Anda di halaman 1dari 15

TUGAS STRUKTUR JEMBATAN

PELAT 1 ARAH DAN PELAT 2 ARAH

DISUSUN

NAMA : AGA RAMA

NIM : 1522201071

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2016
Perencanaan Pelat Beton 1 (satu) Arah

Perencanaan Pelat Beton 1 (satu) Arah, harus memperhatikan beban dan ukuran pelat serta
jenis tumpuan tepi yang digunakan.

1. Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat dikatakan
bertumpu bebas
2. Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap
momen puntir, maka pelat itu dikatakan terjepit penuh
3. Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka pelat itu
terjepit sebagian (terjepit elastis)

Menurut bentuk geometri dan arah tulangan cara analisis pelat dibagi menjadi dua yaitu pelat
satu arah dan pelat dua arah. Pada Bab ini kita akan membahas pelat 1 arah.

Pada Gambar di bawah ini disajikan contoh gambar dari pelat satu arah satu bentang dan
pelat dua bentang/ menerus.

Analisis momen lentur pada pelat satu arah sebenarnya dapat dianggap sebagai gelegar diatas
banyak tumpuan.

Selain itu pada SNI-03-2847-2002 mengijinkan untuk menentukan momen lentur dengan
menggunakan koefisien momen, asalkan dipenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini

1. Panjang bentang seragam, jika ada perbedaan selisih bentang yang terpanjang dengan
bentang sebelahnya yang lebih pendek maksimum 20%.
2. Beban hidup harus < 3 kali beban mati
3. Penentuan panjang L untuk bentang yang berbeda :

- Untuk momen lapangan, L = bentang bersih diantara tumpuan.


- Untuk momen tumpuan, L = rata-rata bentang bersih pada sebelah kiri dan kanan tumpuan.
Gambar 1. Koefisien momen pelat satu arah

Untuk dapat lebih memahami analisis perhitungan pelat satu arah, dibawah ini diberikan
langkah-langkah perhitungan pelat satu arah sebagai berikut:

1. Tentukan tebal pelat, dengan syarat batas lendutan (Tabel 1.4).


2. Hitung beban-beban : beban mati, beban hidup dan beban berfaktor
3. Hitung momen akibat beban berfaktor (Tabel 2.1).
   - ρ min < ρ < ρ mak
4. Tentukan diameter dan jarak tulangan, dengan memperhatikan lebar retak:
Untuk lebih jelas masalah perencanaan pelat lantai satu arah, silahkan lihat contoh soal
perencanaan pelat lantai satu arah dibawah ini.
Contoh :

Diketahui pelat lantai seperti pada gambar dibawah ditumpu bebas pada tembok bata, menahan
beban hidup 150 kg/m2dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir urug) sebesar 120 kg/m2. Pelat
ini terletak dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 20 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).

Ditanyakan : Tebal Pelat dan Penulangan yang diperlukan.

Penyelesaian:
1. Tentukan tebal pelat (berkenaan syarat lendutan).

Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat ditumpu bebas pada
dua tepi adalah :

hmin =
Tebal pelat ditentukan h = 0,14 m (= 140 mm).

2. Penghitungan Beban-Beban yang terjadi.


qu = 1,2 qd + 1,6 q1
qd akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40 = 0,336 t/m2
qd dari finishing penutup lantai = 0,120 t/m2

Total beban mati qd = 0,456 t/m2


Beban hidup q1 = 0,150 t/m2

Beban berfaktor qu = 1,2 x 0,0,456 + 1,6 x 0,150


                            = 0,7872 t/m2

3. Penghitungan Momen-Momen yang terjadi

Dengan menggunakan koefisien momen, didapat :


Pada lapangan, Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 x 0,7872 x 3,62
                            = 1,2753 tm

Pada tumpuan (memperhitungkan jepit tak terduga)


Mu = 1/24 qu L2 = 1/24 x 0,7872 x 3,62
      = 0,4251 tm

4. Penghitugnan Tulangan

Tebal pelat h = 140 mm


Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter tulangan f p = 10 mm

Tinggi efektif d = h – p – ½ f p
b. Tulangan Tumpuan
c. Tulangan Pembagi
5.Gambar Sketsa Penulangan
Pelat Dua Arah

Pelat dua arah adalah pelat yang didukung pada keempat sisinya, sehingga lenturan terjadi
dalam dua arah.

Persyaratan jenis pelat lantai dua arah jika perbandingan dari benang panjang terhadap
bentang pendek kurang dari 2

Jenis pelat dua arah:

1. Pelat lantai dengan balok-balok

2. Pelat lantai cendawan

3. Pelat lantai datar


pelat

kolom

Metode Analisis Struktur Pelat Dua Arah

1. Metode pendekatan PBI 71


2. Metode disain langsung (Koefisien Momen)
3. Metode portal ekivalen
4. Metode garis luluh (Yield line theory)

Persyaratan tebal pelat lantai 2 arah

1. Tebal minimum pelat tanpa balok


 Pelat tanpa penebalan (drop panel) = 120 mm
 Pelat dengan penebalan = 100 mm

2. Tebal minimum pelat dengan balok

Tebal pelat tidak boleh lebih dari:

fy
h = (
ln 0,8+
1500 )
36

Tebal pelat tidak boleh kurang dari

fy
h = (
ln 0,8+
1500 )
36+9 β

Tebal pelat lantai dengan balok dihitung dengan rumus

fy
(
ln 0,8+
1500 )
h =
[
36+5 β α m −0,12 1+ ( 1β )]
ln = bentang bersih terbesar antara kedua arah
β=¿perbandingan bentang bersih terpanjang dengan bentang bersih terpendek pada panel
yang ditinjau

1
αm = ( α 1+ α 2+ α 3+α 4 )
4

Eb. Ib
α=
Es . Is

α1

α2 α3

α4

Dalam segala hal tebal minimum pelat:

α m< 2 h minimum = 120 mm

αm ≥ 2 h minimum = 90 mm

Metode Pendekatan PBI 71

Anggapan Tumpuan

1. Terletak bebas, hal ini terjadi apabila pelat dapat berotasi bebas pada tumpuannya.

pelat

sebelum berotasi

Balok tepi

Pelat setelah berotasi

Balok tepi

pelat
balok

pelat

balok

2. Terjepit elastis, terjadi apabila pelat pada tumpuan merupakan satu kesatuan dengan
balok pemikul yang relative tidak terlalu kaku, sehingga memungkinkan terjadi rotasi.

3. Terjepit penuh, hal ini terjadi apabila penampang pelat diatas tumpuan tidak dapat
berotasi akibat beban, misalnya pada balok pemikul yang relative kaku atau pada
kondisi pelat yang simetris.

pelat

kaku

Pembebanan pelat lantai gedung

Beban mati:

1. Berat sendiri pelat


2. Berat sendiri keramik
3. Berat sendiri spesi
4. Berat sendiri gantungan/langit-langit

Beban hidup

Sesuai dengan peraturan pembebanan

Momen pelat

Dalam PBI 71 diberikan table koefisien momen lentur dari masing-masing arah sisi pelat.
Setiap panel dianalisis tersendiri berdasarkan kondisi tumpuan bagian tepinya. Ada 9 set
koefisien momen yang sesuai untuk Sembilan kondisi pelat sebagai berikut:

3 8

9 2

6
Mtx

lx Mly Mty

Mlx

ly

Momen perlebar satuan dalam arah bentang pendek dan panjang:

Mu = 0,001 X qu lx2

qu = 1,2 qbs + 1,6 qh

lx = panjang bentang pendek

ly
X = koefisien yang tergantung
lx
DAFTAR PUSTAKA

Asron,A.,2010.Balok dan Pelat Beton Bertulang.Yogyakarta : Graha Ilmu

Dipohusodo,Istimawan.1999.Struktur Beton Bertulang.Jakarta : PT.Gramedia Pustaka


Utama.

http://newkidjoy.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai