Anda di halaman 1dari 23

PELAT DUA ARAH (Bagian 2)

SIA 305 – STRUKTUR BETON BERTULANG 2

Amatulhay Pribadi, S.T., M.T.


Institut Teknologi Nasional Bandung
A. METODA DESAIN LANGSUNG (DDM)

• Terbatas pada sistem pelat yang dibebani merata dan


ditumpu kolom-kolom dengan spasi yang relatif sama.
Metoda ini menggunakan koefisien-koefisien untuk
menentukan momen rencana pada penampang kritis.
Jika tidak memenuhi syarat SNI pasal 13.6.1, maka
pelat harus dianalisis dengan cara yang lebih akurat.
B. METODA PORTAL EKUIVALEN /
EQUIVALENT FRAME METHOD (EFM)

• Bangunan 3D dibagi menjadi kumpulan portal ekuivalen


2D dengan memotong bangunan sepanjang garis-garis
tengah antar kolom (SNI pasal 13.7.2). Portal tersebut
kemudian dianalisis secara terpisah di arah longitudinal
dan transversal dan dianalisis lantai per lantai.
Pemilihan Portal-portal Ekuivalen
Tampak Elevasi dan Tampak Perspektif Portal
C. ANALISIS ELASTIK

• Pada analisis ini, pelat beton diperlakukan sebagai


pelat elastik. Metoda Timoshenko, Tabel Bares, dan
Tabel PBI dapat digunakan untuk analisis. Sebagai
alternatif dapat digunakan analisis elemen
hingga/finite element analysis (FEA) dengan memodelkan
pelat sebagai shell elements.
Gaya Desain dari FEA
• Kesalahan umum → mxy sering diabaikan
• Canadian Code ( dx = dy )
mux = mx ±|mxy|
muy = my ±|mxy|
D. ANALISIS PLASTIS

• Metoda garis leleh dapat


digunakan untuk menentukan
kondisi beban batas pelat
dengan meninjau pola garis
leleh yang membentuk
mekanisme keruntuhan.
• Metoda Lajur/Strip, dimana
pelat dibagi menjadi strip dan
beban pada pelat
didistribusikan pada dua arah
ortogonal dan strip kemudian
dianalisis sebagai balok.

Diagram Mekanisme Retak dan Garis Leleh pada Pelat


E. METODA KOEFISIEN MOMEN

• Pelat beton diasumsikan sebagai pelat elastik. Tabel


Bares atau PBI 71 dapat digunakan.
Tabel PBI 13.3.1
Momen di dalam pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya akibat beban terbagi rata
Tabel PBI 13.3.2
Momen di dalam pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya akibat beban terbagi rata
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi Dua Arah

• SNI pasal 9.5.3 mensyaratkan tebal pelat minimum


untuk mengontrol defleksi. Ada 3 persamaan empiris
untuk penentuan tebal pelat (h), yang didasarkan atas
hasil riset eksperimental. Jika batasan ini tidak dipenuhi
maka defleksi harus dihitung.
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi Dua Arah

Syarat 1 : Untuk 0,2 ≤ αm ≤ 2


𝑓𝑦
𝑙𝑛 (0,8 + )
ℎ= 1500
36 + 5𝛽(𝛼𝑚 − 0,2)
h tidak boleh kurang dari 125 mm. Satuan fy dalam MPa.
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi Dua Arah

Syarat 2 : Untuk 2 < αm


𝑓𝑦
𝑙𝑛 (0,8 + )
ℎ= 1500
36 + 9𝛽
h tidak boleh kurang dari 90 mm. Satuan fy dalam MPa.
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi Dua Arah

Syarat 3 : Untuk αm < 0,2


Gunakan tabel pada slide berikut ini.
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi Dua Arah
Tanpa Balok Interior

*Untuk pelat dengan balok yang membentang antar tumpuan di semua sisi, lihat pasal 9.5.3.3.
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi Dua Arah
Tanpa Balok Interior

Pelat tanpa drop panels sesuai SNI pasal 13.2.5 dan 13.3.7,
tmin = 125 mm
Pelat dengan drop panels sesuai SNI pasal 13.2.5 dan 13.3.7,
tmin = 100 mm

Pasal 13.2.5:
a. Penebalan panel setempat disediakan pada kedua arah dari pusat
tumpuan sejarak tidak kurang daripada seperenam jarak pusat-ke-pusat
tumpuan pada arah yang ditinjau.
b. Tebal penebalan panel setempat tidak boleh kurang daripada seperempat
tebal pelat di luar daerah penebalan panel setempat
Tebal Pelat Minimum untuk Konstruksi
Dua Arah

Keterangan :
h = Tebal pelat minimum
ln = Bentang bersih diarah bentang panjang (diukur dari muka ke muka kolom)
β = Rasio bentang panjang terhadap bentang pendek
αm = Nilai rata-rata α untuk semua balok pada sisi pelat
Definisi Rasio Kekakuan Balok-Pelat, α
Memperhitungkan efek kekakuan balok yang berada disepanjang tepi pelat
yang mengurangi defleksi pelat ditumpuannya.
4𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏
kekakuan lentur balok 𝐿 𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏
∝= = =
kekakuan lentur pelat 4𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠 𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠
𝐿
𝐸𝑐𝑏 = Modulus elastis balok beton
𝐸𝑠𝑏 = Modulus elastis pelat beton
𝐼𝑏 = Momen inersia balok tak retak
𝐼𝑠 = Momen inersia pelat tak retak
Perhitungan inersia pelat dilakukan pada penampang selebar daerah yang
dibatasi oleh garis tengah panel-panel yang bersebelahan di masing-masing
sisi balok.
Penampang Balok dan Pelat untuk
Perhitungan Inersia (Tepi)
Penampang Balok dan Pelat untuk
Perhitungan Inersia (Interior)
Penampang Balok dan Pelat untuk
Perhitungan Inersia

Definisi penampang balok


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai