Anda di halaman 1dari 31

BAB.

I
PENDAHULUAN
I.1. Data Struktur
Proyek : Pembangunan Rumah Tinggal Mixed Use
Lokasi : Medan
Fungsi : Rumah Tinggal
Sistem struktur Utama : Rangka Beton Bertulang
Sistem pondasi : Telapak
Zona Gempa : Medan
Jenis tanah : Tanah Lunak
Beban rencana : PPIUG 1983 & SNI 1727 2013
Beban gempa : SNI – 03 – 1726 – 2012

I.2. Standar Peraturan


1. SNI 1727 2013 : Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain
2. SNI 1729 2013 :Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
3. SNI 2847 2013 : Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
4. SNI 1726 2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Gedung dan Non Gedung

I.3. Material
Elemen struktur jembatan ini ( kolom dan rangka baja ) menggunakan spesifikasi sebagai berikut :
a. Mutu Beton :
- Kolom : Beton Mutu K-250 (fc' = 20.75 Mpa)
b. Mutu baja tulangan beton
- Semua tulangan dengan Diameter > 12 mm memakai baja U-39 dengan fy = 390 Mpa.
- Semua tulangan dengan diameter <= 12 mm memakai baja U-24 dengan fy = 240 Mpa.

I.4. Dimensi Struktur


Kolom Sloof
Dimensi (mm) Dimensi (mm)
No Kode No Kode
Lebar Tinggi Lebar Tinggi
1 1K14040 400 400 1 1S12550 250 500
2 1K24040 400 400 2 1S22550 250 500
3 1K34040 400 400 3 1S32535 250 350
4 2K14040 400 400 4 1S42030 200 300
5 2K24040 400 400 Balok
6 2K34040 400 400 Dimensi (mm)
No Kode
7 3K13030 300 300 Lebar Tinggi
8 3K23030 300 300 Lantai Dua
9 3K33030 300 300 1 2B12560 250 600
10 0 ###### 0 2 2B22560 250 600
Dimensi (mm) 3 2B32535 250 350
No Kode
Lebar Tinggi 4 2B42030 200 300
Lantai Tiga 4 2B51520 150 200
1 3B12560 250 600
2 3B22560 250 600 Dimensi (mm)
No Kode
3 3B32540 250 400 Lebar Tinggi
3 3B42030 200 300 Ring Balok
4 3B51520 150 200 1 4B12540 250 400
2 4B22540 250 400
Pendahuluan 1/31
I.5. Beban rencana
A. Beban Mati
SNI 1727 2013 (Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lainnya)
Pasal 3.1. Beban mati
3.1.1. Definisi
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan terpasang
lain termasuk berat keran.
3.1.2. Berat bahan dan konstruksi
Dalam menentukan beban mati untuk perancangan, harus digunakan berat bahan dan

konstruksi yang sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak ada informasi yang jelas,

nilai yang harus digunakan adalah nilai yang disetujui oleh pihak yang berwenang.

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1983


Berat Material :
3
Berat sendiri beton : 2500 kg/m
Ubin/cm tebal : 21 kg/m2 (asumsi tebal 2 cm)
2
Spesi (asumsi tebal 2 cm) : 20 kg/m
2
Plafond + penggantung : 18 kg/m
2
Bata : 250 kg/m
Beban hidup :
2
Beban hidup : 250 kg/m
2
Beban air hujan : 50 kg/m
2
Beban Partisi : 100 kg/m
Beban Lantai Bangunan
Tebal pelat lantai = 12 cm
3
a. Berat sendiri beton 2500 kg/m x 0.12 = 0 kg/m2 (dihitung oleh SAP)
2
b. Ubin tebal 1 cm berat 24 kg/m per cm tebal = 2 x 24 = 48 kg/m2
2
c. Spesi tebal 2 cm berat 21 kg/m per cm tebal = 2 x 21 = 42 kg/m2
d. Plafond = 18 kg/m2
e. Rangka Plafond = 11 kg/m2
2
119 kg/m
Beban pada lantai
2 2
Beban mati = 119 kg/m = 0.119 t/m (diinputkan sebagai beban permukaan pada lantai)
Beban bata 1/2 batu
Tinggi dinding = 4.0 m
2
Berat sendiri bata = 250 kg/m
Beban bata = 4.0 x 250 = 1000 kg/m
= 1 T/m

B. Beban Hidup
SNI 1727 2013 (Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lainnya)
Hunian atau kegunaan gedung : Perkantoran
Pasal 4.3.1 Beban hidup yang diperlukan
Beban hidup yang digunakan dalam perancangan bangunan gedung dan struktur lain harus
beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian dan penggunaan bangunan
gedung, akan tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum yang ditetapkan dalam
Tabel 4-1.
Pendahuluan 2/31
Beban hidup yang digunakan dalam perancangan bangunan gedung dan struktur lain harus
beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian dan penggunaan bangunan
gedung, akan tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum yang ditetapkan dalam
Tabel 4-1.
Tabel 4-1. Beban hidup terdistribusi merata minimum,Lo dan beban hidup terpusat minimum
Hunian atau Penggunaan Merata Terpusat
Psf (kN/m2) lb (kN)
Apartemen (lihat rumah tinggal)
Sistem Lantai Akses
Ruang Kantor 50 ( 2.4 ) 2000 ( 8.9 )
Ruang komputer 100 ( 4.79 ) 2000 ( 8.9 )
a
Gudang Persenjataan dan ruang lantihan 150 ( 7.18 )
Ruang Pertemuan
a
Kursi tetap ( terikat dilantai ) 100 ( 4.79 )
a
Panggung Pertemuan 100 ( 4.79 )
a
Lantai Podium 150 ( 7.18 )
Balkon dan Dek 1,5 kali beban
hidup untuk
daerah yang
dilayani. Tidak
perlu melebihi :
a
100 ( 4.79 )
Jalur untuk akses pemeliharaan 40 ( 1.92 ) 300 ( 1.33 )
Koridor
a
Lantai Pertama 100 ( 4.79 )
Lantai Lain sama seperti
pelayanan
hunian kecuali
disebutkan lain
a
Ruang makan dan restoran 100 ( 4.79 )
Hunian (lihat rumah tinggal)
Ruang mesin elevator (pada daerah 2 in.x 2 in. [50 300 ( 1.33 )
mmx50 mm])
Hotel (lihat rumah tinggal)
Rumah tinggal
Semua hunian rumah tinggal lainnya
Ruang pribadi dan koridor yang melayani mereka 40 ( 1.92 )
Ruang publik dan koridor yang melayani mereka 100 ( 4.79 )
Atap
Atap datar, berbubung, dan lengkung 20 ( 0.96 )
Sekolah
Ruang kelas 40 ( 1.92 ) 1000 ( 4.45 )
Koridor di atas lantai pertama 80 ( 3.83 ) 1000 ( 4.45 )
Koridor lantai pertama 100 ( 4.79 ) 1000 ( 4.45 )
Bak-bak/scuttles, rusuk untuk atap kaca dan langit- 200 ( 0.89 )
langit yang dapat diakses
Pinggir jalan untuk pejalan kaki, jalan lintas kendaraan, 250 ( 12.0 ) 8000 ( 35.6 )
dan lahan/jalan untuk truk-truk
Tangga dan jalan keluar 100 ( 4.79 ) 300 ( 1.33 )
Rumah tinggal untuk satu dan dua keluarga saja 40 ( 1.92 ) 300 ( 1.33 )
Gudang diatas langit-langit 20 ( 0.96 )
Gudang penyimpan barang sebelum disalurkan ke
pengecer (jika diantisipasi menjadi gudang
penyimpanan, harus dirancang untuk beban lebih
Pendahuluan 3/31
berat)
Gudang penyimpan barang sebelum disalurkan ke
pengecer (jika diantisipasi menjadi gudang
penyimpanan, harus dirancang untuk beban lebih
berat)
Ringan 125 ( 6.00 )
Berat 250 ( 12.0 )
Toko
Eceran
Lantai pertama 100 ( 4.79 ) 1000 ( 4.45 )
Lantai diatasnya 75 ( 3.59 ) 1000 ( 4.45 )
Grosir, di semua lantai 125 ( 6.00 ) 1000 ( 4.45 )
Penghalang kendaraan Lihat pasal 4.5
Susuran jalan dan panggung yang ditinggikan (selain 60 ( 2.87 )
jalan keluar)
Pekarangan dan teras, jalur pejalan kaki 100 ( 4.79 )
2
Beban hidup bangunan (perkantoran) = 240 kg/m
2
Beban hidup = 240 kg/m = 0.24 t/m2
C. Beban Partisi
SNI 1727 2013 Pasal 4.3.2. Ketentuan Untuk Partisi
Pada bangunan gedung kantor atau bangunan gedung lainnya dimana partisi-partisi akan didirikan
atau diatur ulang, ketentuan berat partisi-partisi tersebut harus ditetapkan, terlepas dari keberadaan
partisi-partisi tersebut dalam rencana-rencana. Beban-beban partisi tidak boleh diambil kurang dari
15 psf (0,72 kN/m2).
Tinggi dinding = 4.0 m
2
Berat sendiri partisi = 0.72 kN/m Berat bata ringan = ## kg/m2
2
Beban Bata ringan = 1.00 kN/m =
2
Beban partisi = 100 kg/m
= 4.0 x 100 = 400 kg/m
= 0.4 t/m

D. Beban Gempa
SNI 1726 2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung dan Non Gedung
Pasal 4.1.2. Faktor keutamaan dan kategori risiko struktur bangunan
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai Tabel 1
pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan
Ie menurut Tabel 2. Khusus untuk struktur bangunan dengan kategori risiko IV, bila
dibutuhkan pintu masuk untuk operasional dari struktur bangunan yang bersebelahan,
maka struktur bangunan yang bersebelahan tersebut harus didesain sesuai dengan
kategori risiko IV.
Tabel 1- Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Jenis pemanfaatan Kategori
risiko

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, I
antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainn

Pendahuluan 4/31
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan II
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat III
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari
bila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan
bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di
mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran

Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat IV
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat
Pendahuluan 5/31
Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan Fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan
pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik,
tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur
pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang
disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat

Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi


struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV

Jenis Pemanfaatan gedung = Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan


Kategori resiko Gedung = II

Tabel 2- Faktor keutamaan gempa


Kategori Resiko Faktor Keutamaan
I atau II 1.00
III 1.25
IV 1.50
Faktor Keutamaan = 1.00

Jenis Tanah (Klasifikasi Situs)


Pasal 5.4. Definisi Parameter Klasifikasi Situs
Beberapa definisi dalam pasal ini berlaku untuk profil tanah kedalaman 30 m paling atas
dari suatu situs. Profil tanah yang mengandung beberapa lapisan tanah dan/atau batuan
yang nyata berbeda, harus dibagi menjadi lapisan-lapisan yang diberi nomor ke-1 sampai
ke-n dari atas ke bawah, sehingga ada total n-lapisan tanah yang berbeda pada lapisan
30 m paling atas tersebut. Bila sebagian dari lapisan n adalah kohesif dan yang lainnya
non-kohesif, maka k adalah jumlah lapisan kohesif dan m adalah jumlah lapisan non-
kohesif. Simbol i mengacu kepada lapisan antara 1 dan n
Pasal 5.4.2. Tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata, N , dan tahanan penetrasi standar
rata-rata untuk lapisan tanah non-kohesif, Nch
n

N= Sd
n
i
di
SN i
i=1
Tebal Lapisan (di) N d/N
0.2 1 0.2
0.4 2.5 0.16
0.6 3 0.2
0.8 3.5 0.23
1 50 0.02
1.2 40 0.03
1.4 37.5 0.04
1.6 60 0
1.8 70 0.03
2 25 0.08

Pendahuluan 6/31
2.2 22.5 0.1
2.4 40 0.06
2.6 41 0.06
2.8 5 0.56
3 2 1.5
S 403 3.262811

N= Sd
n
i = 403 = 123.51
d i 3.2628
SN
.
i

i=1
Pasal 5.3. Definisi Klasifikasi Situs
Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari Tabel 3 dan pasal-pasal
berikut.
Tabel 3 Klasifikasi situs
Kelas Situs vs (m/detik) N atau Nch Su (kPa)
SA (Batuan Keras) > 1500 N/A N/A
SB (Batuan) 700 s/d 1500 N/A N/A
SC (Tanah Keras, sangat
padat, dan Batuan 350 s/d 700 > 50 > 100
Lunak)
SD (Tanah Sedang) 175 s/d 350 15 sampai 50 50 s/d 100
SE (Tanah Lunak) < 175 < 15 < 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung
lebih dari 3 m tanah dengan karateristik
sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas PI > 20
2. Kadar air, w > 40 %
3. Kuat geser niralir, Su < 25 kPa
SF (tanah Setiap profil lapisan tanah yang memiliki
khusus,yang salah satu atau lebih dari karakteristik
membutuhkan
berikut:
investigasi geoteknik
Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh
spesifik dan analisis -
respons spesifik-situs akibat beban gempa seperti mudah
yang mengikuti 6.10.1) likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah
tersementasi lemah
- Lempung sangat organik dan/atau
gambut (ketebalan H > 3 m)
- Lempung berplastisitas sangat tinggi
(ketebalan H>7,5 m dengan Indeks
Plasitisitas PI >75 )
- Lapisan lempung lunak/setengah teguh
dengan ketebalan H>35 dengan Su <
50 kPa

N = 123.51
Jenis Tanah = SE (Tanah Lunak)

Pendahuluan 7/31
Pasal 6.1. Parameter Percepatan Gempa

Pasal 6.1.1. Parameter Percepatan Gempa Terpetakan


Parameter Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada perioda 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respons
spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik pada pasal
14 dengan kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2 persen dalam
50 tahun), dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi. Bila
S1 < 0,04g dan Ss < 0,15g , maka struktur bangunan boleh dimasukkan ke dalam
kategori desain seismik A,dan cukup memenuhi persyaratan dalam 6.6
- Percepatan batuan dasar pada Periode pendek (SS)

Daerah Gempa : Sumbar


SS = 0.5 - 0.6 ambil SS = 0.6

- Percepatan batuan dasar pada Periode 1 detik (S1)

Daerah Gempa : Sumbar


S1 = 0.3 - 0.4 ambil S1 = 0.3

Pendahuluan 8/31
Pasal 6.2. Koefisien-koefisien situs dan paramater-parameter respons spektral percepatan
gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER)
Untuk penentuan respons spektral percepatan gempa MCER di permukaan tanah,
diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik pada perioda 0,2 detik dan perioda 1 detik.
Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran
perioda pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran
perioda 1 detik (Fv). Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek
(SMS) dan perioda 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs,
harus ditentukan dengan perumusan berikut ini
SMS = Fa. Ss
SM1 = Fv. S1
Ss = Parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk perioda
pendek
S1 = Parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk perioda
pendek 1,0 detik

dan koefisien situs Fa dan Fv mengikuti Tabel 4 dan Tabel 5. Jika digunakan prosedur
desain sesuai dengan pasal 8, maka nilai Fa dan Fv harus ditentukan sesuai 8.8.1 serta
nilai. SMS dan SM1 tidak perlu ditentukan

Tabel 4. Koefisien Situs (Fa)


Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER)
Kelas Situs terpetakan pada Perioda Pendek, T = 0,2 detik , SS
SS < 0,25 SS = 0,5 SS = 0,75 SS = 1,00 SS > 1,25
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1 1 1 1 1
SC 1.2 1.2 1.1 1 1
SD 1.6 1.4 1.2 1.1 1
SE 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9
SF

Jenis Tanah = SE (Tanah Lunak)


SS = 0.6
Maka :
Fa = 1.2

Tabel 5. Koefisien Situs (Fv)


Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER)
Kelas Situs terpetakan pada Perioda Pendek, T = 0,2 detik , SS
S1 < 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 > 0,5
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1 1 1 1 1
SC 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
SD 2.4 2 1.8 1.6 1.5
SE 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
SF

Jenis Tanah = SE (Tanah Lunak)


S1 = 0.3

Pendahuluan 9/31
Maka :
Fv = 2.8
SMS = Fa. Ss
= 1.2 x 0.6
= 0.7

SM1 = Fv. S1
= 2.8 x 0.3
= 0.8
Pasal 6.3. Parameter Percepatan Spektral Desain

Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek,SDS, dan pada perioda 1
detik, SD1, , harus ditentukan melalui perumusan berikut ini

2
SDS = SMS
3
2
SD1 = SM1
3
Jika digunakan prosedur desain yang disederhanakan sesuai pasal 8, maka nilai SDS
harus ditentukan sesuai 8.8.1 dan nilai SD1 tidak perlu ditentukan

Maka :
2 2
SDS = SMS SD1 = SM1
3 3
2 2
= x 0.7 = x 0.8
3 3
= 0.6667 x 0.7 = 0.6667 x 0.8
= 0.5 = 0.56

Pasal 6.4. Spektrum Respon Desain


Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur gerak tanah
dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons desain harus
dikembangkan dengan mengacu Gambar 1 dan mengikuti ketentuan di bawah ini :

1. Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 , spektrum respons percepatan desain, Sa ,
harus diambil dari persamaan;
T
(
Sa = SDS 0.4 + 0.6
To )
2. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan To dan lebih kecil dari atau sama
dengan Ts , spektrum respons percepatan desain, Sa , sama dengan SDS

3. Untuk perioda lebih besar dari Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa,
diambil berdasarkan persamaan:
SD1
Sa =
T
Keterangan :
SDS = parameter respons spektral percepatan desain pada perioda pendek;
SD1 = parameter respons spektral percepatan desain pada perioda 1 detik;
T = perioda getar fundamental struktur.

Pendahuluan 10/31
SD1
To = 0.2
SDS

SD1
Ts =
SDS

Spektrum Desain (Sa) :


SD1 SD1
To = 0.2 Ts =
SDS SDS
0.56 0.56
= 0.2 x =
0.5 0.5
= 0.2 x 1.17 = 1.167
= 0.233
1. T < To
T
Sa = SDS ( 0.4 + 0.6 To )
Ambil T = 0
0
Sa = 0.5 ( 0.4 + 0.6 0.23 )
= 0.5 ( 0.4 + 0.6 x 0 )
= 0.5 ( 0.4 + 0.0 )
= 0.5 x 0.4
= 0.2
2. To < T < Ts

Sa = SDS

= 0.5

3. T > Ts
T > 1.167
Ambil T setiap 0,1 detik
Maka :
T = 1.167 + 0.1 = 1.3
Sa SD1 0.56
= = = 0.44
T 1.3

Pendahuluan 11/31
T C
0 0.2
0.233 0.5
1.167 0.5
1.2667 0.4421 Grafik Spetrum Respon Desain
1.3667 0.4098
1.4667 0.3818
1.5667 0.3574 0.6
SD1
1.6667 0.336
1.7667 0.317 0.5 SDS

Spektrum Desain (Sa) - g


1.8667 0.3
1.9667 0.2847 0.4
2.0667 0.271
Sa = Sd1/T
2.1667 0.2585 0.3
2.2667 0.2471
2.3667 0.2366 0.2
2.4667 0.227
2.5667 0.2182 0.1
2.6667 0.21
2.7667 0.2024 0
2.8667 0.1953 0 T0 0.5 1 Ts 1.5 2 2.5 3
2.9667 0.1888 Periode (T) - detik
3.0667 0.1826
3.1667 0.1768
3.2667 0.1714
3.3667 0.1663

Pasal 6.5. Kategori Desain Seismik


Struktur harus ditetapkan memiliki suatu kategori desain seismik yang mengikuti pasal
ini. Struktur dengan kategori risiko I, II, atau III yang berlokasi di mana parameter
respons spektral percepatan terpetakan pada perioda 1 detik lebih besar dari atau
sama dengan 0,75 harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik E.
Struktur yang berkategori risiko IV yang berlokasi di mana parameter respons spektral
percepatan terpetakan pada perioda 1 detik S1, lebih besar dari atau sama dengan
0,75, harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik F. Semua
struktur lainnya harus ditetapkan kategori desain seismik-nya berdasarkan kategori
risikonya dan parameter respons spektral percepatan desainnya, SDS dan SD1 , sesuai
6.3. Masing-masing bangunan dan struktur harus ditetapkan ke dalam kategori desain
seismik yang lebih parah, dengan mengacu pada Tabel 6 atau 7, terlepas dari nilai
perioda fundamental getaran struktur,T.

Apabila S1 lebih kecil dari 0,75, kategori desain seismik diijinkan untuk ditentukan
sesuai Tabel 6 saja, di mana berlaku semua ketentuan di bawah:
1. Pada masing-masing dua arah ortogonal, perkiraan perioda fundamental struktur,
Ta, yang ditentukan sesuai dengan 7.8.2.1 adalah kurang dari 0,8Ts, di mana Ts
ditentukan sesuai dengan 6.4
2. Pada masing-masing dua arah ortogonal, perioda fundamental struktur yang
digunakan untuk menghitung simpangan antar lantai adalah kurang dari Ts;
3. Persamaan 22 digunakan untuk menentukan koefisien respons seismik , Cs
4. Diafragma struktural adalah kaku sebagaimana disebutkan di 7.3.1 atau untuk
diafragma yang fleksibel, jarak antara elemen-elemen vertikal penahan gaya
Pendahuluan 12/31
gempa tidak melebihi 12 m.
Diafragma struktural adalah kaku sebagaimana disebutkan di 7.3.1 atau untuk
diafragma yang fleksibel, jarak antara elemen-elemen vertikal penahan gaya
gempa tidak melebihi 12 m.

Kategori Resiko
Nilai S1
I atau II atau III IV
S1 > 0.750 E F
Kategori resiko Gedung = II
S1 = 0.30 ..Tidak Masuk Kategori Desain Seismik E dan F

Apabila digunakan alternatif prosedur penyederhanaan desain pada pasal 8, kategori


desain seismik diperkenankan untuk ditentukan dari Tabel 6, dengan menggunakan
nilai SDS yang ditentukan dalam 8.8.1.

Tabel 6-Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada


perioda pendek

Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0.167 A A
0.167 SDS < 0.33 B C
0.330 SDS < 0.5 C D
0.5 < SDS D D

SDS = 0.5 Katergori Desain Seismik =D

Tabel 7-Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada


perioda 1 detik

Kategori Resiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
SD1 < 0.067 A A
0.067 SD1 < 0.13 B C
0.133 SD1 < 0.2 C D
0.2 < SD1 D D

Kategori resiko Gedung = II


SDS = 0.5
SD1 = 0.56

Kategori Desain Seismik = D

Pasal 7.2.1. Pemilihan sistem struktur


Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi salah satu tipe
yang ditunjukkan dalam Tabel 9 atau kombinasi sistem seperti dalam 7.2.2, 7.2.3 dan
7.2.4. Pembagian setiap tipe berdasarkan pada elemen vertikal yang digunakan untuk
menahan gaya gempa lateral. Sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan
batasan sistem struktur dan batasan ketinggian struktur yang ditunjukkan dalam Tabel
9. Koefisien modifikasi respons yang sesuai,R , faktor kuat lebih sistem, W0 , dan
koefisien amplifikasi defleksi,Cd, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel9 harus
digunakan dalam penentuan geser dasar, gaya desain elemen, dan simpangan antar
lantai tingkat desain.
Pendahuluan 13/31
Setiap sistem penahan gaya gempa yang dipilih harus dirancang dan didetailkan sesuai
dengan persyaratan khusus bagi sistem tersebut yang ditetapkan dalam dokumen
acuan yang berlaku seperti terdaftar dalam Tabel 9 dan persyaratan tambahan yang
ditetapkan dalam 7.14

Sistem penahan gaya gempa yang tidak termuat dalam Tabel 9 diijinkan apabila data
analitis dan data uji diserahkan kepada pihak yang berwenang memberikan
persetujuan, yang membentuk karakteristik dinamis dan menunjukkan tahanan gaya
lateral dan kapasitas disipasi energi agar ekivalen dengan sistem struktur yang terdaftar
dalam Tabel 9 untuk nilai- nilai ekivalen dari koefisien modifikasi respons, R, koefisien
kuat-lebih sistem,W0, dan factor amplifikasi defleksi,Cd.

Pasal 7.2.2. Kombinasi sistem perangkai dalam arah yang berbeda


Sistem penahan-gaya gempa yang berbeda diijinkan untuk digunakan, untuk menahan
gaya gempa di masing-masing arah kedua sumbu ortogonal struktur. Bila sistem yang
berbeda digunakan, masing-masing nilai R,Cd, dan W0 harus dikenakan pada setiap
sistem, termasuk batasan sistem struktur yang termuat dalam Tabel 9.

