SRUKTUR BETON II
DISUSUN OLEH :
NPM:07231911157
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya
yang masih memberikan saya kesehatan serta kekuatan sehingga dapat menyelesaikan makalah
struktur beton II yang berjudul “PELAT DUA ARAH”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah struktur beton II. Dalam tugas makalah
ini, membahas mengenai apa itu pelat dua arah, jenis dari pelat dua arah, dan ketebalan minimum
desain pelat dua arah.
Saya berharap dari hasil deskripsi makalah yang berjudul “PELAT DUA ARAH ” ini dapat
membantu para pembaca mengetahui teori tentang pelat dua arah dan ketebalan minimum suatu
desain pelat dua arah.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu di
tingkatkan lagi. Oleh karena itu, saya sangat memerlukan saran dan kritik pembaca. Saya juga
ingin mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam makalah yang disusun ini terjadi
kesalahan dalam hal berkata-kata maupun menjelaskan materi yang di bahas dalam makalah ini.
P
pratama dewi husana
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khusus terbuat dari materialmonolit yang tinggi nya
lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensilainnya. Beban yang umumnya bekerja pada pelat
mempunya sifat banyak arahdan tersebar. Sejak digunakannya beton bertulang modern untuk pelat,
hampirsemua gedung menggunakan material ini sebagai elemen pelat. Pelat dapatditumpu diseluruh
tepinya, atau hanya pada titik tertentu (misalnya kolom-kolom), atau campuran menerus dan tittik.
Kondisi tumpuan dapat berbentuksederhana atau jepit. Adanya kemungkinan variasi kondisi tumpuan
menyebabkanpelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. Pelat beton bertulang merupakanpanel-panel
beton bertulang yang memungkinkan bertulang satu arah atau duaarah, tergantung system strukturnya.
Jika nilai perbandingan antara panjang danlebar pelat lebih dari 2, digunakan penulangan 1 arah ( one
way slab ). Danapabila nila perbandingan antara panjang dan lebar pelat tidak lebih dari 2 maka
digunakan penulangan dua arah ( two way slab ).
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui apa itu pelat dua arah, jenis-jenis
pelat dua arah dan juga dapat mengetahui ketebalan minimum pada suatu desain pelat dua arah.
BAB II
PEMBAHASAN
pelat dua arah adalah slab yang ditopang oleh balok pada keempat sisi dan beban dipukul oleh
penopang di kedua arah. Dalam slab dua arah, rasio bentang yang lebih panjang (l) dengan bentang yang
lebih pendek (b) kurang dari 2.Dalam plat dua arah, beban akan dibawa ke kedua arah. Jadi, tulangan
utama disediakan di kedua arah untuk slab dua arah.
Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton menahan beban yang
berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang
saling sejajar. Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx) dan bentang
(ly), maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak lurus(bersilangan), sehingga tidak
perlu tulangan lagi. Tetapi pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur 1 arah saja,
sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan bagi, seperti terlihat pada gambar
dibawah. Bentang (ly) selalu dipilih > atau = (lx), tetapi momennya Mly selalu < atau = Mlx, sehingga
tulangan arah (lx) (momen yang besar ) dipasang di dekat tepi luar (urutan ke-1)
Simbol gambar di atas sama dengan simbol pada gambar penulangan 1 arah.Perlu ditegaskan : untuk pelat
2 arah, bahwa di daerah lapangan hanya ada tulangan pokok saja (baik arah lx maupun arah ly) yang
saling bersilangan, di daerah tumpuan ada tulangan pokok dan tulangan bagi.
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas
antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom-kolom bangunan.
2. flat slab
flat slab sendiri merupakan jenis plat lantai yang pemasangannya tanpa memakai balok secara langsung
yang ditumpu oleh pondasi maupun kolom. Karena itulah, maka bagian kritis sekitar kolom penumpu
perlu dipertebal guna memberikan perkuatan pada gaya geser dan lentur pada plat.
Drop panel adalah struktur tambahan yang digunakan pada pelat lantai sistem flat slab. Drop panel pada
sistem flat slab ini sebenarnya bertugas sebagai pengganti balok, Penggunaan drop panel bertujuan untuk
menahan gaya geser dan mengurangi keruntuhan pons yang terjadi pada daerah sambungan pelat dan
kolom.
4. waffle slab
Waffle slab atau two-way joist slab adalah pelat beton yang terbuat dari beton bertulang dengan rusuk
beton yang berada di dua arah pada bagian bawahnya. Nama wafel berasal dari pola grid yang dibuat oleh
tulang rusuk penguat
Tebal minimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan mempunyai
rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari dua, harus memenuhi ketentuan
Tabel 10 dari SNI psl 11.5.3.2, dan tidak boleh kurang dari nilai berikut.
Tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
Untuk α m ≤0,2 harus menggunakan persyaratan dari SNI psl 11.5.3.2
Untuk α m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0; ketebalan pelat minimum harus memenuhi
rumus berikut ini: (tapi tdk kurang dari 120mm)
Pelat Dua arah 11 Untuk αm >2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:
dimana:
α = rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur pelat dengan lebar yang dibatasi
secara lateral oleh garis-garis sumbu tengah dari panel panel yang bersebelahan (bila ada) pada tiap
sisi balok
α m = nilai rata-rata α untuk semua balok pada tepi-tepi dari suatu panel
β = rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari pelat dua arah
Ln = panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua arah, diukur dari muka-ke-muka
tumpuan pada pelat tanpa balok dan muka-ke-muka balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya, mm
Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan α≥0,8 atau sebagai
alternatif ketebalan minimum yang ditentukan pers. (2-2) atau pers. (2-3) harus dinaikan paling
tidak 10% pada panel dengan tepi yang tidak menerus.
Pelat yg tebalnya kurang daripada yg ditetapkan pd point (1) dan (2) diatas boleh digunakan
selama dpt dibuktikan dgn perhitungan bhw lendutan yg terjadi tdk melebihi batas lendutan yg
diijinkan pd Tabel 9 SNI Psl; dimana lendutan tsb hrs dihitung dgn mempertimbangkan pengaruh
dari ukuran & bentuk panel, jondisi tumpuan dan keadan tahanan pd pinggir panel
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN