LAPORAN
BANGUNAN RUMAH TINGGAL PERUMAHAN TELUK
OWNER : PERUMAHAN TELUK
LAPORAN
1. Pendahuluan
Rencana konstruksi bangunan rumah tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah. Sedangkan
konstruksi atapnya menggunakan konstruksi beton bertulang.
II.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat
jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang diketahui
seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang diakibatkan oleh
gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat sendiri struktur.
Beban mati yang diperhitungkan adalah :
Beton = 2400 kg/m3.
Baja = 7850 kg/m3.
b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Beban P : 100 kg (pada gording)
III. Perencanaan Struktur Utama
III.1. Letak Perletakan Jepit Pada Dasar Gedung
Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur jepit. Titik-titik jepit
tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap terjepit.
2.1 Konsep Perencanaan
2.1.1 Pembebanan
Di Indonesia pada umumnya umur rencana dari suatu bangunan adalah 50
tahun. Oleh karena itu selama umur rencananya, struktur bangunan dapat menerima
berbagai macam kondisi pembebanan yang mungkin terjadi.
Kesalahan dalam menganalisis beban merupakan salah satu penyebab
utama kegagalan struktur. Mengingat hal tersebut, sebelum melakukan analisis dan
design struktur perlu adanya gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar
beban yang bekerja pada struktur beserta karakteristiknya.
Beban-beban yang bekerja pada struktur bangunan dapat berupa kombinasi
dari beberapa beban yang terjadi secara bersamaan. Secara garis besar beban pada
struktur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu beban statik dan beban
dinamik. Beban statik yaitu perubahan intensitas beban berjalan perlahan sehingga
pengaruh waktu tidak dominan. Beban dinamik yaitu jika perubahan intensitas
beban bervariasi secara cepat terhadap waktu. Untuk memastikan bahwa suatu
struktur bangunan dapat bertahan selama umur rencananya, maka pada proses
perancangan dari struktur perlu ditinjau beberapa kombinasi pembebanan yang
mungkin terjadi.
Beban mati :
• Beban akibat beban sendiri struktur
• Beban akibat beban elemen bangunan
Beban hidup :
• Fungsi bangunan
• Beban akibat hunian atau penggunaan
Beban statik (akibat orang, peralatan, kendaraan)
• Beban akibat air hujan
• Beban pelaksanaan / konstruksi
Beban khusus :
• Beban akibat penurunan pondasi
• Beban akibat tekanan tanah atau tekanan air
• Beban akibat pengaruh temperatur
Memasukan kombinasi
Run
Error
Stop
Gambar 3.2 Diagram alur perhitungan mekanika SAP2000
3.1 Perhitungan Struktur
1. Pendimensian Balok
➢ Lantai Dasar
a. Balok Induk
1) Balok induk B1
Bentang balok, L = 300 & 350 cm
1 1
Tinggi balok = 10 . L s/d 15 . L
1 1
= 10 . 350 s/d 15 . 350
= 35 s/d 23,3 = 30 cm
1 2
Lebar Balok = 2 . h s/d 3 . h
1 2
= 2 . 30 s/d 3 . 30
= 15 s/d 20 = 15 cm
Digunakan dimensi balok induk untuk tipe (B1) dengan ukuran :
Lebar balok = 15 cm → 150 mm
Tinggi balok = 30 cm → 300 mm
= 35 s/d 23,3 = 25 cm
1 2
Lebar Balok = 2 . h s/d 3 . h
1 2
= 2 . 25 s/d 3 .25
= 35 s/d 23,3 = 25 cm
1 2
Lebar Balok = 2 . h s/d 3 . h
1 2
= 2 . 25 s/d 3 .25
4) Ring Balk
Lebar balok = 15 cm → 150 mm
Tinggi balok = 20 cm → 200 mm
2. Pendimensian Sloof
1) Sloof sumbu x
a) Sloof ( SF1 )
Bentang sloof, L = 350 cm
1 1
Tinggi sloof = 10 . L s/d 15 . L
1 1
= 10 . 350 s/d 15 . 350
= 35 s/d 23,30 = 25 cm
1 2
Lebar sloof = 2 . h s/d 3 . h
1 2
= 2 . 25 s/d 3 . 25
= 35 s/d 23,30 = 25 cm
1 2
Lebar sloof = 2 . h s/d 3 . h
1 2
= 2 . 25 s/d 3 . 25
Menerus
Tidak Menerus
Menerus
S12(A)
350
TidakMenerus
300
Ly = 3,5 m
Lx = 3,0 m
Ly 3,5
= = 1,16 ≤ 2,0 ( Plat dua arah )
Lx 3,0
Menerus
Menerus
Menerus
S12(B) 200
Menerus
350
Ly = 3,5 m
Lx = 2,0 m
Ly 3,5
= = 1,75 ≤ 2,0 ( Plat dua arah )
Lx 2,0
k = Mu / bd²
= 4830000 / (0,8 . 1000 . 95²)
= 0,668
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌 =
𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
2402
240 − √2402 − 2,36 .0,668
25
𝜌 =
2402
1,18
25
𝜌 = 0,00310
Menerus
S10(A) 200
350
Ly = 3,5 m
Lx = 2,0 m
Ly 3,5
= = 1,75 ≤ 2,0 ( Plat dua arah )
Lx 2,0
k = Mu / bd²
= 2330000 / (0,8 . 1000 . 76²)
= 0,504
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌 =
𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
2402
240 − √2402 − 2,36 .0,504
25
𝜌 =
2402
1,18
25
𝜌 = 0,0021
16,1
16,1
16,1
16,1
300
16,1
25 25 25 25 25 25 25 25 100
16,1
16,1
16,1
16,1
19,4
350 19,4
200 19,4
16,1
16,1
16,1
16,1
16,1
195
16,1
16,1
16,1
16,1
200
Data-data tangga :
Perbedaan elevasi = 350 cm
Tinggi bordes = 175 cm
Panjang bordes = 100 cm
Lebar bordes = 200 cm
Panjang tangga = 200 cm
Lebar antrade (A) = 25 cm
Tebal pelat tangga minimum berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 sebagai berikit :
L = 200 cm
𝐿 𝑓𝑦
hmin = 20 . [ 0,4 + 700 ]
200 240
= . [ 0,4 + 700 ]
20
= 7,42 cm
Diambil tebal pelat tangga 13 cm dan Bordes 15 cm
Perhitungan Beban Tangga
1. Pada pelat tangga
Beban mati :
Bs. pelat tangga (t = 13 cm) = (0,13. 24) = 3,12 kN/m²
B. adukan (t = 3 cm) = ( 3 . 0,21 ) = 0,63 kN/m²
B. keramik (t = 1 cm) = ( 1 . 0,24 ) = 0,24 kN/m²
Beban Mati Total DL1 = 3,99 kN/m²
175
WL1 = 3,99 kN/m²
200 100
13
-13 175
,70 ,00
kN kN
m m -29,88 kNm
m
kN 8,54 kNm
,00
-13
175
m
kN
kN
m
3,70
1
,79
-27
200 100
a) Tulangan Tumpuan
Mu = 27,7920 kNm = 27792000 Nmm
k = Mu/bd²
= 3,339
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌 = 𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
3002
300 − √3002 − 2,36 20 . 3,339
𝜌 =
3002
1,18 20
𝜌 = 0,0125
min < < max, jadi digunakan
Tulangan bagi :
b) Tulangan Lapangan
Mu = 13,7028 kNm = 13702800 Nmm
k = Mu/bd² = 13702800 / (0,8 . 1000 . 102²) = 1,646
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌 = 𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
3002
300 − √3002 − 2,36 20 . 1,646
𝜌 =
3002
1,18 20
𝜌 = 0,00578
Tulangan bagi :
a) Tulangan Tumpuan
Mu = 29,8755 kNm = 29875500 Nmm
k = Mu/bd² = 29875500 / 0,8 . 1000 . 122² = 2,509
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌 =
𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
3002
300 − √3002 − 2,36 20 . 2,509
𝜌 =
3002
1,18 20
𝜌 = 0,00910
Tulangan bagi :
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌 =
𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
3002
300 − √3002 − 2,36 20 . 0,632
𝜌 =
3002
1,18 20
𝜌 = 0,00215
Tulangan bagi :
3. Beban Gempa
Pada beban gempa input data berupa spektrum respon desain yang
didapatkan atau disediakan oleh website Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman – Kementerian Pekerjaan Umum
(PUSKIM) Indonesia
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
4. Kombinasi
a. U1 = 1,4 D
b. U2 = 1,2 D + 1,6 L
c. U3 = 1,2 D + 1,0 E + 1,0 L
d. U4 = 0,9 D + 1,0 E
fy 2
fy-√fy 2 −2,36. .k
fc`
perlu = fy 2
1,18.
fc`
2402
300-√3002 −2,36. . 3,70
25
= 3002
= 0,01366
1,18.
25
Menghitung letak titik berat tulangan (statis momen dari sisi bawah) dikarnakan
tulangan 2 lapis di bagian atas.
Dengan :
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 50 + ½ 13
= 107,5 mm
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 25 + ½ 13
= 82,5 mm
Y2 = P + Ø sengkang + ½ D
= 30 + 8 + ½ 13
= 44,5 mm
As1. Y1 + As2 . Y2 + As3 . Y3 (2.107,5) + (2.82,5) + (2.58)
𝑌 = =
(As1 + As2 + As3) (2 + 2 + 2)
= 78,16 𝑚𝑚
d akt = H –Y
= 300 – 78,16
= 221,84 mm
Check Mn ;
Mn = As. Fy . daktual
= 769 . 300 . 221,84
= 51178488 Nmm
= 51,178 kNm
MR = Mn
= 0,80 . 51,178
= 40,942 kNm
MR = 40,942 kNm > Mu = 29,006 kNm . . . ok
Ceking kembali jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
Dengan,
n = jumlah tulangan satu baris,
b = lebar balok
p = selimut beton
D = diameter tulangan utama
Sp = jarak bersih antar tulangan
Digunakan,
n = 4 buah tulangan dalam satu baris
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8+ 2.13 + (2-1) Sp
150 = 60 + 16 + 26 + 1Sp
Sp = 48 mm ≥ 25 mm . . . aman
b. Tulangan Lapangan
Momen maksimal pada tumpuan, Mu = 15,177 kNm = 15177000 Nmm
d =h-p-Ø–½D
= 300 – 30 – 8 – ½ . 13
= 255,5 mm
d' = p + Ø + ½ D
= 30 + 8 + ½ . 13
= 44,5 mm
Cek apakah balok harus menggunakan sistem tulangan rangkap atau cukup
menggunakan sistem tulangan tunggal.
β1 = 0,85 Untuk 0 < fc < 30 MPa
β2 = 0,85 - 0,008 (fc - 30) Untuk 30 < fc < 55 MPa
β3 = 0,65 Untuk fc > 55 Mpa
fc 600
ρb = 0,85 . β1 ( ) ( )
fy 600 + fy
20 600
ρb = 0,85 . 0,85 ( )( )
300 600 + 300
ρb = 0,03211
fy 2
fy-√fy 2 −2,36. .k
fc`
perlu = fy 2
1,18.
fc`
3002
300-√3002 −2,36. . 1,93
25
= 3002
= 0,006783
1,18.
25
Menghitung letak titik berat tulangan (statis momen dari sisi bawah) dikarnakan
tulangan 2 lapis di bagian atas.
Dengan :
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 50 + ½ 13
= 107,5 mm
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 25 + ½ 13
= 82,5 mm
Y2 = P + Ø sengkang + ½ D
= 30 + 8 + ½ 13
= 44,5 mm
As1. Y1 + As2 . Y2 + As3 . Y3 (2.107,5) + (2.82,5) + (2.58)
𝑌 = =
(As1 + As2 + As3) (2 + 2 + 2)
= 78,16 𝑚𝑚
d akt = H –Y
= 300 – 78,16
= 221,84 mm
Check Mn ;
Mn = As. Fy . daktual
= 769 . 300 . 221,84
= 51178488 Nmm
= 51,178 kNm
MR = Mn
= 0,80 . 51,178
= 40,942 kNm
MR = 40,942 kNm > Mu = 15,177 kNm . . . ok
Ceking kembali jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
n = jumlah tulangan satu baris,
b = lebar balok
p = selimut beton
D = diameter tulangan utama
Sp = jarak bersih antar tulangan
Digunakan,
n = 4 buah tulangan dalam satu baris
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8+ 2.13 + (2-1) Sp
150 = 60 + 16 + 26 + 1Sp
Sp = 48 mm ≥ 25 mm . . . aman
6 D13 mm 2 D13 mm
Ø8 mm Ø8 mm
2 D13 mm 6 D13 mm
b. Tulangan Geser/Sengkang
Lbalok = 3500 mm
Vtumpuan = 34,008 kN
Vlapangan = 21,007 kN
Besarnya gaya lintang pada penampang kritis (se
jauh d dari muka kolom) yaitu :
VU1
VU2
= 31937 N
= 31,937 kN
Vc = 0,60 . Vc
= 0,60 . 31,937
= 19,162 kN
Ternyata Vu1 = 23,0483 kN > .Vc = 19,162 kN, maka balok memerlukan tulangan
geser.
Vs = Vn – Vc
= (Vu/ ) - Vc
= (50,105/0.6) – 31,937
= 51 ,570 kN
= 51570 N
Tulangan geser digunakan sengkang vertilkal, Ø = 8 mm
Av = (0,25 . 3,14 . 8² ). 2 = 100,48 mm
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦 . 𝑑
Jarak sengkang (s) =
𝑉𝑠
100,48 . 240 . 255,5
= = 119,475 mm
51570
= 31937 N
= 31,937 kN
Vc = 0,60 . Vc
= 0,60 . 31,937
= 19,162 kN
Ternyata Vu1 = 25,0075 kN > .Vc = 19,162 kN, maka balok memerlukan tulangan
geser.
Vs = Vn – Vc
= (Vu2/ ) - Vc
= (25,075/0.6) – 31,937
= 9,84 kN
= 9840 N
Tulangan geser digunakan sengkang vertilkal, Ø = 8 mm
Av = (0,25 . 3,14 . 8² ). 2 = 100,48 mm
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦 . 𝑑
Jarak sengkang (s) =
𝑉𝑠
100,48 . 240 . 255,5
= = 626 mm
9840
fy 2
fy-√fy 2 −2,36. .k
fc`
perlu = fy 2
1,18.
fc`
2402
300-√3002 −2,36. . 0,68
25
= 3002
= 0,00230
1,18.
25
min > < maks, jadi digunakan min
Asperlu = . b . d = 0,00467 . 150 . 205,5 = 143,95 mm2
Digunakan tulangan 4 D13 = 531 mm2 > Asperlu = 143,95 mm2
Ceking terhadap jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 mm (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8 + 4.13 + (4-1) Sp
150 = 60 + 16 + 54+ Sp
Sp = 7,33 mm < 25 mm ... Tidak Aman
Maka harus dipasang 2 lapis,
Natas di isi = 2 bh
Nbawah di isi = 2 bh
Check terhadap d aktual :
Menghitung letak titik berat tulangan (statis momen dari sisi bawah) dikarnakan
tulangan 2 lapis di bagian atas.
Dengan :
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 7,33+ ½ 13
= 64,83 mm
Y2 = P + Ø sengkang + ½ D
= 30 + 8 + ½ 13
= 44,5 mm
As1. Y1 + As2 . Y2 (2 . 64,83) + (2 . 44,5)
𝑌 = = = 78,16 𝑚𝑚
(As1 + As2) (2 + 2)
d akt = H –Y
= 250 – 54,665
= 195,335 mm
Check Mn ;
Mn = As. Fy . daktual
= 531 . 300 . 195,335
= 31116865,5 Nmm
= 31,116 kNm
MR = Mn
= 0,80 . 31,116
= 24,893 kNm
MR = 24,893 kNm > Mu = 3,443 kNm . . . ok
Ceking kembali jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
Dengan,
n = jumlah tulangan satu baris,
b = lebar balok
p = selimut beton
D = diameter tulangan utama
Sp = jarak bersih antar tulangan
Digunakan,
n = 4 buah tulangan dalam satu baris
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8+ 2.13 + (2-1) Sp
150 = 60 + 16 + 26 + 1Sp
Sp = 48 mm ≥ 25 mm . . . aman
b. Tulangan Lapangan
Momen maksimal pada tumpuan, Mu = 3,535 kNm = 3535000 Nmm
d =h-p-Ø–½D
= 250 – 30 – 8 – ½ . 13
= 205,5 mm
d' = p + Ø + ½ D
= 30 + 8 + ½ . 16
= 44,5 mm
Cek apakah balok harus menggunakan sistem tulangan rangkap atau cukup
menggunakan sistem tulangan tunggal.
β1 = 0,85 Untuk 0 < fc < 30 MPa
β2 = 0,85 - 0,008 (fc - 30) Untuk 30 < fc < 55 MPa
β3 = 0,65 Untuk fc > 55 Mpa
fc 600
ρb = 0,85 . β1 ( ) ( )
fy 600 + fy
20 600
ρb = 0,85 . 0,85 ( )( )
300 600 + 300
ρb = 0,03211
fy 2
fy-√fy 2 −2,36. .k
fc`
perlu = fy 2
1,18.
fc`
3002
300-√3002 −2,36. . 0,69
25
= 3002
= 0,00236
1,18.
25
Menghitung letak titik berat tulangan (statis momen dari sisi bawah) dikarnakan
tulangan 2 lapis di bagian atas.
Dengan :
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 7,33+ ½ 13
= 64,83 mm
Y2 = P + Ø sengkang + ½ D
= 30 + 8 + ½ 13
= 44,5 mm
As1. Y1 + As2 . Y2 (2 . 64,83) + (2 . 44,5)
𝑌 = = = 78,16 𝑚𝑚
(As1 + As2) (2 + 2)
d akt = H –Y
= 250 – 54,665
= 195,335 mm
Check Mn ;
Mn = As. Fy . daktual
= 531 . 300 . 195,335
= 31116865,5 Nmm
= 31,116 kNm
MR = Mn
= 0,80 . 31,116
= 24,893 kNm
MR = 24,893 kNm > Mu = 3,443 kNm . . . ok
Ceking kembali jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
Dengan,
n = jumlah tulangan satu baris,
b = lebar balok
p = selimut beton
D = diameter tulangan utama
Sp = jarak bersih antar tulangan
Digunakan,
n = 4 buah tulangan dalam satu baris
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8+ 2.13 + (2-1) Sp
150 = 60 + 16 + 26 + 1Sp
Sp = 48 mm ≥ 25 mm . . . aman
4 D13 mm 2 D13 mm
Ø8 mm
Ø8 mm
2 D13 mm 4 D13 mm
b. Tulangan Geser/Sengkang
Lbalok = 3500 mm
Vtumpuan = 26,026 kN
Vlapangan = 10,136 kN
Besarnya gaya lintang pada penampang kritis (sejauh d dari muka kolom) yaitu :
VU1
VU2
= 25687,5 N
= 25,687 kN
Vc = 0,60 . Vc
= 0,60 . 25,687
= 15,412 kN
Ternyata Vu1 = 8,9353 kN > .Vc = 15,412 kN, maka balok tidak memerlukan
tulangan geser.
Syarat : Smin < ½ d = ½ . 205,4 = 102,5 mm
Maka digunakan sengkang dengan jarak sengkang 100 mm
Digunakan sengkang s Ø 8 – 100 mm dipasang ¼ L = 875 mm x 2 (kiri dan kanan)
10,124 kN VU2
=
1750 (1750 − 0,25 L )
10,124 x (1750 − 875)
VU2 =
1750
= 5,062 kN
Kapasitas gaya geser yang disumbangkan beton dihitung dengan persamaan:
1
Vc = 6 . √fc'.b.d
1
= 6 . √25 . 150 . 205,5
= 25687,5 N
= 25,687 kN
Vc = 0,60 . Vc
= 0,60 . 25,687
= 15,412 kN
Ternyata Vu1 = 5,062 kN > .Vc = 15,412 kN, maka balok tidak memerlukan
tulangan geser.
Maka digunakan sengkang dengan jarak sengkang 125 mm
Digunakan sengkang Ø 8 – 125 mm ditengah bentang ½L = 1750 mm.
VU1
VU2
= 0,591
(Ec .Ig)/2,5
Eik =
(1+Bd)
(23500 . 337500000)/2,5
=
(1+0,60)
= 1,99319 . 1012 Nmm²
Pada SKSNI T-15-1991-03, jika Eik dan Eib dihitung dengan
menggunakan Ig dalam satuan mm4, maka Eik dan Eib didapat satuan
Nmm². Dikalikan dengan 10-9 untuk diperoleh dalam satuan kNm².
Eik = 1993,189 kNm
Kekakuan Balok
Dimensi balok, b = 150 mm ; h = 300 mm Lb = 3,50 m
Ig = 1/12 . b . h³
= 1/12 . 150 . 300³
= 337500000 mm4
Ec = 4700 .√fc’
= 4700 .√25
= 23500 MPa
1,2 D
Bd =
1,2 D+1,6 L
1,2 .(4,93)
=
1,2 .(4,93)+1,6 .(2,50)
= 0,591
(Ec .Ig)/5
Eib =
(1+Bd)
(23500 . 337500000)/2,5
=
(1+0,591)
Eik
Lk
Bawah, ΨB =∑( Eib )
Lb
1993,189 1993,189
3,50
+ 3,50
= ∑( 1993,189 1993,189 )
+
3,5 3,5
= 1,70
Pada struktur dengan pengaku, berdasarkan grafik nomogram dari buku “
struktur beton bertulang ”oleh Gideon H. Kusuma (lampiran I Nomogram
kolom tipe K1) didapatkan nilai k = 0,83
Kelangsingan Kolom
Syarat
K .Lu M1b
≤ 34 -12. ( )
r M2b
0,83 .3,50 2,763
≤ 34 -12. ( )
0,3 .h kolom 1,384
0,83 .3,50
≤ 43,92
0,3 . 0,3
32,277 ≤ 43,92. . . syarat terpenuhi
Karena syaratnya terpenuhi, maka kolom harus tidak diperhitungkan
terhadap momen yang diperbesar (pengaruh kelangsingan)
Menentukan Eksentrisitas
M2 1,384
et = = = 0,0059 m = 5,9 mm
Pu 232,76
etmin = (15 + 0,03 h)
= (15 + 0,03 .300)
= 24 mm
Agr = 150 . 300 = 45000 mm²
Faktor reduksi kolom = 0,65
Menentukan nilai “r”
d’ = P + Øs + (D/2)
= 30 + 10 + (13/2)
= 44,5 mm
d′ 44,5
= = 0,148
h 300
Pu 232,76
= = 0,374
Ø .Agr .0,85 .fc′ 0,65 . 45000 . 0,85 . 25
Pu et 232,76 24
. = . = 0,0299
Ø .Agr .0,85 .fc′ h 0,65 . 45000 . 0,85 . 20 300
Menurut grafik 6.2.c buku grafik dan tabel perhitungan beton bertulang
seri 4, Gideon kusuma untuk penulangan didua sisi (Lihat lampiran II
grafik Kolom tipe K1)
Karena berdasarkan Pumax tidak mendapatkan nilai r (tidak membutuhkan
tulangan), Maka perhitungan yang di pakai menggunakan rumusan umum
pembatasan luas baja tulangan di dalam penampang kolom SK SNI T-15-
1991-03 pasal 3.3.9 ;
Asmin = 1,0 % Ag
= 0,01 . 45000
= 450 mm²
As max = 8 % Ag
= 0,08 . 45000
= 3600 mm²
Kebutuhan tulangan total :
Ast = ρ . Agr
= 0,024. 45000
= 1080 mm²
As satu tulangan D16 dari tabel A-3 Apendiks = 201
Digunakan tulangan utama 6 D 13 (As terpasang = 769 mm²)
Asmin ≤ Ast ≤ As max
450 ≤ 1080 ≤ 3600 . . . syarat terpenuhi
Kuat kolom maksimum rencana
Pn(max) = 0,85 . . { 0,85 . fc’ . ( Ag – Ast )+ ( Ast . fy )}
= 0,85 . 0,65 { 0,85 . 25 . (45000 – 769) + ( 769 . 300 )}
= 646761 N
= 646,761 kN > Pu = 232,76 kN → Ok
b) Tulangan Geser
Vu = 6,802 kN
Nu = 232,762 kN = 232762 N
d = h – p - Ø – (D/2)
= 300 - 30 – 8 – (13/2)
= 255,5 mm
Nu √fc
Vc = (1 + )( ) . bw .d
14.Ag 6
232762 √25
= (1 + )( ). 300 . 255,5
14.(45000) 6
= 23600,48 N
= 23,600 kN
Harus lebih kecil dari :
0,3 .𝑁𝑢
Vc = 0,3√fc .bw . d√1 +
𝐴𝑔
0,3 .(232762)
= 0,3√25 . 300 . 255,5√1 +
45000
= 183663 N
Ø.Vc = 0,6 . 183663
= 110197 N
= 110,197 kN
Vu < Ø.Vc (1,161 kN < 2,238 kN) sehingga tidak perlu tulangan geser.
Syarat jarak sengkang,
s < ½ . d = ½ . 255,5 = 127,75 mm
Untuk mengantisipasi gaya geser yang diakibatkan oleh gempa akan
dipasang s8 – 100 mm pada jarak 0,875 meter dari joint balok 2 (atas
dan bawah) dan s8 – 125 mm pada jarak 1,750 meter (ditengah
bentang kolom).
6 D13
Ø8 - 100
30
15
Gambar. Penulangan kolom K1 koordinat (2:B) lantai dasar
= 0,591
(Ec .Ig)/2,5
Eik =
(1+Bd)
(23500 . 100000000)/2,5
=
(1+0,60)
= 5,887 . 1011 Nmm²
Pada SKSNI T-15-1991-03, jika Eik dan Eib dihitung dengan
menggunakan Ig dalam satuan mm4, maka Eik dan Eib didapat satuan
Nmm². Dikalikan dengan 10-9 untuk diperoleh dalam satuan kNm².
Eik = 588,7 kNm
Kekakuan Balok
Dimensi balok, b = 150 mm ; h = 300 mm Lb = 3,50 m
Ig = 1/12 . b . h³
= 1/12 . 150 . 300³
= 337500000 mm4
Ec = 4700 .√fc’
= 4700 .√25
= 23500 MPa
1,2 D
Bd =
1,2 D+1,6 L
1,2 .(4,93)
=
1,2 .(4,93)+1,6 .(2,50)
= 0,591
(Ec .Ig)/5
Eib =
(1+Bd)
(23500 . 337500000)/2,5
=
(1+0,591)
Eik
Lk
Bawah, ΨB =∑( Eib )
Lb
588,70 588,70
+
3,50 3,50
= ∑( 1993,189 1993,189 )
3,5
+ 3,5
= 0,52
Pada struktur dengan pengaku, berdasarkan grafik nomogram dari buku “
struktur beton bertulang ”oleh Gideon H. Kusuma (lampiran I Nomogram
kolom tipe K1) didapatkan nilai k = 0,68
Kelangsingan Kolom
Syarat
K .Lu M1b
≤ 34 -12. ( )
r M2b
0,68 .3,50 0,143
≤ 34 -12. ( )
0,3 .h kolom 0,075
0,68 .3,50
