NIM : 41119210038
MODUL 7
Perencanaan Pelat
Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua arah.
Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah.
Jika pelat dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat berdefleksi
dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah merupakan panel-panel
beton bertulang yang perbandingan antara panjang dan lebarnya lebih kecil dari 2
(dua).
dengan mempertebal pelat di sekeliling kolom (drop panel), dan dengan penebalan
Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang
mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau
kepala kolom atau drop panel. Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena bekisting
dan susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil
dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga memberikan sedikit penghalang
untuk pencahayaan dan ketahanan api yang tinggi karena hanya ada sedikit sudut sudut
tajam dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat plate mungkin merupakan
sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk hotel beton bertulang
1.Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (selanjutnya disebut : pelat satu arah/
2.Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (disebut pelat dua arah/two way slab)
Apabila Lx ≥ 0,4 Ly seperti gambar dibawah , pelat dianggap sebagai menumpu pada balok
B1,B2,B3,B4 yang lazimnya disebut sebagai pelat yang menumpu keempat sisinya disebut sebagai
pelat yang menumpu keempat sisinya. Dengan demikian pelat tersebut dipandang sebagai pelat dua
arah (arah x dan arah y), tulangan pelat dipasang pada kedua arah yang besarnya sebanding dengan
Pengertian pelat
Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada apabila struktur
tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang
panjang/lebar bidangnya.Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada
bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai
atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada
pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban
Tumpuan pelat
Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan
saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan hubungan
antara pelat dan tumpuan akan menentukan besar momen lentur yang terjadi pada pelat
Kekakuan hubungan antara pelat dan konstruksi pendukungnya (balok) menjadi satu bagian dari
perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan pelat pada balok, yaitu sbb :
1) Terletak bebas
Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau antara pelat dan balok tidak
dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan tersebut,
2) Terjepit elastis
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, tetapi ukuran balok
cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.
3) Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok cukup
Perencanaan Pelat Beton 1 (satu) Arah, harus memperhatikan beban dan ukuran pelat serta jenis
1.Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat dikatakan bertumpu bebas
2.Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap momen puntir,
3.Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka pelat itu terjepit
sebagian
(terjepit elastis)
Menurut bentuk geometri dan arah tulangan cara analisis pelat dibagi menjadi dua yaitu pelat satu
arah dan pelat dua arah. Pada Bab ini kita akan membahas pelat 1 arah.
Selain itu pada SNI-03-2847-2002 mengijinkan untuk menentukan momen lentur dengan
1.Panjang bentang seragam, jika ada perbedaan selisih bentang yang terpanjang dengan bentang
- Untuk momen tumpuan, L = rata-rata bentang bersih pada sebelah kiri dan kanan tumpuan.
Contoh soal :
1. Diketahui pelat lantai seperti pada gambar dibawah ditumpu bebas pada tembok bata, menahan
beban hidup 150 kg/m2 dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir urug) sebesar 120 kg/m2
Pelat
ini terletak dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 15 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).
Penyelesaian:
Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat ditumpu bebas pada
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
= 0,7872 t/m2
2.