.
Pelat Satu Arah :
pelat yang didukung pada Pelat Dua Arah :
kedua sisinya, sehingga pelat yang didukung pada
lenturan terjadi dalam satu keempat sisinya, sehingga
arah. lenturan terjadi dalam dua arah.
Analisis dan disain dari pelat satu arah, dilakukan dalam 1 arah
(arah sisi pendek), sedangkan pelat dua arah dilakukan dalam 2
arah (arah x dan arah y).
9/21/21
Pelat satu arah ;
apabila :
• Untuk selain fy di
tabel maka dikalikan
dengan factor
(0,4+fy/700)
2.2.1. Cara Analisis
Sebagai alternatif, metode pendekatan berikut ini dapat
digunakan untuk menentukan momen lentur dan gaya
geser dalam perencanaan balok menerus dan pelat satu
arah, yaitu pelat beton bertulang dimana tulangannya
hanya direncanakan untuk memikul gaya-gaya dalam satu
arah, selama:
1. Jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua.
2. Memiliki panjang-panjang bentang yang tidak terlalu
berbeda, dengan rasio panjang bentang terbesar terhadap
panjang bentang terpendek dari dua bentang yang
bersebelahan tidak lebih dari 1,2.
3. Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata.
4. Beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali
beban mati per satuan panjang, dan
5. Komponen struktur adalah prismatis.
Contoh
Diketahui pelat lantai ditumpu bebas diatas tembok bata, menahan
beban hidup qL = 1,5 kN/m2 dan penutup lantai qD = 0,5 kN/m2.
Pelat berada di lingkungan kering. Mutu beton f c = 20 MPa dan
mutu baja fy = 240 MPa. Tentukan tebal pelat dan jumlah tulangan
yang diperlukan.
Konstruksi Beton II 21
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
Perhitungan dilakukan per 1 m lebar pias.
Bentang teoritis:
l = L + (2 x ½ b) = 3760 + (2 x ½ x 240) = 4000 mm
Beban-beban:
berat sendiri pelat : 0,15 x 24 = 3,6 kN/m2
berat penutup lantai : = 0,5 kN/m2
qD = 4,1 kN/m2
Konstruksi Beton II 22
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
Perhitungan dilakukan per 1 m lebar pias.
Bentang teoritis:
l = L + (2 x ½ b) = 3760 + (2 x ½ x 240) = 4000 mm
Beban-beban:
berat sendiri pelat : 0,15 x 24 = 3,6 kN/m2
berat penutup lantai : = 0,5 kN/m2
qD = 4,1 kN/m2
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
Momen lapangan :
Mu = 1/8 qu l2 = 1/8 x 7,32 x 42 = 14,64 kNm
Momen tumpuan :
Mu, tak terduga = 1/24 x 7,32 x 42 = 4,88 kNm
d
h
Beton decking 20 mm
Æ tulangan 10 mm
Tinggi efektif : d = 150 – 20 – (½ x 10) = 125 mm 24
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
Penulangan Lapangan
Mu 14,64
Mn = = = 18.3 kNm
j 0,80
Mn 18,3 × 10 6
Rn = 2 = = 1,171 MPa
bd 1000 × (125) 2
fy 240
m= = = 14,12
0,85 × f'c 0,85 ´ 20
25
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
1 æç 2 m Rn ö
÷
ρ= 1- 1-
mç fy ÷
è ø
1 æç 2 ´ 14,12 ´1,171 ö
÷ = 0,00506
ρ= 1 - 1 -
14,12 çè 240 ÷
ø
1,4 1,4
ρ min = = = 0,00583 ρ max = 0,75r b
f y 240
0,85 f 'c 600
r max = 0,75 ´ b1
fy (600 + f y )
0,85 ´ 20 600
r max = 0,75 ´ 0,85 = 003225
240 (600 + 240)
26
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
27
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
Penulangan Tumpuan:
Mu 5,95
Mn = = = 7,4375 kNm
j 0,80
Mn 7,4375 × 106
Rn = 2 = = 0,476 MPa
bd 1000 × (125) 2
1 æç 2 m Rn ö
÷
ρ= 1- 1-
m ç fy ÷
è ø
1 æ 2´14,12 ´ 0,476 ö
ρ= ç 1- 1- ÷ = 0,002
ç
14,12 è 240 ÷
ø
28
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
Penyelesaian :
Penulangan Tumpuan:
Catatan : Tulangan momen tak terduga dan tulangan bagi tidak perlu
dibandingkan dengan rmin.
29
Konstruksi Beton II
8.4. Perencanaan Pelat Satu Arah
f8 - 150 f8 - 150
f10 - 100
f10 - 100
1/5 L 1/5 L
30
Konstruksi Beton II
PLAT DUA ARAH
Sistem pelat dua arah mempunyai perbandingan bentang
panjang terhadap bentang pendek (ly/lx) antara 1,0 hingga
2,0.
ly
1,0 £ £ 2,0
lx
Konstruksi Beton II 31
PLAT DUA ARAH
Konstruksi Beton II 37
Metode Koefisien Momen
Dalam metode koefisien momen ini, setiap panel
pelat di analisis sendiri-sendiri (masing-masing
panel dianggap terpisah). Momen-momen lentur
pelat pada masing-masing arah (arah x dan arah y)
dapat ditentukan dari tabel koefisien momen yang
diberikan (Tabel 2.3 dan Tabel 2.4).
Konstruksi Beton II 38
Panel 1 Panel 2 Panel 3 4m
4m 6m 4m
Denah Pelat
Konstruksi Beton II 39
• Terjepit penuh terjadi apabila bagian pelat tersebut
menjadi satu kesatuan monolit dengan balok yang
relatif kaku, yang memungkinkan pelat tersebut tidak
dapat mengalami putaran sudut pada tumpuannya.
Konstruksi Beton II 40
Terdapat 9 (sembilan) set koefisien momen yang sesuai untuk
sembilan kondisi tumpuan pelat (lihat Tabel 2.3 dan Tabel 2.4)
Dengan mengacu pada kondisi tumpuan dari ke-empat sisi
pelat dan perbandingan ly/lx , maka momen per lebar satuan
dalam arah bentang pendek (Mtx dan Mlx) dan bentang
panjang (Mty dan Mly), dapat dihitung dari rumus berikut :
Konstruksi Beton II 41
Tabel 10.2. Momen-momen pelat akibat beban terbagi rata
(Tumpuan terjepit elastis)
Konstruksi Beton II 42
Tabel 10.3. Momen-momen pelat akibat beban terbagi rata
(Tumpuan terjepit penuh)
Konstruksi Beton II 43
Syarat Penulangan Plat
PERENCANAAN PLAT
Denah plat
PERENCANAAN PLAT
PERENCANAAN PLAT
PERENCANAAN PLAT
PERENCANAAN PLAT
PERENCANAAN PLAT
PERENCANAAN PLAT
PERENCANAAN PLAT
Tulangan pelat
Tualangan pelat
latihan
9/21/21