BETON BALOK
DAN PELAT
PELAT
By Besty Afriandini, S.T., M.Eng.
PELAT BETON /
SLAB
FUNGSI : UNTUK MENYEDIAKAN SUATU
PERMUKAAN HORIZONTAL YG RATA PADA LANTAI
BANGUNAN
DAPAT DITUMPU OLEH
DINDING/BALOK/KOLOM/LANGSUNG DI ATAS
TANAH (SLAB ON GROUND)
BILA BALOK DAN PELAT DCOR BERSAMAAN
MENGHASILKAN SUATU KESATUAN STRUKTUR YG
MONOLIT
TEBAL SANGAT KECIL (TIPIS) BILA DBANDINGKAN
DG BENTANG
JENIS PELAT
One-Way System
– Spans across parallel lines of support
furnished by walls and/or beams
Two-Way System
– Spans supports running in both directions
PELAT SATU ARAH/ONE-WAY SYSTEM
▪ Sistem pelat yg hanya ditumpu di kedua sisinya, pelat tsb akan melentur
dalam arah tegak lurus dari sisi tumpuan.
▪ Beban akan didistribusikan oleh pelat dalam satu arah saja yaitu ke arah
tumpuan.
▪ Pada kasus jika pelat ditumpu di ke empat sisinya dan rasio bentang
panjang terhadap bentang pendek ≥ 2, maka hampir 95% beban akan
dilimpahkan dalam arah bentang pendek, dan pelat menjadi sistem
pelat satu arah
▪ Sistem pelat satu arah cocok digunakan pada bentangan 3-6 meter,
dengan beban hidup sebesar 2,5-5 kN/m2
PELAT SATU
ARAH/ONE-WAY
SYSTEM
PELAT SATU ARAH/ONE-WAY SYSTEM
▪ Load Distribution qL1/2
C D
B D
qD, qL (kg/m2) L2 L2
A B
L1
qL12/8 qL12/8
qD, qL (kg/m2) L2
qL1/2
B D
A B L1/2 L2 - L1 L1/2
L1
Bv Dv
4. Selimut beton untuk struktur pelat tidak boleh kurang dari 20mm, untuk
pelat yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca tanah.
5. Struktur pelat satu arah harus disediakan tulangan susut dan suhu yang
memiliki arah tegak lurus terhadap tulangan lentur. Persyarat ini diatur
pada SNI 2847:2013 pasal 7.12
6. Kecuali untuk pelat rusuk, maka jarak antar tulangan utama pada pelat
tidak boleh lebih dari 3 kali ketebalan pelat atau tidak lebih dari 450 mm
(SNI 2847:2013 pasal 7.6.5)
TULANGAN SUSUT DAN SUHU
▪ Untuk menghitung luas tulangan susut dan suhu, dapat digunakan ketebalan total dari
pelat, h.
▪ Contoh : jika sebuah pelat dengan h=150 mm dan fy=400 Mpa, maka luas tulangan
susut dan suhu yang dibutuhkan per 1000 mm lebar pelat adalah
As=150(1000)(0,0018)=270 mm2
▪ Jarak antar tulangan (s) dapat dihitung dg persamaan berikut :
1000 × 𝐴𝑏
𝑠=
𝐴𝑠
Dengan : Ab = luas penampang tulangan yg digunakan dan As = luas tulangan yg
diperlukan oleh pelat untuk memikul momen lentur yg terjadi. Contoh : (lanjutan) jika
tadi didapatkan As=270 mm2, dengan digunakan tulangan D10 maka Ab=78,5mm2,
1000×78,5
sehingga 𝑠 = = 290 𝑚𝑚, nilai ini lebih kecil dari 3 kali tebal pelat yaitu
270
3x150mm=450 mm. Tulangan ini dipasang sebagai tulangan sekunder yg dipasang tegak
lurus terhadap tulangan utama yg dihitung berdasarkan analisis lentur.