Anda di halaman 1dari 42

BAB III

ANALISA BEBAN GRAVITASI DAN GEMPA

3.1 Dasar Perancangan


Perancangan bangunan berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu :
a. SNI 03-2847-2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung
b. SNI 03-1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
c. SNI 1727-2013 tentang Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain
d. SNI 03-1727-1989 tentang Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung

3.2 Pembebanan Pada Struktur Bangunan Atas


Pembebanan pada bangunan bertingkat sangat penting dalam suatu
perencanaan karena pembebanan tersebut akan mempengaruhi analisa struktur
perancangan. Beban-beban yang mempengaruhi perhitungan tersebut antara lain:
a. Beban mati (dead loads)
b. Beban hidup (live loads)
c. Beban angin (wind loads)
d. Beban gempa (earthquake loads)

3.2.1 Beban Mati


Beban mati adalah beban yang memiliki berat konstan dan berada pada
posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri atas berat sendiri struktur dan
beban lain yang ada pada struktur secara permanen. Beban mati terdiri atas
berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing. Perkiraan besarnya beban mati
dapat diambil berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung 1989 (PPPURG 1989) Tabel 1.

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Perhitungan beban mati yang akan digunakan adalah dengan
menggunakan rumus:
qdl = γ bahan x A (2.1)
Keterangan:
qdl = Beban mati (kg/m)
γ bahan = Berat Volume (kg/m3)
A = Luas Penampang (m2)

Tabel 3. 1 Berat Sendiri Bahan Bangunan

Baja 7850 kg/m3


Batu alam 2600 kg/m3
Batu belah, batu bulat, batu
1500 kg/m3 (berat tumpuk)
gunung
Batu karang 700 kg/m3 (berat tumpuk)
Batu pecah 1450 kg/m3
Besi tuang 7250 kg/m3
Beton 2200 kg/m3
Beton bertulang 2400 kg/m3
Kayu 1000 kg/m3 (kelas I)
(kering udara sampai
Kerikil, koral 1650 kg/m3
lembab, tanpa diayak)
Pasangan bata merah 1700 kg/m3
Pasangan batu belah, batu bulat,
2200 kg/m3
batu gunung
Pasangan batu cetak 2200 kg/m3
Pasangan batu karang 1450 kg/m3
(kering udara sampai
Pasir 1600 kg/m3
lembab)
Pasir 1800 kg/m3 (jenuh air)
(kering udara sampai
Pasir kerikil, koral 1850 kg/m3
lembab)
(kering udara sampai
Tanah, lempung dan lanau 1700 kg/m3
lembab)
Tanah, lempung dan lanau 2000 kg/m3 (basah)
Timah hitam / timbel 11400 kg/m3

(Sumber: SNI 03-1727-1989 Pasal 2.1.1 Tabel 1)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


(Sumber: SNI 03-1727-1989 Pasal 2.1.1 Tabel 1)

3.2.2 Beban Hidup


Beban hidup adalah beban yang terjadi akibat fungsi pemakaian
gedung seperti beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tak dapat
dipisahkan dari gedung dan dapat diganti. Beban hidup yang diambil pada
perancangan ini berdasarkan pada Beban Minimum Untuk Perencanaan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727-2013.

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Tabel 3. 2 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum dan Beban Hidup
Terpusat Minimum

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


(Sumber: SNI 03-1727-2013 Tabel 4-1w)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


3.3 Perhitungan Pembebanan
Pada perhitungan pembebanan digunakan Metode Ekivalen untuk
memperhitungkan beban-beban yang terjadi pada portal. Beban yang dihitung
hanya beban-beban pada jalur pembebanan (Lp), yaitu sebagai berikut :
1. Beban Mati :
a. Berat sendiri pelat lantai beserta ubinnya
b. Berat plafond+penggantung
c. Berat dinding
2. Beban Hidup :
a. Beban hidup yang bekerja pada pelat sesuai fungsi bangunan
Metode ini menganggap pelat lantai dan balok-balok pemikul (kalau
ada) dianggap bekerja sama dalam memikul beban. Dalam perhitungan,
struktur portal diubah menjadi Rangka Portal Ekivalen dengan lebar jalur
pembebanan Lp dan beban-beban yang diperhitungkan hanya bekerja pada
jalur Lp portal ekivalen tersebut.
Portal Tepi :
Lp = Lebar jalur portal/pembebanan = ½ . bentang
Portal Tengah :
Lp = Lebar jalur portal/pembebanan = ½ bentang kiri + ½ bentang kanan

Gambar 3. 1 Jalur Pembebanan Rangka Portal Ekivalen Portal Melintang

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


3.3.1 Pembebanan Rangka Portal Ekivalen
Diketahui :
b balok = 0,3 m
h balok = 0,4 m
h1,2,3 kolom =4m
Tebal pelat = 0,15 m
Berat plafond = 11 kg/m2
Berat rangka = 7 kg/m2
Berat adukan semen = 21 kg/m2
Berat ubin = 24 kg/m2
Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
Lp ( ½ bentang kiri + ½ bentang kanan) = 5 m
Berat dinding ½ bata = 250 kg/m2
Dinding pasangan ½ bata merah1,2,3 = 4- 0,4/2-0.4/2 = 3,2 m

1. Lantai 1, 2, dan 3
Beban Mati
Berat sendiri balok (30/40) = 0,3 . (0.4 -0,25) . 2400 = 180 kg/m
Berat sendiri balok anak (20/30) = 0.2 . (0.3-0.25) . 2400 = 24 kg/m
Berat plafond+rangka = 5 . (11+7) = 90 kg/m
Berat sendiri pelat lantai (tp= 15 cm) = 5 . 0,15 . 2400 = 1800 kg/m
Berat dinding ½ batu = 3,2 . 250 = 900 kg/m
Berat adukan semen+ubin = 5 . (21+24) = 225 kg/m
qDL = 3219 kg/m
Beban Hidup
Beban hidup untuk Koridor diatas Lantai Pertama
= 5 . 383 = 1915 kg/m
qLL = 1915 kg/m
Total
qDL + qLL = 5134 kg/m

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


2. Dak
Beban Mati
Berat sendiri balok (30/40) = 0,3 . (0.40 -0,25) . 2400 =180 kg/m
Berat sendiri balok anak (20/30) = 0,2 .(0.3-0.25).2400 = 24 kg/m
Berat plafond + rangka = 5 . (11+7) = 90 kg/m
Berat sendiri pelat lantai (tp= 15 cm) = 5 . 0,15 . 2400 = 1800 kg/m
qDL = 2094 kg/m
Beban Hidup
Beban hidup untuk atap = 5 . 479 = 2395 kg/m
qLL = 2395 kg/m
Total
qDL + qLL = 4489 kg/m

Kesimpulan pembebanan :

Tabel 3. 3 Pembebanan di Setiap Lantai pada Portal 2

qDL qLL Total


Pelat
(kg/m2) (kg/m2) (kg/m2)
Dak 2094 2395 4489
Lantai 3 3219 1915 5134
Lantai 2 3219 1915 5134
Lantai 1 3219 1915 5134
∑ 11751 8140 19891

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


3.4 Beban Angin
Menurut SNI 03-1727-2013 bangunan gedung merupakan bangunan
Sistem Penahan Beban Angin Utama (SPBAU). Beban angin yang digunakan
dalam desain – SPBAU Pasal 27 untuk bangunan gedung tertutup atau tertutup
sebagian.

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.1.5

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.2)

Beban angin desain minimum berdasarkan Pasal 27.1.5:


Tabel 3. 4 Beban Angin Desain Minimum
Berat
Jenis Beban Angin Keterangan
(kN/m2)
Dinding 0,77 x Luas dinding
Atap 0,38 x Luas atap

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Tabel 3. 5 Langkah-Langkah untuk Menentukan Beban Angin SPBAU

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27 Tabel 27.2-1)

3.4.1 Persyaratan Umum


1. Kategori resiko bangunan gedung
Kategori resiko bangunan dan struktur lainnya untuk beban banjir,
angin, salju, gempa, dan es berdasarkan Pasal 1 SNI 03-1727 2013 Tabel 1.5-
1.

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Tabel 3. 6 Kategori Risiko Bangunan dan Struktur lainnya untuk Beban Banjir,
Angin, Salju, Gempa, dan Es.

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 1 Tabel 1.5-1)

Berdasarkan tabel kategori di atas, maka bangunan yang dirancang


merupakan kategori resiko II.

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


2. Kecepatan Angin Dasar (V)
Tabel 3. 7 Kecepatan Angin Dasar Berdasarkan Tabel Skala Beaufort

V = 104 km/jam (lihat tabel skala beaufort)


V = 29 m/s

3. Parameter Beban Angin


a. Faktor arah angin (Kd) berdasarkan Pasal 26 Tabel 26.6-1:
Tabel 3. 8 Faktor arah angin (Kd)

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26 Tabel26.6-1)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Berdasarkan tabel di atas, maka faktor arah angin (Kd) pada
perencanaan ini sebesar 0,85.

b. Kategori Eksposur

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26.7.2 Kategori Kekasaran Permukaan)


Kekasaran permukaan = B

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26.7.3 Kategori Eksposure)


Tipe Eksposur = B

c. Faktor topografi

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)
PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)
(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 28 Efek Topografi)
Maka Kzt diambil sebesar 1,00.

d. Faktor Efek Tiupan Angin

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26.9.1 – 26.9.2)

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26.2)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Karena struktur kaku, maka: G = 0,85
e. Klasifikasi Ketertutupan

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26.2)

Rencana gedung termasuk klasifikasi bangunan tertutup.

f. Koefisien Tekanan Internal


Tabel 3. 9 Koefisien Tekanan Internal (GCpi)

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 26.11 Tabel 26.11-1)


GCpi = ± 0,18

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


4. Koefisien Eksposur
Tabel 3. 10 Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, Kh dan Kz

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.3 Tabel 27.3-1)

5. Tekanan Velositas (q atau qh)

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.3.2)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Lihat tabel perhitungan di bawah ini.

Tabel 3. 11 Tabel Perhitungan Tekanan Velositas

Nilai Kh/Kz pada ketinggian 16 meter didapat dari hasil interpolasi


pada tabel 27.3-1 pada SNI 1727-2013. Lalu selanjutnya, dilakukan
perhitungan qz sesuai rumus yang tertera pada SNI.

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


6. Koefisien Tekanan Eksternal (Cp atau Cn)
Tabel 3. 12 Koefisien Tekanan untuk Bangunan Gedung tertutup

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.4.1)

Panjang bangunan (L) = 18 m


Lebar bangunan (B) = 15 m
L/B = 1,2

Maka didapat nilai Cp


Dinding sisi angin datang = 0,8
Dinding sisi angin pergi = -0,46
Dinding tepi = -0,7

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


7. Tekanan Angin, p, Pada Setiap Permukaan Bangunan Gedung
Untuk bangunan gedung kaku

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.4.1)

Lanjutan table 3.11 di atas


Tinggi = 16 m
qh = 35,93 kg/m2 (Lihat tabel 3.11)

(Sumber : SNI-1727-2013 Pasal 27.1.5)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Tabel 3. 13 Hasil Perhitungan Beban Angin

Resume Beban Angin


Angin menarik bangunan
Cp = -0,46 Atas = -20,519 kg/m2
qh = 35,95 kg/m2 Bawah = -7,579 kg/m2
qh.G.Cp = -14,049 kg/m2

Dinding samping
Cp = -0,7 Atas = -27,848 kg/m2
qh = 35,95 kg/m2 Bawah = -14,908 kg/m2
qh.G.Cp = -21,378 kg/m2

3.5 Beban Gempa


Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung menggunakan acuan SNI 1726 tahun 2012 yang
merupakan peraturan gempa yang berlaku di Indonesia. Dalam SNI 03-1726-
2012, ditentukan jenis struktur gedung beraturan dan tidak beraturan. Struktur

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


gedung ditetapkan sebagai struktur gedung beraturan, karena memenuhi
ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari
10 tingkat atau 40 m
b. Denah gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan
c. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut
d. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem penahan beban lateral
yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama
ortogonal denah struktur gedung secara keseluruhan
e. Sistem struktur gedung memiliki berat tingkat yang beraturan
Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat ditinjau
sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Analisis statik ekuivalen
merupakan penyederhanaan dari perhitungan beban gempa yang sebenarnya.
Diketahui rencana bangunan Rumah Sakit 4 lantai ini merupakan struktur
beton bertulang. Bangunan terletak di kota Banjarbaru dan berdiri di atas tanah
keras. Ukuran semua kolom (50 x 50) cm, balok (30 x 40) cm, dan tebal plat 25
cm. Bangunan direncanakan sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa
(SRPMB) karena komponen struktur direncanakan mampu memikul gaya
akibat beban gempa dan direncanakan untuk memikul lentur.
Lokasi bangunan termasuk kelas situs SD (tanah keras). Bangunan
berfungsi sebagai gudang dengan kategori risiko VI (Tabel 3.14) dengan Faktor
Keutamaan Gempa ( Ie ) = 1,5. (Tabel 2)

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Tabel 3. 14 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban
Gempa

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 4.1.2 Tabel 3)

Tabel 3. 15 Kategori Keutamaan Gempa

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 4.1.2 Tabel 4)

Untuk Provinsi Banjarbaru, diperoleh parameter respons spektral


percepatan gempa untuk perioda pendek Ss = 0,066 g, dan parameter respons
spektral percepatan gempa untuk perioda 1 detik S1 = 0,037 g, yang didapat
menggunakan peta respon spekta.

PBRS SHAFIRA ANNISA PUTRI (1710811320041)


Gambar 3. 2 Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (Ss)
Gambar 3. 3 Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (S1)
Gambar 3. 4 Nilai Spectral Percepatan Kota Banjarbaru
(Sumber : http://puskim.pu.go.id/)
Tabel 3. 16 Koefisien Situs, Fa

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 6.2 Tabel 6)


 Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran perioda pendek:
(Fa) = 1,3 (Tabel 3.16)

Tabel 3. 17 Koefisien Situs, Fv

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 6.2 Tabel 7)


 Faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran perioda 1 detik:
(Fv) = 1,5 (Tabel 3.17)

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 6.2)

 Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek (Pasal 6.2).:


SMS = Fa x Ss = 1,3 x 0,066 g = 0,0858 g
 Parameter spektrum respons percepatan pada perioda 1 detik
SM1 = Fv x S1 = 1,5 x 0,037 g = 0,0555 g

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 6.3)

 Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek (Pasal 6.3).:


2 2
SDS = SMS = x 0,0858= 0,0572 g
3 3

 Parameter percepatan spektral desain untuk perioda 1 detik,

2 2
SD1 = SM1 = x 0,0555 = 0,037 g
3 3

Tabel 3. 18 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons


Percepatan pada Periode Pendek

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 6.5 Tabel 8)

Tabel 3. 19 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons


Percepatan pada Periode 1 Detik

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 6.5 Tabel 9)

Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan


pada perioda pendek (SDS) adalah KDS A (Tabel 3.18). Kategori desain
seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda 1 detik (S D1)
adalah KDS A (Tabel 3.19).
Tabel 3. 20 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem pemikul gaya seismik
(lanjutan)

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.2.2 Tabel 12)

Struktur beton bertulang dan sistem penahan-gaya seismik yang


digunakan adalah sistem rangka pemikul momen biasa. Untuk rangka beton
bertulang pemikul momen biasa (SRPMK) (arah ortogonal sama) digunakan
koefisien modifikasi respons (R), RX= RY = 3,0. (Tabel 3.20)
3.5.1. Batasan Perioda Fundamental Struktur (T)

Tabel 3. 21 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.2.1 Tabel 18)

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.2.1)

Tipe Struktur = Rangka beton pemikul momen


Tinggi gedung hn = 16 m
Ct = 0,0466
x = 0,9
Waktu getar alami fundamental (Ta):
Ta = Ct(hn)x
= 0,0466 (16)0,9
= 0,565 detik
Tabel 3. 22 Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.2 Tabel 17)

SD1 = 0,037 g
Cu = 1,4
Tmaks = Cu . Ta
= 1,4 . 0,565
= 0,791 detik

Perioda fundamental struktur (T) yang digunakan :


Jika Tc > Cu Ta gunakan T = Cu Ta
Jika Ta < Tc < Cu Ta gunakan T = Tc
Jika Tc < Ta gunakan T =Ta
Dengan Tc = Perioda fundamental struktur yang diperoleh dari program analisis
struktur.

Ambil dari nilai T = Ta di atas. TX = TY = 0,565 detik


Sebagai alternatif, diijinkan untuk menentukan perioda fundamental
pendekatan Ta, dalam detik, dari persamaan berikut untuk struktur dengan ketinggian
tidak melebihi 12 tingkat di mana sistem penahan gaya gempa terdiri dari rangka
penahan momen beton atau baja secara keseluruhan dan tinggi tingkat paling sedikit 3
m.
Ta = 0,1 N, N adalah jumlah tingkat
Ta = 0,1 x 4 =0,4 detik

3.5.2. Perhitungan Geser Dasar Seismik


(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.1)

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.1.1)

S DS 0,0572
CS = R = 3 = 0,0286
( ) ( )
Ie 1,5
3.5.3 Distribusi Vertikal Gaya Seismik

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.1.1)

4.5.3 Distribusi Horizontal Gaya Seismik

(Sumber : SNI-1726-2019 Pasal 7.8.1.1)


3.5.4 Perhitungan

Perhitungan Beban Per Lantai


Data
Profil
b h Beban
(m) (m)
Balok 0,3 0,4 Mati 150 kg/m2
Kolom 0,4 0,4 Hidup 200 kg/m2

Bj
Plat Tebal 0,15 m 2400
Beton kg/m2

Lantai 1 H bawah 4 m H atas 4 m  


   
Berat Kolom Lantai
 
1:
H1 = 4 m'  
N kolom = 16 buah  
Wk1 = 31104 kg  
   
Berat Balok Lantai 1
 
:
Panjang = 18 m Total = 72 m
N panjang = 4 Buah  
Lebar = 15 M Total = 60 m
N lebar = 4 Buah  
Wb1 = 38016 Kg  
   
Berat Pelat Lantai  
Luas Area = 270 m2  
Wp1 = 77760 Kg  
   
Berat Pembebanan  
W DL1 = 40500 Kg  
W LL1 = 16200 kg  
   
Total Beban  
W1 = 221628 kg        
Lantai 2 H bawah 4 m H atas 4 m  
   
Berat Kolom Lantai
 
2:
H2 = 4 m'  
N kolom = 16 buah  
Wk2 = 31104 kg  
   
Berat Balok Lantai 2 :  
Panjang = 18 m Total = 72 m
N panjang = 4 buah  
Lebar = 15 m Total = 60 m
N lebar = 4 buah  
Wb2 = 38016 kg  
   
Berat Pelat Lantai  
Luas Area = 270 m2  
Wp2 = 97200 kg  
   
Berat Pembebanan  
W DL2 = 40500 kg  
W LL2 = 16200 kg  
   
Total Beban  
W2 = 223020 kg        
Lantai 3 H bawah 4 m H atas 4 m  
   
Berat Kolom Lantai
 
3:
H3 = 4 m'  
N kolom = 16 buah  
Wk3 = 31104 kg  
   
Berat Balok Lantai 3 :  
Panjang = 18 m Total = 72 m
N panjang = 4 buah  
Lebar = 15 m Total = 60 m
N lebar = 4 buah  
Wb3 = 38016 kg  
   
Berat Pelat Lantai  
Luas Area = 270 m2  
Wp3 = 97200 kg  
   
Berat Pembebanan  
W DL3 = 40500 kg  
W LL3 = 16200 kg  
   
Total Beban  
W3 = 223020 kg        
Lantai 4 H bawah 4 m H atas 0 m  
   
Berat Kolom Lantai
 
4:
H4 = 2 m'  
N kolom = 8 buah  
Wk4 = 7776 kg  
   
Berat Balok Lantai 4 :  
Panjang = 18 m Total = 36 m
N panjang = 2 buah  
Lebar = 5 m Total = 20 m
N lebar = 4 buah  
Wb4 = 16128 kg  
   
Berat Pelat Lantai  
Luas Area = 90 m2  
Wp4 = 32400 kg  
   
Berat Pembebanan  
W DL4 = 4050 kg  
W LL4 = 5400 kg  
   
Total Beban  
W4 = 77274 kg        
Tabel 3. 23 Perhitungan Berat
Struktur

Tinggi Berat Wx Wx . Hx
Lantai
(m) (kg) (kg.m)
4 16 77274 1236384
3 12 223020 2676240
2 8 223020 1784160
1 4 223020 892080
Total 746334 6588864

Menghitung periode natural


Untuk T1 < Tc C = Am Ct = 0,2
Untuk T1 > Tc C = Ar . T Ct = 0,2 T
C = Am . Tc

Menggunakan rumus empirik terlebih dahulu


T= 0,565 detik < Tc
Gunakan Ct = 0,2 detik

Menghitung Base Shear


C = 0,2 detik
I = 1,5
R =3
Wt = 746334 kg
C . I .Wt
Vb = =¿ 74633,4 kg
R
Baik S-W atau E-W
Tabel 3. 24 Menghitung Gaya Lateral Ekuivalent
Berat
Tinggi Wx . Hx Fx Vx
Tingkat Ket Wx
(m) (kg) (kgm) (kg) (kg)
4 Dak 16 77274 1236384 14004.773 14004.77
3 Lantai 3 12 223020 2676240 30314.314 44319.08
2 Lantai 2 8 223020 1784160 20209.542 64528.62
1 Lantai 1 4 223020 892080 10104.771 74633.39
Jumlah 746334 6588864

3.5.5 Menghitung Jumlah Node


Sisi Lebar
Node : 4 Node
Tabel 3. 25 Jumlah Node Sisi Lebar

Lantai Fx (kg) Fx (node)


Dak 14004.773 7002.387
3 30314.314 7578.579
2 20209.542 5052.386
1 10104.771 2526.193
Sisi Panjang
Node : 4 Node
Tabel 3. 26 Jumlah Node Sisi Panjang

Lantai Fx (kg) Fx (node)


Dak 14004.773 3501.193
3 30314.314 7578.579
2 20209.542 5052.386
1 10104.771 2526.193

Anda mungkin juga menyukai