Anda di halaman 1dari 10

3.

4 Desain Penulangan Pelat yang Ditinjau


3.4.1 Data Stuktur Pelat
Penutup lantai

: Pelat beton

Ukuran pelat

: 3 m x 3,6 m

Mutu beton (fc)

: 32

Mutu baja (fy)

: 400 MPa

Tebal pelat

: 120 mm

Diameter tulangan yang digunakan

:8

mm

Tebal bersih selimut beton

: 20

mm

Ukuran balok induk

: 20 cm x 40 cm

Ukuran balok anak

: 20 cm x 40 cm

MPa

Panjang bentang pelat antar kolom (Ly x Lx) : 5,60 m x 5,50 m


3.4.2 Analisa Tebal Pelat
1) Teori
Perhitungan tebal pelat untuk jenis pelat dua arah didasarkan pada SNI 03-2847-2002
Pasal 11.5(3(3)) sebagai berikut :
a. Untuk m 0.2 harus menggunakan pasal 11.5.3.2 ;
b. Untuk 0.2 m 2.0 , ketebalan pelat minimum harus memenuhi
fy

Ln 0.8

1500

h2
36 9

Dan tidak boleh kurang dari 120 mm


c. Untuk m 0.2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

Dan tidak boleh kurang dari 90 mm


Ln

= Panjang bentang bersih

fy

= Tegangan Leleh Baja

= Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek


dari pelat 2 arah

= Nilai rata-rata a untuk semua balok pada tepi tepi dari suatu panel

2) Analisa
a. Perhitungan bentang bersih sebagai berikut.
Bentang bersih terpanjang (Ln)
1
ln =Ly2 b balok anak
2

560 cm2

( 12 20 cm )

540 cm

Bentang bersih terpendek (Sn)


1
Sn=Lx2 b balok induk
2

)
1
550 cm2 ( 40 cm )=470 cm
2

karena =

ln 540
=
=1.15<2
sn 470

maka pelat tersebut termasuk jenis pelat 2 arah

b. Perhitungan tebal minimum


fy
ln 0.8+
1500
h=
36+ 9

500
1500
36+ 9 1,15

5400 0.8+
h=

h=132,04 mm 135mm

fy
1500
h=
36+5 (m0.2)

ln 0.8+

500
1500
135=
36+(5 x 1.15)(m0.2)

5400 0.8+

m=1,66 <2.0 , makah=120 mm


m=1,66

Karena

maka tebal pelat minimum 135 mm dan tidak boleh kurang dari

120 mm
Jadi tebal pelat 120 mm telah memenuhi syarat, sehingga:
Dipakai tebal pelat lantai 120 mm.
3.4.3 Pembebanan Pelat Lantai yang Ditinjau
1) Beban Mati (qD)
N
o

Jenis Beban Mati

Satua
n

Berat
satuan

Teba
l (m)

Berat

Berat sendiri plat lantai

kg/m3

2400.00

0.12

2
3

Berat pasir
Berat keramik
Berat finishing lantai / spesi
semen
Berat plafon dan rangka
Berat instalasi pipa ducting / AC

kg/m3
kg/m2

1600.00
24.00

0.01
-

288.0
0
16.00
24.00

kg/m2

21.00

0.03

21.00

kg/m2
kg/m2

18.00
40.00

18.00
40.00
407.0
0

4
5
6

Total Beban Mati Pelat Lantai, QD =

kg/m2

2) Beban Hidup Pelat Lantai Bangunan (L)


Beban Hidup Pelat Lantai
=
Beban Hidup Pelat Lantai Bangunan Tereduksi, L

250

=
=

250
250

250

=
=

175
175

3) Beban Hidup Pelat Lantai Bangunan (Lr)


Beban Hidup Pelat Lantai Reduksi 30% = 70% x
Beban Hidup Pelat Lantai Bangunan Tereduksi, Lr

4) Beban Ultimate (qU)

Untuk Tinjauan Lebar Per 1 m Pelat, Berdasarkan hal 15 SNI Beton 1726- tahun
2012 maka :
1. Beban Ultimit 1 (qU1)

= 1.4 x qD
= 1.4 x 407 kg/m2
= 569.8 kg/m2
2. Beban Ultimit 2 (qU2)
= (1.2 x qD) + (1.6 x qL) + (0.5 x qLR)
= (1.2 x 407 kg/m2) + (1.6 x 250 kg/m2) + (0.5 x 175 kg/m2)
= 975.9 kg/m2
3. Beban Ultimit 3 (qU3)
= (1.2 x qD) + (1.6 x qLr) + (1.0 x qL)
= (1.2 x 407 kg/m2) + (1.6 x 175 kg/m2) + (1.0 x 250 kg/m2)
= 1018.4 kg/m2
Dari ketiga nilai beban ultimit tersebut diambil nilai terbesar yaitu
1018.4 kg/m2 = 10.184 kN /m2
3.4.4 Analisa Momen Akibat bebar Terfaktor
Dari perhitugan diatas diperoleh data-data perencanaan sebagai berikut:
1) Panjang bentang plat arah x
, Lx = 3.00 m
2) Panjang bentang plat arah y
, Ly = 3.60 m
3) Tebal pelat
, h = 0.12 m
4) Ly/Lx = 3.6 / 3 = 1.20
5) Koefisien momen pelat :
6) Tabel 4.2.b Buku IV hal. 26 (Gideon Kusuma) dengan cara interpolasi didapat
- Lapangan arah x , Clx = 35
- Lapangan arah x , Cly = 22
- Lapangan arah x , Cty = 63
- Lapangan arah x , Cty = 54
7) Diameter tulangan yang digunakan
, = 8 mm
8) Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm (SNI 03-2847-2002, Pasal 9.7.(1(c))
Menurut tabel 4.2.b Buku IV hal. 26 (Gideon Kusuma) besar momen pelat
akibat beban terfaktor sebagai berikut.
2
- Momen lapangan arah x , Mulx =C lx 0.001 Qu Lx
2

Mulx =35 0.001 10.184 3 =3.208 kNm / m


-

Momen lapangan arah y ,

Mulx =C ly 0.001 Qu Lx2

Mulx =22 0.001 10.184 3 2=2.016 kNm / m


-

Momen tumpuan arah x ,

Mutx =C tx 0.001 Qu Lx

Mulx =63 0.001 10.184 3 =5.774 kNm/ m


-

Momen tumpuan arah y ,

Mutx =C ty 0.001 Qu Lx2


2

Mulx =54 0.001 10.184 3 =4.949 kNm/ m


Jadi, momen rencana (makasimum) pelat (Mu) sebesar 5.774 kNm /m
3.4.5 Penulangan Pelat
1) Data perencanaan

Tebal Pelat (h)

= 120

mm

Tebal Penutup (d)

= 20

mm

Diameter Tulangan ()

=8

mm

fy

= 500

MPa

fc

= 30

MPa

Mu Lapangan Arah X

= 3.208

kN

Mu Lapangan Arah Y

= 2.016

kN

Mu Tumpuan Arah X

= 5.774

kN

Mu Tumpuan Arah Y

= 4.949

kN

Mu rencana (maksimum) pelat

= 5.774

kN

= 0.12

2) Analisa
Besar nilai faktor bentuk distribusi tegangan beton (1) Menurut SNI 03-2847-2002

Pasal 12.2.7.3 sebagai berikut.


Untuk : fc' 30 MPa, 1 = 0.85
Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7
Karena fc' = 30 Mpa ,
maka 1 = 0.85
Besar nilai rasio tulangan pada kondisi balance (1) menurut SNI 03-2847-2002 Pasal
10.4.3 sebagai berikut.
b = 1* 0.85 * fc'/ fy * (600 / ( 600 + fy ) )
b=

0.85 0.85 30
600
=0.0236
500
600+500

Faktor tahanan momen maksimum (Rmax) ,


Rmax=0.75 b fy [ 1 0.75 b fy/ (0.85 fc ' )]

Rmax =0.75 0.0236 500 [10.750.0236 500/( 0.85 30) ]


Rmax=7.3254

Besar nilai faktor reduksi kekuatan lentur () menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 11.3
yaitu,
= 0.8 , karena pelat tersebut mengalami aksial tarik dengan lentur.

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton


ds = ts + /2

= 20 + 8/2

= 24 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 Ps. 11.3 (2) besar nilai Tebal efektif plat lantai,
d

= h ds

= 120 mm 24 mm

= 96 mm

Perhitungan ditinjau pelat lantai sebesar 1 m, maka b= 1000 mm

Momen nominal rencana,


M n=

M u 5.774
=
=7.218 kNm

0.8

Faktor tahanan momen,


Rn = Mn x 10-6 / (b x d2)
Rn = 7.218 x 10-6 / (1000 x 962)
Rn = 0.78319

Rn = 0.78319 < 7.218 , maka AMAN

Rasio tulangan yang diperlukan ,


-

Rasio tulangan yang digunakan,

=0.85 fc ' /fy [1 1 2 Rn/(0.85 fc ')]


