STRUKTUR
KONTRUKSI 4
Two Way Beam and Slab Analysis
Kelompok 3
Dosen Pengampu
Dr. Livian Teddy, S.T., M.T.
Almira Ulfa, S.T, M.R.K
000
SUB
BAB
01 Definition
02 Method Analysis
03 Analysis Load Distribution
04 Penempatan Pelat 2 Arah
05 Tebal Minimum Pelat 2 Arah
TWO WAY
02
01
SLAB AND
BEAM
STRUKTUR BETON
DEFINITIONA 3
adalah slab yang ditopang oleh balok pada keempat sisi
dan beban dipukul oleh penopang di kedua arah
(orthogonal).
02
ANALISIS
LOAD
DISTRIBUTION
Beban dari pelat biasanya didefinisikan dalam “q”kN/m2.
Beban-beban ini ditransfer ke balok pendukung baik dalam
"w"kN/m atau "W" kN.
Beban dari pelat padat beton bertulang
Beban dapat didistribusikan ke balok pendukung tergantung pada
LOAD DISTRIBUTION3
rasio sisi panjang / sisi pendek pelat (Ly / Lx)
Pelat bentang dua arah, ketika Ly/Lx ≤ 2.0
Beban dari pelat beton pracetak dapat didistribusikan ke balok
pendukung dalam satu arah saja dan tidak tergantung pada rasio
Ly/Lx. Hal ini karena pelat beton pracetak merentang satu arah
karena hanya ditopang oleh balok di ujung pelat saja.
LOAD DISTRIBUTION
04
02
DETAIL3
05
02
HARUS MEMENUHI KETENTUAN PADA SK-SNI-2002
06
PELAT 2 ARAH pada penampang kritis tapi tidak boleh kurang daripada yang
disyaratkan.
2. Spasi tulangan pada penampang kristis tidak boleh lebih
daripada dua kali tebal pelat kecuali untuk bagian pelat yang
berada pada daerah rongga atau rusuk.
3. Tulangan momen positif yang tegak lurus tepi tak-menerus
harus diteruskan hingga mencapai tepi pelat dan ditanam,
dapat dengan kaitan, minimum sepanjang 150 mm ke dalam
balok tepi, kolom, atau dinding.
4. Tulangan momen negatif yang tegak lurus tepi tak-menerus
harus dibengkokan atau diangkur pada balok tepi, kolom, atau
dinding, sesuai dengan ketentuan mengenai panjang
penanaman.
5. Bila pelat tidak memiliki balok tepi atau dinding pada tepi tak-
menerus, atau pada pelat yang membentuk kantilever pada
tumpuan maka pengangkuran tulangan harus dilakukan di
dalam pelat itu sendiri.
HARUS MEMENUHI KETENTUAN PADA SK-SNI-2019
06
TEBAL MINIMUM 1. Untuk αm yang sama atau lebih kecil dari 0,2 harus
menggunakan tabel di slide selanjutnya
PELAT 2 ARAH 2. Untuk αm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0,
ketebalan pelat minimum harus memenuhi:
DENGAN BALOK
h=
[
l n 0,8 +
fy
1.400 ]
36 + 5β ( a fm - 0,2)
dan tidak boleh kurang dari 125 mm. Untuk αm lebih besar dari
2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari 90 mm
dan dari:
h=
ln [
0,8 +
fy
1.400 ]
36 + 9β
09
PENYELESAIAN
untuk pelat sudut (1), tebal minimum adalah l n /30 (dari tabel)
l n = 7.000 mm - 2(500/2) = 6.500 mm
_
bw + 2hb = 400 + 2 (400) = 1.200 mm
bw + 8hf = 400 + 8 (200) = 2.000 mm
maka, be = 1.200 mm
EXAMPLE 2
TEBAL MINIMAL PELAT DUA ARAH
_
y = 240.000 (100) + 160.000 (400) = 220 mm2
400.000
lb =
[ ] [
1 x 1.200 x 2003 + (240.000 x 120 2 )
12
+ 1 x 400x 4003 + (160.000 x 1802 )
12 ]
6 4
l b = 11.573,33.10 mm garis berat
titik penampang
_
y = titik berat
l b = inersia balok
EXAMPLE 2
TEBAL MINIMAL PELAT DUA ARAH
ll = 1 x 6000 x 200 3 6
= 4.000.10 mm
4
12
6
= EI b = 11.573,33.10 = 2,893
a fl
6 200 x 6000
EIl 4.000.10
ls = 1 x 7000 x 200 3 6
= 4.666,67.10 mm
4
12 200 x 7000
6
a fs = EIb = 11.573,33.106 = 2,48
EIs 4.666,67.10
h=
[
l n 0,8 +
fy
1.400 =
](7.000-500) 0,8 +
400
1.400 [ ] 200 x 7000
36 + 9β 36 + 9(1,182)