Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM PELAT 2 ARAH DAN CONTOH SOAL

DOSEN PENGAMPU :
SHANTI WAHYUNI S.T.,M.T.

OLEH :
Irdhan 1922201040

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 23 April 2021

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perencanaan sebuah bangunan bertujuan mendapatkan elemen struktur yang dapat


menyokong bentuk arsitekturnya dengan jaminan mutu bangunan yang baik. struktur
yang baik memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya.
Elemen struktur yang baik harus didesain dengan analisis struktur yang memadai.
Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui besarnya gaya-gaya dalam dari suatu
elemen struktur bangunan. Perhitungan gaya dalam tersebut digunakan untuk
mendesain dimensi sampai dengan jumlah tulangan dari struktur beton bertulang yang
digunakan. Proses ini memerlukan perhitungan yang berulang (trial error) untuk
mendapatkan hasil dari suatu elemen struktur yang kuat dan ekonomis. Proses ini juga
mencakup komponen tekan biasa disebut dengan kolom.
Slab adalah istilah untuk menyebutkan struktur plat lantai dengan beton bertulang.
Dalam statistika struktur sederhana, terdapat dua macam slab yaitu One Way Slab dan
Two Way Slab. Slab selalu dipakai untuk struktur bangunan bertingkat dan bangunan
yang menggunakan dak beton.Kolom sering digunakan sebagai tempat penyaluran pipa-
pipa drainase ataupun instalasi mekanikal elektrikal dan sebagainya. Pemasangan pipa
ini dapat menyebabkan berkurangnya luas penampang kolom. Pengurangan tersebut
dapat berakibat mengurangi kapasitas kekuatan dari kolom tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Penjelasan Sistem pelat 2 arah


2. Rumus yang digunakan

3. Contoh Soal

C. TUJUAN

1. Memahami cara sistem pelat 2 arah Struktur Beton II


2. Memahami contoh soal
BAB 2

PEMBAHASAN

Penjelasan sistem pelat 2 arah

2) Pelat 2 arah
a) Konstruksi pelat 2 arah.Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton
menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah
pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx) dan bentang (ly),
maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak lurus(bersilangan), sehingga
tidak perlu tulangan lagi. Tetapi pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur 1
arah saja, sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan bagi, seperti
terlihat pada gambar dibawah. Bentang (ly) selalu dipilih > atau = (lx), tetapi momennya Mly
selalu < atau = Mlx, sehingga tulangan arah (lx) (momen yang besar ) dipasang di dekat tepi luar
(urutan ke-1)

Pada pelat dua arah ditopang pada semua sisi tumpuan, dengan rasio panjang terhadap
lebarnya nilainya kurang dari 2 (L/W < 2). Hal ini dikarenakan distribusi beban yang terjadi
menuju ke dua arah (arah x dan y). Oleh karena itu, penulangan dibutuhkan ke kedua arah sisi
pelat tersebut.

Adapun sistem pelat dua arah ini ada berbagai macam jenis, yaitu sebagai berikut:

 Pelat-balok Dua Arah (Two way slab with beams): Cocok diterapkan pada panjang
bentangan 6 – 9 meter dengan beban hidup sebesar 2,5 – 5,5 kN/m2. Beban yang
bekerja pada pelat diteruskan ke empat sisi balok penumpu yang kemudian balok
tersebut menyalurkan bebannya ke kolom.
 Pelat Berusuk Dua Arah (Two way ribbed slab/waffle slab): Cocok diterapkan pada
panjang bentangan 7,5 – 12 meter dan dengan beban hidup sebesar 4 – 7,5 kN/m2. Plat
wafel diterapkan pada pelat yang mempunyai bentangan yang lebar dengan beban yang
berat. Umumnya, ketebalan pelat ini diantara 5 sampai 10 cm.
 Pelat Datar Dua Arah (Two way flat slab): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 6
– 9 meter dan dengan beban hidup sebesar 4 – 7 kN/m2. Plat didukung oleh kolom dan
panel tanpa balok.
 Pelat Lantai Dua Arah (Two Way flat plate): Cocok diterapkan pada panjang bentangan
6 – 7,5 meter dan dengan beban hidup sebesar 2,5 – 4,5 kN/m2. Hampir sama dengan
flat slab, yang menjadi pembedanya adalah flat plate tidak menggunakan pane
Karakteristik TWO WAY SLAB:

1) Slab dua arah didukung oleh balok di keempat sisi.


2) Rasio panel bentang lebih panjang (L) dengan panel bentang lebih pendek (B) kurang
dari 2 Jadi, L / B <2.
3) Penguat utama disediakan di kedua arah untuk slab dua arah.
4) Pelat dua arah didistribusikan secara merata dan akan mengurangi pembengkokan
struktur.

Contoh penerapan Two Way Slab : Jenis pelat ini digunakan dalam membangun lantai
gedung bertingkat dimana terdapat balok di semua sisi plat lantai.
Simbol gambar di atas sama dengan simbol pada gambar penulangan 1 arah.
Perlu ditegaskan : untuk pelat 2 arah, bahwa di daerah lapangan hanya ada tulangan pokok
saja (baik arah lx maupun arah ly) yang saling bersilangan, di daerah tumpuan ada tulangan
pokok dan tulangan bagi.
Tebal minimum pelat tanpa balok
Tebalminimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan tumpuannya
dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari dua ,
harus memenuhi ketentuan table dari SNI

-120 mm
-100 mm

Tebal minimum dengan balok


Tebal minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
-

-Pada tepi yang tidak menerus,balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan x>0,8 atau
sebagaialternatif ketebalan minimium yang ditentukan pers(2-2) atau pers,(2-3) harus di
naikkan paling 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak menerus

-Pelat yang tebalnya kurang dari pada yang ditetapkan pada point1dan 2 di atas boleh
digunakan selama dapat dibuktikan dengan perhitungan bahwa lendutan yang terjadi tidak
melebihi batas lendutan yang di ijinkan pada table 9 SNI
Batas Lendutan Pelat

Tulangan Minimum

1.Luas tul pelat pada masing” arah dari system plat dua arah harus ditentukan dengan
meninjau momen” pada penampang kritis,akan tetapi tidak boleh kurang dari pada nilai pada
table dibawah ini

2.Jarak tul pada penampang kritis tidak lebih dari dua kali tebal pelat kecuali untuk pelat
yang beraada pada daerah rongga atau rusuk

Contoh soal:

Langkah (1) pertama perhitungan plat lantai : Tentukan properti material dan dimensinya

Untuk mutu beton dan mutu baja kita sebagai perencana sendiri yang menentukan. Dimana
untuk mutu beton plat diambil sama dengan mutu beton untuk balok. Pada contoh ini sebagai
berikut:
 Mutu beton yang digunakan, fc’ = 25 Mpa
 Mutu baja yang digunakan, fy = 240 MPa (karena saya menggunakan tulangan diameter
10 mm dimana fy untuk diameter ≤10 mm adalah 240 MPa)
 Dimensi plat lantai:
o ly, bentang terpanjang = 6000 mm
o lx, bentang pendek = 4000 mm
o Maka, K = ly/lx = 1.5 (jika ≤ 2.5 maka termasuk plat lantai 2 arah)

Langkah (2) kedua perhitungan plat lantai : Menentukan tebal plat

Ada rumus untuk menentukan tebal plat minimum untuk plat 2 arah, tapi kalau harus
menghitung menggunakan rumus itu dulu justru memperlambat pekerjaan.

Biasanya sebagai structural engineer, kita sudah punya pengalaman dalam menentukan tebal
plat. Caranya ialah ambil saja tebal plat yang umum digunakan, seperti 120 mm, 150 mm, 200
mm, dst

Dari situ kita periksa korelasinya dengan jumlah tulangan yang dihasilkan. Jika ternyata
menggunakan plat tipis memperoleh tulangan yang boros, maka sebaiknya menambah sedikit
tebal plat agar diperoleh hasil yang lebih optimal. Saran saya ambil tebal plat minimum 120
mm.

Pada contoh ini saya ambil ketebalan plat 120 mm, sehingga d (tinggi efektif) menjadi = 120
mm – 20 mm (cover) = 100 mm

Langkah (3) ketiga perhitungan plat lantai : Pembebanan

Pembebanan plat lantai tergantung dari spesifikasi lantai dan peruntukan penggunaan lantai.
Lantai dengan finishing acian dan finishing granit berbeda beratnya. Lantai untuk ruangan
hunian atau ruangan meeting juga berbeda bebannya.
Sama hal dengan lainnya, untuk pembebanan yang bekerja pada lantai dibagi menjadi 2 yaitu
beban mati dan beban hidup seperti penjelasan berikut:

 Beban mati / dead load yaitu berat sendiri lantai + berat spesi + finishing. Dengan tebal
120 mm, maka diperoleh berat sendiri sebesar = 2,4 kg/mm^3 x 120 mm = 288 kg/m^2
o Berat spesi + finishing biasanya diambil 100 ~ 125, ambil 125 kg/m^2
o Maka total beban mati / dead load adalah 413 kg/m^2
 Beban hidup / live load disesuaikan dengan fungsi ruangan. Pada kasus ini saya gunakan
beban 250 kg/m^2 untuk lantai ruang kantor.

Langkah (4) keempat perhitungan plat lantai : Menentukan koefisien momen pada plat

Koefisien untuk plat 1 arah dan plat 2 arah adalah berbeda. Koefisien momen untuk plat 2 arah
ditentukan berdasarkan tabel Momen di dalam plat persegi yang menumpu pada keempat
tepinya akibat beban terbagi rata. Untuk tabelnya bisa Anda download disini.

Pada kasus ini saya mengambil plat pada bentang tengah artinya menerus / terjepit elastis di
keempat sisinya. Dengan nilai K = 1.5 dan dicocokkan ke tabel II maka diperoleh nilai x =

 Momen beban Mati / Dead load


o Mtx = 0.001 qlx^2 * x = 370 kgm
o Mly = Mty = 0.001 qlx^2 * x = 244 kgm
 Momen beban hidup / Live load
o Mtx = 0.001 qlx^2 * x = 224 kgm
o Mly = Mty = 0.001 qlx^2 * x = 148 kgm
 Mu = Momen perlu
o 1.2 MDL + 1.6 MLL (kombinasi pembebanan untuk plat lantai)
o Mutx = 802 kgm
o Muly = Mulx = 530 kgm

Langkah (5) kelima perhitungan plat lantai : Menentukan luas tulangan

 As perlu (luas tulangan yang dibutuhkan berdasarkan momen yang terjadi)


o Mutx = (Mu/10000)/(0.8 * fy * d) = 418 mm^2
o Muly = Mulx = (Mu/10000)/(0.8 * fy * d) = 276 mm^2
 As minimum (luas tulangan minimum sesuai persyaratan SNI)
o 0.0018 * b * d = 0.0018 * 1000 * 100 = 180 mm^2
 As maksimum (luas tulangan maksimum sesuai persyaratan SNI)
o Diperoleh 4032 mm^2, cari di SNI ya rumusnya!
 Jika digunakan tulangan diameter 10 mm (As’ = 78,54 mm^2), maka diperoleh:
o Tulangan searah x (bentang pendek) = 1000 / (As / As’) = 1000 / (318 / 78.54) =
D10-188 mm
o Tulangan searah y (bentang panjang) = D10-284 mm

Kesimpulan

Biasanya untuk ukuran di lapangan dilakukan pembulatan ukuran untuk memudahkan


pekerjaan, maka tulangan yang diperoleh menjadi:

 Tulangan searah x (bentang pendek) = D10-180 mm


 Tulangan searah y (bentang panjang) = D10-280 mm
Daftar Pustaka
https://www.sisipil.com/pelat-satu-arah-pelat-dua-arah/

https://nawarsyarif.blogspot.com/2012/08/definisi-pelat-satu-arah-dan-pelat-dua.html

https://blog.nobelconsultant.com/plat-lantai-dua-arah-hitungan-cara-mudah/

Anda mungkin juga menyukai