Anda di halaman 1dari 17

Teknik Sipil

Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

3. LENTUR PADA PELAT DUA ARAH


MENENTUKAN TEBAL MINIMUM PELAT DUA ARAH
SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.2

Titik Penta Artiningsih


Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

• Pelat beton dibuat untuk menyediakan suatu permukaan horisontal yang rata pada lantai
bangunan, atap, jembatan, atau jenis struktur lainnya
• Pelat beton dapat ditumpu oleh dinding, balok, kolom, atau dapat juga terletak langsung di
atas tanah (slab on ground)
• Pada struktur balok-pelat, umumnya balok dan pelat dicor secara bersamaan sehingga
menghasilkan suatu kesatuan struktur yang monolit
• Ketebalan pelat beton umumnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran bentangnya
• Apabila struktur pelat beton ditopang di keempat sisinya, dan rasio antara bentang panjang
terhadap bentang pendeknya kurang dari 2, maka pelat tersebut dikategorikan sebagai
sistem pelat dua arah
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

1. Sistem balok-pelat dua arah


• Sistem struktur pelat beton ditumpu oleh balok di
keempat sisinya
• Beban dari pelat ditransfer ke keempat balok penumpu
yang selanjutnya mentransfer bebannya ke kolom
• Sistem pelat dua arah dengan balok ini dapat digunakan
untuk bentang 6 s/d 9 meter, dengan beban hidup
sebesar 2,5 s/d 5,5 kN/m2
• Balok akan meningkatkan kekakuan pelat, sehingga
lendutan yang terjadi akan relatif kecil
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

2. Sistem slab datar (flat slab) • Flat slab merupakan sistem struktur pelat beton dua
arah yang tidak memiliki balok penumpu di masing-
masing sisinya
• Beban dari pelat ditransfer secara langsung ke kolom.
Kolom cenderung akan menimbulkan kegagalan geser
pons pada pelat, yang dapat dicegah dengan beberapa
alternatif:
▪ drop panel + column capital
▪ drop panel
▪ column capital
• Sistem slab datar dapat digunakan untuk bentangan 6
s/d 9 meter, dengan beban hidup sebesar 4 s/d 7 kN/m2
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

3. Sistem pelat datar (flat plate) • Flat plate terdiri dari pelat yang tertumpu langsung ke
kolom tanpa adanya penebalan panel dan kepala kolom
• Potensi kegagalan struktur terbesar akan timbul akibat
geser pons, yang akan menghasilkan tegangan tarik
diagonal
• Sebagai akibat tidak adanya penebalan panel dan
kepala kolom, maka dibutuhkan ketebalan pelat yang
lebih besar atau dengan memberikan penulangan
ekstra di area sekitar kolom
• Sistem pelat datar dapat digunakan untuk struktur pelat
dengan bentangan 6 s/d 7,5 m, dan beban hidup
sebesar 2,5 s/d 4,5 kN/m2
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

TEBAL MINIMUM PELAT SESUAI SNI 2847:2019


▪ SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.2 menentukan ketebalan minimum pelat dua arah untuk mencegah terjadinya lendutan
berlebih. Karena perhitungan lendutan pelat dua arah cukup rumit, dan untuk mencegah lendutan yang besar,maka
ketebalan pelat dapat ditentukan menggunakan rumus empiris berikut:
• untuk afm < 0,2 maka h (tebal minimum pelat) mengikuti syarat pelat tanpa balok (tabel 8.3.1.1) (slide 10)

 fy 
ln  0,8 + 
• untuk 0,2 < afm < 2,0 maka h =  1400 
dan tidak kurang dari 125 mm ........... (1)
36 + 5 (a fm − 0,2)

