Anda di halaman 1dari 163

KELOMPOK 4A

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 UMUM
Tanah sebagai tempat berdiri suatu bangunan atau gedung yang telah
direncanakan oleh seorang engineer sudah tentu harus memenuhi syarat standar,
terlebih dahulu harus dilakukan berbagai pengujian terhadap tanah tersebut.
Mata kuliah Mekanika Tanah merupakan satu diantara cabang ilmu yang
mengupas berbagai seluk beluk sifat fisik yang merupakan aplikasi dari ilmu yang
didapat di bangku perkuliahan akan lebih memperluas pengetahuan mahasiswa
tentang tanah.
Berbagai macam pengujian tersebut dilakukan sebelum diadakan proses
pembangunan sebuah struktur dengan tujuan untuk memprediksi dan perencanaan
struktur yang berhubungan dengan tanah, karena kekuatan struuktur awal adalah
hal yang berhubungan dengan tanah. Permasalahan teknik yang menyangkut tanah
sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil, untuk itu sangat perlu sekali diadakan
penyelidikan dengan teliti dan seksama.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum geoteknik meliputi :


a. Peserta dapat mengetaui peranan geoteknik dalam pembangunan khususnya
bidang jalan.
b. Peserta dapat melakukan cara pengambilan data geoteknik berdasarkan
penyelidikan lapangan dan pemeriksaan laboratorium.
c. Peserta dapat memahami persmasalahan kegagalan konstruksi yang
diakibatkan kurangya perhatian ilmu geoteknik

1.3 Peranan Geoteknik Dalam Pembangunan

Pembuatan suatu bangunan khususnya bangunan teknik sipil, tidak terlepas


dari persoalan tanah, baik tanah sebagai pemikul pondasi maupun tanah sebagai
material

MEKANIKA TANAH TERAPAN I|1


timbunan atau bahan jalan. Fungsi geoteknik dalam pembangunan antara lain
meliputi :
a. Tanah pendukung pondasi
Permasalahan yang berkaitan dengan pondasi bangunan ditentukan oleh
keadaan dan sifat tanah yang berada di tempat bangunan yang akan didirikan.
Dengan mengetahui keadaan dan sifat tanah maka dapat ditentukan macam
pondasi yang akan digunakan, perhitungan besarnya daya dukung tanah serta
perkiraan yang akan terjadi.
b. Tanah sebagai material timbunan
Permasaslahan tanah yang berkaitan dengan tanah sebagai timbunan jalan
adalah dalam pemilihan bahan timbunan yang akan memenuhi persyaratan
bahan jalan seperti gradasi yang baik, tidak mengandung organik, tidak
tergantung tanah ekspansif dan lainnnya.
c. Tanah galian
Permasalahan pada tanah galian dan timbunan untuk mendapatkan
geometri jalan, dimana sebagian badan jalan berada pada daerah galian dan
sebagian lagi berada pada daerah timbunan. Peranan ggeoteknik adalah
menangani masalah kemantapan lereng galian dari terjadinya longsoran.

1.4 Penyelidikan Geoteknik

Penyelidikan geoteknik adalah salah satu kegiatan yang bertujuan untuk


mengetahui kondisi, macam dan sifat tanah yang berada di permukaan. Kegiatan
ini sebagai penunjang dalam pembuatan suatu bangunan, baik bangunan gedung,
bendung atau jalan dan jembatan. Data hasil penyelidikan geoteknik dapatt
digunakan untuk perencanaan awal, perencanaan detil dan pelaksanaan maupun
pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan tahapan kegiatan.
1. Tahapan Proyek
a. Tahapan awal
Pada tahap ini kegiatan geoteknik dilakukan secara global, yaitu untuk
mengetahui garis besar keadaan, sifat dan macam tanah daerah yang akan
dilewati pembangunan jalan.
b. Tahapan perencanaan
Penyelidikan geoteknik dilakukan secara mendetail dan terinci, sehingga
akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan, sifat dan susunan
lapisan tanah.

c. Tahapan pelaksanaan
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk tujuan pengendalian mutu,
misalnya penggunaan bahan timbunan, kontrol kepadatan lapangan dan
pemasangan instrumen geoteknik.
2. Tahapan penyelidikan
Lingkup penyelidikan tergantung dari data yang dibutuhkan, sehingga tiap
tahapan diperoleh data yang berbeda. Pada prinsipnya penyelidikan geoteknik
harus mendapatkan data bawah permukaan yang lengkap.
a. Studi meja
Pengumpulan data dasar yang ada seperti : peta geologi, peta topografi,
foto udara, hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
b. Rekonesan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenai keadaan medan dan melakukan
pemetaan geologi.
c. Pelaksanaan penyelidikan
Kegiatan ini adalah melakukan penyelidikan lapangan dan pemeriksaan
laboratorium, sehingga dapat menghasilkan data yang diperlukan baik untuk
perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi.
d. Pengelolaan data
Kegiatan ini merupakan interpretasi pelapisan tanah, statigrafi, penentuan
daya dukung tanah, penurunan konstruksi, macam pondasi atau konstruksi.
KELOMPOK 4A

1.5 Ruang Lingkup

Berdasarkan jadwal praktikum mekanika tanah terpan, yang diikuti


oleh mahasiswa teknik sipil universitas bengkulu, dengan berbagai macam
pengujian tanah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

No Jenis Pengujian Hari/Tanggal Waktu Asisten Dosen


1 Handboring Sabtu, 22 Februari 2020 08.00 Okky Kurniawan
Ari Saputra
2 Sondir Minggu, 1 Maret 2020 11.00 Okky Kurniawan
Ari Saputra
Putri Ersi Mareta
Sintha Sakti
3 Konsolidasi Minggu, 1 Maret 2020 14.00 Okky Kurniawan
Putri Ersi Mareta
4 Direct Shear Sabtu, 22 Februari 2020 13.00 Putri Ersi Mareta
Sintha Sakti
5 CBR Sabtu, 29 Februari 2020 11.00 Ari Saputra
Sintha Sakti

MEKANIKA TANAH TERAPAN II | 1


BAB II
PERCOBAAN PEMBORAN TANGAN
(HAND BORING)
ASTM D1452-09

2.1 Pendahuluan
Pemboran adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan lapisan tanah di
bawah yang akan dijadikan pondasi, menetapkan kedalaman untuk pengambilan
contoh tanah asli atau tidak asli, dan untuk mengumpulkan data/informasi untuk
menggambarkan profil dan tekstur tanah, serts pengambilan contoh tanah untuk
keperluan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium. Dari tekstur tanah ini
dilakukan klasifikasi tanah. (Fitri, 2016).
Pengeboran dilakukan dengan menempatkan alat tersebut di titik yang telah di
tentukan untuk diambil sampel tanahnya. Kedalaman pemboran ditetapkan setiap
kedalaman 20 cm dari lapisan tanah sampai kedalaman 2 m. Setiap lapisan
diambil sampelnya baik asli maupun tidak untuk keperluan penyelidikan lebih
lanjut di laboratorium. Sampel diambil di lokasi depan gedung laboratorium
Universitas Bengkulu.
Partikel tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
1. Butiran Kasar :
a. Kerikil (gravel)
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan berbagai ukuran dan
bentuk butiran batu kerikil. Butiran batu kerikil biasanya terdiri dari
pecahan batu, atau terdiri dari suatu macam zat mineral tertentu, seperti
kwartz. Butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat mineral,
terutama kwartz.
b. Lempung (Clay)
Lempung terdiri dari butiran yang sangat kecil dan menujukkan sifat-sifat
kohesi dan plastis. Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian
bahan itu melekat satu sama lain. Plastisitas adalah sifat yang
memungkinkan bentuk bahan itu dapat diubah-ubah tanpa adanya perubahan
isi atau dapat kembali ke bentuk asalnya tanpa terjadi retak-retakan atau
terpecah-pecah.
2. Butiran Halus :
a. Lanau (Silt)
Lanau merupakan peralihan lempung dan pasir halus. Lanau
memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah di tembus air daripada
lempung, serta adanya sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung.
Dilatasi adalah gejala perubahan isi apabila diubah bentuknya.

Denah lokasi handboring

Lokasi pengambilan sampel

Gambar 2.1 Denah lokasi handboring

2.2 Tujuan
Tujuan dari handboring adalah untuk meneliti tanah permukaan, menentukan
karakteristik sifat tanah (jenis, warna dan kelengketan tanah tersebut) dan
pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan penyelidikan lebih
lanjut di laboratorium.

2.3 Prosedur pelaksanaan


Bor tangan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam bor (auger)
pada ujung bagian bawah dari serangkaian stang bor. Bagian atasnya terdiri dari
stang berbentuk T untuk memutar stang bor.
Sebelum pemboran dilaksanakan perlu diketahui beberapa hal antara lain :
a. Letak titik pemboran (di belakang Dekanat Teknik Universitas Bengkulu)

MEKANIKA TANAH TERAPAN II | 2


b. Kedalaman pemboran yang diharapkan (0,00 m – 2,00 m)
c. Jenis contoh yang dikehendaki.
d. Sampel tanah asli
e. Sampel tanah pada setiap kedalaman 20 cm
f. Macam bor yang akan digunakan jenis post hole auger dengan diameter 10 cm

2.4 Persiapan Pelaksanaan


1. Menentukan titik yang akan dibor. Pada praktikum ini lokasi yang digunakan
di area sekitar Belakang Dekanat Teknik Universitas Bengkulu.
2. Boring Site dibersihkan dari rumput-rumput, akar-akar, dan sebagainya.
3. Kondisi alat yang akan digunakan diperiksa.
4. Drad-drad pada stang bor harus bersih dari kotoran.

2.5 Langkah Kerja


1. Titik sampel tanah yang telah ditentukan areanya dibersihkan dari rumput, batu
dan yang lainnya.
2. Pasang Angkur pada titik sampel tanah yang akan diambil.
3. Pasang Mata bor pada ujung batang bor dan stang pada ujung lainnya.
Kemudian mata bor dimasukkan kedalam lubang lalu putar searah jarum jam
sehingga mata bor masuk ke dalam tanah. Mata bor yang dimasukkan harus
dalam keadaan tegak.
4. Angkat Bor yang sudah penuh terisi tanah lalu tanah tersebut dibersihkan dari
mata bor, kemudian mata bor dimasukkan kembali kedalam lubang sampai
kedalaman 20 cm. Setelah mata bor penuh terisi dengan tanah pada
kedalaman 20 cm, mata bor diangkat dan kemudian lihat jenis tanah dan
warna tanahnya, lalu dicatat di tabel.
5. Jika batang susah untuk diangkat keatas, Gunakan stang T dan stang T
tersebut diputar berlawanan dengan arah jarum jam agar batang bisa terangkat
keatas.
6. Ulangi Pengeboran sampai kedalaman ± 2 m, dengan pengambilan sampel
tanah dan pemeriksaaannya setiap kedalaman 20 cm.
7. Setelah kedalaman 2 m, mata bor diangkat dan dilepas dengan kunci pipa,
lalu diganti dengan tabung bor ( d = 6,8 cm; panjang = 40 cm ).
8. Pada ujung lainnya stangnya dilepas dan diganti dengan kepala pemukul.
9. Setelah itu, kepala pemukul diganti lagi dengan stang T, lalu diputar
berlawanan dengan arah jarum jam agar batang dan tabung bornya bisa
terangkat ke atas.
10. Tabung bor dilepaskan dari batang bor kemudian disimpan dalam
laboratorium untuk tanahnya digunakan sebagai sampel pada uji Konsolidasi,
uji Kuat Geser Tanah, dan uji Berat Jenis Tanah.
2.5.1 Pengambilan contoh tidak asli (distribusi sampel)
Untuk contoh ini dapat diambil dari contoh tanah dengan bor. Tanah yang
diambil adalah contoh dari setiap lapisan yang ditentukan dengan
pemeriksaan visual. Contoh kemudian dimasukkan dalam tabung plastik dan
diberi label.

2.5.2 Pengambilan contoh asli/tak terganggu (undisturbed sample)


1. Untuk cara ini diperlukan tabung contoh dengan ukuran 6,8 cm dan panjang
40 cm.
2. Tabung contoh dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian di tekan
perlahan – lahan sampai mencapai kedalaman 40 cm.
3. Untuk memudahkan pemeriksaan di laboratorium, minimal 60 % dari tabung
harus terisi penuh.
4. Stang bor kemudian diputar dengan arah terbalik sehingga contoh tanah
terlepas dari kelilingnya dan contoh dapat diangkat ke atas.
5. Setelah tabung contoh diangkat keluar, dilepas dari kepala tabung. Ujung
tanah diratakan dan dibersihkan kemudian ditutupi dengan plastik pada
ujung- ujungnya sebagai isolator.
6. Kemudian contoh diberi label dan ditempatkan pada tempat yang
terlindungi. Contoh label ditulis berikut :

B.I / L 0,50 – 0,90

Keterangan :

I : menyatakan nomor lubang bor jika pemboran dilakukan


dalam jumlah lebih dari satu titik.
L : menyatakan nomor contoh yang diambil dari satu lubang bor.
0,50-0,90 : menyatakan lapisan kedalaman tanah dimana contoh diambil.

2.6 Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Kestabilan lubang bor pada waktu penurunan dan pengangkatan stang bor
terutama untuk jenis tanah kerikil.
2. Deskripsi tanah dari setiap lapisan harus dilakukan langsung di lapangan.
3. Kedalaman dari batas lapisan dan muka air tanah harus dicatat dengan teliti.
4. Elevasi muka tanah lubang bor harus dikaitkan pada patok tetap (Bench Mark)
yang terdekat dan profil bor digambar dengan jelas.

2.7 Keuntungan Dan Kerugian


Keuntungan :
a. Metode ini sangat sederhana karena ringan dan mudah dipindahkan.
b. Cocok untuk tanah kohesif yang tidak terlalu keras.
c. Dapat pengambilan contoh dan pengujian tanah setempat lainnya.
Kerugian :
a. Hanya dapat digunakan untuk lapisan tanah yang lunak.
b. Kedalaman yang dicapai kurang lebih 10 meter.

2.8 Data Percobaan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Handboring Tanggal Pratikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 22 Februari 2020
Kedalaman : 1 m dan 2 m

PENGUJIAN KADAR AIR SAMPEL


HANDBORING SNI1965-2008

Tabel 2.1 Data pengujian Kadar air


1m 2m
No Uraian
A B C A B C
1 Berat Cawan (W1) (gr) 4,8 7,1 7,4 5 5,4 6,1
Berat Tanah Basah +
2 46,9 49,9 49,4 48,8 48,2 48,8
Cawan (W2) (gr)
Berat Tanah Kering +
3 32,3 34,8 34,5 33,6 34 34,6
Cawan (W3) (gr)
4 Berat Air (W2 -W3) (gr)
Berat Tanah Kering
5
(W3 -W1) (gr)

Kadar Air (ω)


𝑊2−𝑊3
6 ω= x 100%
𝑊3−𝑊1

Rata–rata Kadar Air


7
(ω)

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Ir. Mawardi MT.Gs
Fikri .
KELOMPOK Angeline Yuhasnita
4A Jihan Saputra
Cik Rahmat S. Paraf
2.9 Perhitungan

Perhitungan kadar air :

Rumus.....................................................................................................(2.1)
kadar air % (w) = 𝑊2−𝑊3 x 100%
𝑊3−𝑊1

 Kedalaman 1 m

Sample A

Kadar air (ω) = 46,9-32,3 ×100%=53,09%


32,3−4,8
Sample B

Kadar air (ω) = 49,9-34,8 ×100%=54,51%


34,8-7,1
Sample C

Kadar air (ω) = 49,4-34,5 ×100%=54,98%


34,5-7,4
Rata – rata 53,09+54,51+54,98
= 54,20%
2
=

 Kedalaman 2 m

Sample A

48,8-33,6
Kadar air (ω) =
×100%=53,15%
33,6-5,0
Sample B
48,2-34,0
Kadar air (ω) =
×100%=49,65%
34,0-5,4
Sample C
48,8-34,6
Kadar air (ω) = ×100%=49,82%
34,6-6,1
53,15+49,65+49,82
Rata – rata = 2 = 50,87%

2.10 Data Hasil Percobaan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Handboring Tanggal Pratikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 22 Februari 2020
Kedalaman : 1 m dan 2 m

PENGUJIAN KADAR AIR SAMPEL


HANDBORING SNI1965-2008

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Pengujian Kadar air


1m 2m
No Uraian
A B C A B C
1 Berat Cawan (W1) (gr) 4,8 7,1 7,4 5 5,4 6,1
Berat Tanah Basah +
2 46,9 49,9 49,4 48,8 48,2 48,8
Cawan (W2) (gr)
Berat Tanah Kering +
3 32,3 34,8 34,5 33,6 34 34,6
Cawan (W3) (gr)
4 Berat Air (W2 -W3) (gr) 14,6 15,1 14,9 15,2 14,2 14,2
Berat Tanah Kering
5 27,5 27,7 27,1 28,6 28,6 28,5
(W3 -W1) (gr)

Kadar Air (ω) 53,09 54,51 54,98 53,15 49,65 49,82


𝑊 −𝑊
6 ω = 1 2 x 100%
𝑊2−𝑊3
% % % % % %

Rata–rata Kadar Air


7 54,20% 50,87%
(ω)

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Ir. Mawardi MT.Gs
Fikri .
KELOMPOK
Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
4A
Cik Rahmat S. Paraf
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Handboring Tanggal Pratikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 22 Februari 2020

BOR LOG
(ASTM D-2435-74)

Tabel 2.3 Jenis tanah berdasarkan kedalaman

DEPTH SOIL
Symbol PICTURE NOTE
(m) DESCRIPTION

Lempung
0,00
coklat tua

Lempung
0,20
coklat tua

M.A.T :
Lempung
0,40
coklat tua Tidak
Ditemukan

Lempung
0,60
coklat tua

Lempung
0,80
coklat tua
Lempung
coklat tua
1,00

Lempung
1,20
coklat tua

Lempung
1,40
coklat tua

M.A.T :

Lempung Tidak
1,60 Ditemukan
coklat tua

Lempung
coklat tua
1,80

Lempung
2,00
coklat tua

Bor berhenti pada kedalaman 2m.


