Anda di halaman 1dari 30

Tugas Akhir

PERENCANAAN RUKO AWM 5 LANTAI MENGGUNAKAN SISTEM BRESING


KONSENTRIK KHUSUS TIPE X PADA DAERAH GEMPA TINGGI

Oleh:
Anico Widya Malingga
NPM : 12110077
Dosen Pembimbing :

1. Ir. Utari Khatulistiani MT 2. Andaryati ST., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2016
Latar Belakang

Baja sebagai material


konstruksi alternatif yang SRBKK memiliki salah satu
menguntungkan dalam keuntungan yang tidak
pembangunan gedung dan dimiliki oleh sistem lain,
struktur lainnya yang yaitu dapat
bersifat elastis berdasarkan mendistribusikan gaya-gaya
sifat dan kekuatannya, tidak seimbang pada balok
cocok untuk pemikul beban melalui btang bresing yang
berada dilantai atasnya
Perumusan Masalah

Bagaimana merencanakan
Ruko AWM 5 lantai
menggunakan konstruksi
baja di zona gempa tinggi?

Bagaimana melakukan
perancangan modifikasi Ruko
AWM menggunakan Sistem
Rangka Bresing Konsentrik
Khusus (SRBKK) tipe-x?
Batasan Masalah

3. Perencanaan data struktur


1. Perencanaan tidak
berupa data sekunder yang
meninjau metode didapat dari konsultan
pelaksanaan dan biaya perencana.
konstruksi.

2. Tidak meninjau sistem utilitas bangunan,


perencanaan pembuangan saluran air bersih dan
air kotor, analisa biaya, insalasi listrik/ jaringan,
manajemen konstruksi dan pelaksanaan yang ada
dilapangan.
Maksud dan Tujuan

Maksud dari studi ini adalah untuk menerapkan ilmu yang sudah
didapat dari bangku kuliah dalam bentuk perencanaan suatu
struktur yang tertuang dalam bentuk gambar dan hitungan yang
sesuai dengan peraturan-peraturan perencanaan yang berlaku.

Tujuan dari perencanaan Ruko AWM adalah :


• Merencanakan Ruko AWM 5 lantai menggunakan baja sebagai material
konstruksi utama dan bangunan berada di zona gempa tinggi.
• Melakukan perancangan modifikasi Ruko AWM menggunakan Sistem Rangka
Bresing Konsentris Khusus.
• Merencanakan struktur primer yang meliputi balok dan kolom.
• Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat, balok anak, dan tangga.
METODOLOGI
DIAGRAM ALIR PERENCANAAN
Data – Data Gedung

