BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanah adalah permukaan
bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali. Jenis tanah terdiri dari banyak
campuran lebih dari satu macam ukuran partikelnya. Tanah lempung belum tentu
terdiri dari partikel lempung saja akan tetapi dapat bercampur dengan butir-
butiran ukuran lanau maupun pasir dan mungkin juga terdapat campuran organik.
Ukuran partikel tanah dapat bervariasi dari lebih besar dari 100 mm sampai
dengan lebih kecil dari 0,001 mm. (Terzaghi, 1925).
Mekanika Tanah Terapan adalah mata kuliah kesipilan lanjutan dibidang
geoteknik yang mempelajari ilmu tanah, seperti sifat fisis dan mekanis tanah.
Praktikum Mekanika Tanah Terapan dilakukan guna pemeriksaan sifat fisis tanah
secara langsung di lapangan. Ada beberapa pengujian terhadap sampel tanah
untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari tanah tersebut. Pengujian terhadap
sampel tanah ini juga bermaksud agar ahli konstruksi dapat memberikan
kebijakan-kebijakan terhadap konstruksi yang akan didirikan diatas tanah
tersebut. Pengujian yang dilakukan dalam praktikum Mekanika Tanah Terapan
ada 5 mata uji yaitu Hand boring, Sondir, Konsolidasi, Kuat Geser Tanah (Direct
Shear), dan CBR (California Bearing Ratio).
UNIVERSITAS BENGKULU 1
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
c. Tahap pelaksanaan
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk tujuan pengendalian
mutu, misalnya penggunaan bahan timbunan, kontrol kepadatan
lapangan dan pemasangan instrument geoteknik.
2. Tahapan penyelidikan
Lingkup penyelidikan tergantung dari data yang dibutuhkan, sehingga
setiap tahapan diperoleh data yang berbeda. Pada prinsipnya penyelidikan
geoteknik harus mendapatkan data bawah permukaan yang lengkap.
Proses tahapan penyelidikan meliputi uraian berikut.
a. Studi Meja
Pengumpulan data dasar yang ada seperti: peta geologi; peta
topografi; foto udara; hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
b. Rekonesan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenai keadaan medan dan
melakukan pemetaan geologi.
c. Pelaksanaan penyelidikan
Kegiatan ini adalah melakukan penyelidikan lapangan dan
pemeriksaan laboratorium, sehingga dapat menghasilkan data yang
diperlukan baik untuk perencanaan maupun pelaksaan konstruksi.
1.5 Ruang Lingkup
Pengujian tanah pada praktikum Mekanika Tanah Terapan menggunakan
sampel tanah terganggu dan sampel tanah tak terganggu. Sampel tanah terganggu
dan tak terganggu merupahan contoh tanah yang berada di belakang Dekanat
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Jadwal praktikum untuk setiap mata uji
disusun sebagai berikut.
UNIVERSITAS BENGKULU 3
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 4
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
BAB II
PERCOBAAN PEMBORAN TANGAN
(HANDBORING)
ASTM D1452-09
2.1 Pendahuluan
Disturbed sample adalah contoh tanah yang diambil tanpa ada usaha yang
dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample
adalah contoh tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Contoh undisturbed
ini secara ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan susunan kimia.
Contoh tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk
pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin
(Craig, R.F. 1994).
Handbore adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam survey
geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan lubang
kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin,
untuk tujuan yaitu untuk mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman
lubang bor, yang dilakukan terhadap contoh tanah terganggu yang diambil dari
mata bor atau core barrel, untuk memasukkan alat tabung pengambil contoh tanah
asli di kedalaman yang dikehendaki, untuk mengambil contoh tanah asli , untuk
memasukkan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration Test, STP) di
kedalaman yang dikehendaki, dan untuk memasukkan alat-alat uji lainnya di
kedalaman yang dikehendaki. (Ahadii, 2010).
UNIVERSITAS BENGKULU 5
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
2.2 Tujuan
UNIVERSITAS BENGKULU 6
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
1. Titik sampel tanah ditentukan terlebih dahulu, bersihkan area dari rumput,
batu, dan yang lainnya.
2. Angkur dipasang pada titik sampel tanah yang akan diambil
3. Mata bor dipasang pada ujung batang bor dan stang pada ujung lainnya.
Kemudian masukkan kedalam lubang lalu putar searah jarum jam sehingga
mata bor masuk ke dalam tanah. Mata bor yang dimasukkan harus dalam
keadaan tegak.
4. Jika mata bor sudah penuh terisi tanah, angkat batang lalu bersihkan tanah
yang ada pada mata bor, lalu kemudian masukkan kembali mata bor kedalam
lubang sampai kedalaman 20 cm. Setelah mata bor penuh terisi dengan tanah
pada kedalaman 20 cm, angkat mata bor dan kemudian lihat jenis tanah dan
warna tanahnya,lalu dicatat di tabel.
5. Jika batang susah diangkat keatas, gunakan stang T dan putar berlawanan
dengan arah jarum jam agar batang bisa terangkat keatas.
6. Pengeboran diulang sampai kedalaman ±2 m, dengan pengambilan sampel
tanah dan pemeriksaaannya setiap kedalaman 20 cm.
7. Setelah kedalaman 2 m, mata bor diangkat dan dilepas dengan kunci pipa, lalu
diganti dengan tabung bor ( d± 6,8 cm; panjang = 40 cm ).
8. Pada ujung lainnya lepas pula stangnya dan ganti dengan kepala pemukul
9. Dongkrak dipasang di atas kepala pemukul lalu dongkrak sampai tabung bor
penuh.
10. Setelah itu, ganti lagi kepala pemukul dengan stang T, lalu putar berlawanan
dengan arah jarum jam agar batang dan tabung bornya bisa terangkat ke atas.
11. Tabung bor dilepaskan dari batang bor kemudian disimpan dalam
laboratorium untuk tanahnya digunakan pada uji Konsolidasi dan uji Kuat
Geser Tanah.
a. Pengambilan contoh tidak asli (distribusi sampel)
UNIVERSITAS BENGKULU 7
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Untuk contoh ini dapat diambil dari contoh tanah dengan bor. Tanah
yang diambil adalah contoh dari setiap lapisan yang ditentukan dengan
pemeriksaan visual. Contoh kemudian dimasukkan dalam tabung plastik dan
diberi label.
b. Pengambilan contoh asli/tak terganggu (undisturbed sample)
1. Untuk cara ini diperlukan tabung contoh dengan ukuran 6,8 cm dan
panjang 40 cm.
2. Tabung contoh dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian di tekan
perlahan – lahan sampai mencapai kedalaman 40 cm.
3. Untuk memudahkan pemeriksaan di laboratorium, minimal 60 % dari
tabung harus terisi penuh.
4. Stang bor kemudian diputar dengan arah terbalik sehingga contoh tanah
terlepas dari kelilingnya dan contoh dapat diangkat ke atas.
5. Setelah tabung contoh diangkat keluar, dilepas dari kepala tabung. Ujung
tanah diratakan dan dibersihkan kemudian ditutupi dengan plastic pada
ujung-ujungnya sebagai isolator.
6. Kemudian contoh diberi label dan ditempatkan pada tempat yang
terlindungi.
.I /
0,50-0,90
Keterangan :
I : Menyatakan nomor lubang bor jika pemboran dilakukan
dalam jumlah lebih dari satu titik.
L : Menyatakan nomor contoh yang diambil dari satu lubang bor.
0,50-0,90 : Menyatakan lapisan kedalaman tanah dimana contoh diambil.
2.7 Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Kestabilan lubang bor pada waktu penurunan dan pengangkatan stang bor
terutama untuk jenis tanah kerikil.
2. Deskripsi tanah dari setiap lapisan harus dilakukan langsung di lapangan.
3. Kedalaman dari batas lapisan dan muka air tanah harus dicatat dengan teliti.
UNIVERSITAS BENGKULU 8
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
4. Elevasi muka tanah lubang bor harus dikaitkan pada patok tetap (Bench Mark)
yang terdekat.
5. Menggambar profil bor dengan jelas.
UNIVERSITAS BENGKULU 9
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 10
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
2.10 Perhitungan
Perhitungan kadar air :
a. Kedalaman 1m
-
Rumus : 100 (2.1)
-
1. Sampel 1A :
13
Kadar air ( )% = 24 100
= 54,1 %
2. Sampel 1B :
17
Kadar air ( )% = 31,5 100
= 53,9 %
b. Kedalaman 2m
1. Sampel 2A :
19,3
Kadar air ( )% = 100
33,0
= 58,4 %
2. Sampel 2B :
19,3
Kadar air ( )% = 100
33,0
= 56,7 %
UNIVERSITAS BENGKULU 11
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 12
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
BOR LOG
(ASTM D-2435-74)
Keterangan
organik silt sand
2.12 Kesimpulan
UNIVERSITAS BENGKULU 13
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 14
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
BAB III
PERCOBAAN SONDIR
SNI 2827-2008
3.1 Pendahuluan
Percobaan sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan
untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta untuk mengetahui
kedalaman lapisan pendukung (bearing strata) yaitu lapisan tanah keras. Sondir
itu sendiri adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. . Data
yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah
terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan
pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung
bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang.
Tabel 3.1. Hubungan nilai tahanan konus terhadap konsistensi tanah :
No Nilai Tahanan Konus Konsistensi Tanah
1 < 5 kg/cm2 tanah sangat lunak
2
2 5-10 kg/cm tanah lunak
2
3 10-20 kg/cm tanah teguh
2
4 20-40 kg/cm tanah kenyal
2
5 40-80 kg/cm tanah sangat kenyal
6 80-150 kg/cm2 tanah keras
2
7 > 150 kg/cm tanah sangat keras
Sumber: ASTM D 1586-84 (1984)
3.2 Tujuan
Percobaan sondir bertujuan untuk mengetahui daya dukung perlawanan
penetrasi konus dan daya lekat tanah pada kedalaman lapisan tanah yang ditinjau
dan juga untuk menentukan kedalaman tanah keras. Data hasil pengujian sondir
disajikan dalam bentuk tabel serta dalam bentuk tabel serta dalam bentuk kurva
hubungan kedalaman dengan nilai konus, qc, dan nilai kumulatif total friksi
sebagaimana dapat dilihat pada lampiran dari laporan ini. Jika ingin membangun
suatu bangunan, pengujian sondir ini digunakan untuk memastikan pondasi
tersebut aman dan kuat untuk bangunan diatasnya. Uji daya dukung tanah ini atau
sondir dilakukan untuk bangunan lebih dari satu lantai seperti rumah lebih dari
satu lantai, pembangunan hotel, pabrik, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain.
3.3 Ketentuan dan Persyaratan
UNIVERSITAS BENGKULU 15
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 16
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
C. Pipa dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m;
2) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak
tertekuk jika disondir/didorong;
3) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter
dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas puncak
selimut geser;
4) Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap;
5) Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan
penyekrupan, sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus;
6) Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.
D. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa
dorong;
2) Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan;
3) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa
dorong dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm;
4) Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat
menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau
kerusakan lain;
5) Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar
antara 0,5 mm dan 1,0 mm;
UNIVERSITAS BENGKULU 17
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
3.3.2 Pengujian
A. Batasan peralatan dan perlengkapan
Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS BENGKULU 18
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
B. Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan
pada saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku
3.4 Peralatan yang digunakan
a. Satu set mesin sondir.
b. Bikonus.
c. Angkur.
d. Plat angkur.
e. Rel penahan alat sondir.
f. Slongsong.
g. Kunci pipa.
h. Mesin hidraulik.
i. Cangkul.
j. Minyak pelumas (oli).
UNIVERSITAS BENGKULU 19
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 20
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 21
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 22
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 23
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
BAB IV
PERCOBAAN KONSOLIDASI TANAH
(SNI 6424-2008)
4.1 Pendahuluan
Bila lapisan tanah jenuh berpermeabilitas rendah terbebani, maka tekanan air
pori di dalam tanah tersebut segera bertambah. Perbedaan tekanan air pori pada
lapisan tanah, berakibat air mengalir ke lapisan tanah dengan tekanan air pori
yang lebih rendah, yang diikuti penurunan tanahnya. Karena permeabilitas tanah
yang rendah, proses ini membutuhkan waktu. Konsolidasi adalah proses
berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh
berpermeabilitas rendah akibat pembebanan. (Hardiyatmo, 2003)
4.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh parameter kompresibilitas dan
kecepatan konsolidasi tanah. Data ini digunakan untuk membuat perhitungan,
baik kecepatan penurunan maupun penurunan total satu bangunan (struktur)
ataupun timbunan.
UNIVERSITAS BENGKULU 24
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Tabel 4. 1Koefisien Cc
No Jenis Tanah Cc
1 Pasir Padat 0,005 - 0,001
2 Pasir Tidak Padat 0,025 – 0,030
3 Lempung Agak Kasar 0,030 – 0,060
4 Lempung Kenyal 0,060 – 0,150
5 Lempung Medium Kenyal 0,015 – 1,000
6 Tanah Organik 1,000 – 4,500
7 Batu / Cadas 0
(Sumber : SNI 1964-2008)
UNIVERSITAS BENGKULU 25
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 26
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 27
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
W5 = Wt + W4 gr 140,2
Isi Tanah W5 -W3 gr 9,7
3
Berat Jenis = Wt/W5-W3 gr/cm 2,58
UNIVERSITAS BENGKULU 28
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 29
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
OCR = 1,5
UNIVERSITAS BENGKULU 30
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
7. Hubungkan titik C dan titik E; kemiringan/tangen dari garis C-E adalah Cc.
Waktu (menit)
0 0,00 0,04 0,60 1,90 3,10 4,70 4,78 4,52
0,16 0,40 0,05 0,62 1,92 3,20 4,72 4,70 4,49
0,36 0,60 0,07 0,65 1,92 3,20 4,73 4,70 4,49
0,64 0,80 0,09 0,72 1,93 3,26 4,75 4,68 4,48
1 1,00 0,10 0,73 1,94 3,27 4,75 4,68 4,47
2,25 1,50 0,12 0,74 1,95 3,28 4,75 4,68 4,47
4 2,00 0,14 0,75 1,96 3,29 4,76 4,67 4,45
9 3,00 0,15 0,75 1,96 3,30 4,76 4,67 4,45
16 4,00 0,16 0,76 1,97 3,31 4,77 4,64 4,45
25 5,00 0,16 0,76 1,97 3,31 4,78 4,64 4,44
36 6,00 0,17 0,76 1,97 3,32 4,78 4,63 4,44
49 7,00 0,17 0,76 1,98 3,32 4,79 4,62 4,44
1440 37,95 0,18 0,78 2,01 3,35 4,80 4,59 4,41
UNIVERSITAS BENGKULU 31
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
3. Garis lurus PR di gambar dengan absis OR sama dengan 1,15 kali absis OQ.
Perpotongan dari PR dan kurva merupakan titik R90 pada absis. Dari sini
diperoleh √t90 . Faktor waktu Tv untuk derajat konsolidasi U = 90% adalah
0,848
UNIVERSITAS BENGKULU 32
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 33
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 34
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
1. Gambarkan grafik penurunan terhadap log Waktu untuk beban yang diberikan.
2. Kedudukan titik kurva ditentukan dengan pengertian bahwa kurva awal
mendekati parabola. Tentukan dua titik yaitu pada saat t1 dan saat t2 = 4t1.
