Anda di halaman 1dari 13

TUGAS STRUKTUR BETON 1

NAMA : WA ODE ENDRIYANA


STAMBUK : 031 2018 0092
KELAS : B2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
SOAL
1. Berilah penjelasan mengenai gaya dan regangan sepanjang penampang balok.
Jawaban :
Gaya dan regangan sepanjang balok:
a. Regangan akibat gaya aksial ( normal force)

Pada gambar diatas energy regangan sepanjang dL yang menghasilkan perubahan


dΔ :
𝟏 𝟏 𝐩𝐝𝐋
dUn= 𝟐 pdΔ = p( 𝐄𝐀 )
𝟐

Jika : A = Luas penampang (m2)


L = Panjang batang (m)
E = Modulus elastisitas
Maka, energi regangan total sepanjang L ( balok) adalah :
𝑳 𝐩𝟐𝐝𝐋
Un= ∫𝟎 𝟐𝐄𝐀

Karena P, A, dan E adalah konstan, maka :


𝐏𝟐𝐋
Un=
𝟐𝐀𝐄

b. Regangan akibat gaya lentur ( Bending Force)


Pada gambar di atas, jika I = momen inersia penampang, maka rotasi relatif
d dari kedua ujung elemen yang berhubungan dengan M adalah :
𝐌𝐝𝐋
d = 𝐄𝐈
𝟏 𝐌𝟐𝐋
dUm = 𝟐 Md= 𝟐𝐄𝐈

c. Regangan akibat gaya lintang (shear force)

Pada gambar diatas , jika G = modulus geser, maka regangan geser :

𝐝𝐲 𝐟𝐬 𝐕
d𝛟 = 𝐝𝐋 = 𝐆
= 𝐆𝐀

Sepanjang kedalaman AB, maka energi regangan :

𝟏 𝐕𝟐𝐋
dUs = 𝟐Vdy = 𝟐𝐆𝐀

2. Berilah penjelasan mengenai tipe dan bentuk tulangan pada penampang.


Jawaban :
- Penampang Persegi empat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat lateral/
sengkang. Bentuk penampang kolom bias berupa bujur sangkar atau berupa empat persegi
panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan, mengingat pembuatannya yang lebih mudah, perencanaanya yang relative lebih
sederhana serta penggunaan tulangan longitudinal yang lebih efektif ( jika ada beban
momen lentur ) dari type lainnya.
- Penampang bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau tulangan
pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yang lebih bagus di banding bentuk yang
pertama. Namun pembuatannya yang lebih sulit dan penggunaan tulangan longitudinalnya
kurang efektif ( jika ada beban momen lentur) di bandingkan dari type yang pertama di
atas.
- Penampang komposit. Pada jenis ini menggunakan profil baja sebagai pemikul lentur pada
kolom. Selain itu tulangan longitudinal dan tulangan pengikat juga ditambahkan jika perlu.
Bentuk ini biasanya digunakan apabila hanya menggunakan kolom bertulang biasa
diperoleh ukuran yang sangat besar karena bebannya yang cukup besar dan di sisi lain
diharapkan ukuran kolom tidak terlalu besar.

3. Jelaskan langkah -langkah perhitungan secara detail dan aplikasi perhitungan yang
digunakan.
Jawaban :

a. Pastikan spesifikasi komputer dan kelengkapan program memenuhi untuk


dijalankan, karena program tidak akan berjalan maksimal jika syarat-syarat yang
dibutuhkan tidak terpenuhi.
b. Program bersifat portable sehingga tidak perlu proses penginstalan terlebih
dahulu.
c. Untuk menjalankan program klik RC-SLAB.exe kemudian akan muncul menu
utama.
d. Pada menu utama terdapat 4 tombol perintah yaitu tombol perencanaan, analisis,
bantuan dan keluar. Untuk menjalankan program, pilih terlebih dahulu salah satu
tombol yang ada di menu tersebut.
1) Perencanaan Klik menu Perencanaan 149 Kemudian akan muncul menu
perhitungan, pada menu perhitungan terdapat pilihan dua tab yaitu “Tumpuan
Sederhana” untuk perencanaan pada tumpuan sederhana dan “Bentang
Menerus” untuk perencaan pada bentang menerus, silahkan pilih salah satu
2) Analisis Klik menu Analisis Kemudian akan muncul menu perhitungan, pada
menu perhitungan terdapat pilihan dua tab yaitu “Tumpuan Sederhana” untuk
analisis pada tumpuan sederhana dan “Bentang Menerus” untuk analisis pada
bentang menerus, silahkan pilih salah satu.