Fungsi bangunan : Ruko


Tinggi tiap lantai : 4 meter
Jumlah lantai : 5 lantai + 1 atap
Panjang bangunan : 36 meter
Lebar Bangunan : 18,5 meter
Tinggi Bangunan : 20 meter
Sistem Struktur : SRBKK
Klasifikasi situs Tanah : SE (tanah lunak)
Wilayah Gempa : Mataram kota Ampenan wilayah gempa tinggi
Beton : fc`= 35 MPa
Profil Baja BJ 41 : fy = 250 MPa
fu = 410 MPa
Preliminary Desain
Perencanaan balok atap:
Perencanaan balok Lantai :
Total beban mati balok atap (PPIUG 1983)
Total beban mati balok atap (PPIUG 1983) = 704 kg/m2
= 354 kg/m2
Beban hidup atap = 250 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2
Beban air hujan atap = 50 kg/m2 1. Balok anak Lantai
1. Balok anak atap Zx > Zx perlu
Zx > Zx perlu ∅.Mn = Zx . Fy
∅.Mn = Zx . Fy ∅.Mn > Mu beban (OK)
∅.Mn > Mu beban (OK) Diperoleh profil balok anak WF 150.150.7.10
Diperoleh profil balok anak WF 150.75.5.7
2. Balok induk atap 2. Balok induk lantai
Zx > Zx perlu Zx > Zx perlu
∅.Mn = Zx . Fy ∅.Mn = Zx . Fy
∅.Mn > Mu beban (OK) ∅.Mn > Mu beban (OK)
Diperoleh profil balok anak WF 250x125x6x9 Diperoleh profil balok anak WF 300x150x6,5x9
Perencanaan Kolom
Asumsi panjang efektif kx = 0,7 (SNI 03-1729-2002 Gambar 7.6-1)
Menggunakan perhitungan aksi balok dan aksi kolom
L = 1,5 m < Lp = 3,7 m (bentang pendek), maka kuat nominal komponen struktur terhadap momen lentur
adalah Mn=Mp (SNI 1729-2002 ps. 8.3.3)
Nu 8  Mux 
    1,0(OK )
Nn 9  b.Mnx 
Struktur Sekunder
Perencanaan Pelat Atap dan
Lantai
Perencanaan Balok Anak Atap
dan Lantai
Perencanaan Tangga
Perencanaan Balok Lift
Perencanaan Pelat
Perencanaan Pelat Atap: Perencanaan Pelat Lantai :
Total beban mati balok atap (PPIUG 1983) Total beban mati balok atap (PPIUG 1983)
= 333 kg/m2 = 454 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2 Beban hidup atap = 250 kg/m2
Beban air hujan atap = 50 kg/m2 Jenis plat : terjepit penuh
Jenis plat : terjepit penuh Tebal plat : 120 mm
Tebal plat : 100 mm Didapatkan koefisien C dari PBI 1971 Tabel 13.3.2 jenis pelat tipe II
Didapatkan koefisien C dari PBI 1971 Tabel 13.3.2 jenis pelat tipe
II Ukuran Plat Mlx Mly Mtx Mty Mu
Tipe Plat ly / lx Penulangan C
Ukuran Plat Mlx Mly Mtx Mty (m) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) dipakai
Tipe Plat ly / lx Penulangan C
(m) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) 34 328,94
58 279,29 18 344,38
19 360,88 C 4,50 x 3,2 1,4 plat 2 arah
B1 5,7 x 2,87 1,986 plat 2 arah 73 -706,26
118 -568,20
79 -1500,50 57 -1090,54
25 329,75 29 554,83
21 398,87 -1262,73 Arah X
C1 5,7 x 4,75 1,2 plat 2 arah 20 426,34
59 -778,21 D 4,75 x 4,5 1,1 plat 2 arah
54 -1025,66
66 -1262,73
-1215,07 Arah Y
42 70,96 57 -1215,07
8 151,95
A1 5,7 x 1,7 3,4 plat 2 arah
83 -140,23
57 -1082,64
Data perencanaan :
• Mutu beton (fc`) : 35 MPa
• Mutu baja tulangan (fy) : 390 MPa
• Tebal pelat atap : 10 cm
• Tebal pelat lantai : 12 cm
Hasil penulangan pelat atap dan lantai :
1. ATAP
Tulangan tumpuan arah X : ∅10-225 mm
Tulangan tumpuan arah Y : ∅ 10-100 mm
Tulangan lapangan arah X : ∅ 10-300 mm
Tulangan lapangan arah Y : ∅ 10-300 mm
2. LANTAI
Tulangan tumpuan arah X : ∅ 10-175 mm
Tulangan tumpuan arah Y : ∅ 10-75 mm
Tulangan lapangan arah X : ∅ 10-175 mm
Tulangan lapangan arah Y : ∅ 10-250 mm
Perencanaan Balok Anak
Data perencanaan
Mutu baja BJ 41 = fy : 250 MPa
fu : 410 MPa
1. Balok anak atap
Panjang balok : 4500 mm
Tebal pelat : 100 mm
2. Balok anak lantai
Panjang balok :4500 mm
Diagram Tegangan Balok Anak Atap
Tebal pelat :120 mm
Beban mati balok ,Beban hidup , Beban air hujan atap diperoleh
dari PPIUG1983
Dari hasil output SAP diperoleh nilai Mu, Vu, f
Sistem pelaksanaan konstruksi komposit dengan perancah (shored)
∅. Mn < Mu (OK)
Kontrol Geser = Vn < Vu (OK)
Vh
Jumlah stud : n
Qn
Diagram Tegangan Balok Anak Lantai
Perhitungan Tangga dan Balok Bordes
DATA PERENCANAAN :
Panjang tangga = 316 cm
Panjang bordes = 100 cm
Lebar ijakan anak tangga = 27 cm
Jumlah anak tangga = 17 buah
Tinggi anak tangga = 19 cm

Balok tangga dan Balok Bordes


Momen nominal = Mn > Mu (OK)
Kontrol geser = Vn > Vubekerja (OK)
Kontrol Deflection =fterjadi > fijin (OK)

Diperoleh Profil balok tangga dan balok bordes :


C 200.90.8.13,5
Perencanaan Balok Penggantung Lift
Profil balok tangga dan balok bordes = WF 200.200.10.16
Tipe lift : Simplex
Merk : Sigma Mid Rise Elevator
Kapasitas : 8 orang ( 550 kg)
Kecepatan : 90 mm/menit
Lebar pintu (open width) : 800 mm
P = ΣR . Ψ ( PPIUG 1983)
HASIL PERHITUNGAN BALOK PENGGANTUNG LIFT
Momen nominal : Mn > Mu (OK)
Kontrol geser : Vn > Vubekerja (OK)
Kontrol Deflection : fterjadi > fijin (OK)
Analisa Beban Gempa
Taksiran waktu getar alami (T) secara Empiris Lantai dxe (m) dx Da (m) dx<Da
T = Ct(hn)x
5 0,01594275 0,019416 0,08 OK
Cu > Ta (OK) 4 0,01205955 0,020450 0,08 OK
Dimana ; 3 0,0079696 0,019275 0,08 OK
hn= Tinggi gedung 2 0,0041146 0,014793 0,08 OK
Ct (untuk SG SNI 1726-2012) 1 0,001156 0,005780 0,08 OK
x (untuk SG SNI 1726-2012
Cu (untuk SG SNI 1726-2012 tabel 3.0)
• Beban Geser Dasar Seismik.

V = Cs W (SNI 03-1726-2012 pasal 7.8.1)


𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑠 = 𝑅
( )𝐼𝑒

V = Cs .W
Perencanaan Balok Induk
Data perencanaan
Mutu baja BJ 41 = fy : 250 MPa
fu : 410 MPa
1. Balok anak atap
Panjang balok : 5750 mm
Tebal pelat : 100 mm
2. Balok anak lantai
Panjang balok :4750 mm Diagram Tegangan Balok Anak Atap
Tebal pelat :120 mm
Beban mati balok ,Beban hidup , Beban air hujan atap diperoleh
dari PPIUG1983
Dari hasil output SAP diperoleh nilai Mu, Vu, f
Sistem pelaksanaan konstruksi komposit dengan perancah (shored)
∅. Mn < Mu (OK)
Kontrol Geser = Vn < Vu (OK)
Vh
Jumlah stud : n
Qn Diagram Tegangan Balok Anak Lantai
Perhitungan Kolom
Data perencanaan
Mutu baja BJ 41 = fy : 250 MPa
fu : 410 MPa
Tinggi kolom : 4000 mm
Profil : 300.300.10.15
Analisa gaya dalam kolom dibantu dengan program struktur SAP 2000
Mux1,Mux2,Vu,Nu.
Nu > Nu bekerja
Nu
 0,2 (dominan aksial)
Nn
L > Lp (bentang pendek)
Maka,
Mp = Mn

Nu 8 Mu
  1,0(OK )
Nn 9 Mnx
Perencanaan Bresing
Profil L200.200.20
Kapasitas Penampang terhadap gaya tekan
fy Nn = Ag x fcr
fcr 

Penempatan bresing arah X
Nu
 1(OK ) Profil mampu menerima gaya tekan
Nn

Gaya tarik yang mampu diterima batang :


Kondisi Leleh :
Nu = Ag (0,9.fy) > Nu bekerja (OK)
Kondisi Putus :
Nu = Ae (0,75.fu) ~ Nu bekerja (OK)
Profil mampu menahan gaya tarik

Penempatan bresing arah Y


Desain
Sambungan
Sambungan Balok Induk Dengan Anak

Balok Anak WF 150.150.7.10


Balok Induk WF 300.150.6,5.9
Vu = 2565,53 kg

25655,3
n  0,261  2buah
98154
Dua buah baut dengan diameter 19 mm type
A325
Sambungan Balok Induk Dengan Kolom
Type sambungan Rigid Connection
Balok melintang menggunakan profil WF 300.150.6,5.9
Kolom menggunakan profil WF 300.300.10.15
Gaya dalam yang diperoleh dari output SAP Mu dan Vu
Baut tipe A325, D = 19 mm ; fub= 825 Mpa
Baut penyambung adalah baut dengan satu bidang geser
336598,65
n  4,79  6buah
70173,36
Perhitungan sambungan web balok dengan siku L 90.250.10
64226,6
n  0,70  2buah
91143
Sambungan web balok dengan flens kolom
64226,6
n  0,92  2buah
70173,36
Sambungan Kolom dengan Kolom
Sambungan Kolom profil WF 300.300.10.15
baut A325 ∅19 mm dengan mutu 825 MPa,dengan tebal pelat buhul =12 mm
Jumlah baut yang diperlukan sambungan pada sayap :
Vu 2878463,85
n   32,81  36buah
Vn 87716,70
Sambungan badan direncanakan dengan tebal pelat 10 mm, jumlah baut yang diperlukan :

42542,64
n  0,48  4buah
87716,70
Sambungan Batang Bresing
Direncanakan berdasarkan kuat tarik dan kuat lentur

Nu SAP ( kuat tarik perlu, menentukan)

Ry.Fy.Ag

Nu tekan (nilai maksimum)

Type baut A325 dengan ∅16 mm, fub = 825 MPa


Jumlah baut yang diperlukan:
Nu
n
Vd
Pelat Dasar Kolom (Base Plate)
Nu = 2422115,7 Nmm N = 550 mm

Vu = 4459,7 N B = 500 mm

Mu = 9060963,5 Nmm f = 400 mm


Nu
t pperlu  1,49.m.
B.( N  2e). fy

Dengan tebal pelat 40 mm, sehingga ukuran base plate adalah


550.500.40

Digunakan 4 buah angkur diameter 19 mm tipe A325, Fv = 414


MPa

 . f v . Ab  Vub
Vu
Vub 
n
Perencanaan Kolom Pedestal
o Dimensi 550/500 mm Mutu beton (fc) : 35 MPa
Mutu baja (fy) : 390 MPa
Selimut beton : 25 mm
Diameter tulangan Utama : D19
Diameter tulangan sengkang : D12
d = 550 – 25 – 12 – (0,5 x 20) = 503 mm

Dari SAP diperoleh nilai Nu,Mu,Vu


Sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 12.3.5.(2) untuk komponen struktur
non-prategang dengan tulangan sengkang pengikat :

Pn (max)  Nu
kontrol geser :

0,5.∅. (Vc + Vs) ≥ Vukolom


Perencanaan Pondasi
Pondasi menggunakan tiang pancang
dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Data Perencanaan Pondasi kolom :
- dimensi : 30 x 30 cm
- tebal selimut beton : 70 mm
- kedalaman : 18 m
Daya dukung tiang pancang :
Pijin tiang : 108000 kg
P
Jumlah kebutuhan tiang pancang untuk satu kelompok: n
Pijin
Perhitungan Pmaks
Pgroup tiang > ΣP

Pmaks 
 P Mx. y
 maks

My. X maks
   Pijin
n y 2
X 2
Penulangan Pile Cap
Dimensi pile cap = 180 x 180 cm

Tebal pile cap = 70 cm

Dimensi kolom = 55 x 50 cm

Mutu beton (fc`) = 35 MPa

Mutu baja (fy) = 390 MPa

D tulangan utama = D22 mm

Selimut beton (p) = 70 mm

Tinggi efektif (dx) = 700 – 70 – ½ . 22 = 619 mm


Tinggi efektif (dy) = 700 – 70 – 22 – 1/2 . 22 = 597 mm
Perencanaan Sloof
Panjang sloof = 3050 mm
Dimensi sloof = 400 x600 mm
Mutu beton (fc) = 35 MPa
Tulangan utama = D22
Tulangan sengkang = D12
Selimut beton = 50 mm
d = 600 – 50 – 12 – (1/2 x 22) = 527 mm

Pu
ft   ftijin (OK )
bh
Cek kebutuhan sengkang :

Vu ≤ 0,5.∅.Vc (SNI 03-2847-2002 pasal 13.5.5)


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai