BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mekanika tanah merupakan salah satu mata kuliah dalam Teknik Sipil, yang terdiri
dari pembelajaran teori dan praktikum. Praktikum ini harus didasari dengan pemahaman
teori yang baik. Salah satu hal yang penting bagi mahasiswa adalah mampu
mengaplikasikan teori yang di dapat di dalam kelas dengan kegiatan praktikum di
laboratorium.
Salah satu pokok perhatian dalam mekanika tanah adalah kadar air. Dan untuk
memisahkan antara tanah dengan air, di gunakan uji kadar air untuk menghilangkan
airnya. Kadar air dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian kadar air dari suatu sampel tanah.
Setelah pembelajaran di dalam kelas secara teori mengenai kadar air, maka untuk
mengetahui cara menentukan kadar air tersebut maka dilakukan pembelajaran melalui
praktikum di laboratorium. Sehingga mahasiwa benar-benar memahami cara
mendapatkan nilai kadar air, bukan hanya melalui teori dalam kelas tetapi melalui
praktikum secara langsung.
sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pengujian kadar air pada tanah. Kadar air adalah perbandingan antara berat air dalam
contoh tanah dengan berat butir.
Tanah berguna sebagai bahan bangunan dan pendukung pondasi bangunan.
Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Pada kondisi kering, tanah terdiri
dari dua bagian, yakni butir-butir tanah dan pori-pori udara. Pada kondisi jenuh air, tanah
terdiri dari dua bagian yakni butir-butir tanah dan air pori. Pada kondisi tidak jenuh air
(natural), tanah terdiri dari tiga bagian, yakni butir-butir tanah, pori-pori udara dan air
pori.
Hubungan-hubungan berat dan volume yang biasa digunakan dalam mekanika tanah
adalah kadar air, porositas, angka pori, berat volume, berat jenis, derajat kejenuhan dan
lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN PENGUJIAN
I. TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui Untuk mengetahui keadaan lapisan
tanah di bawah tanah. Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau
tidak asli.
N
Lokasi Hand Boring
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan titik yang akan dibor
2. Bersihkan boring site dari rumput, akar dan sebagainya
3. Drad-drad pada stang bor harus bersih dari kotoran
4. Buat lubang dengan memutar mata bor sampai kedalaman yang diperlukan
5. Cabut mata bor
6. Keluarkan tanah untuk dideskripsikan dan diklasifikasikan secara visual
7. Ulangi pemboran sampai kedalaman maksimum yang dikehendaki
8. Pada kedalaman -0,50 m mata bor diganti dengan tabung UDS, dan tongkat T
diganti dengan kepada pemukul. Lalu dipukul secara perlahan sampai didapati
kedalaman -1,00 m.
9. Tabung UDS dikeluarkan dan diberi cairan parafin
Casing digunakan pada tanah-tanah yang tidak stabil, dimana lubang bor tak dapat
terbuka, atau jika pemboran dilakukan di bawah permukaan air. Diameter casing
harus lebih besar daripada diameter luar mata bor yang digunakan. Casing
dimasukkan pada kedalaman tertentu, dengan tidak melebihi kedalaman sampel
yang diambil.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Kedalaman
Sampel Jenis Deskripsi dan Klasifikasi
(cm)
Very Dark Grey
0-25 DS Top Soil Tanah coklat kehitaman, bergradasi gembur
dan kasar
Dark Grey
25-50 DS Lempung Berpasir
Tanah coklat berpasir agak lengket dan halus
50-75 UDS Lempung Berpasir
- Dari hasil penyelidikan lapangan didapati bahwa deskripsi tanah pada umumnya
adalah tanah lempung berpasir
2. Saran
I. TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi Komus dan
hambatan lejat dari tanah. Perlawanan Penetrasi Konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Hambatan Lekat
adalah perlawanan geser tanah yang terjadi pada selimut / selubung bikonus dan
dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Perlawanan Konus ( PK ) = kg / cm2
Hambatan Lekat ( JHL ) = kg / cm
8. Setelah proses pembacaan selesai , maka pipa secara bersamaan ditekan sedalam
20 cm sampai kedalaman beriktunya yang akan diukur.
