Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MEKANIKA TANAH

PENYELIDIKAN LAPANGAN

“Metode Untuk Mengetahui Kondisi Tanah Dan Metode Tanah”

ASNAH
09320210029
C1

MUH PUTRAWAN HASIM


09320210203
C6

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karuniaNya yang masih memberikan kami kesehatan serta kekuatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mekanika tanah “ Penyelidikan
Lapangan untuk Mengetahui Kondisi Tanah”.
Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Tanah Dalam
tugas makalah ini, kami membahas atau menjelaskan bagaimana proses awal hingga
akhir menentukan beberapa pengujian tanah di lapangan.
Kami berharap dari hasil penelitian serta deskripsi makalah yang berjudul “Uji
Tanah diLaboratorium” ini dapat membantu para pembaca mengetahui teori tentang
bagaimana cara pengujian tanah di laboratorium.
Kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam tugas yang kami
susun ini terjadi kesalahan dalam hal berkata – kata maupun menjelaskan materi
yang di bahas dalam makalah ini. kami menyadari bahwa dalam tugas kami ini
masih belum sempurna dan masih perlu di tingkatkan lagi. Oleh karena itu, kami
sangat memerlukan saran dan kritik Anda.

Makassar , 04 APRIL 2023

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
PENYELIDIKAN LAPANGAN 4
A. Metode Mekanika Tanah 1
B. Penyelidikan Tanah 2
C. Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah 2
D. Penggunaan Hasil Penyelidikan Tanah Di Lapangan. 3
E. Tahapan Penyelidikan Tanah 3
F. Batasan Penyelidikan Tanah 5
G. Metode Penyelidikan Tanah Yang Dipergunakan 5

DAFTAR PUSTAKA

iii
METODE MEKANIKA TANAH

Masalah utama dalam usaha tani pada lahan kering berlereng bila tanpa
disertai tindakan konservasi tanah akan menimbulkan erosi tanah. Erosi tanah
menyebabkan terjadinya kerusakan lahan pertanian berupa kemunduran sifat-sifat
(fisik, kimia, dan biologi) tanah serta menurunkan produktivitas lahannya. Erosi
tanah sangat merugikan, produktivitas tanahnya semakin rendah. Peranan teknik
konservasi tanah sangat penting dalam menanggulangi erosi dan memperbaiki tanah
yang telah rusak. Teknik konservasi tanah adalah cara-cara pengawetan tanah, yang
merangkum tiga macam pengertian yaitu : a) melindungi tanah terhadap
kerusakankerusakan, b) memperbaiki tanah yang telah rusak, dan c) membuat tanah
sedapat mungkin menjadi subur. Dalam praktek penerapan teknik konservasi tanah di
lapangan, digunakan dua metode konservasi tanah yaitu metode konservasi mekanik
dan metode konservasi vegetatif. Metode konservasi mekanik adalah berupa
pembuatan bangunan-bangunan pencegahan erosi dan manipulasi mekanik tanah dan
permukaan tanah (pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan teras, guludan,
saluran pembuangan air (SPA), bangunan terjunan air (BTA), rorak, chekdam
sumbat gully, dan sebagainya. Sedangkan metode vegetatif ditujukan untuk
mengurangi energi pukulan butir-butir hujan di permukaan tanah, mengurangi
kecepatan aliran permukaan (run off), memperbesar kapasitas infiltrasi dan
mengurangi kandungan air tanah. Kemempanan teknik konservasi tanah di lahan
kering terhadap erosi tanah dan produktivitasnya berbeda untuk tiap lokasi. Hal ini
karena daya dukung lahan (spesifik tapak, sifat dan watak tanah serta iklim) yang
berlainan. Kesungguhan pengguna teknologi dalam menjalankan teknik konservasi
tanah ikut menentukan keberhasilan peningkatan lahan kering yang terdegradasi.
Penyelidikan tanah dilakukan antara lain untuk mengetahui jenis pondasi yang akan
digunakan pada konstruksi bangunan. Selain itu dari hasil penyelidikan tanah juga
dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung
konstruksi yang akan dibangun. Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih
alternatif jenis, kedalaman serta dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi masih
aman (jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur
itu mulai dikerjakan).

1
PENYELIDIKAN TANAH

A. Pengertian
Penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan
karateristik tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan
tanah/sifat tanah, mengetahui kekuata lapisan tanah dalam rangka penyelidikan tanah
dasar untuk keperluan pondasi bangunan, jalan, dll, kepadatan dan daya dukung
tanah serta mengetahui sifat korosivitas tanah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan
digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat
ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi
yang akan dibangun, Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis ,
kedalaman serta dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi masih aman. Jadi
penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai
dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanah kita bisa merencanakan
suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang pada akhirnya akan memberi rasa
kenyamanan dan keamanan bila berada didalam gedung. Penyelidikan tanah yang
dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP), Uji Boring, Uji Penetrasi Test (SPT)
dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil dilapangan untuk mengetahui sifat-
sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium. dengan menggunakan
Test.

B. Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah


Tujuan Penyeledikan Tanah Secara umum mencakup hal-hal berikut :
1. Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang
ditinjau.
2. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli
(disturbed).
3. Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras.
4. Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).
5. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan
yang sudah ada di sekitar lokasi yang ditinjau

2
6. Menentukan kapasitas daya dukung tanah.
7. Mengetahui kedalaman muka air tanah.
8. Memprediksi besar kecilnya penurunan yang akan terjadi.
9. Pada proyek jalan raya dan irigasi, penyelidikan tanah berguna untuk
menentukan letak-letak saluran, gorong-gorong, penentuan lokasi dan
macam bahan timbunan.

C. Penggunaan Hasil Penyelidikan Tanah Di Lapangan.


Hasil penyelidikan tanah di lapangan digunakan untuk :
1. Struktur baru:
a. Pemilihan jenis dan dalamnya pondasi.
b. Penentuan daya dukung (bearing capacity) pondasi
c. Untuk meramalkan penurunan pondasi
d. Untuk mengetahui muka air tanah
e. Untuk mengevaluasi tekanan tanah pada dinding,"abutment” jembatan.
f. Untuk mengatasi masalah-masalah konstruksi.
g. Untuk menentukan derajat kepadatan dari urugan("fill") di bawah
pelat,"pavement"dan dinding penahan tanah.
2. Struktur yang sudah ada("Existing structures")
a. Penyelidikan keamanan suatu struktur
b. Meramalkan penurunan
c. Menentukan cara-cara perbaikan jika struktur tersebut, tidak aman dan
mengalami penurunan berlebihan.
3. "Highway"(Jalan) dan lapangan terbang("airfield")
a. Penentuan lokasi jalan.
b. Penentuan dan pemeilihan material untuk urugan dan perawatan
"subgrade" jalan.
c. Perencanaan drainase, "culvert"(terowongan air).
d. Perencanaan potongan melintang jalan.
e. Perbaikan"subgrade"jalan.
f. Lokasi sumber material untuk pengurugan "base course" dan "wearing
course" jalan.
D. Tahapan Penyelidikan Tanah

3
Penyelidikan tanah biasanya tebagi atas 3 (tiga) tahap, antara lain pengeboran
atau penggalian lubang uji, pengambilan contoh tanah, dan pengujian contoh tanah.
Pengujian pun dilakukan pada tanah terganggu (disturbed sample) dan tanah tidak
terganggu (undisturbed sample). Tanah yang diambil untuk sampel pengujian
merupakan tanah asli, yaitu bebas dari humus dan akar tumbuh-tumbuhan.
Ketelitian dalam pengujian tanah sangat diperlukan. Terutama dalam
menentukan muka air tanah, karena data yang diperoleh untuk merencanakan
pondasi sangatlah mempengaruhi perencanaan pondasi, dan dapat menyebabkan
kesalahan dalam menganalisa stabilitas tanah.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelidikan tanah yaitu dengan
lubang uji( Test-pit), Bor tangan (Hand Auger), Bor Cuci ( Wash Boring),
Penyelidikan dengan pencucian (Wash Probing), dan Bor Putar (Rotary Drill).
Penyelidikan dengan lubang uji bertujuan untuk mengetahu kondisi lapisan
tanah dengan teliti. Cara ini memungkinkan untuk mengidentifikasi tanah secara
langsung, mengetahui dengan jelas kepadatan dan kondisi air tanah di lapangan.
Pengujian lubang uji biasanya dilakukan pada tempat-tempat penting suatu bangunan,
seperti pada letak kolom.
Bor tangan adalah pengujian sederhana dan relatif mudah dilakukan.
Penyelidikan dengan bor tangan sering digunakan pada proyek pembangunan jalan
raya, rel kereta apai, dan lapangan terbanga. Namun alat ini tidak dapat dilakukan
pada tanah pasir. Bor tangan dapat digunakan untuk penyelidikan maksimum
mencapai kedalaman 10 meter.
Bor cuci dilakukan dengan penyemprotkan air sambil memutar-mutar pipa
selubung. Alat ini digunakan untuk mengambil sampel terganggu, dan tidak dapat
digunakan pada jenis tanah berbatuan. Penyelidikan dengan pencucian pada dasarnya
sama dengan bor cuci, namun tujuannya adalah untuk mengetahui pertemuan antara
tanah lunak dengan tanah padat. Penyelidikan seperti ini sering dilakuakan pada
proyek pembangunan pelabuhan.
Bor putar atau alat yang sering disebut rotary drill ini dapat digunakan pada
jenis tanah apa saja. Alat ini dapat menyelidiki tanah padat dan berbatu hingga
kedalaman 40 meter. Alat ini juga dapat digunakan pada tanah berpasir. Cara kerja
alat ini yaitu dapat digunakan dengan tanpa menggunakan pipa selubung (casing).
Tahapan lainnya dari penyelidikan tanah antara lain :

4
1. Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200m untuk tanah normal dan 50 s/d 100m
untuk tanah lunak.
2. Penyelidikan detil : jarak titik 15 s/d 25m untuk bangunan persegi dan 25 s/d 50m
untuk konstruksi memanjang.
3. Minimum titik penyelidikan pada tahap detil : 3 sampai 5 lokasi diatur pada pola
teratur.
4. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan penting.
5. Sifat-sifat tanah dapat diperoleh dari uji coba didalam lubang bor atau melalui uji
laboratorium pada contoh tanah yang diperoleh dari pengeboran.Pengeboran
untuk penyelidikan tanah harus dilakukan dengan hati-hati dan sedapat mungkin
menjaga struktur asli tanah. Hasil uji didalam bor dan uji laboratorium sangat
tergantung dari kwalitas lubang bor atau contoh tanah yang diperoleh.

E. Batasan Penyelidikan Tanah


Batasan penyelidikan tanah tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
1. Jenis Tanah Pendukung.
2. Variasi Lapisan Tanah.
3. Kondisi Air Tanah.
4. Jenis Proyek.
5. Informasi Lain yang tersedia.
Penyelidikan tanah yang lebih teliti dibutuhkan apabila :
1. Lapisan Tanah Pendukung Sangat Bervariasi.
2. Bangunan yang penting dan besar.
3. Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi kegagalan
pondasi.
4. Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.

F. Metode Penyelidikan Tanah yang Dipergunakan:


1. Pemboran (Drilling)
Lubang-lubang bor (boreholes) hampir selalu merupakan bagian yang utama
dari setiap penyelidikan tanah. Ada bermacam-macam jalan untuk membuat lubang-
lubang bor, yang prinsip-prinsipnya dapat diutarakan sebagai berikut :
a) Bor Tangan (Hand Bores).

5
Bor tangan mempergunakan berbagai macam "auger" pada ujung bagian
bawah dari serangkaian setang-setang (rods) bor. Bagian atas dari rangkaian stang
bor ini mempunyai tangkai (handle) yang dipakai untuk memutar alat tersebut.
Dalam beberapa hal sering dipakai tripod (kaki tiga) dengan katrol dan tali
yang dipakai untuk mencabut kembali stang-stang dan auger-nya dari lubang bor
tersebut. Dengan mempergunakan tripod pemboran tangan mungkin dapat mencapai
kedalaman sampai 15 meter. Tanpa menggunakan tripod biasanya pemboran-tangan
hanya mencapai kedalaman 8 sampai 10 meter. Bor tangan hanya dapat dilakukan
dalam bahan-bahan yang cukup lunak, terutama dalam lempung lunak (soft clay)
sampai teguh) firm clay).
Adalah tidak mungkin untuk melakukan pemboran tangan dalam batuan
lunak (soft rock) atau dalam kerikil padat (dense gravel) dan sebagainya. Gambar L.1
menunjukkan bermacam-macam auger yang dipakai untuk melakukan pemboran-
tangan. Auger type "iwan" adalah yang paling umum.
Casing tidak biasa dipakai dalam pemboran-tangan, tetapi dapat juga dipakai
bila dipandang perlu. Misalnya untuk pemboran dalam bahan-bahan yang amat lunak
atau bahan-bahan yang lepas, yang akan mengalami keruntuhan, bila kita tidak
menggunakan casing. Juga apabila muka-air-tanah (water table) di tempat tersebut
amat tinggi, kita memerlukan pemakaian casing.
b) Pemboran dengan mesin (Machine Drilling)
Motor penggerak alat bor pada umumnya terdiri dari bagian-bagian berikut:
1. Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan kecepatan yang bisa di-
tur, dan dapat memberikan gaya ke bawah.
2. Pompa. untuk memompakan air pencuci (wash water) ke bawah, melalui
bagian dalam stang bor.
3. Roda pemutar (winches) dan derrick atau tripod untuk menaik dan
menurunkan stang-stang dan alat-alat bor ke dalam lubang.
Ada bermacam-macam alat bor (tools) yang dapat dipasang pada ujung ke bel
roda pemutar atau stang-stang bor. Dalam setiap hal, macam alat yang dipergunakan
disesuaikan dengan macam tanah dan maksud pembuatan lubang bor tersebut. Cara-
cara, dan macam alat-alat yang dipakai pada penggunaan alat-alat bor dengan motor
penggerak, dapat diutarakan secara ringkas seperti berikut :
1. Pemboran tumbuk (Percussion Drilling).

6
Pemboran-tumbuk dilakukan dengan memakai bermacarn-macam
auger dan alat-alat yang biasanya dikenal sebagai "cable tools". "Cable tools"
ini diikatkan pada ujung kabel dan diturunkan atau dijatuhkan ke bawah ke
dalam lubang bor dengan memakai roda pemutar dan tripod atau derrick.
Pemboran tumbuk biasanya dilakukan terhadap kerikil (gravels) dan pasir
(sands) di mana tidak mungkin dipakai auger atau core barrels.
2. Pemboran dengan air (Wash Boring).
Dalam bahan-bahan lunak atau yang lepas, kadang-kadang dilakukan
wash boring. Dalam hal ini, air dipompakan ke bawah melalui stang-stang
bor ke alat pemotong (cutting tools) atau pahat pemotong (cutting bit), dan air
pemboran ini mengangkut potongan-potongan atau hancuran tanah tersebut
kembali keatas permukaan tanah. Bahan-bahan -yang didapatkan ini
bercampur dengan air, dan hal ini tidak memungkinkan kita untuk
mendapatkan-keterangan-keterangan yang dapat dipercaya tentang keadaan
asli dari hahan-bahan tersebut di dalam tanah. Karena itu, wash boring tidak
dianjurkan untuk dilakukan manakala kita membutuhkan catatan-catatan yang
tepat mengenai bahan-bahan yang dibor tersebut.
3. Flight Auger dan Core Cutters.
Untuk pemboran menembus bahan-bahan yang lunak atau bahan yang
lepas, seperti lempung lanau (silt), dan pasir kelanauan (silty sands), dipakai
bermacam- macam flight auger dan core cutters. Flight auger teristimewa
baik dipakai bilamana dibutuhkan kemajuan yang cepat. Walaupun tanah
didapatkan tidak asli (disturbed), tetapi tanah tersebut masih menunjukkan
kadar air sebagaimana aslinya, karena pada pemboran tersebut tidak dipakai
pengaliran air. Core cutters dapat dipakai untuk mendapatkan inti (core) yang
sambung-menyambung dan dalam keadaan hampir asli (undisturbed). Dalam
bahan yang lunak core cutter dapat dengan mudah ditekan langsung kedalam
tanah tanpa diputar. Dalam bahan- bahan yang lebih keras mungkin kedua-
duanya harus dilakukan, yaitu dalam waktu yang bersamaan harus ditekan
Sambil Diputar.
2. Sumur - Sumur Percobaan ( Trial Pits)
Sumur-sumur percobaan (trial pits) atau sumur-sumur penyelidikan adalah
lubang-lubang hasil penggalian dengan tangan dengan ukuran diameter kira-kira 1

7
sampai 1,5 meter, ini dapat dilakukan, sampai suatu kedalaman tertentu, asalkan
kohesi bahan yang digali masih memungkinkan, dan permukaan air tanah di tempat
tersebut masih lebih dalam daripada dasar penggalian.
Dalam lapisan yang sangat tidak rembes air (impermeable) mungkin kita dapat
menggali sampai di bawah ketinggian muka air tanah setempat.
Lubang-lubang percobaan mempunyai keuntungan, yaitu bahwa lubang-lubang ini
akan bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang susunan lapisan tanah, dan
juga kita dapat mengambil contoh yang berupa potongan-potongan yang besar dari
dasar atau dinding lubang galian tersebut.
Tujuan utama dari pembuatan lobang bor dan penggalian sumur percobaan
ini adalah untuk mengetahui apa sajakah jenis tanah yang ada, dan berapa tebal dari
bermacam lapisan tanah yang dijumpai tersebut. Sambil melakukan pengeboran atau
penggalian, dibuat catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan yang dijumpai.
Catatan ini sebaiknya dibuat oleh orang yang terlatih dan berpengalaman
dalam cara-cara pembuatan catatan hasil pemboran (soil logging).
3. Pengambilan Contoh Tanah ( Soil Sampling ).
Sebagai lanjutan dari catatan-catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan tanah
ini, biasanya kita perlu melakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan mengenai
sifat-sifat dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya (water content),
kekuatan (strength), daya rembesan air, dan sebagainya. Penyelidikan ini biasanya
dilakukan di laboratorium, dan untuk kepentingan ini kita perlu mendapatkan contoh
dari lubang bor atau lubang-lubang percobaan, dan membawanya kembali ke
laboratorium.
Contoh-contoh ini ada dua macam, contoh tidak asli (disturbed) dan contoh asli
(undisturbed).
a. Contoh tidak asli (Disturbed Samples).
Contoh tidak asli diambil tanpa adanya usaha usaha yang dilakukan untuk
melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh-contoh ini biasanya dibawa ke
laboratorium dalam tempat tertutup (kaleng atau kantong plastik) sehingga kadar
airnya tidak akan berubah. Bilamana tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan
contoh-contoh tersebut pada kadar airnya yang asli, maka contoh-contoh ini dapat
diambil terbuka. Contoh tidak asli ini dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang

8
tidak memerlukan contoh asli (undistrubed samples), seperti ukuran butiran, Batas-
batas Atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya.
b. Contoh asli (Undisturbed Samples).
Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli
dari tanah yang ada padanya. Contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan dalam
struktur, kadar air (water content), atau susunan kimia. Contoh yang benar-benar asli
(truly undistrubed samples) tidaklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik
pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, maka
kerusakan-kerusakan terhadap contoh bisa dibatasi sekecil mungkin. Contoh asli
dapat diambil dengan memakai tabung-tabung contoh (sample tubes), core barrels,
atau dengan mengambilnya secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam
bentuk bongkah-bongkah (block samples).
c. Tabung Contoh (Sample Tubes)
Alat ini berupa silinder berdinding tipis yang disambung dengan stang-
stang bor dengan suatu alat yang disebut pemegang tabung contoh (sample tube
holding device). Alat ini terutama dipakai untuk lempung, yang lunak sampai yang
sedang. Tabung contoh ini dimasukkan ke dalam dasar lubang bor, dan kemudian
ditekan atau dipukul kedalam tanah asli yang akan diambil contohnya pada dasar
lubang bor. Tabung-tabung contoh yang biasanya dipakai di sini mempunyai
diameter dalam antara 6 sampai 7 cm.
Derajat kerusakan contoh-contoh tanah yang diambil dengan menggunakan
tabung-tabung contoh ini tergantung pada beberapa hal berikut :
1. Keadaan dan ukuran tabung contoh.
a. Tebal dinding harus setipis mungkin.
Perbandingan luasnya jangan lebih dari 10%, yaitu :
(D0 2 – D1 2 )/ D1 2 < 10%
Di mana D1 = diameter dalam tabung, D0 = diameter luar tabung
b. Permukaan dalam dan luar dari tabung harus licin.

c. Ujung-pemotong tabung harus cukup terpelihara, serta mempunyai


bentuk dan ukuran tertentu.
2. Cara Pelaksanaan.

9
Tabung dan contoh sebaiknya ditekan kedalam tanah secara langsung, dan
jangan dipukul. Ini biasanya hanya mungkin bila tersedia alat bor mesin
(drilling rig).
3. Cara membuat dan membersihkan lubang bor.
Tanah pada dasar lubang bor harus betul-betul asli, dan sebelum tabung
dimasukkan, kotoran-kotoran serta lumpur yang ada harus terlebih dahulu
dikeluarkan dari lubang bor. Setelah tabung contoh ditekan ke dalam
tanah, hendaknya dibiarkan dulu selama beberapa menit, dengan maksud
untuk memberi kesempatan bagi terjadinya pelekatan antara tanah dengan
permukaan dinding tabung. Kemudian tabung contoh ini diputar kira-kira
180°, untuk memotong tanah pada dasar tabung, sebelum mencabutnya
kembali. Setelah contoh diambil dari lubang bor, kemudian tabung contoh
tersebut ditutup dengan parafin pada kedua ujungnya, untuk mencegah
terjadinya pengeringan, dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk
diselidiki.
4. Percobaan Penetrasi ( Penetration Test )
Dengan menekan atau memukul berbagai macam alat ke dalam tanah, dan
mengukur besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan, kita dapat
menentukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda, dan mendapatkan
indikasi mengenai kekuatannya. Penyelidikan semacam ini disebut
percobaan penetrasi, dan alat yang dipakai disebut penetrometer. Karena
hai ini tidak memberikan keterangan- keterangan tentang jenis tanah,
maka dalam pemakaiannya sebaiknya selalu dihubungkan dengan lubang
bor. Panyelidikan semacam ini terutama dipakai untuk mendapatkan
keterangan pada titik-titik atau tempat-tempat di antara lubang-lubang bor.
Penetrometer dapat dibagi menjadi dua macam utama, yaitu p penampang
10 cm2, dan untuk kedua macam ini ujung ditekan ke bawah dengan suatu rangkaian
stang dalam dan casing luar. Pada macam standard, yang diukur hanya perlawanan
ujung (nilai konis). Ini dilakukan dengan menekan hanya pada stang dalam, yang
segera akan menekan konis tersebut ke bawah. Seluruh tabung luar tinggal diam.
Gaya yang dibutuhkan untuk menekan kerucut tersebut ke bawah diukur dengan
suatu alat pengukur (gauge) yang ditempatkan pada kerangka dongkrak dipermukaan
tanah. Setelah pengukuran dilakukan, konis, stang-stang dan casing luar dimajukan

10
sampai ke titik (kedalaman) di mana pengukuran berikutnya dilakukan dengan hanya
menekan casing luarnya saja. Hal ini secara otomatis akan mengembalikan konis
tersebut pada posisi yang siap untuk pengukuran berikutnya.
Pada penggunaan macam "friction sleeve", nilai konis dan hambatan
pelekat kedua-duanya diukur. Ini dilakukan dengan menekan stang dalam seperti
yang telah diterangkan dimuka. Pada permulaan hanya konis yang ditekan ke bawah,
dan dengan demikian hanya nilai konis yang diukur. Bila konis telah digerakkan
sejauh 4 cm maka dengan sendirinya ia akan mengait "friction sleeve", dan konis
beserta friction sleeve kemudian ditekankan ke bawah bersama-sama sedalam 4 cm.
Jadi nilai konis dan hambatan pelekat diukur bersama-sama. Nilai hambatan pelekat
didapatkan kemudian dengan mengurangkan besarnya nilai konis dari nilai jumlah
keseluruhan. Kemudian dengan menekan hanya casing (selubung) luarnya saja, konis,
friction sleeve, dan stang-stang secara keseluruhan akan tertekan ke bawah samppai
suatu kedalaman dimana dilakukan pembacaan berikutnya. Hal ini secara otomatis
akan mengembalikan konis dan friction sleeve pada posisi yang siap untuk
pengukuran berikutnya. Pembacaan biasanya dilakukan setiap 20 cm.
Dengan alat sondir adalah mungkin untuk mencapai kedalaman 30 meter
atau lebih, bila tanah yang diselidiki benar-benar lunak. Ada dua macam kerangka
yang dipakai untuk menekan stang-siang ke bawah, yaitu alat yang setengah-berat
(medium weight) dan alat yang berat (heavyweight device).
Alat yang setengah berat dapat dipakai untuk pengukuran nilai konis
sampai 150 kg/cm2. Alat yang berat dapat mengukur besaran sampai 400 kg/cm2.Nilai
konis digambar dalam kg/cm2 dan hambatan pelekat (skin friction) digambar sebagai
jumlah untuk kedalaman yang bersangkutan per cm keliling, yaitu dalam kg/cm.
Hambatan pelekat setempat kemudian diperoleh dari kemiringan (gradien) dari kurva
ini terhadap sumbu vertikal. Hasil alat sondor memberikan gambaran yang baik
mengenai kondisi tanah, walaupun tidak memberikan keterangan mengenai terdiri
dari apa sajakah tanah tersebut.
Dalam hal ini adalah mungkin untuk sekalian menentukan secara tepat
kedalaman dari bermacam-macam lapisan tanah yang dijumpai dengan alat tersebut.
Alat sondir ini sangat cocok untuk keadaan di Indonesia, karena di sini
terdapat banyak lapisan lempung yang dalam dengan kekuatan yang rendah sehingga
tidak sulit ditembus dengan alat ini.

11
Sebaiknya dapat dimengerti dengan jelas bahwa nilai konis yang
diperoleh dengan alat sondir ini tidak dapat disamakan dengan daya dukung tanah
yang bersangkutan, Nilai konis merupakan suatu angka empiris, yang mungkin dapat
dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat lain daripada tanah tersebut. Misalnya
nilai sondir pada lapisan pasir dapat dipakai sebagai petunjuk mengenai kepadatan
relatif (relative density) pasir tersebut.

a. Standard Penetration Test


Percobaan ini adalah suatu macam percobaan dinamis yang berasal
dari Amerika Serikat. Suatu alat yang dinamakan "split spoon sampler"
dimasukkan ke dalam tanah pada dasar lubang bor dengan memakai
suatu beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yang
dijatuhkan dari ketinggian 30 in (75 cm). Setelah "split spoon" ini
dimasukkan 6 ini. (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk
memasukannya 12 in. (30 cm.) berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut
nilai N (N number or N value) dengan satuan pukulan/kaki (blows per
foot). Setelah percobaan selesai, split spoon dikeluarkan dari lubang bor
dan dibuka untuk mengambil contoh tanah yang tertahan di dalamnya.
Contoh ini dapat dipakai untuk percobaan klasifikasi semacam Batas
Atterberg dan ukuran butir, tetapi kurang sesuai untuk percobaan lain
karena diameter terlampau kecil dan tidak dapat dianggap sungguh-
sungguh asli.
Nilai "N" yang diperoleh dengan percobaan Standard Penetration Test
dapat dihubungkan secara empiris dengan beberapa sifat lain daripada
tanah yang bersangkutan. Hubungan-hubungan semacam ini dapat dilihat
dalam buku Soil Mechanic in Engineering Practice oleh Terzaghi dan
Peck.
5. Vane Test.
Percobaan yang disebut vane test adalah suatu cara untuk mengukur
kekuatan geser setempat pada tanah yang berbutir halus, yaitu lempung atau lanau.
Alat vane dipasang pada ujung stang-stang bor dan ditekan supaya masuk ke dalam
tanah pada dasar lubang bor. Setelah dimasukkan, vane diputar sehingga terjadi
pergeseran pada suatu bidang tanah yang berbentuk silinder.

12
Dengan alat pengukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang bekerja
pada saat terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi ini kita dapat menentukan
kekuatan geser dari tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan geser "undrained".
Momen torsi dapat ditentukan dengan menghitung momen perlawanan dari
kekuatan geser tanah, yaitu :
Alat vane ini sangat baik untuk menentukan kekuatan geser pada lapisan
lempung yang lunak, karena pengambilan contoh asli dari tanah semacam ini sering
sangat sulit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Heriyadi, B. (2001). Pedoman Penyelidikan Tanah.


Ii, B. A. B. (2019). 13 Institut Teknologi Nasional. Institut Teknologi Nasional, 13–
32.
Krisantos Ria Bela, & Paulus Sianto. (2022). Penyelidikan Tanah Menggunakan
Metode Uji Sondir. Eternitas: Jurnal Teknik Sipil, 2(1), 50–58.
(Notohadipawiro, 2000; Idjudin, 2006).
Prayogo, K., & Saptowati, H. (2016). Penyelidikan struktuur dan karakteriistik tanah
untuk desain Pondasi Iridiatir Gamma kapasitas 2 MCi. Jurnal Perangkat
Nuklir, 10(1), 30–49.
Heriyadi, B. (2001). Pedoman Penyelidikan Tanah.

14

Anda mungkin juga menyukai