familiar di Eropa. Jenis pipa komposit
berbahan polyester ini tahan terhadap korosi, biaya pemeliharaan yang rendah
bahkan no maintenance, serta memilki siklus hidup lebih panjang. Pipa jenis ini
dapat digunakan sebagai alternatif material bangunan yang ramah lingkungan untuk

2020 Kimia Teknik


10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dipertimbangkan dari segi kualitas dan keuntungan penggunaannya jika
dibandingkan dengan pipa berjenis steel, concrete, ductile.

Bahan komposit polimer banyak dikembangkan untuk komponen konstruksi canggih


dalam rangka menggantikan fungsi bahan metal. Bahan komposit yang dibentuk
dengan proses injeksi dapat menghasilkan kekuatan tensil yang lebih kuat dibanding
baja (lebih dari 100,000 psi) dan berat 75% lebih ringan dibanding baja atau 60%
lebih ringan dibanding titanium (Piper Plastics). Dengan memanfaatkan keunggulan
sifat komposit ini, maka jembatan komposit dapat dirancang untuk memiliki kapasitas
menampung beban lebih tinggi karena strukturnya dibuat dari material yang ringan.
Selain itu, kendala membangun jembatan di daerah-daerah remote akibat masalah
pengiriman dapat lebih mudah diatasi karena material yang diangkut lebih ringan.
Dengan teknik knockdown/pre-konstruksi, pembangunan jembatan juga dapat
dilakukan lebih cepat.

Pengembangkan teknologi material konstruksi ringan berbasis polimer komposit


untuk menjadi solusi bagi terselenggaranya pembangunan infrastruktur yang sangat
dibutuhkan masyarakat seperti jembatan, pemukimam, alat dan sarana transportasi,
industri kemaritiman, pelabuhan, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan penguasaan iptek
di bidang pengembangan material konstruksi bangunan, transportasi dan pngemas
yang berbasis komposit polimer yang mendukung terlaksananya inovasi teknologi.

Yang kita ketahui hingga sekarang ini, konstruksi bangunan tempat tinggal,


khususnya rumah hunian memiliki elemen yang relatif berat dan dengan demikian
akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk instalasi. Padahal untuk keperluan
darurat, dibutuhkan infrastruktur yang mudah dan cepat dalam proses instalasi. Dari
sisi material, tentunya diperlukan teknologi material ringan sehingga dapat dibawa
dan dirakit oleh manusia. Dari sisi sistem struktur, harus dapat mengakomodasi
proses instalasi yang cepat dan memiliki kapasitas yang besar. Karena itu, melalui
penelitian konstruksi komposit polimer, diharapkan dapat memperoleh teknologi
material konstruksi yang ringan, cepat dalam proses instalasi dan memiliki kapasitas
yang cukup baik.

Pusat Teknologi Material BPPT telah melakukan beberapa kegiatan kerekayasaan


yang melibatkan polimer sebagai material konstruksi, diantaranya

2020 Kimia Teknik


11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Pengembangan komposit serat alam dengan polimer yang memenuhi standar
produk komposit, produk diutamakan untuk konstruksi bangunan rumah
komposit dan konstruksi lainnya.

2. Pengembangan komposit Serat alam – Karet alam, untuk pembentukan


komponen bangunan seperti lantai dan lainnya

3. Pengembangan polimer busa, yang penggunaannya lebih kepada kebutuhan


pengisi dari koponen bangunan, seperti isolator suhu, isolator suara, peredam
getaran dan pengisi panel dinding.

Saat ini polimer menjadi bahan andalan dibidang konstruksi – bangunan.


Penggunaan polimer dalam konstruksi bangunan di berbagai negara berbeda –
beda. Eropa sedikit lebih maju dari pada Amerika Utara, karena lebih terbatas
persediaan kayu dan logamnya. Akibatnya, produk teknologi porlimer di sektor
bangunan Eropa lebih baik, konsep desainnyapun lebih inovatif. Demikian pula
Jepang dan negara-negara lain yang sadar keterbatasan sumber daya alam, sangat
kreatif membudidayakan polimer. Teknologi polimer yang saat ini sedang
berkembang dengan pesat di dunia dan Asia adalah Teknologi Polimer FRP
(Fiberglass Reinforced Plastic). Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) merupakan
campuran antara serat gelas dan Polimer (resin) atau plastik ditambah dengan
material pendukung lain. Kelebihannya adalah memiliki sifat tahan karat, daya tahan
yang tinggi terhadap bahan kimia, air, dan cuaca, ringan dan kuat, sehingga mudah
dipasang dan sangat flexibel dalam design.

Sejak ditemukan pada tahun 1940, sampai saat ini berbagai desain telah
diaplikasikan, berbagai bentuk yang sebelumnya diproduksi dengan material alam
telah ditiru dan keunggulannya telah terlampaui. Di Indonesia sampai saat ini,
Teknologi bahan FRP sudah ikut andil dalam industri manufaktur.

Polimer banyak digunakan untuk gedung– gedung di daerah yang rawan


pencemaran CO2 dsb, serta untuk konservasi bangunan-bangunan kuno. Polimer
dapat dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti semen, keramik dsb menjadi
suatu bahan bangunan yang disebut bahan komposit. Bahan komposit dapat
digunakan sebagai bahan perekat, dempul, cat, coating juga untuk struktur panel,
lantai, atap, bahan peredam suara (akustik) & peralatan energi surya. Bila

2020 Kimia Teknik


12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dibandingkan bahan-bahan bangunan konvensional seperti beton, polimer memiliki
sejumlah keunggulan antara lain; tidak berkarat, tahan cuaca, tahan terhadap bahan
kimia, lebih ringan & memiliki sifat yang mudah diatur sesuai dengan keinginan kita.
Sejumlah monomer, zat kimia & aditif yang dipakai pada pemrosesan polimer
cenderung berefek negatif bagi kulit (dermatik). Demikian pula, hasil penguraian
termal berbagai polimer, seperti PVC, polikhloroprena & policarbonat, dapat menjadi
zat yang berbahaya.

Belakangan jenis limbah lain yang terbukti bisa untuk bahan konstruksi ialah limbah
pertambangan yang populer disebut tailling. Salah satunya limbah buangan PT FI
yang disalurkan melalui Sungai Aghawagon dan Sungai Otomona menuju Sungai
Akjwa, dan beristirahat di daerah pengendapan Akjwa (DPA). Limbah ini bagian tak
berguna dari proses pengolahan batuan bijih untuk diambil tembaga, emas, dan
peraknya. Ujudnya berupa pasir dan bebatuan kecil berwarna abu-abu keperakan.

Penelitian pemanfaatan tailling sebagai bahan konstruksi sudah dimulai pada 1997,
menyusul penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT FI dan LAPI ITB tahun
1996. Dari penelitian terbukti, limbah itu bisa dijadikan beton mortar (beton yang
tidak menggunakan batu kerikil sebagai salah satu bahannya). Namun, limbah
pertambangan Freeport ada kelemahannya. Di antaranya kandungan magnesium di
dalamnya. Kandungan ini membuat beton yang dihasilkan akan retak bila perekatnya
cuma semen. Tapi ini bukan masalah besar. Agar tidak retak, ramuan beton itu
ditambahi polimer khusus.

Polimer yang digunakan di sini adalah selulosa asetat yang dimodifikasi dengan
beberapa bahan supaya bisa mengantisipasi masalah keretakan awal. Jadi, polimer
ini akan memperkuat semen. Sebenarnya, tailling bisa diikat dengan semen, tapi
lama-lama akan retak karena tailling banyak mengandung magnesium. Jadi, dalam
hal ini bisa dikatakan semennya berfungsi sebagai matriks pengikat, sementara
polimernya sebagai komatriks pengikat. Selain mendongkrak kekuatan beton yang
dihasilkan, penambahan polimer juga untuk menetralisasi unsur berbahaya dalam
limbah itu.

Dalam ramuan beton, bahan terbanyak memang tailling. Untuk menghasilkan beton
1 m3 dibutuhkan 1.500 kg tailling, 500 kg semen, dan 10 kg polimer. Mengingat
kombinasi tiga bahan itu, beton itu dinamai copper tailling polymer modified concrete

2020 Kimia Teknik


13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(CTPMC). Dalam pengujian, menurut Budi, beton mortar berbahan tailling memiliki
kekuatan tekan lebih tinggi dibandingkan dengan beton konvensional. Karena itu,
CTPMC digolongkan ke dalam high strength concrete, sedangkan beton
konvensional termasuk normal strength concrete. (Makalah Polimer, 2008)

2020 Kimia Teknik


14 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
References
Makalah Polimer. (2008, Desember 10). Retrieved Mei 7, 2020, from Tukang Insinyur:
http://sang-pemujarahasia.blogspot.com/2008/12/makalah-polimer.html

Polimer Konduktif. (2019, Juni 14). Retrieved Mei 7, 2020, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Polimer_konduktif

H, B. A., & Arnata, I. W. (2015). Teknologi Polimer. In Modul Kuliah 1. Universitas Udayana.

Polimer. (n.d.). Retrieved Mei 7, 2020, from studiobelajar.com:


https://www.studiobelajar.com/polimer/

Pusat Teknologi Material BPPT. (2016). PROFIL KEGIATAN PTM: Pemanfaatan


Rekomendasi Rekayasa Material Industri Komposit Polimer di Industri Konstruksi,
Transportasi dan Pengemas. Retrieved Mei 7, 2020, from https://ptm.bppt.go.id/:
https://ptm.bppt.go.id/72-kegiatan-dan-kerja-sama/358-profil-kegiatan-ptm-
pemanfaatan-rekomendasi-rekayasa-material-industri-komposit-polimer-di-industri-
konstruksi-transportasi-dan-pengemas

Siddiq, N. A. (2015, Mei 13). Kupas Tuntas Polimer. Retrieved Mei 7, 2020, from Warung
Sains Teknologi: https://warstek.com/2015/05/13/polimer/

2020 Kimia Teknik


15 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai