Anda di halaman 1dari 20

Desain Plat Beton Bertulang

M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

DESAIN PLAT BETON BERTULANG

Tahapan desain plat


Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan plat adalah sebagai berikut :
1. Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat
2. Menentukan tebal pelat
3. Menghitung beban yang bekerja pada pelat, berupa beban mati dan beban hidup
4. Menghitung momen ultimate pada tiap bagian plat
5. Menghitung kebutuhan tulangan plat.

Penentuan syarat-syarat batas dan bentang plat lantai


Panjang bentang plat lantai diambil jarak dari pusat ke pusat as antar tumpuan balok:
Diketahui ly
Diketahui lx
Menghitung rasio dimensi plat
ly
β=
lx
 Menentukan klasifikasi plat
β > 3 = one way slab
β ≤ 3 = two way slab.

Penentuan tebal plat lantai


Berdasarkan SNI 03-2847-2013, tebal minimum plat lantai ditentukan berdasarkan:
Plat satu arah:

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 1


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Plat dua arah:


 αfm < 0,2, maka h ≥ 120 mm

( )
fy
l n 0,8+ 1500
h=
 0,2 ≤ αfm ≤ 2, maka 36 +5β ( αm− 0,2)
; h ≥ 120 mm

( )
fy
l n 0,8+ 1500
h=
 αfm> 2, maka 36 +9β ; h ≥ 90 mm

dengan:
h : tebal minimum plat lantai
ln : panjang bentang sisi terpanjang plat lantai
β : rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah terpendek
dari arah plat 2 arah
αfm : nilai rata-rata αf oleh semua balok pada tepi-tepi dari suatu panel
αf : rasio kekakuan lentur balok terhadap rasio kekakuan lentur plat

EcbIb
f 
EcsIs

Kombinasi Pembebanan
𝑞 = 1,4𝑞D
𝑞 = 1,2𝑞D + 1,6𝑞L
𝑞 = 1,2𝑞D + 1,6𝑞LR + 1,0𝑞L

Di mana:
𝑞D : Beban mati
𝑞L : Beban hidup
𝑞LR : Beban hidup atap (pekerja) = 100 kg/m2

Beban mati (qD)


Berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
Contoh:
Beban sendiri plat = 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
Beban penutup lantai = 24 kg/m2 = 24 kg/m2
Spesi (1 cm) = 3 x 21 = 63 kg/m2
Plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2
Dst.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 2


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Beban hidup (qL)


Berdasarkan SNI 1727:2013 tentang beban minimum untuk perancangan bangunan
gedung dan struktur lain.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 3


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 4


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 5


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 6


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Menentukan momen ultimate


Momen plat dapat diperoleh dengan beberapa pendekatan.

Plat satu arah (SNI 2847:2013)


Momen pada plat yang berada di atas tumpuan sederhana dapat dihitung dengan
persamaan = 1/8.q.L2. Pada kondisi yang berbeda, koefisien momen dapat mengacu
pada gambar 1.

Gambar 1. Koefisien momen plat

Plat dua arah (PBI 1971)


Koefisien momen yang terjadi pada plat ditentukan berdasarkan jenis tumpuan plat
tersebut. Plat lantai bangunan diidealisasikan terjepit penuh pada keempat sisinya, dan
momen yang terjadi pada plat dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Mlx = 0,001 qu lx2 x


Mly = 0,001 qu lx2 x
Mtx = -0,001 qu lx2 x
Mty = -0,001 qu lx2 x

Gambar 2. Plat terjepit penuh keempat sisi

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 7


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Di mana:
Mlx = Momen lapangan yang terjadi pada bentang X
Mly = Momen lapangan yang terjadi pada bentang Y
Mtx = Momen tumpuan yang terjadi pada bentang X
Mty = Momen tumpuan yang terjadi pada bentang Y

Nilai koefisien X diperoleh pada table berikut.


Ly/Lx 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0
Mlx 25 34 42 49 53 58 62 65
Mly 25 22 18 15 15 15 14 14
Mtx 51 63 72 78 81 82 83 83
Mty 51 54 55 54 54 53 51 49

SNI 2847:2013 juga menjelaskan tentang tahapan desain plat dua arah dengan
metode perencanaan langsung (direct design method).

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 8


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 9


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Syarat penulangan
One way slab
Tulangan pokok

Tulangan bagi

Umum
Selimut beton

Spasi maksimum: 200 mm


Spasi minimum: 25 mm

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 10


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Contoh:
1. Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat
ly = 7500 mm
lx = 3000 mm
l y 7500
β= = =2,5≤ 3
l x 3000
(two way slab)

2. Menentukan tebal pelat


Rasio kekakuan lentur balok terhadap plat lantai ditentukan dengan:

1
4700  25 
 250  4503
E I 12
α = cb b = = 4,39
E cpI p 4700  25  1  3000 1203
fs

12

1
4700  25  250  4503
E I 12
α = cb b = = 1,76
E cpI p 4700  25  1  7500 1203
fl

12
𝑞fc + 𝑞fS 4,36 + 1,76
𝑞 = = = 3,06
fm
2 2

(Prosedur perhitungan lengkap dapat dipelajari pada buku Perancangan


Struktur Beton Bertulang halaman 264), sehingga

( )
fy
l n 0,8+ 1500
h=
αfm > 2, maka 36 +9β ; h ≥ 90 mm

(
7500 x 0,8+
240
1500
)
hmin = =113,076 ~ 120 mm
36+ 9×2,5

3. Menghitung beban yang bekerja pada pelat, berupa beban mati dan beban hidup
Beban mati
Beban sendiri plat = 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
Beban penutup lantai = 24 kg/m2 = 24 kg/m2
Spesi (1 cm) = 1 x 21 = 21 kg/m2
Plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2
Beban mati total = 351 kg/m2
Beban hidup

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 11


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Rumah tinggal = 1,92 kN/m2 = 192 kg/m2

Kombinasi beban
𝑞 = 1,2𝑞D + 1,6𝑞L = 1,2 x 351 + 1,6 x 192 = 728,4 kg/m2

4. Menghitung nilai momen pada tiap bagian plat


Nilai koefisien X diperoleh pada table berikut.

Ly/Lx 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0


Mlx 25 34 42 49 53 58 62 65
Mly 25 22 18 15 15 15 14 14
Mtx 51 63 72 78 81 82 83 83
Mty 51 54 55 54 54 53 51 49

Momen lapangan bentang arah X

Mlx = 0,001 qu lx2 x


= 0,001 . 728,4 . 32 . 62
= 406,447 kg.m

Momen lapangan bentang arah Y

Mly = 0,001 qu lx2 x


= 0,001 . 728,4 . 32 . 14
= 91,778 kg.m

Momen tumpuan bentang arah X


Mtx = -0,001 qu lx2 x
= -0,001 . 728,4 . 32 . 83
= -544,115 kg.m

Momen tumpuan bentang arah Y


Mty = -0,001 qu lx2 x
= -0,001 . 728,4 . 32 . 51
= -334,336 kg.m

5. Menghitung kebutuhan tulangan plat.


Ditetapkan: Selimut plat = 20 mm
Diameter tulangan = 10 mm
Mutu baja tulangan = BJ37
Mutu beton = 25 MPa

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 12


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Tinggi efektif arah X (dx):


dx = h – s – 0,5Ø
= 120– 20 – 0,5 x 10
= 95 mm

Tinggi efektif arah Y (dy):


dy = h – s – Ø – 0,5Ø
= 120 – 20 – 10 – 0,5 x 10
= 85 mm

Tulangan Lapangan X
Momen lapangan arah X yang terjadi:
Mlx = 406,447 kg.m
= 4.064.470 N.mm

Kapasitas momen plat yang harus disediakan:


𝑞𝑞=
Ss 4.064.470
(

n )=( ) = 5.080.587,5 Nmm


∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah f’c = 25 MPa, sehingga 𝑞 = 0,85.

Rasio tulangan balance plat, 𝑞b


0,85 × 𝑞 × f'c 600 0,85 × 0,85 × 25 600 )= 0,054
𝑞b = ( )= (
600+fy 240 600 + 240
𝑞
y

Rasio tulangan maksimum plat, 𝑞makc


𝑞makc = 0,75 𝑞b = 0,75 . 0,054 = 0,040

Rasio tulangan minimum plat, 𝑞min


1,4
 f’c ≤ 31,36 MPa, 𝑞min =
fy
√f'c
 f’c > 31,36 MPa, 𝑞min =
4×fy
sehingga
1,4 1,4 = 0,006
𝑞min = =
fy 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton


𝑞y 240
m= ( )=( ) = 11,294
0,85 × f'c 0,85 × 25

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 13


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

𝑞n 5.080.587,5
𝑞n = ( )= ( )= 0,562 MPa
𝑞 × 𝑞 s2 1000 × 952

Rasio tulangan rencana


1 2(𝑞)(𝑞n )
ρ= [1 — J1 — ]
𝑞 𝑞y

1 2(11,294)(0,562)
ρ= [1 — J1 — ] = 0.002
11,294 240

Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibanding


rasio tulangan minimum, ρ < 𝑞min, sehingga digunakan ρ= 𝑞min = 0,006.

Luas tulangan perlu, 𝑞cperSu


𝑞cperSu = ρ . b . 𝑞s = 0,006 . 1000 . 95 = 570 𝑞𝑞2

Jarak pemasangan tulangan, s


1000 . 0,25 . 𝑞 . 102
𝑞= 𝑞. = = 137 𝑞𝑞 ~ 130 𝑞𝑞
𝑞b
𝑞cperSu 570

Syarat jarak antar tulangan:


 s = 130 mm < 2 . 120 = 240 mm (ok)
 s = 130 mm < 200 mm (ok)

maka, tulangan lapangan arah X yang digunakan adalah Ø10 – 130

Luas tulangan terpasang, Asterpasang


𝑞b. 𝑞 0,25 . 𝑞 . 10 . 1000
2
𝑞𝑞terpacang = = = 604,15𝑞𝑞2 Σ 𝑞𝑞perSu
𝑞 130
Kontrol kapasitas lentur plat bagian lapangan arah X
𝑞𝑞terpacang . 𝑞𝑞 604,15 . 240
𝑞= = = 6.823 𝑞𝑞
0,85 .𝑞u𝑞. 𝑞 0,85 .𝑞
25 . 1000
𝑞 = 𝑞𝑞 ( )
n terpacang . 𝑞𝑞 𝑞—
2
6.823
𝑞n = 604,15 . 240 (95 — ) = 13.279.966,15 𝑞. 𝑞𝑞 Σ (𝑞u = 𝑞Ss)
2

Catatan:
 Lanjutkan desain tulangan lapangan Y, tumpuan X, dan tumpuan Y.
 Gambarkan detail penulangan plat tersebut.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 14


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Tulangan Lapangan Y
Momen lapangan arah Y yang terjadi:
Mly = 91,778 kg.m
= 917.780 N.mm

𝑞Sy momen
Kapasitas plat yang harus disediakan:
917.780
𝑞 =( ) = 1.147.225 Nmm

n )=(
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah f’c = 25 MPa, sehingga 𝑞 = 0,85.

Rasio tulangan balance plat, 𝑞b


0,85 × 𝑞 × f'c 600 0,85 × 0,85 × 25 600 )= 0,054
𝑞b = ( )= (
600+fy 240 600 + 240
𝑞
y

Rasio tulangan maksimum plat, 𝑞makc


𝑞makc = 0,75 𝑞b = 0,75 . 0,054 = 0,040

Rasio tulangan minimum plat, 𝑞min


1,4
 f’c ≤ 31,36 MPa, 𝑞min =
fy
√f'c
 f’c > 31,36 MPa, 𝑞min =
4×fy
sehingga
1,4 1,4 = 0,006
𝑞min = =
fy 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton


𝑞y 240
m= ( )=( ) = 11,294
0,85 × f'c 0,85 × 25
𝑞n
𝑞 =( 1.147.225
n )=( 2) = 0,159 MPa
𝑞 × 𝑞y2 1000 × 85

Rasio tulangan rencana


1 2(𝑞)(𝑞n )
ρ= [1 — J1 — ]
𝑞 𝑞y

1 2(11,294)(0,159)
ρ= [1 — J1 — ] = 0.0007
11,294 240

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 15


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibanding


rasio tulangan minimum, ρ < 𝑞min, sehingga digunakan ρ= 𝑞min = 0,006.

Luas tulangan perlu, 𝑞cperSu


𝑞cperSu = ρ . b . 𝑞y = 0,006 . 1000 . 85 = 510 𝑞𝑞2

Jarak pemasangan tulangan, s


1000 . 0,25 . 𝑞 . 102
𝑞= 𝑞. = = 153 𝑞𝑞 ~ 150 𝑞𝑞
𝑞b
𝑞cperSu 510

Syarat jarak antar tulangan:


 s = 150 mm < 2 . 120 = 240 mm (ok)
 s = 150 mm < 200 mm (ok)

maka, tulangan lapangan arah Y yang digunakan adalah Ø10 – 150

Luas tulangan terpasang, Asterpasang


𝑞b. 𝑞 0,25 . 𝑞 . 10 . 1000
2
𝑞𝑞terpacang = = = 523,6 𝑞𝑞2 Σ 𝑞𝑞perSu
𝑞 150

Kontrol kapasitas lentur plat bagian lapangan arah Y


𝑞𝑞terpacang . 𝑞𝑞 523,6 . 240
𝑞= = = 5,914 𝑞𝑞
0,85 .𝑞u𝑞. 𝑞 0,85 .𝑞
25 . 1000
𝑞 = 𝑞𝑞 ( )
n terpacang . 𝑞𝑞
𝑞—
2
5,914
𝑞 = 523,6 . 240 (85 — ) = 10.309.851,55 𝑞. 𝑞𝑞 Σ (𝑞 = 𝑞 )
n u Sy
2

Tulangan Tumpuan X
Momen tumpuan arah X yang terjadi:
Mty = 544,115 kg.m
= 5.441.150 N.mm

Kapasitas momen plat yang harus disediakan:


𝑞ts 5.441.150 Nmm
𝑞 = ( )= (
n ) = 6.801.437,5
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah f’c = 25 MPa, sehingga 𝑞 = 0,85.

Rasio tulangan balance plat, 𝑞b

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 16


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

0,85 × 𝑞 × f'c 600 0,85 × 0,85 × 25 600 )= 0,054


𝑞b = ( )= (
600+fy 240 600 + 240
𝑞
y
Rasio tulangan maksimum plat, 𝑞makc
𝑞makc = 0,75 𝑞b = 0,75 . 0,054 = 0,040

Rasio tulangan minimum plat, 𝑞min


1,4
 f’c ≤ 31,36 MPa, 𝑞min = fy
√f'c 4×f
 f’c > 31,36 MPa, 𝑞min = y

sehingga
1,4 1,4 = 0,006
𝑞min = =
fy 240
Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton
𝑞y 240
m= ( )=( ) = 11,294
0,85 × f'c 0,85 × 25

𝑞n 6.801.437,5
𝑞n = ( )= ( ) = 0,754 MPa
𝑞 × 𝑞 s2 1000 × 952

Rasio tulangan rencana


1 2(𝑞)(𝑞n )
ρ= [1 — J1 — ]
𝑞 𝑞y

1 2(11,294)(0,754)
ρ= [1 — J1 — ] = 0.003
11,294 240

Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibanding


rasio tulangan minimum, ρ < 𝑞min, sehingga digunakan ρ= 𝑞min = 0,006.

Luas tulangan perlu, 𝑞cperSu


𝑞cperSu = ρ . b . 𝑞s = 0,006 . 1000 . 95 = 570 𝑞𝑞2

Jarak pemasangan tulangan, s


1000 . 0,25 . 𝑞 . 102
𝑞= 𝑞. = = 137 𝑞𝑞 ~ 130 𝑞𝑞
𝑞b
𝑞cperSu 570

Syarat jarak antar tulangan:


 s = 130 mm < 2 . 120 = 240 mm (ok)
 s = 130 mm < 200 mm (ok)

maka, tulangan tumpuan arah X yang digunakan adalah Ø10 - 130

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 17


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Luas tulangan terpasang, Asterpasang


𝑞b. 𝑞 0,25 . 𝑞 . 10 . 1000
2
𝑞𝑞terpacang = = = 604,15𝑞𝑞2 Σ 𝑞𝑞perSu
𝑞 130
Kontrol kapasitas lentur plat bagian tumpuan arah X
𝑞𝑞terpacang . 𝑞𝑞 604,15 . 240
𝑞= = = 6.823 𝑞𝑞
0,85 .𝑞u𝑞. 𝑞 0,85 .𝑞
25 . 1000
𝑞 = 𝑞𝑞 ( )
n terpacang . 𝑞𝑞 𝑞—
2
6.823
𝑞n = 604,15 . 240 (95 — ) = 13.279.966,15 𝑞. 𝑞𝑞 Σ (𝑞u = 𝑞Ss)
2

Tulangan Tumpuan Y
Momen tumpuan arah Y yang terjadi:
Mty = 334,336 kg.m
= 3.343.360 N.mm

𝑞ty momen
Kapasitas plat yang harus disediakan:
3.343.360
𝑞 =( ) = 4.179.200 Nmm

n )=(
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah f’c = 25 MPa, sehingga 𝑞 = 0,85.

Rasio tulangan balance plat, 𝑞b


0,85 × 𝑞 × f'c 600 0,85 × 0,85 × 25 600 )= 0,054
𝑞b = ( )= (
600+fy 240 600 + 240
𝑞
y

Rasio tulangan maksimum plat, 𝑞makc


𝑞makc = 0,75 𝑞b = 0,75 . 0,054 = 0,040

Rasio tulangan minimum plat, 𝑞min


1,4
 f’c ≤ 31,36 MPa, 𝑞min = fy
√f'c
 f’c > 31,36 MPa, 𝑞min =
4×fy
sehingga
1,4 1,4 = 0,006
𝑞min = =
fy 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 18


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

𝑞y 240
m= ( )=( ) = 11,294
0,85 × f'c 0,85 × 25
𝑞n
𝑞 =( 4.179.200
n )=( 2) = 0,578 MPa
𝑞 × 𝑞y2 1000 × 85

Rasio tulangan rencana


1 2(𝑞)(𝑞n )
ρ= [1 — J1 — ]
𝑞 𝑞y

1 2(11,294)(0,578)
ρ= [1 — J1 — ] = 0.002
11,294 240

Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibanding


rasio tulangan minimum, ρ < 𝑞min, sehingga digunakan ρ= 𝑞min = 0,006.

Luas tulangan perlu, 𝑞cperSu


𝑞cperSu = ρ . b . 𝑞y = 0,006 . 1000 . 85 = 510 𝑞𝑞2

Jarak pemasangan tulangan, s


1000 . 0,25 . 𝑞 . 102
𝑞= 𝑞. = = 153 𝑞𝑞 ~ 150 𝑞𝑞
𝑞b
𝑞cperSu 510

Syarat jarak antar tulangan:


 s = 150 mm < 2 . 120 = 240 mm (ok)
 s = 150 mm < 200 mm (ok)

maka, tulangan tumpuan arah Y yang digunakan adalah Ø10 - 150

Luas tulangan terpasang, Asterpasang


𝑞 . 𝑞 0,25 . 𝑞 . 10 . 1000
2
𝑞𝑞terpacang = b = = 523,6 𝑞𝑞2 Σ 𝑞𝑞perSu
𝑞 150

Kontrol kapasitas lentur plat bagian tumpuan arah Y


𝑞𝑞terpacang . 𝑞𝑞 523,6 . 240
𝑞= = = 5,914 𝑞𝑞
0,85 .𝑞u𝑞. 𝑞 0,85 .𝑞
25 . 1000
𝑞 = 𝑞𝑞 ( )
n terpacang . 𝑞𝑞 𝑞—
2
5,914
𝑞 = 523,6 . 240 (85 — ) = 10.309.851,55 𝑞. 𝑞𝑞 Σ (𝑞 = 𝑞 )
n u ty
2

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 19


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Desain Plat Beton Bertulang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Balok dan Plat Beton Bertulang (NTSI6206) 20


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai