Anda di halaman 1dari 66

1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanah adalah permukaan
bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali. Jenis tanah terdiri dari banyak
campuran lebih dari satu macam ukuran partikelnya. Tanah lempung belum tentu
terdiri dari partikel lempung saja akan tetapi dapat bercampur dengan butir-
butiran ukuran lanau maupun pasir dan mungkin juga terdapat campuran organik.
Ukuran partikel tanah dapat bervariasi dari lebih besar dari 100 mm sampai
dengan lebih kecil dari 0,001 mm. (Terzaghi, 1925).
Mekanika Tanah Terapan adalah mata kuliah kesipilan lanjutan dibidang
geoteknik yang mempelajari ilmu tanah, seperti sifat fisis dan mekanis tanah.
Praktikum Mekanika Tanah Terapan dilakukan guna pemeriksaan sifat fisis tanah
secara langsung di lapangan. Ada beberapa pengujian terhadap sampel tanah
untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari tanah tersebut. Pengujian terhadap
sampel tanah ini juga bermaksud agar ahli konstruksi dapat memberikan
kebijakan-kebijakan terhadap konstruksi yang akan didirikan diatas tanah
tersebut. Pengujian yang dilakukan dalam praktikum Mekanika Tanah Terapan
ada 5 mata uji yaitu Hand boring, Sondir, Konsolidasi, Kuat Geser Tanah (Direct
Shear), dan CBR (California Bearing Ratio).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum Mekanika Tanah Terapan adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peranan geoteknik dalam pembangunan khususnya bidang
jalan
2. Untuk mengetahui cara pengambilan data geoteknik berdasarkan penyelidikan
lapangan dan pemeriksaan laboratorium
3. Untuk memahami permasalahan kegagalan konstruksi yang diakibatkan
kurangnya perhatian ilmu geoteknik

UNIVERSITAS BENGKULU 1
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

1.3 Peranan Geoteknik dalam Pembangunan


Pembuatan suatu bangunan khususnya bangunan sipil tidak terlepas dari
persoalan tanah, baik tanah sebagai pemikul pondasi maupun tanah sebagai
material timbunan atau bahan jalan. Fungsi geoteknik dalam pembangunan antara
lain meliputi:
1. Tanah pendukung pondasi
Permasalahan yang berkaitan dengan pondasi bangunan ditentukan oleh
keadaan dan sifat tanah yang berada di tempat bangunan yang didirikan. Keadaan
dan sifat tanah yang diketahui, dapat mententukan macam pondasi yang
digunakan, perhitungan besarnya daya dukung tanah serta perkiraan penurunan
yang terjadi.
2. Tanah sebagai material timbunan
3. Permasalahan tanah yang berkaitan dengan tanah timbunan jalan adalah
dalam pemilihan bahan timbunan yang adakan memenuhi persyaratan bahan
jalan seperti gradasi yang baik, tidak mengandung organik, tidak tergantung
tanah ekspansif dan lainnya.
4. Tanah galian
Permasalahan pada tanah galian dan timbunan untuk mendapatkan geometri
jalan, dimana sebagian badan jalan berada pada daerah galian dan sebagian lagi
berada pada daerah penimbunan. Peranan geoteknik adalah menangani masalah
kemantapan lereng galian dari terjadinya longsoran.

1.4 Penyelidikan geoteknik


1. Tahapan proyek
a. Tahapan awal (Feasibility Study)
Pada tahapan ini kegiatan geoteknik dilakukan secara global yaitu
untuk mengetahui garis besar keadaan, sifat dan macam tanah daerah
yang akan dilewati pembangunan jalan.
b. Tahap perencanaan
Penyelidikan geoteknik dilakukan secara mendetail dan terinci,
sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan, sifat
dan susunan lapisan tanah.

UNIVERSITAS BENGKULU 2
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

c. Tahap pelaksanaan
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk tujuan pengendalian
mutu, misalnya penggunaan bahan timbunan, kontrol kepadatan
lapangan dan pemasangan instrument geoteknik.
2. Tahapan penyelidikan
Lingkup penyelidikan tergantung dari data yang dibutuhkan, sehingga
setiap tahapan diperoleh data yang berbeda. Pada prinsipnya penyelidikan
geoteknik harus mendapatkan data bawah permukaan yang lengkap.
Proses tahapan penyelidikan meliputi uraian berikut.
a. Studi Meja
Pengumpulan data dasar yang ada seperti: peta geologi; peta
topografi; foto udara; hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
b. Rekonesan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenai keadaan medan dan
melakukan pemetaan geologi.
c. Pelaksanaan penyelidikan
Kegiatan ini adalah melakukan penyelidikan lapangan dan
pemeriksaan laboratorium, sehingga dapat menghasilkan data yang
diperlukan baik untuk perencanaan maupun pelaksaan konstruksi.
1.5 Ruang Lingkup
Pengujian tanah pada praktikum Mekanika Tanah Terapan menggunakan
sampel tanah terganggu dan sampel tanah tak terganggu. Sampel tanah terganggu
dan tak terganggu merupahan contoh tanah yang berada di belakang Dekanat
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Jadwal praktikum untuk setiap mata uji
disusun sebagai berikut.

UNIVERSITAS BENGKULU 3
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Tabel 1.1 Jadwal Praktikum Mekanika Tanah Terapan


ASISTEN
NO. JENIS PENGUJIAN HARI/ TANGGAL
DOSEN
Minggu, 21 April 2019 1. Ari Sapurta
1. Hand Boring s.d 2. Okky
Senin, 22 April 2019 Kurniawan
1. Sintha Sakti
2. Putri Ersi
Mareta
2. Sondir Sabtu, 29 Februari 2020
3. Ari Sapurta
4. Okky
Kurniawan
Minggu, 23 Februari 1. Okky
2020 Kurniawan
3. Konsolidasi
s.d 2. Putri Ersi
Sabtu, 29 Februari 2020 Mareta
1. Sintha Sakti
Kuat Geser Tanah Minggu, 23 Februari
4. 2. Putri Ersi
(Direct Shear) 2020
Mareta
CBR Sabtu, 29 Februari 2020
1. Sintha Sakti
5. (Californian Bearing s.d
2. Ari Sapurta
Ratio) Senin, 2 Maret 2020

UNIVERSITAS BENGKULU 4
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

BAB II
PERCOBAAN PEMBORAN TANGAN
(HANDBORING)
ASTM D1452-09
2.1 Pendahuluan
Disturbed sample adalah contoh tanah yang diambil tanpa ada usaha yang
dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample
adalah contoh tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Contoh undisturbed
ini secara ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan susunan kimia.
Contoh tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk
pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin
(Craig, R.F. 1994).

Handbore adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam survey
geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan lubang
kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin,
untuk tujuan yaitu untuk mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman
lubang bor, yang dilakukan terhadap contoh tanah terganggu yang diambil dari
mata bor atau core barrel, untuk memasukkan alat tabung pengambil contoh tanah
asli di kedalaman yang dikehendaki, untuk mengambil contoh tanah asli , untuk
memasukkan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration Test, STP) di
kedalaman yang dikehendaki, dan untuk memasukkan alat-alat uji lainnya di
kedalaman yang dikehendaki. (Ahadii, 2010).

Gambar 2.1 Denah lokasi Handboring

UNIVERSITAS BENGKULU 5
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2.2 Tujuan

Tujuan dari Handboring adalah untuk meneliti tanah permukaan, menentukan


karakteristik sifat tanah (jenis, warna dan kelengketan tanah tersebut), dan
pengambilan contoh tanah terganggu dan tidak tidak terganggu untuk keperluan
penyelidikan lebih lanjut di laboratorium.

2.3 Prosedur pelaksanaan

Handbore dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam bor (auger)


pada ujung bagian bawah dari serangkaian stang bor. Bagian atasnya terdiri dari
stang berbentuk T untuk memutar stang bor.

Sebelum pemboran dilaksanakan perlu diketahui beberapa hal antara lain :


a. Letak titik pemboran (Di belakang gedung Dekanat Teknik)
b. Kedalaman pemboran yang diharapkan (0,00 m – 2,00 m)
c. Jenis contoh yang dikehendaki.
1. Sampel tanah asli
2. Sampel tanah pada setiap kedalaman 20 cm
d. Macam bor yang akan digunakan (Bor jenis post hole auger dengan
diameter 10 cm)
2.4 Peralatan yang digunakan
a. Bor jenis post hole auger diameter 10 cm dengan mata bor helical satu buah.
b. Kepala pengambil contoh tanah berdiameter 6,8 cm dengan kuncinya satu
buah.
c. Tabung sampel.
d. Satu set stang bor.
e. Pemutar stang bor.
f. Kunci pipa.
g. Rel bor
h. Oven
i. Timbangan digital ketelitian 0,1 gram

2.5 Persiapan Pelaksanaan


1. Tentukan titik yang akan dibor. Pada praktikum ini lokasi yang digunakan
area sekitar belakang Gedung Dekanat Teknik Universitas Bengkulu.

UNIVERSITAS BENGKULU 6
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2. Bersihkan Bore Site dari rumput-rumput, akar-akar.


3. Periksa kondisi alat yang akan digunakan.
4. Drad-drad pada stang bor harus bersih dari kotoran.

2.6 Langkah Kerja

1. Titik sampel tanah ditentukan terlebih dahulu, bersihkan area dari rumput,
batu, dan yang lainnya.
2. Angkur dipasang pada titik sampel tanah yang akan diambil
3. Mata bor dipasang pada ujung batang bor dan stang pada ujung lainnya.
Kemudian masukkan kedalam lubang lalu putar searah jarum jam sehingga
mata bor masuk ke dalam tanah. Mata bor yang dimasukkan harus dalam
keadaan tegak.
4. Jika mata bor sudah penuh terisi tanah, angkat batang lalu bersihkan tanah
yang ada pada mata bor, lalu kemudian masukkan kembali mata bor kedalam
lubang sampai kedalaman 20 cm. Setelah mata bor penuh terisi dengan tanah
pada kedalaman 20 cm, angkat mata bor dan kemudian lihat jenis tanah dan
warna tanahnya,lalu dicatat di tabel.
5. Jika batang susah diangkat keatas, gunakan stang T dan putar berlawanan
dengan arah jarum jam agar batang bisa terangkat keatas.
6. Pengeboran diulang sampai kedalaman ±2 m, dengan pengambilan sampel
tanah dan pemeriksaaannya setiap kedalaman 20 cm.
7. Setelah kedalaman 2 m, mata bor diangkat dan dilepas dengan kunci pipa, lalu
diganti dengan tabung bor ( d± 6,8 cm; panjang = 40 cm ).
8. Pada ujung lainnya lepas pula stangnya dan ganti dengan kepala pemukul
9. Dongkrak dipasang di atas kepala pemukul lalu dongkrak sampai tabung bor
penuh.
10. Setelah itu, ganti lagi kepala pemukul dengan stang T, lalu putar berlawanan
dengan arah jarum jam agar batang dan tabung bornya bisa terangkat ke atas.
11. Tabung bor dilepaskan dari batang bor kemudian disimpan dalam
laboratorium untuk tanahnya digunakan pada uji Konsolidasi dan uji Kuat
Geser Tanah.
a. Pengambilan contoh tidak asli (distribusi sampel)

UNIVERSITAS BENGKULU 7
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Untuk contoh ini dapat diambil dari contoh tanah dengan bor. Tanah
yang diambil adalah contoh dari setiap lapisan yang ditentukan dengan
pemeriksaan visual. Contoh kemudian dimasukkan dalam tabung plastik dan
diberi label.
b. Pengambilan contoh asli/tak terganggu (undisturbed sample)
1. Untuk cara ini diperlukan tabung contoh dengan ukuran 6,8 cm dan
panjang 40 cm.
2. Tabung contoh dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian di tekan
perlahan – lahan sampai mencapai kedalaman 40 cm.
3. Untuk memudahkan pemeriksaan di laboratorium, minimal 60 % dari
tabung harus terisi penuh.
4. Stang bor kemudian diputar dengan arah terbalik sehingga contoh tanah
terlepas dari kelilingnya dan contoh dapat diangkat ke atas.
5. Setelah tabung contoh diangkat keluar, dilepas dari kepala tabung. Ujung
tanah diratakan dan dibersihkan kemudian ditutupi dengan plastic pada
ujung-ujungnya sebagai isolator.
6. Kemudian contoh diberi label dan ditempatkan pada tempat yang
terlindungi.

Contoh label ditulis berikut :

.I /
0,50-0,90
Keterangan :
I : Menyatakan nomor lubang bor jika pemboran dilakukan
dalam jumlah lebih dari satu titik.
L : Menyatakan nomor contoh yang diambil dari satu lubang bor.
0,50-0,90 : Menyatakan lapisan kedalaman tanah dimana contoh diambil.
2.7 Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Kestabilan lubang bor pada waktu penurunan dan pengangkatan stang bor
terutama untuk jenis tanah kerikil.
2. Deskripsi tanah dari setiap lapisan harus dilakukan langsung di lapangan.
3. Kedalaman dari batas lapisan dan muka air tanah harus dicatat dengan teliti.

UNIVERSITAS BENGKULU 8
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

4. Elevasi muka tanah lubang bor harus dikaitkan pada patok tetap (Bench Mark)
yang terdekat.
5. Menggambar profil bor dengan jelas.

2.8 Keuntungan Dan Kerugian


1. Keuntungan :
a. Metode ini sangat sederhana karena ringan dan mudah dipindahkan.
b. Cocok untuk tanah kohesif yang tidak terlalu keras.
c. Dapat melakukan pengambilan contoh dan pengujian tanah setempat
lainnya.'
2. Kerugian :
a. Hanya dapat digunakan untuk lapisan tanah yang lunak.
b. Kedalaman yang dicapai kurang lebih 10 meter.
c. Harus dibantu dengan penggunaan menara kaki tiga bila ingin mencapai
lapisan tanah yang lebih dalam.

UNIVERSITAS BENGKULU 9
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2.9 Data percobaan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab.Teknik Universitas Bengkulu

PENGUJIAN KADAR AIR SAMPEL HANDBORING


Project : Praktikum Mekanika Tanah II Tanggal Pratikum : 22 Februari 2020
Lokasi pekerjaan : Belakang Gedung Dekanat F.Teknik Tanggal Selesai : 23 Februari 2020

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pengujian Kadar Air Hand Boring


Kedalaman 1m 2m
Satuan
Sampel A B A B

1. Berat cawan + tanah basah (W1) 42,5 53,5 58,3 58,8


Gram
2. Berat cawan + tanah kering (W2) 29,5 36,5 39,0 39,5
Gram
3. Berat air = (W1 – W2) 13 17 19,3 19,3
Gram
4. Berat cawan (W3) 5,5 5 6,0 5,5
Gram
5. Berat tanah kering = (W2 – W3) 24 31,5 33,0 34,0
Gram
6. Kadar air ( ) %

7. Kadar air rata-rata %

UNIVERSITAS BENGKULU 10
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2.10 Perhitungan
Perhitungan kadar air :
a. Kedalaman 1m

-
Rumus : 100 (2.1)
-

1. Sampel 1A :
13
Kadar air ( )% = 24 100
= 54,1 %
2. Sampel 1B :
17
Kadar air ( )% = 31,5 100
= 53,9 %
b. Kedalaman 2m

1. Sampel 2A :
19,3
Kadar air ( )% = 100
33,0
= 58,4 %
2. Sampel 2B :
19,3
Kadar air ( )% = 100
33,0
= 56,7 %

UNIVERSITAS BENGKULU 11
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2.11 Hasil dan pembahasan


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab.Teknik Universitas Bengkulu

PENGUJIAN KADAR AIR SAMPEL HANDBORING


Project : Praktikum Mekanika Tanah II Tanggal Pratikum : 22 Februari 2020
Lokasi pekerjaan : Belakang Gedung Dekanat F.Teknik Tanggal Selesai : 23 Februari 2020

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pengujian Kadar Air Hand Boring


Kedalaman 1m 2m
Satuan
Sampel A B A B

1. Berat cawan + tanah basah (W1) 42,5 53,5 58,3 58,8


Gram
2. Berat cawan + tanah kering (W2) 29,5 36,5 39,0 39,5
Gram
3. Berat air = (W1 – W2) 13 17 19,3 19,3
Gram
4. Berat cawan (W3) 5,5 5 6,0 5,5
Gram
5. Berat tanah kering = (W2 – W3) 24 31,5 33,0 34,0
Gram
6. Kadar air ( ) % 54,1 53,9 58,4 56,7

7. Kadar air rata-rata % 54 57,5

UNIVERSITAS BENGKULU 12
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab.Teknik Universitas Bengkulu

BOR LOG
(ASTM D-2435-74)

Project : Pratikum Mekanika Tanah II Tanggal Pratikum : 20 April 2019


Lokasi pekerjaan : Belakang Gedung Dekanat Teknik Tanggal Selesai : 20 April 2019

Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Tanah dalam kedalaman per 20 cm

Undisturbed clay gravel


Sample

Keterangan
organik silt sand

2.12 Kesimpulan

1. Untuk kedalaman setiap 20 cm jenis dan warna tanahnya adalah sebagai


berikut :

a. Untuk kedalaman 0 –20 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.


b. Untuk kedalaman 20 –40 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
c. Untuk kedalaman 40 –60 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
d. Untuk kedalaman 60 – 80 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
e. Untuk kedalaman 80 – 100 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
f. Untuk kedalaman 100 – 120 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
g. Untuk kedalaman 120 – 140 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
h. Untuk kedalaman 140 – 160 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
i. Untuk kedalaman 160 – 180 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.
j. Untuk kedalaman 180 – 200 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua.

UNIVERSITAS BENGKULU 13
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2. Semakin bertambah kedalaman pengeboran tanah tersebut, maka warna tanah


akan semakin pekat.
3. Semakin bertambah kedalaman pengeboran tanah tersebut, maka warna tanah
akan semakin pekat.
4. Tekstur tanahnya lempung atau liat, oleh sebab itu :
a. Air melekat dengan baik pada tanah liat, jadi kemampuan untuk
mempertahankan kelembaban sangat tinggi.
b. Ikatan kimia aktif jadi banyak mengandung zat hara atau nutrisi tanah.

UNIVERSITAS BENGKULU 14
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

BAB III
PERCOBAAN SONDIR
SNI 2827-2008

3.1 Pendahuluan
Percobaan sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan
untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta untuk mengetahui
kedalaman lapisan pendukung (bearing strata) yaitu lapisan tanah keras. Sondir
itu sendiri adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. . Data
yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah
terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan
pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung
bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang.
Tabel 3.1. Hubungan nilai tahanan konus terhadap konsistensi tanah :
No Nilai Tahanan Konus Konsistensi Tanah
1 < 5 kg/cm2 tanah sangat lunak
2
2 5-10 kg/cm tanah lunak
2
3 10-20 kg/cm tanah teguh
2
4 20-40 kg/cm tanah kenyal
2
5 40-80 kg/cm tanah sangat kenyal
6 80-150 kg/cm2 tanah keras
2
7 > 150 kg/cm tanah sangat keras
Sumber: ASTM D 1586-84 (1984)
3.2 Tujuan
Percobaan sondir bertujuan untuk mengetahui daya dukung perlawanan
penetrasi konus dan daya lekat tanah pada kedalaman lapisan tanah yang ditinjau
dan juga untuk menentukan kedalaman tanah keras. Data hasil pengujian sondir
disajikan dalam bentuk tabel serta dalam bentuk tabel serta dalam bentuk kurva
hubungan kedalaman dengan nilai konus, qc, dan nilai kumulatif total friksi
sebagaimana dapat dilihat pada lampiran dari laporan ini. Jika ingin membangun
suatu bangunan, pengujian sondir ini digunakan untuk memastikan pondasi
tersebut aman dan kuat untuk bangunan diatasnya. Uji daya dukung tanah ini atau
sondir dilakukan untuk bangunan lebih dari satu lantai seperti rumah lebih dari
satu lantai, pembangunan hotel, pabrik, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain.
3.3 Ketentuan dan Persyaratan

UNIVERSITAS BENGKULU 15
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

3.3.1 Peralatan penetrometer konus


A. Konus
Konus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:

(Sumber : SNI 2827-2008)


Gambar 3.1 Konus

1) Ujung konus bersusut 600 ± 50;


2) Ukuran diameter konus adalah 35,7 mm ± 0,4 mm atau luas proyeksi
konus = 10 cm2;
3) Bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 mm. Konus
ganda harus terbuat dari baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok
untuk menahan abrasi dari tanah;

B. Selimut (bidang) geser


Selimut (bidang) geser yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1) Ukuran diameter luar selimut geser adalah 35,7 mm ditambah
dengan 0 mm s.d 0,5 mm;
2) Proyeksi ujung alat ukur penetrasi tidak boleh melebihi diameter
selimut geser;
3) Luas permukaan selimut geser adalah 150 cm2 ± 3 cm2;

UNIVERSITAS BENGKULU 16
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

4) Sambungan-sambungan harus didesain aman terhadap masuknya


tanah.
5) Selimut geser pipa harus mempunyai kekasaran sebesar 0,5 μ m AA
± 50%.

C. Pipa dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m;
2) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak
tertekuk jika disondir/didorong;
3) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter
dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas puncak
selimut geser;
4) Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap;
5) Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan
penyekrupan, sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus;
6) Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.

D. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa
dorong;
2) Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan;
3) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa
dorong dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm;
4) Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat
menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau
kerusakan lain;
5) Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar
antara 0,5 mm dan 1,0 mm;

UNIVERSITAS BENGKULU 17
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

6) Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak


pelumas untuk mencegah korosi;
7) Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran
untuk mencegah gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.

