BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Tanah sebagai tempat berdiri suatu bangunan atau gedung yang telah
direncanakan oleh seorang engineer sudah tentu harus memenuhi syarat standar,
terlebih dahulu harus dilakukan berbagai pengujian terhadap tanah tersebut.
Mata kuliah Mekanika Tanah merupakan satu diantara cabang ilmu yang
mengupas berbagai seluk beluk sifat fisik yang merupakan aplikasi dari ilmu yang
didapat di bangku perkuliahan akan lebih memperluas pengetahuan mahasiswa
tentang tanah.
Berbagai macam pengujian tersebut dilakukan sebelum diadakan proses
pembangunan sebuah struktur dengan tujuan untuk memprediksi dan perencanaan
struktur yang berhubungan dengan tanah, karena kekuatan struuktur awal adalah
hal yang berhubungan dengan tanah. Permasalahan teknik yang menyangkut tanah
sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil, untuk itu sangat perlu sekali diadakan
penyelidikan dengan teliti dan seksama.
c. Tahapan pelaksanaan
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk tujuan pengendalian mutu,
misalnya penggunaan bahan timbunan, kontrol kepadatan lapangan dan
pemasangan instrumen geoteknik.
2. Tahapan penyelidikan
Lingkup penyelidikan tergantung dari data yang dibutuhkan, sehingga tiap
tahapan diperoleh data yang berbeda. Pada prinsipnya penyelidikan geoteknik
harus mendapatkan data bawah permukaan yang lengkap.
a. Studi meja
Pengumpulan data dasar yang ada seperti : peta geologi, peta topografi,
foto udara, hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
b. Rekonesan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenai keadaan medan dan melakukan
pemetaan geologi.
c. Pelaksanaan penyelidikan
Kegiatan ini adalah melakukan penyelidikan lapangan dan pemeriksaan
laboratorium, sehingga dapat menghasilkan data yang diperlukan baik untuk
perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi.
d. Pengelolaan data
Kegiatan ini merupakan interpretasi pelapisan tanah, statigrafi, penentuan
daya dukung tanah, penurunan konstruksi, macam pondasi atau konstruksi.
KELOMPOK 4A
2.1 Pendahuluan
Pemboran adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan lapisan tanah di
bawah yang akan dijadikan pondasi, menetapkan kedalaman untuk pengambilan
contoh tanah asli atau tidak asli, dan untuk mengumpulkan data/informasi untuk
menggambarkan profil dan tekstur tanah, serts pengambilan contoh tanah untuk
keperluan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium. Dari tekstur tanah ini
dilakukan klasifikasi tanah. (Fitri, 2016).
Pengeboran dilakukan dengan menempatkan alat tersebut di titik yang telah di
tentukan untuk diambil sampel tanahnya. Kedalaman pemboran ditetapkan setiap
kedalaman 20 cm dari lapisan tanah sampai kedalaman 2 m. Setiap lapisan
diambil sampelnya baik asli maupun tidak untuk keperluan penyelidikan lebih
lanjut di laboratorium. Sampel diambil di lokasi depan gedung laboratorium
Universitas Bengkulu.
Partikel tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
1. Butiran Kasar :
a. Kerikil (gravel)
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan berbagai ukuran dan
bentuk butiran batu kerikil. Butiran batu kerikil biasanya terdiri dari
pecahan batu, atau terdiri dari suatu macam zat mineral tertentu, seperti
kwartz. Butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat mineral,
terutama kwartz.
b. Lempung (Clay)
Lempung terdiri dari butiran yang sangat kecil dan menujukkan sifat-sifat
kohesi dan plastis. Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian
bahan itu melekat satu sama lain. Plastisitas adalah sifat yang
memungkinkan bentuk bahan itu dapat diubah-ubah tanpa adanya perubahan
isi atau dapat kembali ke bentuk asalnya tanpa terjadi retak-retakan atau
terpecah-pecah.
2. Butiran Halus :
a. Lanau (Silt)
Lanau merupakan peralihan lempung dan pasir halus. Lanau
memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah di tembus air daripada
lempung, serta adanya sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung.
Dilatasi adalah gejala perubahan isi apabila diubah bentuknya.
2.2 Tujuan
Tujuan dari handboring adalah untuk meneliti tanah permukaan, menentukan
karakteristik sifat tanah (jenis, warna dan kelengketan tanah tersebut) dan
pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan penyelidikan lebih
lanjut di laboratorium.
Keterangan :
Rumus.....................................................................................................(2.1)
kadar air % (w) = 𝑊2−𝑊3 x 100%
𝑊3−𝑊1
Kedalaman 1 m
Sample A
Kedalaman 2 m
Sample A
48,8-33,6
Kadar air (ω) =
×100%=53,15%
33,6-5,0
Sample B
48,2-34,0
Kadar air (ω) =
×100%=49,65%
34,0-5,4
Sample C
48,8-34,6
Kadar air (ω) = ×100%=49,82%
34,6-6,1
53,15+49,65+49,82
Rata – rata = 2 = 50,87%
BOR LOG
(ASTM D-2435-74)
DEPTH SOIL
Symbol PICTURE NOTE
(m) DESCRIPTION
Lempung
0,00
coklat tua
Lempung
0,20
coklat tua
M.A.T :
Lempung
0,40
coklat tua Tidak
Ditemukan
Lempung
0,60
coklat tua
Lempung
0,80
coklat tua
Lempung
coklat tua
1,00
Lempung
1,20
coklat tua
Lempung
1,40
coklat tua
M.A.T :
Lempung Tidak
1,60 Ditemukan
coklat tua
Lempung
coklat tua
1,80
Lempung
2,00
coklat tua
Keterangan
organik silt sand
3.2 Tujuan
Percobaan sondir bertujuan untuk mengetahui daya dukung perlawanan
penetrasi konus dan daya lekat tanah pada kedalaman lapisan tanah yang ditinjau
dan juga untuk menentukan kedalaman tanah keras. Uji daya dukung tanah ini
atau sondir dilakukan untuk bangunan lebih dari satu lantai seperti rumah lebih
dari satu lantai , pembangunan hotel, pabrik, rumah sakit, dan lain lain.
C. Pipa dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m.
b) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak
tertekuk jika disondir/didorong.
c) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter
dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas puncak selimut
geser.
d) Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap.
e) Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan penyekrupan,
sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus.
f) Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.
D. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa dorong.
b) Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan.
c) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa dorong
dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm.
d) Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat
menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau kerusakan
lain.
e) Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar
antara 0,5 mm dan 1,0 mm.
f) Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak pelumas
untuk mencegah korosi.
g) Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran untuk
mencegah gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.
B. Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan pada
saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.
4. Plat angkur.
Gambar 3.7 Plat angkur
5. Mur.
7. Slongsong.
Gambar 3.10 Slongsong
8. Kunci pipa.
SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston =Luas Piston = 10 cm2
Apiston 10
DK =Diameter Konus = 3,56 cm C0 = = =1
0,25×π×Dk2 0,25×π×3,562
DS =Diameter Selimut = 3,56 cm
I = Panjang Selimut = 13,12 cm
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm Apiston10
C1 = π×DS.I = π×3,57.13,12 = 0,0681
HK = 7 1
HK = 7 kg/cm2
HS = (11-7) 10
x π x 3,56 x 13,12
HS = 4 x 0,0681
HS = 0,27 kg/cm2
Contoh :
Pada kedalaman 0,2 meter.
Tegangan Hambatan Conus = 7 kg/cm2
Tegangan Hambatan Setempat = 0,27 kg/cm2
0,27
Fr = 7 x 100 = 3,89 %
SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston =Luas Piston = 10 cm2
Apiston 10
DK =Diameter Konus = 3,56 cm C0 = 0,25×π×Dk2 = 0,25×π×3,562 =1
DS =Diameter Selimut = 3,56 cm
I = Panjang Selimut = 13,12 cm
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm Apiston 10
C1 = = = 0,0681
π×DS.I π×3,57.13,12
Tabel 3.3 Data Hasil Perhitungan Sondir
GRAFIK SONDIR
(SNI 2827-2008)
Keterangan :
2
Tekanan Konus (Kg/cm2) Nilai Konus (kg /cm )
0 5 10 15 20
0 J.H. Lekat (kg/cm)
)
m
(
n
a
m2
al
a
Ked
0 50100150200250
Jumlah Hambatan lekat (Kg/cm)
Mengetahui :
Asisten Praktikum
Jihan Saputra
G1B017039
Project : Sondir Tanggal Pratikum : 1 Maret 2020
Lokasi Pekerjaan : Depan Lab.Teknik Terpadu Tanggal Selesai : 1 Maret 2020
1
Kedalaman (m)
Mengetahui :
Asisten Praktikum
Jihan Saputra
G1B01703
KELOMPOK 4A
3.12 Dokumentasi
4.1 Pendahuluan
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori. Dengan kata
lain, pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat bekerjanya beban yang
terjadi sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas tanah. Proses ini berlangsung terus
sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-
benar hilang. Kasus yang paling sederhana adalah konsolidasi satu dimensi, dimana kondisi
regangan lateral nol mutlak ada. Proses konsolidasi dapat diamati dengan pemasangan
piezemeter, untuk mencatat perubahan tekanan air pori dengan waktunya. Besarnya turunan
dapat diukur dengan berpedoman pada titik referensi ketinggian pada tempat tertentu.
4.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh parameter kompressibilitas dan kecepatan
konsolidasi tanah. Data ini digunakan untuk membuat perhitungan, baik kecepatan penurunan
maupun penurunan total satu bangunan (struktur) ataupun timbunan.
4.8 Perhitungan
1. Kadar air sebelum percobaan:
Berat Tanah Basah Sebelum-Berat Tanah Kering
Kadar air (%) = Berat Tanah Kering x 100% (4.1)
46,900 - 23,900
= x 100%
23,900
= 93,234 %
= 1,195 gr/cm3
= 1,261 gr/cm3
∅ Cincin = 5 cm
Tinggi cincin = 2 cm
a) Mencari Tegangan
Beban
p’ = x 10 (4.3)
A cincin
Contoh Perhitungan Tegangan :
Beban
1. p’ = x 10
A cincin
0,50
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2
= 0,250 kg/cm2
Beban
2. p’ = x 10
A cincin
1
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2
= 0,510 kg/cm2
Beban
3. p’ = x 10
A cincin
2
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2
= 1,010 kg/cm2
Beban
4. p’ = x 10
A cincin
4
= 1x(3,14)x(5,0) x 10
4 2
= 2,020 kg/cm2
Beban
5. p’ =
A cincin x 10
8
=1 2x 10
x(3,14)x(5,0)
4
= 4,040 kg/cm2
Tabel 4.6 Hasil Percobaan Berat Jenis
Sampel Satuan Nilai
Temperatur (T) 0
C 20,000
Tabel 4.7 Hubungan antara kerapatan relatif air dan faktor konversi K dalam temperatur.
Hubungan kerapatan relatif Faktor koreksi
No. Temperatur (ºC)
air K
1 18 0,9986244 1,0004
2 19 0,9984347 1,0002
3 20 0,9982343 1,0000
4 21 0,9980233 0,9998
5 22 0,9978019 0,9996
6 23 0,9975702 0,9993
7 24 0,9973286 0,9991
8 25 0,9970770 0,9989
9 26 0,9968156 0,9986
10 27 0,9965451 0,9983
11 28 0,9962652 0,9980
12 29 0,9939761 0.9977
13 30 0,9956780 0,9974
Sumber : SNI 1964-2008
Catatan:
Faktor koreksi K untuk suhu 20ºC = , Wa= 109,200 gr
W4 = K x Wa (4.4)
= 1 x 109,200
= 109,200 gr
Sehingga,
(W2 – W1)
Gs = (4.5)
(W2-W1+W4) - W3
(78,200 - 53,200)
Gs =
(78,200 - 53,200 + 109,200) - 124,500
= 2,577
= 24,3690 gram
2. Berat Volume Tanah Kering
Berat Tanah Kering
γk = (4.7)
volume tanah
23,900
=1
x(π)x(5)2x(2)
4
= 0,6209 gram/cm3
3. Tinggi Bagian Padat
Berat Tanah Kering
Hs = (4.8)
Berat Jenis Tanah x Luas Cincin
23,900
= 1
(2,577)x ( x(π)x(5)2)
4
= 0,4818 cm
4. Angka Pori
Tinggi cincin-Tinggi bagian padat
e0 = (4.9)
Tinggi Bagian Padat
2 - 0,4818
=
0,4818
= 3,1512
5. Derajat Kejenuhan
Kadar air x Berat Jenis Tanah
Sr = (4.10)
Angka pori
0,9623 x 2,577
=
3,1512
= 0,6817
= 68,17 %
1. Perubahan tebal
∆H = 4,598 mm
2. Perubahan Angka pori
∆H
∆e = (4.11)
Hs
4,598
=
48,18
= 0,0954
3. Angka pori
e = e0 -∆e (4.12)
= 3,1512 – 0,0954
= 3,0558
Tabel 4.9 Nilai Perubahan Beban
∆H Nilai
1 0,163 mm
2 0,290 mm
3 1,395 mm
4 3,010 mm
5 4,598 mm
6 4,925 mm
7 4,870 mm
1. Menentukan e1 dan e2
∆H1
∆ e1 =
Hs
0,163
= 4,818
= 0,0338
e1 = 3,1512 – 0,0338
= 3,1174
∆H2
∆ e2 =
Hs
0,290
= 4,818
= 0,0602
e2 = 3,1512 – 0,0602
= 3,0910
∆H3
∆ e3 =
Hs
1,395
= 4,818
= 0,2895
e3 = 3,1512 – 0,2895
= 2,8616
∆H4
∆ e4 =
Hs
3,010
= 4,818
= 0,6248
e4 = 3,1512 – 0,6248
= 2,5264
∆H5
∆ e5 =
Hs
4,598
= 4,818
= 0,9544
e5 = 3,1512 – 0,9544
= 2,1968
∆H6
∆ e6 =
Hs
4,925
= 4,818
= 1,0222
e6 = 3,1512 – 1,0222
= 2,1289
∆H7
∆ e7 =
Hs
4,870
= 4,818
= 1,0108
e7 = 3,1512 – 1,0108
= 2,1404
2. Indeks Kompresi
e4 - e5
Cc = P5 (4.13)
LogP4
2,5264 - 2,1968
= 4,04
log 2,02
= 1,0949
3. Tebal akhir
HI = H0 - ∆H (4.14)
= 20 – 4,598
= 15,402 mm
4. ½ Tebal rata – rata
1 Ho+H1
d = ( ) (4.15)
2 2
1 2 + 1,540
=2( 2 )
= 0,885 cm
5. Menentukan CV pada setiap pembebanan
2
0,848 d
Cv = (4.16)
t√90
a. t√90 pada beban 0,5 Kg = 0,7 menit = 29,4 detik
b. t√90 pada beban 1 Kg = 0,6 menit = 21,6 detik
c. t√90 pada beban 2 Kg = 0,9 menit = 48,6 detik
d. t√90 pada beban 4 Kg = 0,8 menit = 38,4 detik
e. t√90 pada beban 8 Kg = 0,4 menit = 9,6 detik
6. Pada beban 0,5 kg
2
0,848 d 0,848 x 0,8852
Cv = = = 0,023 cm2/ detik
t√90 29,4
7. Pada beban 1 kg
2
0,848 d
Cv = = 2
0,848 x 0,885
t√90 = 0,031 cm2/ detik
21,6
8. Pada beban 2 kg
2
0,848 d
Cv = = 0,848 x 0,8852
t√90 = 0,014 cm2/ detik
48,6
9. Pada beban 4 kg
2
0,848 d
Cv = 0,848 x 0,8852
t√90 = = 0,017 cm2/ detik
38,4
10. Pada beban 8 kg
2
0,848 d
Cv = = 0,848 x
t√90 8852 = 0,069 cm2/ detik
9,6
0. 4 6
0.4
0 .3 2 79
0.2 505
0.2 0 .1 885
0 .1 578 096 5
0.