Undisturbed clay gravel
Sample

Keterangan
organik silt sand

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Ir. Mawardi MT.Gs
Fikri .
KELOMPOK Angeline Yuhasnita
4A Jihan Saputra
Cik Rahmat S. Paraf
2.11 Kesimpulan
a. Jenis dan warna tanah pada kedalaman  200 cm adalah hampir sama
yaitu ; lempung coklat tua.
Untuk kedalaman setiap 20 cm jenis dan warna tanahnya adalah sebagai
berikut :
1. Jenis tanah pada kedalaman 00 –20 cm adalah lempung coklat tua.
2. Jenis tanah pada kedalaman 20 –40 cm adalah lempung coklat tua.
3. Jenis tanah pada kedalaman 40 –60 cm adalah lempung coklat tua
4. Jenis tanah pada kedalaman 60 – 80 cm adalah lempung coklat tua.
5. Jenis tanah pada kedalaman 80 – 100 cm adalah lempung coklat tua.
6. Jenis tanah pada kedalaman 100 – 120 cm adalah lempung coklat tua.
7. Jenis tanah pada kedalaman 120 – 140 cm adalah lempung coklat tua.
8. Jenis tanah pada kedalaman 140 – 160 cm adalah lempung coklat tua.
9. Jenis tanah pada kedalaman 160 – 180 cm adalah lempung coklat tua.
10. Jenis tanah pada kedalaman 180 – 200 cm adalah lempung coklat tua.
b. Semakin bertambah kedalaman pengeboran tanah tersebut, maka warna
tanah akan semakin pekat.
c. Teksur tanahnya Lempung, oleh sebab itu:
1. Air melekat dengan baik pada tanah liat, jadi kemampuan untuk
mempertahankan kelembaban sangat tinggi.
2. Ikatan kimia aktif jadi banyak mengandung zat hara atau nutrisi tanah.
2.12 Dokumentasi
2.12.1 Alat dan Bahan

Gambar 2.2 Bor jenis Gambar 2.3 Satu set stang


post hole auger bor

Gambar 2.4 Tabung sample Gambar 2.5 Kunci pipa

Gambar 2.6 Oven Gambar 2.7 Timbangan

MEKANIKA TANAH TERAPAN III | 13


2.13.2 Prosedur pelaksanaan

Gambar 2.8 Pemasangan angkur Gambar 2.9 Penggalian sampel


1.
dengan mata bor

Gambar 2.10 Gambar 2.11 Pemasangan


Sampel tanah diambil per 20 cm tabung dan pengambilan
untuk diuji kadar airnya tanah untuk bahan uji

MEKANIKA TANAH TERAPAN III | 14


Gambar 2.12 Pengeluaran Gambar 2.13 Sampel tanah dari
Sampel tanah kedalaman 2m

Gambar 2.14 Tabung dilepas Gambar 2.15 Pemberian lilin


dari tongkat besi pada tanah sampel

Gambar 2.16 Penimbangan Gambar 2.17 Memasukkan


sampel tanah sampel ke dalam oven
Gambar 2.18 Pengeluaran Gambar 2.19 Penimbangan sampel
sampel dari oven kering oven
BAB III
PERCOBAAN SONDIR
SNI 2827-2008
3.1 Pendahuluan
Sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk
memperkirakan letak lapisan tanah keras. Pada proses tes ini didapatkan nilai
perlawanan penetrasi konus. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Sedangkan
hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam
gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat
dapat diketahui dari bacaan pada manometer.
Komponen utama sondir adalah konus yang dimasukkan kedalam tanah
dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak
kebawah karena ditekan, dibaca pada manometer setiap kedalama 20 cm. ( Braja
M.Das, 1985)
Tabel 3.1 Hubungan nilai tahanan konus terhadap konsistensi tanah :
No Nilai Tahanan Konus Konsistensi Tanah
1 < 5 kg/cm2 tanah sangat lunak
2 5-10 kg/cm2 tanah lunak
3 10-20 kg/cm2 tanah teguh
2
4 20-40 kg/cm tanah kenyal
5 40-80 kg/cm2 tanah sangat kenyal
6 80-150 kg/cm2 tanah keras
7 > 150 kg/cm2 tanah sangat keras
Sumber :, ISSN : 1410-7783

3.2 Tujuan
Percobaan sondir bertujuan untuk mengetahui daya dukung perlawanan
penetrasi konus dan daya lekat tanah pada kedalaman lapisan tanah yang ditinjau
dan juga untuk menentukan kedalaman tanah keras. Uji daya dukung tanah ini
atau sondir dilakukan untuk bangunan lebih dari satu lantai seperti rumah lebih
dari satu lantai , pembangunan hotel, pabrik, rumah sakit, dan lain lain.

MEKANIKA TANAH TERAPAN III | 1


3.3 Ketentuan dan Persyaratan
3.3.1 Peralatan penetrometer konus
A. Konus
Konus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:

Sumber : SNI 2827:2008


Gambar 3.1 Konus
a) Ujung konus bersusut 600 ± 50.
b) Ukuran diameter konus adalah 35,7 mm ± 0,4 mm atau luas proyeksi
konus = 10 cm2.
c) Bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 mm. konus ganda
harus terbuat dari baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok untuk
menahan abrasi dari tanah.

B. Selimut (bidang) geser


Selimut (bidang) geser yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Ukuran diameter luar selimut geser adalah 35,7 mm ditambah dengan
0 mm s.d 0,5 mm.
b) Proyeksi ujung alat ukur penetrasi tidak boleh melebihi diameter selimut
geser.
c) Luas permukaan selimut geser adalah 150 cm2 ± 3 cm2.
d) Sambungan-sambungan harus didesain aman terhadap masuknya tanah.
e) Selimut geser pipa harus mempunyai kekasaran sebesar 0,5 μ m AA
± 50 %.

C. Pipa dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m.
b) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak
tertekuk jika disondir/didorong.
c) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter
dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas puncak selimut
geser.
d) Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap.
e) Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan penyekrupan,
sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus.
f) Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.

D. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa dorong.
b) Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan.
c) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa dorong
dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm.
d) Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat
menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau kerusakan
lain.
e) Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar
antara 0,5 mm dan 1,0 mm.
f) Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak pelumas
untuk mencegah korosi.
g) Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran untuk
mencegah gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.

E. Mesin pembeban hidraulik


Mesin pembeban yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Rangka.
b) Rangka mesin pembeban berfungsi sebagai dudukan sistem penekan
hidraulik yang dapat digerakkan naik/turun.
c) Sistem penekan hidraulik terdiri atas engkol pemutar, rantai, roda gigi,
gerigi dorong dan penekan hidraulik yang berfungsi untuk
mendorong/menarik batang dalam dan pipa dorong.
d) Pada penekan hidraulik terpasang 2 buah manometer yang digunakan
untuk membaca tekanan hidraulik yang terjadi pada waktu penekanan
batang dalam, pipa dorong dan konus (tunggal atau ganda)

Sumber : SNI 2827:2008


Gambar 3.2 Rangkaian alat penetrasi konus (sondir Belanda)
3.3.2 Pengujian
A. Batasan peralatan dan perlengkapan
Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a) Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 %.
b) Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik.
1) untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %.
2) untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %.
c) Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan
dengan dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik.

Sumber : SNI 2827:2008


Gambar 3.3 Mesin Pembebanan Hidraulik

B. Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan pada
saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.

3.4 Peralatan yang digunakan


1. Satu set alat sondir.
KELOMPOK 4A

Gambar 3.4 Satu set alat sondir


2. Satu buah konus.

Gambar 3.5 Satu buah konus


3. Angkur.

Gambar 3.6 Angkur

4. Plat angkur.
Gambar 3.7 Plat angkur
5. Mur.

Gambar 3.8 Mur


6. Rel penahan alat sondir.

Gambar 3.9 Rel penahan alat sondir

7. Slongsong.
Gambar 3.10 Slongsong
8. Kunci pipa.

Gambar 3.11 Kunci pipa

3.5 Prosedur Pelaksanaan


3.5.1 Persiapan pengujian
1. Lokasi penyondiran ditentukan, pada praktikum ini mengambil lokasi
di area depan Gedung Laboratorium Teknik Terpadu , Universitas
Bengkulu
2. Tanah dibersihkan dari rerumputan, akar-akar, sehingga lokasi
dapat digunakan.
3. Periksa kondisi alat sondir sebelum melakukan percobaan.
4. Bersihkan alat sondir untuk percobaan.
5. Masukan 2 buah angkur ke dalam tanah pada kedudukan yang
tepat sesuai dengan letak rangka pembeban.
6. Stel rangka pembeban, sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal.
KELOMPOK 4A

7. Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston


hidraulik menggunakan
kunci piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah
terjadinya gelembung udara dalam system.
8. Tempatkan Rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada
tepat
di atasnya.Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan
dengan memutar baut pengecang, sehingga rangka pembeban berdiri
kokoh pada permukaan tanah.

3.5.2 Prosedur pengujian


1. Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan
hidraulik pada kedudukan yang tepat.
2. Buka kran pipa untuk penyaluran angin pada manometer kapasitas
0-70
kg/cm2.Jika kira-kira sudah akan melewai 70 kg/cm2 maka ganti denga
manometer kapasitas 0-250 kg/cm2.
3. Pasang Tracker, tekan stang ke dalam. Angkat jack hydraulic ke
atas sehingga konus akan bergerak ke bawah sedalam 20 cm. Adapun
tujuannya untuk melubangi tanah sedalam 20 cm pertama.
4. Tekan Jack hydraulic ke bawah sehingga konus akan bergerak ke
atas.
Kemudian tarik stang keluar, sehingga nilai konus dan friksi akan bisa
dihitung.
5. Turunkan Posisi konus kembali hingga terdapat nilai dari
pembacaan
manometer. Adapun pembacaan pertama merupakan pembacaan nilai
konusnya. Sedangkan pembacaan kedua merupakan pembacaan nilai
total (nilai total = nilai friksi + nilai konus).
6. Ulangi Langkah-langkah di atas untuk mendapatkan nilai konus
dan nilai
total setiap 20 cm berikutnya.
7. Hentikan Pekerjaan sondir pada keadaan sebagai berikut :
a. Jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan
>150 kg/cm2.
b. Jika alat sondir terangkat keatas sedangkan bacaan manometer
belum menunjukkan angka yang maksimum maka alat sondir
diberi pemberat.

3.5.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum sondir:


1. Penempatan alat sondir harus berdiri cukup vertikal.
2. Permukaan tanah tempat pengujian sondir harus datar.
3. Konus harus dapat bekerja dengan baik.
4. Jumlah bahan bakar bensin harus mencukupi.
5. Minyak pelumas juga harus mencukupi.
6. Antara stang dalam dan stang luar cukup longgar.
7. Selongsong dan isi selongsong harus bisa bergerak dengan lancar.

3.5.4 Langkah membuat grafik


1. Tentukan parameter x dan y pada grafik. Parameter x ada dua, untuk x1
(atas) merupakan nilai Perlawanan Ujung Konus sedangkan x2 (bawah)
merupakan nilai Jumlah Hambaan Lekatdan y adalah kedalaman tanah.
2. Kedalaman dimulai dari atas dengan posisi 0 meter. Lalu diteruskan
kebawah sesuai kedalaman yang ada.
3. Nilai Ujung Konus dan Jumlah Hambatan Pelekat diambil dari tabel
pengujian sondir.
4. Lalu hubungkan nilai x1 dan x2 pada y, teruskan hingga kedalaman 3,40
meter.
5. Untuk grafik rasio gesekan sama halnya dengan grafik pengujian sondir.
Hanya saja x nya hanya ada satu yaitu x 1 (atas) sebagai Nilai Rasio
Gesekan.
6. Nilai Rasio Gesekan diambil dari tabel Pengujian sondir.
7. Lalu hubungkan Nilai Rasio Gesekan dengan kedalam.
3.6 Data dan Percobaan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jl. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Sondir Tanggal Pratikum : 1 maret 2020


Lokasi Pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 1 maret 2020

SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston =Luas Piston = 10 cm2
Apiston 10
DK =Diameter Konus = 3,56 cm C0 = = =1
0,25×π×Dk2 0,25×π×3,562
DS =Diameter Selimut = 3,56 cm
I = Panjang Selimut = 13,12 cm
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm Apiston10
C1 = π×DS.I = π×3,57.13,12 = 0,0681

Tabel 3.2 Data Percobaan Sondir


Jumlah
Bacaan Manometer Tegangan Hambatan Rasio
Hambatan
Hambatan Hambatan
Conus Biconus Conus Setempat Lekat Lekat Gesekan
Kedalaman
(Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm) (Kg/cm)
A B C D E F G
d
- - c = a x C0 d = (b-a) C1 e = d x Lb F = ∑e ×100%
c
0,00 0 0
0,20 7 11
0,40 9 17
0,60 11 22
0,80 11 24
1,00 14 23
1,20 10 23
1,40 12 23
1,60 9 20
1,80 11 22
2,00 12 22
2,20 14 23
2,40 12 23
2,60 12 22
2,80 15 25
3,00 13 24
3,20 12 23
3,40 11 22

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Ir. Mawardi,M.T. Gs.
KELOMPOK Jihan Saputra
4A
Paraf
3.7 Perhitungan
Contoh perhitungan pengujian sondir :
1. Tegangan Hambatan Conus dihitung dengan rumus :
HK = M1 x C0 …...........…………….........…………………..
(3.1)
Dimana :
HK = Hambatan conus (kg/cm2)
M1 = Nilai conus/perlawanan conus (kg/cm2)
Contoh :
Pada kedalaman 0,2 meter.
Bacaan Manometer Pertama (M1) = 7 kg/cm2
Maka :
HK = M1 C0
Apiston
= M1
0,25 x π x DK2
Dimana :
Apiston = 10 cm2
DK = Diameter conus = 3,56 cm
Jadi :
10
HK = 7
0,25 x π x 3,562

HK = 7  1
HK = 7 kg/cm2

2. Tegangan Hambatan Setempat ( HS ) dihitung dengan rumus :


HS = (M2 – M1) x C1.................................................................(3.2)
Dimana :
HS = Tegangan hambatan setempat kg/cm2
M2 = Bacaan manometer kedua
Contoh :

Pada kedalaman 0,2 meter.


Bacaan Manometer Pertama (M1) = 7 kg/cm2
Bacaan Manometer Kedua (M2) = 11 kg/cm2
Maka :
HK = (M2 - M1) x C1
Apiston
= (M2 – M1) x
π x DS x LS
Dimana :
Apiston = 10 cm2
DS = Diameter selimut = 3,56 cm
LS = Panjang selimut = 13,12cm
Jadi :

HS = (11-7) 10
x π x 3,56 x 13,12
HS = 4 x 0,0681
HS = 0,27 kg/cm2

3. Hambatan Lekat dihitung dengan rumus :


HL = (M2 – M1) x C1x Lb............................................................(3.3)
Dimana :
HL = Hambatan Lekat (kg/cm)
Lb = Panjang bacaan = 20 cm
Contoh :
Pada kedalaman 0,2 meter.
HL = (M2 – M1) x C1 x Lb
HL = (11 – 7) x 0,0681 x 20
HL = 5,45 kg/cm

4. Jumlah hambatan lekat (JHP) :


JHPi =
HP.......................................................................(3.4)
i 0

i = kedalaman lapisan yang ditinjau


5. Rasio Gesekan dihitung dengan rumus:
Tegangan Hambatan Setempat
Fr = Tegangan Hambatan konus x 100%....................................(3.5)

Contoh :
Pada kedalaman 0,2 meter.
Tegangan Hambatan Conus = 7 kg/cm2
Tegangan Hambatan Setempat = 0,27 kg/cm2

Fr = Tegangan Hambatan konus x 100%


Tegangan Hambatan Setempat

0,27
Fr = 7 x 100 = 3,89 %

3.8 Hasil Pembahasan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jl. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Sondir Tanggal Pratikum : 01 Mei 2019


Lokasi Pekerjaan : Lapangan Depan Lab.Teknik Tanggal Selesai : 01 Mei 2019

SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston =Luas Piston = 10 cm2
Apiston 10
DK =Diameter Konus = 3,56 cm C0 = 0,25×π×Dk2 = 0,25×π×3,562 =1
DS =Diameter Selimut = 3,56 cm
I = Panjang Selimut = 13,12 cm
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm Apiston 10
C1 = = = 0,0681
π×DS.I π×3,57.13,12
Tabel 3.3 Data Hasil Perhitungan Sondir

Kedalaman Bacaan Manometer Tegangan [kg/cm2] Hambatan Jumlah Rasio


(m) [kg/cm2] Hambatan Hambat
Lekat Hambata Geseka
(HL) n Lekat n (%)
Konus an
[kg/cm] (JHL)
Pertama Kedua Setemp
at [kg/cm]
M1 M2 M1.C0 (M2- (M2- ΣHL
M1).C1 M1).C1.Lb
0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00
0,20 7 11 7 0,27 5,45 5,45 3,89
0,40 9 17 9 0,54 10,90 16,34 6,05
0,60 11 22 11 0,75 14,98 31,33 6,81
0,80 11 24 11 0,89 17,71 49,03 8,05
1,00 14 23 14 0,61 12,26 61,29 4,38
1,20 10 23 10 0,89 17,71 79,00 8,85
1,40 12 23 12 0,75 14,98 93,98 6,24
1,60 9 20 9 0,75 14,98 108,96 8,32
1,80 11 22 11 0,75 14,98 123,94 6,81
2,00 12 22 12 0,68 13,62 137,56 5,68
2,20 14 23 14 0,61 12,26 149,82 4,38
2,40 12 23 12 0,75 14,98 164,80 6,24
2,60 12 22 12 0,68 13,62 178,42 5,68
2,80 15 25 15 0,68 13,62 192,04 4,54
3,00 13 24 13 0,75 14,98 207,02 5,76
3,20 12 23 12 0,75 14,98 222,01 6,24
3,40 11 22 11 0,75 14,98 236,99 6,81

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Ir. Mawardi,M.T. Gs.
KELOMPOK Jihan Saputra
3A
Paraf
3.9 Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Bacaan manometer tidak tergantung dari kedalaman tanah.
b. Nilai tegangan hambatan konus yang terbesar pada percobaan sondir ini
adalah 15 kg/cm2 yaitu pada kedalaman 2,80 m.
c. Nilai tegangan hambatan setempat yang terbesar pada percobaan sondir ini
adalah 0,89 kg/cm2 yaitu pada kedalaman 0,80 dan 1,20 m.
d. Hambatan lekat yang terbesar adalah 17,71 kg/cm2 yaitu pada kedalaman
0,80 dan 1,20 m.
e. Rasio gesekan terbesar yang terjadi adalah 8,85 % pada kedalaman
1,20 m.
Hasil Hubungan Tanah Konus Terhadap Konsolidasi Tanah :
1) Kedalaman 0 – 3,40 m, tergolong dalam tanah kenyal.
2) Kedalaman 0,2 m, nilai tahanan konus = 7 kg/cm2
3) Kedalaman 0,4 m, nilai tahanan konus = 9 kg/cm2
4) Kedalaman 0,6 m, nilai tahanan konus = 11 kg/cm2
5) Kedalaman 0,8 m, nilai tahanan konus = 11 kg/cm2
6) Kedalaman 1 m, nilai tahanan konus = 14 kg/cm2
7) Kedalaman 1,2 m, nilai tahanan konus = 10 kg/cm2
8) Kedalaman 1,4 m, nilai tahanan konus = 12 kg/cm2
9) Kedalaman 1,6 m, nilai tahanan konus = 9 kg/cm2
10) Kedalaman 1,8 m, nilai tahanan konus = 11 kg/cm2
11) Kedalaman 2 m, nilai tahanan konus = 12 kg/cm2
12) Kedalaman 2,2 m, nilai tahanan konus = 14 kg/cm2
13) Kedalaman 2,4 m, nilai tahanan konus = 12 kg/cm2
14) Kedalaman 2,6 m, nilai tahanan konus = 12 kg/cm2
15) Kedalaman 2,8 m, nilai tahanan konus = 15 kg/cm2
16) Kedalaman 3 m, nilai tahanan konus = 13 kg/cm2
17) Kedalaman 3,2 m, nilai tahanan konus = 12 kg/cm2
18) Kedalaman 3,4 m, nilai tahanan konus = 11 kg/cm2
3.11 Grafik Hasil
KELOMPOK 4A

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jl. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Sondir Tanggal Pratikum : 1 Maret 2020


Lokasi Pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 1 Maret 2020

GRAFIK SONDIR
(SNI 2827-2008)
Keterangan :

2
Tekanan Konus (Kg/cm2) Nilai Konus (kg /cm )
0 5 10 15 20
0 J.H. Lekat (kg/cm)

)
m
(
n
a
m2
al
a
Ked

0 50100150200250
Jumlah Hambatan lekat (Kg/cm)

Mengetahui :
Asisten Praktikum

Jihan Saputra
G1B017039
Project : Sondir Tanggal Pratikum : 1 Maret 2020
Lokasi Pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 1 Maret 2020

GRAFIK RASIO GESEKAN


(SNI 2827-2008)

Rasio Gesekan (%)


0.002.004.006.008.00 10.00
0

1
Kedalaman (m)

Mengetahui :
Asisten Praktikum

Jihan Saputra
G1B01703
KELOMPOK 4A

3.12 Dokumentasi

Gambar 3.12 Pemasangan alat Gambar 3.13 Menghidupkan


sondir mesin Generator Hydraulic

Gambar 3.14 Pemasangan Gambar 3.15 Memasukkan


slongsong conus sedalam 20 cm

Gambar 3.16 Pembacaan nilai Gambar 3.17 Foto Kelompok


conus dan nilai total dengan alat sondir

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 1


BAB IV
PERCOBAAN KONSOLIDASI TANAH
SNI 2812:2011

4.1 Pendahuluan
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori. Dengan kata
lain, pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat bekerjanya beban yang
terjadi sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas tanah. Proses ini berlangsung terus
sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-
benar hilang. Kasus yang paling sederhana adalah konsolidasi satu dimensi, dimana kondisi
regangan lateral nol mutlak ada. Proses konsolidasi dapat diamati dengan pemasangan
piezemeter, untuk mencatat perubahan tekanan air pori dengan waktunya. Besarnya turunan
dapat diukur dengan berpedoman pada titik referensi ketinggian pada tempat tertentu.

4.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh parameter kompressibilitas dan kecepatan
konsolidasi tanah. Data ini digunakan untuk membuat perhitungan, baik kecepatan penurunan
maupun penurunan total satu bangunan (struktur) ataupun timbunan.

4.3 Landasan Teori


Pengujian ini mengacu pada SNI 2812-2011. Standar ini menetapkan cara uji
pengembangan atau penurunan suatu dimensi tanah kohesif untuk menentukan besarnya
pengembangan atau penurunan tanah kohesif yang relatif tak terganggu atau yang dipadatkan.
Cara uji dapat digunakan untuk memperoleh karakteristik dan parameter-parameter
pengembangan dari suatu tanah, yang digunakan sebagai masukan dalam melakukan analisis
dan antisipasi penanganan tanah ekspansif, sehingga struktur aman.
Cara ini digunakan untuk menentukan pengembangan atau penurunan pada tekanan
vertikal (aksial) yang telah di tentukan, atau menentukan besarnya tekanan vertikal yang
diperlukan supaya tidak terjadi perubahan akibat volume dari benda uji yang dibebani secara
aksial dan tidak begerak ke arah lateral (ke samping).
Pengujian ini juga di gunakan untuk mengetahui koefisien Cc yaitu indeks kompresi yang
digunakan sebagai acuan penentuan jenis tanah. Pengujian ini juga digunakan untuk
mengetahui koefisien Cv yaitu koefisien konsolidasi tanah yang di uji.
Tabel 4.1 Nilai Koefisien Cc
No Jenis Tanah Cc
1 Pasir Padat 0,005 - 0,001
2 Pasir Tidak Padat 0,025 – 0,030
3 Lempung Agak Kasar 0,030 – 0,060
4 Lempung Kenyal 0,060 – 0,150
5 Lempung Medium Kenyal 0,015 – 1,000
6 Tanah Organik 1,000 – 4,500
7 Batu / Cadas 0
Sumber : Dody, Pratiwi (2007, 8 Oktober)

4.4 Peralatan yang digunakan


1. Peralatan uji konsolidasi
a. Alat pengeluar sampel dari tabung (Extruder)
b. Alat konsolidasi
1. Sel konsolidasi
2. Cincin cetak benda uji dengan ketentuan
a. Berdiameter 5 cm
b. Cincin harus kaku sehingga benda uji yang diberi tekanan tidak mengubah
diameter cincin melebihi 0,03 % dari diameter cincin
3. Kertas Penyaring (kertas filter)
4. Batu berpori dengan ketentuan :
a. Terbuat dari silikon carbide, aluminium oksida atau logam lain yang tidak
berkarat jika bersentuhan dengan benda uji.
b. Harus bersih, utuh dan bebas dari retakan
5. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gr
6. Spatula
7. Dial meter

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 2


8. Oven dengan suhu ± 110ºC
9. Stopwatch
10. Beban-beban (0,5 kg, 1 kg, 2 kg, 4 kg)
2. Peralatan dan bahan uji berat jenis
a. Piknometer kapasitas 60 ml
b. Termometer (suhu 100ºC)
c. Hot Plate
d. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram
e. Desicator
f. Tanah sampel yang telah di oven
g. Es batu
h. Air suling

4.5 Persiapan Pelaksanaan


Tanah yang digunakan pada pengujian ini adalah tanah yang diambil dari pengeboran
tanah (Hand Boring) yang terdapat di dalam tabung. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung,
ujungnya diratakan dulu dengan jalan mengeluarkan contoh 1 – 2 cm, kemudian dipotong
dengan spatula. Permukaan ujung contoh harus rata dan tegak lurus sumbu benda uji, dengan
menggunakan cincin yang dimasukan contoh tanah. Perataan harus dilakukan dengan hati-hati
sehingga tidak menekan benda uji.

4.6 Langkah kerja


1. Langkah kerja uji konsolidasi
a. Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0,1 gr.
b. Batu berpori ditempatkan di bagian atas dan bawah cincin, sehingga benda uji yang
sudah dilapisi dengan kertas saring terapit oleh dua buah batu pori, lalu masukkan ke
dalam sel konsolidasi.
c. Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakkan pada alat konsolidasi, sehingga
bagian yang runcing dari pelat penumpu menyentuh tepat pada alat pembeban.
d. Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca dan dicatat.
e. Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 kg/cm2,
kemudian arloji dibaca pada saat-saat : 9,6”; 21,6”; 38,4”; 1’; 2 ¼’; 4’; 9’; 16’; 25’; 36’;
dan 49’. Beban ini dibiarkan bekerja sampai pembacan arloji tetap, biasanya cukup
sampai 24 jam. Sesudah 1 menit pembacaan, sel konsolidasi diisi air.
f. Beban-beban selanjutnya dilakukan cara yang sama. Beban-beban tersebut harus
menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji masing - masing sebesar : 0,50; 1,0;
2,0; 4,0; dan 8,0 kg/cm2.
g. Setelah pembebanan maksimum dan sudah menunjukan pembacaan tetap pembebanan
dikurangi dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 2,0 kg/cm 2. Pada waktu beban dikurangi setiap
pembeban harus dibiarkan bekerja sekurang kurangnya selama 5 jam. Arloji penunjuk
hanya perlu dibaca sesudah 5 jam sesaat beban belum dikurangi lagi.
h. Setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan benda uji dikeluarkan dari sel konsolidasi
dan ambil batu pori tersebut dari permukaan atas dan bawah dari benda uji lalu
dikeringkan.
i. Benda uji dikeluarkan dari cicin, masukan dalam oven dan tentukan berat keringnya.
2. Langkah kerja uji berat jenis (SNI 1964-2008)
a. Benda uji dikeringkan dalam oven pada temperatur 110ºC ± 5oC selama ± 24 jam.
b. Piknometer dicuci atau botol ukur dengan air suling kemudian dikeringkan dan
selanjutnya ditimbang (W1).
c. Benda uji dimasukkan ke dalam piknometer atau botol ukur yang digunakan, kemudian
ditimbang (W2).
d. Air suling ditambahkan ke dalam piknometer atau botol ukur yang berisi benda uji
sehingga piknometer atau botol ukur terisi duapertiganya.
e. Piknometer atau botol ukur dipanaskan di hot plate yang berisi rendaman benda uji
dengan hati-hati selama 10 menit atau lebih sehingga udara dalam benda uji keluar
seluruhnya.
f. Setelah kira-kira sudah keluar seluruh gelembung udara, piknometer diangkat dari
tungku listrik.
g. Piknometer atau botol ukur direndam ke dalam bak perendaman (desicator) sampai
temperaturnya tetap. Tambah air suling secukupnya sampai penuh. Keringkan bagian
luarnya, lalu timbang (W3).
h. Temperatur isi piknometer diukur, untuk mendapatkan faktor koreksi (K).
i. Bila isi piknometer atau botol ukur belum diketahui, isinya ditentukan sebagai berikut:
1. Piknometer atau botol ukur yang digunakan dikosongkan dan dibersihkan
2. Piknometer atau botol ukur diisi dengan air suling yang temperaturnya sama,
kemudian keringkan dan ditimbang (W4).
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu
4.7 Data percobaan
Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020
Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
TABEL PENURUNAN
(SNI 2812-2011)

Tabel 4.2 Pembacaan penurunan


Beban (gr) 500 1000 2000 4000 8000 4000 2000
Tegangan
(kg/cm2)
0,250 0,510 1,010 2,020 4,040 2,020 1,010
Waktu
(menit)
0,000 0,000 0,090 0,180 1,300 2,800 4,100 4,940 4,910
0,160 0,400 0,110 0,205 1,320 2,850 4,250 4,940 4,900
0,360 0,600 0,120 0,210 1,330 2,890 4,400 4,940 4,900
0,640 0,800 0,125 0,218 1,345 2,910 4,520 4,938 4,900
1,000 1,000 0,130 0,220 1,350 2,930 4,530 4,937 4,900
2,250 1,500 0,135 0,228 1,374 2,950 4,550 4,935 4,900
4,000 2,000 0,140 0,232 1,384 2,958 4,560 4,935 4,900
9,000 3,000 0,150 0,240 1,384 2,966 4,567 4,934 4,985
16,000 4,000 0,152 0,248 1,386 2,970 4,570 4,934 4,985
25,000 5,000 0,154 0,252 1,388 2,974 4,575 4,934 4,890
36,000 6,000 0,156 0,257 1,390 2,980 4,589 4,933 4,890
49,000 7,000 0,160 0,260 1,393 2,981 4,595 4,933 4,890
1440,000 37,950 0,163 0,290 1,395 3,010 4,598 4,925 4,870

Tabel 4.3 Pengujian berat jenis


Sampel Satuan Nilai
Berat piknometer + tanah (W2) Gram 78,200
Berat piknometer (W1 ) Gram 53,200
Berat tanah (W2 – W1) Gram
Suhu (T) °C 20,000
Berat piknometer + air (pada T) W4 Gram 109,200
Berat piknometer + air + tanah (W3) Gram 124,500
W5 = (W2-W1) + (W4) Gram
Isi Tanah (W2-W1) + (W4-W3) Gram
Specific Gravity (Berat Jenis)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Kadar Air :
Berat Jenis :
CONSOLIDATION TEST
(SNI 2812-2011)

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Konsolidasi


Tegangan eo Hs e ∆H ∆e Sr
No.
(kg/cm2) Cm Mm Mm mm Div Mm Div Mm Mm
1
2
3
4
5
6
7
8
Grafik Hubungan Angka Pori dan Tegangan
1.2
Angka Pori (e)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5


σ (kg/cm2)

Gambar 4.1 Data grafik hubungan angka pori dan tegangan

4.8 Perhitungan
1. Kadar air sebelum percobaan:
Berat Tanah Basah Sebelum-Berat Tanah Kering
Kadar air (%) = Berat Tanah Kering x 100% (4.1)
46,900 - 23,900
= x 100%
23,900
= 93,234 %

2. Kadar air sesudah percobaan:


Berat Tanah Basah Sesudah-Berat Tanah Kering
Kadar air (%) = x 100%
Berat Tanah Kering
49,500 - 23,900
= x 100%
23,900
= 107,113 %

3. Berat isi sebelum percobaan:


Berat Tanah Basah
Berat isi ( γ ) = (4.2)
Volume Tanah
46,900
=1
(π) (5)2 (2)
4

= 1,195 gr/cm3

4. Berat isi sesudah percobaan:


Berat Tanah Basah
Berat isi ( γ ) =
Volume Tanah
49,500
=1
(π) (5)2 (2)
4

= 1,261 gr/cm3

Tabel 4.5 Hasil Percobaan Kadar Air


Kadar Air dan Berat Isi Sebelum Sesudah
Berat tanah basah + cincin (gr) 140,300 142,900
Berat cincin (gr) 93,400 93,400
Berat tanah basah (gr) 46,900 49,500
Berat tanah kering + cincin (gr) 117,300 117,300
Berat tanah kering (gr) 23,900 23,900
Berat air (gr) 23,000 25,600
Kadar air (%) 96,234 107,113
3
Berat isi (kg/cm ) 1,195 1,261

∅ Cincin = 5 cm
Tinggi cincin = 2 cm
a) Mencari Tegangan
Beban
p’ = x 10 (4.3)
A cincin
Contoh Perhitungan Tegangan :
Beban
1. p’ = x 10
A cincin
0,50
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2

= 0,250 kg/cm2
Beban
2. p’ = x 10
A cincin
1
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2

= 0,510 kg/cm2
Beban
3. p’ = x 10
A cincin
2
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2

= 1,010 kg/cm2

Beban
4. p’ = x 10
A cincin
4
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2

= 2,020 kg/cm2
Beban
5. p’ =
A cincin x 10
8
=1 2x 10
x(3,14)x(5,0)
4
= 4,040 kg/cm2
Tabel 4.6 Hasil Percobaan Berat Jenis
Sampel Satuan Nilai

Berat piknometer + tanah (W2) Gram 78,200

Berat piknometer (W1 ) Gram 53,200

Berat tanah (W2 – W1) Gram 25,000

Temperatur (T) 0
C 20,000

Berat piknometer + air (pada T=300C) (W4) Gram 124,500

Berat piknometer + air + tanah


Gram 109,200
(pada T = 200C) (W3)
(W2-W1+W4) Gram 134,200
Isi Tanah (W2-W1+W4) - W3 Gram 9,700
Specific Gravity 2,577

Tabel 4.7 Hubungan antara kerapatan relatif air dan faktor konversi K dalam temperatur.
Hubungan kerapatan relatif Faktor koreksi
No. Temperatur (ºC)
air K
1 18 0,9986244 1,0004
2 19 0,9984347 1,0002
3 20 0,9982343 1,0000
4 21 0,9980233 0,9998
5 22 0,9978019 0,9996
6 23 0,9975702 0,9993
7 24 0,9973286 0,9991
8 25 0,9970770 0,9989
9 26 0,9968156 0,9986
10 27 0,9965451 0,9983
11 28 0,9962652 0,9980
12 29 0,9939761 0.9977
13 30 0,9956780 0,9974
Sumber : SNI 1964-2008
Catatan:
Faktor koreksi K untuk suhu 20ºC = , Wa= 109,200 gr
W4 = K x Wa (4.4)
= 1 x 109,200
= 109,200 gr
Sehingga,
(W2 – W1)
Gs = (4.5)
(W2-W1+W4) - W3
(78,200 - 53,200)
Gs =
(78,200 - 53,200 + 109,200) - 124,500

= 2,577

Parameter – Parameter yang digunakan :


1. Berat Tanah Kering
Berat Tanah Basah
Wk = (4.6)
1+Kadar Air
46,900
=
1 + 0,9623

= 24,3690 gram
2. Berat Volume Tanah Kering
Berat Tanah Kering
γk = (4.7)
volume tanah
23,900
=1
x(π)x(5)2x(2)
4

= 0,6209 gram/cm3
3. Tinggi Bagian Padat
Berat Tanah Kering
Hs = (4.8)
Berat Jenis Tanah x Luas Cincin
23,900
= 1
(2,577)x ( x(π)x(5)2)
4

= 0,4818 cm
4. Angka Pori
Tinggi cincin-Tinggi bagian padat
e0 = (4.9)
Tinggi Bagian Padat

2 - 0,4818
=
0,4818

= 3,1512
5. Derajat Kejenuhan
Kadar air x Berat Jenis Tanah
Sr = (4.10)
Angka pori

0,9623 x 2,577
=
3,1512

= 0,6817
= 68,17 %

6. Pada pembacaan beban 0,5 kg


Bacaan akhir arloji = 16,3 X 0,010
= 0,163 kg
Tabel 4.8 Nilai Penurunan Bacaan Akhir Arloji (mm)
Beban (gr) 500 1000 2000 4000 8000 4000 2000
Tegangan
(kg/cm2)
0,250 0,510 1,010 2,020 4,040 2,020 1,010
Waktu
(menit)
0,000 0,000 0,090 0,180 1,300 2,800 4,100 4,940 4,910
0,160 0,400 0,110 0,205 1,320 2,850 4,250 4,940 4,900
0,360 0,600 0,120 0,210 1,330 2,890 4,400 4,940 4,900
0,640 0,800 0,125 0,218 1,345 2,910 4,520 4,938 4,900
1,000 1,000 0,130 0,220 1,350 2,930 4,530 4,937 4,900
2,250 1,500 0,135 0,228 1,374 2,950 4,550 4,935 4,900
4,000 2,000 0,140 0,232 1,384 2,958 4,560 4,935 4,900
9,000 3,000 0,150 0,240 1,384 2,966 4,567 4,934 4,985
16,000 4,000 0,152 0,248 1,386 2,970 4,570 4,934 4,985
25,000 5,000 0,154 0,252 1,388 2,974 4,575 4,934 4,890
36,000 6,000 0,156 0,257 1,390 2,980 4,589 4,933 4,890
49,000 7,000 0,160 0,260 1,393 2,981 4,595 4,933 4,890
1440,000 37,950 0,163 0,290 1,395 3,010 4,598 4,925 4,870

1. Perubahan tebal
∆H = 4,598 mm
2. Perubahan Angka pori
∆H
∆e = (4.11)
Hs
4,598
=
48,18

= 0,0954
3. Angka pori
e = e0 -∆e (4.12)
= 3,1512 – 0,0954
= 3,0558
Tabel 4.9 Nilai Perubahan Beban
∆H Nilai
1 0,163 mm
2 0,290 mm
3 1,395 mm
4 3,010 mm
5 4,598 mm
6 4,925 mm
7 4,870 mm

1. Menentukan e1 dan e2
∆H1
∆ e1 =
Hs
0,163
= 4,818
= 0,0338
e1 = 3,1512 – 0,0338
= 3,1174
∆H2
∆ e2 =
Hs

0,290
= 4,818
= 0,0602
e2 = 3,1512 – 0,0602
= 3,0910
∆H3
∆ e3 =
Hs

1,395
= 4,818
= 0,2895
e3 = 3,1512 – 0,2895
= 2,8616
∆H4
∆ e4 =
Hs

3,010
= 4,818
= 0,6248
e4 = 3,1512 – 0,6248
= 2,5264
∆H5
∆ e5 =
Hs

4,598
= 4,818
= 0,9544
e5 = 3,1512 – 0,9544
= 2,1968
∆H6
∆ e6 =
Hs

4,925
= 4,818
= 1,0222
e6 = 3,1512 – 1,0222
= 2,1289
∆H7
∆ e7 =
Hs

4,870
= 4,818
= 1,0108
e7 = 3,1512 – 1,0108
= 2,1404
2. Indeks Kompresi
e4 - e5
Cc = P5 (4.13)
LogP4
2,5264 - 2,1968
= 4,04
log 2,02

= 1,0949
3. Tebal akhir
HI = H0 - ∆H (4.14)
= 20 – 4,598
= 15,402 mm
4. ½ Tebal rata – rata
1 Ho+H1
d = ( ) (4.15)
2 2
1 2 + 1,540
=2( 2 )
= 0,885 cm
5. Menentukan CV pada setiap pembebanan
2
0,848 d
Cv = (4.16)
t√90
a. t√90 pada beban 0,5 Kg = 0,7 menit = 29,4 detik
b. t√90 pada beban 1 Kg = 0,6 menit = 21,6 detik
c. t√90 pada beban 2 Kg = 0,9 menit = 48,6 detik
d. t√90 pada beban 4 Kg = 0,8 menit = 38,4 detik
e. t√90 pada beban 8 Kg = 0,4 menit = 9,6 detik
6. Pada beban 0,5 kg
2
0,848 d 0,848 x 0,8852
Cv = = = 0,023 cm2/ detik
t√90 29,4

7. Pada beban 1 kg
2
0,848 d
Cv = = 2
0,848 x 0,885
t√90 = 0,031 cm2/ detik
21,6

8. Pada beban 2 kg
2
0,848 d
Cv = = 0,848 x 0,8852
t√90 = 0,014 cm2/ detik
48,6

9. Pada beban 4 kg
2
0,848 d
Cv = 0,848 x 0,8852
t√90 = = 0,017 cm2/ detik
38,4
10. Pada beban 8 kg
2
0,848 d
Cv = = 0,848 x
t√90 8852 = 0,069 cm2/ detik
9,6

11. Nilai koefisien konsolidasi rata-rata (Cv)


Cv1 + Cv2 + Cv3 + Cv4 + Cv5
Cv =
5
0,023 + 0,031 + 0,014 + 0,017 + 0,069
= 5 = 0,031 cm2/ detik

4.9 Langkah Membuat Grafik


1. Grafik Hubungan Konsolidasi Tegangan
a. Parameter x dan y ditentukan pada grafik. Parameter x adalah Tekanan dan parameter y
adalah besar konsolidasi.
b. Tegangan dimulai dari 0,25 kg/cm2, 0,51 kg/cm2, 1,51 kg/cm2, 2,02 kg/cm2, 2,04 kg/cm2.
c. Nilai konsolidasi diambil dari data tabel percobaan konsoldasi, diambil nilai konsolidasi
saat waktu 1 menit dan 24 jam.
d. Data-data dari tabel dimasukkan pada saat konsolidasi saat waktu 1 menit dan 24 jam ke
dalam grafik.

2. Grafik Hubungan e log p


1. Nilai angka pori ditentukan pada setiap tegangan
2. Tegangan dimulai dari 0,25 kg/cm2, 0,51 kg/cm2, 1,51 kg/cm2, 2,02 kg/cm2, 2,04 kg/cm2.
3. Kemudian plot garis yang menghubungkan angka pori dan tegangan.
4. Lalu apabila terdapat garis linier angka pori dari kurva tersebut, maka (Cc) adalah
kemiringan dari bagian linier.
3. Grafik Penurunan terhadap akar waktu
a. Hitung perubahan contoh tanah pada setiap pembebanan
b. Buat grafik penurunan terhdap waktu dari setiap pembebanan.
c. Titik u = 0 % diperoleh dengan memperpanjang garis dari bagian awal kurva yang lurus
dan memotong sumbu y dan x, yang berjarak a dari titik perpotongan salib sumbu.
d. Buat garis OA dimana titik A terletak pada sumbu x yang berjarak 1,15a dari
perpotongan salib sumbu. Perpotongan titik OA dengan kurva adalah R90 pada absis.
Dari sini diperoleh t√90.
e. Hitung koefisien konsolidasi (Cv) pada setiap beban.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

4.10 Hasil dan pembahasan


Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020
Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Consolidation Test
(SNI 2812-2011)
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Konsolidasi
Tegangan eo Hs E ∆H ∆e Sr
No 2
(kg/cm ) Mm Mm Mm Div mm Div mm %
1 0,00 3,15 4,80 31,51 0,00 0,00 0,00 0,00 68,00
2 0,25 3,15 4,80 31,17 16,300 0,16 3,38 0,03 68,00
3 0,51 3,15 4,80 30,91 29,00 0,29 6,02 0,06 68,00
4 1,01 3,15 4,80 28,62 139,50 1,39 28,95 0,29 68,00
5 2,02 3,15 4,80 25,26 301,00 3,01 62,48 0,62 68,00
6 4,04 3,15 4,80 21,97 459,80 4,59 95,44 0,95 68,00
7 2,02 3,15 4,80 21,29 492,50 4,93 102,22 1,02 68,00
8 1,01 3,15 4,80 21,40 487,00 4,87 101,08 1,01 68,00

Grafik Hubungan Angka Pori dan Tegangan


0.6
Angka Pori (e)

0. 4 6
0.4
0 .3 2 79
0.2 505
0.2 0 .1 885
0 .1 578 096 5
0.
0 .1 636
0.103 8
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Ϭ (kg/cm²)

Gambar 4.2 Grafik hubungan angka pori dan tegangan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Tabel 4.11 Angka Pori
Beban (gr) 500 1000 2000 4000 8000 4000 2000
Tegangan
(kg/cm2)
0,250 0,510 1,010 2,020 4,040 2,020 1,010
Waktu
(menit)
0,000 0,000 0,090 0,180 1,300 2,800 4,100 4,940 4,910
0,160 0,400 0,110 0,205 1,320 2,850 4,250 4,940 4,900
0,360 0,600 0,120 0,210 1,330 2,890 4,400 4,940 4,900
0,640 0,800 0,125 0,218 1,345 2,910 4,520 4,938 4,900
1,000 1,000 0,130 0,220 1,350 2,930 4,530 4,937 4,900
2,250 1,500 0,135 0,228 1,374 2,950 4,550 4,935 4,900
4,000 2,000 0,140 0,232 1,384 2,958 4,560 4,935 4,900
9,000 3,000 0,150 0,240 1,384 2,966 4,567 4,934 4,985
16,000 4,000 0,152 0,248 1,386 2,970 4,570 4,934 4,985
25,000 5,000 0,154 0,252 1,388 2,974 4,575 4,934 4,890
36,000 6,000 0,156 0,257 1,390 2,980 4,589 4,933 4,890
49,000 7,000 0,160 0,260 1,393 2,981 4,595 4,933 4,890
1440,000 37,950 0,163 0,290 1,395 3,010 4,598 4,925 4,870
Cc di dapat = 1,0949
Tabel 4.12 Nilai Cc Untuk Berbagai Jenis Tanah
No Jenis Tanah Cc
1 Pasir Padat 0,005 - 0,001
2 Pasir Tidak Padat 0,025 – 0,030
3 Lempung Agak Kasar 0,030 – 0,060
4 Lempung Kenyal 0,060 – 0,150
5 Lempung Medium Kenyal 0,150 – 1,000
6 Tanah Organik 1,000 – 4,500
7 Batu / Cadas 0
Sumber : Dody, Pratiwi (2007, 8 Oktober)
KELOMPOK 4A

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Beban : 0,5 Kg.

KURVA PENURUNAN TERHADAP WAKTU


(SNI 2812-2011)

Beban 0.5kg
0.080
Penurunan (mm)

0.0900.090

0.100
0.110 0.110

0.120
0.120
0.125
0.130
0.130 0.135
0.140
0.140
0.150
0.150 0.152 0.154
0.156
0.160 0.160
0.170
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.3 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 0,5 kg)

Keterangan:

=a 1,4 menit

= 1,15a = 1,6 menit

= t√90 = 0,7 menit

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 22


KELOMPOK 4A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Beban : 1 Kg.

KURVA PENURUNAN TERHADAP WAKTU


(SNI 2812-2011)

Beban 1kg
0.170
Penurunan (mm)

0.180

0.190

0.205
0.210 0.210
0.218

0.230 0.220 0.228


0.232
0.240

0.250 0.252
0.248
0.257 0.260

0.270
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.006.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.4 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 1 kg)

Keterangan:

=a 1,6 menit

= 1,15 a = 1, 8 menit

= t√90 = 0,6 menit

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 23


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Sampel : 2 Kg

KURVA PENURUNAN TERHADAP WAKTU


(SNI 2812-2011)

Beban 2kg
1.280
Penurunan (mm)

1.300
1.300

1 .32 0
1.320
1.330

1.340 1.345
1 .3 4 8
1. 350
1.360

1 .374
1.380 1. 3 8 4
1 .3 8 6 1.38 8
1.39 0 1.393

1.400
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.5 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 2 kg)

Keterangan:

=a 1,9 menit

= 1,15 a = 2, 2 menit

= t√90 = 0,9 menit

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 24


UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Sampel : 4 Kg.

KURVA PENURUNAN TERHADAP WAKTU


(SNI 2812-2011)

Beban 4kg
2.750
Penurunan (mm)

2.800
2.800

2.850
2.850

2.890
2.900 2.910
2.930

2.950 2.966
2.950 2.970
2.974
2.958
2.980 2.981
3.000
0.001.00 2.00 3.00 4.00 5.006.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa

Gambar 4.6 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 4 kg)

Keterangan:

=a 1,3 menit

= 1,15 a = 1, 5 menit

= t√90 = 0,8 menit


UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 01 Maret 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Geoteknik Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 08 Maret 2020
Jenis Tanah : Sampel Handbore
Sampel : 8 Kg

KURVA PENURUNAN TERHADAP WAKTU


(SNI 2812-2011)

Beban 8kg
4.000
Penurunan (mm)

4.1004.100

4.200 4.250

4.300
4.400
4.400

4.500 4.520
4.550 4.5674.570 4.575
4.530 4.589 4.595
4.600 4.560

4.700
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.006.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.7 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 8 kg)

Keterangan:

=a 1,0 menit

= 1,15 a = 1, 2 menit

= t√90 = 0,4 menit

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 26


4.11 Kesimpulan
1. Pembacaan arloji yang terbesar pada alat konsolidasi terjadi pada setelah 24 jam pada
setiap pembebanan.
2. Semakin besar perputaran waktu maka pembacaan arloji pada alat konsolidasi adalah
semakin besar.
3. Kadar air sebelum terkonsolidasi dan sesudah terkonsolidasi adalah 96,234% dan
107,113%
4. Berat isi sebelum terkonsolidasi 1,195 gr/cm3 dan sesudah terkonsolidasi adalah 1,261
gr/cm3.
5. Berat jenis tanah tersebut sebesar 2,577.
6. Dari hasil percobaan, didapatkan Indeks Kompresi (Cc) = 1,0949 yang menunjukan jenis
Tanah Organik.
7. Pada setiap pembebanan, didapat nilai Cv:
Pada beban 0,5 kg didapat Cv sebesar 0,023 cm2/ detik.
Pada beban 1 kg didapat Cv sebesar 0,031 cm2/ detik.
Pada beban 2 kg didapat Cv sebesar 0,014 cm2/ detik.
Pada beban 4 kg didapat Cv sebesar 0,017 cm2/ detik.
Pada beban 8 kg didapat Cv sebesar 0,069 cm2/ detik.
Cv rata-rata sebesar 0,031 cm2/ detik.
4.12 Dokumentasi
a) Konsolidasi
1. Alat dan Bahan

Gambar 4.8 Gambar 4.9


Extruder Sample Satu set alat konsolidasi

Gambar 4.10 Gambar 4.11


Cincin penahan Cincin cetak
Gambar 4.12 Gambar 4.13
Dyal meter Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
Gambar 4.14 Gambar 4.15
Batu pori Spatula

Gambar 4.16 Gambar 4.17


Oven Beban (0,5kg, 1kg, 2kg, 4kg)

Gambar 4.18 Gambar 4.19


Stopwatch Kertas Saring
2. Prosedur Pelaksanaan

Gambar 4.20 Gambar 4.21


Pengambilan Sampel Tanah di keluarkan dari Extruder

Gambar 4.22 Gambar 4.23


Benda uji + cincin di timbang Sampel dimasukkan
kedalam alat uji konsolidasi

Gambar 4.24 Gambar 4.25


Kertas saring dipasangkan Kalibrasi nivo konsolidasi
Gambar 4.26 Gambar 4.27
Pemasangan arloji Alroji dikalibrasi

Gambar 4.28 Gambar 4.29


Sel Konsolidasi diisi air Pemasangan beban

Gambar 4.30 Gambar 4.31


Pembacaan arloji pembebanan Penambahan air setelah 1 menit
KELOMPOK 4A

Gambar 4.32 Gambar 4.33


Penambahan beban Pembacaan setelah penambahan beban
sampai maksimum

b) Berat Jenis
1. Alat dan Bahan

Gambar 4.34 Gambar 4.35


Piknometer kapasitas 60 ml Timbangan dengan
ketelitian 0,1 gram

MEK IV | 33
ANIKA TANAH TERAPAN
Gambar 4.36 Gambar 4.37
Oven suhu (110 ± 5)oC Air suling

Gambar 4.38 Gambar 4.39


Desikator pendingin Termometer

Gambar 4.40 Gambar 4.41


Hot plate Batu es

2. Prosedur Pelaksanaan

MEKANIKA TANAH TERAPAN IV | 34


Gambar 4.42 Gambar 4.43
Tanah basah ditimbang Sampel tanah dioven

Gambar 4.44 Gambar 4.45


Berat tanah kering ditimbang Sampel tanah dihaluskan

Gambar 4.46 Gambar 4.47 Berat piknometer + air


Berat piknometer ditimbang ditimbang
Gambar 4.48 Gambar 4.49
Berat piknometer + tanah ditimbang Berat piknometer + tanah + air
ditimbang

Gambar 4.50 Gambar 4.51


Piknometer + tanah + air dipanaskan Sampel didinginkan
dalam desikator
Gambar 4.52 Gambar 4.53
Suhu piknometer dibaca Timbang Piknometer + tanah + air
Pada suhu 20˚C
BAB V

KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)


SNI 2813:2008

5.1 Pendahuluan
Tegangan geser tanah adalah besarnya gaya perlawanan terhadap deformasi
apabila diberikan tegangan geser. Kekuatan geser tanah adalah besarnya nilai tahanan
atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi
pembebanan tertentu. Keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada saat benda
uji runtuh, biasanya terjadi pada nilai tegangan geser maksimum. kekuatan geser yang
dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
1. Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang dimiliki
tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir butir tanah (c soil).
2. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif) , kekuatan geser disebabkan karena adanya
gesekan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek dalam
3. Pada tanah yang merupakan campuiran antara tanah halus dan tanah kasar kekuatan
geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan gesekan antara butir
butir tanah.
Istilah dan definisi yang berkaitan dengan pengujian kuat geser berdasarkan SNI
2813:2008 adalah sebagai berikut :
1. Benda uji tanah adalah benda uji yang diletakkan di dalam cincin/kotak geser
(shear box) dari logam dengan dua buah batu pori, yang diletakkan di atas dan di
bawah benda uji tanah tersebut.
2. Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara tangensial terhadap suatu bidang.
3. Gaya normal adalah gaya langsung yang bekerja normal (tegak lurus) pada suatu
bidang.
4. Geser langsung terkonsolidasi dan terdrainase adalah metoda uji geser dengan
menempatkan benda uji dalam kotak geser yang terdiri atas 2 bagian (bagian atas
dan bawahnya terpisah) yang diletakkan dalam bak berisi air, dan diberi tegangan
normal untuk konsolidasi.

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 38


5. Grafik pemampatan dan waktu adalah grafik hubungan antara pemampatan dengan
waktu untuk setiap pembebanan. Bentuk grafik umumnya terdiri atas tiga tahapan
berbeda.
6. Hukum Coulomb adalah hubungan antara tegangan geser puncak (τ’p) dengan
tegangan normal (σ’n) pada bidang runtuh, dan hubungan antara tegangan geser
sisa (τ’r) dengan tegangan normal (σ’n) pada bidang runtuh, yang dinyatakan dalam
persamaan empirik berikut :
τ’p = c’p + σ’n tan (φ’p) (5.1)
τ ’r = c’r + σ’n tan (φ ’r) (5.2)
7. Kekuatan geser tanah atau kekuatan geser puncak (peak shear strength) adalah
tahanan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi tegangan
efektif drainase tertentu.
8. Kekuatan geser sisa atau residual (residual shear strength) adalah tahanan geser
yang dapat dipertahankan oleh tanah pada kondisi pergerakan geser yang besar
setelah kekuatan geser puncak telah termobilisasi.
9. Keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh yang
dipaksakan pada suatu bidang horizontal tertentu dengan perlahan agar dapat
terjadi drainase air, biasanya diambil pada tegangan geser maksimum.
10. Kohesi (c’) adalah komponen dari kekuatan geser tanah yang timbul akibat gaya-
gaya internal yang menahan butiran tanah menjadi satu kesatuan dalam satu massa
padat.
11. Konsolidasi adalah suatu proses pemampatan tanah yang terjadi akibat adanya
pembebanan dalam jangka waktu tertentu, sehingga menyebabkan mengalirnya air
ke luar dari ruang pori (perubahan volume tanah akibat keluarnya air pori yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan air pori dalam lapisan tanah jenuh air yang
diberi beban sampai terjadi kondisi seimbang).
12. Konsolidasi primer (primary consolidation) adalah konsolidasi yang terjadi akibat
ke luarnya air dari pori-pori tanah selama tekanan air pori secara lambat laun
berubah menjadi tegangan efektif.
13. Konsolidasi sekunder (secondary consolidation) adalah konsolidasi yang terjadi
setelah tekanan air pori hilang seluruhnya, pemampatan yang terjadi ini
disebabkan oleh penyesuaian butiran tanah yang bersifat plastis.
14. Pemampatan (compression) adalah proses pemampatan benda uji tanah yang
diukur dengan menggunakan skala ukur micrometer
15. Pergerakan (displacement) adalah pergerakan horizontal dari satu bagian benda uji
relatif terhadap bagian lainnya sepanjang bidang runtuh dan searah dengan gaya
yang bekerja, dalam uji geser langsung.
16. Regangan (linier) adalah perubahan panjang per unit panjang akibat tegangan dan
diukur dalam arah tegangan.
17. Regangan geser adalah distorsi sudut (angular distorsion) yang diakibatkan oleh
tegangan geser, dan diukur dalam radian.
18. Sudut geser dalam (angle of shear resistance = φ’) adalah komponen dari
kekuatan geser tanah yang timbul akibat gesekan antar butir.
19. Tahanan geser (shear resistance) adalah perlawanan tanah terhadap deformasi bila
diberi tegangan geser.
20. Tegangan adalah besaran gaya per unit luas.
21. Tegangan geser adalah gaya geser per unit luas.
22. Tekanan air pori adalah tekanan hidrostatik dalam ruang pori antar butir yang terisi
air.
23. Tekanan air pori berlebihan adalah tekanan air pori yang terjadi akibat peningkatan
tekanan luar secara tiba-tiba.
24. Uji konsolidasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik suatu
tanah selama proses konsolidasiberlangsung dan merupakan suatu metode untuk
menentukan permeabilitas tanah.

5.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan geser tanah terganggu
atau tidak terganggu yang tekonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi kesempatan
berdrainase dan kecepatan gerak tetap. Parameter tersebut berupa koefisien
konsolidasi,
kecepatan pergeseran, tegangan geser tanah, dan regangan geser, serta hubungan antara
tegangan dan regangan geser yang akan digunakan untuk keperluan analisis
perhitungan stabilitastanah.
5.3 Peralatan Dan Bahan
5.3.1 Peralatan
1. Satu set alat ukur kuat geser (direct shear).
2. Batu Pori.
3. Arloji pembeban gaya vertikal.
4. Arloji pembeban gaya horizontal.
5. Arloji ukur deformasi.
6. Beban.
7. Timbangan digital dengan ketelitian sampai 0,1 gr.
8. 1 set alat pengeluar contoh (Extruder) .
9. Kotak geser
10. Alat cetak ulang atau alat pemadat benda uji.
11. Spatula.

5.3.2 Bahan
1. Air secukupnya.
2. Tanah dengan kondisi tak terganggu yang diperoleh dari percobaan
handbore dengan lokasi pengeboran di depan Gedung Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.

5.4 Prosedur Pelaksanaan


5.4.1 Persiapan benda uji
1. Diameter cincin cetak (D) di ukur.
2. Benda uji dikeluarkan menggunakan alat Extruder Sample atau silinder uji
pemadatan dengan menggunakan cincin cetak.
3. Bagian atas dan bawah benda uji di ratakan dengan spatula.

4. Timbang benda uji sebelum dilakukan percobaan ke alat geser langsung.


5.4.2 Persiapan pengujian
1. Keluarkan kotak geser dari bak air.
2. Masukkan pelat dasar pada bagian bawah kotak geser, dan di atasnya
dipasang batu pori.
3. Pelat berlubang di pasang di atas kertas filter.
4. Masukkan kembali kotak geser ke dalam bak air dan atur kedudukan kotak
geser dengan mengencangkan ke dua buah baut penjepit.
5. Letakkan cincin cetak yang berisi benda uji dengan bagian runcingnya
menghadap ke atas.
6. Pasang pelat berlubang yang beralur di atas benda uji, dengan alur
menghadap ke bawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah penggeseran.
7. Masukkan benda uji ke dalam kotak geser dengan menggunakan alat
Extruder Sample.
5.4.3 Pemasangan arloji ukur gerak vertikal
Lakukan pemasangan arloji ukur gerak vertikal dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pada penopang arloji ukur di pasang arloji ukur.
2. Lengan penggantung arloji ukur di atur agar batang arloji ukur menyentuh
batang penekan bagian atas.
3. Arloji ukur di atur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
5.4.4 Pemasangan arloji ukur gerak horizontal
Lakukan pemasangan arloji ukur gerak horizontal dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Pada dudukan arloji ukur gerak horizontal di pasang arloji ukur.
2. Atur dudukan arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh bak air.
3. Atur arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
5.4.5 Penjenuhan benda uji
Jenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda uji dan
batu pori terendam seluruhnya. Sebelum pembebanan pada benda uji tanah
dilakukan dengan cara meletakkan beban pada ujung sebuah balok datar, benda
uji selalu direndam dalam air selama pengujian.
5.4.6 Pembebanan konsolidasi
Tahapan pembebanan konsolidasi:
1. Pasang beban pada gantungan beban sehingga benda uji mendapat tekanan
sesuai dengan tekanan yang akan dialami di lapangan.
Baca deformasi pada arloji ukur gerak vertikal .
5.5 Data Percobaan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab DekanatUniversitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 22-02-2020


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 23-02- 2020
Jenis Material : Tanah hasil handboring Sampel : I (satu)

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Tabel 5.1 Percobaan
1

Arloji Horizontal 0,01 mm/Div


Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving
0,4762 kN/Div
Ring
Dimeter Benda Uji 63,5 Mm
Beban 3167 Gr
Tegangan Normal 98 kPa

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Percobaan 1

Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser

Bacaan Bacaan
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,5 2 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
f= 4 𝑔
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 e ex0,4762x9,81

0 57 0
40 60 8
80 65 10
120 66 12,5
160 70 13
200 79 15
240 89 15,5
280 92 17,5
320 99 18,5
360 104 19
400 108 20

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 44


KELOMPOK 4A

440 114 21
480 116 19
520 120 19,5
560 124 20
600 124 21,5
640 127 22,5
680 129 23

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 45


KELOMPOK 4A

720 132 23
760 134 23
800 134 23
840 134 23,5
880 134 23,5
920 134 23,5
960 134 24
1000 135 24
1040 136 25
1080 137 25
1120 137 25,5
1160 137 25,5
1200 127 25,5

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 46


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab DekanatUniversitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 22-02-2020


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 23-02- 2020
Jenis Material : Tanah hasil handboring Sampel : 2 (satu)

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Tabel 5.3 Percobaan
2

Arloji Horizontal 0,01 mm/Div


Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving
0,4762 kN/Div
Ring
Dimeter Benda Uji 63,5 Mm
Beban 6334 Gr
Tegangan Normal 196 kPa

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Percobaan 2

Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser

Bacaan Arloji Deformasi Bacaan Arloji Deformasi

Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)


𝑓
6 3,5
2 ×𝜃− × 103
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 e f = ex0,4762x9,81 sin 𝜃 𝑔
4

0 265 0
40 270 15
80 271 25
120 281 26
160 282 27
200 287 29
240 290 30,5
280 293 30,5
320 300 31
360 305 32
KELOMPOK 4A

400 306 31,5


440 309 32
480 312 33
520 314 33,5
560 316 34,5
600 317 34,5
640 320 35
680 321 35,5

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 48


KELOMPOK 4A

720 322 35,5

760 323 35,5


800 325 36
840 327 35
880 328 36
920 329 36,5
960 330 37,5
1000 335 38
1040 336 39
1080 337 39
1120 339 39
1160 340 40
1200 340 40,5

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 49


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab DekanatUniversitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 22-02-2020


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 23-02- 2020
Jenis Material : Tanah hasil handboring Sampel : 3 (satu)

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Tabel 5.5 Percobaan
3

Arloji Horizontal 0,01 mm/Div


Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving
Ring 0,4762 kN/Div

Dimeter Benda Uji 63,5 mm


Beban 9501 Gr
Tegangan Normal 294 kPa

Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Percobaan 3

Horizontal Vertikal Bacaan


Luas Bidang Tegangan
Proving Beban
Geser geser
Ring

Bacaan
Deformasi Bacaan Arloji Deformasi
Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
𝑓
6 3,5
2 ×𝜃− × 103
f= 𝑔
A b = ax0,01 c d = (139-c)x0,01 e ex0,4762x9,81
sin 𝜃
4

0 279 0
40 283 32
80 290 35
120 296 36
160 300 37,5
200 301 38,5
240 304 39,5
280 306 40
320 307 41
360 307 42
KELOMPOK 4A

400 307 43
440 307 43
480 307 44
520 308 44,5
560 309 44,5
600 311 43
640 312 45,5
680 311 46,5

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 51


KELOMPOK 4A

720 310 47
760 310 48
800 311 48,5
840 312 47
880 314 48
920 314 48,5
960 315 48,5
1000 316 49
1040 316 49
1080 315 49
1120 315 49,5
1160 316 49,5
1200 316 50

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 52


5.6 Perhitungan
Untuk menghitung deformasi horizontal:
HD = DDH x 0,01 (5.2)

Sedangkan deformasi Vertikal digunakan rumus:


VD = (DDi – DDV) x 0,01 (5.3)

Keterangan :
HD = deformasi horizontal (mm)
VD = deformasi vertikal (mm)
DDV = bacaan arloji ukur vertikal (div)
DDH = bacaan arloji ukur horizontal
(div) DDi = bacaan awal arloji ukur (div)
0,01 = ketelitian konstanta arloji ukur (mm)

Menghitung beban pergeseran:


BN = LD x LRC x 9,81 (5.4)

Keterangan :
BN = beban (N)
LD = bacaan proving ring (div)
LRC = faktor kalibrasi (kN / unit)
LRC = 0,4762 ( kgf/div)
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat:
A=
(
1 �� 2 ) (Ɵ − sin Ɵ) (5.5)
4

Keterangan :
θ = 2 x arc cos ( HD ) (5.6)
D

θ = sudut untuk koreksi luas benda uji (radian)


A = luas benda uji (pada waktu penggeseran (cm2)
D = diameter awal benda uji berbentuk bulat (cm)
HD = deformasi horizontal (mm) .
KELOMPOK 4A

Menghitung tegangan normal:



σn = BN x A0 x 10 (5.7)

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 54


KELOMPOK 4A

Sedangkan menghitung tegangan geser digunakan rumus:

σgeser = BN x �
x 103 (5.8)
A0
Keterangan :
σn = tegangan normal (kPa)
σgeser = tegangan geser (kPa)
BN = beban (gr)
103 = faktor konversi beban dari gram ke kilogram
G = percepatan gravitasi (m/s2)
A0 = luas benda uji (mm2)
D = diameter awal benda uji (mm)
10 = perbandingan lengan pembebanan (10 : 1 )

A. Percobaan 1 (3167 gr)


1. Deformasi horizontal :
HD = DDH x 0,01
HD = 40 x 0,01 = 0,40 mm
HD = 80 x 0,01 = 0,80 mm
2. Deformasi vertikal :
VD = (DDi- DDV) x 0,01
VD = (57-57) x 0,01 = 0 mm
VD = (57-60) x 0,01 = -0,03 mm
3. Beban penggeseran :
BN = LD x LRC x 9,81
BN = 0 x 0,4762 x 9,81 = 0 N
BN = 8 x 0,4762 x 9,81=37,37 N
4. Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat :
1
A = (( xD2) x ( θ - sin (θ)))
4

HD
θ = 2 x arc cos( D )

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 55


KELOMPOK 4A

θ = 2 x arc cos(0,40 =) 3,14 radian


63,5

θ = 2 x arc cos(0,80 =) 3,12 radian


63,5

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 56


KELOMPOK 4A

1
A = (( x 63,52) x ( 3,14 - sin (3,14))) = 3141,52 mm2
4

1
A = (( x 63,52) x ( 3,12 - sin (3,12))) = 3116,12 mm2
4

5. Tegangan normal untuk beban 3167 gr :


A = 1 x π x D2 = 1 x π x 63,52 = 3166,92 mm2
0 4 4
g 9,81
σn = BN x A x 10 = 3167 x x 10 = 98,10 ≈ 98 kPa
0 3166,92

Sedangkan tegangan geser :


BN 3
σ = x 10
geser A
14,01
= 3141,52 x 103 = 4,46 kPa

B. Percobaan 2 ( 6334 gr )
1. Deformasi horizontal
: HD = DDH x 0,01
HD = 40 x 0,01 = 0,40 mm
HD = 80 x 0,01 = 0,80 mm
2. Deformasi vertikal :
VD = (DDi– DDV) x 0,01
VD = (265-265 x 0,01 = 0 mm
VD = (265-270) x 0,01 = -0,05 mm
3. Beban penggeseran :
BN = LD x LRC x 9,81
BN = 0 x 0,4762 x 9,81 = 0 N
BN =15 x 0,4762 x 9,81=70,07N
4. Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat :
1
A = (( x D2 x) ( θ - sin (θ)))
4

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 57


KELOMPOK 4A

θ = 2 x arccos( H )
D
D

θ = 2 x arccos(0,40 =) 3,13 radian


63,5

θ = 2 x arccos(0,80 =) 3,12 radian


63,5
1
A = (( x 63,52 ) x ( 3,13- sin (3,13))) = 3141,52 mm2
4

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 58


KELOMPOK 4A

1
A = (( x 63,52) x ( 3,12- sin (3,12))) = 3116,12 mm2
4

5. Tegangan normal untuk beban 6334 gr :


A = 1 x π x D2 = 1 x π x 63,52 = 3166,92 mm2
0 4 4

σ = BN x g x10 = 6334 x 9,81 x10 = 196,20 ≈ 196 kPa


n 3166,92
A0

Sedangkan tegangan geser :


BN
σgeser = x103
A
= 9,34 x 103 = 2,97 kPa
3141,52

C. Percobaan 3 (9501 gr)


1. Deformasi horizontal
: HD = DDH x 0,01
HD = 40 x 0,01 = 0,40 mm
HD = 80 x 0,01 = 0,80 mm
2. Deformasi vertikal :
VD = (DDi– DDV) x 0,01
VD = (279-279) x 0,01 = 0 mm
VD = (279-283) x 0,01 = -0,04 mm
3. Beban penggeseran :
BN = LD x LRC x 9,81
BN = 0 x 0,4762 x 9,81 = 0 N
BN = 32 x 0,4762 x 9,81 = 149,49 N
4. Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat :
1
A = (( x D2 x) ( θ - sin (θ)) )
4

θ = 2 x arc cos(HDD )

θ = 2 x arc cos(0,40 =) 3,13 radian

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 59


KELOMPOK 4A

63,5

θ = 2 x arc cos(0,80 =) 3,12 radian


63,5
1
A = (( x 63,52) x ( 3,13 - sin (3,13)) ) = 3141,52 mm2
4

1
A = (( x 63,52) x ( 3,12 - sin (3,12)) ) = 3116,12 mm2
4

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 60


KELOMPOK 4A

5. Tegangan normal untuk beban 9501 gr :


A = 1 x π x D2 = 1 x π x 63,52 = 3166,92 mm2
0 4 4

g 9,81
σ = BN x x10 = 9501 x x 10 = 294,31 ≈ 294 kPa
n 3166,92
A0

Sedangkan tegangan geser :


BN
σgeser = x103
A
93,43
= 3141,52 x 103 = 29,74 kPa

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 61


KELOMPOK 4A

TEGANGAN GESER (KPA)


120
96.94
100 y = 23.75x + 3.716
78.52
80

60 49.44

40 27.47 ɸ=13,6
20
c=27,4
0
0 98 196 294

TEGANGAN NORMAL (KPA)


Gambar 5.1 Grafik hubungan tegangan normal dengan tegangan geser

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 62


KELOMPOK 4A

Persamaan Kemiringan Garis Linier


Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil untuk kurva linier dengan
persamaan
g(x)= a + bx atau y = a + bx
Dimana :
y = Variabel terikat (Dependence)
x = Variabel Bebas (Independence)
a = Intercept
b = Slope
Untuk menentukan koefisien a dan b dapat di gunakan persamaan :

Tabel 5.4 Menentukan koefisien a dan b

Tegangan Tegangan
No Normal Geser X.Y X2
X Y
1 98 49.44 4845.08 9604
2 196 78.52 15390.27 38416
3 294 96.94 28500.50 86436
Σ 588 224.90 48735.84 134456

b= (nxy-Σx.Σy)/(nx^2-Σx^2)
3 x 48735.84 - 588 x 224.90
b=
3 x 134456 - 5882

b = 0,242

a = y – bx
224,9
y= = 74,97
3
588
x= 3
= 196

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 63


a = 74,97– (0,242 x 196)
a = 27,538
Y = 27,538 + 0,242X

Misalnya X = 98

Maka, Y = 51,254

Y’ = 51,254– 27,538

= 23,716

Tan = 23,716 : 98

Tan = 0,242

Tan-1 = 13,6

Sehingga diperoleh:

X =0
Y = 27,538
Tan (θ) = 0,242
Θ (derajat) = 13,6

5.7 Hasil dan Pembahasan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab DekanatUniversitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 22-02-2020


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 23-02- 2020
Jenis Material : Tanah hasil handboring Sampel : 1 (satu)

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Tabel 5.9 Hasil Percobaan
1

Arloji Horizontal 0,01 mm/Div


Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving
0,4762 kN/Div
Ring
Dimeter Benda Uji 63,5 Mm
Beban 3167 Gr
Tegangan Normal 98 KPa

Tabel 5.5 Pengujian kuat geser langsung percobaan 1

Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser

Bacaan Bacaan
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,5 2 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
f= 4 𝑔
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 E ex0,4762x9,81

0 0 57 1 0 0 3.166,922 0,000
40 0,4 60 0,97 8 37,3722 3.141,522 11,896
80 0,8 65 0,92 10 46,7152 3.116,123 14,991
120 1,2 66 0,91 12,5 58,3940 3.090,726 18,893
160 1,6 70 0,87 13 60,7298 3.065,332 19,812
200 2 79 0,78 15 70,0728 3.039,943 23,051
240 2,4 89 0,68 15,5 72,4086 3.014,558 24,020
280 2,8 92 0,65 17,5 81,7516 2.989,179 27,349
320 3,2 99 0,58 18,5 86,4232 2.963,808 29,160
360 3,6 104 0,53 19 88,7589 2.938,444 30,206
400 4 108 0,49 20 93,4304 2.913,090 32,073
KELOMPOK 4A

440 4,4 114 0,43 21 98,1020 2.887,745 33,972


480 4,8 116 0,41 19 88,7589 2.862,412 31,008
520 5,2 120 0,37 19,5 91,0947 2.837,091 32,108
560 5,6 124 0,33 20 93,4304 2.811,783 33,228
600 6 124 0,33 21,5 100,4377 2.786,489 36,045
640 6,4 127 0,3 22,5 105,1092 2.761,211 38,066
680 6,8 129 0,28 23 107,4450 2.735,948 39,272

720 7,2 132 0,25 23 107,4450 2.710,703 39,637


760 7,6 134 0,23 23 107,4450 2.685,476 40,010
800 8 134 0,23 23 107,4450 2.660,269 40,389
840 8,4 134 0,23 23,5 109,7808 2.635,082 41,661
880 8,8 134 0,23 23,5 109,7808 2.609,916 42,063
920 9,2 134 0,23 23,5 109,7808 2.584,772 42,472
960 9,6 134 0,23 24 112,1165 2.559,652 43,801
1000 10 135 0,22 24 112,1165 2.534,556 44,235
1040 10,4 136 0,21 25 116,7881 2.509,486 46,539
1080 10,8 137 0,2 25 116,7881 2.484,443 47,008
1120 11,2 137 0,2 25,5 119,1238 2.459,427 48,436
1160 11,6 137 0,2 25,5 119,1238 2.434,439 48,933
1200 12 127 0,3 25,5 119,1238 2.409,482 49,440

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 66


KELOMPOK 4A

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab DekanatUniversitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 22-02-2020


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 23-02- 2020
Jenis Paterial : Tanah hasil handboring Sampel : 2 (dua)

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Tabel 5.11 Hasil Percobaan 2

Arloji Horizontal 0,01 mm/Div


Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving
0,4762 kN/Div
Ring
Dimeter Benda Uji 63,5 Mm
Beban 6334 Gr
Tegangan Normal 196 KPa

Tabel 5.6 Pengujian kuat geser langsung percobaan 2

Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser

Bacaan Arloji Deformasi Bacaan Arloji Deformasi

Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)


63,52 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 E f = ex0,4762x9,81 4 𝑔
3.116,12 37,48
0 0 265 0 0 0 3.090,73 39,30
40 0,4 270 -0,05 15 70,07 3.065,33 41,15
80 0,8 271 -0,06 25 116,79 3.039,94 44,56
120 1,2 281 -0,16 26 121,46 3.014,56 47,26
160 1,6 282 -0,17 27 126,13 2.989,18 47,67
200 2 287 -0,22 29 135,47 2.963,81 48,86
240 2,4 290 -0,25 30,5 142,48 2.938,44 50,87
280 2,8 293 -0,28 30,5 142,48 2.913,09 50,51
320 3,2 300 -0,35 31 144,82 2.887,75 51,77
360 3,6 305 -0,4 32 149,49 2.862,41 53,86
400 4 306 -0,41 31,5 147,15 2.837,09 55,16

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 67


KELOMPOK 4A

440 4,4 309 -0,44 32 149,49 2.811,78 57,32


480 4,8 312 -0,47 33 154,16 2.786,49 57,84
520 5,2 314 -0,49 33,5 156,50 2.761,21 59,21
560 5,6 316 -0,51 34,5 161,17 2.735,95 60,61
600 6 317 -0,52 34,5 161,17
640 6,4 320 -0,55 35 163,50
680 6,8 321 -0,56 35,5 165,84

720 7,2 322 -0,57 35,5 165,84 2.710,70 61,18

760 7,6 323 -0,58 35,5 165,84 2.685,48 61,75


800 8 325 -0,6 36 168,17 2.660,27 63,22
840 8,4 327 -0,62 35 163,50 2.635,08 62,05
880 8,8 328 -0,63 36 168,17 2.609,92 64,44
920 9,2 329 -0,64 36,5 170,51 2.584,77 65,97
960 9,6 330 -0,65 37,5 175,18 2.559,65 68,44
1000 10 335 -0,7 38 177,52 2.534,56 70,04
1040 10,4 336 -0,71 39 182,19 2.509,49 72,60
1080 10,8 337 -0,72 39 182,19 2.484,44 73,33
1120 11,2 339 -0,74 39 182,19 2.459,43 74,08
1160 11,6 340 -0,75 40 186,86 2.434,44 76,76
1200 12 340 -0,75 40,5 189,20 2.409,48 78,52

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 68


KELOMPOK 4A

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab DekanatUniversitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 22-02-2020


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 23-02- 2020
Jenis Material : Tanah hasil handboring Sampel : 3 (tiga)

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Tabel 5.13 Hasil Percobaan 3

Arloji Horizontal 0,01 mm/Div


Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving
Ring 0,4762 kN/Div

Dimeter Benda Uji 63,5 Mm


Beban 9501 Gr
Tegangan Normal 294 KPa

Tabel 5.7 Pengujian kuat geser langsung percobaan 3

Horizontal Vertikal Bacaan


Luas Bidang Tegangan
Provin Beban
Geser geser
g Ring

Bacaan
Deformasi Bacaan Arloji Deformasi
Arloji
Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,52 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
f= 4 𝑔
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 e ex0,4762x9,81
3.116,12 52,47
0 0 279 0 0 0 3.090,73 54,41
40 0,4 283 -0,04 32 149,49 3.065,33 57,15
80 0,8 290 -0,11 35 163,50 3.039,94 59,16
120 1,2 296 -0,17 36 168,17 3.014,56 61,21
160 1,6 300 -0,21 37,5 175,18 2.989,18 62,51
200 2 301 -0,22 38,5 179,85 2.963,81 64,62
240 2,4 304 -0,25 39,5 184,53 2.938,44 66,77
280 2,8 306 -0,27 40 186,86 2.913,09 68,96
320 3,2 307 -0,28 41 191,53 2.887,75 69,56
360 3,6 307 -0,28 42 196,20 2.862,41 71,81

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 69


KELOMPOK 4A

400 4 307 -0,28 43 200,88 2.837,09 73,27


440 4,4 307 -0,28 43 200,88 2.811,78 73,93
480 4,8 307 -0,28 44 205,55 2.786,49 72,09
520 5,2 308 -0,29 44,5 207,88 2.761,21 76,98
560 5,6 309 -0,3 44,5 207,88 2.735,95 79,40
600 6 311 -0,32 43 200,88
640 6,4 312 -0,33 45,5 212,55
680 6,8 311 -0,32 46,5 217,23

720 7,2 310 -0,31 47 219,56 2.710,70 81,00


760 7,6 310 -0,31 48 224,23 2.685,48 83,50
800 8 311 -0,32 48,5 226,57 2.660,27 85,17
840 8,4 312 -0,33 47 219,56 2.635,08 83,32
880 8,8 314 -0,35 48 224,23 2.609,92 85,92
920 9,2 314 -0,35 48,5 226,57 2.584,77 87,66
960 9,6 315 -0,36 48,5 226,57 2.559,65 88,52
1000 10 316 -0,37 49 228,90 2.534,56 90,31
1040 10,4 316 -0,37 49 228,90 2.509,49 91,22
1080 10,8 315 -0,36 49 228,90 2.484,44 92,14
1120 11,2 315 -0,36 49,5 231,24 2.459,43 94,02
1160 11,6 316 -0,37 49,5 231,24 2.434,44 94,99
1200 12 316 -0,37 50 233,58 2.409,48 96,94

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 70


KELOMPOK 4A

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 21-04-2019


Lokasi Pekerjaan : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 21-04-2019
Jenis Material : Tanah hasil handboring Sampel : 3 (tiga)

Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Deformasi Horizontal

TEGANGAN GESER (KPA)


120 120
TEGANGAN GESER (KPA)

100 100 y = 23.75x + 3.716


80 80 96.94
60 60 78.52
40 40
20 20 49.44 φ=13.6
0 0 27.47
c=27.47
0 3 6 9 12 98
0 196 294
DEFORMASI HORIZONTAL (mm) TEGANGAN NORMAL (KPA)

Gambar 5.2 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Deformasi Horizontal

Berdasarkan Grafik di dapat :

Tabel 5.8 Hasil dari grafik


Tegangan Normal (kPa) 98 196 294

Tegangan Geser (kPa) 49,4 78,5 96,9

c (kPa) 27,54 27,54 27,54

Tan (θ) 0,242 0,242 0,242

θ (derajat) 13,6 13,6 13,6

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 71


120
TEGANGAN GESER (Kpa)

100
80
60
40 Beban 3kg
Beban 6kg
Beban 9kg

20
0

0 3 6 9 12
DEFORMASI HORIZONTAL (mm)

Gambar 5.3Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Deformasi Horizontal

Dikerjakan Diperiksa Disetuj


Teknisi Tanggal Asisten Tanggal Paraf Dosen Tanggal
Muharram Nur Fikri Ir. Mawardi Mt.Gs
KELOMPOK 4A Angeline Yuhasnita
Jihan Saputra
Cik Rahmat S.A.W Paraf
5.8 Kesimpulan
a. Besarnya nilai c (kohesi) dan Φ (sudut geser dalam) diperoleh dari grafik kekuatan
geser langsung, yaitu dengan menghubungkan nilai tegangan normal (σ) dan
tegangan geser (τ) yang terbesar dari masing masing beban yang berbeda.
b. Dari grafik diperoleh nilai c (kohesi) sebesar 27,4 kg/cm2 dan nilai θ sebesar 13,6o.
c. Gaya geser dan tegangan geser yang terbesar dari beberapa contoh yaitu :
Sampel 1 : Gaya geser = 119,1238 N dan Tegangan Geser = 49,44 kPa.
Sampel 2 : Gaya geser = 189,2 N dan Tegangan Geser = 78,52 kPa.
Sampel 3 : Gaya geser = 233,58 N dan Tegangan Geser = 96,94 kPa.
d. Semakin besar deformasi horizontal maka semakin besar pula tegangan geser
yang akan dihasilkan.
e. Semakin besar deformasi horizontal maka semakin kecil deformasi vertikal yang
akan dihasilkan.
5.9 Dokumentasi
5.9.1 Alat dan Bahan

Gambar 5.4 Satu set alat ukur kuat Gambar 5.5 Batu pori
1

Gambar 5.6 Arloji Gambar 5.7 Arloji pembebanan gaya


pembebanan gaya vertikal 4
KELOMPOK 4A

Gambar 5.8 Arloji ukur deformasi Gambar 5.9 Beba

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 75


KELOMPOK 4A

Gambar 5.10 Timbangan Gambar 5.11 Extruder Sample


dengan ketelitian 0,1 gr 8

Gambar 5.13 Alat pemadat benda uji


Gambar 5.12 Kotak geser
9 10

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 76


KELOMPOK 4A

11 Gambar 5.1512Air secukupnya


Gambar 5.14 Spatula

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 77


KELOMPOK 4A

Gambar 5.16 Tanah hasil Gambar 5.17 Kertas filter


Handboring
13 14

5.9.2 Prosedur Pelaksanaan

Gambar 5.18
1 Pengukuran diameter cincin 2
Gambar 5.19 Pengeluaran benda uji

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 78


KELOMPOK 4A

Gambar 5.20 Ratakan bagian atas dan bawah Gambar 5.21 Timbang benda uji
4
3

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 79


KELOMPOK 4A

Gambar 5.22 Pengeluaran kotak geser Gambar 5.23 Pemasangan batu pori

Gambar 5.24 Pemasangan kertas filter Gambar 5.25 Masukkan kembali kotak geser

7 8

Gambar 5.26 Pemasangan Gambar 5.27 Pemasangan pelat berlubang


benda uji

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 80


KELOMPOK 4A

11 Mengatur nivo
Gambar 5.28 12

Gambar 5.29 Benda uji dimasukkan ke kotak geser

MEKANIKA TANAH TERAPAN V | 81


BAB VI
C.B.R. LABORATORIUM
( CALIFORNIA BEARING RATIO )
SNI-1744-2012

6.1 Pendahuluan
Pengujian CBR (california bearing ration) laboratorium yang
dimaksudkan pada standar ini adalah penentuan nilai CBR contoh material,
agregat atau campuran tanah dan agregat yang didapatkan di laboratorium
pada kadar air sesuai yang ditentukan.

6.2 Tujuan
Pengujian ini digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material
lapis tanah dasar fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang di daur
ulang untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.

6.3 Alat dan bahan

1. Mold berbentuk silindris dengan diameter 15 cm dan tinggi 17 cm.


2. Piringan pemisah diameter 15 cm tinggi 6,1 cm satu buah.
3. Pelat setengah bulatan berdiameter 15 cm.
4. Oven pengering
5. Spatula.
6. California Bearing Ratio test ( Alat Uji Penetrasi).
7. Saringan no. 4 satu buah.
8. Cawan.
9. Timbangan digital

6.4 Persiapan Pelaksanaan


Sebelum melakukan percobaan California Bearing Ratio (CBR)
terlebih dahulu disiapkan tanah yang diambil dari lapangan kemudian dibiarkan
sehingga tanah tersebut kering udara. Setelah itu tanah disaring dengan saringan
no. 4.

6.5 Langkah Kerja


1. Ambil tanah ± 5000 gram, lalu ditimbang.
2. Masukkan kedalam plastik dan sampel ke-1 campur dengan air sebanyak
350 ml, ke-2 dengan air 700 ml, dan ke-3 dengan air 1.050 ml lalu diaduk
hingga rata.

MEKANIKA TANAH TERAPAN V1 | 1


3. Kemudian masing-masing sampel dimasukkan kedalam kantong plastic
(untuk menjaga kadar airnya agar tidak hilang).
4. Simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama ±24
jam.Cetakan CBR ditimbang.

5. Selanjutnya masukkan tanah yang sudah didiamkan selama ± 24 jam tadi


kedalam cetakan dibagi 3 lapisan masing-masing lapisan setinggi 1/3 dari
tinggi cetakan.
6. Tumbuk tanah yang ada dalam cetakan supaya padat (lakukan 25 kali
pada lapisan pertama, 50 kali pada lapisan kedua, 65 kali tumbukan pada
lapisan terakhir).
7. Selanjutnya buka kepala cetakan dan dibalik (diletakkan di bawah
cetakan), lalu ratakan tanahnya dengan spatula, bersihkan tanah yang
ada disekitar cetakan dengan kuas kemudian ditimbang.
8. Kemudian uji penurunan dengan meletakkan tanah beserta mold ke alat
kuat tekan bebas, kemudian lihat pada arloji proving ring. Lalu didapat data
beban dan tekanan, sesudah menentukan beban dan tekanan kita bisa
menentukan harga CBR tanah tersebut.
9. Keluarkan tanah beserta mold dari alat kuat tekan bebas.
10. Ambil sedikit tanah yang sudah dipadatkan dan diuji penurunannya,
lalu dioven suhu 110o ± 5o C untuk mengetahui kadar air keringnya.

6.6 Data Percobaan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter Sumber material : Samping Lab Teknik

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 03-1744-2012)

Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0,025 250 0
0,05 500 0.5
0,075 750 1
0,1 1000 2
0,125 1125 3
0,15 1250 3.5
0,175 1375 4
0,2 1500 5
0,3 1900 6
0,4 2300 7
0,5 2600 7.5

Data sampel
Berat cetakan + tanah 10293
Harga CBR
Berat cetakan 16150 CBR 0,1" 0,2"
Berat Tanah Basah Atas
(BTB)
Rata - rata
Volume cetakan 1.926,189
Berat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)
Sampel Sampel Sampel
KADAR AIR
A B C
Berat cawan (W3) 6 6.5 5
Berat tanah basah + cawan (W1) 44.5 37 26
Berat tanah kering + cawan
34.5 28.8 20.7
(W2)
Berat air (W1-W2)
Berat tanah kering (W2-W3)

Kadar air ω = (W1  W2 ) x 100%


(W2  W3 )
Rata-rata

Grafik Pengujian CBR


300

250
Beban (LBF)

200

150

100

50
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
0

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal

KELOMPOK Cik Rahmad Sabar


Ir.Mawardi M.T.,Gs
4A Adi Wijaya
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter Sumber material : Samping Lab Teknik

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 03-1744-2012)

Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div ( Lbf / %
(Div x 29.126)
3.14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0,025 250 0
0,05 500 0.3
0,075 750 0.5
0,1 1000 0.9
0,125 1125 1
0,15 1250 1.3
0,175 1375 1.4
0,2 1500 1.5
0,3 1900 1.8
0,4 2300 1.9
0,5 2600 2

Data sampel Harga CBR


Berat cetakan + tanah 10748
CBR 0,1" 0,2"
Berat cetakan 16150
Berat Tanah Basah
Atas 0.278 0.495
(BTB) Rata - rata 0.386
Volume cetakan 1.926,189
Berat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)
Sampel Sampel Sampel
KADAR AIR
A B C
Berat cawan (W3) 6.5 7 7
Berat tanah basah + cawan (W1) 57 64.5 69.5
Berat tanah kering + cawan
41.9 47 49.6
(W2)
Berat air (W1-W2)
Berat tanah kering (W2-W3)

Kadar air ω = (W1  W2 ) x 100%


(W2  W3 )
Rata-rata

Grafik Pengujian CBR


300

250
Beban (LBF)

200

150

100

50
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
0

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Teknis

KELOMPOK Cik Rahmad Sabar


Ir.Mawardi M.T.,Gs
4A Adi Wijaya
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter umber material : Samping Lab Teknik

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 03-1744-2012)

Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0,025 250 0
0,05 500 0.1
0,075 750 0.2
0,1 1000 0.3
0,125 1125 0.5
0,15 1250 0.7
0,175 1375 0.8
0,2 1500 0.8
0,3 1900 0.9
0,4 2300 1.1
0,5 2600 1.2

Data sampel Harga CBR


Berat cetakan + tanah 10439
CBR 0,1" 0,2"
Berat cetakan 16150
Berat Tanah Basah Atas 0.278 0.495
(BTB) Rata - rata 0.386
Volume cetakan 1.926,189
Berat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)
Sampel Sampel Sampel
KADAR AIR
A B C
Berat cawan (W3) 7 6.5 7
Berat tanah basah + cawan (W1) 128.5 95.5 154.5
Berat tanah kering + cawan
85.6 63.8 102.2
(W2)
Berat air (W1-W2)
Berat tanah kering (W2-W3)

Kadar air ω = (W1  W2 ) x 100%


(W2  W3 )
Rata-rata

Grafik Pengujian CBR


300

250
Beban (LBF)

200

150

100

50
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
0

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal

KELOMPOK Cik Rahmad Sabar


Ir.Mawardi M.T.,Gs
4A Adi Wijaya
KELOMPOK 4A

6.6 Perhitungan
Perhitungan Kadar Air:

(W1 W2 )
Kadar air x 100 %...................................................................(6.1)
= (W W3
2 )

Keterangan :
1. W1 =Berat cawan + tanah basah
2. W2 =Berat cawan + tanah kering
3. W3 =Berat cawan kosong

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ


Berat isi basah (γb ) = ( 𝑔𝑟/𝑐𝑚3) ...............................(6.2)
𝐼𝑠𝑖 𝐶𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛

Berat isi kering (γd ) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ ( 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 ).................................... (6.3)
1+𝜔

Volume = 1π x (d2) x (t).........................................................(6.4)


4

Berat tanah basah = ( Berat cetakan + tanah) – ( Berat cetakan )..........(6.5)

Tabel 6.1 Data Sampel 1 (350 ml)


Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr) 10293
Berat cetakan (gr) 16150
Berat Tanah Basah (BTB) (gr) 2877
Volume cetakan (cm3) 1.926,189
Berat isi basah (γb) 1,494
Berat isi kering (γd) 1,105
Kadar Air 35,21 %

Perhitungan Sampel 1 :
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,150 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
a. Berat Tanah Basah (BTB) = (Berat mold + tanah) – (Berat mold)
= 10293 – 16150
= 2877 gr

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 9


KELOMPOK 4A

b. Volume Cetakan 1
π d2 x (t- t spacer disk)
= 4
1
π (15)2 x (17 – 6,1)
=
4
= 1.926,189 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Berat Isi Basah (γb) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
2877
=
1.926,189
= 1,494 gr/cm3

(W1 W2 )
d. Kadar Air Sampel 1 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(44,5−34,5)
= x 100 %
(34,5−6)

= 35,09 %

(W1 W2 )
e. Kadar Air Sampel 2 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(37−28,8)
= x 100 %
(28,8−6,5)

= 36,77 %

(W1 W2 )
f. Kadar Air Sampel 3 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(26−20,7)
= x 100 %
(20,7−5)

= 33,76 %
(35,09+36,77+33,76)
g. Kadar Air Rata-Rata =
3
= 35,21%

Berat Isi Basah


h. Berat Isi Kering (γd)
1+𝜔
=
1,494
= 1+35,21%
= 1,105 gr/cm3
KELOMPOK 4A

Tabel 6.2 Data sampel 2 (700 ml)


KELOMPOK 4A

Data sampel

Berat cetakan + tanah (gr) 10748

Berat cetakan (gr) 16150

Berat Tanah Basah (BTB) (gr) 3332

Volume cetakan (cm3) 1.926,189

Berat isi basah (γb) 1,730

Berat isi kering (γd) 1,198

Kadar Air 44,37 %

Perhitungan Sampel 2 :
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,150 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm

a. Berat Tanah Basah (BTB) = ( Berat mold + tanah ) – ( Berat mold)


= 10748 – 16150
= 3332 gr
b. Volume Cetakan 1
π d2 x (t- t spacer disk)
= 4
1
π (15)2 x (17 – 6,1)
= 4

= 1.926,189 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Berat Isi Basah (γb) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
3332
= 1.926,189

= 1,730 gr/cm3

(W1 W2 )
d. Kadar Air Sampel 1 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(57−41,9)
= (41,9−6,5)x 100 %
= 42,66 %
=
e. Kadar Air Sampel 2 (𝜔)
KELOMPOK 4A

(W1 W2 ) (W2 W3 )


x 100 % (64,5−47)
= x 100 %
(47−7)

= 43,75 %

(W1 W2 )
i. Kadar Air Sampel 3 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(69,5−49,6)
= x 100 %
(49,6−7)

= 46,71 %
(42,66+43,75+46,71)
f. Kadar Air Rata-Rata =
3
= 44,37 %

Berat Isi Basah


g. Berat Isi Kering (γd)
1+𝜔
=
1,730
= 1+44,37%
= 1,198 gr/cm3

Tabel 6.3 Data sampel 3 (1050 ml)


Data sampel
Beratcetakan + tanah 10438
Beratcetakan 16150
Berat Tanah Basah (BTB) 3022
Volume cetakan 1.926,189
Berat isi basah (γb) 1,570
Berat isi kering (γd) 1,687
Kadar air 54,95 %

Perhitungan Sampel 3 :
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,15 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
KELOMPOK 4A

a. Berat Tanah Basah (BTB) = ( Berat mold + tanah ) – ( Berat mold)


= 10438 – 16150
= 3022 gr

b. Volume Cetakan 1
π d2 x (t- t spacer disk)
= 4
1
π (15)2 x (17 – 6,1)
= 4

= 1.926,189 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Berat Isi Basah (γb) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
3022
= 1.926,189

= 1,570 gr/cm3

(W1 W2 )
d. Kadar Air Sampel 1 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(128,5−85,6)
= x 100 %
(85,6−7)

= 54,58 %

(W1 W2 )
e. Kadar Air Sampel 2 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(95,5−63,8)
= x 100 %
(63,8−6,5)

= 55,32 %

(W1 W2 )
j. Kadar Air Sampel 3 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(154,5−102,2)
= x 100 %
(102,2−7)

= 54,94 %
(54,58+55,32+54,94)
f. Kadar Air Rata-Rata =
3
= 54,95%

=
g. Berat Isi Kering (γd)
KELOMPOK 4A

B rat Isi Basah


e 1+𝜔
1,570
= 1+54,95%
KELOMPOK 4A

= 1,013 gr/cm3
Perhitungan Pemadatan
1
Volume Cetakan = π d2 x (t - t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒔𝒂𝒉
1. Berat isi basah =
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑴𝒐𝒍𝒅

a. Penambahan air 350 ml


2877
𝛾𝑏 =
1.926,189

= 1,494 gr/cm3
b. Penambahan air 700 ml
3332
𝛾𝑏 =
1.926,189

= 1,730 gr/cm3
c. Penambahan air 1050 ml
3022
𝛾𝑏 =
1.926,189

= 1,570 gr/cm3
𝛾𝑏
2. Berat isi kering =
100+𝜔 . 100 %

a. Penambahan air 350 ml


1,494
𝛾𝑑 = 100
100+35,21

= 1,105 gr/cm3
b. Penambahan air 700 ml
1,730
𝛾𝑑 = 100
100+44,37

= 1,198 gr/cm3
c. Penambahan air 1050 ml
1,570
𝛾𝑑 = 100
100+54,95

= 1,013 gr/cm3
Mencari Persamaan Berat Isi Kering dan Kadar Air
 Regresi kuadratik merupakan regresi polynomial orde ke-2, dengan persamaan

umum Y  a  bX  cX 2
a, b dan c harus ditentukan berdasarkan pengamatan, secara:

Y  na  b X  c X
2

  a X  b X  c X
2 3

XY  a X b X  c X
2 3 4

X 
2
Y
No. X Y x2 x3 x4 xy x2y
1 35.206 1.105 1239.462 43636.515 1536267.130 38.903 1369.606
2 44.373 1.198 1968.963 87368.801 3876815.803 53.159 2358.818
3 54.947 1.013 3019.173 165894.488 9115404.451 55.661 3058.422
∑ 134.526 3.316 6227.598 296899.804 14528487.384 147.723 6786.846

 Didapat:

3,316 = 3a + 134,526b + 6227,598c

147,723 = 134,526a + 6227,598b + 296899,804c

 Menggunakan Substitusi dan eliminasi di dapat:


a = -1,4395
b = 0,1216
c = -0,0014
Sehingga diperoleh persamaan regresi kuadratik
Y = -0,0014 x2 + 0,1216 x – 1,4395
Y’ = -0,0028 x + 0,1216
0 = -0,0028 x + 0,1216
0,0028 x = 0,1216
X = 43,428
Y = -0,0014 (43,428)2 + 0,1216 (43,428) – 1,4395
= 1,20
Mencari Persamaan Berat Isi Kering dan CBR

 Regresi kuadratik merupakan regresi polynomial orde ke-2, dengan persamaan



umum Y  a  bX  cX 2
a, b dan c harus ditentukan berdasarkan pengamatan, secara:

Y XY X
2
Y
 
 na  c X
4
b X  b c X
2

 a X 
X  b X c X
2 3 3

 a X 
2

No. X Y x2 x3 x4 Xy x2y
1. 2.474 1.105 6.121 15.143 37.463 2.734 6.763
2. 0.881 1.198 0.776 0.684 0.602 1.055 0.930
3. 0.386 1.013 0.149 0.058 0.022 0.391 0.151
4. 3.741 3.316 7.046 15.884 38.087 4.180 7.844

 Didapat:

3,316 = 3a + 3,741b + 7,046c

4,180 = 3,741a + 7,046b + 15,884c

 Menggunakan Substitusi dan eliminasi di dapat:


a = 0,7984
b = 0,6359
c = -0,207
Sehingga diperoleh persamaan regresi kuadratik
Y = -0,207x2 + 0,6359x + 0,7984
Dengan persamaan diatas, Kita bisa menentukan nilai CBR pada saat Y= 1,201
1,201 = -0,207 x2 + 0,6359 x + 0,7984
0 = -0,207 x2 + 0,6359 x – 0,4026
X1,2 = -0,207 x2 + 0,6359 x – 0,4026
X1 = 2,18
X2 = 0,892
Tabel 6.4 Perumusan X
X Rumus
0,892 1,198
0,893 1,198
0,894 1,198
0,895 1,198
Jadi, nilai CBR pada saat γd= 1,201 g/cm3adalah sebesar 0,892.

6.7 Hasil Pembahasan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu
Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020
Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter umber material : Samping Lab Teknik

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 03-1744-2012)

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 16


KELOMPOK 4A

Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29,126) ( Lbf / 3,14)
a B C D E F G H
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0.025 250 0.635 63.5 0 0.000 0.000
0.050 500 1.27 127 0.5 14.563 4.638
0.075 750 1.905 190.5 1 29.126 9.276
0.100 1000 2.54 254 2 58.252 18.552 1.855
0.125 1125 3.175 317.5 3 87.378 27.827
0.150 1250 3.81 381 3.5 101.941 32.465
0.175 1375 4.445 444.5 4 116.504 37.103
0.200 1500 5.08 508 5 145.630 46.379 3.092
0.300 1900 7.62 762 6 174.756 55.655
0.400 2300 10.16 1016 7 203.882 64.931
0.500 2600 12.7 1270 7.5 218.445 69.568

Data Sampel
Berat Cetakan + Harga CBR
10293
Tanah
CBR 0,1" 0,2"
Berat Cetakan 7416.0
Atas 1.855 3.092
Berat Tanah Basah Rata - rata 2.474
2877.0
(BTB)
Volume Cetakan 1,926.189

Berat Isi Basah (γb) 1.494

Berat Isi Kering (γd) 1.105

KADAR AIR Sampel A Sampel B Sampel C


Berat cawan (W3) 6 6.5 5
44.5 37 26
Berat tanah basah + cawan (W1)
34.5 28.8 20.7
Berat tanah kering + cawan (W2)
Berat air (W1-W2) 10 8.2 5.3
28,5 22,3 15,7
Berat tanah kering (W2-W3)

Kadar air ω =
(W1  W2 ) x 100%
35.09 36,77 33,76
(W2  W3 )
Rata-rata 35.21
Grafik Pengujian CBR
300

250
203.882 218.445
Beban (LBF) 200 174.756
145.630
150 101.116.504
941
87.378
58.252
100 9.126
2 63
14.5
50 0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Cik Rahmad Sabar
KELOMPOK 4A Adi Wijaya Ir.Mawardi M.T.,Gs

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter umber material : Samping Lab Teknik

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 03-1744-2012)

Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29,126) ( Lbf / 3,14)
a B C D E F G H
- c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0.025 250 0.635 63.5 0 0.000 0.000
0.05 500 1.27 127 0.3 8.738 2.783
0.075 750 1.905 190.5 0.5 14.563 4.638

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 17


0.1 1000 2.54 254 0.9 26.213 8.348 0.835

0.125 1125 3.175 317.5 1 29.126 9.276


0.15 1250 3.81 381 1.3 37.864 12.059
0.175 1375 4.445 444.5 1.4 40.776 12.986
0.2 1500 5.08 508 1.5 43.689 13.914 0.928
0.3 1900 7.62 762 1.8 52.427 16.696
0.4 2300 10.16 1016 1.9 55.339 17.624
0.5 2600 12.7 1270 2 58.252 18.552

Data Sampel Harga CBR


Berat Cetakan + CBR 0,1" 0,2"
10748
Tanah
Atas 0.835 0.928
Berat Cetakan 7416.0
Rata – rata 0.881
Berat Tanah Basah
3332.0
(BTB)
Volume Cetakan 1,926.189

Berat Isi Basah (γb) 1.730

Berat Isi Kering (γd) 1.198

KADAR AIR Sampel A Sampel B Sampel C


Berat cawan (W3) 6.5 7 7
Berat tanah basah + cawan (W1) 57 64.5 69.5

Berat tanah kering + cawan (W2) 41.9 47 49.6


Berat air (W1-W2) 15.1 17.5 19.6
Berat tanah kering (W2-W3) 35,4 40 42,6

Kadar air ω =
(W1  W2 ) x 100%
42,65 43,75 46,71
(W2  W3 )
Rata-rata 44.37

Grafik Pengujian CBR


55. 339 58. 252
70 52.427
43.689
40.776
60 37.864
29.126
Beban (LBF)

50
26.213
14.563
40 8.738
0
30

20
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

10
Penetrasi

MEKANIKA 0TANAH TERAPAN VI | 18


Dikerjakan Diperiksa Disetujui
Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Cik Rahmad Sabar
KELOMPOK 4A Adi Wijaya Ir.Mawardi M.T.,Gs

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter umber material : Samping Lab Teknik

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 03-1744-2012)

Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Bacaan
Penetra Tekanan
Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
si Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29,126) ( Lbf / 3,14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0.025 250 0.635 63.5 0 0.000 0.000
0.05 500 1.27 127 0.1 2.913 0.928
0.075 750 1.905 190.5 0.2 5.825 1.855
0.1 1000 2.54 254 0.3 8.738 2.783 0.278
0.125 1125 3.175 317.5 0.5 14.563 4.638
0.15 1250 3.81 381 0.7 20.388 6.493

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 19


0.175 1375 4.445 444.5 0.8 23.301 7.421

0.2 1500 5.08 508 0.8 23.301 7.421 0.495


0.3 1900 7.62 762 0.9 26.213 8.348
0.4 2300 10.16 1016 1.1 32.039 10.203
0.5 2600 12.7 1270 1.2 34.951 11.131

Data Sampel Harga CBR


Berat Cetakan + CBR 0,1" 0,2"
10438
Tanah
Atas 0.278 0.495
Berat Cetakan 7416.0
Berat Tanah Basah
Rata - rata 0.386
3022.0
(BTB)
Volume Cetakan 1,926.19

Berat Isi Basah (γb) 1.57

Berat Isi Kering (γd) 1.013

KADAR AIR Sampel A Sampel B Sampel C


Berat cawan (W3) 7 6.5 7
Berat tanah basah + cawan (W1) 128.5 95.5 154.5

Berat tanah kering + cawan (W2) 85.6 63.8 102.2


Berat air (W1-W2) 42.9 31.7 52.3
Berat tanah kering (W2-W3) 78,6 57,3 95,2

Kadar air ω =
(W1  W2 ) x 100%
54,58 55,32 54,94
(W2  W3 )
Rata-rata 54.95

Grafik Pengujian CBR


34.951
35 32.039 26.213
30 23.23 301
30.1
20.388
Beban (LBF)

25
14.563
20
8.738
5.825
15 2.913
0
10
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
5 Penetrasi

0
Dikerjakan Diperiksa Disetujui
Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Cik Rahmad Sabar
KELOMPOK 4A Adi Wijaya Ir.Mawardi M.T.,Gs

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter umber material : Samping Lab Teknik

Pengujian Kepadatan Ringan/Berat


RINGAN / BERAT
Berat tanah basah (gr) 5000 5000 5000
Kadar air (%) 35,21 44,37 54,95
Penambahan air (%) 7 14 21
Penambahan air (cc) 350 700 1050

BERAT ISI
Berat tanah + cetakan (gr) 10293 10748 10438
Berat cetakan (gr) 16150 16150 16150
Berat tanah basah (gr) 2877 3332 3022
Isi cetakan (cm3) 1.926,189 1.926,189 1.926,189
Berat isi basah ( 𝛾 ) (gr/cm3) 1,494 1,730 1,570
Berat isi kering ( 𝛾d) (gr/cm3)
𝛾 1,105 1,198 1,013
=
1+𝑤
KADAR AIR
A B C
No. cawan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Berat cawan (W3) 6 6.5 5 6.5 7 7 7 6.5 7
Berat tanah basah +
44.5 37 26 57 64.5 69.5 128.5 95.5 154.5
cawan (W1)
Berat tanah kering
34.5 28.8 20.7 41.9 47 49.6 85.6 63.8 102.2
+ cawan (W2)
Berat air (W1-W2) 10 8.2 5.3 15.1 17.5 19.6 42.9 31.7 52.3
Berat tanah kering
0.351 0.368 0.338 0.427 0.438 0.467 0.546 0.553 0.549
(W2-W3)
Kadar air ( %) 35.21 44.37 54.95
rata -rata (%) 44.484

γdmaksimum : 1,201 gr/cm3

Grafik Hubungan Berat Isi Kering (ɤd)


Dikerjakan dan Kadar Air (ω)
Diperiksa Disetujui
Teknis y = -0.0014xTanggal
2 + 0.1216x - 1.442 Asisten Tanggal Dosen Tanggal
1.400 1.198 Sabar
Cik Rahmad
at Isi Kering (ɤd)

KEL OMPOK 1.200


4A Adi Wijaya Ir.Mawardi M.T.,Gs
1.000 1.105 1.013

$32.00 $35.00 $38.00 $41.00 $44.00 $47.00 $50.00 $53.00


Kadar Air (ω)
KELOMPOK 4A

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Universitas Bengkulu

Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab Mekanika Tanah Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Hanndboring 2 meter umber material : Samping Lab Teknik

PENENTUAN NILAI KEPADATAN DAN CAIR


(SNI 03-1744-2012)

γdmaksimum : 1,201 gr/cm3 γdmaksimum : 1,201 gr/cm3

Grafik Hubungan Berat Isi Kering (ɤd) dan Kadar Grafik Hubungan Berat Isi Kering (ɤd) dan
Air (ω) CBR
y = -0.0014x2 + 0.1216x - 1.4395
1.250 1.4
Berat Isi Kering (ɤd)

1.200 1.201 1.198


Berat Isi Kering (ɤd)
1.2 1.013 1.198 1.1 05
1.150 1.0 1.201
1.100 0.8
1.050 1.105 0.6
1.000 0.4
1.013 0.2
4 3,428 0.0 y = -0.207x2 + 0.6359x + 0.7984
0.892
$32.00 $35.00 $38.00 $41.00 $44.00 $47.00 $50.00 $53.00 0.000.50 1.001.502.00 2.503.00
Kadar Air (ω) CBR

Dikerjakan Diperiksa Disetujui


Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal

Cik Rahmad Sabar


KELOMPOK 4A Ir.Mawardi M.T.,Gs
Adi Wijaya

6.9 KESIMPULAN

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 23


Dari hasil pengujian didapat data-data sebagai berikut :

1. Nilai CBR untuk sampel I adalah:


a. CBR 0,1 “ = 1,855%
b. CBR 0,2 “ = 3,092%
c. CBR rata – rata = 2,474%

2. Nilai CBR untuk sampel II adalah:


a. CBR 0,1 “ = 0,835%
b. CBR 0,2 “ = 0,928%
c. CBR rata – rata = 0,881%

3. Nilai CBR untuk sampel III adalah:


a. CBR 0,1 “ = 0,278%
b. CBR 0,2 “ = 0,495%
c. CBR rata – rata = 0,386%

4. Kadar Air pada setiap sampel percobaan :


a. Sampel 1 (350 ml) = 35,21%
b. Sampel 2 (700 ml) = 44,37%
c. Sampel 3 (1050 ml) = 54,95%

5. Dari grafik , diperoleh bahwa


Berat isi kering optimum (γdmaksimum) : 1,201 gr/cm3
Kadar air optimum (Woptimum) : 43,428 %

6. Karena nilai CBR I>CBR II>CBR III dan nilai kadar air CBR I<CBR
II<CBR III maka dapat disimpulkan bahwa nilai CBR dan nilai kadar air
berbanding terbalik. Sehingga semakin besar nilai CBR maka semakin
kecil nilai kadar airnya, begitu juga sebaliknya.

7. Dari persamaan regresi kuadratik pada grafik hubungan antara


kadar air, berat isi kering dan nilai CBR. Diperoleh bahwa pada
saat kadar
air optimum 43,428% didapat nilai CBR optimum adalah sebesar
0,892%.
KELOMPOK 4A

LAMPIRAN

Alat

Gambar 1. Gambar 2. Alat

Gambar 3. Piringan
Gambar 4. Plat Setengah

Gambar 5. Oven Gambar 6.

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 26


Gambar 7. Saringan No. 4 Gambar 8. CBR
KELOMPOK 4A

Gambar 9. Timbangan Gambar 10.

Langkah Kerja

1 2

3 4

5 6

MEKANIK A TANAH TERAPAN VI | 27


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Terapan Kelompok 3A

7 8

MEKANIKA TANAH TERAPAN VI | 12

Anda mungkin juga menyukai