E. Mesin pembeban hidraulik


Mesin pembeban yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Rangka mesin pembeban harus dijepit oleh 2 buah batang penjepit
yang diletakkan pada masing-masing jangkar helikoidal agar tidak
bergerak pada waktu pengujian;
2) Rangka mesin pembeban berfungsi sebagai dudukan sistem penekan
hidraulik yang dapat digerakkan naik/turun;
3) Sistem penekan hidraulik terdiri atas engkol pemutar, rantai, roda
gigi, gerigi dorong dan penekan hidraulik yang berfungsi untuk
mendorong/menarik batang dalam dan pipa dorong;
4) Pada penekan hidraulik terpasang 2 buah manometer yang
digunakan untuk membaca tekanan hidraulik yang terjadi pada
waktu penekanan batang dalam, pipa dorong dan konus (tunggal atau
ganda).

(Sumber : SNI 2827-2008)


Gambar 3.2 Rangkaian alat penetrasi konus (sondir Belanda)

3.3.2 Pengujian
A. Batasan peralatan dan perlengkapan
Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS BENGKULU 18
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

a) Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 %.


b) Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik:
1) Untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %.
2) Untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %.
c) Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan
dengan dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban
hidraulik.

(Sumber : SNI 2827-2008)


Gambar 3.3 Mesin Pembeban Hidraulik

B. Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan
pada saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku
3.4 Peralatan yang digunakan
a. Satu set mesin sondir.
b. Bikonus.
c. Angkur.
d. Plat angkur.
e. Rel penahan alat sondir.
f. Slongsong.
g. Kunci pipa.
h. Mesin hidraulik.
i. Cangkul.
j. Minyak pelumas (oli).

UNIVERSITAS BENGKULU 19
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

3.5 Prosedur Pelaksanaan


3.5.1 Persiapan pengujian
1. Lokasi penyondiran ditentukan, pada praktikum ini diambil lokasi di area
depan Gedung Laboratorium Terpadu Teknik Universitas Bengkulu.
2. Tanah dibersihkan dari rerumputan, akar-akar, sehingga lokasi dapat
digunakan.
3. Kondisi alat sondir diperiksa sebelum melakukan percobaan.
4. Alat sondir untuk percobaan dibersihkan.
5. 2 buah angkur dimasukkan ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat
sesuai dengan letak rangka pembeban.
6. Rangka pembeban disetel sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal.
7. Sistem hidraulik diperiksa dengan menekan piston hidraulik
menggunakan kunci piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah
terjadinya gelembung udara dalam sistem.
8. Rangka pembeban ditempatkan pada tempatnya, sehingga penekan
hidraulik berada tepat diatasnya. Balok-balok penjepit dipasang pada
jangkar dan dikencangkan dengan memutar baut pengecang, sehingga
rangka pembeban berdiri kokoh pada permukaan tanah.

3.5.2 Prosedur pengujian


1. Batang dalam dan pipa dorong ditegakkan dalam di bawah penekan
hidraulik pada kedudukan yang tepat.
2. Kran pipa penyaluran angin dibuka pada manometer kapasitas 0-70
kg/cm2. Jika kira-kira sudah akan melewai 70 kg/cm2 maka ganti dengan
manometer kapasitas 0-250 kg/cm2.
3. Tracker dipasang dan tekan stang ke dalam. Jack hydraulic diangkat ke
atas sehingga konus akan bergerak ke bawah sedalam 20 cm. Adapun
tujuannya untuk melubangi tanah sedalam 20 cm pertama.
4. Jack hydraulic ditekan ke bawah sehingga konus akan bergerak ke atas.
Kemudian stang ditarik keluar, sehingga nilai konus dan friksi akan bisa
dihitung.
5. Posisi konus diturunkan kembali hingga terdapat nilai dari pembacaan
manometer. Adapun pembacaan pertama merupakan pembacaan nilai

UNIVERSITAS BENGKULU 20
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

konusnya. Sedangkan pembacaan kedua merupakan pembacaan nilai


total (nilai total = nilai friksi + nilai konus)
6. Langkah-langkah di atas diulang untuk mendapatkan nilai konus dan
nilai total setiap 20 cm berikutnya.
7. Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut :
a. Jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan >
150 kg/cm2.
b. Jika alat sondir terangkat keatas sedangkan bacaan manometer
belum menunjukkan angka yang maksimum maka alat sondir diberi
pemberat.

3.5.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum sondir :


1. Penempatan alat sondir harus berdiri cukup vertikal.
2. Permukaan tanah tempat pengujian sondir harus datar.
3. Konus harus dapat bekerja dengan baik.
4. Jumlah bahan bakar bensin harus mencukupi.
5. Minyak pelumas juga harus mencukupi.
6. Antara stang dalam dan stang luar cukup longgar.
7. Selongsong dan isi selongsong harus bisa bergerak dengan lancar.

3.5.4 Langkah Membuat Grafik


1. Parameter x dan y ditentukan pada grafik. Parameter x ada dua, untuk x 1
(atas) merupakan nilai perlawanan ujung konus sedangkan x 2 (bawah)
merupakan nilai jumlah hambatan lekat dan y adalah kedalaman tanah.
2. Kedalaman dimulai dari atas dengan posisi 0 meter. Lalu diteruskan ke
bawah sesuai kedalaman yang ada.
3. Nilai ujung konus dan jumlah hambatan pelekat diambil dari tabel
pengujian sondir.
4. Lalu nilai x1 dan x2 dihubungkan pada nilai y, teruskan hingga
kedalaman 3,40 meter.
5. Grafik rasio gesekan sama halnya dengan grafik pengujian sondir.
Hanya saja x nya hanya ada satu yaitu x 1 (atas) sebagai nilai rasio
gesekan.

UNIVERSITAS BENGKULU 21
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

6. Nilai rasio gesekan diambil dari tabel pengujian sondir.


7. Lalu nilai rasio gesekan dihubungkan dengan kedalaman.

3.6 Data Percobaan


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jl. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Project : Sondir Tanggal praktikum : 29/02/2020


Lokasi pekerjaan : Didepan Gedung Lab.Teknik Tanggal Selesai : 29/02/2020
Kedalaman : 2,60 m
PENGUJIAN SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston = Luas Piston = 10 cm2
10
DK = Diameter Konus = 3,56 cm 0 1
0,25 k2 0,25 3,562
DS = Diameter Selimut = 3,57 cm
10
I = Panjang Selimut = 13,12 cm 1 0,0681
I 3,57 13,12
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm

Tabel 3.2. Data Percobaan Sondir


kw qc fs1 fs2 fs cum
Soil
d cw tw (cw x (kw x (fs1 x (fs cumn FR qc/Pa
(tw-cw) Type
98,1) Api) /As 98,1) + fsn+1)
(kg/c
m (kg/cm2) (kg/cm2) (kPa) (kg/cm2) (kPa) (kPa) (%)
m2)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0,2 9 17 8 882,9 8 784,8 8 0,91 8,83

0,4 11 19 8 1079,1 8 784,8 16 0,74 10,79

0,6 13 20 7 1275,3 7 686,7 23 0,55 12,75

0,8 14 23 9 1373,4 9 882,9 32 0,66 13,73

1 12 20 8 1177,2 8 784,8 40 0,68 11,77

1,2 14 24 10 1373,4 10 981 50 0,73 13,73


SM
1,4 14 24 10 1373,4 10 981 60 0,73 13,73

1,6 13 22 9 1275,3 9 882,9 69 0,71 12,75

1,8 15 28 13 1471,5 13 1275,3 82 0,88 14,72

2 15 28 13 1471,5 13 1275,3 95 0,88 14,72

2,2 14 25 11 1373,4 11 1079,1 106 0,80 13,73

2,4 15 28 13 1471,5 13 1275,3 119 0,88 14,72

2,6 15 28 13 1471,5 13 1275,3 132 0,88 14,72

UNIVERSITAS BENGKULU 22
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Gambar (a) Gambar (b) Gambar (c)


Gambar (a) grafik sondir, (b) grafik perlawanan konus, (c) grafik rasio gesekan.
Pengujian sondir mendapatkan hasil pembacaan perlawanan konus terbesar pada
kedalaman 2,6 meter dengan nilai 17,72 kPa.

UNIVERSITAS BENGKULU 23
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

BAB IV
PERCOBAAN KONSOLIDASI TANAH
(SNI 6424-2008)
4.1 Pendahuluan
Bila lapisan tanah jenuh berpermeabilitas rendah terbebani, maka tekanan air
pori di dalam tanah tersebut segera bertambah. Perbedaan tekanan air pori pada
lapisan tanah, berakibat air mengalir ke lapisan tanah dengan tekanan air pori
yang lebih rendah, yang diikuti penurunan tanahnya. Karena permeabilitas tanah
yang rendah, proses ini membutuhkan waktu. Konsolidasi adalah proses
berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh
berpermeabilitas rendah akibat pembebanan. (Hardiyatmo, 2003)

4.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh parameter kompresibilitas dan
kecepatan konsolidasi tanah. Data ini digunakan untuk membuat perhitungan,
baik kecepatan penurunan maupun penurunan total satu bangunan (struktur)
ataupun timbunan.

4.3 Landasan Teori


Pengujian ini mengacu pada SNI 6424-2008. Standar ini menetapkan cara uji
pengembangan atau penurunan suatu dimensi tanah kohesif untuk menentukan
besarnya pengembangan atau penurunan tanah kohesif yang relatif tak terganggu
atau yang dipadatkan. Cara uji dapat digunakan untuk memperoleh karakteristik
dan parameter-parameter pengembangan dari suatu tanah, yang digunakan sebagai
masukan dalam melakukan analisis dan antisipasi penanganan tanah ekspansif,
sehingga struktur aman.
Cara ini digunakan untuk menentukan pengembangan atau penurunan pada
tekanan vertikal (aksial) yang telah ditentukan, atau menentukan besarnya tekanan
vertikal yang diperlukan supaya tidak terjadi perubahan akibat volume dari benda
uji yang dibebani secara aksial dan tidak begerak ke arah lateral (ke samping).
Pengujian ini juga digunakan untuk mengetahui koefisien Cc yaitu indeks
kompresi yang digunakan sebagai acuan penentuan jenis tanah. Pengujian ini juga
digunakan untuk mengetahui koefisien Cv yaitu koefisien konsolidasi tanah yang
diuji.

UNIVERSITAS BENGKULU 24
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Tabel 4. 1Koefisien Cc
No Jenis Tanah Cc
1 Pasir Padat 0,005 - 0,001
2 Pasir Tidak Padat 0,025 – 0,030
3 Lempung Agak Kasar 0,030 – 0,060
4 Lempung Kenyal 0,060 – 0,150
5 Lempung Medium Kenyal 0,015 – 1,000
6 Tanah Organik 1,000 – 4,500
7 Batu / Cadas 0
(Sumber : SNI 1964-2008)

4.4 Peralatan yang digunakan


1. Peralatan uji konsolidasi
a. Alat pengeluar sampel dari tabung (Extruder)
b. Satu set alat konsolidasi
c. Cincin cetak benda uji dengan ketentuan
a. Berdiameter 5 cm
b. Cincin harus kaku sehingga benda uji yang diberi tekanan tidak
mengubah diameter cincin melebihi 0,03 % dari diameter cincin
d. Kertas Penyaring (kertas filter)
e. Batu berpori dengan ketentuan :
a. Terbuat dari silikon carbide, aluminium oksida atau logam lain
yang tidak berkarat jika bersentuhan dengan benda uji.
b. Harus bersih, utuh dan bebas dari retakan
f. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gr
g. Spatula
h. Dial meter

i. Oven dengan suhu 110ºC ± 5ºC


j. Stopwatch
k. Beban-beban (0,5 kg, 1 kg, 2 kg, 4 kg)
2. Peralatan dan bahan uji berat jenis
a. Piknometer kapasitas 60 ml

UNIVERSITAS BENGKULU 25
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

b. Termometer (suhu 100ºC)


c. Hot plate
e. Desicator pendingin
f. Sampel tanah handboring
g. Es batu
4.5 Persiapan Pelaksanaan (SNI 6424-2008)
1. Cetak benda uji dari sampel tanah tak terganggu hasil handboring pada
kedalaman 1-2 meter.
2. Benda uji dikeluarkan dari tabung handboring dengan extruder sample
menggunakan cincin.
4.6 Langkah Kerja (SNI 6424-2008)
1. Langkah kerja uji konsolidasi
a. Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0,1 gr.
b. Batu berpori ditempatkan di bagian atas dan bawah cincin, sehingga
benda uji yang sudah dilapisi dengan kertas saring terapit oleh dua buah
batu pori, lalu masukkan ke dalam sel konsolidasi.
c. Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakkan pada alat
konsolidasi, sehingga bagian yang runcing dari pelat penumpu
menyentuh tepat pada alat pembeban.
d. Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca dan dicatat.
e. Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25
kg/cm2, kemudian arloji dibaca pada saat-saat : 9,6”; 21,6”; 38,4”; 1’; 2
¼’; 4’; 9’; 16’; 25’; 36’; dan 49’. eban ini dibiarkan bekerja sampai
pembacan arloji tetap, biasanya cukup sampai 24 jam. 1 menit setelah
pembacaan, sel konsolidasi diisi air.
f. Beban-beban selanjutnya dilakukan cara yang sama. Beban-beban
tersebut harus menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji masing-
masing sebesar : 0,50; 1,0; 2,0; 4,0; dan 8,0 kg/cm2 .
g. Setelah pembebanan maksimum dan sudah menunjukan pembacaan
tetap pembebanan dikurangi dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 2,0 kg/cm2
(Beban Rebound). Pada waktu beban dikurangi setiap pembeban harus
dibiarkan bekerja sekurang kurangnya selama 5 jam. Arloji penunjuk
hanya perlu dibaca sesudah 5 jam sesaat beban belum dikurangi lagi.

UNIVERSITAS BENGKULU 26
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

h. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan benda uji


dikeluarkan dari sel konsolidasi dan ambil batu pori tersebut dari
permukaan atas dan bawah dari benda uji lalu dikeringkan.
i. Benda uji dikeluarkan dari cicin, masukan dalam oven dan tentukan
berat keringnya.
2. Langkah kerja uji berat jenis (SNI 1964-2008)
a. Benda uji dikeringkan dalam oven pada temperatur 110ºC ± 5oC selama
± 24 jam.
b. Cuci piknometer atau botol ukur dengan air suling kemudian
dikeringkan dan selanjutnya ditimbang (W1).
c. Benda uji dimasukan ke dalam piknometer atau botol ukur yang
digunakan, kemudian ditimbang (W2).
d. Air suling ditambahkan ke dalam piknometer atau botol ukur yang
berisi benda uji sehingga piknometer atau botol ukur terisi dua per
tiganya.
e. Piknometer dipanaskan di tungku listrik yang berisi rendaman benda uji
dengan hati-hati selama 10 menit atau lebih sehingga udara dalam
benda uji keluar seluruhnya.
f. Setelah sudah keluar seluruh gelembung udara, angkat piknometer dari
tungku listrik.
g. Piknometer direndam ke dalam bak perendaman (desicator pendingin)
sampai temperaturnya tetap. Tambah air suling secukupnya sampai
penuh. Keringkan bagian luarnya, lalu timbang (W3).
h. Ukur temperatur isi piknometer atau botol ukur, untuk mendapatkan
faktor koreksi (K).
i. Bila isi piknometer atau botol ukur belum diketahui, isinya ditentukan
sebagai berikut:
a. Kosongkan atau bersihkan piknometer atau botol ukur yang digunakan.
b. Isi piknometer atau botol ukur dengan air suling yang temperaturnya
sama, kemudian keringkan dan ditimbang (W4).

UNIVERSITAS BENGKULU 27
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

4.7 Data percobaan


Tabel 4. 2 Data Penurunan
Beban(kg)
0,5 1 2 4 8 4 2
Waktu
0 detik 4 60 310 310 470 345,5 342,5
9.6 detik 5 62 320 320 472 345,5 342,3
21.4 detik 7 65 320 320 473 345,4 342,1
38.4 detik 9 72 326 326 475 345,3 342
1 menit 10 73 327 327 475 345,2 342
2.3 menit 12 74 328 328 475 345,1 342
4 menit 14 75 329 329 476 345 341,8
9 menit 15 75 330 330 476 345 341,6
16 menit 16 76 331 331 477 345 341,2
25 menit 16 76 331 331 478 345 341,2
36 menit 17 76 332 332 478 345 341
49 menit 17 76 332 332 479 345 341
24 jam 18 78 335 335 480 344,5 341

Tabel 4. 3 Percobaan berat jenis


Berat piknometer + tanah (W2) gr 80,5
Berat piknometer (W1 ) gr 53,2

Berat tanah (W2 – W1) gr 25


0
Suhu (T) C 20

erat piknometer + air + tanah pada T 20˚ (W3) gr 130,5

erat piknometer + air pada T 20˚ W4 gr 115,2

W5 = Wt + W4 gr 140,2
Isi Tanah W5 -W3 gr 9,7
3
Berat Jenis = Wt/W5-W3 gr/cm 2,58

Tabel 4. 4 Hasil percobaan kadar air


Kadar Air dan Berat Isi Satuan Sebelu Sesudah
m
Berat tanah basah + cincin gram 182,9 175
Berat cincin gram 93,4 93,4
Berat tanah basah gram 89,5 81,6
Berat tanah kering + gram
162,9 162,9
cincin
Berat tanah kering gram 69,5 69,5
Berat air gram 20 12,1
Kadar air % 28,78 17,4
Berat isi gr/cm3 2,28 2,0

UNIVERSITAS BENGKULU 28
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Tabel 4. 5 Penurunan Bacaan Akhir Arloji (mm)


beban (gr) 500 1000 2000 4000 8000 4000 2000
Tegangan (kg/cm2)
0,25 0,51 1,01 2,02 4,04 2,02 1,01
waktu (menit)
0 0 0,040 0,600 3,100 3,100 4,700 3,455 3,425
0,16 0,4 0,050 0,620 3,200 3,200 4,720 3,455 3,423
0,36 0,6 0,070 0,650 3,200 3,200 4,730 3,454 3,421
0,64 0,8 0,090 0,720 3,260 3,260 4,750 3,453 3,420
1 1 0,100 0,730 3,270 3,270 4,750 3,452 3,420
2,25 1,5 0,120 0,740 3,280 3,280 4,750 3,451 3,420
4 2 0,140 0,750 3,290 3,290 4,760 3,450 3,418
9 3 0,150 0,750 3,300 3,300 4,760 3,450 3,416
16 4 0,160 0,760 3,310 3,310 4,770 3,450 3,412
25 5 0,160 0,760 3,310 3,310 4,780 3,450 3,412
36 6 0,170 0,760 3,320 3,320 4,780 3,450 3,410
49 7 0,170 0,760 3,320 3,320 4,790 3,450 3,410
1440 37,95 0,180 0,780 3,350 3,350 4,800 3,445 3,410

Tabel 4. 6 Nilai perhitungan konsolidasi


e0 Hs e ∆H ∆e Sr
No Tegangan
mm mm mm Div Mm div Mm Mm
1 0 0,52 13,32 0,52 0 0 0 0 0,90
2 0,25 0,52 13,32 0,51 18 0,18 1,37 0,01 0,90
3 0,51 0,52 13,32 0,46 78 0,78 5,92 0,06 0,90
4 1,01 0,52 13,32 0,37 201 2,01 15,27 0,15 0,90
5 2,02 0,52 13,32 0,25 335 3,35 25,44 0,25 0,90
6 4,04 0,52 13,32 0,15 480 4,80 36,45 0,36 0,90
7 2,02 0,52 13,32 0,17 459 4,59 34,86 0,35 0,90
8 1,01 0,52 13,32 0,18 441 4,41 33,49 0,33 0,90

UNIVERSITAS BENGKULU 29
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

OCR = 1,5

Gambar 4. 1Grafik hubungan angka pori dan tegangan


Cara Menentukan Indek Kompresi (Cc) pada Grafik Gambar 4.23 :
1. Tentukan harga dari kurva e vs log .
Cara menentukan adalah sebagai berikut :
a. Tenrukan satu titik pada bagian kurva e vs log yang mempunya jari –
jari terpendek (bagian terlengkung kurva), yaitu titik A.
b. Gambar garis horizontal dan garis singgung melalui titik A.
c. Gambar garis bagi pada sudut titik A.
d. Gambar perpanjangan kurva lurus hingga memotong garis bagi di titik E.
e. Absis dari titik E merupakan harga dari

2. Tentukan/ Plot harga e0 pada sumbu ordinat pada kurva e vs log .


3. Tentukan/ Plot harga tegangan overburden efektif ( ) yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Buat garis datar melalui e0 hingga memotong garis kerja di titik B.
5. Buat garis yang mempunyai kemiringan yang sama dengan garis F-G dari titik
B hingga memotong garis kerja di titik C.
6. Buat garis datar melalui titik D (titik D terletak pada ordinat 0,42 e0) hingga
memotong perpanjangan bagian yang lurus dari kurva di titik E.

UNIVERSITAS BENGKULU 30
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

7. Hubungkan titik C dan titik E; kemiringan/tangen dari garis C-E adalah Cc.

Tabel 4. 7 Penurunan bacaan akhir arloji (mm)


beban (gr) 500 1000 2000 4000 8000 4000 2000
tegangan
(kg/cm2)
0,25 0,51 1,01 2,02 4,04 2,02 1,01

Waktu (menit)
0 0,00 0,04 0,60 1,90 3,10 4,70 4,78 4,52
0,16 0,40 0,05 0,62 1,92 3,20 4,72 4,70 4,49
0,36 0,60 0,07 0,65 1,92 3,20 4,73 4,70 4,49
0,64 0,80 0,09 0,72 1,93 3,26 4,75 4,68 4,48
1 1,00 0,10 0,73 1,94 3,27 4,75 4,68 4,47
2,25 1,50 0,12 0,74 1,95 3,28 4,75 4,68 4,47
4 2,00 0,14 0,75 1,96 3,29 4,76 4,67 4,45
9 3,00 0,15 0,75 1,96 3,30 4,76 4,67 4,45
16 4,00 0,16 0,76 1,97 3,31 4,77 4,64 4,45
25 5,00 0,16 0,76 1,97 3,31 4,78 4,64 4,44
36 6,00 0,17 0,76 1,97 3,32 4,78 4,63 4,44
49 7,00 0,17 0,76 1,98 3,32 4,79 4,62 4,44
1440 37,95 0,18 0,78 2,01 3,35 4,80 4,59 4,41

Tabel 4. 8 Nilai perubahan beban


∆H Nilai
1 0,18 mm
2 0,78 mm
3 2,01 mm
4 3,35 mm
5 4,80 mm
6 4,59 mm
7 4,41 mm

Cara mengetahui nilai CV menggunakan metode taylor


1. Gambarkan grafik hubungan terhadap akar waktu dari data hasil uji
konsolidasi pada satu beban tertentu.
2. Titik u = 0% diperoleh dengan perpanjangan garis dari bagian awal kurva
yang lurus sehingga memotong ordinat di titik P dan memotong absis di titik
Q. Anggapan bahwa kurva awal berbentuk parabola.

UNIVERSITAS BENGKULU 31
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

3. Garis lurus PR di gambar dengan absis OR sama dengan 1,15 kali absis OQ.
Perpotongan dari PR dan kurva merupakan titik R90 pada absis. Dari sini
diperoleh √t90 . Faktor waktu Tv untuk derajat konsolidasi U = 90% adalah
0,848

Gambar 4. 2 Penurunan terhadap beban 0,5 kg

UNIVERSITAS BENGKULU 32
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Gambar 4. 3 Penurunan terhadap beban 1 kg.

Gambar 4. 4 Penurunan terhadap beban 2 kg.

UNIVERSITAS BENGKULU 33
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Gambar 4. 5 Penurunan terhadap beban 4 kg.

Gambar 4. 6 Penurunan terhadap beban 8 kg.

Cara mengetahui nilai CV menggunakan metode Cassagrande

UNIVERSITAS BENGKULU 34
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

1. Gambarkan grafik penurunan terhadap log Waktu untuk beban yang diberikan.
2. Kedudukan titik kurva ditentukan dengan pengertian bahwa kurva awal
mendekati parabola. Tentukan dua titik yaitu pada saat t1 dan saat t2 = 4t1.
Selisih Koordinat (jarak vertical) keduanya diukur, misalnya x. kedudukan R =
R0 digambarkan dengan jarak x kearah vertical di atas titik P. untuk
pengontrolan diulangi dengan psangan titik yang lain, msal t1 = 4t2
3. Titik U = 100% atau R100, diperoleh dari titik potong dua bagian linear kurva,
yaitu titik potong bagian lurus kurva konsolidasi primer dan sekunder.
0 + 100
Titik U = 50% ditentukan dengan R50 = 2

Gambar 4.7 Penurunan terhadap beban 0,5 kg.

Gambar 4.8 Penurunan terhadap beban 1 kg.

UNIVERSITAS BENGKULU 35
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Gambar 4.9 Penurunan terhadap beban 2 kg.

Gambar 4.10 Penurunan terhadap beban 4 kg.

Gambar 4.11 Penurunan terhadap beban 8 kg.


Tabel 4. 9 Koefisien Konsolidasi (CV90) dengan Metode Taylor

UNIVERSITAS BENGKULU 36
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Beban √t90 t90 t90 Koefisien Konsolidasi


(kg) (menit) (menit) (detik) (cm2/detik)
0,5 1,90 3,61 216,6 0,0039
1 1,30 1,69 101,4 0,0084
2 1,25 1,56 93,75 0,0090
4 1,00 1,00 60,0 0,0141
8 0,80 0,64 38,4 0,0221
Rata – rata (CV90) 0,0115

Tabel 4. 10 Koefisien Konsolidasi (CV50) dengan Metode Taylor


t50
Beban t50 Koefisien Konsolidasi

(kg) (menit) (detik) (cm2/detik)

0,5 0,6 36 0,0055

1 0,35 21 0,0094

2 0,3 18 0,0109

4 0,28 16,8 0,0117

8 0,16 9,6 0,0205

Rata – rata (CV50) 0,0116

4 Pengujian konsolidasi didapatkan kadar air sebelum terkonsolidasi dan


sesudah terkonsolidasi adalah 28,78% dan 17,4%. Nilai rata-rata Koefisien
Konsolidasi (Cv) dengan metode taylor sebesar 0,0115 cm2/detik, dan (Cv) dengan
metode cassagrande sebesar 0,0116 cm2/detik. Nilai Indeks Kompresi (Cc)
sebesar 0,0036. Nilai OCR sebesar 1,5 yang berarti jenis overconsolidated karena
mempunyai OCR > 1.

UNIVERSITAS BENGKULU 37
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

BAB V
KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
SNI 2813:2008

5.1 Pendahuluan
Tegangan geser tanah adalah besarnya gaya perlawanan terhadap
deformasi apabila diberikan tegangan geser. Kekuatan geser tanah adalah
besarnya nilai tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh
tanah pada kondisi pembebanan tertentu. Keruntuhan benda uji adalah kondisi
tegangan pada saat benda uji runtuh, biasanya terjadi pada nilai tegangan geser
maksimum.kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
a. Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang
dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir butir
tanah (c soil).
b. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif), kekuatan geser disebabkan karena
adanya gesekan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek
dalam.
c. Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar
kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan
gesekan antara butir-butir tanah.
Pengujian kuat geser langsung dari sampel tanah yang tidak terganggu.
Istilah dan definisi yang berkaitan dengan pengujian kuat geser berdasarkan SNI
2813:2008 adalah sebagai berikut :
1. Benda uji tanah adalah benda uji yang diletakkan di dalam cincin/ kotak geser
(shear box) dari logam dengan dua buah batu pori yang diletakkan di atas dan
di bawag benda uji tanah tersebut.
2. Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara tangensial pada suatu bidang.
3. Gaya normal adalah gaya langsung yang bekerja normal (tegak lurus) pada
suatu bidang.
4. Geser langsung terkonsolidasi dan terdrainase adalah metoda uji geser dengan
menempatkan benda uji dalam kotak geser yang terdiri atas 2 bagian (bagian
atas dan bawahnya terpisah) yang diletakkan dalam bak berisi air, dan diberi
tegangan normal untuk konsolidasi.

UNIVERSITAS BENGKULU 38
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

5. Grafik pemampatan dan waktu adalah grafik hubungan antara pemampatan


dengan waktu untuk setiap pembebanan, bentuk grafik umumnya terdiri atas
tiga tahapan yang berbeda.
6. Hukum Coulomb adalah hubungan antara tegangan geser puncak (τ’p) dengan
tegangan normal (σ’n) pada bidang runtuh, dan hubungan antara tegangan
geser sisa (τ’r) dengan tegangan normal (σ’n) pada bidang runtuh, yang
dinyatakan dalam persamaan empiris berikut :
τ’p c’p + σ’n tan (υ’p)
τ ’r c’r + σ’n tan (υ’r) (5.1)

7. Kekuatan geser tanah atau kekuatan geser puncak (peak shear strength)
adalah tahanan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi
tegangan efektif drainase tertentu.
8. Kekuatan geser sisa atau residual (residual shear strength) adalah tahanan
geser yang dapat dipertahankan oleh tanah pada kondisi pergerakan geser
yang besar setelah kekuatan geser puncak telah termobilisasi.
9. Keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh
yang dipaksakan pada suatu bidang horizontal tertentu dengan perlahan agar
dapat terjadi drainase air, biasanya diambil pada tegangan geser maksimum.
10. Kohesi (c’) adalah komponen dari kekuatan geser tanah yang timbul akibat
gaya-gaya internal yang menahan butiran tanah menjadi satu kesatuan dalam
satu massa padat.
11. Konsolidasi adalah suatu proses pemampatan tanah yang terjadi akibat
adanya pembebanan dalam jangka waktu tertentu, sehingga menyebabkan
mengalirnya air ke luar dari ruang pori (perubahan volume tanah akibat
keluarnya air pori yang disebabkan oleh peningkatan tekanan air pori dalam
lapisan tanah jenuh air yang diberi beban sampai terjadi kondisi seimbang) .
12. Konsolidasi primer (primary consolidation) adalah konsolidasi yang terjadi
akibat ke luarnya air dari pori-pori tanah selama tekanan air pori secara
lambat yang lambat laun berubah menjadi tegangan efektif.
13. Konsolidasi sekunder (secondary consolidation) adalah konsolidasi yang
terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya, pemampatan yang terjadi
ini disebabkan oleh penyesuaian butiran tanah yang bersifat plastis.

UNIVERSITAS BENGKULU 39
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

14. Pemampatan (compression) adalah proses pemampatan benda uji tanah yang
diukur dengan menggunakan skala ukur mikrometer.
15. Pergerakan (displacement) adalah pergerakan horizontal dari satu bagian
benda uji relatif terhadap bagian lainnya sepanjang bidang runtuh dan searah
dengan gaya yang bekerja, dalam uji geser langsung.
16. Regangan (linier) adalah perubahan panjang per unit panjang akibat tegangan
dan diukur dalam arah tegangan.
17. Regangan geser adalah distorsi sudut (angular distorsion) yang diakibatkan
oleh tegangan geser, dan diukur dalam radian.
18. Sudut geser dalam (angle of shear resistance υ’) adalah komponen dari
kekuatan geser tanah yang timbul akibat gesekan antarbutir.
19. Tahanan geser (shear resistance) adalah perlawanan tanah terhadap
deformasi bila diberi tegangan geser.
20. Tegangan adalah besaran gaya per unit luas.
21. Tegangan geser adalah gaya geser per unit luas.
22. Tekanan air pori adalah tekanan hidrostatik dalam ruang pori antarbutir yang
terisi air.
23. Tekanan air pori berlebihan adalah tekanan air pori yang terjadi akibat
peningkatan tekanan luar secara tiba-tiba.
24. Uji konsolidasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik
suatu tanah selama proses konsolidasi berlangsung dan merupakan suatu
metode untuk menentukan permeabilitas tanah.
5.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan geser tanah
terganggu atau tidak terganggu yang tekonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi
kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap. Parameter tersebut berupa
koefisien konsolidasi, kecepatan pergeseran, tegangan geser tanah, dan regangan
geser, serta hubungan antara tegangan dan regangan geser yang akan digunakan
untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas tanah.

5.3 Peralatan dan Bahan


5.3.1 Peralatan
a. Satu set alat ukur kuat geser langsung (direct shear)

UNIVERSITAS BENGKULU 40
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

b. Batu Pori.
c. Arloji pembeban gaya vertikal.
d. Arloji pembeban gaya horizontal.
e. Arloji Proving Ring.
f. Beban.
g. Timbangan dengan ketelitian sampai 0,1 gr
h. 1 Set alat pengeluar sampel (extruder sample).
i. Kotak gese
j. Spatula.
k. Kertas Filter.
5.3.2 Bahan
a. Air secukupnya.
b. Tanah dengan kondisi tak terganggu yang diperoleh dari percobaan
Handbore dengan lokasi pengeboran di belakang Gedung Dekanat
Teknik UNIB.
5.4 Prosedur Pelaksanaan
5.4.1 Persiapan benda uji
a. Diameter cincin cetak (D) di ukur.
b. Berat cincin di timbang.
c. Benda uji dikeluarkan menggunakan alat extruder sample atau silinder
uji pemadatan dengan menggunakan cincin cetak.
d. Bagian atas dan bawah benda uji di ratakan dengan spatula.
e. Benda uji ditimbang sebelum melakukan percobaan ke alat geser
langsung.

