MEKANIKA TANAH II
OLEH:
1. MARSELINA MENGE
2. MIKAE OGAN
3. FRANSISKA SENA
4. MARIA YUNITA WEA ADHI
5. WILHELMUS PADA
6. AGNESTY MELIANA YOMAN
7. ODILIA OSTIN NGGEWU CARVALLO
8. YOHANES BERKHMANS RALI MANA
9. PASKALINA OWA BEI
Puji dansyukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mengalami hambatan. Namun berkat
dukungan dan motivasi baik secara materi maupun moril dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis
1 Ibu Veronika Miana Radja, ST. MT sebagai Dosen Pengasuh matakuliah Mekanika
3 Rekan-rekan mahasiswa yang secara langsung maupun tak langsung telah membantu
Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik, saran dan masukan yang bersifa tkonstruktif dari semua pihak sangat
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3 PERMASALAHAN
1.4 LOKASI PENELITIAN
1.5 RUANG LINGKUP PRAKTIKUM
1.5.1 PENGAMBILAN SAMPEL
1. HAND BORING
1.5.2 PENELITIAN LAPANGAN
1. UJI SAND CONE
1.5.3 PENELITIAN DI LABORATORIUM
1. UJI ANALISA SARINGAN
2. UJI BERAT JENIS TANAH
3. UJI PROCTOR
4. UJI PLASTISITAS TANAH
1.6 METODE PENELITIAN
1.6.1 METODE PENGUMPULAN DATA
1.6.2 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
1.6.3 ANALISA DATA
BAB II PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENELITIAN LAPANGAN
2.1 PENGAMBILAN SAMPEL
2.1.1 HAND BORING
a. MAKSUD DAN TUJUAN
b. PERALATAN
c. PROSEDUR PERCOBAAN
d. TABEL BORING
2.2 PENELITIAN di LAPANGAN
2.2.1 UJI SAND CONE
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI PLASTISITAS TANAH
2.3 PENELITIAN di LABORATORIUM
2.3.1 UJI ANALISA SARINGAN
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI ANALISA SARINGAN
g. GAMBAR GRAFIK
2.3.2 UJI BERAT JENIS TANAH
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI SPESIFIK GRAVITY
2.3.3 UJI PROCTOR
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL UJI PROCTOR
g. GAMBAR GRAFIK
2.3.4 UJI PLASTISITAS TANAH
1. UJI BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL (LIQUID LIMIT)
g. GAMBAR GRAFIK
2. UJI BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
a. TEORI
b. MAKSUD DAN TUJUAN
c. PERALATAN
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. PERHITUNGAN
f. TABEL (PLASTIC LIMIT)
BAB III PENUTUP
c. Prosedur Percobaan
1. Sebelum melakukan pemboran, maka kita siapkan dulu alat-alat yang akan kita pakai
untuk pengeboran antara lain mata bor, stang pemutar, kunci inggris, dan tabung atau
wadah (plastik) untuk penyimpanan sampel yang akan dibawa ke laboratorium guna
diteliti. Mata bor dihubungkan dengan stang bor dan dimasukan kedalam tanah secara
tegak lurus dengan permukaan tanah pada titik yang telah ditetapkan. Mata bor ditekan
masuk kedalam tanah dengan cara memutar stang bor tersebut.
2. Apabila pengeboran sudah mencapai 0,2 meter stang bor ditarik dan diamati warna dan
digenggam untuk mengetahui tekstur dari tanah tersebut. Pengeboran ini di ulang sampai
pada kedalaman yang ditentukan, yakni pada kedalaman 1,0 meter.
3. Setelah mencapai 1,0 meter stang bor diangkat dan sampel tanah pada kedalaman ini
diambil dan dimasukkan kedalam wadah (kantong plastik) untuk dibawa ke laboratorium
guna melakukan pengujian.
4. Apabila pengeboran telah selesai alat-alat yang kita pakai untuk pengeboran
dibersihkan/dicuci untuk menghindari karat dan dikembalikan (disimpan pada tempat
semula).
d. Tabel Boring
Tabel Boring
- Pasir edikit
40
berlempung
mengandung lebih
banyak kerikil dari 20
cm sebelumnya
- Berwarna coklat
60 - Pasir berlempung
mengandung kerikil
- Berwarna hitam
- Pasir berlempung
80 mengandung kerikil
- Berwarna hitam
- Pasir berlempung
100
mengandung kerikil
- Berwarna hitam
2.2 PENELITIAN DI LAPANGAN
2.2.1 UJI KEPADATAN PASIR (SAND CONE TEST)
a. Teori
Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang
dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan tanah) asli ataupun
hasil suatu pekerjaan pemadatan, pada tanah kohesif maupun non kohesif.
Percobaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di
lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu
perbandingan antara γd lapangan (kerucut pasir) dengan γd maks hasil percobaan
pemadatan di laboratorium dalam persentase lapangan.Kerucut Pasir (sand cone) terdiri dari
sebuah botol plastik atau kaca dengan sebuah kerucut logam dipasang di atasnya. Botol kaca
dan kerucut ini diisi dengan pasir Ottawa kering yang bergradasi buruk, yang berat
isinya sudah diketahui. Apabila menggunakan pasir lain, cari terlebih dahulu berat isi pasir
tersebut.
Di lapangan, sebuah lubang kecil digali pada permukaan tanah yang telah dipadatkan.
Apabila berat tanah yang telah digali dari lubang tersebut dapat ditentukan (Wwet) dan kadar
air dari tanah galian itu juga diketahui, maka berat kering dari tanah (Wdry) dapat dicari
dengan persamaan:
dimana : Wch = berat pasir yang mengisi kerucut dan lubang pada tanah
Titik1
No Uraian Percobaan Satuan
a B c
1 Nomor cawan 23 28 37
2 Berat cawan Gr 9,1 9,2 9.2
Berat tanah basah +
3 Gr 61,5 54,3 60,9
cawan
Berat tanah kering +
4 Gr 56,3 50 56,1
cawan
5 Berat air Gr 5,2 4,3 4,8
6 Berat tanah kering Gr 47,2 40,8 46,9
11,0
7 Kadar air (%) % 10,54 10,23
2
Kadar air rata-rata % 10,6
a b C
berat tanah
51,7
Basah 52,4 45,1
Berat tanah
46,9
kering 47,2 40,8
Berat air 5,2 4,3 4,8
Dari Pengujian dilapangan tersebut untuk menentukan kerapatan tanah setempat dapat
bersifat destruksi.Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan mengukur sebuaha silinder
kedalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui.
2.2.2 UJI ANALISA SARINGAN
a. Teori
Analisa saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang
lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir. Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang
lebih besar dari 75 μm (tertahan oleh saringa nomor 200).
Dengan mengetahui pembagian besarnya butir dari suatu tanah, maka kita dapat
menentukan klasifikasi terhadap suatu macam tanah tertentu atau dengan kata lain dapat
mengadakan deskripsi tanah. Besarnya butiran tanah biasa digambarkan dalam grafik.
c. Peralatan
- Ayakan tidak berlubang yang diletakan pada urutan paling bawah dari susunan
ayakan, tutup ayakan, dan ayakan nomor 4,10, 20, 40, 60, 100 dan 200.
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Oven
- Mesin pengguncang ayakan
d. Prosedur Percobaan
Ukuran saringan mengikuti standar ASTM dengan ketentuan dan hasil uji analisa
saringan sebagai berikut
g. Gambar Grafik
kerikil pasir lanau lempung
100.00 98.18
90.00 92.54
80.00 80.87
70.00
65.62
60.00
50.00
44.31
40.00
30.00
20.00 21.14
13.81
10.00
0.00
10.000 1.000 0.100 0.010
c. Peralatan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian berat spesifik :
1. Alat
Bejana Volumetri 2 buah
Timbangan digital 1 buah
Termometer 1 buah
Oven pengering 1 buah
Kompor listrik 1 buah
2. Bahan
Tanah lolos ayakan no. 4
Air destilasi
d. Prosedur Percobaan
1. Ambil contoh tanah seberat ± 60 gram. Contoh tanah diremas dan dicampur dengan
aquades di dalam suatu cawan senhingga menyerupai bubur yang homogen
2. Adonan tanah ini kita masukan kedalam erlenmeyer dan tambahkan aquades .
3. Erlenmeyer yang berisi contoh tanh ini dipanaskan di atas kompor listrik selama ± 10
menit supaya gelembung udaranya keluar.
4. Sesudah itu erlenmeyer diangkat dari kompor dan ditambah dengan aquades sampai
batas kalibrasi, lalu diaduk sampai suhunya merata.
5. Jika suhunya kurang dari 45°c, erlenmeyar dipanaskan sampai 45° - 50°c. Muka air
akan melewati batas kalibrasi lagi, kelebihan air diambil dengan pipet. Sebelumnya
pengukuran suhu, selalu diaduk supaya suhunya merata.
6. Erlenmeyer direndam dalam suatu dish yang berisi air agar suhunya turun.
7. Aduk agar temperaturnya merata. Setelah mencapai suhu 30°c diambil, bagian luar
dikeringkan. Disini permukaan air turun maka perlu ditambahkan aquades sampai
batas kalibrasi, kemudian ditimbang.
8. Suhu diturunkan lagi sehingga mencapai 25° c. Erlenmeyer diambil, bagian luar
dikeringkan, ditambahkan air hingga batas kalibrasi dan ditimbang.
9. Larutan tanah tersebut kemudian dituangkan dalam dish yang telah ditimbang
beratnya. Semua larutan harus bersih dari erlenmeyer, jika perlu dibilas dengan
aquades. 10 dish + larutan contoh tanah di oven selama 24 jam dengan suhu 120° c.
10. Berat dish + tanah kering ditimbang sehingga didapatkan berat kering tanah (w3).
11. Dari percobaan di atas dapatkan tiga harga g yang kemudian dirata-rata.
e. Perhitungan
Rumus yang digunakan :
A = M2-M1
B = M3-M4
C = A-B
W 2−W 1
Gs ¿ xk
(W 4−W 1 )−( W 3−W 2)
Dimana:
W1 = Berat bejana volumetri (gr)
W2 = Berat bejana volumetri + tanah kering (gr)
W3 = Berat bejana volumetri + tanah + air (gr)
W4 = Berat bejana volumetri + air (gr)
t0C = Temperatur (Celsius)
Gs = Gravitasi khusus tanah
K = faktor koreksi terhadap suhu.
Jumlah Percobaan
No Uraian Percobaan Satuan
1 2
1 Nomor bejana volumetri 500 ml Iwaki Herma
2 Berat bejana volumetri (W1gr) gr 172,800 154,900
3 Berat volumetri + tanah (W2gr) gr 372,800 354,900
4 Berat volumetri + air (W3gr) gr 668,600 650,900
5 Berat volumetri +tanah + air (W4gr) gr 798,200 780,500
6 Berat tanah kering (W5=W2-W1) gr 200,000 200,000
T1° C
7 Temperatur campuran T1° Ccc cc
30 30
8 Specific Gravity Gs=W5/((W3+W5)-W4) Gs 2,84 2,84
9 *Faktor koreksi α α 0,962 0,962
e. Perhitungan
Rumus-rumus yang di gunakan :
w −w2 w2 −w3
γt = 1 w (%)= x 100 %
V w3 −w1
γ= d
γ
w
1+
100
f. Tabel Uji Proctor (Pemadatan Tanah)
Jumlah Percobaan
No Uraian Percobaan Satuan
1 2 3 4 5
1 Nomor Cawan Gr 92 94 13 8 12
2 Berat Cawan Kosong Gr 9,1 8,5 9,2 8,5 8,6
3 Berat Cawan + Tanah Basah Gr 62,2 59,6 60,4 67,6 83,5
4 Berat Cawan + Tanah Kering Gr 60,1 55,9 54,3 58,5 70,7
5 Berat Air Gr 2,1 3,7 6,1 9,1 12,8
6 Berat Tanah Basah Gr 53,1 51,1 51,2 59,1 74,9
7 Berat Tanah Kering Gr 5,1 47,4 45,1 50 62,1
8 Kadar Air, w % % 4,12 7,8 13,52 18,2 20,61
9 Berat Silinder Gr 3021 3021 3021 3021 3021
10 Φ Silinder Cm 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2
11 Tinggi silinder Cm 11,1 11,1 11,1 11,1 11,1
906,5
12 Volume Silinder cm3 906,55 906,55 906,55 906,55
5
Berat Silinder + Tanah +
13 Gr 4721 4803 4915 4970 4980
Rojokan
14 Kebutuhan Air Cc 0 100 200 300 400
15 Berat Volume Tanah Basah γt g/cm3 1,87 1,96 2,09 2,15 2,16
16 Berat Volume Tanah Kering γd g/cm3 1,8 1,82 1,84 1,82 1,8
1.90
1.85
1.80
1.75
0 5 10 15 20 25
Kadar Air, %
c. Peralatan
- Satu set alat yang digunakan untuk tes liquid limit
- Alat pembuat alur
- Cawan
- Penampan datar seperti kaca (besar) untuk mengaduk tanah
- Pisau spatula
- Oven
- Timbangan yang mempunyai ketelitian minimal 0,1 gram
d. Prosedur Percobaan
1. Campurkan air bersih dengan tanah yang lolos ayakan no. 40 ke dalam mangkuk
hingga membentuk pasta
2. Olesi cawan susut dengan vaselin pada bagian dalam dan ditimbang
3. Ketuk permukaan cawan yang telah diisi 1/3 penuh dengan pasta tanah hingga
permukaannya rata dan tidak ada gelembung udara yang tersisa
4. Lakukan langkah ketiga 2 kali hingga cawat susut terisi penuh, kemudian timbang
berat cawan dan tanah basah.
5. Tanah dibiarkan mongering di udara sampai warnanya berubah dari warna tua
menjadi warna muda kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam
6. Setelah 24 jam, tanah dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan dan ditimbang
7. Gelas cup ditempatkan kedalam mangkuk lalu gelas cup diisi dengan air raksa
hingga penuh
8. Permukaan gelas cup yang penuh dengan air raksa ditekan hingga tak ada udara
yang terjebak didalamnya
9. Bagian luar gelas cup dibersihkan dan pindahkan pada mangkuk lain yang masih
kosong dan bersih.
10. Gumpalan tanah kering tadi diletakkan di atas air raksa kemudian tekan dengan plat
kaca hingga kelebihan air raksa tumpah ke mangkuk.
11. Timbang cawan porselen
12. Setelah itu pindahkan air raksa yang tertumpah kemudian ditimbang.
e. Perhitungan
Rumus yang digunakan:
W6
V0 =
13,6
SL = ( WV 00 − GS1 ) x 100 %
SL1 +S 2
SLrata-rata =
2
Dimana:
V0 = Volume tanah kering (gr)
SL = Shrinkage Limit (%)
Gs = Gravitasi khusus tanah
W0 = Berat tanah kering (gr)
34.00
33.00
32.00
31.00
KADAR AIR %
Titik Linear
30.00
Linear (Titik
Linear)
29.00
jumlah puku-
28.00 lan
Kadar Air
27.00
26.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
JUMLAH PUKULAN
b. Tujuan
Tujuan dari pengujian batas plastis (plastic limit) adalah untuk menentukan
batas plastis dan indeks plastisitas suatu tanah.
c. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian :
c.1 Alat
Cawan timbang
Timbangan digital
Oven pengering
Mangkuk
Plat kaca
Ayakan No.40
c.2 Bahan
Tanah lolos ayakan no. 40
Air
d. Prosedur Percobaan
1. Taruh tanah dalam cawan, kemudian dicampur dengan air sampai berbentuk
pasta
2. Pasta digulung-gulungkan dipermukaan kaca sampai kira-kira pasta berdiameter
3,2 mm dan terdapat retakan pada pasta.
3. Tanah yang digulung tersebut diambil sedikit untuk menentukan kadar air
4. Langkah diatas diulang sampai beberapa kali.
e. Perhitungan
Rumus yang digunakan :
w1 + w 2
PLrata-rata =
2
PI = LL – PL
Dimana:
PL = Plastic Limit (%)
LL = Liquid Limit (%)
PI = Plasticity Index (%)
M1 = Berat cawan (gram)
M2 = Berat cawan + tanah basah (gram)
M3 =Berat cawan + tanah kering (gram)
B. PENELITIAN DI LABORATORIUM
1. UJI ANALISA SARINGAN
Kesimpulan :
Klasifikasi Menurut Sistem USCS :
Berdasarkan hasil percobaan yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa
kalsifikasi tanah menurut Sistem USCS :
a. Kerikil = Tertahan pada saringan nomor 4 = 1,82%
b. Pasir = Lolos ayakan no.4 dan tertahan no.40 = 98,18% -65,62% =
32,56%
c. Lanau = Lolos ayakan no.40 tertahan ayakan no.200 = 65,62%- 13,81%
= 51,81%
d. Lempung = Lolos ayakan no.200 = 13,81%
Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus tanah memiliki
indeks plastisitas 10 atau kurang. Sedangkan tanah liat (clay) adalah ketika fraksi
halus tanah memiliki indeks plastisitas 11 atau lebih
Menurut USCS
Persentase lolos ayakan nomor 200 bernilai 13,81% Karena nilainya lebih kecil
dari 50 % maka digolongkan tanah yang berbutir kasar. Untuk persentase ayakan nomor
4 bernillai 98,18 % sehingga termasuk dalam tanah pasir. Nilai selisih dari ayakan nomor
100 dan 200 lebih kecil dari nilai selisih ayakan nomor 10 dan 100 (7,33 % < 71,4 % )
Jadi tanah yang digunakan dalam praktikum Mekanika Tanah ini termasuk pasir
berlanau (SM).
3.3. SARAN
1. Dalam praktikum selanjutnya diperlukan waktu yang lama lagi dikarenakan untuk
mengetahui data-data yang akurat agar tercapainya laporan yang benar.
2. Untuk praktikum selanjutnya diperlukan ketelitian sehingga dalam pencatatan akan
mendapatkan hasil yang akurat.
Dengan adanya penelitian mekanika tanah ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami karakteristik serta sifat-sifat yang ada pada struktur tanah
3.5 Daftar Gambar Proses Pengujian
Lembar Asistensi
Nama : ......................................
Nim : ......................................
Kelompok : ......................................
Hari/Tgl Bagian yang dikoreksi Paraf Dosen
Ende, .................................2022
Dosen Pembimbing