=0.85 30/500[1 1 2 0.78319 /(0.85 30)]
=0.0016
-

Rasio tulangan minimum,


=0.0025

Maka rasio tulangan yang digunakan

=0.0025

Luas tulangan yang diperlukan,


As = x b x d
As = 0.0025 x 1000 x 96
As = 240 mm2

Jarak tulangan,
- Jarak tulangan yang diperlukan
s = / 4 x 2 x b / As
s = 3.14 / 4 x 82 x 1000 / 250
s = 209 mm
- Jarak tulangan maksimum
Smax = 2 x h = 2 x 120
Smax = 240 mm
- Jarak tulangan maksimum
Smax = 200 mm
- Maka jarak tulangan yang digunakan (nilai S terkecil) = 200 mm

Dari perhitungan diatas digunakan tulangan 10 200

Luas tulangan yang terpakai,


As = / 4 x 2 x b / S
As = 3.14 / 4 x 82 x 1000 / 200
As = 251 mm2

3.4.6 Kontrol Lendutan Pelat


Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 10.5.1 nilai modulus elastisitas beton,
Ec = 4700 fc ' =4700 30=25743 MPa

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 10.5.2 nilai modulus elastisitas baja tulangan,
Es = 200000 MPa
Beban merata (tak terfaktor) pada pelat,
Q = QD + QL + QLR
= 4.07 + 2.5 + 1.75 = 8.32 N/mm
Panjang bentang pelat
Lx = 3000 mm
Menurut SNI 03-2847-2002 Tabel 9 besar nilai batas lendutan maksimum yang

diijinkan sebesar,
Lx / 240 = 3000 /240
Lx / 240 =12.5 mm
Menurut rumus empiris momen inersia besar nilai momen inersia bruto penampang

pelat sebesar,
Ig = 1/12 x b x h3
Ig = 1/12 x 1000 x 1203
Ig = 144000000 mm3

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 (3) besar nilai modulus keruntuhan lentur beton

sebesar,
f r=0.7 fc' =0.7 30=3.83 MPa

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 25.5.4 besar nilai perbandingan modulus elastis
sebesar,
n = Es / Ec
n = 200000 / 25743
n = 7.77
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton sebesar,
c = n x As / b
c = 7.77 x 251 / 1000

c = 1.953 mm
Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal S16.8 Persamaan 100 besar nilai momen inersia
penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sebesar,
Icr = 1/3 x b x c3 + n x As x ( d - c )2
Icr = 1/3 x 1000 x 1.953 3 + 7.77 x 393 x ( 96 1.953)2
Icr = 17272986 mm4

yt

= h/2

yt

= 120 / 2 = 60 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5(3) besar nilai momen retak sebesar,
Mcr = fr x Ig / yt
Mcr = 3.83 x 144000000 / 60
Mcr = 9201739 Nmm

Menurut rumus empiris momen akibat beban merata ( 1/8 Q lx 2) besar nilai momen
maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) sebesar,
Ma = 1 / 8 x Q x Lx2
Ma = 1/8 x 8.32 x 30002
Ma = 9360000 Nmm

Menurut SNI 03-2847-2002 Ps.

11.5 (3) nilai inersia efektif untuk perhitungan

lendutan sebesar,
Ie = ( Mcr / Ma )3 x Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] x Icr
Ie = (9201739 / 9360000)3 x 144000000 + [1- (9201739 / 9360000)3] x 17272986
Ie =137679888 mm4

Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup sebesar,
e = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie )
e = 5 / 384 * 8.32 * 30004 / ( 25743 * 137679888 )
e = 2.476 mm
Menurut SNI 03-2847-2002 Lampiran besar rasio tulangan pelat lantai sebesar,
= As / ( b * d )
= 251 / (1000 x 96)
0.0026
Menurut SNI 03-2847-2002 Ps. 11.5.2.5 besar nilai faktor ketergantungan waktu
untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun) sebesar,
=2

= / ( 1 + 50 x )

= 2 / ( 1 + 50 x 0.0026)

= 1.7685
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut sebesar,
g = x 5 / 384 x Q x Lx4 / ( Ec x Ie )
g = 1.7685 x 5 / 384 x 8.32 x 30004 / ( 25743 * 137679888)
g = 4.378 mm
Lendutan total sebesar,
total
= e + g
total
= 2.476 + 4.378
total
= 6.854 mm
Kontrol lendutan pelat,
Syarat :
total
<
Lx/240
6.854 mm
<
3000/240 mm
6.854 mm

<

12.500

mm .. (OK!)

Anda mungkin juga menyukai