Kelebihan:
1. Program ini dapat menjadi alternatif untuk perhitungan struktur pelat beton
bertulang karena memiliki selisih perhitungan sangat kecil (0,0) dengan
perhitungan manual.
2. Program memiliki proses yang lebih cepat dari perhitungan manual dan dapat
digunakan sebagai alternatif untuk proses perhitungan.
3. Program cukup mudah digunakan karena penyajiannya menggunakan bahasa
indonesia.
4. Data yang dimasukkan dalam program dapat dicetak secara langsung.
5. Program ini mempunyai keterbatasan dalam penyimpanan data input ataupun
output.

4. Berilah penjelasan mengenai desain dan langkah-langkah pemotongan dan


pembengkokan besi pada penulangan.
Jawaban :
Persiapan untuk pemotongan dan pembengkokkan dimulai berdasarkan dari gambar
rencana tulangan yang diterima dari pemberi tugas (owner) baik berupa gambar
pondasi, balok, kolom, lantai dan sebagainya.
a. Pemotongan
Pekerjaan pemotongan baja tulangan beton adalah suatu pekerjaan yang dapat
menjadi sumber pemborosan biaya apabila pemotongan tersebut tidak direncanakan
dengan baik dan tidak diawasi dengan ketat. Perencanaan pemotongan disamping
didasarkan kepada gambar tulangan yang akan dibuat / dipasang, tetapi juga harus
diperhitungkan terhadap panjang setiap lonjor baja tulangan yang tersedia.
Pemotongan berdasarkan daftar pembengkokkan tulangan.
- Persiapan untuk pemotongan dan pembengkokkan dimulai berdasarkan dari
gambar rencana tulangan yang diterima dari pemberi tugas (owner) baik
berupa gambar pondasi, balok, kolom, lantai dan sebagainya.
- Rencana pemotongan didasarkan atas panjang baja tulangan dipasaran yaitu
12 m
- Penganyam tulangan pergi ke lokasi penyimpanan dengan membawa
gunting pemotong. Kawat pengikat dari sebundel tulangan diputus,
kemudian dicari diameter batang batang kecil yang dibutuhkan dan
diletakkan terpisah.
- Panjang yang dipotong adalah panjang total menurut daftar pembengkokkan
ditambah dengan panjang kait.
- Pemotongan harus direncanakan dengan baik agar sisa potongan yang
terbuang atau wastenya minimal.
- Pemotongan dilakukan secara manual maupun dengan mesin bar cutter.
- Pemotongan dilakukan batang per batang. Batang yang telah dipotong,
diangkat oleh pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkokkan
(atau batang yang tidak perlu dibengkok), setelah itu batang yang sepadan
(sama-sama kualitas baja, diameter dan kepanjangannya) dibundel dan
diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan sementara
b. Pembengkokan
Dalam pembengkokkan,biasanya menggunakan meja pembengkok yang dibuat
dari balok-balok kayu. Di atas meja pembengkok dengan terdapat pelat-pelat,
berupa sebuah pelat pembengkok dengan dua pasak besi kecil yang dipakukan atau
disekrup.
- Pembengkokkan dilakukan pada meja pembengkok menggunakan kunci
besi dari ukuran kecil sampai besar. Kunci besi ada yang perlu ditambah
sambungan pipa agar tenaga orang menjadi lebih ringan.
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan dan
toleransi pemotongan dan pembengkokkan perlu dicermati oleh mandor.
- Pembuatan kait pada tulangan dapat berupa kait penuh, kait lurus dan kait
miring. Cermati standar yang dipakai agar pembuatan kait baik bentuk
maupun panjang kait tidak menyalahi aturan yang ada.
- Pembengkokkan dengan mesin Bar Bender
Keuntungannya : Dapat membengkokkan besi diameter besar, beberapa
batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus, lebih cepat, bentuk
bengkokkan lebih seragam
5. Jelaskan mengenai mekanisme transfer gaya lekat pada tulangan.
Jawaban :
Salah satu persyaratan dalam struktur beton bertulang adalah adanya lekatan
antara tulangan dan beton sehingga apabila struktur beton diberikan beban tidak akan
terjadi selip antara baja tulangan dan beton, asalkan tersedia panjang penyaluran yang
cukup. Hilangnya lekatan antara beton dan baja tulangan pada struktur mengakibatkan
keruntuhan total pada balok.
Mekanisme lekatan antara baja tulangan dan beton menurut Nawi [1998],
MacGregor, J.M. [1992] dan [Nuroji,1996] dibentuk antara lain dengan adanya ;
1. Adhesi, yaitu ikatan kiwiawi yang terbentuk pada seluruh bidang kontak
antara beton dan tulangan akibat adanya proses reaksi pengerasan antara air
dan semen.
2. Gripping, yaitu pegangan akibat penyusutan dari beton yang telah
mengering di sekeliling beton.
3. Friksi, yaitu disebabkan adanya permukaan yang tak beraturan pada bidang
kontak antara baja tulangan dan beton.
4. Interlocking, yaitu disebabkan adanya interaksi antara ulir baja tulangan
dengan matrik beton yang mengelilinginya, namun hal ini tidak terjadi pada
baja tulangan polos.

6. Jelaskan komponen penyambungan tulangan secara detail.


Jawaban :
Pada intinya penyambungan tulangan diupayakan diletakkan di daerah yang
memiliki tegangan tarik yang lebih rendah. Cara penyambungan yang dapat dilakukan
dibedakan menjadi dua yaitu sambungan basah dan sambungan kering.
• Sambungan Basah
1) In-Situ Concrete Joints
Sambungan jenis ini dapat diaplikasikan pada komponen-komponen
beton pracetak:
- Kolom dengan kolom
- Kolom dengan balok
- Plat dengan balok
Metode pelaksanaannya adalah dengan melakukan pengecoran pada pertemuan
dari komponen-komponen tersebut. Diharapkan hasil pertemuan dari tiap
komponen tersebut dapat menyatu. Sedangkan untuk cara penyambungan
tulangan dapat digunakan coulpler ataupun secara overlapping.
2) Pre-Packed Aggregate
Cara penyambungan jenis ini adalah dengan menempatkan aggregate
pada bagian yang akan disambung dan kemudian dilakukan injeksi air semen
pada bagian tersebut dengan menggunakan pompa hidrolis sehingga air semen
tersebtrt akan mengisi rongga dari agregat tersebut.
• Sambungan Kering
Jenis sambungan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Sambungan Las
Alat sambung jenis ini menggunakan plat baja yang ditanam dalam
beton pracetak yang akan disambung. Kedua plat ini selanjutnya disambung
dengan bantuan las. Melalui plat baja inilah gaya-gaya akan diteruskan ke
komponen yang terkait. Setelah pekerjaan pengelasan dilanjutkan dengan
menutup plat sambung tersebut dengan adukan beton yang bertujuan untuk
melindungi plat dari korosi.
2) Sambungan Baut
Pada penyambungan dengan cara ini juga diperlukan plat baja di kedua
elemen beton pracetak yang akan disatukan. Kedua komponen tersebut
disatukan melalui plat tersebut dengan alat sambung berupa baut dengan kuat
tarik tinggi. Selanjutnya plat tersebut dicor dengan, adukan beton guna
melindungi dari korosi.

In-Sute Concrete Joints


Penempatan sambungan antara kolom lantai bawah, kolom lantai di
atasnya dengan balok dapat terjadi pada satu titik yang sama atau berbeda. Pada
penyambungan komponen-komponen beton pracetak sebaiknya dihindari
penyambungan dengan jumlah komponen yang besar pada satu titik.
Hal ini dapat diatasi dengan menempatkan sambungan antarkolom di atas titik
sambungan antara kolom dengan balok.
Pelaksanaan penyambungan in-situ concrete ioints berdasarkan tahap
pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pelaksanaan Satu Tahap
Yang dimaksud di sini adaiah proses pelaksanaan penyambungan antara
kolom-kolom-balok yang dicor dalam satu kali pengecoran. Penyambungan
baja dapat dilakukan dengan menggunakan las atau overlapping.

2) Pelaksanaan Dua Tahap


Pelaksanaan dua tahap diaplikasikan pada penyatuan
komponenkomponen beton pracetak yang dapat dikerjakan menjadi dua tahap.
Contoh keadaan ini adalah proses penyatuan kolom-kolom-balok, tahap yang
pertama adalah pelaksanaan penyambungan antara kolom dengan balok
kemudian dilanjutkan pengecoran antara kolom dengan kolom.
3) Penyambungan Baja
Penyambungan baja tulangan dapat dilaksanakan dengan dua cara. Yang
pertama adalah dengan menggunakan coupler sedangkan cara yang kedua
dengan perpanjangan tulangan baja. Pada penyambungan antarkolom, tulangan
bagian bawah pada kolom atas dan tulangan bagian atas pada kolom bawah
dipasang coupler atau connector.
4) Sambungan Las Dan Baut
Alat sambung kering dalam menyatukan komponen beton pracetak
menggunakan plat baja yang ditanamkan dalam beton dan ditempatkan pada
ujung-ujung yang akan disatukan.

Fungsi dari plat baja ini adalah untuk meneruskan gaya-gaya sehingga
plat baja ini harus benar-benar menyatu dengan material betonnya. Dalam
penyatuan komponenkomponen beton pracetak dapat digunakan alat sambung
berupa baut atau las. Untuk menghindari terjadinya korosi pada plat baja
setelah proses penyambungan selesai maka lubang sambungan tersebut harus
digrouting.
1. sambungan Kaku antara Balok-Kolom Menerus
Pada pertemuan antara balok dan kolom, ujung balok di dukung oleh
corbels yang menjadi satu denga kolom. Penyatuan antara dua komponen
tersebut menggunaka las yang dilaksanakan pada plat baja yang tertanam
dalam balok dengan plat baja yang telah disiapkan pada sisi kolom.
2. sambungan system Lambda
Sambungan jenis ini digunakan untuk pelaksanaan penentuan antar
balok. Cara penyambungannya adalah dengan menempatkan pin pada ujung
balok yang akan disatukan. Pin tersebut kemudian disatukan dengan alat
sambung berupa baut ataupun las dan akan diikuti dengan grouting untuk
menghindari korosi yang mungkin terjadi. Sambungan antarbalok sebaiknya
ditempatkan pada daerah dengan momen terkecil.
3. sambungan kolom dengan pin joints
Untuk menyatukan dua buah kolom yang mempunyai tampang l dapat
digunakan pin yang terletak pada bagian atas dari kolom bawah dan keudian
pada bagian bawah kolom atas akan disiapkan lubang untuk memasukkan pin
tersebut. Penyatuan komponen tersebut dilakukan dengan memasukkan pin ke
dalam lubang kemudian menggunakan baut sebagai alat bantunya. Ujung atas
baut digrouting untuk menghindari terjadinya korosi. Cara lain untuk
menyatukan kolom adalah menggunakan baja profil “l” yang ditempatkan pada
ujung atas dari bagian kolom bawah. Sedangkan ujung bawah dari kolom
bagian atas diberi lubang untuk menempatkan profil tersebut dan dilakukan
groting untuk menyatukannya.
4. sambungan baut pada mushroom structure
Penyatuan komponen beton pracetak tipe mushroom dapat dilakukan
dengan alat sambung baut.
5. sambungan pretessed
Sambungan komponen beton pracetak dapat dilaksanakan dengan
pretessed.

7. Jelaskan tetang aturan yang diisyaratkan dalam menentukan Panjang batang tulangan
(penyambungan komponen secara detail).
Jawaban :
Kelas sambungan :
Sambungan kelas A diperbolehkan apabila dipenuhi seluruhnya dari dua
kondisi berikut ini :

• luas tulangan terpasang tidak kurang dari 2 kali luas tulangan perlu dalam analisis pada
keseluruhan panjang sambungan
• paling banyak 50% dari jumlah tulangan yang disambung dalam daerah panjang
lewatan perlu

Apabila tidak dipenuhi dua kondisi tersebut maka harus dimasukkan sebagai
sambungan kelas B
Sambungan Lewatan Dalam Kondisi Tarik
Panjang minimum sambungan lewatan tarik (ps. 14.15.(1-2) SNI-03-2847-2002) :
sambungan kelas A : Ls min = 1,0 Ld dan tidak kurang dari 300 mm
sambungan kelas B : Ls min = 1,3 Ld dan tidak kurang dari 300 mm
Perhitungan Ld mengikuti ketentuan yang dapat dilihat pada
bagian Penyaluran Tulangan Tanpa Kait dengan menghitung nilainya tanpa faktor
modifikasi.

Sambungan Lewatan Dalam Kondisi Tekan


Panjang minimum sambungan lewatan tekan (ps. 14.16.(1-2) SNI-03-2847-2002) :
untuk fy < 400 MPa : Ls min = 0,07 . fy . db dan tidak kurang dari 300 mm
untuk fy > 400 MPa : Ls min = (0,13.fy - 24) . db dan tidak kurang dari 300 mm
Di mana db adalah diameter nominal tulangan yang disambung, jika terdapat
perbedaan diameter tulangan nominal maka diambil nilai terbesar.

Sambungan Lewatan Untuk Jaring Kawat

Untuk jaring kawat atau wiremesh, ketentuan panjang sambungan lewatan


sebaiknya mengikuti ketentuan dari brosur teknis atau standar gambar yang ditetapkan
Konsultan Desain, atau jika tidak ada ketentuan yang ditetapkan dapat diambil nilai
yang relatif praktis dan aman, yaitu Ls min sebesar 1,5 kali jarak antar kawat atau besi
tulangan wiremesh. Apabila dikehendaki penyaluran yang memanfaatkan kekuatan
tarik kawat atau besi tulangan wiremesh secara penuh pada umumnya diijinkan nilai
sebesar 0,5 kali jarak namun harus atas persetujuan dan pengawasan dari Konsultan
Desain ataupun Konsultan Pengawas
Penempatan sambungan lewatan pada balok dipasang di samping tulangan yang
disambung dan pada kolom di bagian dalam tulangan yang disambung.
Sambungan Lewatan untuk Sengkang Spiral
Sambungan lewatan untuk sengkang spiral harus mengikuti ketentuan pasal
9.10.4.5.a pada SNI-03-2847-2002 sebagai berikut :

8. Gambarkan diagram tegangan dan regangan beton, dan berikan penjelasannya.


Jawaban :
Beton normal adalah beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg/m
sampai 2500 kg/m dan dibuat menggunakan agregat alam yang dipecah maupun
tidak dipecah (SK SNI - 03- 2847- 2002, 2002). Hubungan antara tegangan dan
regangan beton didapat dari percobaan tekan beton. Kurva ini menyatakan nilai
tegangan yang bersesuaian dengan nilai regangan betonnya. Hubungan tegangan
regangan beton selinder dengan pembebanan uniaksial.
- Titik O hingga A dinamakan daerah proporsional
limit, area ini regangan yang terbentuk proporsional
dengan tegangan yang bekerja.
- Titik A hingga B dinamakan daerah elastic limit.
Tegangan yang bekerja pada material tanpa
menyebabkan deformasi permanen.
- Diatas titik B, regangan yang terjadi akan bertambah
dengan cepat, sedangkan pertambahantegangannya
kecil hingga tercapai titik C, dan terjadi
penurunan kecil tegangan pada titik D.
- Titik E dinamakan titik Ultimate stress, yaitu titik dimana tegangan
maksimum terjadi.
- Tegangan kemudian terus berkurang hingga specimen
Gambar 1 patah pada titik F.
-
Gambar 2

- Kurva pada gambar mempunyai karakter yang hampir sama. Bagian


awal dari kurva, dapat diidealisasikan sebagai garis lurus yang
menunjukkan bagian yang elastik dimana hubungan antara regangan
dan tegangan beton masih linier, setelah itu kurva bersifat non linier.
- Tegangan maksimum tercapai pada regangan diantara 0,002 – 0,0025.
- Beton hancur pada regangan 0,003 – 0,004 (SNI menetapkan 0,003).
- Setelah titik maksimum dilampaui, kurva ini akan menurun lagi hingga
benda uji mengalami kehancuran. Dapat dilihat bahwa beton berkekuatan
tekan rendah memiliki bentuk kurva yang lebih datar dan regangan pada saat
tercapainya tegangan puncak lebih rendah dibandingkan beton dengan
kekuatan tekan tinggi.
- Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu tinggi, yaitu mempunyai
regangan yang lebih besar pada saat hancur.

Anda mungkin juga menyukai