0 .1 636
0.103 8
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Ϭ (kg/cm²)
Beban 0.5kg
0.080
Penurunan (mm)
0.0900.090
0.100
0.110 0.110
0.120
0.120
0.125
0.130
0.130 0.135
0.140
0.140
0.150
0.150 0.152 0.154
0.156
0.160 0.160
0.170
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.3 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 0,5 kg)
Keterangan:
=a 1,4 menit
Beban 1kg
0.170
Penurunan (mm)
0.180
0.190
0.205
0.210 0.210
0.218
0.250 0.252
0.248
0.257 0.260
0.270
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.006.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.4 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 1 kg)
Keterangan:
=a 1,6 menit
= 1,15 a = 1, 8 menit
Beban 2kg
1.280
Penurunan (mm)
1.300
1.300
1 .32 0
1.320
1.330
1.340 1.345
1 .3 4 8
1. 350
1.360
1 .374
1.380 1. 3 8 4
1 .3 8 6 1.38 8
1.39 0 1.393
1.400
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.5 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 2 kg)
Keterangan:
=a 1,9 menit
= 1,15 a = 2, 2 menit
Beban 4kg
2.750
Penurunan (mm)
2.800
2.800
2.850
2.850
2.890
2.900 2.910
2.930
2.950 2.966
2.950 2.970
2.974
2.958
2.980 2.981
3.000
0.001.00 2.00 3.00 4.00 5.006.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Keterangan:
=a 1,3 menit
= 1,15 a = 1, 5 menit
Beban 8kg
4.000
Penurunan (mm)
4.1004.100
4.200 4.250
4.300
4.400
4.400
4.500 4.520
4.550 4.5674.570 4.575
4.530 4.589 4.595
4.600 4.560
4.700
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.006.00 7.00 8.00
t√𝟗
a t√90(menit)
1,15xa
Gambar 4.7 Kurva penurunan terhadap waktu (beban 8 kg)
Keterangan:
=a 1,0 menit
= 1,15 a = 1, 2 menit
b) Berat Jenis
1. Alat dan Bahan
MEK IV | 33
ANIKA TANAH TERAPAN
Gambar 4.36 Gambar 4.37
Oven suhu (110 ± 5)oC Air suling
2. Prosedur Pelaksanaan
5.1 Pendahuluan
Tegangan geser tanah adalah besarnya gaya perlawanan terhadap deformasi
apabila diberikan tegangan geser. Kekuatan geser tanah adalah besarnya nilai tahanan
atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi
pembebanan tertentu. Keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada saat benda
uji runtuh, biasanya terjadi pada nilai tegangan geser maksimum. kekuatan geser yang
dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
1. Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang dimiliki
tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir butir tanah (c soil).
2. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif) , kekuatan geser disebabkan karena adanya
gesekan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek dalam
3. Pada tanah yang merupakan campuiran antara tanah halus dan tanah kasar kekuatan
geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan gesekan antara butir
butir tanah.
Istilah dan definisi yang berkaitan dengan pengujian kuat geser berdasarkan SNI
2813:2008 adalah sebagai berikut :
1. Benda uji tanah adalah benda uji yang diletakkan di dalam cincin/kotak geser
(shear box) dari logam dengan dua buah batu pori, yang diletakkan di atas dan di
bawah benda uji tanah tersebut.
2. Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara tangensial terhadap suatu bidang.
3. Gaya normal adalah gaya langsung yang bekerja normal (tegak lurus) pada suatu
bidang.
4. Geser langsung terkonsolidasi dan terdrainase adalah metoda uji geser dengan
menempatkan benda uji dalam kotak geser yang terdiri atas 2 bagian (bagian atas
dan bawahnya terpisah) yang diletakkan dalam bak berisi air, dan diberi tegangan
normal untuk konsolidasi.
5.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan geser tanah terganggu
atau tidak terganggu yang tekonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi kesempatan
berdrainase dan kecepatan gerak tetap. Parameter tersebut berupa koefisien
konsolidasi,
kecepatan pergeseran, tegangan geser tanah, dan regangan geser, serta hubungan antara
tegangan dan regangan geser yang akan digunakan untuk keperluan analisis
perhitungan stabilitastanah.
5.3 Peralatan Dan Bahan
5.3.1 Peralatan
1. Satu set alat ukur kuat geser (direct shear).
2. Batu Pori.
3. Arloji pembeban gaya vertikal.
4. Arloji pembeban gaya horizontal.
5. Arloji ukur deformasi.
6. Beban.
7. Timbangan digital dengan ketelitian sampai 0,1 gr.
8. 1 set alat pengeluar contoh (Extruder) .
9. Kotak geser
10. Alat cetak ulang atau alat pemadat benda uji.
11. Spatula.
5.3.2 Bahan
1. Air secukupnya.
2. Tanah dengan kondisi tak terganggu yang diperoleh dari percobaan
handbore dengan lokasi pengeboran di depan Gedung Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser
Bacaan Bacaan
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,5 2 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
f= 4 𝑔
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 e ex0,4762x9,81
0 57 0
40 60 8
80 65 10
120 66 12,5
160 70 13
200 79 15
240 89 15,5
280 92 17,5
320 99 18,5
360 104 19
400 108 20
440 114 21
480 116 19
520 120 19,5
560 124 20
600 124 21,5
640 127 22,5
680 129 23
720 132 23
760 134 23
800 134 23
840 134 23,5
880 134 23,5
920 134 23,5
960 134 24
1000 135 24
1040 136 25
1080 137 25
1120 137 25,5
1160 137 25,5
1200 127 25,5
Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser
0 265 0
40 270 15
80 271 25
120 281 26
160 282 27
200 287 29
240 290 30,5
280 293 30,5
320 300 31
360 305 32
KELOMPOK 4A
Bacaan
Deformasi Bacaan Arloji Deformasi
Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
𝑓
6 3,5
2 ×𝜃− × 103
f= 𝑔
A b = ax0,01 c d = (139-c)x0,01 e ex0,4762x9,81
sin 𝜃
4
0 279 0
40 283 32
80 290 35
120 296 36
160 300 37,5
200 301 38,5
240 304 39,5
280 306 40
320 307 41
360 307 42
KELOMPOK 4A
400 307 43
440 307 43
480 307 44
520 308 44,5
560 309 44,5
600 311 43
640 312 45,5
680 311 46,5
720 310 47
760 310 48
800 311 48,5
840 312 47
880 314 48
920 314 48,5
960 315 48,5
1000 316 49
1040 316 49
1080 315 49
1120 315 49,5
1160 316 49,5
1200 316 50
Keterangan :
HD = deformasi horizontal (mm)
VD = deformasi vertikal (mm)
DDV = bacaan arloji ukur vertikal (div)
DDH = bacaan arloji ukur horizontal
(div) DDi = bacaan awal arloji ukur (div)
0,01 = ketelitian konstanta arloji ukur (mm)
Keterangan :
BN = beban (N)
LD = bacaan proving ring (div)
LRC = faktor kalibrasi (kN / unit)
LRC = 0,4762 ( kgf/div)
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat:
A=
(
1 �� 2 ) (Ɵ − sin Ɵ) (5.5)
4
Keterangan :
θ = 2 x arc cos ( HD ) (5.6)
D
σgeser = BN x �
x 103 (5.8)
A0
Keterangan :
σn = tegangan normal (kPa)
σgeser = tegangan geser (kPa)
BN = beban (gr)
103 = faktor konversi beban dari gram ke kilogram
G = percepatan gravitasi (m/s2)
A0 = luas benda uji (mm2)
D = diameter awal benda uji (mm)
10 = perbandingan lengan pembebanan (10 : 1 )
HD
θ = 2 x arc cos( D )
1
A = (( x 63,52) x ( 3,14 - sin (3,14))) = 3141,52 mm2
4
1
A = (( x 63,52) x ( 3,12 - sin (3,12))) = 3116,12 mm2
4
B. Percobaan 2 ( 6334 gr )
1. Deformasi horizontal
: HD = DDH x 0,01
HD = 40 x 0,01 = 0,40 mm
HD = 80 x 0,01 = 0,80 mm
2. Deformasi vertikal :
VD = (DDi– DDV) x 0,01
VD = (265-265 x 0,01 = 0 mm
VD = (265-270) x 0,01 = -0,05 mm
3. Beban penggeseran :
BN = LD x LRC x 9,81
BN = 0 x 0,4762 x 9,81 = 0 N
BN =15 x 0,4762 x 9,81=70,07N
4. Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat :
1
A = (( x D2 x) ( θ - sin (θ)))
4
θ = 2 x arccos( H )
D
D
1
A = (( x 63,52) x ( 3,12- sin (3,12))) = 3116,12 mm2
4
θ = 2 x arc cos(HDD )
63,5
1
A = (( x 63,52) x ( 3,12 - sin (3,12)) ) = 3116,12 mm2
4
g 9,81
σ = BN x x10 = 9501 x x 10 = 294,31 ≈ 294 kPa
n 3166,92
A0
60 49.44
40 27.47 ɸ=13,6
20
c=27,4
0
0 98 196 294
Tegangan Tegangan
No Normal Geser X.Y X2
X Y
1 98 49.44 4845.08 9604
2 196 78.52 15390.27 38416
3 294 96.94 28500.50 86436
Σ 588 224.90 48735.84 134456
b= (nxy-Σx.Σy)/(nx^2-Σx^2)
3 x 48735.84 - 588 x 224.90
b=
3 x 134456 - 5882
b = 0,242
a = y – bx
224,9
y= = 74,97
3
588
x= 3
= 196
Misalnya X = 98
Maka, Y = 51,254
Y’ = 51,254– 27,538
= 23,716
Tan = 23,716 : 98
Tan = 0,242
Tan-1 = 13,6
Sehingga diperoleh:
X =0
Y = 27,538
Tan (θ) = 0,242
Θ (derajat) = 13,6
Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser
Bacaan Bacaan
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,5 2 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
f= 4 𝑔
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 E ex0,4762x9,81
0 0 57 1 0 0 3.166,922 0,000
40 0,4 60 0,97 8 37,3722 3.141,522 11,896
80 0,8 65 0,92 10 46,7152 3.116,123 14,991
120 1,2 66 0,91 12,5 58,3940 3.090,726 18,893
160 1,6 70 0,87 13 60,7298 3.065,332 19,812
200 2 79 0,78 15 70,0728 3.039,943 23,051
240 2,4 89 0,68 15,5 72,4086 3.014,558 24,020
280 2,8 92 0,65 17,5 81,7516 2.989,179 27,349
320 3,2 99 0,58 18,5 86,4232 2.963,808 29,160
360 3,6 104 0,53 19 88,7589 2.938,444 30,206
400 4 108 0,49 20 93,4304 2.913,090 32,073
KELOMPOK 4A
Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Proving Ring Geser geser
Bacaan
Deformasi Bacaan Arloji Deformasi
Arloji
Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,52 𝑓
× 𝜃 − sin 𝜃 × 103
f= 4 𝑔
A b = ax0,01 C d = (139-c)x0,01 e ex0,4762x9,81
3.116,12 52,47
0 0 279 0 0 0 3.090,73 54,41
40 0,4 283 -0,04 32 149,49 3.065,33 57,15
80 0,8 290 -0,11 35 163,50 3.039,94 59,16
120 1,2 296 -0,17 36 168,17 3.014,56 61,21
160 1,6 300 -0,21 37,5 175,18 2.989,18 62,51
200 2 301 -0,22 38,5 179,85 2.963,81 64,62
240 2,4 304 -0,25 39,5 184,53 2.938,44 66,77
280 2,8 306 -0,27 40 186,86 2.913,09 68,96
320 3,2 307 -0,28 41 191,53 2.887,75 69,56
360 3,6 307 -0,28 42 196,20 2.862,41 71,81
Gambar 5.2 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Deformasi Horizontal
100
80
60
40 Beban 3kg
Beban 6kg
Beban 9kg
20
0
0 3 6 9 12
DEFORMASI HORIZONTAL (mm)
Gambar 5.4 Satu set alat ukur kuat Gambar 5.5 Batu pori
1
Gambar 5.18
1 Pengukuran diameter cincin 2
Gambar 5.19 Pengeluaran benda uji
Gambar 5.20 Ratakan bagian atas dan bawah Gambar 5.21 Timbang benda uji
4
3
Gambar 5.22 Pengeluaran kotak geser Gambar 5.23 Pemasangan batu pori
Gambar 5.24 Pemasangan kertas filter Gambar 5.25 Masukkan kembali kotak geser
7 8
11 Mengatur nivo
Gambar 5.28 12
6.1 Pendahuluan
Pengujian CBR (california bearing ration) laboratorium yang
dimaksudkan pada standar ini adalah penentuan nilai CBR contoh material,
agregat atau campuran tanah dan agregat yang didapatkan di laboratorium
pada kadar air sesuai yang ditentukan.
6.2 Tujuan
Pengujian ini digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material
lapis tanah dasar fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang di daur
ulang untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0,025 250 0
0,05 500 0.5
0,075 750 1
0,1 1000 2
0,125 1125 3
0,15 1250 3.5
0,175 1375 4
0,2 1500 5
0,3 1900 6
0,4 2300 7
0,5 2600 7.5
Data sampel
Berat cetakan + tanah 10293
Harga CBR
Berat cetakan 16150 CBR 0,1" 0,2"
Berat Tanah Basah Atas
(BTB)
Rata - rata
Volume cetakan 1.926,189
Berat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)
Sampel Sampel Sampel
KADAR AIR
A B C
Berat cawan (W3) 6 6.5 5
Berat tanah basah + cawan (W1) 44.5 37 26
Berat tanah kering + cawan
34.5 28.8 20.7
(W2)
Berat air (W1-W2)
Berat tanah kering (W2-W3)
250
Beban (LBF)
200
150
100
50
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
0
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div ( Lbf / %
(Div x 29.126)
3.14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0,025 250 0
0,05 500 0.3
0,075 750 0.5
0,1 1000 0.9
0,125 1125 1
0,15 1250 1.3
0,175 1375 1.4
0,2 1500 1.5
0,3 1900 1.8
0,4 2300 1.9
0,5 2600 2
250
Beban (LBF)
200
150
100
50
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
0
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0,025 250 0
0,05 500 0.1
0,075 750 0.2
0,1 1000 0.3
0,125 1125 0.5
0,15 1250 0.7
0,175 1375 0.8
0,2 1500 0.8
0,3 1900 0.9
0,4 2300 1.1
0,5 2600 1.2
250
Beban (LBF)
200
150
100
50
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
0
6.6 Perhitungan
Perhitungan Kadar Air:
(W1 W2 )
Kadar air x 100 %...................................................................(6.1)
= (W W3
2 )
Keterangan :
1. W1 =Berat cawan + tanah basah
2. W2 =Berat cawan + tanah kering
3. W3 =Berat cawan kosong
Berat isi kering (γd ) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ ( 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 ).................................... (6.3)
1+𝜔
Perhitungan Sampel 1 :
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,150 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
a. Berat Tanah Basah (BTB) = (Berat mold + tanah) – (Berat mold)
= 10293 – 16150
= 2877 gr
b. Volume Cetakan 1
π d2 x (t- t spacer disk)
= 4
1
π (15)2 x (17 – 6,1)
=
4
= 1.926,189 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Berat Isi Basah (γb) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
2877
=
1.926,189
= 1,494 gr/cm3
(W1 W2 )
d. Kadar Air Sampel 1 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(44,5−34,5)
= x 100 %
(34,5−6)
= 35,09 %
(W1 W2 )
e. Kadar Air Sampel 2 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(37−28,8)
= x 100 %
(28,8−6,5)
= 36,77 %
(W1 W2 )
f. Kadar Air Sampel 3 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(26−20,7)
= x 100 %
(20,7−5)
= 33,76 %
(35,09+36,77+33,76)
g. Kadar Air Rata-Rata =
3
= 35,21%
Data sampel
Perhitungan Sampel 2 :
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,150 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
= 1.926,189 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Berat Isi Basah (γb) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
3332
= 1.926,189
= 1,730 gr/cm3
(W1 W2 )
d. Kadar Air Sampel 1 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(57−41,9)
= (41,9−6,5)x 100 %
= 42,66 %
=
e. Kadar Air Sampel 2 (𝜔)
KELOMPOK 4A
= 43,75 %
(W1 W2 )
i. Kadar Air Sampel 3 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(69,5−49,6)
= x 100 %
(49,6−7)
= 46,71 %
(42,66+43,75+46,71)
f. Kadar Air Rata-Rata =
3
= 44,37 %
Perhitungan Sampel 3 :
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,15 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
KELOMPOK 4A
b. Volume Cetakan 1
π d2 x (t- t spacer disk)
= 4
1
π (15)2 x (17 – 6,1)
= 4
= 1.926,189 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Berat Isi Basah (γb) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
3022
= 1.926,189
= 1,570 gr/cm3
(W1 W2 )
d. Kadar Air Sampel 1 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(128,5−85,6)
= x 100 %
(85,6−7)
= 54,58 %
(W1 W2 )
e. Kadar Air Sampel 2 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(95,5−63,8)
= x 100 %
(63,8−6,5)
= 55,32 %
(W1 W2 )
j. Kadar Air Sampel 3 (𝜔)
=
(W2 W3 ) x 100 %
(154,5−102,2)
= x 100 %
(102,2−7)
= 54,94 %
(54,58+55,32+54,94)
f. Kadar Air Rata-Rata =
3
= 54,95%
=
g. Berat Isi Kering (γd)
KELOMPOK 4A
= 1,013 gr/cm3
Perhitungan Pemadatan
1
Volume Cetakan = π d2 x (t - t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒔𝒂𝒉
1. Berat isi basah =
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑴𝒐𝒍𝒅
= 1,494 gr/cm3
b. Penambahan air 700 ml
3332
𝛾𝑏 =
1.926,189
= 1,730 gr/cm3
c. Penambahan air 1050 ml
3022
𝛾𝑏 =
1.926,189
= 1,570 gr/cm3
𝛾𝑏
2. Berat isi kering =
100+𝜔 . 100 %
= 1,105 gr/cm3
b. Penambahan air 700 ml
1,730
𝛾𝑑 = 100
100+44,37
= 1,198 gr/cm3
c. Penambahan air 1050 ml
1,570
𝛾𝑑 = 100
100+54,95
= 1,013 gr/cm3
Mencari Persamaan Berat Isi Kering dan Kadar Air
Regresi kuadratik merupakan regresi polynomial orde ke-2, dengan persamaan
umum Y a bX cX 2
a, b dan c harus ditentukan berdasarkan pengamatan, secara:
Y na b X c X
2
a X b X c X
2 3
XY a X b X c X
2 3 4
X
2
Y
No. X Y x2 x3 x4 xy x2y
1 35.206 1.105 1239.462 43636.515 1536267.130 38.903 1369.606
2 44.373 1.198 1968.963 87368.801 3876815.803 53.159 2358.818
3 54.947 1.013 3019.173 165894.488 9115404.451 55.661 3058.422
∑ 134.526 3.316 6227.598 296899.804 14528487.384 147.723 6786.846
Didapat:
Y XY X
2
Y
na c X
4
b X b c X
2
a X
X b X c X
2 3 3
a X
2
No. X Y x2 x3 x4 Xy x2y
1. 2.474 1.105 6.121 15.143 37.463 2.734 6.763
2. 0.881 1.198 0.776 0.684 0.602 1.055 0.930
3. 0.386 1.013 0.149 0.058 0.022 0.391 0.151
4. 3.741 3.316 7.046 15.884 38.087 4.180 7.844
Didapat:
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29,126) ( Lbf / 3,14)
a B C D E F G H
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0.025 250 0.635 63.5 0 0.000 0.000
0.050 500 1.27 127 0.5 14.563 4.638
0.075 750 1.905 190.5 1 29.126 9.276
0.100 1000 2.54 254 2 58.252 18.552 1.855
0.125 1125 3.175 317.5 3 87.378 27.827
0.150 1250 3.81 381 3.5 101.941 32.465
0.175 1375 4.445 444.5 4 116.504 37.103
0.200 1500 5.08 508 5 145.630 46.379 3.092
0.300 1900 7.62 762 6 174.756 55.655
0.400 2300 10.16 1016 7 203.882 64.931
0.500 2600 12.7 1270 7.5 218.445 69.568
Data Sampel
Berat Cetakan + Harga CBR
10293
Tanah
CBR 0,1" 0,2"
Berat Cetakan 7416.0
Atas 1.855 3.092
Berat Tanah Basah Rata - rata 2.474
2877.0
(BTB)
Volume Cetakan 1,926.189
Kadar air ω =
(W1 W2 ) x 100%
35.09 36,77 33,76
(W2 W3 )
Rata-rata 35.21
Grafik Pengujian CBR
300
250
203.882 218.445
Beban (LBF) 200 174.756
145.630
150 101.116.504
941
87.378
58.252
100 9.126
2 63
14.5
50 0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29,126) ( Lbf / 3,14)
a B C D E F G H
- c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0.025 250 0.635 63.5 0 0.000 0.000
0.05 500 1.27 127 0.3 8.738 2.783
0.075 750 1.905 190.5 0.5 14.563 4.638
Kadar air ω =
(W1 W2 ) x 100%
42,65 43,75 46,71
(W2 W3 )
Rata-rata 44.37
50
26.213
14.563
40 8.738
0
30
20
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
10
Penetrasi
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Penetra Tekanan
Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
si Standar
Ring
Lbf Psi
Inch Psi Mm Div Div %
(Div x 29,126) ( Lbf / 3,14)
a B C D E F G h
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14
0.025 250 0.635 63.5 0 0.000 0.000
0.05 500 1.27 127 0.1 2.913 0.928
0.075 750 1.905 190.5 0.2 5.825 1.855
0.1 1000 2.54 254 0.3 8.738 2.783 0.278
0.125 1125 3.175 317.5 0.5 14.563 4.638
0.15 1250 3.81 381 0.7 20.388 6.493
Kadar air ω =
(W1 W2 ) x 100%
54,58 55,32 54,94
(W2 W3 )
Rata-rata 54.95
25
14.563
20
8.738
5.825
15 2.913
0
10
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
5 Penetrasi
0
Dikerjakan Diperiksa Disetujui
Teknis Tanggal Asisten Tanggal Dosen Tanggal
Cik Rahmad Sabar
KELOMPOK 4A Adi Wijaya Ir.Mawardi M.T.,Gs
BERAT ISI
Berat tanah + cetakan (gr) 10293 10748 10438
Berat cetakan (gr) 16150 16150 16150
Berat tanah basah (gr) 2877 3332 3022
Isi cetakan (cm3) 1.926,189 1.926,189 1.926,189
Berat isi basah ( 𝛾 ) (gr/cm3) 1,494 1,730 1,570
Berat isi kering ( 𝛾d) (gr/cm3)
𝛾 1,105 1,198 1,013
=
1+𝑤
KADAR AIR
A B C
No. cawan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Berat cawan (W3) 6 6.5 5 6.5 7 7 7 6.5 7
Berat tanah basah +
44.5 37 26 57 64.5 69.5 128.5 95.5 154.5
cawan (W1)
Berat tanah kering
34.5 28.8 20.7 41.9 47 49.6 85.6 63.8 102.2
+ cawan (W2)
Berat air (W1-W2) 10 8.2 5.3 15.1 17.5 19.6 42.9 31.7 52.3
Berat tanah kering
0.351 0.368 0.338 0.427 0.438 0.467 0.546 0.553 0.549
(W2-W3)
Kadar air ( %) 35.21 44.37 54.95
rata -rata (%) 44.484
Grafik Hubungan Berat Isi Kering (ɤd) dan Kadar Grafik Hubungan Berat Isi Kering (ɤd) dan
Air (ω) CBR
y = -0.0014x2 + 0.1216x - 1.4395
1.250 1.4
Berat Isi Kering (ɤd)
6.9 KESIMPULAN
6. Karena nilai CBR I>CBR II>CBR III dan nilai kadar air CBR I<CBR
II<CBR III maka dapat disimpulkan bahwa nilai CBR dan nilai kadar air
berbanding terbalik. Sehingga semakin besar nilai CBR maka semakin
kecil nilai kadar airnya, begitu juga sebaliknya.
LAMPIRAN
Alat
Gambar 3. Piringan
Gambar 4. Plat Setengah
Langkah Kerja
1 2
3 4
5 6
7 8