 fy 
ln  0,8 + 
 1400 
• untuk afm > 2,0 maka h = dan tidak kurang dari 90 mm .............................. (2)
36 + 9
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua arah, diukur dari muka ke muka tumpuan
ln
pada pelat tanpa balok, dan muka ke muka balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya [mm]
 Rasio bentang bersih dalam arah panjang terhadap arah pendek dari pelat dua arah
afm Nilai rata-rata af untuk semua balok pada tepi-tepi dari suatu pelat
Rasio kekakuan lentur penampang balok (EcbIb) terhadap kekakuan lentur pelat (EcsIs) yang dibatasi secara
lateral oleh garis-garis sumbu tengah dari pelat-pelat yang bersebelahan pada tiap sisi balok
af Ecb I b
af =
Ecs I s
Momen inersia bruto dari penampang balok terhadap sumbu berat, penampang balok mencakup pula bagian
Ib pelat pada sisi setiap balok sebesar proyeksi balok yang berada di atas atau di bawah pelat, namun tidak lebih
dari empat kali tebal pelat
Is Momen inersia bruto dari penampang pelat
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Tabel 8.3.1.1. Ketebalan minimum pelat dua arah non- • Tebal minimum pelat tanpa balok interior ditentukan
prategang tanpa balok interior [mm] dalam Tabel 8.3.1.1. tidak boleh kurang dari 125 mm
(untuk pelat tanpa penebalan panel), atau tidak kurang
dari 100 mm (untuk pelat dengan penebalan panel)
• Dalam SNI pasal 8.3.1.2.1 disyaratkan bahwa untuk
panel dengan tepi tidak menerus, maka balok tepi harus
mempunyai rasio kekakuan a yang tidak kurang dari
0,8
• Atau sebagai alternatif, maka ketebalan maksimum
yang dihitung dari persamaan (1) dan (2) harus
dinaikkan minimal 10%
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Contoh-1
Suatu sistem pelat datar (flat-plate) berukuran 7x6
meter, ditumpu oleh kolom persegi berukuran 500x500
mm, tanpa balok tepi. Digunakan mutu beton 20 MPa
dan tulangan dengan tegangan leleh 420 MPa. Tentukan
ketebalan minimum pelat yang disyaratkan dalam
peraturan SNI 2847:2019 untuk pelat dalam dan pelat
sudut seperti dalam gambar.
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Penyelesaian:
• pelat sudut (pelat-1)
Tebal minimum adalah ln/30 (tabel 8.3.1.1)
ln = 7000 – 2x(500/2) = 6500 mm
ln 6500
hmin = = = 216,67 mm
30 30

• Pelat dalam (pelat-2)


Tebal minimum adalah ln/33 (tabel 8.3.1.1)
ln 6500
hmin = = = 196,97 mm
33 33

• Jika ingin digunakan tebal pelat yang seragam, maka dapat digunakan tebal pelat 220 mm
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Contoh-2
Suatu sistem pelat – balok seperti gambar balok.
Pelat – balok ditopang oleh kolom persegi
berukuran 500x500 mm, dan ukuran balok 400x600
mm. Tentukan ketebalan minimum yang diperlukan
untuk pelat dalam (interior), bila digunakan beton
dengan tegangan tekan 20 MPa dan tulangan
dengan tegangan leleh 400 MPa.
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Penyelesaian:
Persyaratan tebal pelat dihitung dari persamaan (1) atau (2), sehingga nilai afm harus dihitung terlebih dahulu.
Oleh karena itu nilai Ib, Is, dan af untuk balok dan pelat dalam arah panjang maupun pendek harus ditentukan lebih
dahulu.
Asumsi awal, tebal pelat diambil 200 mm

bw + 2hb = 400 + 2(400) = 1200 mm


bw + 8hf = 400 + 8(200) = 2000 mm
Karena itu digunakan be = 1200 mm
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

Tentukan titik berat penampang dengan mengambil statis momen terhadap sisi atas sayap:
• Luas bagian sayap = 200 x 1200 = 240.000 mm2
• Luas bagian badan = 400 x 400 = 160.000 mm2
• Luas total = 400.000 mm2
240000 x100 + 160000 x 400
y= = 220 mm
400000

• Momen inersia balok-T:


1
(
I b =  x1200 x 2003 + 240000 x120 2 )
 1
+
 12 x 400 3
(
+ 160000 x180 2
) = 11.573,33x10 4
mm 4
12 
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

• Momen inersia pelat dalam arah panjang adalah:


1
I l = x6000 x 2003 = 4.000 x106 mm 4
12
EI b 11.573,33x106
a fl = = 6
= 2,893
EI l 4.000 x10

• Momen inersia pelat dalam arah pendek adalah:


1
Is = x7000 x 2003 = 4.666,67 x106 mm 4
12
EI b 11.573,33x106
a fs = = 6
= 2,480
EI s 4.666,67 x10
Teknik Sipil
Universitas Pakuan
Unggul, Mandiri, dan Berkarakter

• Nilai afm diperoleh dari rata-rata afs dan afl:


2,893 + 2,480
a fm = = 2,687
2
7000 − 500
= = 1,182
6000 − 500

• Karena afm > 2,0 maka nilai hmin dihitung dengan


menggunakan persamaan (2)
 fy 
ln  0,8 +  (7000 − 500) 0,8 + 400 
h=  1400 
=  1400 
= 151,32 mm  90 mm
36 + 9 36 + 9 x1,182
• Digunakan tebal pelat 200 mm

Anda mungkin juga menyukai