Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RICHARD YOSEA

NIM : 41119210038

RANGKUMAN MODUL 7 STRUKTUR BETON 1

MODUL 7

Perencanaan Pelat

Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua arah.

Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah.

Jika pelat dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat berdefleksi

dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah merupakan panel-panel

beton bertulang yang perbandingan antara panjang dan lebarnya lebih kecil dari 2

(dua).

Pelat dua-arah dapat diperkuat dengan menambahkan balok di antara kolom,

dengan mempertebal pelat di sekeliling kolom (drop panel), dan dengan penebalan

kolom di bawah pelat (kepala kolom / capital).Situasi ini diperlihatkan dalam

Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang

mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau

kepala kolom atau drop panel. Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena bekisting

dan susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil

untuk memberikan persyaratan tinggi ruangan dan memberikan fleksibilitas terbaik

dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga memberikan sedikit penghalang

untuk pencahayaan dan ketahanan api yang tinggi karena hanya ada sedikit sudut sudut

tajam dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat plate mungkin merupakan

sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk hotel beton bertulang

bertingkat banyak, motel, apartemen, rumah sakit, dan asrama.


Sistem perencanaan tulangan Pelat Beton pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :

1.Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (selanjutnya disebut : pelat satu arah/

one way slab)

2.Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (disebut pelat dua arah/two way slab)

Apabila Lx ≥ 0,4 Ly seperti gambar dibawah , pelat dianggap sebagai menumpu pada balok

B1,B2,B3,B4 yang lazimnya disebut sebagai pelat yang menumpu keempat sisinya disebut sebagai

pelat yang menumpu keempat sisinya. Dengan demikian pelat tersebut dipandang sebagai pelat dua

arah (arah x dan arah y), tulangan pelat dipasang pada kedua arah yang besarnya sebanding dengan

momen-momen setiap arah yang timbul.

Pengertian pelat

Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang

dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada apabila struktur

tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang

panjang/lebar bidangnya.Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada

bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat

bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai

atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada

pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban

tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus balok).

Tumpuan pelat

Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan

saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan hubungan

antara pelat dan tumpuan akan menentukan besar momen lentur yang terjadi pada pelat
Kekakuan hubungan antara pelat dan konstruksi pendukungnya (balok) menjadi satu bagian dari

perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan pelat pada balok, yaitu sbb :

1) Terletak bebas

Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau antara pelat dan balok tidak

dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan tersebut,

2) Terjepit elastis

Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, tetapi ukuran balok

cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.

3) Terjepit penuh

Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok cukup

besar, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat

Perencanaan Pelat Beton 1 (satu) Arah, harus memperhatikan beban dan ukuran pelat serta jenis

tumpuan tepi yang digunakan.

1.Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat dikatakan bertumpu bebas

2.Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap momen puntir,

maka pelat itu dikatakan terjepit penuh

3.Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka pelat itu terjepit
sebagian

(terjepit elastis)

Menurut bentuk geometri dan arah tulangan cara analisis pelat dibagi menjadi dua yaitu pelat satu

arah dan pelat dua arah. Pada Bab ini kita akan membahas pelat 1 arah.
Selain itu pada SNI-03-2847-2002 mengijinkan untuk menentukan momen lentur dengan

menggunakan koefisien momen, asalkan dipenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini

1.Panjang bentang seragam, jika ada perbedaan selisih bentang yang terpanjang dengan bentang

sebelahnya yang lebih pendek maksimum 20%.

2.Beban hidup harus < 3 kali beban mati

3.Penentuan panjang L untuk bentang yang berbeda :

- Untuk momen lapangan, L = bentang bersih diantara tumpuan.

- Untuk momen tumpuan, L = rata-rata bentang bersih pada sebelah kiri dan kanan tumpuan.

Contoh soal :

1. Diketahui pelat lantai seperti pada gambar dibawah ditumpu bebas pada tembok bata, menahan

beban hidup 150 kg/m2 dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir urug) sebesar 120 kg/m2
Pelat

ini terletak dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 15 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).

Ditanyakan : Tebal Pelat dan Penulangan yang diperlukan.

Penyelesaian:

1. Tentukan tebal pelat (berkenaan syarat lendutan).

Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat ditumpu bebas pada

dua tepi adalah :

hmin = Tebal pelat ditentukan h = 0,14 m (= 140 mm).

2. Penghitungan Beban-Beban yang terjadi.

qu = 1,2 qd + 1,6 q1

qd akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40 = 0,336 t/m2

qd dari finishing penutup lantai = 0,120 t/m2

Total beban mati qd = 0,456 t/m2

Beban hidup q1 = 0,150 t/m2

Beban berfaktor qu = 1,2 x 0,456 + 1,6 x 0,150

= 0,7872 t/m2
2.

Anda mungkin juga menyukai