5.4.2 Persiapan pengujian


a. Kotak geser bagian atas dan bagian bawah diletakkan dalam bak air,
kemudian pasang baut pengunci agar kotak geser bagian atas dan bawah
menjadi satu.
b. Batu pori diletakan pada bagian bawah kotak geser, dan di atasnya
dipasang kertas filter.
c. Cincin cetak yang berisi benda uji diletakan, dengan bagian runcingnya
menghadap ke bawah.

UNIVERSITAS BENGKULU 41
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

d. Benda uji dimasukan kedalam kotak geser.


e. Pelat berlubang yang beralur di atas benda uji dipasang, dengan alur
menghadap ke bawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah
penggeseran.
f. Kalibrasi beban.
5.4.3 Pemasangan arloji ukur gerak vertikal
Pemasangan arloji ukur gerak vertical dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Arloji ukur dipasang pada penopang arloji ukur.
b. Lengan pada penggantung arloji ukur diatur agar batang arloji ukur
menyentuh batang penekan bagian atas.
c. Arloji ukur diatur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
5.4.4 Pemasangan arloji ukur gerak horizontal
Pemasangan arloji ukur gerak horizontal dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Arloji ukur dipasang pada dudukan arloji ukur gerak horizontal.
b. Dudukan arloji ukur diatur agar batang arloji ukur menyentuh bak air dan
atur letak jarum jam pada posisi nol.
5.4.5 Penjenuhan benda uji
Benda uji dijenuhkan dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda
uji dan batu pori terendam. Benda uji direndam dalam air selama pengujian.
5.4.6 Pembebanan konsolidasi
Tahapan pembebanan konsolidasi dengan memasang beban pada
gantungan beban sehingga benda uji mendapat tekanan sesuai dengan tekanan
yang akan dialami di lapangan.

UNIVERSITAS BENGKULU 42
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

5.5 Data Percobaan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan Raya Kandang Limun, Universitas Bengkulu

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan: Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 23 Februari 2020
Jenis material : Tanah hasil Handbore

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Hasil Pengamatan Direct Shear Percobaan !
Arloji Horizontal 0,01 mm/Div
Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving Ring 0,4762 kN/Div
Diameter Benda Uji 63,5 Mm
Beban 3167 Gr
Tegangan Normal 98 kPa

Horizontal Vertikal Bacaan


Luas Bidang Tegangan
Bacaan Deform Bacaan Proving Beban
Deformasi Geser Geser
Arloji asi Arloji Ring
b=ax d = (10 -c) g = 63,5^2/4*𝜃-
a
0,01 c x 0,01 e f = e x 0,4762 x 9,81 sin𝜃 h = f/g x 10^3
Div mm Div mm Div N mm2 kPa
0 0 102 0 0 0,00 3166,92 0,00

40 0,4 103 -0,01 7 32,70 3141,52 10,41

80 0,8 104 -0,02 13 60,73 3116,12 19,49

120 1,2 105 -0,03 16 74,74 3090,73 24,18

160 1,6 107 -0,05 19 88,76 3065,33 28,96

200 2 109 -0,07 22 102,77 3039,94 33,81

240 2,4 110 -0,08 21 98,10 3014,56 32,54

280 2,8 111 -0,09 20 93,43 2989,18 31,26

320 3,2 113 -0,11 18 84,09 2963,81 28,37

360 3,6 114 -0,12 17 79,42 2938,44 27,03

400 4 116 -0,14 17 79,42 2913,09 27,26

440 4,4 118 -0,16 17 79,42 2887,75 27,50

480 4,8 120 -0,18 17 79,42 2862,41 27,74

520 5,2 121 -0,19 17 79,42 2837,09 27,99

560 5,6 121 -0,19 17 79,42 2811,78 28,24

600 6 121 -0,19 17 79,42 2786,49 28,50

640 6,4 121 -0,19 16 74,74 2761,21 27,07

680 6,8 121 -0,19 16 74,74 2735,95 27,32

UNIVERSITAS BENGKULU 43
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

720 7,2 121 -0,19 16 74,74 2710,70 27,57

760 7,6 121 -0,19 16 74,74 2685,48 27,83

800 8 121 -0,19 16 74,74 2660,27 28,10

840 8,4 121 -0,19 16 74,74 2635,08 28,37

880 8,8 121 -0,19 16 74,74 2609,92 28,64

920 9,2 121 -0,19 16 74,74 2584,77 28,92

960 9,6 121 -0,19 16 74,74 2559,65 29,20

1000 10 121 -0,19 16 74,74 2534,56 29,49

1040 10,4 121 -0,19 16 74,74 2509,49 29,78

1080 10,8 122 -0,2 16 74,74 2484,44 30,08

1120 11,2 123 -0,21 17 79,42 2459,43 32,29

1160 11,6 123 -0,21 17 79,42 2434,44 32,62

1200 12 123 -0,21 16 74,74 2409,48 31,02

Catatan :
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat
Luas bidang geser untuk benda uji berbebntuk bulat , Tegangan Normal,
A = (d^2/4)*(Ө.sin Ө) Ϭn = BN*G/Ao *10
Ө 2 * arc cos (H / ) Ao * ^2/4

A = Luas benda uji saat pergeseran (mm^2) Ϭn = Tegangan normal (kpa = Gr *


Ө = Sudut untuk koreksi luas benda uji (radial) (M/S^2)/mm^2)
D = Diameter awal benda uji (mm) BN = Beban (Gr)
HD = Deformasi horizontal (mm) G = Gravitasi (9,81 M / S^2)
D = Diameter awal benda uji (mm)
10 = Perhitungan lengan Pembebanan (10:1)

UNIVERSITAS BENGKULU 44
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan Raya Kandang Limun, Universitas Bengkulu

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan: Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 23 Februari 2020
Jenis material : Tanah hasil Handbore

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Hasil Pengamatan Direct Shear Percobaan !
Arloji Horizontal 0,01 mm/Div
Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving Ring 0,4762 kN/Div
Diameter Benda Uji 63,5 mm
Beban 6334 Gr
Tegangan Normal 98 kPa
Horizontal Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Bacaan Deform Bacaan Beban
Deformasi Proving Ring Geser Geser
Arloji asi Arloji
g=
a b=ax d = (10 -c) f = e x 0,4762 63,5^2/4*𝜃- h = f/g x
0,01 c x 0,01 e x 9,81 sin𝜃 10^3
Div mm Div mm Div N mm2 kPa
0 0 110 0 0 0,00 3166,92 0,00

40 0,4 114 -0,04 15 70,07 3141,52 22,31

80 0,8 115 -0,05 20 93,43 3166,92 29,50

120 1,2 114 -0,04 21 98,10 3090,73 31,74

160 1,6 116 -0,06 23 107,45 3065,33 35,05

200 2 120 -0,1 24 112,12 3039,94 36,88

240 2,4 121 -0,11 26 121,46 3014,56 40,29

280 2,8 120 -0,1 27 126,13 2989,18 42,20

320 3,2 121 -0,11 27 126,13 2963,81 42,56

360 3,6 121 -0,11 27 126,13 2938,44 42,92

400 4 121 -0,11 27 126,13 2913,09 43,30

440 4,4 121 -0,11 27 126,13 2887,75 43,68

480 4,8 121 -0,11 27 126,13 2862,41 44,06

520 5,2 121 -0,11 28 130,80 2837,09 46,10

560 5,6 121 -0,11 28 130,80 2811,78 46,52

600 6 121 -0,11 28 130,80 2786,49 46,94

640 6,4 121 -0,11 28 130,80 2761,21 47,37

680 6,8 121 -0,11 28 130,80 2735,95 47,81

UNIVERSITAS BENGKULU 45
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

720 7,2 121 -0,11 28 130,80 2710,70 48,25

760 7,6 121 -0,11 28 130,80 2685,48 48,71

800 8 121 -0,11 27 126,13 2660,27 47,41

840 8,4 121 -0,11 27 126,13 2635,08 47,87

880 8,8 121 -0,11 27 126,13 2609,92 48,33

920 9,2 121 -0,11 27 126,13 2584,77 48,80

960 9,6 121 -0,11 26 121,46 2559,65 47,45

1000 10 121 -0,11 26 121,46 2534,56 47,92

1040 10,4 121 -0,11 25 116,79 2509,49 46,54

1080 10,8 122 -0,12 25 116,79 2484,44 47,01

1120 11,2 124 -0,14 25 116,79 2459,43 47,49

1160 11,6 125 -0,15 24 112,12 2434,44 46,05

1200 12 124 -0,14 24 112,12 2409,48 46,53

Catatan :
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat
Luas bidang geser untuk benda uji berbebntuk bulat , Tegangan Normal,
A = (d^2/4)*(Ө.sin Ө) Ϭn = BN*G/Ao *10
Ө 2 * arc cos (H / ) Ao * ^2/4

A = Luas benda uji saat pergeseran (mm^2) Ϭn = Tegangan normal (kpa = Gr *


Ө = Sudut untuk koreksi luas benda uji (radial) (M/S^2)/mm^2)
D = Diameter awal benda uji (mm) BN = Beban (Gr)
HD = Deformasi horizontal (mm) G = Gravitasi (9,81 M / S^2)
D = Diameter awal benda uji (mm)
10 = Perhitungan lengan Pembebanan (10:1)

UNIVERSITAS BENGKULU 46
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan Raya Kandang Limun, Universitas Bengkulu

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan: Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 23 Februari 2020
Jenis material : Tanah hasil Handbore

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG


(SNI 2813-2008)
Hasil Pengamatan Direct Shear Percobaan !
Arloji Horizontal 0,01 mm/Div
Arloji Vertikal 0,01 mm/Div
Kalibrasi Proving Ring 0,4762 kN/Div
Diameter Benda Uji 63,5 mm
Beban 9501 Gr
Tegangan Normal 98 kPa

Horizontal Vertikal Luas Bidang


Tegangan
Bacaan Geser
Bacaan Deform Beban Geser
Bacaan Arloji Deformasi Proving Ring Bacaan
Arloji asi Deformasi
Arloji
b=ax d = (10 -c) f = e x 0,4762 b=ax
a a
0,01 c x 0,01 e x 9,81 0,01
Horizont Vertika Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban Horizontal Vertikal
al l Proving Ring Geser Geser
0 0 107 0 0 0,00 3166,92 0,00

40 0,4 110 -0,03 21 98,10 3141,52 31,23

80 0,8 110 -0,03 25 116,79 3116,12 37,48

120 1,2 111 -0,04 29 135,47 3090,73 43,83

160 1,6 112 -0,05 34 158,83 3065,33 51,82

200 2 114 -0,07 36 168,17 3039,94 55,32

240 2,4 114 -0,07 36 168,17 3014,56 55,79

280 2,8 120 -0,13 36 168,17 2989,18 56,26

320 3,2 122 -0,15 35 163,50 2963,81 55,17

360 3,6 125 -0,18 34 158,83 2938,44 54,05

400 4 130 -0,23 33 154,16 2913,09 52,92

440 4,4 139 -0,32 33 154,16 2887,75 53,38

480 4,8 145 -0,38 33 154,16 2862,41 53,86

520 5,2 148 -0,41 31 144,82 2837,09 51,04

560 5,6 148 -0,41 31 144,82 2811,78 51,50

600 6 148 -0,41 31 144,82 2786,49 51,97

640 6,4 150 -0,43 31 144,82 2761,21 52,45

680 6,8 155 -0,48 31 144,82 2735,95 52,93

720 7,2 155 -0,48 30 140,15 2710,70 51,70

UNIVERSITAS BENGKULU 47
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

760 7,6 155 -0,48 30 140,15 2685,48 52,19

800 8 155 -0,48 30 140,15 2660,27 52,68

840 8,4 157 -0,5 30 140,15 2635,08 53,18

880 8,8 158 -0,51 30 140,15 2609,92 53,70

920 9,2 158 -0,51 30 140,15 2584,77 54,22

960 9,6 158 -0,51 30 140,15 2559,65 54,75

1000 10 159 -0,52 30 140,15 2534,56 55,29

1040 10,4 159 -0,52 30 140,15 2509,49 55,85

1080 10,8 159 -0,52 30 140,15 2484,44 56,41

1120 11,2 159 -0,52 30 140,15 2459,43 56,98

1160 11,6 159 -0,52 30 140,15 2434,44 57,57

1200 12 159 -0,52 30 140,15 2409,48 58,16

Catatan :
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat
Luas bidang geser untuk benda uji berbebntuk bulat , Tegangan Normal,
A = (d^2/4)*(Ө.sin Ө) Ϭn = BN*G/Ao *10
Ө 2 * arc cos (H / ) Ao * ^2/4

A = Luas benda uji saat pergeseran (mm^2) Ϭn = Tegangan normal (kpa = Gr *


Ө = Sudut untuk koreksi luas benda uji (radial) (M/S^2)/mm^2)
D = Diameter awal benda uji (mm) BN = Beban (Gr)
HD = Deformasi horizontal (mm) G = Gravitasi (9,81 M / S^2)
D = Diameter awal benda uji (mm)
10 = Perhitungan lengan Pembebanan (10:1)

UNIVERSITAS BENGKULU 48
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan Raya Kandang Limun, Universitas Bengkulu

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 22 Februari 2020


Lokasi pekerjaan: Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 23 Februari 2020
Jenis material : Tanah hasil Handbore

Grafik 1.1 Hubungan Tegangan Geser dan Deformasi Horizontal

Grafik 1.2 Hubungan antara c dan 𝜃

Berdasarkan grafik di dapat :


Tegangan Normal (kPa) 98 196 294
Tegangan Geser (kPa) 31,02 46,53 58,16
c (kPa) 16,835
Tan (θ) 0,1385
θ (derajat) 7,8836

UNIVERSITAS BENGKULU 49
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

BAB VI
C.B.R. LABORATORIUM
( CALIFORNIA BEARING RATIO )
SNI–1744 - 2012
6.1 Pendahuluan
Pengujian CBR (california bearing ratio) laboratorium yang dimaksudkan
pada standar ini adalah penentuan nilai CBR contoh material, agregat atau
campuran tanah dan agregat yang didapatkan di laboratorium pada kadar air
sesuai yang ditentukan.

6.2 Tujuan
Pengujian ini digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material lapis
tanah dasar fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang di daur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.

6.3 Alat dan bahan


1. Mold berbentuk silindris dengan diameter 15 cm dan tinggi 17 cm.
2. Piringan pemisah diameter 15 cm tinggi 6,1 cm satu buah.
3. Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg.
4. Pelat bulat dengan lubang ditengah diameter 5 cm berdiameter 15 cm.
5. Oven.
6. Spatula.
7. California Bearing Ratio test.
8. Saringan no. 4 satu buah.
9. Cawan.
10. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01.

6.4 Persiapan Pelaksanaan


Sebelum melakukan percobaan California Bearing Ratio (CBR) terlebih
dahulu disiapkan tanah yang diambil dari lapangan kemudian dibiarkan sehingga
tanah tersebut kering udara. Setelah itu tanah disaring dengan saringan no. 4.
6.5 Langkah Kerja
1. Tanah ditimbang sebanyak ± 5000 gram.

UNIVERSITAS BENGKULU 50
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

2. Masing-masing sampel dimasukkan kedalam plastik, dengan sampel ke-1


dicampur dengan air sebanyak 350 ml, ke-2 dengan air 700 ml, dan ke-3
dengan air 1.050 ml lalu diaduk hingga rata.
3. Masing-masing sampel dimasukkan kedalam kantong plastik (untuk menjaga
kadar airnya agar tidak hilang).
4. Simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama ±24 jam.
5. Cetakan CBR ditimbang.
6. Tanah yang sudah didiamkan selama ±24 jam tadi kemudian dimasukkan
kedalam cetakan dibagi 3 lapisan masing-masing lapisan setinggi 1/3 dari
tinggi cetakan
7. Tumbuk tanah yang ada dalam cetakan supaya padat (lakukan 25 kali pada
tumbukan pertama, 50 kali pada tumbukan kedua dan 65 kali pada tumbukan
terakhir).
8. Kepala cetakan dibuka dan dibalik (diletakkan di bawah cetakan), lalu ratakan
tanahnya dengan spatula, bersihkan tanah yang ada disekitar cetakan dengan
kuas kemudian ditimbang.
9. uji penurunan dengan meletakkan tanah beserta mold ke alat kuat tekan bebas,
kemudian lihat pada arloji proving ring, lalu didapat data beban dan tekanan,
sesudah menentukan beban dan tekanan kita bisa menentukan harga CBR
tanah tersebut.
10. Keluarkan tanah beserta mold dari alat kuat tekan bebas.
11. Ambil sedikit tanah yang sudah dipadatkan dan diuji penurunannya, lalu
dioven suhu110o±5o C untuk mengetahui kadar air keringnya.

UNIVERSITAS BENGKULU 51
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 2813-2008)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Penetrasi Tekanan Penurunan Bacaan Beban Tekanan Nilai CBR


Standar Proving
Ring
inch Psi Mm Div Div Lbf Psi %
(Div x ( Lbf /
29.126) 3.14)
A B C D E F G H
- - c=ax d = c/0,01 - f=ex g = f / 3,14
25,4 29,126
0,025 250 0
0,05 500 1
0,075 750 1,5
0,1 1000 2
0,125 1125 3
0,15 1250 4
0,175 1375 5
0,2 1500 6
0,3 1900 6,5
0,4 2300 6,8
0,5 2600 7

Kadar air A B Harga CBR


Berat cawan (W3) CBR
Berat tanah basah + cawan (W1)
Berat tanah kering + cawan (W2)
Atas
Berat air (W1-W2)
Berat tanah kering (W2-W3) Rata-rata

Kadar air (W1  W2 ) x 100 %


(W2  W3 )
Rata-rata kadar air

Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr)
Berat cetak n (gr)
Berat tanah basah (BTB)
Volume cetakan
erat isi basah (γb)
erat isi kering (γd)

UNIVERSITAS BENGKULU 1
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 2813-2008)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (750 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Penetrasi Tekanan Penurunan Bacaan Beban Tekanan Nilai CBR


Standar Proving
Ring
inch Psi Mm Div Div Lbf Psi %
(Div x ( Lbf /
29.126) 3.14)
A B C D E F G h
- - c=ax d = c/0,01 - f=ex g = f / 3,14
25,4 29,126
0,025 250 0
0,05 500 1
0,075 750 1,3
0,1 1000 1,5
0,125 1125 1,5
0,15 1250 1,9
0,175 1375 2,1
0,2 1500 2,5
0,3 1900 2,6
0,4 2300 2,7
0,5 2600 2,9

Harga CBR
Kadar air A B CBR
Berat cawan (W3)
Berat tanah basah + cawan (W1)
Berat tanah kering + cawan (W2) Atas
Berat air (W1-W2) Rata-rata
Berat tanah kering (W2-W3)

Kadar air (W1  W2 ) x 100 %


(W2  W3 )
Rata-rata kadar air

Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr)
Berat cetakan (gr)
Berat tanah basah (BTB)
Volume cetakan
erat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)

UNIVERSITAS BENGKULU 2
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 2813-2008)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Penetrasi Tekanan Penurunan Bacaan Beban Tekanan Nilai CBR


Standar Proving
Ring
inch Psi Mm Div Div Lbf Psi %
(Div x ( Lbf /
29.126) 3.14)
a B C D E F G h
- - c=ax d = c/0,01 - f=ex g = f / 3,14
25,4 29,126
0,025 250 0
0,05 500 0,3
0,075 750 0,5
0,1 1000 0,7
0,125 1125 1
0,15 1250 1,3
0,175 1375 1,4
0,2 1500 1,6
0,3 1900 1,7
0,4 2300 1,9
0,5 2600 2

Harga CBR
Kadar air A B CBR
Berat cawan (W3)
Berat tanah basah + cawan (W1)
Berat tanah kering + cawan (W2) Atas
Berat air (W1-W2) Rata-rata
Berat tanah kering (W2-W3)

Kadar air (W1  W2 ) x 100 %


(W2  W3 )
Rata-rata kadar air

Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr)
Berat cetakan (gr)
Berat tanah basah (BTB)
Volume cetakan
erat isi basah (γb)
erat isi kering (γd)

UNIVERSITAS BENGKULU 3
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 2813-2008)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Tabel 6.1 data sampel CBR (350 ml)


Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x ( Lbf / %
29,126) 3,14)
a B C D E F G H
c=ax f=ex g=f/
- - d = c/0,01 - h=
25,4 29,126 3,14
0.025 250 0.635 63.5 3 87.378 27.827
0.050 500 1.27 127 3.6 104.854 33.393
0.075 750 1.905 190.5 4.2 122.329 38.958
0.100 1000 2.54 254 4.8 139.805 44.524 4.452
0.125 1125 3.175 317.5 5.5 160.193 51.017
0.150 1250 3.81 381 6.1 177.669 56.582
0.175 1375 4.445 444.5 6.7 195.144 62.148
0.200 1500 5.08 508 7.4 215.532 68.641 4.576
0.300 1900 7.62 762 8 233.008 74.206
0.400 2300 10.16 1016 8.5 247.571 78.844
0.500 2600 12.7 1270 9 262.134 83.482

Tabel 6.2 data percobaan kadar air (350 ml) Table 6.4 data harga CBR (350 ml)
Sampel Sampel Sampel Harga CBR
Kadar air
A B C
CBR 0,1" 0,2"
Berat cawan (W3) 6.5 5.5 6
Berat tanah basah + cawan Atas 4.452 4.576
53 53 51.5
(W1)
Berat tanah kering + cawan Rata - rata 4.514
42.1 42.1 41.1
(W2)
Berat Air (W1 - W2) 10.9 10.9 10.4
Kadar Air (W1 - W2)/(W2-
0.306 0.298 0.296
W3)
Rata - Rata Kadar Air 30.01

Tabel 6.3 data sampel CBR (350 ml)

Data Sampel
Berat Cetakan + Tanah 10183.5
Berat Cetakan 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) 2767.5
Volume Cetakan 1,926.189
erat Isi asah (γb) 1.437
erat Isi Kering (γd) 1.105

UNIVERSITAS BENGKULU 4
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 2813-2008)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Tabel 6.1 data sampel CBR (350 ml)


Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div ( Lbf / %
(Div x 29,126)
3,14)
a B C D E F G H
c=ax g=f/
- - d = c/0,01 - f = e x 29,126 h=
25,4 3,14
0.025 250 0.635 63.5 1 29.126 9.276
0.05 500 1.27 127 1.2 34.951 11.131
0.075 750 1.905 190.5 1.4 40.776 12.986
0.1 1000 2.54 254 1.5 43.689 13.914 1.391
0.125 1125 3.175 317.5 1.8 52.427 16.696
.15 1250 3.81 381 2 58.252 18.552
0.175 1375 4.445 444.5 2.2 64.077 20.407
0.2 1500 5.08 508 2.4 69.902 22.262 1.484
0.3 1900 7.62 762 2.6 75.728 24.117
0.4 2300 10.16 1016 2.8 81.553 25.972
0.5 2600 12.7 1270 3 87.378 27.827

Tabel 6.2 data percobaan kadar air (700 ml) Table 6.4 data harga CBR (700 ml)

Sampe Sampe Samp Harga CBR


Kadar air
lA lB el C
CBR 0,1" 0,2"
Berat cawan (W3) 6.5 7 7
Berat tanah basah + Atas 1.391 1.484
cawan (W1) 66.5 78.5 66.5
Berat tanah kering + Rata - rata 1.4377
cawan (W2) 50.5 59.4 51.2
Berat Air (W1 - W2) 16 19.1 15.3
Kadar Air (W1 -
W2)/(W2-W3) 0.364 0.365 0.346
Rata - Rata Kadar Air 35.81

Tabel 6.3 data sampel CBR (700 ml)


Data Sampel
Berat Cetakan + Tanah 11072.0
Berat Cetakan 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) 3656.0
Volume Cetakan 1,926.189
erat Isi asah (γb) 1.898
erat Isi Kering (γd) 1.398

UNIVERSITAS BENGKULU 5
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

CALIFORNIA BEARING RATION TEST


(SNI 2813-2008)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch

Tabel 6.1 data sampel CBR (1050 ml)


Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x ( Lbf / %
29,126) 3,14)
a b C D E F G h
c=ax f=ex
- - d = c/0,01 - g = f / 3,14 h=
25,4 29,126
0.025 250 0.635 63.5 0.5 14.563 4.638
0.05 500 1.27 127 0.6 17.476 5.565
0.075 750 1.905 190.5 0.7 20.388 6.493
0.1 1000 2.54 254 0.8 23.301 7.421 0.742
0.125 1125 3.175 317.5 0.9 26.213 8.348
0.15 1250 3.81 381 1 29.126 9.276
0.175 1375 4.445 444.5 1.1 32.039 10.203
0.2 1500 5.08 508 1.2 34.951 11.131 0.742
0.3 1900 7.62 762 1.3 37.864 12.059
0.4 2300 10.16 1016 1.4 40.776 12.986
0.5 2600 12.7 1270 1.5 43.689 13.914

Tabel 6.2 data percobaan kadar air (1050 ml) Table 6.4 data harga CBR (1050 ml)
Sampel Sampel Sampel Harga CBR
Kadar air
A B C
CBR 0,1" 0,2"
Berat cawan (W3) 7 7.5 6.5
Berat tanah basah + cawan Atas 0.742 0.742
(W1) 100 126.5 95
Berat tanah kering + cawan Rata – rata 0.742
(W2) 71.4 89.7 67.5

Berat Air (W1 - W2) 28.6 36.8 27.5


Kadar Air (W1 - W2)/(W2-
W3) 0.444 0.448 0.451

Rata - Rata Kadar Air 44.75

Tabel 6.3 data sampel CBR (1050 ml)

Data Sampel
Berat Cetakan +
11371
Tanah
Berat Cetakan 7416.0
Berat Tanah Basah
3955.0
(BTB)
Volume Cetakan 1,926.189
Berat Isi Basah
2.053
(γb)
Berat Isi Kering
1.4185
(γd)

UNIVERSITAS BENGKULU 6
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

Project : Mekanika Tanah Terapan Tanggal Praktikum : 29 Februari 2020


Lokasi pekerjaan : Lab. Mekanika Tanah Tanggal Selesai : 02 Maret 2020
Material : Tanah Handboring 2 meter Sumber material :Belakang Dekanat FT UNIB

PENENTUAN NILAI KEPADATAN DAN CAIR


(SNI 03-1744-2012)

Persamaan yang di dapat untuk grafik berat isi kering dan kadar air :
Y =
Y’ =
=
X = 40.3030
Y = ( ) ( )
Y = 1.43
Persamaan yang di dapat untuk grafik berat isi kering dan CBR :
Y =
1.43 =
X = 0.92
Jadi nilai CBR pada saat = 1.43 g/ yaitu sebesar 0.92

UNIVERSITAS BENGKULU 7
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

KEMENTE IAN I ET,TEKNO OGI AN PEN I IKAN TINGGI


UNIVE ITA ENGKU U
FAKULTAS TEKNIK
JL. WR Supratmam Kandang Limun Bengkulu 38371 A Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
E-mail : rektorat@unib.ac.id

PERHITUNGAN
1. Perhitungan Kadar Air
Kadar air =

Keterangan :
W1 =Berat cawan + tanah basah
W2 =Berat cawan + tanah kering
W3 =Berat cawan kosong

3
Berat isi basah ( ) = ( )
3
Berat isi kering ( ) = ( )

Volume = x (d2) x (t)

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah) – (Berat cetakan )


Tabel 6.1 Data sampel 1 (350 ml)
Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr) 10183.5
Berat cetakan (gr) 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) (gr) 2767.5
Volume cetakan (cm3) 1.926,189
erat isi basah (γb) 1.437
erat isi kering (γd) 1.105
Kadar Air 30.01 %

Perhitungan Sampel 1
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 16,150 kg

UNIVERSITAS BENGKULU 8
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm

a. Berat Tanah Basah (BTB) = (Berat mold + tanah) – (Berat mold)


= 10183.5 – 7416
= 2727.5 gr
1
b. Volume Cetakan = π d2 x (t- t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3

c. erat Isi asah (γb) =

= 1.437 gr/cm3

d. Berat isi kering (γd) =

= 1.105 gr/cm3
e. Kadar Air Sampel 1 ( ) =
( )
=( x 100 %
)

= 0.306 %
f. Kadar Air Sampel 2 ( ) =
( )
= x 100 %
( )

= 0.298%
g. Kadar Air Sampel 3 ( ) =
( )
= x 100 %
( )

= 0.296%
( )
h. Kadar Air Rata-Rata =

= 30.01 %

UNIVERSITAS BENGKULU 9
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

Tabel 6.2 Data sampel 2 (700 ml)


Data sampel
Berat cetakan + tanah (gr) 11072.0
Berat cetakan (gr) 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) (gr) 3656
Volume cetakan (cm3) 1.926,189
erat isi basah (γb) 1.898
erat isi kering (γd) 1,398
Kadar Air 35,81 %

Perhitungan Sampel 2
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 15,66 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
a. Berat Tanah Basah (BTB) = ( Berat mold + tanah ) – ( Berat mold)
= 11072.0 – 7416.0
= 3656.0 gr
1
b. Volume Cetakan = π d2 x (t- t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3

c. erat Isi asah (γb) =

= 1.898gr/cm3

d. Berat isi kering (γd) =

= 1.398 gr/cm3

UNIVERSITAS BENGKULU 10
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

e. Kadar Air Sampel 1 ( ) =


( )
= x 100 %
( )

= 0.364%
f. Kadar Air Sampel 2 ( ) =
( )
= x 100 %
( )

= 0.365%
g. Kadar Air Sampel 3 ( ) =
( )
= x 100 %
( )

= 0.346%
( )
h. Kadar Air Rata-Rata =

= 35,81%
Tabel 6.3 Data sampel 3 (1050 ml)
Data sampel
Beratcetakan + tanah 11731
Beratcetakan 7416.0
Berat Tanah Basah (BTB) 3955
Volume cetakan 1.926,189
eratisibasah (γb) 2.053
eratisikering (γd) 1.418
Kadar air 44.75 %

Perhitungan Sampel 3
Data-data :
Diameter Mold (d) = 15 cm
Tinggi Mold (t) = 17 cm
Berat Mold (w) = 15,66 kg
Tinggi spacer disk (t) = 6,1 cm
a. Berat Tanah Basah (BTB) = ( Berat mold + tanah ) – ( Berat mold)
= 11371 – 7416.0
= 3955 gr

UNIVERSITAS BENGKULU 11
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

1
b. Volume Cetakan = π d2 x (t- t spacer disk)
4
1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3

c. erat Isi asah (γb) =

= 2.053 gr/cm3

d. Berat isi kering (γd) =

= 1.418 gr/cm3
(W1  W2 )
e. Kadar Air Sampel 1 ( ) = x 100 %
(W2  W3 )
( )
= x 100 %
( )

= 0.44 %
(W1  W2 )
f. Kadar Air Sampel 2 ( ) = x 100 %
(W2  W3 )
( )
= x 100 %
( )

= 0.448%
(W1  W2 )
g. Kadar Air Sampel 3 ( ) = x 100 %
(W2  W3 )
( )
=( x 100 %
)

= 0.451%
( )
h. Kadar Air Rata-Rata =

= 44.75%
2. Perhitungan Pemadatan
1
 Volume Cetakan = π d2 x (t - t spacer disk)
4

UNIVERSITAS BENGKULU 12
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

1
= π (15)2 x (17 – 6,1)
4
= 1.926,189 cm3

 Berat isi basah =

1. Penambahan air 350 ml

(γb) =

= 1.437 gr/cm3
2. Penambahan air 700 ml

(γb) =

= 1.898gr/cm3

3. Penambahan air 1050 ml

(γb) =

= 2.372 gr/cm3
 Berat isi kering 100

1. Penambahan air 350 ml

(γd) =

= 1.105 gr/cm3
2. Penambahan air 700 ml

(γd) =

= 1.398 gr/cm3
3. Penambahan air 1050 ml

UNIVERSITAS BENGKULU 13
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

(γd) =

= 1.639 gr/cm3

UNIVERSITAS BENGKULU 14
1B MEKANIKA TANAH TERAPAN

UNIVERSITAS BENGKULU 15

Anda mungkin juga menyukai