Selisih Koordinat (jarak vertical) keduanya diukur, misalnya x. kedudukan R =
R0 digambarkan dengan jarak x kearah vertical di atas titik P. untuk
pengontrolan diulangi dengan psangan titik yang lain, msal t1 = 4t2
3. Titik U = 100% atau R100, diperoleh dari titik potong dua bagian linear kurva,
yaitu titik potong bagian lurus kurva konsolidasi primer dan sekunder.
0 + 100
Titik U = 50% ditentukan dengan R50 = 2
UNIVERSITAS BENGKULU 35
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 36
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
1 0,35 21 0,0094
2 0,3 18 0,0109
UNIVERSITAS BENGKULU 37
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
BAB V
KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
SNI 2813:2008
5.1 Pendahuluan
Tegangan geser tanah adalah besarnya gaya perlawanan terhadap
deformasi apabila diberikan tegangan geser. Kekuatan geser tanah adalah
besarnya nilai tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh
tanah pada kondisi pembebanan tertentu. Keruntuhan benda uji adalah kondisi
tegangan pada saat benda uji runtuh, biasanya terjadi pada nilai tegangan geser
maksimum.kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
a. Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang
dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir butir
tanah (c soil).
b. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif), kekuatan geser disebabkan karena
adanya gesekan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek
dalam.
c. Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar
kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan
gesekan antara butir-butir tanah.
Pengujian kuat geser langsung dari sampel tanah yang tidak terganggu.
Istilah dan definisi yang berkaitan dengan pengujian kuat geser berdasarkan SNI
2813:2008 adalah sebagai berikut :
1. Benda uji tanah adalah benda uji yang diletakkan di dalam cincin/ kotak geser
(shear box) dari logam dengan dua buah batu pori yang diletakkan di atas dan
di bawag benda uji tanah tersebut.
2. Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara tangensial pada suatu bidang.
3. Gaya normal adalah gaya langsung yang bekerja normal (tegak lurus) pada
suatu bidang.
4. Geser langsung terkonsolidasi dan terdrainase adalah metoda uji geser dengan
menempatkan benda uji dalam kotak geser yang terdiri atas 2 bagian (bagian
atas dan bawahnya terpisah) yang diletakkan dalam bak berisi air, dan diberi
tegangan normal untuk konsolidasi.
UNIVERSITAS BENGKULU 38
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
7. Kekuatan geser tanah atau kekuatan geser puncak (peak shear strength)
adalah tahanan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi
tegangan efektif drainase tertentu.
8. Kekuatan geser sisa atau residual (residual shear strength) adalah tahanan
geser yang dapat dipertahankan oleh tanah pada kondisi pergerakan geser
yang besar setelah kekuatan geser puncak telah termobilisasi.
9. Keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh
yang dipaksakan pada suatu bidang horizontal tertentu dengan perlahan agar
dapat terjadi drainase air, biasanya diambil pada tegangan geser maksimum.
10. Kohesi (c’) adalah komponen dari kekuatan geser tanah yang timbul akibat
gaya-gaya internal yang menahan butiran tanah menjadi satu kesatuan dalam
satu massa padat.
11. Konsolidasi adalah suatu proses pemampatan tanah yang terjadi akibat
adanya pembebanan dalam jangka waktu tertentu, sehingga menyebabkan
mengalirnya air ke luar dari ruang pori (perubahan volume tanah akibat
keluarnya air pori yang disebabkan oleh peningkatan tekanan air pori dalam
lapisan tanah jenuh air yang diberi beban sampai terjadi kondisi seimbang) .
12. Konsolidasi primer (primary consolidation) adalah konsolidasi yang terjadi
akibat ke luarnya air dari pori-pori tanah selama tekanan air pori secara
lambat yang lambat laun berubah menjadi tegangan efektif.
13. Konsolidasi sekunder (secondary consolidation) adalah konsolidasi yang
terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya, pemampatan yang terjadi
ini disebabkan oleh penyesuaian butiran tanah yang bersifat plastis.
UNIVERSITAS BENGKULU 39
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
14. Pemampatan (compression) adalah proses pemampatan benda uji tanah yang
diukur dengan menggunakan skala ukur mikrometer.
15. Pergerakan (displacement) adalah pergerakan horizontal dari satu bagian
benda uji relatif terhadap bagian lainnya sepanjang bidang runtuh dan searah
dengan gaya yang bekerja, dalam uji geser langsung.
16. Regangan (linier) adalah perubahan panjang per unit panjang akibat tegangan
dan diukur dalam arah tegangan.
17. Regangan geser adalah distorsi sudut (angular distorsion) yang diakibatkan
oleh tegangan geser, dan diukur dalam radian.
18. Sudut geser dalam (angle of shear resistance υ’) adalah komponen dari
kekuatan geser tanah yang timbul akibat gesekan antarbutir.
19. Tahanan geser (shear resistance) adalah perlawanan tanah terhadap
deformasi bila diberi tegangan geser.
20. Tegangan adalah besaran gaya per unit luas.
21. Tegangan geser adalah gaya geser per unit luas.
22. Tekanan air pori adalah tekanan hidrostatik dalam ruang pori antarbutir yang
terisi air.
23. Tekanan air pori berlebihan adalah tekanan air pori yang terjadi akibat
peningkatan tekanan luar secara tiba-tiba.
24. Uji konsolidasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik
suatu tanah selama proses konsolidasi berlangsung dan merupakan suatu
metode untuk menentukan permeabilitas tanah.
5.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan geser tanah
terganggu atau tidak terganggu yang tekonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi
kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap. Parameter tersebut berupa
koefisien konsolidasi, kecepatan pergeseran, tegangan geser tanah, dan regangan
geser, serta hubungan antara tegangan dan regangan geser yang akan digunakan
untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas tanah.
UNIVERSITAS BENGKULU 40
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
b. Batu Pori.
c. Arloji pembeban gaya vertikal.
d. Arloji pembeban gaya horizontal.
e. Arloji Proving Ring.
f. Beban.
g. Timbangan dengan ketelitian sampai 0,1 gr
h. 1 Set alat pengeluar sampel (extruder sample).
i. Kotak gese
j. Spatula.
k. Kertas Filter.
5.3.2 Bahan
a. Air secukupnya.
b. Tanah dengan kondisi tak terganggu yang diperoleh dari percobaan
Handbore dengan lokasi pengeboran di belakang Gedung Dekanat
Teknik UNIB.
5.4 Prosedur Pelaksanaan
5.4.1 Persiapan benda uji
a. Diameter cincin cetak (D) di ukur.
b. Berat cincin di timbang.
c. Benda uji dikeluarkan menggunakan alat extruder sample atau silinder
uji pemadatan dengan menggunakan cincin cetak.
d. Bagian atas dan bawah benda uji di ratakan dengan spatula.
e. Benda uji ditimbang sebelum melakukan percobaan ke alat geser
langsung.
UNIVERSITAS BENGKULU 41
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 42
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 43
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Catatan :
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat
Luas bidang geser untuk benda uji berbebntuk bulat , Tegangan Normal,
A = (d^2/4)*(Ө.sin Ө) Ϭn = BN*G/Ao *10
Ө 2 * arc cos (H / ) Ao * ^2/4
UNIVERSITAS BENGKULU 44
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 45
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Catatan :
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat
Luas bidang geser untuk benda uji berbebntuk bulat , Tegangan Normal,
A = (d^2/4)*(Ө.sin Ө) Ϭn = BN*G/Ao *10
Ө 2 * arc cos (H / ) Ao * ^2/4
UNIVERSITAS BENGKULU 46
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 47
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Catatan :
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat
Luas bidang geser untuk benda uji berbebntuk bulat , Tegangan Normal,
A = (d^2/4)*(Ө.sin Ө) Ϭn = BN*G/Ao *10
Ө 2 * arc cos (H / ) Ao * ^2/4
UNIVERSITAS BENGKULU 48
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 49
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
BAB VI
C.B.R. LABORATORIUM
( CALIFORNIA BEARING RATIO )
SNI–1744 - 2012
6.1 Pendahuluan
Pengujian CBR (california bearing ratio) laboratorium yang dimaksudkan
pada standar ini adalah penentuan nilai CBR contoh material, agregat atau
campuran tanah dan agregat yang didapatkan di laboratorium pada kadar air
sesuai yang ditentukan.
6.2 Tujuan
Pengujian ini digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material lapis
tanah dasar fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang di daur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.
UNIVERSITAS BENGKULU 50
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 51
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr)
Berat cetak n (gr)
Berat tanah basah (BTB)
Volume cetakan
erat isi basah (γb)
erat isi kering (γd)
UNIVERSITAS BENGKULU 1
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id
Harga CBR
Kadar air A B CBR
Berat cawan (W3)
Berat tanah basah + cawan (W1)
Berat tanah kering + cawan (W2) Atas
Berat air (W1-W2) Rata-rata
Berat tanah kering (W2-W3)
Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr)
Berat cetakan (gr)
Berat tanah basah (BTB)
Volume cetakan
erat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)
UNIVERSITAS BENGKULU 2
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id
Harga CBR
Kadar air A B CBR
Berat cawan (W3)
Berat tanah basah + cawan (W1)
Berat tanah kering + cawan (W2) Atas
Berat air (W1-W2) Rata-rata
Berat tanah kering (W2-W3)
Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr)
Berat cetakan (gr)
Berat tanah basah (BTB)
Volume cetakan
erat isi basah (γb)
erat isi kering (γd)
UNIVERSITAS BENGKULU 3
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id
Tabel 6.2 data percobaan kadar air (350 ml) Table 6.4 data harga CBR (350 ml)
Sampel Sampel Sampel Harga CBR
Kadar air
A B C
CBR 0,1" 0,2"
Berat cawan (W3) 6.5 5.5 6
Berat tanah basah + cawan Atas 4.452 4.576
53 53 51.5
(W1)
Berat tanah kering + cawan Rata - rata 4.514
42.1 42.1 41.1
(W2)
Berat Air (W1 - W2) 10.9 10.9 10.4
Kadar Air (W1 - W2)/(W2-
0.306 0.298 0.296
W3)
Rata - Rata Kadar Air 30.01
Data Sampel
Berat Cetakan + Tanah 10183.5
Berat Cetakan 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) 2767.5
Volume Cetakan 1,926.189
erat Isi asah (γb) 1.437
erat Isi Kering (γd) 1.105
UNIVERSITAS BENGKULU 4
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Tabel 6.2 data percobaan kadar air (700 ml) Table 6.4 data harga CBR (700 ml)
UNIVERSITAS BENGKULU 5
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id
Tabel 6.2 data percobaan kadar air (1050 ml) Table 6.4 data harga CBR (1050 ml)
Sampel Sampel Sampel Harga CBR
Kadar air
A B C
CBR 0,1" 0,2"
Berat cawan (W3) 7 7.5 6.5
Berat tanah basah + cawan Atas 0.742 0.742
(W1) 100 126.5 95
Berat tanah kering + cawan Rata – rata 0.742
(W2) 71.4 89.7 67.5
Data Sampel
Berat Cetakan +
11371
Tanah
Berat Cetakan 7416.0
Berat Tanah Basah
3955.0
(BTB)
Volume Cetakan 1,926.189
Berat Isi Basah
2.053
(γb)
Berat Isi Kering
1.4185
(γd)
UNIVERSITAS BENGKULU 6
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id
Persamaan yang di dapat untuk grafik berat isi kering dan kadar air :
Y =
Y’ =
=
X = 40.3030
Y = ( ) ( )
Y = 1.43
Persamaan yang di dapat untuk grafik berat isi kering dan CBR :
Y =
1.43 =
X = 0.92
Jadi nilai CBR pada saat = 1.43 g/ yaitu sebesar 0.92
UNIVERSITAS BENGKULU 7
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
PERHITUNGAN
1. Perhitungan Kadar Air
Kadar air =
Keterangan :
W1 =Berat cawan + tanah basah
W2 =Berat cawan + tanah kering
W3 =Berat cawan kosong
3
Berat isi basah ( ) = ( )
3
Berat isi kering ( ) = ( )
Perhitungan Sampel 1
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,150 kg
UNIVERSITAS BENGKULU 8
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
= 1.437 gr/cm3
= 1.105 gr/cm3
e. Kadar Air Sampel 1 ( ) =
( )
=( x 100 %
)
= 0.306 %
f. Kadar Air Sampel 2 ( ) =
( )
= x 100 %
( )
= 0.298%
g. Kadar Air Sampel 3 ( ) =
( )
= x 100 %
( )
= 0.296%
( )
h. Kadar Air Rata-Rata =
= 30.01 %
UNIVERSITAS BENGKULU 9
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
Perhitungan Sampel 2
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 15,66 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
a. Berat Tanah Basah (BTB) = ( Berat mold + tanah ) – ( Berat mold)
= 11072.0 – 7416.0
= 3656.0 gr
1
b. Volume Cetakan = π d2 x (t- t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3
= 1.898gr/cm3
= 1.398 gr/cm3
UNIVERSITAS BENGKULU 10
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
= 0.364%
f. Kadar Air Sampel 2 ( ) =
( )
= x 100 %
( )
= 0.365%
g. Kadar Air Sampel 3 ( ) =
( )
= x 100 %
( )
= 0.346%
( )
h. Kadar Air Rata-Rata =
= 35,81%
Tabel 6.3 Data sampel 3 (1050 ml)
Data sampel
Beratcetakan + tanah 11731
Beratcetakan 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) 3955
Volume cetakan 1.926,189
eratisibasah (γb) 2.053
eratisikering (γd) 1.418
Kadar air 44.75 %
Perhitungan Sampel 3
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 15,66 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
a. Berat Tanah Basah (BTB) = ( Berat mold + tanah ) – ( Berat mold)
= 11371 – 7416.0
= 3955 gr
UNIVERSITAS BENGKULU 11
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
1
b. Volume Cetakan = π d2 x (t- t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3
= 2.053 gr/cm3
= 1.418 gr/cm3
(W1 W2 )
e. Kadar Air Sampel 1 ( ) = x 100 %
(W2 W3 )
( )
= x 100 %
( )
= 0.44 %
(W1 W2 )
f. Kadar Air Sampel 2 ( ) = x 100 %
(W2 W3 )
( )
= x 100 %
( )
= 0.448%
(W1 W2 )
g. Kadar Air Sampel 3 ( ) = x 100 %
(W2 W3 )
( )
=( x 100 %
)
= 0.451%
( )
h. Kadar Air Rata-Rata =
= 44.75%
2. Perhitungan Pemadatan
1
Volume Cetakan = π d2 x (t - t spacer disk)
4
UNIVERSITAS BENGKULU 12
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3
(γb) =
= 1.437 gr/cm3
2. Penambahan air 700 ml
(γb) =
= 1.898gr/cm3
(γb) =
= 2.372 gr/cm3
Berat isi kering 100
(γd) =
= 1.105 gr/cm3
2. Penambahan air 700 ml
(γd) =
= 1.398 gr/cm3
3. Penambahan air 1050 ml
UNIVERSITAS BENGKULU 13
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
(γd) =
= 1.639 gr/cm3
UNIVERSITAS BENGKULU 14
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
UNIVERSITAS BENGKULU 15