Tabel 9-Faktor R,Cd, dan W0 untuk sistem penahan gaya gempa

Batasan sistem struktur dan


Faktor Faktor
Koefisien batasan tinggi struktur,hn (m)
Sistem penahan kuat- pembesa
modifikasi
- gaya seismik lebih ran
respons,Ra sistem, W0 defleksi, Cd
Kategori Desain Seismik

B C D E F
C. Sistem Rangka
pemikul Momen
1 Rangka baja
pemikul momen 8 3 5.5 TB TB TB TB TB
khusus
2 Rangka batang
baja pemikul 7 3 5.5 TB TB 48 30 TI
momen khusus
3 Rangka baja
pemikul momen 5 3 4 TB TB 10 TI TI
menengah
4 Rangka baja
pemikul momen 4 3 3 TB TB TI TI TI
biasa
5 Rangka beton
bertulang
pemikul momen 8 3 5.5 TB TB TB TB TB
khusus
6 Rangka beton
bertulang
pemikul 5 3 4.5 TB TB TI TI TI
momen
menengah
7 Rangka beton
bertulang
pemikul momen 3 3 2.5 TB TI TI TI TI
biasa

Pendahuluan 14/31
8 Rangka baja
dan beton
komposit
8 3 5.5 TB TB TB TB TB
pemikul
momen khusus

9 Rangka baja
dan beton
komposit
pemikul 5 3 4.5 TB TB TI TI TI
momen
menengah
10
Rangka baja dan
beton komposit 6 3 5.5 48 48 30 TI TI
terkekang
parsial pemikul
Catatan :
TB = Tidak dibatasi
TI = Tidak Diijinkan

Faktor yang dipakai :


Reduksi beban gempa ( R ) = 5.0
W0 = 3
Cd = 4.5
Sistem Penahan Gaya Gempa : Rangka beton bertulang pemikul momen menengah

Pasal 7.3.1.2. Kondisi diafragma kaku


Diafragma pelat beton atau dek metal yang diberi penutup (topping) beton dengan
perbandingan S/De sebesar 3 atau kurang pada struktur tanpa ketidakberaturan
horisontal dapat diidealisasikan sebagai diafragma kaku. Lihat Gambar 3 untuk definisi
S dan De.

Diagragma lantai
D1 = Diafragma Lantai 2
D2 = Diafragma Lantai 3
D4 = Diafragma Dag
Pasal 7.9.2. Parameter Respon Ragam
Nilai untuk masing-masing parameter desain terkait gaya yang ditinjau, termasuk
simpangan antar lantai tingkat, gaya dukung, dan gaya elemen struktur individu untuk
masing-masing ragam respons harus dihitung menggunakan properti masing-masing
ragam dan spektrum respons didefinisikan dalam 6.4 atau 6.10.2 dibagi dengan
kuantitas (R/Ie). Nilai untuk perpindahan dan kuantitas simpangan antar lantai harus
dikalikan dengan kuantitas (Cd/Ie).

I 1.00
Faktor Skala =g = 9.8 = 1.962
Pendahuluan 15/31
Faktor Skala =g = 9.8 = 1.962
R 5.0

Pasal 7.7.2. Berat Seismik Efektif


Berat seismik efektif struktur, W , harus menyertakan seluruh beban mati dan beban lainnya yang
terdaftar di bawah ini:
1. Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimum sebesar 25 persen beban hidup
lantai (beban hidup lantai di garasi publik dan struktur parkiran terbuka, serta beban penyimpanan
yang tidak melebihi 5 persen dari berat seismik efektif pada suatu lantai, tidak perlu
disertakan);
2. Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam desain beban lantai: diambil sebagai yang

terbesar di antara berat partisi aktual atau berat daerah lantai minimum sebesar 0,48 kN/m2;
3. Berat operasional total dari peralatan yang permanen;
4. Berat lansekap dan beban lainnya pada taman atap dan luasan sejenis lainnya.

Massa gedung untuk beban gempa (Mass Source)


DL = 1 (Beban Mati)
LL = 0.25 (Beban Hidup)
KDKD = 1 (Asumsi beban atap dan kuda-kuda)
BATA = 1 (Beban bata)
PARTISI= 1 (Beban Partisi)
Catatan : mass source berat sendiri tak dimasukkan lagi karena otomatis terhitung

E. Kombinasi Pembebanan
I. Kombinasi Dasar
SNI 2847 2013 Pasal 9.2. Kekuatan Perlu
SNI 1727 2013 Pasal 2.3.2. Kombinasi Dasar
1. U = 1,4D
2. U = 1,2D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. U = 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5 W)
4. U = 1,2D + W + L + 0,5(Lr atau S atau R)
5. U = 1,2D + E + L + 0,2 S
6. U = 0,9D + W
7. U = 0,9D + E
Beban yang diperhitungkan :
a. Beban Mati (D)
b. Beban Hidup (L)
c. Beban Gempa ( E )
d. Beban Hidup Atap

Kombinasi yang dipakai : Nomor 1,2,5,7

SNI 1726 2012 Pasal 7.4.3.1. Redudansi


Faktor redundansi,r , harus dikenakan pada sistem penahan gaya gempa dalam masing-masing
kedua arah ortogonal untuk semua struktur sesuai dengan pasal ini

SNI 1726 2012 Pasal 7.3.4.2 Faktor redundansi,r, untuk kategori desain seismik D sampai F
Untuk struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik D, E, atau F, r harus sama dengan 1,3
kecuali jika satu dari dua kondisi berikut dipenuhi, di mana r diijinkan diambil sebesar 1,0:
1. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35 persen geser dasar dalam arah yang
ditinjau harus sesuai dengan Tabel 12
2. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan sistem penahan gaya gempa terdiri
dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gaya gempa yang merangka pada masing-
masing sisi struktur dalam masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat yang menahan lebih
dari 35 persen geser dasar. Jumlah bentang untuk dinding geser harus dihitung sebagai panjang
dinding geser dibagi dengan tinggi tingkat atau dua kali panjang dinding geser dibagi dengan
tinggi tingkat, hsx, untuk konstruksi rangka ringan.

Pendahuluan 16/31
Bentuk Denah beraturan Maka diambil redundansi = 1.3

SNI 1726 2012 Pasal 7.4.2 Pengaruh beban gempa


Pengaruh beban gempa, E, harus ditentukan sesuai dengan berikut ini:
1. Untuk penggunaan dalam kombinasi beban 5 dalam 4.2.2 atau kombinasi beban 5 dan 6 dalam
4.2.3, E harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 14 berikut:
E = Eh + Ev
2. Untuk penggunaan dalam kombinasi beban 7 dalam 4.2.2 atau kombinasi beban 8 dalam 4.2.3,
E harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 15 berikut:
E = Eh - Ev
Keterangan:
E = pengaruh beban gempa;
E = pengaruh beban gempa horisontal seperti didefinisikan dalam 7.4.2.1
E = pengaruh beban gempa vertikal seperti didefinisikan dalam 7.4.2.

SNI 1726 2012Pasal 7.4.2.1 Pengaruh beban gempa horisontal


Pengaruh beban gempa horisontal,Eh, harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 16 sebagai
berikut:

Eh= r QE
Keterangan :
QE adalah pengaruh gaya gempa horisontal dari V atau Fp. Jika disyaratkan dalam 7.5.3
dan 7.5.4, pengaruh tersebut harus dihasilkan dari penerapan gaya horisontal
secara serentak dalam dua arah tegak lurus satu sama lain;
r adalah faktor redundansi, seperti didefinisikan dalam 7.3.4

SNI 1726 2012 Pasal 7.4.2.2 Pengaruh beban gempa vertikal


Pengaruh beban gempa vertikal, Ev, harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 17 berikut:

EV = 0,2 SDSD
Keterangan :
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda pendek yang diperoleh
dari 6.10.4
D = pengaruh beban mati.
PENGECUALIAN Pengaruh beban gempa vertikal, Ev , diijinkan untuk ditetapkan sama dengan
nol untuk salah satu kondisi berikut ini
1. Dalam Persamaan 14,15,18, dan 19 di mana SDS adalah sama dengan atau kurang dari 0,125;
2. Dalam Persamaan 15 jika menentukan kebutuhan pada muka-kontak tanah-struktur di fondasi

SNI 1726 2012 Pasal 7.4.2.3 Kombinasi beban gempa


Jika pengaruh gaya gempa yang ditetapkan,E , yang didefinisikan dalam 7.4.2, dikombinasikan
dengan pengaruh beban lainnya seperti ditetapkan dalam pasal 4, kombinasi beban gempa berikut
untuk struktur yang tidak dikenai beban banjir harus digunakan sebagai pengganti dari kombinasi
beban gempa baik dalam 4.2.2 atau 4.2.3:

Kombinasi dasar untuk desain kekuatan (lihat 4.2.2 dan 3.67 untuk notasi).
5. U = (1,2 + 0,2SDS)D + rQE + L
7. U = (0,9 - 0,2SDS)D + rQE + 1,6 H

SNI 1726 2012 Pasal 7.5.4 Kategori desain seismik D sampai F


Struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik D, E, atau F harus, minimum, sesuai
dengan persyaratan 7.5.3. Sebagai tambahan, semua kolom atau dinding yang membentuk bagian
dari dua atau lebih sistem penahan gaya gempa yang berpotongan dan dikenai beban aksial akibat
gaya gempa yang bekerja sepanjang baik sumbu denah utama sama atau melebihi 20 persen
kuat desain aksial kolom atau dinding Pendahuluan
harus didesain untuk pengaruh beban paling kritis akibat
17/31
penerapan gaya gempa dalam semua arah. Baik prosedur 7.5.3a atau 7.5.3b, diijinkan untuk
digunakan untuk memenuhi persyaratan ini. Kecuali seperti disyaratkan dalam 7.7.3, analisis 2
dimensi diijinkan untuk struktur dengan diafragma fleksibel.
Struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik D, E, atau F harus, minimum, sesuai
dengan persyaratan 7.5.3. Sebagai tambahan, semua kolom atau dinding yang membentuk bagian
dari dua atau lebih sistem penahan gaya gempa yang berpotongan dan dikenai beban aksial akibat
gaya gempa yang bekerja sepanjang baik sumbu denah utama sama atau melebihi 20 persen
kuat desain aksial kolom atau dinding harus didesain untuk pengaruh beban paling kritis akibat
penerapan gaya gempa dalam semua arah. Baik prosedur 7.5.3a atau 7.5.3b, diijinkan untuk
digunakan untuk memenuhi persyaratan ini. Kecuali seperti disyaratkan dalam 7.7.3, analisis 2
dimensi diijinkan untuk struktur dengan diafragma fleksibel.
SNI 1726 2012 Pasal 7.5.3 Kategori desain seismik C
a. Prosedur kombinasi ortogonal.
Struktur harus dianalisis menggunakan prosedur analisis gaya lateral ekivalen dalam7.8, prosedur
analisis spektrum respons ragam dalam 7.9, atau prosedur riwayat respons linier dalam 11.1,
seperti diijinkan dalam 7.6, dengan pembebanan yang diterapkan secara terpisah dalam semua
dua arah ortogonal. Pengaruh beban paling kritis akibat arah penerapan gaya gempa pada struktur
dianggap
terpenuhi jika komponen dan fondasinya didesain untuk memikul kombinasi beban-beban yang
ditetapkan berikut: 100 persen gaya untuk satu arah ditambah 30 persen gaya untuk arah tegak
lurus. Kombinasi yang mensyaratkan kekuatan komponen maksimum harus digunakan
Modifikasi Koefisien Untuk Kombinasi No. 5
5. U = (1,2 + 0,2SDS)D + rQE + L
SDS = 0.5
1,2 + 0,2 SDS= 1.2 + 0.2 x 0.5
= 1.2 + 0.1
= 1.3
r = 1.3
Maka :
U = 1,4D + 1,3QE + L
Modifikasi Koefisien Untuk Kombinasi No. 7
7. U = (0,9 - 0,2SDS)D + rQE + 1,6H H = lapisan Tanah (diabaikan)
SDS = 0.5
0,9 - 0,2 SDS = 0.9 - 0.2 x 0.5
= 0.9 - 0.1
= 0.8
r = 1.3
Maka :
U = 0,7D + 1,3.QE
Maka kombinasi pembebanan yang dipakai :
No Kombinasi Keterangan
1. U = 1,4D Beban mati (Kombinasi No. 1)
2. U = 1,2D + 1,6 L Beban mati dan beban hidup
(Kombinasi No. 2)
3. U = 1,4D + L + 1,3 Ex + 0,39 Ey
Termasuk Beban Gempa
4. U = 1,4D + L + 1,3 Ex - 0,39 Ey
5. U = 1,4D + L - 1,3 Ex - 0,39 Ey
(Kombinasi No. 5 + Gempa Vertikal)
6. U = 1,4D + L - 1,3 Ex + 0,39 Ey
7. U = 1,4D + L + 0,39 Ex + 1,3 Ey
8. U = 1,4D + L - 0,39 Ex + 1,3 Ey
9. U = 1,4D + L + 0,39 Ex - 1,3 Ey
10. U = 1,4D + L - 0,39 Ex - 1,3 Ey
11. U = 0,7D + 1,3 Ex + 0,39 Ey
Termasuk Beban Gempa
12. U = 0,7D + 1,3 Ex - 0,39 Ey
13. U = 0,7D - 1,3 Ex - 0,39 Ey
(Kombinasi No. 7 + Gempa Vertikal)
14. U = 0,7D - 1,3 Ex + 0,39 Ey
15. U = 0,7D + 0,39 Ex + 1,3 Ey
16. U = 0,7D - 0,39 Ex + 1,3 Ey
17. U = 0,7D + 0,39 Ex - 1,3 Ey
18. U = 0,7D - 0,39 Ex - 1,3 Ey

Pendahuluan 18/31
BAB. II
Pemodelan Geometeri Struktur

Gambar.1 . Geometri/Frame Struktur

Gambar.2 . Geometri Stuktur

Pendahuluan 19/31
Gambar.3 . Beban Bata (Dinding)

Gambar.4 . Beban Mati (Dead Load)

Pendahuluan 20/31
Gambar.5 . Distribusi Beban Mati (Dead Load)

Gambar.6 . Beban Hidup (Live Load)

Pendahuluan 21/31
Gambar.7 . Distribusi Beban Hidup (Live Load)

Gambar.8 . Denah Sloof Lantai Satu

Pendahuluan 22/31
Gambar.11 . Denah Balok Lantai Dua

Gambar.12 . Denah Balok Lantai Tga

Pendahuluan 23/31
Gambar.13 . Denah Ring Balok

Gambar.14 . Portal As. A

Pendahuluan 24/31
Gambar.15 . Portal As. F

Gambar.16 . Portal As. G

Pendahuluan 25/31
Gambar.17 . Portal As. J

Gambar.18 . Portal As. 3

Pendahuluan 26/31
Gambar.19 . Portal As. 9

Gambar.20 . Portal As 10

Pendahuluan 27/31
Gambar.21 . Portal As. 12

Gambar.22 . Portal As. 13

Pendahuluan 28/31
Gambar.23 . Portal As. 15

Gambar.24 . Portal As D. 18

Pendahuluan 29/31
Gambar.25 . Bidang Gaya Dalam (Momen) akibat beban hidup dan beban terfaktor

Gambar.26. Bidang Gaya Dalam (Geser) akibat beban hidup dan beban mati

Pendahuluan 30/31
Gambar.27 . Bidang Gaya Dalam (Normal) akibat beban hidup dan beban terfaktor

Pendahuluan 31/31

Anda mungkin juga menyukai