Anda di halaman 1dari 20

DESAIN PRAKTIS PELAT KONVENSIONAL DUA

ARAH BETON BERTULANG

Kelompok:
1. Gerda Mei Candra P
2. Sartika Purnamasari
3. Inne Eka
4. Marsianus Jawa
5. Mochamad Setiawan
LIST MATERI
1. Pendahuluan
2. Jenis-jenis plat dua arah
3. Contoh penerapan
4. Kelebihan dan Kekurangan
5. Metode desain plat dua arah
6. Metode desain dan analisis berdasarkan jurnal
PLAT DUA ARAH

Pelat dua arah adalah pelat yang mengalami lentur dalam dua arah, contohnya
pelat yang ditumpu pada keempat sisi yang saling sejajar. Perbandingan antara
sisi panjang dan sisi pendek yang saling tegak lurus tidak lebih dari 2. Pelat ini
harus ditulangi dalam kedua arah dengan tulangan pokok, yang besarnya
sebanding dengan momen–momen pada masing–masing arah yang timbul, dan
tidak dibutuhkan tulangan bagi lagi.
PERBEDAAN DENGAN PLAT 1 ARAH

1. PLAT SATU ARAH

Pelat Satu Arah adalah pelat beton yang didukung hanya pada dua sisi
tumpuan yang berlawanan, sehingga akan terjadinya defleksi atau lendutan
pada pelat dalam arah tegak lurus dari sisi tumpuan

Klasifikasinya: L/W ≥ 2
L = Lengt (Panjang/pentang panjang)
W = Width (Lebar/bentang pendek)
 
Pelat dengan panjang bentang 4 dan lebar 1,5
4 / 1,5 = 2,667
Pada contoh tersebut, reaksi beban yang bekerja lebih banyak didistribusi pada
W, diklasifikasikan sebagai pelat satu arah.
PERBEDAAN DENGAN PLAT 1 ARAH
2. PLAT DUA ARAH

Berbeda dengan pelat satu arah yang hanya bertumpu pada dua sisinya, pada
pelat dua arah ditopang pada semua sisi tumpuan, dengan rasio panjang
terhadap lebarnya nilainya kurang dari 2 (L/W < 2).

Kesimpulan:
a. Pada sistem pelat satu arah, pelat didukung oleh dua sisi tumpuan yang
berlawanan. Sedangkan pelat dua arah, didukung oleh keempat sisinya.
b. Pada pelat satu arah, rasio bentang yang lebih panjang terhadap bentang
yang lebih pendek sama atau lebih besar dari 2 yaitu L/W ≥ 2. Sebaliknya, pada
pelat dua arah, rasio bentang yang lebih panjang terhadap bentang yang lebih
pendek kurang dari 2 yaitu L/W < 2.
c. Pada pelat satu arah, beban yang bekerja disalurkan hanya pada satu arah
(atau dominan) yaitu ke arah bentang yang lebih pendek. Di sisi lain, pada pelat
dua arah, beban disalurkan ke dua arahnya (sumbu x dan y).
JENIS-JENIS PLAT DUA ARAH

1. PLAT DATAR

❖ Sistem pelat tanpa balok dan tanpa penebalan di sekitar kolom


❖ ekonomis untuk bentang 4,5 m hingga 6 m, dengan rentang beban hidup
250–500 kg/m2
❖ Sistem formwork yang murah, sistem langit-langit (ceiling) dapat dibuat
terbuka (exposed), dan proses pengerjaannya yang cepat.
JENIS-JENIS PLAT DUA ARAH

2. LANTAI DATAR

❖ Sistem lantai datar memiliki kemiripan dengan sistem pelat datar.


Perbedaannya terletak pada adanya penebalan di sekitar kolom.
❖ Bentang yang ekonomis untuk sistem lantai datar adalah 6 hingga 9 m
❖ Pekerjaan formwork yang relatif masih murah, langit-langit dapat dibuat
ter-exposed, dan proses pengerjaan cepat
❖ Butuh formwork khusus untuk capital dan drop panels.
JENIS-JENIS PLAT DUA ARAH
3. LANTAI WAFFLE

❖ Sistem ini menyerupai waffle yang dibentuk dengan fiberglass atau metal form
❖ Bentang ekonomis untuk sistem ini adalah 7,5–12 m, dengan rentang beban
hidup dari 400 hingga 750 kg/m2
❖ Agar tahanan gesernya tinggi, sistem pelat ini diberi bentukan solid
pada/sekitar kolom
❖ dapat menahan beban yang lebih besar, langit-langit dapat dibuat
ter-exposed (datar), dan proses pengerjaan cepat.
❖ harga formwork yang cukup mahal
JENIS-JENIS PLAT DUA ARAH
4. SISTEM PLAT LANTAI DENGAN BALOK

❖ Umum digunakan
❖ Pelat lantai dua arah yang ditumpu balok cocok digunakan untuk bentang 3–6
m, dengan rentang beban hidup antara 300 hingga 500 kg/m2
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENERAPAN PELAT 2 ARAH