- Dari hasil penyelidikan lapangan didapati nilai total hambatan pelekat pada
kedalaman 2,8 meter adalah sebesar 550 kg/cm
2. Saran
- Dalam penyelidikan sondur ini, pengangkuran harus dilakukan dengan baik agar
memastikan alat tidak bergoyang sewaktu peyelidikan yang mengakibatkan
berkurangnya nilai pembacaan manometer.
- Alat sondir harus dipastikan dalam posisi tegak.
Tanah memiliki beberapa keadaan tertentu, yaitu keadaan cair sampai beku, seperti
yang digambarkan dalam diagram berikut.
Keadaan yang paling penting adalah batas cair dan batas plastis yang disebut Batas
– Batas Atterberg. Batas Cair didefinisikan sebagai nilai kadar air tanah pada batas
antara keadaan cair dan plastis. Atau dapat dikatakan, batas cair adalah batas suatu tanah
berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
Penentuan Batas Atterberg dilakukan secara rutin untuk sebagian besar
penyelidikan tanah yang berbutir halus.
Cara penentuan batas cair dilakukan dengan memakai alat, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan kadar air yang berbeda dan banyaknya air dihitung
tiap ketukan.
Batas Plastis didefinisikan sebagai kadar air, yang dinyatakan dalam persen, di
mana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 inch (3.2 mm) menjadi retak-
retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan tanah.
2. Bahan
Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut:
Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih halus dari
saringan 0,42 mm (No.40). dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu
disaring dengan saringan No.40 lagi.
a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam pelat kaca
pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air
suling sedikit demi sedikit, sampai homogen.
d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, denga
menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur
(grooving tool) harus tegak lurus permukaan mangkok.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
2. Batas Plastis
a. Letakkan benda uji diatas pelat kaca, kemudian diaduk sehingga kadar air nya
merata.
b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu seberat
8 gram, kemudian bola-bola tanah itu digeleng diatas pelat kaca. Penggelengan
dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80-90 gelengan per menit.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Batas Cair
Jumlah Pukulan 40 30 20 12
No. Krus I II III IV
A Berat cawan + tanah basah gr 42,6 46,6 47,4 50
B Berat cawan + tanah kering gr 34,6 39,4 39,8 41,4
C Berat air (A – B) gr 8 7,2 7,6 8,6
D Berat krus (cawan) gr 17,4 26 26 26,4
E Berat tanah kering (B – D) gr 17,2 13,4 13,8 15
F Kadar air % 46,51 53,73 55,07 57,33
Tabel I.1 Hasil Perhitungan Pengujian
Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu. Jika ternyata titik-titik yang diperoleh
tidak terletak pada satu garis lurus maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-
titik tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air
inilah yang merupakan batas cair (liquid limit) dari benda uji tersebut.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Perhitungan :
Dari data diatas dapat diketahui bahwa kadar air dari tanah yang dibutuhkan untuk
menutup goresan sepanjang dasar contoh tanah dalam mangkok sebanyak 25 pukulan adalah
53,5 %
Batas Plastis
No. Krus I II
A Berat cawan + tanah basah Gr 29 19,4
B Berat cawan + tanah kering Gr 28 19
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Dari percobaan yang telah dilakukan batas terendah dari tingkat keplastisan
tanah tersebut adalah 37,50%.
VI. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari percobaan liquid limit dan plastic limit yang dilakukan, dan refrensi dari
buku Braja M.Das jilid 1 maka didapatkan hasil akhir
PI = LL-PL
= 53,50 – 37,50
= 16 %.
Dari angka tersebut maka dapat diketahui indeks plastisitas tanah lempung
lembek (soft clay) sebesar 16 %.
2. Saran
- Dalam pengujian ini perlu diperhatikan tebal maksimum sampel di dalam corong
mangkok cassagrande
- Dalam pengujian kadar air ini, perlu diperhatikan suhu kamar oven supaya tetap
konstan.
I. TUJUAN PENGUJIAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan dapat menentukan besaran nilai kadar
air tanah asli.
W2 W3
w= x100%
W3 W1
dengan:
w : kadar air yang dinyatakan dalam persen
W1 : berat cawan
W2 : berat cawan + berat tanah basah
W3 : berat cawan + berat tanah kering
Berat volume basah bila dinyatakan dalam berat, kadar air dan volume, menjadi:
Ww
Ws 1
W Ws Ww Ws Ws 1 w
g
V V V V Berat volume kering
Ws
gd
V
Buktikan adanya hubungan antara berat volume dengan berat volume kering dan
kadar air.
g
gd
1 w
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan
dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam
tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya
dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang
dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat
dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai akibat
pengurangan persediaan kelembaban tana (Buckman dan Brady, 1982)
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini
memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air
bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan
dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan
neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan
cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air
yang terdapat dalam tanah basah. (Hakim,dkk, 1986).
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah air
maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan pada saat
kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan kandungan air tanah sampai
batas titik layu permanen. Atas dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan antar
kapasitas lapang dan titik layu permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas
lapang tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat tinggi (Pairunan, A. K. dkk,
1997).
Air dalam tanah mengalir kebawah dengan gaya perkolasi sesuai dengan gavitasi
bumi. Hal ini disebabkan oleh sifat air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ketempat yang lebih rendah.(Syarief, 1986).
Persediaan air dalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi,
kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotraspirasi (penguapan langsung melalui
tanah dan melalui vegetasi), dan tingginya muka air tanah. Banyaknya kandungan air
dalam tanah berhubungsn erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam
tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi
antara lain oleh tekstur tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan
air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam
pada tanah umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung
atau liat(Hardjowigeno, 2003).
Peralatan
1. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang cukup. Cawan dapat
terbuat dari gelas atau logam misalnya alumunium.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)ᵒC
Bahan
Tanah asli/tidak terganggu dari tabung sampel atau dari kotak sampel hasil hand
boring.
3. Keluarkan sampel dan ambil contoh tanah, masukkan ke dalam cawan yang telah
kering dan bersih.
Dari data hasil pengujian tersebut didapati bahwa kadar air tanah sampel
tanah tak terganggu adalah sebesar 39,286%
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
2. Saran
- Dalam pengujian kadar air sampel UDS, perlu dilihat bahwa sampel betul-betul
dalam kondisi asli.
- Dalam pengujian kadar air ini, perlu diperhatikan suhu kamar oven supaya tetap
konstan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
W2 W1
GS
(W2 W1 ) (W4 W3 )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Dimana:
Gs adalah berat jenis tanah pada suhu 1°C
W1 adalah berat piknometer dengan tutup dalam keadaan kosong
W2 adalah berat piknometer + tanah
W3 adalah berat pinometer + larutan tanah
W4 adalah berat piknometer + air
Struktur tanah didefinisikan sebagai susunan geometric butiran tanah. Diantara
faktor – faktor yang mempengaruhi struktur tanah adalah bentuk, ukuran, dan komposisi
mineral dan butiran tanah serta sifat dan komposisi dari air tanah. Secara umum, tanah
dapat dimasukkan kedalam dua kelompok yaitu: tanah tak berkohesi (cohesionless soil)
dan tanah kohesif (cohesive soil).
Tanah terbagi dari dua bagian, yaitu bagian padat dan bagian rongga. Bagian padat
terdiri dari partikel – partikel padat, sedangkan bagian berongga terisi air atau udara
setengahnya bila tanah tersebut jenuh atau kering. Apabila gumpalan tanah tidak
sepenuhnya dalam keadaan basah atau jenuh, maka rongga tanah akan terisi oleh air dan
udara.
Peralatan :
1. Piknometer 3 buah
2. Gelas ukur
3. Corong Kaca 1 buah
4. Spatula 1 buah
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
6. Mesin vakum udara (Air Vacum Machine)
7. Squeeze bottle (Botol air suling)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Bahan :
Sampel tanah yang lolos saringan No.40 (0,425 mm)
Air suling
3. Isi masing-masing piknometer yang telah diisi tanah dengan air suling hingga
mencapai ketinggian ± 3 mm diatas permukaan tanah pada piknometer.
4. Putar masing-masing piknometer yang sudah berisi tanah dan air hingga gelembung
udara yang terlihat dapat keluar.
Gs=
No. Sampel 1 2
Berat piknometer + Tanah (W1) (gr) 69,8 68,4
Berat piknometer (W2) (gr) 45,2 43,0
Berat piknometer + Air + Tanah (W3) (gr) 159,0 158,2
Berat piknometer + Air (Pada T) (W4) (gr) 143,4 142,8
Berat jenis tanah (Gs) =
(gr/cm3) 2,73 2,54
(W2 - W1) / ((W4 – W1) + (W3 – W2))
Berat jenis rata-rata yang diperoleh dari ketiga pemeriksaan tersebut adalah 2,64 dan
antara pengujian tersebut ada penyimpangan hasil yang besar.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa spesific gravity tanah (GS) adalah sebesar
2,64
2. Saran
- Dalam pengujian spesific gravity ini, keberadaan vakum tentunya sangat penting dan
riskan. Oleh karena itu, proses pereduksian kadar udara di dalam tanah harus optimal
- Pada saat proses pereduksian kadar udara (vakum) harus di perhatikan secara
menyeluruh
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Elemen tanah dengan volume V dan membuat hubungan volume – berat agregat
tanah, tiga fase yaitu: butiran padat, air dan udara). Jadi volume total contoh tanah yang
diselidiki dapat dinyatakan sebagai:
Berat isi (ɣ) ialah perbandingan antara berat tanah asli dengan volume tanah tersebut.
Hubungan volume yang umumnya dipakai untuk suatu elemen tanah adalah angka pori
(void ratio), porositas (porosity) dan derajat kejenuhan (degree of saturation).
Udara
Vv= e
Air
Ww= wGsgw
V Vw = w Gs
W
Timbangan
Sendok Tanah
2. Bahan
Tanah asli/tidak terganggu dari tabung sampel atau dari kotak sampel hasil test pit
atau sumur uji.
Dari hasil pengujian tersebut didapati bahwa Berat Isi Tanah tak Terganggu adalah
1,643 gr/cm3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa unit weight tanah adalah sebesar 1,643
gr/cm3
2. Saran
- Dalam pengujian unit weight ini, pengeluaran sampel UDS sebaiknya dilakukan
dengan sangat hati-hati karena kecerobohan sedikit akan berpengaruh terhadap
nilai berat isi tanah tersebut.
- Pembacaan Jangka Sorong haruslah akurat, karena menentukan volume tanah
pada pengujian.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
I. TUJUAN PENGUJIAN
Untuk menentukan pembagian ukuran butir dari tanah yang lewat saringan no.200.
Digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif) dari cairan; yaitu, rasio
densitas cairan kepadatan air. Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki
diameter yang lebih kecil dari 0.074 mm (saringan no. 200 ASTM) dengan cara
pengendapan (hydrometer)
B. Proses Pengujian:
1. Memindahkan semua campuran tanah (6.3.3.4) setelah direndam 24 jam kedalam
mangkok mixer serta menambahkan air suling dari hasil pencucian glass beaker
dan mengaduknya selama 5menit
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa ayak tanah sampel yang digunakan pada praktikum di
Laboratorium, tanah sampel terdiri dari butiran < 2 mm sebesar 99,893 %, dengan
kandungan pasir kasar sebanyak 11,035 % , pasir halus sebanyak 78,945 % , lanau
sebanyak 5,603 % , dan lempung sebanyak 4,417 %
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
I. TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengeluarkan udara pada pori-pori tanah dan
memadatkan tanah dan memadatkan tanahnya dalam keadaan air optimum. Pada tanah
yang mengalami pengujian pemadatan akan terbentuk grafik hubungan berat volume
kering dengan kadar air. Kemudian dari grafik hubungan antara kadar air dan berat
volume kering ditentukan kadar air optimum.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang
sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secara bertahap pula. Misalnya, pada w = w 1, berat volume basah dari tanah
sama dengan:
Berat volume kering dari tanah tersebut pada kadar air ini dapat dinyatakan dalam
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air
tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat
ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga berat volume
kering maksimum tanah dicapai disebut kadar air optimum.
Pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan tersebut
dapat ditentukan di laboratorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat volume kering
γd dari tanah tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Harga γd dari persamaan di atas dapat digambarkan terhadap kadar air untuk
mendapatkan berat volum kering maksimum dan kadar air optimum
Prosedur pelaksanaan Uji Proctor Standart telah dirinci dalam ASTM Test
Designation D-698 dan dalam AASHTO Test Designation T-99.
Untuk suatu kadar air tertentu, berat volume kering maksimum secara teorotis
didapat bila pori-pori tanah sudah tidak ada udaranya lagi, yaitu pada saat di mana
derajat kejenuhan tanah sama dengan 100%. Jadi berat volume kering maksimum
(teoritis) pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi ”zero air voids” ( pori-pori tanah
tidak mengandung udara sama sekali) dapat ditulis sebagai:
Untuk mendapatkan variasi dari γzav terhadap kadar air, gunakanlah prosedur
berikut:
1. Tentukan berat spesifik butiran pada tanah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Pemadatan disini diartikan sebagai suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan suatu cara mekanis (digilas / ditumbuk). Kepadatan yang dicapai
tergantung dari banyaknya air dalam tanah tersebut, yaitu kadar airnya. Untuk
pembuatan timbunan tanah untuk jalan, struktur teknik, bandungan tanah, tanah yang
lepas harus dipadatkan untuk memperbaiki sifat-sifat dari tanah yang dapat memberi
akibat buruk pada konstruksi.
Ada dua cara pemadatan yang didasarkan pada jumlah tenaga yaitu pemadatan
standart dan memadatan berat atau modifikasi. Yang membedakan antara keduanya
adalah pada panjang penumbuk, pemadatan berat atau modifikasi menggunakan
penumbuk yang lebih panjang dibandingkan dengan pemadatan standard.
114.3 mm
5 0 .8 m m
6 0 .3 m m
9.5 mm
3.2 mm
108.0 mm
6.4 mm D. Slud
5 0 .8 m m
15.9 mm 6.4 mm
9.5 mm
12.7 mm 0.8 mm
12.7 mm
9.5 mm
152 mm
1
8 Garis luar cetakan tanah
5
lapisan pertama
15 16 21 22
7 10 7 23
14 17 20 25
13 11 19 24
5 12 5 18
lapisan kedua lapisan ketiga
Oven
Alat perata (scraper)
Talam Baja
Palu Karet
Kuas
Kantong plastik
Cawan
Extruder
2. Bahan
Tanah yang lolos ayakan 4 mm
Air
2. Ambil sample no.1, kemudian tuangkan ke dalam talam baja, lalu bagi kedalam
jumlah yang sama dengan 1/5 bagian dari tanah tersebut.
3. Masukkan 1/5 dari tanah tersebut kedalam cetakan silinder, kemudian tumbuk
dengan alat proctor sebanyak 56 kali dengan penumbukan pertama di tengah dari
tanah, selanjutnya tumbuk pada bagian pinggirrnya dengan selang – seling, begitu
seterusnya sampai 56 kali.
4. Pasang sambungan cetakan pada bagian atas dari cetakan tersebut, kemudian
masukkan lagi 1/5 dari tanah tersebut, lalu ditumbuk sebanyak 56 kali dengan
cara yang sama.
5. Kemudian masukkan lagi 1/5 dari tanah tersebut, lalu tumbuk sebanyak 56 kali
dengan cara yang sama.
6. Lepas bagian atas cetakan, dan ratakan permukaan tanah dengan menggunakan
alat perata (scraper).
7. Timbang cetakan yang berisi tanah yang telah dipadatkan tadi (W2).
8. Kemudian keluarkan tanah dari cetakan dengan menggunakan extruder, lalu
bersihkan alat tersebut untuk digunakan pada sample berikutnya.
9. Lakukan hal yang sama untuk sample no.2,3,4,5 dan 6.
10. Untuk menentukan kadar air dari tanah tersebut, ambil lima buah cawan, lalu
timbang beratnya masing-masing (B1).
11. Selanjutnya ambil sedikit sampel tanah dari masing-masing plastik, kemudian
masukkan kedalam setiap cawan (B2).
12. Lalu timbang masing-masing cawan.
13. Masukkan cawan berisi tanah tersebut ke dalam oven hingga diperoleh berat
tetap lalu timbang (B3).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Nomor 1 2 3 4 5 6
(gram
Berat cetakan 6033 6033 6033 6033 6033 6033
)
(gram
Berat tanah dan cetakan 9097 9264 9333 9533 9434 9486
)
Isi cetakan (cm3) 2124,3 2124,3 2124,3 2124,3 2124,3 2124,3
(gram
Berat cawan 13,8 13,8 13,6 13,8 13,8 13,8
)
(gram
Tanah basah + cawan 84,2 75,6 72,4 64 70 67,8
)
(gram
Tanah kering + cawan 79 69,4 65,6 57,2 61,2 59,8
)
(gram
Berat tanah basah 70,4 61,8 58,8 50,2 56,2 54
)
(gram
Berat tanah kering 65,2 55,6 52 43,4 47,4 46
)
Tabel 1. Data Hasil Pengujian
Nomor 1 2 3 4 5 6
Kadar air % 7,975 11,151 13,077 15,668 17,391 18,565
Berat isi basah gr/cm3 1,442 1,521 1,553 1,648 1,625 1,601
3
Berat isi kering gr/cm 1,336 1,368 1,374 1,424 1,385 1,350
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Zero void modified gr/cm3 2,181 2,040 1,962 1,868 1,809 1,772
Tabel 2. Pengolahan Data Hasil Pengujian
1,410
15,900
Dari hasil percobaan didapati bahwa kadar air optimum / optimum moisture
content (OMC) pemadatan modified yang dilakukan sebesar 15,8% untuk
mendapatkan kepadatan maksimum (γdry) sebesar 1,42 gr/cm3
2. Saran
- Dalam pengujian modified compaction ini, pemisahan cetakan atas dan bawah
harus dilakukan dengan hati-hati supaya volume tanah yang ada di dalam mould
tidak berkurang akibat somplak.
- Pemadatan tanah dengan penumbuk harus dilakukan dengan teliti, jangan ada
penumbukan yang berulang-ulang.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
PENGUJIAN PERMEABILITAS
A. CONSTANT HEAD
I. TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur atau menentukan permeabilitas suatu sampel
tanah.
Q = (k.A.t.∆h)/L k = (Q.l)/A.t.∆h
dengan, A = luas penampang aliran (m2 atau cm2)
t = waktu tempuh fluida sepanjang L (detik)
Δh = selisih ketinggian (m atau cm)
L = panjang daerah yang dilewati aliran (m atau cm)
Lambat 0,125-0,500
Sedang 2,000-6,250
Cepat 12,500-25,000
k =
= 0,539 mm/detik
1. Kesimpulan
A. CONSTANT HEAD
B. FALLING HEAD
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
I. TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur atau menentukan permeabilitas suatu sampel
tanah.
k = 2,303 x
a.L.Log(h1/h2)
A.t
dengan, A = luas penampang besar (m2 atau cm2)
a = luas penampang kecil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Lambat 0,125-0,500
Sedang 2,000-6,250
Cepat 12,500-25,000
6. Setelah gelembung-gelembung udara dalam pasir telah keluar semua, tutup kembali
lubang gelembung udara pada tutup tabung.
7. Catat penurunan tinggi muka air selama percobaan
k= 2,303 x
a.L.Log(h1/h2)
= A.t
2,303.78,53975.50.Log(710/670)
= 1,058x10-54656,62178.4620
mm/detik
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
1. Kesimpulan
Shear Mould
Proving Ring
Beban Konsolidasi
j) Atur agar pelat pendorong tepat menempel pada shear box bagian bawah. Cara
menggerakkannya adalah:
k) Lepaskan kunci penggerak manual dengan menarik clutch, sekarang penggeser dapat
digerakkan dengan memutar handwheel. Memutar handwheel searah jarum jam akan
menyebabkan pergeseran ke kanan/maju dan sebaliknya.
l) Setelah penggeser tepat bersinggungan dengan shear box bagian bawah, maka
kembalikan lagi clutch pada kedudukan terkunci, yaitu dengan jalan menarik dan
memutarnya.
m) Piston proving ring diatur agar tepat menyinggung shear box bagian atas, ini berarti
proving ring belum menerima beban. Jadi dial proving ring juga harus diatur tepat
pada nol, demikian juga dial pengukur deformasi horisontal.
n) Atur kedudukan loading yoke dalam posisi kerja, tempatkan juga kedudukan dial
untuk mengukur deformasi vertikal. Atur kedudukan dial ini pada posisi tertentu.
o) Siapkan beban konsolidasinya. Lengan pembebanan ini mempunyai perbandingan
panjang 1 : 10, jadi beban yang bekerja juga mempunyai perbandingan 1 : 10.
p) Sampel tanah siap digeser, dengan lebih dahulu menentukan kecepatan
penggeserannya.
q) Atur susunan gigi agar kecepatan penggeseran sesuai dengan yang diinginkan.
Kecepatan penggeseran yang umumnya dipakai ialah 0,30 mm/menit.
r) Periksa sekali lagi apakah jarum dial proving ring dan dial deformasi horisontal tepat
pada posisi normal. Sekarang penggeseran dapat dimulai, tapi jangan lupa
melepaskan kedua baut yang menyatukan shear box bagian atas dan bawah. Periksa
juga clutch, apakah sudah terkunci.
s) Lakukan pencatatan waktu pada saat penggeseran dimulai dan amati bahwa jarum
dial proving ring dan dial deformasi horisontal mulai bergerak, apabila kedua jarum
dial tersebut tidak bergerak berarti ujung dial tersebut belum menyentuh, hentikan
penggeseran.
t) Lakukan pembacaan dan pencatatan dial proving ring, dial deformasi vertikal atau
dial settlement, tiap dial deformasi horisontal bergerak 15 divisi.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
u) Lakukan pembacaan sampai contoh tanah runtuh, yang dapat diketahui dari proving
ring yang mulai turun. Setelah mencapai maksimum lakukan pembacaan terus
sebanyak 3 kali.
v) Setelah penggeseran selesai, maka kembalikan shear box pada posisi sebelum
digeser, dengan menggerakkan mundur secara manual. Lepaskan beban konsolidasi
dan keluarkan shear box dari tempatnya.
w) Lakukan kembali semua prosedur di atas dengan 1 buah contoh tanah lagi, tetapi
dengan menggunakan beban konsolidasi yang lebih besar.
Sampel 1
Berat Beban= 10 kg
P
σ1 =
Acorr
σ1 = 0,342 kg/cm2
Waktu Peralihan Luas Dial Gaya Tegangan
LRC
Pergeseran Horizontal Sampel Reading Geser Geser
A F τ
(kg/div) (detik) (cm) div.
(cm²) kg kg/cm3
0,317 0 0,50 29,22 0 0,000 0,000
0,317 15 1,00 29,22 7 2,219 0,076
0,317 30 1,50 29,22 13 4,121 0,141
0,317 60 2,00 29,22 18 5,706 0,195
0,317 90 2,50 29,22 23 7,291 0,249
0,317 120 3,00 29,22 27 8,559 0,293
0,317 150 3,50 29,22 30 9,510 0,325
0,317 180 4,00 29,22 32 10,144 0,347
0,317 210 4,50 29,22 33 10,461 0,358
0,317 240 5,00 29,22 35 11,095 0,380
0,317 270 5,50 29,22 36 11,412 0,390
0,317 300 6,00 29,22 37 11,729 0,401
0,317 360 6,50 29,22 34 10,778 0,369
0,317 420 7,00 29,22 33 10,461 0,358
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Sampel 2
Berat Beban= 20 kg
P
σ2 =
Acorr
σ2 = 0,684 kg/cm2
Sampel 3
Berat Beban= 30 kg
P
σ3 =
Acorr
σ3 = 1,027 kg/cm2
1 2 3
2
σ (kg/cm ) 0,342 0,684 1,027
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Dari data grafik diatas, didapat persamaan dari titik-titik hubungan antara tegangan geser dan
tegangan normal yaitu y= 0,3963x + 0,2531
c= 0,2531 kg/cm2
= tan-1(0,3963)
= 21,58783o 21,588o
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
τ= c + σ tan
1. Kesimpulan
Dari nilai tegangan dan regangan pada masing – masing sampel diperoleh
hubungan bahwa nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai regangan, maka
semakin besar nilai regangan akan semakin besar pula nilai regangannya.
Sampel σn τ n
1 0,976 1,295
B. Praktikum
- Memasang membran karet pada sampel dengan menggunakan alat pemasang:
Memasang membran karet pada dinding alat tersebut.
Menghisap udara yang ada diantara membran dan dinding alat dengan pompa
hisap.
Memasukkan sampel tanah ke dalam alat pemasang tersebut.
Melepaskan sampel tanah dari alat tersebut sehingga sampel terbungkus
membran.
- Memasukkan sampel tanah dan batu pori ke dalam sel triaxial dan menutupnya
dengan rapat.
- Memasang sel triaxial pada unit mesin triaxial.
- Mengatur kecepatan penurunan 1-2 % dari ketinggian sampel.
- Mengisi sel triaxial dengan gliserin sampai penuh dengan memberi tekanan pada
tabung tersebut. Pada saat gliserin hampir memenuhi tabung, udara yang ada dalam
tabung dikeluarkan agar gliserin dapat memenuhi sel. Fungsi gliserin ini adalah
untuk menjaga tegangan σ3 dapat merata keseluruh permukaan sel dan besarnya
dapat dibaca pada manometer. Untuk percobaan ini diberikan harga:
σ31 = 0.50 kg/cm2
Minor Major
Proving Dial Deviator
Strain (ε) Acorrection Stress Stress
No Ring Reading Stress (∆σd) σ32 σ12
2
% kg/div. cm div. kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
1 0 0,617 11,341 0 0,0000 1,0 1,0000
2 0,5 0,617 11,398 5,8 0,3140 1,0 1,3140
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
c= 0,56 kg/cm2
= 2,86o
c= 0,55 kg/cm2
Sampel σ1
1 1,7309
2 2,2581
Dari nilai tegangan dan regangan
pada masing – masing sampel diperoleh hubungan bahwa nilai tegangan berbanding
lurus dengan nilai regangan, maka semakin besar nilai regangan akan semakin besar
pula nilai regangannya.
Nilai sudut geser (ɸ) yang diperoleh dari ketiga sampel adalah 2,86° dan nilai kohesi
tanah (c) adalah 0,56 kg/cm2.
Semakin besar nilai sudut geser (ɸ) dan nilai kohesi (c), maka semakin besar kuat
geser (shear strength) yang dimiliki tanah.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
c) Mistar : 100 cm
d) Batang penetrasi : diameter 16 mm
11 67,9 44,6
12 91,1 67,8
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Percobaan 1
Percobaan 1
x y x.y x²
1 16,3 16,3 1
2 25,7 51,4 4
3 30,5 91,5 9
4 34,9 139,6 16
5 40,4 202 25
6 49 294 36
7 63,7 445,9 49
8 69,3 554,4 64
y = a + bx
(nΣxy - ΣxΣy)
b=
nΣx² - (Σx)²
2488
b=
336
b = 7,404762
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
(Σy - bΣx)
a=
n
63,22857
a=
8
a = 7,903571
y = 7,903571 + 7,404762x
x 0 5 10 15
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Percobaan 2
Percobaan 2
x y x.y x²
1 5,4 5,4 1
2 14,2 28,4 4
3 21,9 65,7 9
4 25,5 102 16
5 29,4 147 25
6 34,4 206,4 36
7 42,8 299,6 49
8 54,1 432,8 64
9 62,4 561,6 81
y = a + bx
(nΣxy - ΣxΣy)
b=
nΣx² - (Σx)²
5760
b=
825
b = 6,981818
(Σy - bΣx)
a=
n
-22,2
a=
8
a= -2,775
y = -2,775 + 6,981818x
x 0 5 10 15
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Percobaan 3
Percobaan 3
x y x.y x²
1 6,9 6,9 1
2 10,8 21,6 4
3 15,9 47,7 9
4 19,5 78 16
5 22,6 113 25
6 25,9 155,4 36
7 29,6 207,2 49
8 32,8 262,4 64
9 36,2 325,8 81
y = a + bx
(nΣxy - ΣxΣy)
b=
nΣx² - (Σx)²
7572
b=
1716
b = 4,412587
(Σy - bΣx)
a=
n
8,618182
a=
8
a = 1,077273
y = 1,077273 + 4,412587x
x 0 5 10 15
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Pengujian I : 1,95%
Pengujian II : 2,35%
Pengujian III : 4,2%
KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISTEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436 Fax. (061)8215845
http//:www.polmed.ac.id e-mail : polmed.ac.id,info@polmed.ac.id
Untuk memeriksa kepadatan di lapangan pada lapisan tanah atau lapisan perkerasan
yang telah dipadatkan.
Alat :
Bahan :
Yang dimanfaatkan adalah air, yang sudah diketahui massa jenisnya adalah 1 kg/lt
atau 1kg/dm³ atau 1 g/cm³ atau 1 ton/m³. Untuk keperluan praktis dianggap berat isi
air = massa jenis air, dengan mengabaikan faktor percepatan gravitasi yang berbeda
antar lokasi.
ɣp =
Vlubang =
Data