≤ 41,946
0,3 . 0,2
39,666 ≤ 43,92. . . syarat terpenuhi
Karena syaratnya terpenuhi, maka kolom harus tidak diperhitungkan
terhadap momen yang diperbesar (pengaruh kelangsingan)
Menentukan Eksentrisitas
M2 0,075
et = = = 0,0012 m = 1,2 mm
Pu 59,971
etmin = (15 + 0,03 h)
= (15 + 0,03 .200)
= 21 mm
Agr = 150 . 200 = 30000 mm²
Faktor reduksi kolom = 0,65
Menentukan nilai “r”
d’ = P + Øs + (D/2)
= 30 + 10 + (13/2)
= 44,5 mm
d′ 44,5
= = 0,2225
h 200
Pu 59,971
= = 0,144
Ø .Agr .0,85 .fc′ 0,65 .30000 . 0,85 . 25
Pu et 59,971 21
. = . = 0,02152
Ø .Agr .0,85 .fc′ h 0,65 . 30000 . 0,85 . 25 200
Menurut grafik 6.2.c buku grafik dan tabel perhitungan beton bertulang
seri 4, Gideon kusuma untuk penulangan didua sisi (Lihat lampiran II
grafik Kolom tipe K1)
Karena berdasarkan Pumax tidak mendapatkan nilai r (tidak membutuhkan
tulangan), Maka perhitungan yang di pakai menggunakan rumusan umum
pembatasan luas baja tulangan di dalam penampang kolom SK SNI T-15-
1991-03 pasal 3.3.9 ;
Asmin = 1,0 % Ag
= 0,01 . 30000
= 300 mm²
As max = 8 % Ag
= 0,08 .30000
= 2400 mm²
Kebutuhan tulangan total :
Ast = ρ . Agr
= 0,024. 30000
= 720 mm²
As satu tulangan D16 dari tabel A-3 Apendiks = 201
Digunakan tulangan utama 4 D 13 (As terpasang = 531 mm²)
Asmin ≤ Ast ≤ As max
450 ≤ 1080 ≤ 3600 . . . syarat terpenuhi
Kuat kolom maksimum rencana
Pn(max) = 0,85 . . { 0,85 . fc’ . ( Ag – Ast )+ ( Ast . fy )}
= 0,85 . 0,65 { 0,85 . 25 . (30000 – 531) + ( 531 . 300 )}
= 531758 N
= 531,758 kN > Pu = 59,971kN → Ok
d) Tulangan Geser
Vu = 0,045 kN
Nu = 59,971 kN = 59971 N
d = h – p - Ø – (D/2)
= 200 - 30 – 8 – (13/2)
= 155,5 mm
Nu √fc
Vc = (1 + )( ) . bw .d
14.Ag 6
59971 √25
= (1 + )( ). 200 . 155,5
14.(30000) 6
= 29617 N
= 29,671 kN
Harus lebih kecil dari :
0,3 .𝑁𝑢
Vc = 0,3√fc .bw . d√1 +
𝐴𝑔
0,3 .(59971)
= 0,3√25 . 200 . 155,5√1 +
30000
= 59002 N
Ø.Vc = 0,6 . 59002
= 35401 N
= 35,401 kN
Vu < Ø.Vc (0,045 kN < 35,401kN) sehingga tidak perlu tulangan geser.
Untuk mengantisipasi gaya geser yang diakibatkan oleh gempa akan
dipasang s8 – 100 mm pada jarak 0,875 meter dari joint balok 2 (atas
dan bawah) dan s8 – 125 mm pada jarak 1,750 meter (ditengah bentang
kolom).
6 D13
Ø8 - 100
20
15
Gambar. Penulangan kolom K2 koordinat (7:C) lantai lt 1
fy 2
fy-√fy 2 −2,36. .k
fc`
perlu = fy 2
1,18.
fc`
2402
300-√3002 −2,36. .3,46
25
= 3002
= 0,01266
1,18.
25
min < < maks, jadi digunakan
Asperlu = . b . d = 0,01266 . 150 . 205,5 = 390,47 mm2
Digunakan tulangan 4 D13 = 531 mm2 > Asperlu = 390,47 mm2
Ceking terhadap jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 mm (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8 + 4.13 + (4-1) Sp
150 = 60 + 16 + 54+ Sp
Sp = 7,33 mm < 25 mm ... Tidak Aman
Maka harus dipasang 2 lapis,
Natas di isi = 2 bh
Nbawah di isi = 2 bh
Check terhadap d aktual :
Menghitung letak titik berat tulangan (statis momen dari sisi bawah) dikarnakan
tulangan 2 lapis di bagian atas.
Dengan :
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 7,33+ ½ 13
= 64,83 mm
Y2 = P + Ø sengkang + ½ D
= 30 + 8 + ½ 13
= 44,5 mm
As1. Y1 + As2 . Y2 (2 . 64,83) + (2 . 44,5)
𝑌 = = = 78,16 𝑚𝑚
(As1 + As2) (2 + 2)
d akt = H –Y
= 250 – 54,665
= 195,335 mm
Check Mn ;
Mn = As. Fy . daktual
= 531 . 300 . 195,335
= 31116865,5 Nmm
= 31,116 kNm
MR = Mn
= 0,80 . 31,116
= 24,893 kNm
MR = 24,893 kNm > Mu = 3,443 kNm . . . ok
Ceking kembali jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
Dengan,
n = jumlah tulangan satu baris,
b = lebar balok
p = selimut beton
D = diameter tulangan utama
Sp = jarak bersih antar tulangan
Digunakan,
n = 4 buah tulangan dalam satu baris
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8+ 2.13 + (2-1) Sp
150 = 60 + 16 + 26 + 1Sp
Sp = 48 mm ≥ 25 mm . . . aman
b. Tulangan Lapangan
Momen maksimal pada tumpuan, Mu = 5,993 kNm = 5993000 Nmm
d =h-p-Ø–½D
= 250 – 30 – 8 – ½ . 13
= 205,5 mm
d' = p + Ø + ½ D
= 30 + 8 + ½ . 16
= 44,5 mm
Cek apakah balok harus menggunakan sistem tulangan rangkap atau cukup
menggunakan sistem tulangan tunggal.
β1 = 0,85 Untuk 0 < fc < 30 MPa
β2 = 0,85 - 0,008 (fc - 30) Untuk 30 < fc < 55 MPa
β3 = 0,65 Untuk fc > 55 Mpa
fc 600
ρb = 0,85 . β1 ( ) ( )
fy 600 + fy
20 600
ρb = 0,85 . 0,85 ( )( )
300 600 + 300
ρb = 0,03211
fy 2
fy-√fy 2 −2,36. .k
fc`
perlu = fy 2
1,18.
fc`
3002
300-√3002 −2,36. . 0,69
25
= 3002
= 0,00236
1,18.
25
Menghitung letak titik berat tulangan (statis momen dari sisi bawah) dikarnakan
tulangan 2 lapis di bagian atas.
Dengan :
Y1 = P + Ø sengkang + D +Sp + ½ D
= 30 + 8 + 13 + 7,33+ ½ 13
= 64,83 mm
Y2 = P + Ø sengkang + ½ D
= 30 + 8 + ½ 13
= 44,5 mm
As1. Y1 + As2 . Y2 (2 . 64,83) + (2 . 44,5)
𝑌 = = = 78,16 𝑚𝑚
(As1 + As2) (2 + 2)
d akt = H –Y
= 250 – 54,665
= 195,335 mm
Check Mn ;
Mn = As. Fy . daktual
= 531 . 300 . 195,335
= 31116865,5 Nmm
= 31,116 kNm
MR = Mn
= 0,80 . 31,116
= 24,893 kNm
MR = 24,893 kNm > Mu = 3,443 kNm . . . ok
Ceking kembali jarak pemasangan :
Sp ≥ 25 (syarat minimal jarak antar tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2002)
Dengan,
n = jumlah tulangan satu baris,
b = lebar balok
p = selimut beton
D = diameter tulangan utama
Sp = jarak bersih antar tulangan
Digunakan,
n = 4 buah tulangan dalam satu baris
b = 2p + 2 Øs + n.D + (n-1) Sp
150 = 2.30 + 2.8+ 2.13 + (2-1) Sp
150 = 60 + 16 + 26 + 1Sp
Sp = 48 mm ≥ 25 mm . . . aman
4 D13 mm 2 D13 mm
Ø8 mm
Ø8 mm
2 D13 mm 4 D13 mm
b. Tulangan Geser/Sengkang
Lbalok = 3500 mm
Vtumpuan = 26,026 kN
Vlapangan = 10,136 kN
Besarnya gaya lintang pada penampang kritis (sejauh d dari muka kolom) yaitu :
VU1
VU2
= 25687,5 N
= 25,687 kN
Vc = 0,60 . Vc
= 0,60 . 25,687
= 15,412 kN
Ternyata Vu1 = 8,9353 kN > .Vc = 15,412 kN, maka balok tidak memerlukan
tulangan geser.
Syarat : Smin < ½ d = ½ . 205,4 = 102,5 mm
Maka digunakan sengkang dengan jarak sengkang 100 mm
Digunakan sengkang s Ø 8 – 100 mm dipasang ¼ L = 875 mm x 2 (kiri dan kanan)
10,124 kN VU2
=
1750 (1750 − 0,25 L )
10,124 x (1750 − 875)
VU2 =
1750
= 5,062 kN
Kapasitas gaya geser yang disumbangkan beton dihitung dengan persamaan:
1
Vc = 6 . √fc'.b.d
1
= 6 . √25 . 150 . 205,5
= 25687,5 N
= 25,687 kN
Vc = 0,60 . Vc
= 0,60 . 25,687
= 15,412 kN
Ternyata Vu1 = 5,062 kN > .Vc = 15,412 kN, maka balok tidak memerlukan
tulangan geser.
Maka digunakan sengkang dengan jarak sengkang 125 mm
Digunakan sengkang Ø 8 – 125 mm ditengah bentang ½L = 1750 mm.
VU1
VU2
Mu
80
10
25
80 80
c) Pembebanan pondasi
Reaksi dari Portal : = 197,786 kN
BS.Kolom : 0,15 x 0,30 x 1,25 x 24 = 1,350 kN
BS.Plat : (0,8 x 0,8 x 0,35) x 24 = 5,376 kN
Berat Tanah : (22 – (0,15 . 0,30)) x 1,25 x 17 = 84,043 kN +
Total Beban Yang Bekerja P = 288,555 kN
𝑃
Tegangan yang terjadi (PU) τ =
𝐴
288,555
τ =
0,8 .0,8
τ = 450,86 kN/m²
Sehingga, tegangan yang terjadi > tegangan izin
450,86 kN/m² < 500 kN/m² jadi pondasi aman
d) Kontrol gaya geser pondasi
h = 350 mm
p = 70 mm
Besi = D13 mm
d = G = 300 – 70 – ½ 13
= 273,5 mm
Kontrol gaya geser pondasi untuk arah kerja dua arah :
B = Lebar kolom + ½ d . 2
= 300 + ½ . 273 . 5
= 436,75 mm
Vu = PU (W²-B²) = 366,906 (2² - 0,43675²) = 1397,63 kN
Vc= 4.(√𝐹𝑐′) b . d
= 4.(√25 . 436,75 . 273,5
= 2389022 N
= 2389,002 kN
ф Vn = ф Vc
= 0,60 . 2389,002
= 1433,401 kN
Maka Vu < ф Vn memenuhi syarat
Vu = 1397,63 kN < ф Vn = 1433,401 kN pondasi aman terhadap gaya geser
pondasi dua arah.
e) Perhitungan penulangan plat pondasi
Penulangan telapak pondasi
D = 13 mm
P = 70 mm
d = 273,5 mm
Perhitungan plat telapak pondasi diambil momen terbesar kolom K1titik (4, A)
Mu = 8,655 kNm = 8655000 Nmm
𝑓𝑐 600
𝜌𝑏 = 0,85 β1 ( ) ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
25 600
𝜌𝑏 = 0,85 . 0,85 ( ) ( )
300 600 + 300
𝜌𝑏 = 0,03211
Pmaks = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,03211 = 0,02408
Pmin = 1,4/fy = 1,4/300 = 0,00467
Mu 8655000
k = = = 0,144
ɸ.b.d2 0,8 . 1000 . 273,52
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 =
𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
3002
300 − √3002 − 2,36 0,144
25
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 =
3002
1,18
25
ρperlu = 0,0027
ρperlu < ρmin < ρmax
Dipakai ρmin = 0,00467
Asperlu = ρperlu . b . d = 0,00467 . 1000 . 273,5 = 1277,24 mm²
Dari tabel apendiks tabel A-5 digunakan plat pondasi D13 - 100 mm dengan
As = 1327 mm²
As rencana = 1327 mm² > As perlu = 1277,24 mm² . . . ok
Untuk memperoleh kesempurnaan pelimpahan beban tersebut, SK SNI T – 15-
1991-03 mensyaratkan luas penampang dowel minimum sebagai berikut:
As perlu = 0,005 Ag
= 0,005 . (150 x 300) = 225 mm2
Maka perlu dipasang tulangan pasak 2 – D13 (As = 265 mm2) pada setiap sudut
kolom.
8. Pondasi Footplat Tipe F2
Perencanaan pondasi (F2) nilai Pu di ambil dari data kolom portal
kolom tipe K1 titik (4,B).
• Mencari nilai daya dukung tanah
Berikut perhitungan daya dukung tanah pada kedalaman 2,20 m dari MTA
dengan qc = 150 kg/cm² dengan metode L. Herminer, sebagai berikut :
𝐶𝑅
Qu =
15
𝑄𝑢
Qi =
𝐹𝐾
Dengan :
Qu = Daya dukung ultimate tanah (ton/m²)
Qi = Daya dukung ijin tanah ((ton/m²)
CR = Perlawanan ujung konus (cone resistant)
15 = Faktor reduksi
FK = Faktor keamanan diambil (2)
Maka :
150 .100
Qu = = 1000 kN/m²
15
1000
Qi = = 500 kN/m²
2
Mu
100
10
25
100 100
c) Pembebanan pondasi
Reaksi dari Portal : = 273,113 kN
BS.Kolom : 0,15 x 0,30 x 1,25 x 24 = 1,350 kN
BS.Plat : (1,0 x 1,0 x 0,35) x 24 = 8,4 kN
Berat Tanah : (22 – (0,15 . 0,30)) x 1,25 x 17 = 84,043 kN +
Total Beban Yang Bekerja P = 366,906 kN
𝑃
Tegangan yang terjadi (PU) τ =
𝐴
366,906
τ =
1,0 .1,0
τ = 366,906 kN/m²
Sehingga, tegangan yang terjadi > tegangan izin
366,906 kN/m² < 500 kN/m² jadi pondasi aman
d) Kontrol gaya geser pondasi
h = 350 mm
p = 70 mm
Besi = D16 mm
d = G = 300 – 70 – ½ 13
= 273,5 mm
Kontrol gaya geser pondasi untuk arah kerja dua arah :
B = Lebar kolom + ½ d . 2
= 300 + ½ . 273 . 5
= 436,75 mm
Vu = PU (W²-B²) = 366,906 (2² - 0,43675²) = 1397,63 kN
Vc= 4.(√𝐹𝑐′) b . d
= 4.(√25 . 436,75 . 273,5
= 2389022 N
= 2389,002 kN
ф Vn = ф Vc
= 0,60 . 2389,002
= 1433,401 kN
Maka Vu < ф Vn memenuhi syarat
Vu = 1397,63 kN < ф Vn = 1433,401 kN pondasi aman terhadap gaya geser
pondasi dua arah.
e) Perhitungan penulangan plat pondasi
Penulangan telapak pondasi
D = 16 mm
P = 70 mm
d = 273,5 mm
Perhitungan plat telapak pondasi diambil momen terbesar kolom K1titik (4, B)
Mu = 12,217 kNm = 12217000 Nmm
𝑓𝑐 600
𝜌𝑏 = 0,85 β1 ( ) ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
25 600
𝜌𝑏 = 0,85 . 0,85 ( ) ( )
300 600 + 300
𝜌𝑏 = 0,03211
Pmaks = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,03211 = 0,02408
Pmin = 1,4/fy = 1,4/300 = 0,00467
Mu 12217000
k = = = 0,204
ɸ.b.d2 0,8 . 1000 . 273,52
𝑓𝑦 2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦 2 − 2,36 𝑘
𝑓𝑐
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 =
𝑓𝑦 2
1,18
𝑓𝑐
3002
300 − √3002 − 2,36 0,204
25
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 =
3002
1,18
25
ρperlu = 0,0027
ρperlu < ρmin < ρmax
Dipakai ρmin = 0,00467
Asperlu = ρperlu . b . d = 0,00467 . 1000 . 273,5 = 1277,24 mm²
Dari tabel apendiks tabel A-5 digunakan plat pondasi D13 - 100 mm dengan
As = 1327 mm²
As rencana = 1327 mm² > As perlu = 1277,24 mm² . . . ok
Untuk memperoleh kesempurnaan pelimpahan beban tersebut, SK SNI T – 15-
1991-03 mensyaratkan luas penampang dowel minimum sebagai berikut:
As perlu = 0,005 Ag
= 0,005 . (150 x 300) = 225 mm2
Maka perlu dipasang tulangan pasak 2 – D13 (As = 265 mm2) pada setiap sudut
kolom.