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. proses pengerjaan dapat lebih cepat, dan lebih 1. didesain dengan memakai balok yang menahan gaya
fleksibel dalam penataan ruang. Hal berikut yang serta momen yang bekerja di atas pelat lantai
banyak diminati dan lebih efektif untuk konstruksi 2. Kemampuan menahan beban berkurang karena tidak
berbagai bangunan. adanya balok-balok di sepanjang garis kolom
2. bisa menghemat bekisting 3. Dapat menyebabkan keruntuhan pons karena
3. Memiliki kestabilan ynag lebih baik untuk konstruksi besarnya tegangan geser ponds yang terjadi pada
sebuah Gudang bertingkat pelat disekitar kolom
4. Mutu beton dan produk lebih terjamin 4. Konstruksi yang menggunakan slab memiliki kekakuan
5. Waktu pelaksanaan konstruksi lebih cepat karena relative rendah yang membuatnya untuk menerima
pemasangan slab lebih mudah dan praktis gaya leteral jadi berkurang
6. Minim biaya konstruksi
7. Pemeliharaan lebih efesien
8. Memberikan kemudahan dalam pemasangan instalasi
mekanikal maupun elektrikal pada bangunan yang
anda miliki
9. Tulungan yang digunakan bisa dengan tulangan
fabrikasi yang lebih praktis
METODE DESAIN DAN ANALISIS BERDASARKAN JURNAL

Batasan-Batasan penilitian yang dilakukan:


1. Desain pelat dua arah
2. Metode perencanaan (Metode Desain Langsung / Perencanaan Langsung (DDM)), dengan peraturan yang
digunakan adalah SNI 2847 : 2013
3. Sistem pelat konvensional (pelat dengan balok disemua tumpuan)
4. Desaij dihitung menggunakan program excel
5. Perhitungan Analisa struktur menggunakan program SAP v.14, sebgai control dari perhitugan menggunakan
program excel
6. Dalam desain, nilai yang divariasikan adalah Panjang bentang, ukuran balok dan kolom, beban hidup, f’c, dan
fy dan diameter tulangan.
METODE PENELITIAN
Menentuka Momen Statis Terfaktor
Data strukturan pelat: Hasil perhitungan momen arah x bentang luar
Panjnag bentang arah x, arah y : (5.5 x 4) m
Bentang Luar
Dimensi balok : 30 x 40 cm
Dimensi kolom : 30 x 30 cm M terfaktor M terfaktor M terfaktor
positif
Beban hidup : 479 kg/m2 negatif
Interior
negatif
exsterior
Asumsi tebal pelat : 9 cm
Mutu beton (f’c) : 18.675 Mpa Mu (kNm) -113.871 92.723 -26.028
Faktor distribusi (%)
(K – 225 : 0.083 X 125)
Lajur kolom 83.182 83.182 -84.860
Berat jenis beton : 2400 kg/m3 lajur tengah 16.818 16.818 -15.140
Tegangan leleh baja (fy) : 240 MPa Lajur kolom: Distribusi Momen (kNm)
Momen pada balok -80.512 65.560 -18.774
Momen pada pelat -14.208 11.569 -3.313

    Momen pada lajur tengah -19.151 15.594 -3.940

Hasil perhitungan momen arah x bentang dalam


Bentang Dalam
M terfaktor M terfaktor
negatif positif
Interior
Mu (kNm) -105.737 56.935
Faktor distribusi (%)
Lajur kolom 83.182 83.182
lajur tengah 16.818 16.818
Lajur kolom: Distribusi Momen (kNm)
Momen pada balok -74.761 40.256
Momen pada pelat -13.193 7.104
Momen pada lajur tengah -17.783 9.576
ANALISA STRUKTUR DENGAN SAP 2000
PERBANDINGAN MOMEN PELAT BENTANG LUAR ARAH X DENGAN METODE
DESAIN LANGSUNG DAN ANALISA SAP 2000
DENAH PENULANGAN PELAT BENTANG LUAR
KESIMPULAN

1. Nilai momen lentur yang didapat dari perhitungan menggunakan metode desain langsung, hasilnya tidak sama
dengan hasil menggunakan software SAP 2000, memiliki selisih yang tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan,
pada metode disain langsung, digunakan nilai -nilai koefisien momen, dan mengalami pembulatan
angka-angka yang berpengaruh pada hasil akhirnya, sedangkan pada software SAP 2000, menganalisa
keseluruhan struktur, yang artinya mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Dari variasi beban dalam desain pelat, dapat dilihat, semakin besar beban, dengan keadaan panjang bentang
yang sama, maka momen akan semakin besar. Dan dalam keadaan beban yang sama, jika beban diperbesar,
maka momen juga akan semakin besar.
3. Dalam keadaan beban yang sama, jika balok divariasikan. Semakin besar ukuran balok, maka momen akan
lebih kecil
4. Dalam perhitungan tulangan, semakin besar nilai f’c, maka luas tulangan perlu (Asperlu) akan semakin kecil.
Dan jika nilai fy diperbesar, luas tulangan juga akan menjadi lebih kecil.
5. Dalam variasi desain, ada beberapa variasi yang tidak dapat dihasilkan, karena dalam perhitungan (Asperlu),
nilai D dalam persamaan kuadrat tidak dapat diperoleh.
SARAN

1. Memperhatikan setiap persyaratan yang ada dalam standar yang digunakan.


2. Teliti dalam memilih desain yang efisien dan aman.
3. Dalam penelitian berikutnya, peneliti dapat membuat desain pelat menggunakan metode rangka ekivalen.

Anda mungkin juga menyukai