Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH II

OLEH:

1. MARSELINA MENGE
2. MIKAE OGAN
3. FRANSISKA SENA
4. MARIA YUNITA WEA ADHI
5. WILHELMUS PADA
6. AGNESTY MELIANA YOMAN
7. ODILIA OSTIN NGGEWU CARVALLO
8. YOHANES BERKHMANS RALI MANA
9. PASKALINA OWA BEI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2022
KATA PENGANTAR

Puji dansyukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini denganbaik.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mengalami hambatan. Namun berkat

dukungan dan motivasi baik secara materi maupun moril dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis

mengucapkan limpah terimakasih kepada :

1 Ibu Veronika Miana Radja, ST. MT sebagai Dosen Pengasuh matakuliah Mekanika

Tanah dan sebagai Dosen Pembimbing dalam Praktikum

2 Bapak Endong Kapitan, ST dan Rekan-rekan Kerja Laboraturium Fakultas Teknik

Universitas Flores Ende

3 Rekan-rekan mahasiswa yang secara langsung maupun tak langsung telah membantu

mendorong dan menyumbangkan pikiran guna menyukseskan laporan ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik, saran dan masukan yang bersifa tkonstruktif dari semua pihak sangat

diharapkan untuk penyempurnaan laporan ini.


.DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3 PERMASALAHAN
1.4 LOKASI PENELITIAN
1.5 RUANG LINGKUP PRAKTIKUM
1.5.1 PENGAMBILAN SAMPEL
1. HAND BORING
1.5.2 PENELITIAN LAPANGAN
1. UJI SAND CONE
1.5.3 PENELITIAN DI LABORATORIUM
1. UJI ANALISA SARINGAN
2. UJI BERAT JENIS TANAH
3. UJI PROCTOR
4. UJI PLASTISITAS TANAH
1.6 METODE PENELITIAN
1.6.1 METODE PENGUMPULAN DATA
1.6.2 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
1.6.3 ANALISA DATA
BAB II PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENELITIAN LAPANGAN
2.1 PENGAMBILAN SAMPEL
2.1.1 HAND BORING
a. MAKSUD DAN TUJUAN
b. PERALATAN
c. PROSEDUR PERCOBAAN
d. TABEL BORING
2.2 PENELITIAN di LAPANGAN
2.2.1 UJI SAND CONE
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI PLASTISITAS TANAH
2.3 PENELITIAN di LABORATORIUM
2.3.1 UJI ANALISA SARINGAN
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI ANALISA SARINGAN
g. GAMBAR GRAFIK
2.3.2 UJI BERAT JENIS TANAH
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI SPESIFIK GRAVITY
2.3.3 UJI PROCTOR
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI PROCTOR
g. GAMBAR GRAFIK
2.3.4 UJI PLASTISITAS TANAH
1. UJI BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL (LIQUID LIMIT)
g. GAMBAR GRAFIK
2. UJI BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL (PLASTIC LIMIT)
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN MASING-MASING PRAKTIKUM


A. PENELITIAN DI LAPANGAN
1. UJI SAND CONE TEST
B. PENELITIAN DI LABORATORIUM
1. UJI ANALISA SARINGAN
2. UJI PLASTISITAS TANAH
3. UJI PROKTOR
4. UJI SPESIFIK GRAVITY
3.2 KESIMPULAN UMUM
3.3 SARAN
3.4 DAFTAR GAMBAR PROSES PENGUJIAN
LEMBAR ASISTENSI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Ilmu Mekanika Tanah ( Soil Mechanies ) adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan
yang mempelajari sifat dari tanah dan kelakuan masah tanah tersebut bila menerima
bermacam-macam gaya. Ilmu ini dipelopori oleh Karl Terzaghi yang membahas prinsip-
prinsip dasar dari Ilmu Mekanika Tanah dalam bukunya yang selanjutnya menjadi dasar bagi
banyak studi-studi lanjutan lainnya.Mekanika Tanah dalam kaitannya dengan Teknik Sipil
sangat diperlukan.Karena tanah dalam berbagai macam pekerjaan Teknik Sipil selain
berfungsi sebagai pendukung dari bangunan-bangunan yang didirikan diatasnya.
I.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pada praktikum Mekanika Tanah adalah
 Untuk mengetahui warna tanah dan tekstur tanah
 Untuk mengetahui sifat-sifat tanah pada suatu tempat seperti kandungan kadar airnya,
 Untuk mengetahui analisa pembagian butir
 Untuk mengetahui konsistensi tanah,
 Untuk mengetahui spesifik gravity
 Untuk mengetahui pemadatan tanah (kapasitas daya dukung terhadap beban dan lain-
lainnya).
Dengan mengetahui sifat-sifat dari tanah pada suatu tempat yang akan didirikan
bangunan diharapkan mengatasi masalah-masalah yang muncul atau akan terjadi.

I.3 PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana mengetahui karateristik dari suatu tanah?
2. Bagaimana proses kerja dalam pengambilan sampel, penelitian lapangan dan
penelitian di laboratorium.

I.4 LOKASI PENELITIAN


TK Universitas Flores Ende
I.5 RUANG LINGKUP PRAKTIKUM
I.5.1 Pengambilan Sampel
-Hand Boring
I.5.2 Penelitian di Lapangan
-Uji Sondir
-Uji Sand Cone
I.5.3 Penelitian di Laboratorium
-Uji Analisa Saringan
-Uji Berat Jenis Tanah
-Uji Proctor
-Uji Plastisitas Tanah

I.6 METODE PENELITIAN


1.6.1 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang sering digunakan untuk mengumpulkan data adalah
dengan melakukan percobaan atau praktikum baik yang dilakukan dilaboratorium Teknik
Sipil Universitas Flores maupun di lokasi atau di lapangan.

1.6.2 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Prosedur pengumpulan data diawali dengan melakukan survey kondisi alapangan atau
tempat yang akan digunakan untuk mengambil sampel tanah. Selain dengan melakukan
survey juga dilakukan percobaan di laboratorium teknik sipil Uniflor.

1.6.3 ANALISA DATA


Analisa data dilakukan dengan menghitung hasil yang diperoleh setelah melakukan
praktikum di laboratorium teknik sipil. Setelah itu disajika baik dalam bentuk tabel dan
diagram atau kurva.
BAB II
PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENELITIAN LAPANGAN

2.1 PENGAMBILAN SAMPEL


2.1.1 Hand Boring
Untuk mendapat suatu gambaran yang baik tentang struktur dan susunan tanah,
diadakan penelitian.Adapun fungsi dari penelitian/penyelidikan tanah tersebut adalah
pengenalan lapangan atau keadaan lapisan tanah. Untuk pengambilan sampel tanah tidak
terganggu dan tanah terganggu guna keperluan penelitian untuk mendapatkan parameter-
parameter tanah yang diperlukan bagi perencana teknik sipil dan untuk mendapatkan posisi
muka air tanah. Sampel tanah yang dipergunakan dalam praktikum Mekanika Tanah ini berasal
dari daerah kebun dekat pemukiman warga di daerah udayana atas. Keadaan permukaan tanah
dilokasi pengambilan sampel tanah tersebut cenderung rata/datar dan ada beberapa pohon.
Lapisan permukaan tanah sampel berwarna cokelat .Tanah tersebut merupakan tanah timbunan.
Penyelidikan tanah ( SoilInvestigation) tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara
atau metode dan menggunakan berbagai macam / jenis peralatan. Adapun alat yang kami
gunakan untuk membuat laporan ini adalah dengan menggunakan bor tangan. Adapun
kedalaman tanah yang kami teliti dan kami ambil samplenya untuk digunakan di dalam
penelitian di laboratorium adalah sedalam 1,0 meter dimana tiap 0,2 meter diambil dan diamati
warna dan teksturnya.
Sample-sample dari tanah tersebut kami teliti di dalam laboratorium guna mendapatkan
data-data mengenai Kadar air tanah, analisa pembagian butir dan Konsistensi tanah.
a. Maksud dan Tujuan
Mengambil sampel tanah berbagai kedalaman untuk mendapatkan suatu gambaran
yang baik tentang struktur dan susunan. Kedalaman maksimum yang dapat dilakukan
oleh bor tangan adalah 1 meter dan hanya untuk tanah lunak.
a) Pengenalan lapangan atau keadaan lapisan tanah
b) Untuk pengambilan sampel tanah tidak terganggu dan tanah terganggu guna
keperluan penelitian untuk mendapatkan parameter-parameter tanahyang
diperlukan bagi perencana teknik sipil
c) Untuk mendapatkan posisi muka air tanah
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam tes Hand Bor:
 Bor, mata bor berbentuk spiral
 Kepala pengambil sample dengan kuncinya
 Satu set stang bor
 Pemutar stang bor
 Tabung sample berdiameter
 Kantong plastik
 Pisau pemotong sample, obeng, kunci pipa, pensil, pita ukur serta alas terpal
sebagai tempat sample

c. Prosedur Percobaan
1. Sebelum melakukan pemboran, maka kita siapkan dulu alat-alat yang akan kita pakai
untuk pengeboran antara lain mata bor, stang pemutar, kunci inggris, dan tabung atau
wadah (plastik) untuk penyimpanan sampel yang akan dibawa ke laboratorium guna
diteliti. Mata bor dihubungkan dengan stang bor dan dimasukan kedalam tanah secara
tegak lurus dengan permukaan tanah pada titik yang telah ditetapkan. Mata bor ditekan
masuk kedalam tanah dengan cara memutar stang bor tersebut.
2. Apabila pengeboran sudah mencapai 0,2 meter stang bor ditarik dan diamati warna dan
digenggam untuk mengetahui tekstur dari tanah tersebut. Pengeboran ini di ulang sampai
pada kedalaman yang ditentukan, yakni pada kedalaman 1,0 meter.
3. Setelah mencapai 1,0 meter stang bor diangkat dan sampel tanah pada kedalaman ini
diambil dan dimasukkan kedalam wadah (kantong plastik) untuk dibawa ke laboratorium
guna melakukan pengujian.
4. Apabila pengeboran telah selesai alat-alat yang kita pakai untuk pengeboran
dibersihkan/dicuci untuk menghindari karat dan dikembalikan (disimpan pada tempat
semula).
d. Tabel Boring
Tabel Boring

Kedalaman ( cm) Analisa


20 - Pasir berlembung
mengandung kerikil
- Berwarna coklat

- Pasir edikit
40
berlempung
mengandung lebih
banyak kerikil dari 20
cm sebelumnya
- Berwarna coklat

60 - Pasir berlempung
mengandung kerikil
- Berwarna hitam

- Pasir berlempung
80 mengandung kerikil
- Berwarna hitam

- Pasir berlempung
100
mengandung kerikil
- Berwarna hitam
2.2 PENELITIAN DI LAPANGAN
2.2.1 UJI KEPADATAN PASIR (SAND CONE TEST)
a. Teori

Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang
dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan tanah) asli ataupun
hasil suatu pekerjaan pemadatan, pada tanah kohesif maupun non kohesif.
Percobaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di
lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu
perbandingan antara γd lapangan (kerucut pasir) dengan γd maks hasil percobaan
pemadatan di laboratorium dalam persentase lapangan.Kerucut Pasir (sand cone) terdiri dari
sebuah botol plastik atau kaca dengan sebuah kerucut logam dipasang di atasnya. Botol kaca
dan kerucut ini diisi dengan pasir Ottawa kering yang bergradasi buruk, yang berat
isinya sudah diketahui. Apabila menggunakan pasir lain, cari terlebih dahulu berat isi pasir
tersebut.
Di lapangan, sebuah lubang kecil digali pada permukaan tanah yang telah dipadatkan.
Apabila berat tanah yang telah digali dari lubang tersebut dapat ditentukan (Wwet) dan kadar
air dari tanah galian itu juga diketahui, maka berat kering dari tanah (Wdry) dapat dicari
dengan persamaan:

Wdry = Wwet / (1 + (w/100))

dimana : w = kadar air.


Setelah lubang tersebut digali (tanah asli ditimbang seluruhnya), kerucut dengan botol berisi
pasir diletakkan di atas lubang itu. Pasir dibiarkan mengalir keluar dari botol mengisi
seluruh lubang dan kerucut. Sesudah itu, berat dari tabung, kerucut, dan sisa pasir dalam
botol ditimbang.
Volume dari tanah yang digali dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut

V = (Wch - Wc) / γdry (pasir)

dimana : Wch = berat pasir yang mengisi kerucut dan lubang pada tanah

Wc = berat pasir yang mengisi kerucut

b. Maksud dan Tujuan


1. Metode ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pengujian
kepadatan di lapangan dari suatu laisan tanah
2. Tujuan metode uji ini adalah untuk memperoleh angka keadatan tanah lapangan.
c. Peralatan dan Bahan
 Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 1- 4 liter.
 Takaran yang telah diketahui isinya (± 2019 ml ¿ dengan diameter lubang ± 16 ,51 cm ,
corong kalibrasi pasir dengan diameter ±16,51 cm, plat corong.
 Plat untuk dudukan corong pasir ukuran 30,48 * 30,48 cm dengan lubang dimeter
16,51 cm.
 Ayakan nomor 10 dan nomor 200
 Mistar perata dari baja
 Meteran ( 2 m )
 Linggis kecil, palu, sendok, kuas, pahat.
 Peralatan untuk menentukan kadar air.
 Timbangan dengan kaasitas minimum 500 gr dengan ketelitian sampai 0,1 gr.
d. Prosedur Percobaan

 Isi botol dengan air secukupnya


 Ratakan permukaan tanah yang akan di uji, letakkan plat corong ada ermukaan yang
telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di ke-empat sisinya
 Gali lubang sedalam minimal 10 cm, atau tidak melampaui tebal satu hamparan
padat
 Masukkan semua tanah hasil galian ke dalam wadah yang tertutup, timbang wadah
dan tanah ( =W11 gr)
 Timbang alat sand cone dengan pasir di dalamnya ( =W12 gr )
 Letakkan alat dengan diatas plat corong dengan corong besar menghadap ke bawah,
buka kran dengan pelan-pelan sehingga pasir masuk ke dalam lubang yang telah di
gali, setelah pasir berhenti mengalir tutup kran kembali dan timbanglah alat Sand
cone + sisa pasir( =W13 gr )
 Hitung berat pasir dalam lubang tanah yang di gali ( =W11 – W12 ) – ( W6 –W5 ) =
W14 gr
 Hitung volume lubang yang digali = W14/Yasir=Vt
 Hitungberattanah yang gali = W10 – W11 gr
gr
 Hitungberatisitanah = ( W10 – W11 / Vt = Y tanah
cm
 Cari kadar air tanah galian galian untuk menentukan kadar air ( Wn % ¿
 Hitungberatisikeringtanah = Ydry = Ytanah / ( 1 + wn ) gr/cm3
e. Perhitungan

1. Menghitung kadar air


Rumus yang digunakan;
W = 100%
Dengan;
a = berat cawan kosong
b = berat cawan + tanah basah
c = berat cawan + tanah kering
2. Menghitung kepadatan tanah di lapangan dengan sand cone
 Berat pasir dalam corong + lubang = W6-W7
 Berat pasir dalam corong = W4-W5
 Berat pasir dalam lubang (W10) = (W6-W7)-(W4-W5)
 Berat isi pasir =ᵞP = ((W3-W1)//V1
 Volume tanah ( pasir dalam lubang ) =W10/ ᵞP
 Berat tanah basah = W8-W9
 Berat isi kering = ᵞb = ( W8-W9)/ V
 Berat isi kering = ᵞd = ᵞb/(100+W)
 Derajat kepadatan lapangan = D = ((ᵞd lap )/(ᵞd lab)) x 100%

f. Tabel Uji Plastisitas Tanah


Data pengujian sand cone disajikan dalam bentuk tabel seperti pada gambar beikut;
1. Tabel Berat Volume Tanah
Berat volime tanah Simbol Satuan
berat corong +tabung +pasir Wc + Wt + Ws Gr 7,330
berat corong +tabung +pasir
Wc + Wt + WsI Gr 3,062
sisa
berat pasir di corong Wsc Gr 1,544
berat wadah Ww Gr 245
berat wadah + tanah yang di
Ww + Wtnh Gr 3104
keruk
berat tanah kerukan Wtnh Gr 2859
berat pasir ottawa dalam
WsI Gr 2724
lubang
berat jenis pasir ottawa Gs 1
volume lubang keruk Vib = WsI / Gs cm³ 2724
berat volume tanah Yt = Wtnh / Vib gr/cm³ 1,05
Berat volume tanah kering Yd=Yt/(1+(w/100)) Gr/cm³ 0,95

2. Tabel kadar air

Titik1
No Uraian Percobaan Satuan
a B c
1 Nomor cawan 23 28 37
2 Berat cawan Gr 9,1 9,2 9.2
Berat tanah basah +
3 Gr 61,5 54,3 60,9
cawan
Berat tanah kering +
4 Gr 56,3 50 56,1
cawan
5 Berat air Gr 5,2 4,3 4,8
6 Berat tanah kering Gr 47,2 40,8 46,9
11,0
7 Kadar air (%) % 10,54 10,23
2
Kadar air rata-rata %  10,6
a b C
berat tanah
51,7
Basah 52,4 45,1
Berat tanah
46,9
kering 47,2 40,8
Berat air 5,2 4,3 4,8

Dari Pengujian dilapangan tersebut untuk menentukan kerapatan tanah setempat dapat
bersifat destruksi.Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan mengukur sebuaha silinder
kedalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui.
2.2.2 UJI ANALISA SARINGAN
a. Teori
Analisa saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang
lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir. Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang
lebih besar dari 75 μm (tertahan oleh saringa nomor 200).

Untuk menentukan dan mengklasikasikan tanah, diperlukan suatu pengamatan di


lapangan dan suatu percobaan lapangan yang sederhana. Untuk memperoleh hasil
klasifikasi yang objektif , biasanya tanah itu secara sepintas dibagi dalam tanah berbutir
kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu hasil analisa mekanis. Selanjutnya tahap
klasifikasi tanah berbutir halus diadakan berdasarkan percobaan konsistensi. Praktikum
pengukuran pembagian butir bertujuan untuk menentukan perbandingan berat kelompok
butir yang sama ukurannya.

Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah melalui


seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar berada paling atas
dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan pada saringan tersebut
disebut salah satu dari ukuran butir sampel tanah. Saringan yang digunakan yaitu No
saringan 4, 10, 20, 40, 60, 100, 20, dan pan. Berat tanah yang tertahan ditiap saringan
dihitung beratnya dan persentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap saringan
dihitung beratnya.

Dengan mengetahui pembagian besarnya butir dari suatu tanah, maka kita  dapat
menentukan klasifikasi terhadap suatu macam tanah tertentu atau dengan kata lain dapat
mengadakan deskripsi tanah. Besarnya butiran tanah biasa digambarkan dalam grafik.

b. Maksud dan Tujuan


Tujuan utama dari pengujian pembagian butir ini adalah:
1. Untuk mengetahui prosentase susunan butir tanah sesuai batas klasifikasinya
sehingga dapat diketahui jenis contoh tanah yang diuji.
2. Untuk mengetahui distribusi butir agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan, untuk butiran-butiran tanah yang tertahan pada
saringan nomor 200
3. Untuk menentukan pembagian ukuran butir tanah yang lolos saringan nomor
200
4. Analisa hidrometer (untuk partikel ukuran < 0,075 mm)

c. Peralatan

- Ayakan tidak berlubang yang diletakan pada urutan paling bawah dari susunan
ayakan, tutup ayakan, dan ayakan nomor 4,10, 20, 40, 60, 100 dan 200.
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Oven
- Mesin pengguncang ayakan
d. Prosedur Percobaan

1. Keringkan contoh tanah yang akan ditest didalam oven


2. Tentukan berat contoh tanah yang akan ditest, dalam praktikum ini berat tanah
diambil sebanyak 200 gram.
3. Susun rangkaian ayakan-ayakan yang diperlukan berdasarkan urutan nomornya.
Ayakan dengan ukuran lubang besar diletakkan diatas ayakan yang mempunyai
ukuran lubang besar lebih kecil. Ayakan nomor 200 diletakan paling bawah, lengser
(pan) diletakan dibawah ayakan nomor 200untuk menampung butir-butir tanah yang
lolos lewat ayakan nomor 200.
4. Letakkan semua contoh sampel tanah yang telah disiapkan didalam ayakan yang
diletakkan paling atas dari susunan ayakan yang telah disiapkan.
5. Tutup ayakan yang telah diisi dengan tanah.
6. Dengan menggunakan mesin pengguncang, guncang susunan ayakan beserta contoh
tanahnya selama 10 sampai 15 menit.
7. Hentikan mesin pengguncang dan ambil susunan ayakan beserta contoh tanah yang
diayak dari mesin pengguncang.
8. Timbang dan catat berat dari contoh tanah yang tertahan pada tiap-tiap ayakan
dan pada lengser.
e. Perhitungan

Rumus yang digunakan :


 Prosentase tertahan = Berat Tertahan /total berat tanah tertahan x 100
W3
Persentase tanah tertahan (Rn) = x 100%
W
 Prosentase komulatif dari tanah yang tertahan adalah;
= prosentase berat tertahan + prosentase berat tertahan selanjutnya
 Prosentase berat lolos adalah :
= prosentase berat lolos ke (n-1) – prosentase komulatif berat tinggal ke n
f. Tabel 4. Uji Analisa Saringan

Ukuran saringan mengikuti standar ASTM dengan ketentuan dan hasil uji analisa
saringan sebagai berikut

Berat Prosentase Prosentase Komulatif


Diameter saringan
Tertahan tertahan Tertahan Lolos
Nomor (mm) ( gr) % % %
4 4,760 18,2 1,82 1,82 98,18
10 2,000 56,4 5,64 7,46 92,54
20 0,850 116,7 11,67 19,13 80,87
40 0,425 152,5 15,25 34,38 65,62
60 0,250 213,1 21,31 55,69 44,31
120 0,149 231,7 23,17 78,86 21,14
200 0,075 73,3 7,33 86,19 13,81
pan 0,000 138,1 13,81 100,00 0,00
1000

g. Gambar Grafik
kerikil pasir lanau lempung
100.00 98.18
90.00 92.54
80.00 80.87
70.00
65.62
60.00
50.00
44.31
40.00
30.00
20.00 21.14
13.81
10.00
0.00
10.000 1.000 0.100 0.010

2.2.3 Uji Berat Jenis Tanah


a. Teori
Berat jenis (spesific gravity) tanah adalah perbandingan antara berat jenis isi butIr
tanah terhadap berat isi air pada temperatur 4°C, tekanan 1 atmosfer. Percobaan ini
mencakup penentuan berat jenis (specific gravity) tanah dengan menggunakan botol
Erlenmayer.
b. Maksud Dan Tujuan
Tujuan dari pengujian berat spesifik (Gs) adalah untuk menentukan berat spesifik
(Gs) dari suatu sampel tanah

c. Peralatan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian berat spesifik :
1. Alat
 Bejana Volumetri 2 buah
 Timbangan digital 1 buah
 Termometer 1 buah
 Oven pengering 1 buah
 Kompor listrik 1 buah
2. Bahan
 Tanah lolos ayakan no. 4
 Air destilasi
d. Prosedur Percobaan
1. Ambil contoh tanah seberat ± 60 gram. Contoh tanah diremas dan dicampur dengan
aquades di dalam suatu cawan senhingga menyerupai bubur yang homogen
2. Adonan tanah ini kita masukan kedalam erlenmeyer dan tambahkan aquades .
3. Erlenmeyer yang berisi contoh tanh ini dipanaskan di atas kompor listrik selama ± 10
menit supaya gelembung udaranya keluar.
4. Sesudah itu erlenmeyer diangkat dari kompor dan ditambah dengan aquades sampai
batas kalibrasi, lalu diaduk sampai suhunya merata.
5. Jika suhunya kurang dari 45°c, erlenmeyar dipanaskan sampai 45° - 50°c. Muka air
akan melewati batas kalibrasi lagi, kelebihan air diambil dengan pipet. Sebelumnya
pengukuran suhu, selalu diaduk supaya suhunya merata.
6. Erlenmeyer direndam dalam suatu dish yang berisi air agar suhunya turun.
7. Aduk agar temperaturnya merata. Setelah mencapai suhu 30°c diambil, bagian luar
dikeringkan. Disini permukaan air turun maka perlu ditambahkan aquades sampai
batas kalibrasi, kemudian ditimbang.
8. Suhu diturunkan lagi sehingga mencapai 25° c. Erlenmeyer diambil, bagian luar
dikeringkan, ditambahkan air hingga batas kalibrasi dan ditimbang.
9. Larutan tanah tersebut kemudian dituangkan dalam dish yang telah ditimbang
beratnya. Semua larutan harus bersih dari erlenmeyer, jika perlu dibilas dengan
aquades. 10 dish + larutan contoh tanah di oven selama 24 jam dengan suhu 120° c.
10. Berat dish + tanah kering ditimbang sehingga didapatkan berat kering tanah (w3).
11. Dari percobaan di atas dapatkan tiga harga g yang kemudian dirata-rata.
e. Perhitungan
Rumus yang digunakan :
 A = M2-M1
 B = M3-M4
 C = A-B
W 2−W 1
 Gs ¿ xk
(W 4−W 1 )−( W 3−W 2)
Dimana:
W1 = Berat bejana volumetri (gr)
W2 = Berat bejana volumetri + tanah kering (gr)
W3 = Berat bejana volumetri + tanah + air (gr)
W4 = Berat bejana volumetri + air (gr)
t0C = Temperatur (Celsius)
Gs = Gravitasi khusus tanah
K = faktor koreksi terhadap suhu.

f. Tabel Uji Spesifik Gravity

Jumlah Percobaan
No Uraian Percobaan Satuan
1 2
1 Nomor bejana volumetri 500 ml Iwaki Herma
2 Berat bejana volumetri (W1gr) gr 172,800 154,900
3 Berat volumetri + tanah (W2gr) gr 372,800 354,900
4 Berat volumetri + air (W3gr) gr 668,600 650,900
5 Berat volumetri +tanah + air (W4gr) gr 798,200 780,500
6 Berat tanah kering (W5=W2-W1) gr 200,000 200,000
T1° C
7 Temperatur campuran T1° Ccc cc
30 30
8 Specific Gravity Gs=W5/((W3+W5)-W4) Gs 2,84 2,84
9 *Faktor koreksi α α 0,962 0,962

13 Specific Gravity Gs=αxGs 2,73 2,73


Gs Rata-rata 2,73

2.2.4 Uji Proctor


a. Teori
Pemadatan adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak
antara partikel sehingga terjadi reduksi volume udara yaitu tidak terjadi perubahanvolume
air yang cukup berarti pada tanah. Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume
kering tanah yang dipadatkan. Bila air ditambahkan pada suatu tanah yang telah
dipadatkan, air tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-
partikel tanah. Karena adanya air partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah
bergerak dan bergeser satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat dan
padat. Setelah mencapai kadar air tertentu adanya penambahan kadar air justru akan
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah . hal ini disebabkan karena air
tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat
ditempati oleh prtikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana berat volume kering
maksimum tanah dicapai disebut kadar air optimum. Prosedur dinamis laboratorium yang
standar biasanya disebut percobaan Proctor. Pengujian pemadatan tanah dalam praktikum
ini digunakan standar proctot.
b. Maksud Dan Tujuan
 Menaikkan kekuatan tanah
 Memperkecil pemampatannya dan daya rembes airnya
 Memperkecil pengaruh air terhadap tanah
c. Peralatan
1. Cetakan besi yang berbentuk silinder, diameter = 10,2 cm
2. Penumbuk besi, tinggi jatuh = 30,48 cm, berat = 2,50
3. Timbangan dengan ketelitian minimal 0,1 gr
4. Penampan besar
5. Dongkrak hidrolik
6. Penggaris besi dengan pinggiran lurus
7. Ayakan nomor 4
8. Cawan
9. Oven
10. Gelas ukur
11. Air
12. Contoh tanah (sampel tanah yang akan diuji)
d. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Ambil sampel tanah yang akan diuji, gumpalan-gumpalan dipecah hingga kecil-kecil
3. Lakukan proses pemadatan dengan Contoh tanah yang telah disediakan dicampur dan
diaduk secara merata dengan air sebanyak 100 ml dan tanah tersebut dimasukan
kedalam cetakan sebanyak 3 lapis dengan masing-masing lapisan mendapat 25 kali
tumbukan. (Dalam percobaan praktikum ini proses pemadatan dilakukan sebanyak 5
kali percobaan, dimana setiap percobaan ditambahkan air sebanyak 100 ml, maka
jumlah air yang ditambahkan dalam tanah pada masing- masing percobaan akan
berbeda menjadi 0 ml, 100 ml, 200 ml, 400 ml.)
4. Setelah pemadatan selesai, silinder perpanjangan dilepas dari cetakan, kelebihan
tanah yang dipadatkan dipotong supaya rata dengan cetakan, kemudian cetakan dan
tanah tersebut yang ada dalam cetakan ditimbang dan dicatat hasilnya
5. Kemudian keluarkan tanah yang telah dipadatkan dari dalam cetakan, lalu ambil
sedikit tanah yang dikeluarkan dari cetakan untuk dimasukan kedalam cawan guna
dicari kadar airnya. Cawan dan tanah basah tersebut ditimbang dan dicatat hasilnya
kemudian dimasukan kedalam oven selama 24 jam,
6. Gumpalan tanah yang baru dikeluarkan dari cetakan dipecahkan dengan tangan dan
dicampur dengan tanah yang masih ada di penampang besar , kemudian tambahkan
air dan campurkan dengan merata. Kemudian lakukan proses pemadatan (ulangi
langkah-langkah diatas sampai pada percobaan terakhir),
7. Cawan dan tanah yang telah dioven ditimbang dan dicatat hasilnya

e. Perhitungan
Rumus-rumus yang di gunakan :
w −w2 w2 −w3
γt = 1 w (%)= x 100 %
V w3 −w1

γ= d
γ
w
1+
100
f. Tabel Uji Proctor (Pemadatan Tanah)

Jumlah Percobaan
No Uraian Percobaan Satuan
1 2 3 4 5
1 Nomor Cawan Gr 92 94 13 8 12
2 Berat Cawan Kosong Gr 9,1 8,5 9,2 8,5 8,6
3 Berat Cawan + Tanah Basah Gr 62,2 59,6 60,4 67,6 83,5
4 Berat Cawan + Tanah Kering Gr 60,1 55,9 54,3 58,5 70,7
5 Berat Air Gr 2,1 3,7 6,1 9,1 12,8
6 Berat Tanah Basah Gr 53,1 51,1 51,2 59,1 74,9
7 Berat Tanah Kering Gr 5,1 47,4 45,1 50 62,1
8 Kadar Air, w % % 4,12 7,8 13,52 18,2 20,61
9 Berat Silinder Gr 3021 3021 3021 3021 3021
10 Φ Silinder Cm 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2
11 Tinggi silinder Cm 11,1 11,1 11,1 11,1 11,1
906,5
12 Volume Silinder cm3 906,55 906,55 906,55 906,55
5
Berat Silinder + Tanah +
13 Gr 4721 4803 4915 4970 4980
Rojokan
14 Kebutuhan Air Cc 0 100 200 300 400
15 Berat Volume Tanah Basah γt g/cm3 1,87 1,96 2,09 2,15 2,16
16 Berat Volume Tanah Kering γd g/cm3 1,8 1,82 1,84 1,82 1,8

g. Gambar Grafik Pemadatan


Berat Volume Tanah Kering γd, g/cm3

1.90

1.85

1.80

1.75
0 5 10 15 20 25
Kadar Air, %

2.2.5 Uji Plastisitas Tanah


1. Uji Batas Cair (Liquid Limit)
a. Teori
Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas
peralihan antara cair dan keadaan plastis. Pada kadar air tersebut tanah mempunyai kuat
geser yang terendahAlat yang digunakan untuk menguji batas cair adalah Casagrande .
b. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pengujian batas cair (Liquid Limit) adalah untuk mengetahui batas
cair yang terkandung pada suatu sampel tanah.

c. Peralatan
- Satu set alat yang digunakan untuk tes liquid limit
- Alat pembuat alur
- Cawan
- Penampan datar seperti kaca (besar) untuk mengaduk tanah
- Pisau spatula
- Oven
- Timbangan yang mempunyai ketelitian minimal 0,1 gram
d. Prosedur Percobaan
1. Campurkan air bersih dengan tanah yang lolos ayakan no. 40 ke dalam mangkuk
hingga membentuk pasta
2. Olesi cawan susut dengan vaselin pada bagian dalam dan ditimbang
3. Ketuk permukaan cawan yang telah diisi 1/3 penuh dengan pasta tanah hingga
permukaannya rata dan tidak ada gelembung udara yang tersisa
4. Lakukan langkah ketiga 2 kali hingga cawat susut terisi penuh, kemudian timbang
berat cawan dan tanah basah.
5. Tanah dibiarkan mongering di udara sampai warnanya berubah dari warna tua
menjadi warna muda kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam
6. Setelah 24 jam, tanah dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan dan ditimbang
7. Gelas cup ditempatkan kedalam mangkuk lalu gelas cup diisi dengan air raksa
hingga penuh
8. Permukaan gelas cup yang penuh dengan air raksa ditekan hingga tak ada udara
yang terjebak didalamnya
9. Bagian luar gelas cup dibersihkan dan pindahkan pada mangkuk lain yang masih
kosong dan bersih.
10. Gumpalan tanah kering tadi diletakkan di atas air raksa kemudian tekan dengan plat
kaca hingga kelebihan air raksa tumpah ke mangkuk.
11. Timbang cawan porselen
12. Setelah itu pindahkan air raksa yang tertumpah kemudian ditimbang.
e. Perhitungan
Rumus yang digunakan:
W6
V0 =
13,6

SL = ( WV 00 − GS1 ) x 100 %
SL1 +S 2
SLrata-rata =
2
Dimana:
V0 = Volume tanah kering (gr)
SL = Shrinkage Limit (%)
Gs = Gravitasi khusus tanah
W0 = Berat tanah kering (gr)

f. Tabel Liquid Limit


Jumlah Percobaan
LIQUID LIMIT (LL) Satuan
1 2 3 4
Jumlah Pukulan 8 16 35 41
Nomor cawan 34 76 37 36
Berat cawan kosong M1 (gram) 8,9 9,1 9,2 11,1
Berat cawan +tanah basah M2 (gram) 53,3 48,8 48,8 51,7
Berat cawan + tanah kering M3 (gram) 45,1 42 42,6 45,3
A= M2- M3
Berat air (gr) 8,2 6,8 6,2 6,4
B= M3- M1
Berat tanah kering (gr) 36,2 32,9 33,4 34,2
Kadar air w= A/B*100% 22,65 20,67 18,56 18,71
Batas Cair (%) = Flow Index = 20,15
g. Gambar Grafik

34.00

33.00

32.00

31.00
KADAR AIR %

Titik Linear
30.00
Linear (Titik
Linear)
29.00
jumlah puku-
28.00 lan
Kadar Air
27.00

26.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

JUMLAH PUKULAN

2. Uji Batas Plastis (Plastic Limit)


a. Teori
Batas plastis (plastic limit) yaitu kadar air dimana terjadinya transisi dari
keadaan semi padat ke keadaan plastis. Batas plastis merupakan batas terendah dari
tingkat keplastisan suatu tanah. Batas plastis juga merupakan keadaan dimana kadar
air minimum (dalam persen) bagi tanah tersebut masih dalam keadaan plastis ketika
tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3,2 mm(1/8 inci) yang kemudian
akan menjadi retak-retak. Indeks plastisitas (plasticity indeks) merupakan suatu
rentang kadar air dimana tanah berperilaku plastis secara numeris.

b. Tujuan
Tujuan dari pengujian batas plastis (plastic limit) adalah untuk menentukan
batas plastis dan indeks plastisitas suatu tanah.
c. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian :
c.1 Alat
 Cawan timbang
 Timbangan digital
 Oven pengering
 Mangkuk
 Plat kaca
 Ayakan No.40
c.2 Bahan
 Tanah lolos ayakan no. 40
 Air

d. Prosedur Percobaan
1. Taruh tanah dalam cawan, kemudian dicampur dengan air sampai berbentuk
pasta
2. Pasta digulung-gulungkan dipermukaan kaca sampai kira-kira pasta berdiameter
3,2 mm dan terdapat retakan pada pasta.
3. Tanah yang digulung tersebut diambil sedikit untuk menentukan kadar air
4. Langkah diatas diulang sampai beberapa kali.

e. Perhitungan
Rumus yang digunakan :

PL (%) =w= ( MM 2−M


3−M 1 )
3
x 100 %

w1 + w 2
PLrata-rata =
2
PI = LL – PL
Dimana:
PL = Plastic Limit (%)
LL = Liquid Limit (%)
PI = Plasticity Index (%)
M1 = Berat cawan (gram)
M2 = Berat cawan + tanah basah (gram)
M3 =Berat cawan + tanah kering (gram)

f. Tabel Plastic Limit


Berdasarkan grafik diatas, maka Kadar Air (LL) pada pukulan ke-25 adalah
sebesar : 20,30 %
Satua Jumlah Percobaan
Plastisitas Limid (PL) Rata-rata
n 1 2 3
Nomor Cawan 28 95 23
Berat Cawan Kosong gram 9,3 11 9,1
Berat Cawan + Tanah Basah gram 18 17,7 15,6
Berat Cawan + Tanah Kering gram 16,6 16,7 14,6
Berat Air gram 1,4 1 1
Berat Tanah Kering gram 7,3 5,7 5,5
19,1 17,5 18,1 18,3
%
Kadar Air Wc (PL) 8 4 8 0
Indeks Plastisitas (PI = LL - 2,00
PL)
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN MASING-MASING PRAKTIKUM


A. PENELITIAN DI LAPANGAN
1. UJI SAND CONE TEST
Kesimpulan :
a. Uji Berat Volume Tanah
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
 Volume lubang keruk :
(Vib = WsI / Gs) = 2724 cm₃
 Berat volume tanah :
(Yt = Wtnh / Vib) = 1,05 gr/cm₃
 Berat volume tanah kering
(Yd=Yt/(1+(w/100) = 0,95 gr/cm₃
b. Uji Kadar Air
Berdasarkan hasil analisa data dapat di simpulkan bahwa kadar air yang terkandung
dalam tanah dari percobaan di atas adalah 10.6%.

B. PENELITIAN DI LABORATORIUM
1. UJI ANALISA SARINGAN
Kesimpulan :
 Klasifikasi Menurut Sistem USCS :
Berdasarkan hasil percobaan yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa
kalsifikasi tanah menurut Sistem USCS :
a. Kerikil = Tertahan pada saringan nomor 4 = 1,82%
b. Pasir = Lolos ayakan no.4 dan tertahan no.40 = 98,18% -65,62% =
32,56%
c. Lanau = Lolos ayakan no.40 tertahan ayakan no.200 = 65,62%- 13,81%
= 51,81%
d. Lempung = Lolos ayakan no.200 = 13,81%

 Klasifikasi Menurut Sistem AASTHO :


Sistem klasifikasi AASHTO dibuat dengan mempertimbangkan kriteria sebagai
berikut :

1. Ukuran butir tanah


a.Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch ) dan tertahan pada saringan
no 10 (2-mm)
b. Pasir : fraksi melewati saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan
no 200 (0,075 mm)
c.Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200
2. Plastisitas

Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus tanah memiliki
indeks plastisitas 10 atau kurang. Sedangkan tanah liat (clay) adalah ketika fraksi
halus tanah memiliki indeks plastisitas 11 atau lebih

2. UJI PLASTISITAS TANAH


a. Batas Cair (Liquid limit)
1) Dari hasil percobaan liquit limit / batas cair suatu contoh tanah diperoleh harga
batas cair sebesar = 20,145%
2) Semakin banyak penambahan air yang dilakukan maka kadar airnya semakin
besar tetapi jumlah pukulan /ketukan semakin sedikit sekali/ kecil.
b. Batas Plastis (Plastic limit)
1) Dari hasil percobaan plastic limit / batas plastis suatu contoh diperoleh harga batas
plastis = 18,297%.
2) Sifat plastis ditentukan berdasarkan kondisi di mana tanah yang digulung dengan
telapak tangan mulai retak setelah mencapai diameter ± 3mm.
Sehingga diperoleh Indeks Plastisitas : LL-PL = 20,145% - 18,297% = 1,848%.
3. UJI PROKTOR ( PEMADATAN TANAH )
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, tanah yang di
dapat dari daerah Kebun dekat permukiman warga udayana atas , memperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1) Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sistem klasifikasi
American Association of State Highway and Transportation Official (AASHTO)
digolongkan pada kelompok tanah A-6(2) (Lanau berlempung) dan klasifikasi
berdasarkan Sistem Unifed Soil Classification System (USCS) tanah tersebut
digolongkan kedalam kelompok CL atau OL yaitu tanah lanau berlempung. Untuk
pengujian Sifat fisik tanah yang didapatkan hasilnya sebagai berikut;
 Kadar air Rata-rata sebesar 12,85%,
 Berat volume Basah sbesar 2,046 gr/cm3
 Kadar air optimum 13,52%, dan
 Berat volume tanah kering sebesar 1,82 gr/cm3.
1) Uji pemadatan tanah atau Proctor Standard adalah metode laboratorium untuk
menentukan eksperimental kadar air yang optimal dimana suatu jenis tanah
tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai kepadatan kering maksimum.
2) Dari hasil percobaan pemadatan tanah diperoleh data sebagai berikut;
Kadar Air Optimum sebesar 13,52%
Berat Volume Tanah Kering maksimal (𝛾𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠) = 1,84 gr/cm3

4. UJI BERAT SPESIFIK.


Kesimpulan :
Berdasarkan hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa besar Spesific Grafity (Gs ) =
2,73 .
3.2. KESIMPULAN UMUN
 Menurut ASSHTO
Tanah yang digunakan dalam praktikum Mekanika Tanah ini, analisis ayakan
nomor 4,10,20,dan 100 tidak termasuk dalam klasifikasi ayakan % lolos. Yang termasuk
adalah ayakan nomor 40 dan 200 dengan nilai dan 65,62% dan 13,81%
Nilai batas cair 20,15% masuk dalam A-2-4, A-2-5 dan A-2-6
Batas plastis 18,30%. masuk dalam A-2-6 (minimal 11)
Tipe material/gradasinya adalah : kerikil dan pasir yang berlanau baik sekali sampai
baik.

 Menurut USCS
Persentase lolos ayakan nomor 200 bernilai 13,81% Karena nilainya lebih kecil
dari 50 % maka digolongkan tanah yang berbutir kasar. Untuk persentase ayakan nomor
4 bernillai 98,18 % sehingga termasuk dalam tanah pasir. Nilai selisih dari ayakan nomor
100 dan 200 lebih kecil dari nilai selisih ayakan nomor 10 dan 100 (7,33 % < 71,4 % )
Jadi tanah yang digunakan dalam praktikum Mekanika Tanah ini termasuk pasir
berlanau (SM).

3.3. SARAN
1. Dalam praktikum selanjutnya diperlukan waktu yang lama lagi dikarenakan untuk
mengetahui data-data yang akurat agar tercapainya laporan yang benar.
2. Untuk praktikum selanjutnya diperlukan ketelitian sehingga dalam pencatatan akan
mendapatkan hasil yang akurat.
Dengan adanya penelitian mekanika tanah ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami karakteristik serta sifat-sifat yang ada pada struktur tanah
3.5 Daftar Gambar Proses Pengujian
Lembar Asistensi
Nama : ......................................
Nim : ......................................
Kelompok : ......................................
Hari/Tgl Bagian yang dikoreksi Paraf Dosen
Ende, .................................2022

Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai